Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

JUDUL : PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN


RESIKO

TANGGAL EFEKTIF : FEBRUARI 12, 2023

DISUSUN OLEH : HSE COORDINATOR

DAFTAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROSEDUR:

NAMA JABATAN TANGGAL TANDA TANGAN

RUDY SURYADI DIREKTUR 12 Februari 2023

1. PENDAHULUAN

Prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian resiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja baik karyawan maupun pihak-pihak
luar yang terkait dalam kegiatan PT KARYA INTI PRATAMA serta menentukan pengendalian yang
sesuai.

Ruang Lingkup

Identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta pengontrolannya harus dilakukan di seluruh
aktifitas PT KARYA INTI PRATAMA termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut
dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, suplier dan kontraktor, serta
aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja. Identifikasi bahaya dan
penilaian resiko harus dilakukan oleh karyawan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
standar kompetensi yang ditetapkan oleh PT KARYA INTI PRATAMA
Lingkup
Prosedur ini menjelaskan persyaratan untuk bermacam metoda teknik identifikasi bahaya dan
penilaian resiko yang digunakan dan sesuai untuk Perusahaan.
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Sasaran
Menjelaskan secara rinci bermacam kepada metoda identifikasi bahaya dan pelaksanaan
penilaian resiko menggunakan skala teknik yang tersedia dalam suatu standar yang benar yang
dapat memenuhi persyaratan perundangan.

Tanggung Jawab
Petugas HSE bertanggung jawab untuk menyiapkan dan memperbaharui prosedur ini. Dia juga
mempunyai tanggung jawab mendistribusikan dan menerapkan prosedut ini.

Manajemen dan Pengawas Lini bertanggung jawab untuk menetapkan dan menerapkan
program untuk identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko di daerah yang menjadi tanggung
jawabnya.

Definisi
Istilah dalam dokumen ini digunakan sesuai dengan definisi yang ada dalam Manual

K3LL. Berikut ini definisi istilah-istilah khusus digunakan :

a. Manajemen Resiko hubungannya dengan Lingkungan, dan K3 adalah proses mengidentifikasi


Bahaya, menilai Resiko, melakukan tindakan untuk menghilangkan, memantau dan
mengurangi Resiko secara terus menerus.

b. Penilaian Resiko adalah penerapan metoda-metoda untuk menganalisa tingkat Resiko,


mempertimbangkan risiko tersebut dalam Keadaan Bahaya, dan mengevaluasi apakah
Bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai, serta melakukan langkah-langkah yang
terukur.

c. Bahaya adalah suatu sumber atau sumber potensial yang menyebabkan Kerusakan /
Gangguan. Ini bisa berupa bahan-bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk energy, metode
kerja atau situasi kerja.

d. Kerusakan / Gangguan termasuk kematian, cedera, sakit secara fisik atau mental, kerusakan
property, kerugian produksi atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi (Biaya dari Kerugian).
Definisi yang diberikan di sini termasuk kerusakan properti dan kerugian yang lain.
e. Resiko adalah ukuran kemungkinan Kerusakan / Gangguan dari suatu Bahaya. Hal ini juga
membutuhkan perhitungan dari Konsekuensi yang biasa diekspresikan dengan Tingkat
Resiko pada skala yang dijelaskan pada bagian 2 dari prosedur ini.

f. Keadaan Bahaya adalah suatu pernyataan dimana atau kapan muncul Bahaya, dan ini adalah
lawan dari Aman atau Selamat.

g. Aman adalah suatu pernyataan dimana atau kapan munculnya Bahaya dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari Keadaan Bahaya.
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

h. Orang Yang Kompeten : Personil yang memiliki pengetahuan, pelatihan, pengalaman dan
kualitas agar mampu mengidentifikasi Bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan.

2. PERSYARATAN UMUM

Penilaian Resiko harus dilakukan sebelum dimulai pekerjaan oleh semua departemen operasi
dan pada semua tempat kerja dimana bahaya telah diidentifikasi.

Metode ini bertujuan sama untuk mengidentifikasi sumber bahaya yang potensial dan
menilai resiko terhadap manusia, fasilitas produksi, Peraltan dan Lingkungan.

