Anda di halaman 1dari 74

TEORI DASAR API &

ANATOMI KEBAKARAN
Disusun:
Nita Aryanti
Teknik Kimia, Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BIODATA

WORKSHOP

• Pelatihan Penanggulangan Bahaya Kebakaran sebagai


Bentuk Upaya Pencegahan Bahaya Kebakaran di
lingkungan Universitas Diponegoro, 2021
• Training on Occupational Safety and Health (OSH) Expert,
(Ahli K3 Umum), Kementrian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia, 2021
Prof. Ir. Nita Aryanti, ST, MT, Ph.D., IPM • Training Competence and Workshop 1st Aider – P3K
Departemen Teknik Kimia Undip (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan), 2021
• Workshop Outcome-Based Education (OBE): Course
Assessment, 2021
PENDIDIKAN
• Worshop OBE: Program Assessment, 2021
ST : Teknik Kimia, Undip - 1998 • Workshop PRIORITIES, Edusquad PII, 2020
MT : Teknik Kimia, ITB– 2001
• Workshop on 21st Century Learning for Engaging
Ph.D : Chemical Engineering, University of
Millennials Part 2, 2019
Leeds, UK – 2009
Ir : Universitas Gajah Mada, 2021 • Pelatihan Calon Evaluator IABEE, 2019
Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Cilacap : 13-11-2021
TUJUAN PEMBELAJARAN

Teori Dasar Api


Bahan Bakar, Oksigen, Panas dan
01 Klasifikasi dan
Karakteristik Api
Rantai Reaksi Kimia
02
Prinsip Teknik
04 Prinsip Pencegahan
Pemadaman 03 Kebakaran
PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN

• Definisi api dan kebakaran


• Segitiga api dan tetra hedron api
• Prinsip pemadaman api
• Klasifikasi kebakaran
• Media pemadam
PEMAHAMAN

APAKAH
APAKAH API? KEBAKARAN?
Proses oksidasi cepat yang Api yang tidak terkontrol dan
menghasilkan panas dan tidak dikehendaki karena dapat
cahaya menimbulkan kerugian harta,
benda dan korban jiwa
PEMAHAMAN
• Api → hasil akhir dari sejumlah reaksi kimiawi (pembakaran/oksidasi) yang berunsurkan:
• Bahan bakar, Oksigen, Panas
• Pembakaran → reaksi berantai yang menghasilkan energy panas yang cukup untuk
disebarkan kepada bahan bakar lainnya, sehingga ikut terbakar

API
Kebakaran
Tidak terkendali

• Tidak terkendali
Pembakaran • Menimbulkan kerugian
GEJALA FISIK API
Panas
1. TERMAL
• Panas dan Nyala
Nyala Api Api

Cair
2. NON-TERMAL
• Asap dan Gas Gas/
Asap
Padat
DEFINISI NYALA API
• Nyala api adalah zat yang berpijar dalam proses,
1. Reaksi kimia
2. Oksidasi
3. Eksotermal
PENYEBARAN PANAS
Konduksi → nyala api
menyala karena kontak
langsung benda padat dengan
sumber api, atau benda lain
yang terbakar
Konveksi → panas dari nyala
api naik ke arah atas, dan jika
terakumulasi dapat menjadi
nyala api yang baru
Radiasi → panas dari sumber
nyala api bisa terpancarkan ke
benda lain tanpa perlu adanya
media
TAHAP PERKEMBANGAN API

• Perkembangan api / kebakaran yand terjadi dalam ruangan/bangunan dapat


dikenali melalui 4 tahap yaitu, tahap awal, flashover, mantap dan
surut/pendinginan
Percobaan 1
Perlahan nyala api
padam karena oksigen
berkurang/habis

