Anda di halaman 1dari 28

EMERGENCY RESPONSE

PLANNING

AMIROEL PRIBADI MADOERETNO

1
PERTEMUAN 3

2
Risk Assessment
Risk Assessment : The process by which the results of a risk analysis (ie.risk estimates) are
used to make decisions either thru relative ranking of risk reduction
strategies or through comparison with risk targets.

Risk : The combination of the expected frequency (events/year) and


consequence (effects/event) of a single accident or group of accidents

Risk Management: The systematic application of management policies,procedures,and


practices to the tasks of analyzing, assessing, and controlling risk in
order to protect employees, the general public, the environment, and
company assets.

Risk Measures : Ways of combining and expressing information on likelihood with the
magnitude of loss or injury (e.g.risk indexes,individual risk measures,
and societal risk measures)

3
Risk Assessment
Risk Assessment secara sistematis diperlukan untuk fasilitas yang
berpotensi bahaya besar sehingga :
• Teridentifikasi semua sumber bahaya dan kejadian yang dapat
mengakibatkan bencana
• Teridentifikasi jenis kecenderungan dan dampak dari bencana yang mungkin
terjadi
• Mengkaji resiko yang diakibatkan oleh bahaya atau bencana.

Assessment tersebut diatas harus dilakukan sedikitnya setiap 5 tahun


atau setelah dilakukan modifikasi instalasi.
• Teknik kualitatif digunakan dalam assessment awal pada tahap awal
perencanaan pabrik atau peralatan atau sewaktu mengembangkan prosedur
keadaan darurat
• Teknik kualitatif dilakukan dalam melakukan assessment perencanaan pabrik
dan tata letaknya (plan layout and design)

4
Risk Assessment
Hasil Risk Assessment merupakan Safety Report kepada pihak yang berkepentingan yang
Berisi tentang:

-Sifat dan jumlah dari Zat kimia berbahaya


-Tipe dan kecenderungan serta konsekwensi dari bencana yang mungkin timbul
-Sistem management keselamatan kerja yang digunakan untuk mengendalikan
penyimpangan dan cara mengaktifkan prosedur keadaan darurat
-Safety management system untuk operasi yang aman direncanakan dengan baik
dibangun,diuji,dioperasikan,diperiksa dan dipelihara
-Bahwa sistem keselematan kerja telah memadai baik pelaksanaannya maupun ketaatan
kepada ketentuan yang berlaku
-Dapat memberikan cukup alasan untuk pemgendalian yang memadai demi keselamatan
operasional fasilitas/instalasi

5
Proses pengembangan intalasi berbahaya (process for hazardous
installation development processes) adalah sebagai berikut :

Preliminary Hazard
Analysis

At Design Stage

Hazard and Operability Update Hazard


Fire Safety Study Emergency Planning
Study Analysis

Construction Safety
Study

Safety Management System /


Independent Hazard Audit At Operational Stage

6
Proses Assessment untuk Instalasi Berbahaya
1. Preliminary Harad Analysis.
PHA Harus dapat mengidentifikasikan seluruh sebab utama kerugian dan
usulan penanggulangan secara operasional dan administratif untuk
mencegah kerugian tersebut (contoh seperti tayangan berikut)

2. Hazard And Operability Study .


Apabila informasi detail dari perencanaan telah lengkap dan merupakan
bagian dari proses perencanaan.

3. Fire Safety Study.


Objective dari studi ini untuk menyakinkan bahwa usulan fire prevention,
detection, penanggulangannya sesuai dengan potensi bahaya yang
diperkirakan termasuk potensial reaksi karena apabila zat kimia berbahaya
atau terkena air pemadam kebakaran.

4. Emergency Process and Plan.


Tidak semua instalasi dapat 100% terlindungi secara teknis oleh sebab itu
perencanaan dan prosedur yang berkaitan dengan emergency diperlukan dan
merupakan bagian dari safety system. 7
Proses Assessment untuk Instalasi Berbahaya
5. Update Hazard Analysis and Risk Assessment.
Analisis hazard dilakukan kembali setelah dilakukan modifikasi design sebagai tindak
lanjut dari rekomendasi PHA. Update hazard analysis dan risk assessment harus
dapat menentukan level resiko yang akan digunakan sebagai dasar untuk operasional
pabrik, pengembangan dll. Update hazard analysis harus di lakukan dan disetujui
sebelum pabrik beroperasi.

