Anda di halaman 1dari 20

PEMODELAN

DAN
SIMULASI KEBAKARAN

 Pendahuluan dan pengertian pemodelan


kebakaran,
 Konsep fenomena terjadi kebakaran,
 Macam-macam model kebakaran
 Simulasi software fire model.

1
Melalui program training ini diharapkan peserta dapat
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam :
• Memahami fire modeling,
• Memahami fenomena kebakaran di tempat kerja,
• Memahami konsep simulasi fire model terkait potensi
bahaya kebakaran di tempat kerja.

Untuk memprediksi fenomena kebakaran, memperkirakan laju dan waktu


evakuasi, perilaku manusia dalam menghadapi kebakaran, pengaruh
kebakaran terhadap korban jiwa manusia dan berbagai kepentingan lainnya.

Melalui simulasi kebakaran dengan Fire model untuk mengevaluasi


phenomena kebakaran mulai dari material yang terbakar, waktu dan laju
perambatan panas dan asap, waktu dan laju evakuasi, dan sebagainya.

Untuk model kebakaran yang memberikan gambaran tentang fenomena


kebakaran yang sangat berguna dalam memprediksi potensi Hazard yang
terkandung didalam setiap aktifitas kegiatan di Gedung/ industry dengan
berbagai variasi populasi dan klasifikasi tingkat bahaya maupun dalam
penyimpanan, mengalirkan dan memproses bahan kimia mudah terbakar dan
meledak, dan sebagainya.

2
Fire Model merupakan suatu model yang memberikan gambaran
tentang fenomena kebakaran yang diawali dengan terbentuknya
api, kemudian diikuti oleh perambatan dan penyebaran panas dari
material ke material lainnya, dilanjutkan ke dinding, langit-langit
dan lantai, penyebaran udara panas keluar ruangan daerah yang
terbakar, penyebaran jumlah dan konsentrasi asap hasil
pembakaran dari satu ruangan ke ruangan lain.

Pengertian Simulasi Kebakaran


Prediksi pertumbuhan bahaya (salah satunya) dengan
menggunakan model kebakaran.

PEMAHAMAN

3
SEGITIGA API

Bahan Bakar :
Cair = gasolin, aseton, eter, pentana
Padat = plastik, serbuk kayu, serat, partikel logam
Gas = asetilen, propana, methane, hidrogen

Pengoksidasi (Oxidizer) :
Gas = oksigen, fluorin, klorin
Cair = hidrogen peroksida, asam nitric, asam perklorik
Padat = peroksida logam, amonium nitrit

Sumber Penyulutan :
Bunga api (spark), nyala (flame), listrik statik, kalor (heat)

TETRAHEDRON API

4
KARAKTERISTIK BAHAN
BAKAR :
Bahan Bakar Gas
Tipe nyala gas (nyala difus dan tercampur / premixed) : nyala laminer vs
turbulen, stasioner vs propagasi
Penyulutan gas : energi minimum dalam udara dan oksigen (contoh metana
CH4 dalam udara perlu energi 300 mikro Joule, dalam oksigen murni 3 mikro
Joule), temperatur penyulutan termal (contoh metana CH4 537oC, hidrogen H2
400oC).
Batas flamabilitas dan laju propagasi dari nyala tercampur : LFL-UFL
(volume%), kecepatan pembakaran, deflagrasi vs detonasi.
Mekanisme kimia pembakaran : mekanisme reaksi rantai
Besar radiasi dari nyala api, tergantung : luas permukaan, temperatur nyala,
emisivitas nyala [tergantung kadar soot dan ketebalannya], jarak.
Informasi seputar gas-gas berbahaya : hidrogen H2, asetilen C2H2, etilen
C2H4, dan amonia NH3.

