RESIKO
DISAMPAIKAN PADA :
PEMBINAAN PETUGAS K3 PT WIDATRA BHAKTI
OLEH :
ABDULLAH
TANGGAL 6 APRIL 2021
MANAJEMEN RESIKO
A. Definisi
B. Manfaat
C. Pelaksanaan Manajemen Resiko
D. Identifikasi
E. Analisa Resiko
F. Penanganan Resiko
Mencegah & Mengurangi Kecelakaan
Pendekatan Trending
Reaktif Proaktif
Identifikasi
Insiden Potensi
Bahaya
Analisa &
Penyelidikan Evaluasi
& Analisa Risiko
Pencegahan
Insiden
Pencegahan
Insiden
Nihil
Insiden
Mencegah & Mengurangi Kecelakaan
• Dampak/Tingkat Keparahan
Evaluasi Setiap
• Peluang
Risiko
Dapat Tidak
Dapat Tidak
Dapat Tidak Dikurangi
Dihilangkan Ditransfer
? ?
?
Ya Ya
Ya Dapat Tidak
Identifikasi Ditolerir Transfer Risiko
Hilangkan Set standar ?
Sumber Mengukur
Kerugian Evaluasi Ya
Hargai/Koreksi
Catat Risiko Catat Risiko
Catat Risiko yang yang Ditolerir yang Ditransfer
Dihilangkan untuk untuk Pengkajian untuk Pengkajian
Pengkajian Berkala Berkala Berkala
Artinya, resiko akan selalu ada, sebagaimana hukum aksi-reaksi. Resiko merupakan akibat dari
suatu aksi. Misalnya, resiko yang berhubungan dengan kematian, kehilangan, kerusakan dll.
Hanya dengan menghilangkan aktivitas atau faktor bahaya lainnya, resiko dapat dihindari
Bila sudah jelas, keberadaan resiko tidak dapat dihindari maka perlu dilakukan manajemen.
Dengan demikian efek yang dapat ditimbulkan dapat diminimalisasi kemungkinannya.
Pelaksanaan Manajemen resiko
Proses manajemen resiko K3 meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pengenalan dan idenifikasi berbagai bahaya yang ada dan resiko yang
mungkin terjadi (hazard and risk identification)
2. Menilai tingkat resiko,dengan melakukan :
Analisa tingkat kefatalan/kerusakan/kesakitan akibat pengaruh suatu resiko terjadi.
Analisa tingkat kemungkinan terjadinya suatu resiko, yaitu dengan mempertimbangkan
tingkat keseringan (frekuensi suatu kejadian) bila suatu resiko terjadi.
Menentukan tingkat resiko berdasarkan dari hasil analisa-analisa yang dilakukan
dengan membandingkan tingkat resiko-resiko yang diperoleh dari hasil analisa dengan
kriteria resiko yang telah dibuat/disepakati (risk judgment) oleh manajemen.
HAZARD (BAHAYA)
Sesuatu yang dapat menimbulkan resiko bahaya (harm),
misalnya seperti; Bahan kimia (Cehmical), Panas (heat),
Kebisingan (Noise), Pergerakan Mesin (moving machine part).
Sesuatu yang dapat menyebabkan Resiko phisik (Physical
Harm)
Praktek atau Kondisi yang mempunyai resiko bahaya terhadap
timbulnya cedera atau kerusakan.
Sesuatu yang berpotensi menyebabkan timbulnya
kerusakan/cidera.
R I S K (RISIKO)
Suatu kemungkinan (besar atau kecil) dimana seseorang dapat
cedera karena adanya resiko bahaya (Hazards).
Kemungkinan timbulnya kerugian: yang diukur dari adanya
kemungkinan dan potensi tingkat keparahan dari setiap resiko
bahaya (Harm).
Kemungkinan timbulnya kerusakan atau cedera karena adanya
suatu keadaan bahaya.
Hazards Identification
& Risk Analisis
• Investigasi kecelakaan
• Statistik kecelakaan
• Inspeksi
• Diskusi, wawancara
• Job safety analysis
• Audits
• Checklist
• HIRA
• BEHAVIOR-BASED SAFETY
Job Safety Analysis
Kelemahan sistim ini adalah hanya dapat memeriksa kegagalan dari satu peralatan
saja. Pada kenyataannya sering kecelakaan terjadi karena beberapa kegagalan
peralatan disebabkan oleh kegagalan kombinasi berbagai elemen dalam peralatan
tersebut.