Lilin Menyala,
Kadar O2 min.
Diperlukan unsur
20,8% O2 (Oksigen)
untuk dapat
AIR terjadi nyala api
Percobaan 2

disulut

BENSIN
Percobaan 3

disulut

SOLAR

PANAS
Percobaan 4

disulut

OLI

PANAS
TEORI SEGITIGA API

O2
OKSIGEN PANAS

• Batas atas api terbakar


• Batas bawah api terbakar
• Flash point
BAHAN BAKAR • Auto ignition
TEORI SEGITIGA API
BAHAN BAKAR
Setiap jenis bahan yang dapat terbakar → kayu, kertas, bensin, oli, LPG dan LNG
Bahan padat dan cair sebelum menyala membutuhkan energy panas dan akan menghasilkan
sejumlah uap

OKSIGEN
Suplai oksigen minimum → 16%, udara bebas mengandung 21% O2

PANAS
Sumber panas merupakan energy panas yang mampu meningkatkan temperatur sampai fase
penyalaan → kimia (bahan kimia, reaksi kimia), listrik (dinamis, statis), mekanis, nuklir dan
matahari
Sumber Komponen Penyulut Api
PANAS
OKSIGEN • Sinar Matahari
Pada udara bebas (21%) • Listrik-Nuklir
Beberapa bahan berisi oksigen • Kompresi (timbunan sampah)
Diperlukan min. 16% • Proses kimia (phosphor+udara,
kapur+air)
• Energi mekanik

BAHAN BAKAR
PADAT CAIRAN GAS
Plastik, Kain, Kayu, Minyak tanah, Acetylene, Hidrogen,
Kertas, Jerami, Terpentin, Bensin, Gas Alam (LNG),
Gabus Alkohol, Vernis, Propane, Butane
Tinner, Oli
Energi Panas Kimia
Energi panas kimia adalah salah satu sumber penyebab utama pada reaksi pembakaran
Self-heating atau pemanasan spontan –yaitu suatu energi yang timbul pada saat temperatur
material meningkat tanpa ada pemicu (energi panas) dari ekternal
Oksigen dan Pembakaran
Sumber Energi Panas
• Energi panas mekanik
• Gesekan, kompresi
• Energi panas kimia
• Reaksi kimia (pemanasan spontan tanpa sumber panas → resin
dengan cat), panas pembakaran, dekomposisi (mikroorganisme
pengurai menghasilkan panas dan gas), panas larutan eksotermis
(asam+H2O)
• Energi panas nuklir dan matahari
• Energi panas listrik/elektrik
• Resistensi (arus melalui konduktor), listrik statis (petir), arus bocor
(konduktor yang terkelupas), pemanasan dielektrik (microwave),
percikan (pada proses las)
Reaksi Rantai Kimia
Karakteristik Bahan Bakar pada
Proses Pembakaran
BAHAN BAKAR – yaitu material atau subtansi yang akan
terbakar atau teroksidasi pada proses pembakaran
▪ PIROLISIS – dekomposisi dari substansi pada saat
terjadinya perubahan energi panas
▪ Surface to mass ratio – area permukaan bahan bakar
dalam hubungannya dengan masa
▪ VAPORIZATION – yaitu perubahan cairan menjadi uap
atau gas
Sumber Pembakaran Lain pada
Proses Pembakaran
PIROLISIS
Pyrolysis adalah penguraian kimia
dari bahan bakar padat dengan
cara dipanaskan sehingga
terkonversi mengeluarkan
asap/gas
VAPORIZATION
Vaporization adalah proses
fisik yang merubah cairan
menjadi tingkat uap/ gas .
Tingkat penguapan
tergantung dari zat yg
terlibat,panas,tekanan,dan
area yg terpapar
Karakteristik Bahan Terhadap
Perkembangan Api
• Posisi fisik : vertikal dan horizontal
• Pada posisi vertical api akan lebih mudah membesar, contoh: korek api
• Sifat fisik : padat, cair, gas
• Benda padat lebih sulit tersulut api daripada benda cair dan gas, karena untuk
bisa terbakar, benda harus diuapkan terlebih dahulu
• Densitas/kepadatan
• Benda dengan densitas ringan akan lebih mudah terbakar, contoh: serbuk
kayu lebih mudah terbakar daripada kayu batangan
• Luas area permukaan
• Semakin luas permukaan akan lebih mudah terbakar, Contoh: 1 L bensin yang
di tuang ke lantai lebih mudah terbakar dan padam daripada bensin didalam
kaleng
PENCEGAHAN KEBAKARAN
1. Dimana di simpan / digunakan bahan
bakar, hindarkan sumber panas
2. Dimana digunakan proses panas,
hindarkan bahan yang dapat
terbakar
3. Ada kalanya dalam suatu proses
unsur panas dan bahan bakar tidak
dapat dihindarkan, maka hindarkan
oksigen
TEORI SEGITIGA API : SIKLUS API
Panas yang dihasilkan Segitiga api dihubungkan oleh
besaran angka-angka penting,
Flammable range