Tujuan dari Teknik Penilaian Resiko adalah untuk memberikan tanggung jawab Manajemen
dan Pengawas Lini dalam menerapkan teknik-teknik yang sesuai yang dapat diterima untuk
Manajemen resiko.

3. MENGORGANISIR TIM PENILAI RESIKO

Tim Penilaian Resiko harus terdiri dari personil yang relevan dan berpengalaman. Ketua tim
harus memiliki pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam pelaksanaan Penilaian
Resiko.

Mereka yang bergabung dalam tim tersebut adalah para Manajer, Superintendent dan
Pengawas yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya. Mereka bertanggung
jawab terhadap tugas yang terkait dengan produksi, kualitas, biaya, keselamatan kerja dan
faktor-faktor lainnya, dan mereka yang lebih tahu dibandingkan dengan personil luar tentang
cara melaksanakan tugas tersebut.

Setiap anggota tim harus diberi kesempatan menyiapkan diri lebih awal, dan selanjutnya
akan dilengkapi dengan prosedur, gambar-gambar, desain dan tata letak yang relevan.

Sebelum melakukan penilaian resiko, Koordinator K3LL harus diberitahu dan dijelaskan
mengenai lingkup penilaian resiko tersebut. Jika dianggap perlu, Petugas HSE dapat
mengikuti penilaian resiko ini.

4. ELEMEN KUNCI DARI PENILAIAN RESIKO


Elemen-elemen yang akan diarahkan dan menjadi urutan kejadian pelaksanaan Penilaian
Resiko tercantum dalam diagram alir berikut :
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Risk Assesment Flowchart

Hazard Identification

Can hazard be eliminated cost Effectively? yes


Eliminate hazard

No

Concequence analysis
Reassess

Can the concequences


be eliminated or reduced to acceptable
limits cost yes
Quartification of event
effectively? probability
and risks
No

Quartification of event probability and risks


Implement and
reassess

Does the risk meet agrend criteria ?

Yes Make
No
improvement and reassess

Tolerable / acceptable activity


PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

6. TEKNIK PENILAIAN RESIKO

Perusahaan menggunakan dua macam teknik yang sesuai untuk peaksanaan operasi di
lapangan dan pekerjaan services / proyek.

6.1 PENILAIAN RESIKO UMUM

Secara umum, operasi kerja produksi dan pekerjaan jasa lain membutuhkan pelaksanaan
Penilaian Resiko Umm yang bekerja dengan urutan logic yang dijelaskan dalam Bagian 4.

Penilaian Resiko Umum biasa disebut Penilaian Resiko Tingkat 1 akan disiapkan untuk semua
operasi kerja.

Semua prosedur yang dibuat harus disertakan dalam Penilaian Resiko Umum dan memiliki ulir
yang sesuai, seperti termasuk dalam lampiran prosedur ini.

Penilaian Resiko Umum akan ditinjau ulang oleh Manajer dan Superintendent dan sebagai
penambahan metoda, seperti JSA atau HAZOP harus disertakan.

Formulir yang telah diisi lalu dilampirkan pada rencana kerja masing-masing guna meyakinkan
komunikasi Resiko dibahas dengan personil yang terkait dengan pekerjaan tersebut.

Penjelasan

Cari sumber Bahaya yang anda perkirakan akan menyebabkan kecelakaan / kerugian yang ada
dalam tempat kerja. Gunakan pedoman berikut, dan tanyakan pada diri sendiri “Apa Jika” yang
terkait dengan kata petunjuk berikut.

Akan ditambahkan dalam daftar ini untuk Bahaya-bahaya baru yang teridentifikasi.