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR :


Bahan Bakar Cair

Dua pertanyaan penting :


1. Apakah cairan tersebut merupakan flammable?
2. Bagaimana kebakaran cairan flammable tersebut ditangani?

Sebelum menjawabnya, perlu diperhatikan kategori kebakaran cairan :


1. Merupakan pool bahan bakar, seperti pada tangki terbuka atau hasil dari
tumpahan.
2. Cairan yang mengalir, seperti dari tangki yang bocor.
3. Merupakan spray (dari orifice kecil dengan tekanan tinggi).
4. Merupakan lapisan tipis (sebentuk busa atau gelembung yang
mengambang).
5. Cairan terkurung (dalam bejana tekan dengan api luar – BLEVE), seperti
tangki gas LPG. Akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Terkait dengan operasi pemadaman : apakah sangat larut dalam air (misal aseton dan
alkohol), sehingga dapat diencerkan dengan air atau tidak (misal minyak), tetapi
mengambang dalam air.
Perlu dipahami mengenai : titik nyala dan titik api, laju pembakaran pool bahan bakar,
laju penyebaran nyala di atas permukaan cairan, dan fenomena BOILOVER.

5
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR :
Kelas Cairan
Bahan Bakar Cair

Karena pembakaran secara aktual terjadi pada fasa uap, cairan kombustibel
yang paling berbahaya adalah yang memiliki tekanan uap tinggi, atau
volatilitas. Ukuran empiris yang mengkombinasikan volatilitas dengan
kapabilitas untuk menghasilkan panas adalah penentuan titik nyala.

Persyaratan untuk penyimpanan dan penggunaan yang aman dari cairan


flamabel atau kombustibel tergantung pada klasifikasinya. Diantisipasi bahwa
dalam banyak daerah, temperatur ruangan dapat mencapai 37.8ºC. Oleh
karena itu, seluruh cairan dengan titik nyala di bawah 37.8ºC disebut cairan
Kelas I.
Dalam sejumlah daerah, temperatur ambien dapat melebihi 37.8ºC,
membutuhkan hanya derajat sedang pemanasan untuk membawa cairan
tersebut ke flash pointnya. Berdasarkan konsep ini, dikelompokkan dari 37.8
ke 60ºC ditetapkan sebagai rentang flash point cairan Kelas II.
Karena cairan dengan flash point lebih tinggi dari 60ºC akan memerlukan
pemanasan dari sumber tertentu selain temperatur udara ambien, maka
diidentifikasikan cairan Kelas III.

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR :


Bahan Bakar Padat

Terkait kebakaran bahan bakar padat, perlu diperhatikan :


1. Kalor gasifikasi, penyulutan, pengarangan (charring), dan peleburan
(melting)
2. Flamabilitas (kemudahan penyulutan, laju penyebaran nyala, laju
pelepasan kalor / laju pembakaran, titik terendah konsentrasi
oksigen).
Perlu dipahami mengenai karakteristik kebakaran bahan :
1. Bahan alami selulosik dan bahan alami lain.
2. Bahan polimer sintetik (polimer adisi, polimer kondensasi)
3. LOI (Indeks Pembatas Oksigen)
4. Pengaruh bahan penghambat api (fire retardant)
5. Bahan komposit dan perabot
6. Logam (umumnya merupakan proses yang sangat eksotermik,
contoh: magnesium, aluminium, besi dan baja, titanium, logam alkali,
dan logam lain seperti: zirkonium, hafnium, kalsium, zinc, uranium,
thorium, dan plutonium)

6
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR :
Bahan Bakar Padat

Indeks Oksigen Pembatas /Limiting Oxygen Index (LOI) adalah suatu cara
untuk mengukur kecenderungan suatu serat / fabric, sekali tersulut, untuk terus
mengalami pembakaran setelah sumber penyulutan dihilangkan.

LOI didefinisikan sebagai : konsentrasi volume minimum oksigen dalam


campuran oksigen dan nitrogen yang menunjang pembakaran bahan menerus
ketika tersulut pada posisi vertikal pada ujung atasnya.