Siklus balik
• Flash point
API • Fire point
• Auto ingnition temperature
PANAS

SUMBER ENERGI
Istilah Penting Pembakaran
Titik Nyala (Flash Point)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap & menyala (terbakar
sekejap) bila diberi sumber panas yang cukup (Menurut SNI 06-2433-1991), < 5 detik)
Contoh : Bensin pada -43 oC, Biosolar pada 52oC

Titik Bakar (Fire Point)


Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup untuk mengeluarkan uap & terbakar
(menyala terus menerus) bila diberi sumber panas yang cukup (Menurut SNI 06-2433-1991),
sekurang-kurangnya 5 detik). Besaran titik bakar yaitu beberapa derajat diatas titik nyalanya

Suhu Swasulut (Auto Ignition Temperature)


Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) dapat menyala dengan sendirinya tanpa ada
sumber panas dari luar. Contoh : Gasoline pada 235OC; Kerosine pada 228,9oC; Parafin pada
316oC
Istilah Penting Pembakaran
Titik didih (boiling Point)
Titik didih yaitu suhu dimana suatu cairan dengan tekanan 1 atm mulai mendidih
Bahan kimia dengan titik didih rendah cenderung → lebih mudah menyala, bahaya untuk dihirup

Combustible liquid
Cairan yang mudah terbakar, mempunyai titik nyala pada atau diatas 100 oF (37,8oC)

Flammable liquid
Cairan yang mudah menyala, mempunyai titik nyala pada atau dibawah 100 oF (37,8oC)
Flammable & Combustible Liquid

FLAMMABLE COMBUSTIBLE
• Isopropanol (Flash point 11.7 C) • Oli (Flash point 225 - 440 C)
• Propanol (Flash point 25 C) • Minyak (Flash point ~ 315 C)
• Pelarut : • Cat berbahan dasar minyak (Flash
• Aseton (Flash point -9 C) point 260 C)
• Metil Etil Keton (Flash point -9 C)
• Tinner (Flash point 25 C)
• Bahan bakar : Bensin (Flash point
-23 C)
Alur Pembakaran Bahan Bakar Cair
1. Vaporization (Peguapan)
PANAS • Diperlukan energy awal untuk merubah fasa
bahan bakar kedalam bentuk uap
CO2 H2O 4 • Suhu yang dibutuhkan tersebut adalah flash
point
2. Flammable range (Daerah bisa
RANTAI REAKSI
3 terbakar)
• Kadar uap bahan bakar di udara harus
tercukupi dan seimbang dengan O2
Penguapan 2 3. Fire Point (Titik Api)
• Reaksi nyala akan kontinyu apabila ada siklus
panas yang sanggup menghasilkan uap terus
Bahan Bakar menerus
(CxHx) 4. Reaksi berantai
1 • Dalam siklus nyala api adalah reaksi kimia
oksidasi berantai
Sumber Energi
Daerah Bisa Terbakar (Flammable
Range)
Daerah miskin
bahan bakar Untuk bisa terbakar,
bahan bakar harus
menguap hingga
Daerah bisa konsentrasi tertentu ke
terbakar udara bebas
• Titik penguapan
bahan bakar perlu
Daerah kaya diketahui
bahan bakar
BENSIN
Daerah Bisa Terbakar (Flammable
Range)
Uap Bensin Uap Bensin
<1% 1-7% >7%
UDARA UDARA UDARA
Low explosion area High-explosion area Non explosion area
• Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar
dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai atau diberi sumber api
Hydrogen 4-75 % Bensin 1-7 %
Propane (LPG) 2-8 % Minyak tanah 1-5 %
Sifat Penting Bahan Cair Mudah
Terbakar
1. Flash point
2. Density
3. Flammable Range
a) Lower Explosive Limit (LEL)
b) Upper Explosive Limit (UEL)
Batas Bawah dan Atas Daerah Terbakar
(LEL dan UEL)