6. Construction Study.
Construction safety study harus dilakukan sebelum konstruksi pabrik dimulai. Study
harus fokus kepada material berbahaya yang digunakan dan aktifitas kontruksi
termasuk commisioning.

7. Safety Management System.


Diharapkan dalam operasional pabrik termasuk didalamnya safety policy,
organizational structure and responsibilities emergency and operating procedures,
document control, change management procedures, performance auditing and safety
culture.

8
Contoh Hazard Identification Word Diagram

Possible Results / Prevention / Detection /


Facility / Event Cause / Comment
Consequences Protection Required
LPG Tank
LPG Fire Failure of pipe joints If uncontrolled may lead Quality control of
Static at discharge ignites to engulfment of main maintenance, periodic
gas tank and BLEVE inspection of joints,
automatic shutoff valves,
water deluge on main
tank
Chemical Store
Pesticide Storage Rack Puncture of pesticide Collateral damage may Speed limits, automatic
Collision with Forklift container releasing produce ignition source in-rack sprinklers
and store fire. If systems, bunded floor of
flammable and toxic store to cope with fire
material uncontrolled significant water containment or
airborne hazard release, separate containment
area
toxic water containment

9
Typical Uses for HE Techniques

R&D

Conceptual Design

Pilot Plant Operation

Detailed Engineering

Construction / Start-Up

Routine Operation

Expansion or Modification

Incident Investigation

Decommissioning

Rarely used or 10
inappropriate Commonly used
OPERATIONAL RISK ASSESSMENT
Proses untuk mengembangkan pendekatan kualitatif terhadap resiko menggunakan
teknik yang disebut Operational Risk Assessment (ORA) dimana faktor2 yang berinte-
raksi yang dapat menimbulkan bahaya, dikaji.
Konsep meliputi identifikasi beberapa faktor yang dapat berinteraksi. Antara lain 4 (empat)
Faktor utama:

- Jenis industri ( The industry)

- Dampak ( Impact )

- Waktu ( Time )

- Pengendalian ( Controls )

11
1.Jenis Industri (The industry)
Dimensi ini mengidentifikasi karakteristik proses dan operasi yang akan dianalisa.Sebagai
contoh dimensi ini dibagi dalam bentuk tabel dan dicantumkan faktor-faktor yang dapat
Berinteraksi.Sebagai contoh tabel dibawah ini analisa terhadap sebuah BANDARA.Faktor
lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.

Location Aircraft Process Weather Disaster Agents

Access Size Cargo Wind Speed Bomb

Design Layout Numbered Passenger Direction Terrorist Hijacking &


Handled seizure
Nearby facilities Passenger or Fuelling Temperature Fire
Cargo and pressure Crash
Security
Facilities on Capacity Maintenance Turbulence Biological
Flightpath Access Catering Strom
Baggage Fog
handling
12
1.1 Location
Faktor yang harus dipertimbangkan termasuk hubungan dengan bangunan, fungsinya,
pengumpulan dan pengiriman. Bagaimana kondisi disekitar fasilitas? Apakah dapat
terkena dampak dari atau ke fasilitas? Apakah ada fasilitas yang dapat digunakan dalam
keadaan emergency seperti untuk evakuasi, tempat penampungan sementara korban
atau mayat?

1.2 Function
Kategori disini bergantung kepada jenis fasilitas yang sedang dianalisa. Dalam tabel
contoh yang dipakai adalah pesawat terbang.Jumlah pesawat yang menggunakan
bandara,kapasitas dan frekwensi akan menentukan besar skala keadaan darurat.
Dalam industri kimia faktor tersebut adalah material yang akan menentukan skala
emergency seperti volome,jenis dan sifat bahan kimianya.