Contoh serat katun memiliki LOI 19 %, berarti bahwa, jika olsigen dikurangi
hingga di bawah 19 %, kain katun tersebut tidak akan terus terbakar setelah
sumber penyulutan dihilangkan.

Semakin tinggi LOI suatu kain, semakin besar kemungkinannya bahwa untuk
berhenti terbakar sekali sumber penyulutan dihilangkan. Kain dengan
temperatur penyulutan tinggi dan LOI tinggi dapat diperkirakan aman untuk
baju dan perabot, karena akan tidak tersulut segera dan akan tidak terus
terbakar setelah sumber penyulut dihilangkan.

MACAM MODEL KEBAKARAN


Bahan Bakar Kalor Oksidan

MODEL
PENYULUTAN
Penyulutan sitas

Geometri Susunan Bahan Lingkungan MODEL


Ruangan Bakar PEMBAKARAN

Penyebaran Produk MODEL ZONA &


Kebakaran MODEL RUANG

Deteksi Toksisitas Visibilitas MODEL DETEKSI


Otomatik MODEL PRODUK KBKRN

Alarm Penghuni Tak Bereaksi MODEL


EVAKUASI
MODEL
Dinas Kebakaran Aksi Fatal RESPONS
DINAS
KEBAKARAN
MODEL
Pemadaman Kebakaran Penyelamatan PEMADAMAN
Otomatik / Manual

Terkendali Tak Terkendali


MODEL FLASHOVER
MODEL RESPONS
STRUKTUR BANGUNAN
Respon Struktur Bangunan
MODEL PASCA FLASHOVER

Bertahan Runtuh

Padam

7
ANALISA POTENSI BAHAYA
(HAZARD ANALYSIS)

 Apakah ada potensi bahaya (hazard) ?


 Kapan potensi bahaya tersebut akan menjadi
berbahaya ?
 Seberapa besar dampak yang mungkin terjadi ?
 Sudah siapkah menghadapi kemungkinan terburuk
yang dapat terjadi ?

Gambar
Sistimatika Risk Assessment

8
Fire Risk Assessment Steps

Ref : Fire Protection Handbook


FIGURE 3.8.6 Fire Risk Assessment Steps

Tahap Pemahaman Sistem

Pelajari dan pahami kondisi yang ada, seperti :


• Karakteristik bahan material (flammable liquids, Combustible
Liquid, gas) perhatikan data SDS/ MSDS,
• Kondisi operasi proses, sumber energi,
• Sarana/peralatan yang digunakan,
• Kondisi lingkungan (ambient temperatur, kecepatan dan arah
angin dll.)
• Kondisi ruangan untuk gedung yang meliputi jumlah fire load
yaitu beban panas yang dilepas ketika terbakar.

Keakuratan dan ketersediaan informasi data sangat diperlukan dalam


menganalisa potensi bahaya, karena jika terdapat kesalahan informasi,
akan bias dalam analisanya.

9
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Keterangan bahwa simbol/label berwarna mengindikasikan :


 Biru = berbahaya terhadap Kesehatan (Rating 0 – 4)
 Merah = kemudahan terbakar (Rating 0 – 4)
 Kuning = reaktivitas (Rating 0 – 4)
 Putih = informasi bahaya khusus

STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA


(HAZARD COMUNICATION)

10
Tahap Pemahaman Sistem

Potensi kebakaran dibedakan atas karakteristik dan klasifikasi:

• Potensi kebakaran disebabkan material yang terbakar seperti : cairan yang


mudah terbakar, gas, bahan kimia, bahan peledak, plastik, debu yang mudah
terbakar dan meledak, dan sebagainya.

• Potensi kebakaran gudang atau tempat penyimpanan bahan seperti gudang dalam
ruangan terbuka dan tertutup, penyimpaanan gas, cairan mudah terbakar atau
penyimpanan bahan material, dll.

• Potensi kebakaran pada proses seperti: tungku pembuat uap (boiler furnace),
sistem oven/ panas, pemisahan pelarut, proses grinding, peralatan proses kimia dll

Tahap Identifikasi Bahaya

Suatu cara untuk mengidentifikasi suatu material, sistem,


proses dan karakteristik plantyang dapat menghasilkan
konsekuensi yang tidak diinginkan yang diakibatkan dari
kecelakaan
Berbagai metoda yang dapat dilakukan yaitu :
• Metoda Reaktif: menunggu terjadinya kegagalan yang menimbulkan
kecelakaan atau bahkan korban jiwa dan kerugian aset, setelah itu
baru dilakukan investigasi untuk mempelajari sebab-sebab terjadinya
kecelakaan, kemudian direkomendasikan cara-cara/ metoda, prosedur
atau modifikasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cara
penanggulangan jika terjadi kecelakaan.
• Metoda preventif: mempelajari/atau memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi atau pengumpulan data dari
pengalaman kecelakaan yang terdahulu pada kegiatan yang sama.

11
Tahap Skenario Identifikasi

Setelah bahaya diketahui maka langkah selanjutnya adalah pembuatan skenario.


Berbagai skenario dapat dibuat berdasarkan kondisi atau sistem yang ada.

Contoh skenario yang mungkin terjadi pada peralatan proses atau tanki/vessel
penampung gas adalah terjadi kebocoran
Skenario 1, jika gas yang bocor adalah gas beracun maka gas akan bercampur
dengan udara dan tertarik angin, jika manusia menghirup atau terpapar gas
beracun akan berdampak pada kesehatan.
• Jika berat jenis gas lebih ringan atau sama dengan udara maka penyebaran
gas

penyebaran gas ringan atau sama dengan udara


(plume bouyant gas dispersion)

Tahap Skenario Identifikasi


• Jika berat jenis gas lebih berat dari udara maka penyebaran gas
skenario

penyebaran gas berat (plume heavy gas dispersion)

Estimasi dampak bahaya


Prediksi arah dan kecepatan penyebaran campuran gas & udara serta
konsentrasinya

12
Contoh skenario

LPG banyak digunakan di indsutri maupun di perumahan


untuk keperluan berbagai kegiatan. Jika terjadi kebakaran
disekitar botol LPG, atau botol LPG terkena paparan panas,
bagaimana dampaknya?

SKENARIO TABUNG GAS LPG

Tabung gas lpg

Tabung/selang Tabung/selang BLEVE


bocor terpapar panas ESTIMASI DAMPAK

JET FIRE LANGSUNG


ESTIMASI TERBAKAR TIDAK LANGSUNG TERBENTUK
DAMPAK TERBAKAR AWAN UAP

ESTIMASI
DAMPAK TIDAK TERBAKAR TERBAKAR
GAS
BERACUN

FLASH FIRE TERBAKAR PADA TERBAKAR PADA VAPOR CLOUD


Estimasi dampak AREA TERBUKA AREA TERTUTUP EXPLOSION
TERTUTUP PARTIAL

13
ESTIMASI DAMPAK
Perhitungan/pengukuran secara matematis akibat atau dampak
didasarkan atas sekenario yang telah dibuat.

Dalam perhitungan matematis dampak kejadian, parameter yang


diambil adalah besaran-besaran yang terkait dengan potensi
bahaya terhadap manusia dan aset, adalah jika terjadi kebakaran
dengan jenis Bleve maka parameter untuk perhitungan adalah
fatality dan kerusakan asset akibat ledakan.

ESTIMASI DAMPAK

Vapor Cloud Explosion


Ledakan awan uap, yang diawali terlepasnya uap/gas bahan mudah
terbakar ke atmosfir dan bercampur dengan udara pada daerah yang
bisa terbakar, jika ketemu dengan sumber energi akan terbakar dan
meledak. Ledakan ini memberikan gambaran tentang tingkat keparahan
ledakan. Untuk memprediksi besarnya pelepasan energi ledakan
biasanya diestimasi berdasarkan ekivalen ledakan TNT (Tri NitroTulene).

BLEVE
Boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE) adalah kejadian
pelepasan gas cair atau cairan bertekanan dengan masa yang besar
secara tiba-tiba ke atmosfir. Kejadian ini dipicu oleh adanya paparan
panas ke dinding tanki/vesel, yang mengakibatkan lemahnya struktur
kekuatan dinding dan menimbulkan pecahnya tanki/vessel secara tiba-
tiba.

14
SKENARIO & ESTIMASI DAMPAK

Contoh skenario kejadian pada industri kimia yang


memproses/mengalirkan/menampung bahan beracun/mudah terbakar adalah
seperti pada tabel berikut

No. Skenario Parameter berbahaya Estimasi Dampak kejadian


Penyebaran gas Tingkat keracunan Area Paparan gas terhadap
1.
beracun (konsentrasi gas) manusia
2. Pool Fire Radiasi Panas Tinggi flame & Radius aman
3. Tinggi, radius dan durasi fire ball
BLEVE Radiasi panas
Fatality & injury zone
4. Area yang terkena dampak ledakan
Vapor cloud
Besaran Blast wave (fatality zone dan structure damage
explosions zone)

sumber dan skenario

15
ALOHA (Areal Locations of Hazardous Atmospheres)
Salah satu program komputer (software fire model) yang dirancang khusus
untuk digunakan untuk menanggapi pelepasan bahan kimia, serta untuk
perencanaan dan pelatihan darurat.

ALOHA
Memodelkan bahaya utama—toksisitas, sifat mudah terbakar, radiasi termal
(panas), dan tekanan berlebih (ledakan), terkait dengan pelepasan bahan
kimia yang mengakibatkan dispersi gas beracun, kebakaran, dan/atau
ledakan.

ALOHA dikembangkan bersama oleh National Oceanic and Atmospheric


Administration (NOAA) dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA/
Environmental Protection Agency)

ALOHA
(AREAL LOCATIONS OF HAZARDOUS ATMOSPHERES)

 ALOHA adalah model penyebaran udara, yang dapat digunakan


sebagai alat untuk memprediksi pergerakan dan penyebaran
gas.
 Memprediksi konsentrasi polusi, sesuai dengan arah angin dari
sumber tumpahan/bocoran, berdasarkan ;
• Karakteristi/sifat fisik material yang tumpah/bocor.
• Kondisi area dimana material tumpah/bocor, kondisi
cuaca,dan lingkungan area yang tumpah/ bocor
• Serta model kebakaran seperti BLEVE, Jet fire vapor, Cloud
Explosion
 ALOHA, seperti sofware komputer, dapt juga memprediksi secara
cepat dalam bentuk grafik untuk mempermudah penyelesaian
persoalan serta membantu dalam perencanaan darurat atau
(emergency response or planning)
 ALOHA hanya sebagai alat untuk memprediksi, keakuratan data
pendukung sangat berpengaruh dalam perhitungan/hasil akhir
dan analisa.

16
ALOHA
(AREAL LOCATIONS OF HAZARDOUS ATMOSPHERES)

ALHOA memodelkan tiga kategori bahaya:


• Dispersi Gas Beracun,
• Kebakaran, dan
• Ledakan.

ALOHA mempekerjakan beberapa model yang berbeda, termasuk model dispersi


udara yang digunakan untuk memperkirakan pergerakan dan dispersi awan gas kimia.
Dari model ini, ALOHA mampu memperkirakan dispersi gas beracun, nilai tekanan
berlebih dari ledakan awan uap, atau area yang mudah terbakar dari awan uap.

ALOHA
menggunakan model tambahan untuk memperkirakan bahaya yang terkait dengan
kebakaran dan ledakan lainnya. ALOHA akan memberikan hasil dalam format grafik
yang mudah digunakan. Ini dapat membantu selama tanggap darurat atau
perencanaan untuk respons terhadap potensi bahaya tersebut.

ALOHA
(AREAL LOCATIONS OF HAZARDOUS ATMOSPHERES)

Tingkat Kekhawatiran Radiasi Termal. Tingkat Kekhawatiran Radiasi


Termal (Levels of Concern/ LOC) adalah ambang batas tingkat radiasi
termal, yang biasanya tingkat di atas bahaya yang mungkin ada.

Saat membuat/menjalankan skenario kebakaran, ALOHA akan


menampilkan tiga nilai LOC default. ALOHA menggunakan tiga nilai
ambang (diukur dalam kilowatt per meter persegi dan dilambangkan
sebagai kW/m2) untuk membuat zona ancaman default:
• Merah : 10 kW/m2 (berpotensi mematikan dalam 60 detik);
• Oranye : 5 kW/m2 (luka bakar derajat dua dalam 60 detik); dan
• Kuning : 2 kW/m2 (nyeri dalam 60 detik).

17
Batasan ALOHA
Hasil prediksi ALOHA, kurang akurat, jika
• Kecepatan angin sangat rendah
• Kondisi atmosfir yang sangat stabil
• Arah angin yang berputar karena adanya
dampak bangunan
• Konsentrasi disekitar area bocoran

SITE DATA:
Location: BATON ROUGE, LOUISIANA
Building Air Exchanges Per Hour: 0.58 (unsheltered single storied)
Time: February 20, 2022 2230 hours CST (user specified)

CHEMICAL DATA:
Chemical Name: BENZENE
CAS Number: 71-43-2 Molecular Weight: 78.11 g/mol
AEGL-1 (60 min): 52 ppm AEGL-2 (60 min): 800 ppm AEGL-3 (60 min): 4000 ppm
IDLH: 500 ppm LEL: 12000 ppm UEL: 80000 ppm
Carcinogenic risk - see CAMEO Chemicals
Ambient Boiling Point: 80.1° C
Vapor Pressure at Ambient Temperature: 0.13 atm
Ambient Saturation Concentration: 134,835 ppm or 13.5%

ATMOSPHERIC DATA: (MANUAL INPUT OF DATA)


Wind: 7 miles/hour from sw at 10 meters
Ground Roughness: open country Cloud Cover: 7 tenths
Air Temperature: 80° F Stability Class: D
No Inversion Height Relative Humidity: 75%

SOURCE STRENGTH:
BLEVE of flammable liquid in vertical cylindrical tank
Tank Diameter: 4 feet Tank Length: 5.32 feet
Tank Volume: 500 gallons
Tank contains liquid
Internal Storage Temperature: 80° F
Chemical Mass in Tank: 1.82 tons Tank is 100% full
Percentage of Tank Mass in Fireball: 10%
Fireball Diameter: 32 meters Burn Duration: 3 seconds
Pool Fire Diameter: 22 meters Burn Duration: 40 seconds
Flame Length: 38 meters

THREAT ZONE:
Threat Modeled: Thermal radiation from fireball
Red : 70 meters --- (10.0 kW/(sq m) = potentially lethal within 60 sec)
Orange: 99 meters --- (5.0 kW/(sq m) = 2nd degree burns within 60 sec)
Yellow: 155 meters --- (2.0 kW/(sq m) = pain within 60 sec)

18
19
Referensi
 Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan
 Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 ALOHA program, National Oceanic And Atmospheric, Administration
Environmental Protection Agency, USA - tahun 2007
 Fire Safety Risk Assessment, Small and Medium Places of Assembly, on behalf
of the Department of Health, Social Services and Public Safety, tahun 2013.
 Handbook of Fire and Explosion Protection Engineering Principles for Oil, Gas,
Chemical, and Related Facilities, Dennis P. Nolan, Saudi Aramco, United States
tahun 2019.
 Dows Fire & Explosion Index Hazard Classification Guide, the American Institute
of Chemical Engineers, New York, tahun 1994.

20

Anda mungkin juga menyukai