Hazard Operability Study (HAZOP)
2 Pengawas proses Seorang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada
proses normalnya daripada apa yang mungkin terjadi.
5 Ahli kimia Seorang yang tahu mengenai seluk beluk bahan kimia serta
perubahan-perubahannya.
Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal ________ Anggota Team _________
What if ? Analysis -;
Analisis ini paling effective dilakukan oleh sebuah team bukan secara independen
(brainstorming).
Anggota team harus terdiri dari pekerja yg berpengetahuan (knowledgeable) dari seluruh
departemen, misalnya: operation, production, maintenance, safety, purchasing, environmental,
egineering, hygiene, and occupational health personnnel.
Teknis ini bukan merupakan pendekatan yg sistematis & hasilnya tergantung sebagian besar
pengetahuan dari anggota team.
IDENTIFIKASI BAHAYA & ANALISIS
DENGAN PROSES “WHAT-IF”
Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal _______ Anggota Team ______
Question
Analisa Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa
kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi
dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/skore
tertentu
Analisa
Analisa Kuantitatif Resiko
Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing
parameter yang didapat dari hasil analisa data-data yang
representatif
Atau
Ringan (Minor)
Sedang (Intermediate)
Serius (Serious)
Berat (Major)
Dengan cara diatas kita dapat melakukan estimasi
resiko sebagai berikut:
…dll
Sedang (Medium) = kerusakan sedang (luka yang membutuhkan kesembuhan lama,
kerusakan peralatan yang signifikan, dll)
Rendah (Low) = kerusakan rendah (menimbulkan luka / kerusakan yang tidak
berarti, ……dll)
3. Tentukan pula tingkat keseringan (frekuensi) seperti
klasifikasi diatas misalnya dengan kode H, M dan L.
2 Cedera ringan/P3K Perlu P3K,kasus rawat Berdampak thd unit 100 juta s/d 1
jalan lingkungan kerja milyar
0 NO INJURY
25 CERTAINTY
15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE
10 - 14 POSSIBLE
5-9 POSSIBLE BUT UNLIKEY
1-4 EXTREMELY UNLIKELY
61 - 100 A serious hazard for which corrective action must be taken without
delay
31 - 60 A moderate hazard requiring remedial action as soon as possible.
Warnings, personal protective equipment and notices may serve as
acceptable interim measures
H X H = H
H X M = H
H X L = M
M X M = M
M X L = M
L X L = L
Rumus:
Tingkat Keparahan
5 = berakibat fatal ( kematian) atau cacat permanen
4 = luka parah
3 = berakibat hilangnya waktu kerja rata (biasanya lebih dari
3 hari)
2 = luka ringan
1 = membutuhkan perawatan ringan
Tingkat Kemungkinan
A = 5 = sering terjadi
B = 4 = pernah terjadi
C = 3 = dapat terjadi
D = 2 = kemungkinan kecil terjadi
E = 1 = tidak mungkin terjadi
TINGKAT KEMUNGKINAN
A/5 B/4 C/3 D/2 E/1
25 20 15 10 5
5 E E H H M
TINGKAT KEPARAHAN
20 16 12 8 4
4 E H H M L
15 12 9 6 3
3 H H M M L
10 8 6 4 2
2 H M M L L
5 4 3 2 1
1 M L L L L
Tingkat Resiko
Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi tetap harus
dipantau/dimonitor
Risiko yang bisa diterima
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya
penanganan risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk
tindakan penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut :
☻ Hindari risiko
☻ Kurangi/minimalkan risiko
☻ Transfer risiko
☻ Terima risiko
Hiraki Pengendalian
Resiko
5. APD
4. Administrasi
3. Rekayasa Teknik
2. Substitusi
1. Eliminasi
Hiraki Pengendalian
Resiko
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis
Hiraki Pengendalian
Resiko
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
Pemantauan dan
Tinjauan Ulang
Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan
maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah
tindakan tersebut sudah efektif atau belum