LANGKAH 1 –
IDENTIFIKASI BAHAYA YANG ADA
 Bahaya Licin / tersandung / tejatuh
 Kebakaran / Peledakan
 Bahan Kimia / Pencemaran lingkungan / Kontaminasi
 Objek Jatuh
 Bagian mesin yang bergerak
 Penyemburan material (pekerjaan las / gerinda)
 Tekanan / Sedotan
 Kelistrikan
 Bekerja di ketinggian
 Gas Hydrocarbon
 Kebisingan
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

 Debu
 Asap
 Posisi Kerja Terbuka

 Penanganan Secara Manual


 Penerangan Yang Kurang
 Temperatur Kurang / Tinggi
 Asphyxia (kekurangan Oksigen)
 Radiasi
 Getaran
Sebagai tambahan, Dampak Lingkungan yang dipertimbangkan dalam Identifikasi
bahaya termasuk :

Terlepas ke Udara :

 Pemadam Api Media Halon


 Kaleng Semprot NDT Dry Penetrant
 Gas BBM Gas (Oxygent, Acetylene, LPG)
 Gas Inert (Nitrogen, Argon)
 Radiasi
 Api Terbuka
 Asap
 Operasi Grit Blasting
 Asap Cat & Las

Terlepas ke Air :

 Terlepas ke Sistem Drainase


 Air bercampur minyak
 Tanki Penyimpanan BBM
 Fasilitas Pengola Coolant
 Tempat Penampungan Limbah

Bahan-Bahan Buangan :

 Besi tua
 Produk Cat
 Produk Limbah Air
 Kayu
 Aki
 Kertas
 Sampah Umum

Kontaminasi ke Tanah :
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

 Tumpahan Cairan : Condensate, Oli, BBM & Produk Cat

Penggunaan Sumber dan Bahan Baku :

 Mesin generator
 Konsumsi Air

Gangguan / Masalah Lain :

 Kebisingan
 Sinar Ultra Violet dari las / pemotongan.

LANGKAH 2 -
SIAPA /APA YANG AKAN TERKENA ?

 Personil Karyawan Baru


 Karyawan Pekerja Kantor
 Kontraktor
 Orang yang bekerja bersama di tempat kerja anda
 Operator
 Penjaga Kebersihan
 Orang Luar
 Personil baru di workshop
 Material, Peralatan
 Lingkungan

Perhatian diberikan kepada :

 Karyawan yang cacat


 Pengunjung
 Karyawan yang tidak mempunyai pengalaman
 Bekerja sendirian

LANGKAH 3 –
APAKAH RESIKO DIKENDALIKAN SECARA BENAR?

Apakah langkah pencegahan diambil terkait dengan Resiko dari Bahaya-bahaya yang
terdaftar? Sebagai contoh tersedianya :

 Informasi, instruksi, pelatihan yang mencukupi?


 Sisitem dan Prosedur yang benar?

Lakukan langkah pencegahan yang ada:

 Memenuhi standar yang ditetapkan oleh perundangan dan industri?


 Patuh terhadap standar industri yang sah?
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

 Melihatkan praktek kerja yang baik?


 Mengurangi Resiko semasuk akal yang dapat dikerjakan?

Jika ya, maka resiko tersebut dikendalikan secara benar, namun anda perlu
menentukan langkah pencegahan yang anda harus lakukan. Mungkin anda dapat
merujuk pada prosedur, aturan perusahaan, Code of Practice atau pedoman
industri.
LANGKAH 4 –
TINDAKAN APA SELANJUTNYA DIPERLUKAN UNTUK MENGENDALIKAN RESIKO?

Prioritas harus diberikan terhadap Resiko yang berda,pak luas terhadap orang dan atau
berakibat kecelakaan. Prinsip di bawah ini harus dilakukan saat melakukan tindakan
lanjutan, jika mungkin dengan mengikuti petunjuk berikut :

 Menghilangkan Resiko tersebut secara keseluruhan


 Mencoba kemungkinan pilihan resiko yang rendah
 Mencegah akses terhadap Bahaya (seperti memagar)
 Mengorganisir kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya
 Pemberian APD (sebagai cara terakhir untuk mengurangi Resiko)
 Menyediakan peralatan / fasilitas (seperti membersihkan fasilitas untuk
menghilangkan kontaminasi).

LANGKAH 5 –
KRITERIA PENERIMAAN RESIKO

Untuk memanfaatkan penggunaan yang terbaik dari sumber-sumber daya,


dikembangkan metoda tingkat Bahaya agar hal-hal penting ditentukan dalam Kriteria
Penerimaan Resiko yang dijelaskan dalam bagian 4.

LANGKAH 6 –
PENILAIAN HARUS DITINJAU ULANG DARI WAKTU KE WAKTU DAN PERBAIKAN
DILAKUKAN BILA DIPERLUKAN

Cepat atau lambat mesin-mesin, bahan-bahan dan prosedur yang baru akan dapat
menyebabkan bahaya baru atau menambah bahaya. Bilamana adanya perubahan yang
signifikan, penilaian harus dilakukan terhadap bahaya-bahaya baru. Hal ini merupakan
cara yang baik untuk meninjau penilaian dari waktu ke waktu. Hal ini tidak harus
dilakukan setiap perubahan sederhana, atau terus berlangsung, pada setiap pekerjaan
baru, tetapi bilamana ada pekerjaan baru yang mempunyai bahaya-bahaya yang
signifikan atau bilamana melibatkan personil yang sebelumnya tidak terlihat.
6.2 ANALISA KESELAMATAN KERJA (JSA)
Tujuan
Maksud dari Analisa Keselamatan Kerja adalah untuk menganalisa Sumber-sumber
bahaya secara jelas dan tridentifikasi baik dimana pekerja terpapar setiap hari. Sumber-
sumber bahaya akan dinilai dengan cara mengidentifikasi semua yang dianggap sangat
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

serius. Pekerja dianjurkan untuk melatih kewaspadaan dan berjaga-jaga ketika


menjalankan kegiatan kerja yang memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi.

Aktivitas kerja dilapangan operasi diharuskan melaksanakan JSA denga bekerja menurut
urutan logika.

Identifikasi JSA

Langkah pertama dalam JSA melibatkan identifikasi yang sistimatik dari berbagai fungsi /
disiplin kerja yang ada di Perusahaan. Secara tipikal akan melibatkan pengidentifikasian
ruang lingkup pekerjaan dari masing-masing individu.

Langkah selanjutnya membutuhkan disiplin normal yang berkaitan dengan aktivitas kerja yang
teridentifikasi jelas dan dicatat dalam nama pekerjaan.

Identifikasi aktivitas kerja dan Penilaian Resiko harus dilakukan sebagai praktek-praktek kerja
bersama antara Pengawas dari disiplin kerja yang ada dengan satu atau banyak karyawan yang
dipekerjakan oleh Perusahaan di bawah fungsi / disiplin yang sedang di evaluasi.

Semua fungsi kerja yang relevan pada Perusahaan dievaluasi menggunakan system JSA,
formulis-formulir yang sudah dilengkapi sesuai dengan disiplin kerja tersedia di tempat kerja
dengan tembusan diberikan kepada HSE Superintendent sebagai catatan.

Pada setiap tempat kerja dimana aktivitas JSA sedang berjalan, setelah jangka waktu 6 bulan
penerapan, JSA tersebut akan ditinjau ulang dan direvisi seperlunya untuk menunjukkan
perubahan dalam cara-cara kerja atau adanya tambahan informasi yang lainnya.

Merupakan tanggung jawab Jajaran Manajer untuk memastikan bahwa keberadaan JSA untuk
semua fungsi kerja secara langsung berada di bawah pengawasannya. Dalam hal ini mereka akan
membantu jika diperlukan oleh Pengawas dan HSE Superintendent.

6.3 HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

HAZOP merupakan suatu teknik kualitatif untuk mengidentifikasi suatu sumber bahaya dan /
atau masalah-masalah operasional yang berhubungan dengan desain, sistem atau operasional
yang spesifik.
Teknik ini melibatkan posisi-posisi kunci dalam suatu tim yang memiliki pengetahuan khusus
dalam desain, sistem atau operasional, dimana harus juga mengikutsertakan operator dari sistem
tersebut. Ketua tim adalah orang yang ahli dalam teknik HAZOP, namun juga perlu paham
dalam desain atau operasi, akan menyediakan pedoman. Tim ini akan menginterogasi
penyimpangan desain, sisitem kerja atau operasi, suatu seksi pada suatu periode dengan
menggunakan pendekatan yang sistematik berisi kata-kata pedoman yang teraplikasi pad
parameter operasi.

Anda mungkin juga menyukai