1.3 Process
Didalam sebuah industri proses yang dilakukan sangat banyak.Disebuah bandara banyak
layanan yang dilakukan seperti catering,imigrasi, bea cukai dll sedangkan dalam pabrik
kimia baik penyimpanan,proses,tansfer material dll.Seluruh proses yang berhubungan
harus dimasukan dan statusnya dalam proses.

13
1.4 Weather and external factors
Cuaca dapat mempengaruhi risk melalui angin, tingkat turbulensi, aktifitas badai, banjr dll

1.5 Disaster Agents


Terdapat beberapa ancaman terhadap industri penerbangan seperti pembajakan dll.
Sedangkan ancaman bom sangat lumrah di industri. Setiap ancaman mempunyai dampak
bergantung dimana dan kapan kejadian tersebut akan terjadi. Adalah lebih baik apabila kita
dapat menganalisa ancaman ancaman lain yang mungkin timbul.

14
2.Dampak ( Impact )
Dampak yang kemungkinan terkena bencana harus diidentifikasi serta faktor faktor yang dapat
meningkatkan atau yang mengurangi dampaknya.Tabel dibawah menunjukan faktor tersebut dalam
industri penerbangan.

Workforce Emergency Local Societal Environment


Responders Community

Aircrew Police State Govermnt Sensitive


Ground crew Fire Brigade Passenger Federal Gvrnmnt Environment
Custom Ambulance Relatives Media
Special Health Friends Response Approach
Branch Social Local Community Regulations Flightpath
Ancillary Bomb Squad Local Council Previous incident
staff Army, SES Local Business Protective Plans
Response Pastoral Volunteer Groups
and Training Catering Rspns & Training Degree of
Age Resp & Training Age interaction wiyh
Operations materials
Age,Prev Exposr Prior Exposure
15
2.1.Workforce
Dampak terhadap tenaga kerja bergantung kepada berbagai faktor sbb:
- Lama dari daerah yg terkena dampak
- Tingkat Paparan terhadap ancaman dan dampknya
- Lokasi evakuasi
- Proses pengambilan keputusan untuk mengevakuasi
- Baju proteksi yang dipakai
- Kondisi seseorang seperti umur,tingkat kesehatan,kehamilan, paparan sebelumnya thd
trauma atau material
- Tingkat pelatihan dalam keadaan darurat

2.2. Emergency Responders


Kerawanan orang yang merespons terhadap keadaan darurat sama bahayanya dengan
orang pekerja.Beberapa aspek perlu dipertimbangkan
- Kadangkala suatu kejadian lebih lama dari satu shift sehinnga harus ada pengganti dan
mereka perlu istirahat sebelum kembali ke shiftnya
- Makanan dan akomodasi perlu apabila kejadiannya memakan waktu lama
- Tanda keracunan mungkin meningkat apabila paparan thd bahan kimia diulang maka
diperlukan team pengganti.

16
- Pada umumnya responder enggan untuk mengobati penyakitnya akibat trauma atau terkena paparan bahan
kimia, hal ini disebabkan:
- Pengalaman yang lalu meningkatkan kekebalan
- Standard Operating Procedures tidak seluruhnya meliputi pemantauan kesehatan dan pengamatan
setelah terjadi kecelakaan
- Pekerja merasa terancam dan penurunan tingkat ksesehatan mengancam kepegawaian.
- Kebohongan dan berpura pura memperbaiki symptom
-Beberapa responder mungkin tidak terlindungi oleh peralatan atau tidak mendapatkan pelatihan sbg contoh
polisi tidak dipersiapkan untuk menghadapi paparan zat kimia

2.3 Local Community


Komunitas lokal disekitar fasilitas dapat dipengaruhi oleh umur, pakaian pelindung dan pelatihan sama
halnya dengan grup lainnya. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
- Populasi binis dan perumahan
- Fasilitas sensitive seperti sekolah,rumah sakit, rumah/panti jompo
- Etnik tertentu atau imigran yang kurang paham akan bahasa dan berbeda kultur sehingga tidak me
nyadari adanya bahaya
- Bagaimana komunitas akan merespon terhadap tanda peringatan untuk evakuasi (Sbg contoh kelu
arga selalu ingin bersama tau disebakan umur atau binatang peliharaan orang tidak mau evakuasi.