Lower Explosive Limits (LEL)→ Persentase minimum dari konsentrasi


campuran uap mudah terbakar dengan udara normal yang dapat
menyala/meledak setiap saat jika diberi sumber panas
Upper Explosive Limits (UEL) → Persentase maksimum dari konsentrasi
campuran uap mudah terbakar dengan udara normal yang dapat
menyala/meledak setiap saat jika diberi sumber panas
Diagram Daerah Terbakar
Daerah terbakar dapat digambarkan dalam suatu diagram kesetimbangan
antara konsentrasi uap bahan bakar dengan oksigen di udara
%Fuel Vapor Terlalu banyak kandungan gas flammable
(Kadar flammable gas di udara) akan menghalangi oksigen untuk bisa
bereaksi dan mencegah terjadi nyala api

Kurangnya kadar oksigen membuat reaksi


pembentukan nyala api tidak terjadi
Daerah bisa
terbakar
Kandungan gas flammable yang terlalu
rendah membuat nyala api tidak terbentuk

%O2 Setiap bahan bakar memiliki diagram masing-


(Kadar O2 di udara) 21% O2 ± 16% O2 masing yang khas, sesuai sifat fisik dan kimia nya
79% N2
Diagram kesetimbangan oksigen dan gas
flammable
Bahan LEL (%) UEL (%)
Daerah Kaya Gas
7.6% UEL
Konsentrasi Gas

Propane 2.0 11.1


Flammable

Butane 1.5 9.0


Flammable Range Gasoline (M) 1.4 7.6
Gasoline (A) 1.1 7.2
Kerosene 1.6 6.0
1.4% LEL Crude Oil 1.0 10.0
Daerah Miskin Gas
0% Acetylene 2.4 80.0

Petrol
Hubungan Densitas Gas dengan
Ledakan
• Densitas/kerapatan uap bahan bakar Molekul gas
yang lebih ringan dari oksigen (atau densitas rendah
udara secara umum) akan bergerak ke
atas → akan hilang (tersebar ke udara
Kebocoran /
bebas)
penguapan
• Resiko pencemaran udara
• Densitas/kerapatan uap bahan bakar
yang lebih berat dari oksigen (atau udara
secara umum) akan bergerak ke bawah Molekul gas
→ bisa menumpuk dibagian tersembunyi densitas tinggi
alat
• Resiko terbakar besar jika berada di daerah Bahan Bakar
pembakaran dan terdapat panas
Teori bidang empat kebakaran

REAKSI
01 PANAS TETRAHEDRONE OF FIRE
→ Penghasilan nyala api juga
KIMIA dipengaruhi dengan keberadaan reaksi
kimia
04 API 02 Reaksi radikal bebas
OKSIGEN
OH* + OH* → H2O + O* + Panas
BAHAN (eksotermis)
BAKAR 03
GEJALA KIMIA API
Nyala api akan mudah terjadi pada bahan
padat, cari dan gas yang mengandung unsur
H2O CO2 karbon dan/atau hidrogen → bensin, LNG,
H kerosene, kayu, kertas, dll
H Saat bahan bakar dipanaskan dan ada O2 di
OH
CO udara sekitar, maka terjadi reaksi pembakaran
CH CH yang mengurai komponen organic nya, dan
menghasilkan CO2 dan H2O