17
Faktor yang mempengaruhi paparan di daerah komunitas termasuk:

-Jarak dari fasilitas yang akan berubah bergantung kepada menjalarnya api
- Waktu dan hari dimana masyarakat melakukan kegiatan. Apakah mayarakat bekerja pada jam kerja atau
bekerja di komunitas tersebut
- Apakah ada tempat berlindung dan pakaian apa yang biasanya mereka pakai.
- Cuaca
- Apakah komunitas telah terlatih menghadapi keadaan darurat dan familiar dengan peringatan dini dari
keadaan darurat?

2.4 Societal
Tanggapan masyarakat terhadap keadaan darurat bergantung kepada peraturan yang berlaku dan
media. Kadangkala dipengaruhi oleh peristiwa yang pernah terjadi dan memakan korban.

2.5 Environmental
Dampak terhadap lingkungan bergantung kepada kepekaan lingkungan disekitar fasilitas.Beberapa
faktor bergantung kepada tingkat perencanaan untuk daerah tersebut. Apabila kontaminasi dari bahan
kimia mungkin dari sebuah kecelakaan, maka tingkatannya bergantung kepada bagaimana zat kimia
bisa bereaksi dan apakah zat kimia tersebut dapat dilokalisir.

18
3. Waktu (time)
Faktor waktu dibawah ini dalah untuk industri penerbangan:

Pre impact Warning Impact Immediate post Long term > 6


impact month

Incidents Action Required Resources Investigation Recovery

History of Typical timescales Communication Recovery Resources


development
Typical timescales Resources
History of Aircraft

19
3.1 Pre Impact
Sebelum terjadi kecelakaan. Proses terjadinya kecelakaan. Daerah operasi maupun sejarah mesin
pesawat dapat memberikan informasi yang berdampak terhadap resiko. Sebagai contoh jenis
pesawat, umur pesawat dan sejarah pemeliharaan pesawat sebagai contoh.

3.2 Warning
Mungkin ada tanda tanda pada kecelekaan tertentu terjadi sebelum dampak yang besar. Sebagai
contoh masalah epidemic atau tumpahan minyak yang semakin besar dari sambungan. Warning
mungkin spesific seperti ancaman bom.
Bergantung kepada ancamannya, tanda tanda tersebut mungkin masih memberikan kesempatan
bagi kita untuk memberikan waktu untuk bertindak atau mengkoreksi sebelum terjadinya
insiden.Sebaliknya ada peristiwa yang terjadinya tiba-tiba sehingga tidak memberikan kesempatan
bagi kita untuk bertindak, Beberapa peringatan dini harus dievaluasi agar kita dapat memberikan
respon dengan segera.

3.3 Impact
Berapa besar dampak yang terjadi? Apa sumberdaya yang diperlukan untuk mengatasi bencana?
Berapa lama kejadian tersebut berlangsung? Ancaman bom mungkin terjadi beberapa jam,
pembajakan mungkin terjadi beberapa hari, perang mungkin berlangsung beberapa tahun.

3.4 Immediate post impact


Berapa lama penyelidikan berlangsung? Berapa lama waktu dibutuhkan untuk recovery? Dapatkah
instalasi kembali beroperasi dengan interupsi minimal? Apa sumber daya yang diperlukan?

20
3.5 Long Term
Dalam jangka waktu kedepan trauma mungkin akan menjadi isu. Mungkin dapat juga berdampak
terhadap politik dalam jangka waktu yang panjang.

21
4.Pengendalian (Controls)
Dimensi pengendalian tertera dalam tabel dibawah ini. Bagian dari dimensi ini termasuk Risk Assess
ment Awal dan consequence asessment serta cost benefit dari control options.
Management dapat melakukannya dalam bentuk formal maupun non formal. Kecenderungannya control
semakin lemah yang pada umumnya akibat komunikasi.

Risk Physical Design Operating Emergency Regulation


Assessment Procedures Plans

Hazop Lay out Managenent Prevention Legislation


Hazan Containtment Systems Onsite response Standards
Consequence Operational Flow Informal Offsite response Code of practices
Escalation Emergency Formal Warning Company Policy
Cost benefit Systems Evacuation Shelter Inspectorate
Liaison Systems
Communication Auditing Systems
Training
Exercising
22
Risk Management For Major Hazard

Risk management yang diterapkan Major Hazard Identification menggunakan rumus :

R = Fn Cm

R(Risk) = Diidentifikasikan sebagai kombinasi antara likelihood (F) dan consequences (C)
n, m = Constanta, umumnya digunakan nilai 1 namun hasilnya dapat berbeda tergantung kepada likelihood (F)
atau consequences (C) sehingga nilai n dan m berkisar antara 0 dan 2

Teknik ini dikembangkan sebagai “tool” untuk engineering assessment dalam mengatasi
keterbatasan enginering safety control dan pertimbangan aspek lainnya

23
Analisa dampak (consequences analysis)

Untuk mempersiapkan langkah langkah yang perlu dilakukan dalam upaya mencegah kerusakan dan ja
tuhnya korban, dilakukan upaya untuk meprediksikan dampak yang terjadi sebagai akibat suatu insiden
dengan menggunakan model agar suatu proses kerugian/dampak merugikan dari sebuah insiden dapat
dimengerti bagaimana mekanismenya serta bagaimana hal tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.
Pada intinya terdapat 3 (tiga) tahap dari modelling

1.Dasar teori dari sebuah model


2.Perhitungan percobaan yang mencakup lingkup dari teori
3.Percobaan pisik untuk memperbandingkan keterbatasan teori atau aplikasi komputer

Apakah modelling ?

Modelling didefinisikan sebagai simplification of reality yang dapat digunakan untuk mengetahui
proses internal suatu insiden dan memprediksikan prilaku dari sistem dalam suatu kondisi tertentu.
Akurasi dari sebuah model akan bergantung kepada asumsi asumsi parameter yang dipakai sehingga
dalam menggunakan sebuah model kita harus tahu keterbatasan keterbatasannya serta faktor yang
dapat mempengaruhinya.

24
1.Dispersion Model

Air dispersion Model digunakan untuk memprediksikan konsentrasi gas yang mudah terbakar
atau yang beracun dalam jarak yang berbeda beda sesuai arah angin. Liquid dispersion model
digunakan untuk memprediksikan besar tumpahan dipermukaan yang tidak menampung,
Larutnya bahan kimia kedalam kepermukaan air atau badan air lainnya.

Perilaku awan uap ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :


- Density (berat jenis) gas relative terhadap udara
- Kecepatan dan lama bocoran
- Jumlah udara yang bercampur dengan gas
- Kecepatan angin
- Stabilitas cuaca

Awan yang lebih ringan dari udara akan menguap. Walau orang dapat terhindar dari bahaya ke
racunan namun potensi peledakan masih ada.Untuk beberapa jenis gas yang berat jenisnya
lebih ringan dari udara namun karena metoda penyimpanannya contoh: LNG atau amoniak.

25
Dari pertimbangan discharge model tersebut diatas, kondisi awal dari dispersion dapat ber
macam macam bergantung kepada jenis scenario sbb:

- Puff dispersion – cocok untuk instantaneous release dan intermitent release

- Jet dispersion - untuk discharge dengan tekanan tinggi

- Plume dispersion – Discharge dengan tekanan rendah atau penguapan dari pool
- atau transisi dari bentuk jet ke bentuk awan

- Time varying discharge dimana energy balance diperlukan pada point of release.

26
Analisa dampak (Consequence Analysis)

Penyebaran Gas Beracun


Secara :
a. Perlahan atau terputus-putus sebagai akibat kebocoran
kerangan
b. Cepat sebagai kegagalan pabrik, pecahnya pipa atau bahaya
dari uap beracun dari ukuran awan beracun yang besarnya
terbatas dan mungkin akan tertiup angin segera
c. Penyebaran gas bahan kimia beracun yang disebabkan
pecahnya tanki penyimpanan atau bejana pabrik atau reaksi
kimia tidak terkendali dan gagalnya sistem keselamatan kerja
pabrik yang berdampak pada daerah yang luas.

27
KETEMU DI PERTEMUAN 4

28

Anda mungkin juga menyukai