Reaksi sederhana:
CxHy CxHy + O2 → CO2 + H2O + ΔH
CONTOH
Reaksi rantai pembakaran Etena (C2H6)
Reaksi pembakaran dapat
terjadi berantai, bahkan setelah
nyala api terlihat padam.
Jika nyala api sudah padam
tetapi masih ada sisa bahan
bakar yang bisa bereaksi
kembali (rantai pembakaran),
maka nyala api bisa kembali
terjadi.
• Dapat menyebabkan back
draft atau flash over
• Lebih berbahaya jika ignition
point nya rendah

* Radikal bebas
Penyebaran Api : KONDUKSI
Penyebaran Api : KONDUKSI
Penyebaran Api : KONVEKSI
Penyebaran Api : RADIASI
Grafik Perkembangan Api
Fire Growth
Flash Over
Fully Developed Fire
Fire Decay (Tahap Surut)
PERKEMBANGAN KEBAKARAN
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kebakaran dalam
kompartement :
1. Jenis Bahan Bakar yg terbakar.
2. Keberadaan dan lokasi bahan bakar tambahan
3. Luas Kompartemen dan tinggi plafon
4. Ventilasi ( Udara dalam & luar ruangan )
5. Sifat termal pada Kompartemen
6. Kondisi Suhu ( Kelembaban dan suhu dingin)
7. Jumlah Bahan Bakar ( furniture, structural components, dll)
FENOMENA KEBAKARAN
1. FLASHOVER
Kondisi dimana secara tiba-tiba dan cepat seluruh ruangan menyala serentak
→ terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
2. BACKDRAFT
Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup pada tahap
kebakaran mulai surut dengan kondisi masih banyak kandungan gas CO yang belum
terbakar dan oksigen kurang, sehingga mengakibatkan kebakaran kembali dan
ledakan dari arah sumber masuknya oksigen.
3. BLEVE
Ledakan akibat pecahnya bejana bertekanan, seperti tangki, pemanas air, drum atau
pompa yang berisi cairan di atas titik didihnya.
→ Turunnya tekanan secara mendadak menyebabkan ledakan uap awan cair dan
kabut dengan disertai efek bola api dan ledakan.
Backdraft dan Gejala Blackdraft
Kebakaran dalam ruangan tertutup
yang kehabisan O2
Kebakaran/ledakan terjadi kembali
karena ada udara masuk
Gejala
• Masih adanya asap kuning/coklat
• Asap seperti tiupan yang keluar
dari lubang kecil (seperti efek
pernafasan)
• Sering ditemukan disekitar
jendela dan pintu
• Jendela berwarna hitam jika
dilihat dari luar https://www.youtube.com/watch?v=v6CFt74ktBw
Flashover dan Gejala Flashover
Terjadi saat ada penyalaan serentak
yang melibatkan seluruh benda
didalam ruangan.
Gejala
• Seluruh benda dalam ruangan
serentak terbakar
• Suhu dalam ruangan mencapai
500 – 600 oC
FLASHOVER
• Pancaran panas ke lantai
mencapai 20 kW/m2
• Nampak juluran api / panas dan
gas ke luar jendela
https://www.youtube.com/watch?v
=4H5oFCUTdSw
BLEVE
Terjadi ledakan /
Boiling Liquid
pembakaran
Expanding Vapor
Explosion Tekanan memberi gaya
→ Peledakan tangki pada bagian tangki
gas cair yang yang paling lemah
mendidih akibat
paparan panas
Tekanan dalam
bejana naik
Terjadi turbulensi
Panas Tangki Bahan Bakar

https://www.youtube.com/watch?v=UM0jtD_OWLU
HASIL PEMBAKARAN
Bahaya Asap Kebakaran
Penyebab Kecelakaan Kebakaran

Korban kebakaran (100%) CO 30-50% + HCN (16%); CO <30% (16%)

Bertahan <6 jam (80%)


Tersengat panas (8%);
sebab lain (jatuh, serangan jantung, dll (8%)
Kadar CO >50% (48%); Kadar CO <50% (32%)
Radang paru (10%); Luka Bakar (10%)
Asap paling membahayakan
*tingkat akibat FATAL, ditulis merah
Pengaruh Persentase Kandungan Gas
Terhadap Kondisi Tubuh Manusia
GAS % VOLUME PENGARUH
O2 7 – 10 Pusing kemudian pingsan
5 Konsentrasi minimum untuk dapat hidup
2-3 Kematian dalam beberapa menit
CO2 2–4 Pernafasan 30% lebih cepat dan mual jika lebih tinggi
4.5 – 5.0 Pernafasan cepat sekali, timbul mual
7–9 Batas toleransi
10 – 11 Tidak sadar diri dalam 10 menit
15 – 20 Gejala-gejala iritasi bertambah
25 – 30 Pernafasan berkurang, tekanan darah turun, kematian dalam beberapa saat
CO 0.02 Sakit kepala selama 2 – 3 jam
0.04 Berkeringat, pingsan dalam 1 – 2 jam
0.08 Tidak sadarkan diri dalam 2 jam
0.16 Pusing dan mual dalam 20 menit
0.32 Pusing dalam 5 – 10 menit, kematian dalam 30 menit
0.64 Pusing dalam 1 – 2 menit, kematian dalam 10 menit
1.2 Tidak sadar diri, kematian dalam 1 – 2 menit
Respon Manusia Terhadap Temperatur
oC
- 200 Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam waktu 30 detik
- 175
- 150 Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
- 125 Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
- 100 Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
- 80
- 60 Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam (dipengaruhi
kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
- 45
Daerah nyaman termal (dipengaruhi kelembaban, gerakan
- 20 udara dan lainnya)
- 10
-0 JAGA JARAK AMAN
PRINSIP DASAR PEMADAMAN API
PEMADAMAN : upaya menghentikan reaksi rantai pembakaran dengan
cara menghilangkan salah satu unsur pembentuk api.
1. Menghentikan/ mengambil bahan
yang terbakar (STARVATION)
2. Mengurangi/ menipiskan kadar
Oksigen (DILUTION)
3. Mendinginkan sampai di bawah
titik nyala (COOLING)
4. Memutuskan rantai reaksi
(BREAKING CHAIN REACTION)
TEKNIK PEMADAMAN API
TEKNIK PEMADAMAN API
1. Cooling / Pendinginan
Mendinginkan/menurunkan suhu bahan bakar dengan menghilangkan panas, contoh: pemadaman api
dengan air atau campuran air dan foam
→ Cocok untuk kebakaran Kelas A dan C
2. Smothering
Memotong pasokan oksigen, contoh: pemberian foam / karbon dioksida
→ Cocok untuk kebakaran Kelas A, B dan C (CO2 kering, pasir, dll)
3. Starving
Memotong pasokan bahan bakar, contoh: menutup kerangka pasokan gas (pipa, valve, dll) pada
tangka yang terbakar
→ Cocok untuk kebakaran kelas B
4. Breaking Chain Reaction (menghentikan reaksi kimia)
Menghentikan reaksi kimia, contoh: penggunaan APAR berisi Halocarbon (halogenated hydrocarbon)
pengganti Halon
→ Cocok untuk kebakaran kelas D, kelas B atau yang terdapat reaksi kimia
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Permenaker No. 04/men/1980

Kebakaran bahan padat kecuali logam


Kelas A Kayu, kertas, karet, plastik

Bahan cair dan gas mudah terbakar


Kelas B Bensin, LNG, LPG

Instalasi listrik
Kelas C Alat listrik bertegangan / peralatan elektrik

Logam
Kelas D Kalium, lithium, magnesium, titanium, zirconium, calcium, zinc
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
Alat khusus untuk memadamkan api secara cepat untuk kasus api yang
belum terlalu besar.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang
diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi
BAHAN PEMADAM KEBAKARAN :
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
Penyebab Sulitnya Penanggulangan &
Pengendalian Kebakaran

Faktor arah angin Bangunan ditutup rolling door


14.70% 9.90%

Terlambat menghubungi
dinas kebakaran
Gangguan asap
19.80%
15.60%

Bangunan tanpa peralatan


proteksi kebakaran
17.80%
Sekian,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai