PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1513618022
Disetujui oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Wisnu Djatmiko, M.T. Dr. Baso Maruddani, M.T. Vina Oktaviani, M.T.
NIP.196702141992031001 NIP.198305022008011006 NIP. 199010122022032009
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
ii
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan Karya asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Negeri Jakarta
maupun di Perguruan Tinggi lain.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, serta sanksi
lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Negeri Jakarta.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kesehatan, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Penambahan Batang Metal Berbentuk Persegi Pada Feed Horn Piramida Antena
Parabola Untuk Aplikasi Radar Maritim Frekuensi 3 GHz”. skripsi ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan terwujud dengan baik
tanpa adanya bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan
ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Dr. Baso Maruddani, M.T, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika.
2. Dr. Efri Sandi, M.T, selaku Dosen Pembimbing I.
3. Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Kedua orang tua dan keluarga peneliti yang selalu memberikan
semangat dan do’a untuk kelancaran dan keberhasilan peneliti.
5. Teman – teman mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika angkatan
2018 yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna
sehingga peneliti membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi
ini.
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini dengan balasan
yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memajukan
pengetahuan teknologi pada bidang komunikasi wireless.
Jakarta, 25 Januari 2022
Penyusun,
iv
ABSTRAK
Ardi Imam Santoso, Analisis Pengaruh Penambahan Batang Metal Berbentuk
Persegi pada Feed Horn Piramida Antena Parabola Untuk Aplikasi Radar
Maritim Frekuensi 3 GHz. Skripsi. Jakarta, Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, 2022. Dosen
Pembimbing: Dr. Efri Sandi, M.T dan Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng.
Bahan yang digunakan pada antena horn piramida yaitu aluminium dengan
ketebalan 1 mm dan reflektor parabola menggunakan bahan aluminium dengan
ketebalan 3 mm. Hasil simulasi antena horn piramida tanpa penambahan batang
metal berbentuk persegi menghasilkan parameter return loss -10,85 dB, bandwidth
-301,5 MHz, VSWR 1,8, dan gain 12,47 dB, sedangkan antena horn piramida
dengan teknik penambahan batang metal berbentuk persegi menghasilkan
parameter return loss -20,7 dB, bandwidth 156,6 MHz, VSWR 1,2 dan gain 13 dB.
Penambahan batang metal berbentuk persegi berhasil meningkatkan performansi
antena horn piramida pada parameter gain. Hasil simulasi pada antena parabola
menggunakan feed horn piramida dengan penambahan batang metal berbentuk
persegi menghasilkan parameter return loss -13,17 dB, bandwidth 586,9 MHz,
VSWR 1,56, gain 36,94 dB, beamwidth 1,90 dan side lobe level -31,4 dB.
Penambahan batang metal berbentuk persegi pada feed horn piramida antena
parabola berhasil memenuhi spesifikasi antena radar maritim yang membutuhkan
gain sangat tinggi dan side lobe level yang rendah.
Kata Kunci: Antena parabola, feed horn piramida, antena radar maritim, gain.
v
ABSTRACT
Ardi Imam Santoso, Analysis of the Effect of Adding Square-Shaped Metal Rods
to the Pyramid Parabolic Antenna Feed Horn for Maritime Radar Applications
with 3 GHz Frequency. Essay. Jakarta, Electronic Engineering Education
Study Program, Faculty of Engineering, Jakarta State University, 2022.
Advisor: Dr. Efri Sandi, M.T and Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng.
This study aims to analyze the effect of adding rectangular metal rods to the feed
horn of a pyramid parabolic antenna for maritime radar applications at a frequency
of 3 GHz. The research was carried out at the Telecommunications Laboratory,
Faculty of Engineering, Jakarta State University from June to December 2022.
The study used the Research and Development (RnD) method through 5 of the 10
stages provided, starting with determining the specifications of the maritime radar
antenna, determining the dimensions of the architectural feed horn antenna before
and after adding a square-shaped metal rod, determining the dimensions of the
parabolic antenna, designing and simulating software CST Studio Suite 2019.
The material used in the pyramid horn antenna is aluminum with a thickness of 1
mm and the parabolic reflector uses aluminum with a thickness of 3 mm. The
simulation results of a pyramidal horn antenna without the addition of a square-
shaped metal rod produce a return loss parameter of -10.85 dB, a bandwidth of -
301.5 MHz, a VSWR of 1.8, and a gain of 12.47 dB, while a pyramidal horn antenna
with a metal rod addition technique is square produces a return loss parameter of -
20.7 dB, a bandwidth of 156.6 MHz, a VSWR of 1.2 and a gain of 13 dB. The
addition of a square-shaped metal rod succeeded in increasing the performance of
the pyramid horn antenna on the gain parameter. The simulation results on a
parabolic antenna using a pyramid feed horn with the addition of a square-shaped
metal rod produce a return loss parameter of -13.17 dB, a bandwidth of 586.9 MHz,
a VSWR of 1.56, a gain of 36.94 dB, a beamwidth of 1,90 and side lobe level -31.4
dB. The addition of a rectangular metal rod to the pyramid feed horn of the parabolic
antenna has succeeded in fulfilling the specifications of a maritime radar antenna
which requires very high gain and low side lobe level.
Keywords: Parabolic antenna, pyramid feed horn, maritime radar antenna, gain.
vi
DAFTAR ISI
vii
3.3.2.1 Menentukan Karakteristik Antena Feeder Horn Piramida ....... 18
3.3.3.2 Menentukan Karakteristik Reflektor Parabola ......................... 19
3.3.3 Desain Produk .................................................................................... 19
3.3.3.1 Menentukan Dimensi Antena Feeder Horn Piramida .............. 19
3.3.3.2 Menentukan Dimensi Reflektor Parabola ................................. 22
3.3.3.3 Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor
Parabola .................................................................................... 23
3.3.3.4 Desain Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola dengan
CST Studio Suite 2019 .............................................................. 24
3.3.4 Validasi Desain .................................................................................. 24
3.3.5 Revisi Desain...................................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 26
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 26
4.2 Pembahasan............................................................................................. 26
4.2.1 Hasil Desain Horn Piramida .............................................................. 26
4.2.2 Hasil Desain Antena Horn Piramida Dengan Penambahan Batang
Metal Persegi ...................................................................................... 30
4.3.1 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi ................................ 34
4.2.3 Hasil Desain Antena Parabola ............................................................ 36
4.3.2 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan Setelah
Iterasi Jarak Titik Fokus ..................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 50
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
4.22 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola 39
4.23 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola 39
4.24 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola 40
4.25 Tampak Depan Antena Parabola 41
4.26 Tampak Samping Antena Parabola 41
4.27 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.28 Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.29 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.30 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola Setelah 42
Iterasi
4.31 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola Setelah 43
Iterasi
4.32 Perbandingan Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi
4.33 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi
4.34 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Indonesia (RI) merupakan Negara yang memiliki kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dengan 2/3 wilayah terdiri dari
lautan memerlukan pengamanan dan pengawasan wilayah yang ekstra ketat dari
aparat keamanan yang berwenang dibidangnya, namun masih banyak permasalahan
penjagaan lautan yang sering terjadi, seperti masalah pencurian ikan yang makin
marak oleh kapal-kapal luar negeri, pembajakan serta penyelundupan hasil
tangkapan ikan ataupun yang lainnya dan adanaya tabrakan yang terjadi antar kapal
karena kurangnya radar untuk mendeteksi keberadaan kapal lain disekitar. Seperti
yang terjadi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi kedua kapal mengalami
kecelakaan bertabrakan disekitar Pelabuhan. (Detik News, 2022).
Saat ini, kapal-kapal pengawas dan pemantauan daerah kelautan yang ada
di Indonesia sudah dilengkapi dengan radar, akan tetapi lingkup jangkauan dari
radar yang dipancarkan oleh kapal milik Indonesia masih kecil dan sedikit.
Sehingga perlu dibuatkan prototipe berupa Radar Maritim yang dilihat dari segi
frekuensi, gain, bandwidth, beamwidth dan side lobe level yang dimiliki (Jonifan.
dkk., 2016).
Radar merupakan sebuah perangkat yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan
memetakan objek bergerak maupun diam. Sementara Radar Maritim merupakan
stasiun radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut sehingga dapat mencakup
daerah yang luas di wilayah perairan Indonesia (Jonifan, dkk., 2016).
Radar laut terbagi menjadi dua yaitu Radar Maritim merupakan stasiun
radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut dan Radar Surveillance adalah stasiun
radar tetap yang berfungsi untuk mengawasi pantai, selat, sungai dan eksplorasi
lepas pantai dan darat (Jonifan, dkk., 2016).
Salah satu komponen utama dari Radar Maritim yaitu Antena. Antena
memiliki peranan sangat penting pada sistem radar. Antena dapat menentukan
fungsi dari keseluruhan sistem radar terutama pemrosesan sinyal yang diterima.
Sinyal yang ditangkap oleh radar akan diproses menuju pusat sistem radar pada saat
1
2
suatu objek tertangkap atau masuk dalam jangkauan daerah antena, maka pada layar
monitor akan menampilkan hasil proses dari sistem radar.
Antena yang dapat digunakan pada pengaplikasian Radar Maritim terdiri
dari beberapa jenis antena yaitu antena mikrostrip patch array dan antena parabola.
Antena parabola merupakan antena yang memiliki dua bagian utama, yaitu
antena pencatu (Feeder) dan pemantul (Reflector). Penggunaan antena untuk
aplikasi radar sudah banyak mengalami perkembangan diantaranya yaitu antena
dish yang dapat berputar secara horizontal hingga antena phased array fisik antena
yang diam tetapi menghasilkan beamwidth yang dapat bergerak untuk melakukan
scanning dalam wilayah cakupannya. (Abiwardana, 2012).
Menurut Lestari, dkk. (2012) pada perancangan Indera MS-1 : Radar S-
Band Pertama Karya Anak Bangsa yang membuat sebuah prototipe radar
surveillance long-range yang bekerja pada frekuensi S-Band untuk kebutuhan
maritim dan bekerja pada daya pancar sekitar 5W. Pada hasil penelitian ini
menggunakan antena mikrostrip patch array menghasilkan gain sebesar 24dBi,
beamwidth 2,20 dan side lobe level -13 dB.
Menurut Nicolas, dkk. (2015) perancangan dan realisasi array antena
mikrostrip S-Band susunan linier untuk radar kapal dengan metode pencatuan yaitu
Stripline. Pada penelitian ini menghasilkan parameter antara lain frekuensi tengah
3GHz, VSWR 1.019, bandwidth 101,1 MHz, gain 10,09 dB, pola radiasi yaitu
unidirectional dan polarisasi yaitu linier.
Menurut Jonifan, dkk. (2016) perancangan antena mikrostrip patch
sirkular menggunakan metode array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi 3,2
GHz. Pada penelitian ini menghasilkan parameter antara lain frekuensi kerja 3,2
Hz, VSWR 1,005, gain 11,3 dB, bandwidth 159 MHz dan impedansi masukan 50Ω.
Menurut Ichsan (2012) rancang bangun antena horn menggunakan teknik
penambahan batang metal yang bekerja pada frekuensi 2,8 – 3 GHz untuk dapat
meningkatkan nilai gain antena horn dapat dilakukan penambahan dua batang
metal yang saling tegak lurus yang diletakan di dalam antena horn pada penelitian
ini, antena horn piramida tanpa menggunakan penambahan dua batang metal
menghasilkan gain sebesar 12 dB dengan menambahkan dua batang metal
menghasilkan gain sebesar 12,2 dB (Ichsan, 2012).
3
5
6
Gambar 2.1 Bentuk Umum Untuk Nilai F/D dan Sudut Reflektor Terhadap F/D
(Abiwardana, 2018)
2.1.3 Antena Horn
Antena Horn adalah salah satu antena microwave yang dapat digunakan
secara luas dan sederhana. Salah satu kelebihan dari antena horn pengaplikasiannya
yang cukup banyak salah satunya yaitu sebagai pencatu untuk aplikasi radar.
(Ichsan, 2012).
Antena horn merupakan sebuah hollow pipe yang membesar (taper)
kearah mulut horn. Performansi antena horn dipengaruhi oleh jenis, arah dan besar
dari taper. (Pradana, 2021).
Antena horn dibagi menjadi empat jenis :
1. Antena horn sektoral bidang – E
2. Antena horn sektoral bidah – H
3. Antena horn Pyramidal
4. Antena horn Conical
7
Gambar 2.2 Jenis Antena Horn dan Bagian Dimensi Antena Horn Piramida
(W. Prapto, 2011)
Salah satu teknik yang meningkatkan gain antena horn, yaitu dengan
menambahkan batang metal yang diletakan di dalam antena horn yang saling tegak
lurus pada bidang H dan bidang E yang betujuan untuk menurunkan frekuensi kerja
dan menaikan gain (Ichsan, 2012). Antena horn dengan penambahan dua batang
metal ditunjukkan pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Antena Horn dengan Penambahan Dua Batang Metal (Koerner, 2000)
Fungsi penambahan batang metal yaitu untuk mengurangi phase curvature
dari antena horn piramida. Phase curvature merupakan faktor pengurang flare
angle, semakin besar flare angel maka semakin besar gain dari antena horn
piramida. Maka semakin kecil pengaruh dari phase curvature, semakin besar gain
yang dihasilkan antena horn piramida. Jadi dengan penambahan batang metal,
phase curvature akan berkurang dan gain dari antena horn piramida akan
meningkat (Koerner, 2000).
8
2. Return Loss
9
pola radiasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi VSWR, return loss dan
axial ratio, yang memenuhi spesifikasi standar. Dalam menentukan
bandwidth anten memperlukan spesifikasi kriteria apa saja yang akan
digunakan karena tidak ada definisi baku dalam menentukan bandwidth.
Nilai dari bandwidth merupakan pernyataan dari kemampuan frekuensi
kerja antena.
Bandwidth antena biasanya ditulis dalam bentuk persentase
bandwidth karena bersifat relative lebih konstan terhadap frekuensi. Untuk
mencari bandwidth dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
(2.6) (Yuwono, 2016:17).
𝑓ℎ −𝑓𝑙
𝐵𝑊 = 𝑓𝑐
× 100% (2.6)
• First side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat
dengan main lobe
• Second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah
first side lobe
• Back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan
dengan main lobe
c. Half power beamwidth (HPBW)
Half power beamwidth merupakan daerah sudut dibatasi oleh
titik – titik setengah daya atau -3 dB dari medan maksimum pada
lobe utama.
d. First null beamwidth (FNBW)
First null beamwidth merupakan besar sudut bidang diantara
dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
e. Side lobe level (SLL)
Side lobe level merupakan perbandingan antara first lobe dan
main lobe.
f. Front to back ratio (FBR)
Front to back ratio merupakan perbandingan antara main lobe
terhadap back lobe.
7. Gain
Gain merupakan perbandingan antara intensitas radiasi yang
diberikan pada arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang didapatkan
oleh antena. Gain memiliki dua parameter, yaitu absolute gain dan relative
gain. Absolute gain merupakan perbandingan intensitas radiasi para arah
tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima
oleh antena teradiasi secara isotropik. Relative gain merupakan
perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan
daya pada antena referensi dan arah yang direferensikan (Yuwono,
2016:26).
8. Directivity
Directivity merupakan kemampuan antena untuk
mengkonsentrasikan energinya pada suatu arah tertentu. Untuk
14
dkk., 2015). Pada jurnal penelitian ketiga perancangan antena mikrostrip patch
sirkular menggunakan metode array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi
3,2GHz menghasilkan parameter antara lain frekuensi kerja 3,2Hz, VSWR ≤ 2,
Gain ≥ 8dBi, bandwidth 60 MHz dan impedansi masukan 50Ω (Jonifan, dkk.,
2016). Pengembangan yang akan dilakukan pada penelitian terdahulu ditunjukan
pada Tabel 2.1
17
18
penelitian. Tetapi pada penelitian ini hanya sampai langkah ke 5 yang disediakan,
langkah-langkah yang akan diambil pada penelitian ini ditunjukan pada Gambar 3.1
Spesifikasi Parameter
Frekuensi Kerja 3 GHz
Jenis Feeder Horn Piramida
Material Aluminium
Tebal 1 mm
VSWR ≤ 1,5
Return Loss ≤ -10dB
Gain ≥ 12 dB
19
Spesifikasi Parameter
Diameter 3,5 m
Titik Fokus 1,75 m
Tebal Reflektor 3 mm
Material Aluminium
Gain ≥ 27 dB
VSWR ≤2
Return Loss ≤ -10dB
Bandwidth ≥ 500 MHz
Beamwidth ≤ 20
Side Lobe Level ≤ -30 dB
3×108 𝑚/𝑠
λ𝑜 = = 0.1𝑚 = 10 𝑐𝑚
3𝐺𝐻𝑧
2
10𝐺/10
𝐾 = (15,7479) (3.2)
2
1012/10
𝐾 = (15,7479)
𝐾 = 1,01
Setelah mendapatkan nilai ( λ𝑜 ), maka dapat menentukan nilai 𝑅𝑒 dan 𝑅ℎ
menggunakan persamaan (3.3) dan (3.4)
𝑅𝑒 = 𝜆√𝐾 (3.3)
𝑅𝑒 = 10√1,01
𝑅𝑒 = 10,05
𝐾 𝜆2
𝑅ℎ = (3.4)
𝑅𝑒
1,01 ×102
𝑅ℎ = 10,05
101
𝑅ℎ = 10,05 = 10,05 cm
𝐴 = √3 𝑅ℎ 𝜆 (3.5)
𝐴 = √3 × 10,05 × 10
𝐴 = 17,36 cm
𝐵 = √2 𝑅𝑒 𝜆 (3.6)
𝐵 = √2 × 10,05 × 10
𝐵 = 14,17 cm
Untuk mendapatkan panjang dari antena masing – masing bidang H (𝑅1 )
dan bidang E (𝑅2 ) dengan ukuran panjang (a = 7,62 cm) dan lebar (b = 3,81 cm)
berdasarkan jenis waveguide standar antena horn persegi menurut penggunaan
frekuensi kerja yaitu menggunakan waveguide WR.284 yang bekerja pada range
frekuensi 2,61 – 3,95 GHz dapat ditentukan dengan persamaan (3.7) dan (3.8) (W.
Prapto, 2011).
𝑎 𝑏
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2𝐴) + (2𝐵)] (3.7)
𝑎 𝑏
𝑅2 = 𝑅𝑒 [1 + (2𝐴) + (2𝐵)] (3.8)
𝑅 = 𝑅1 = 𝑅2
Karena nilai (𝑅1 ) dan (𝑅2 ) adalah sama, jadi hanya menggunakan salah
satu rumus yaitu panjang antena horn dapat menggunakan persamaan (3.7) atau
(3.8)
𝑎 𝑏
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2𝐴) + (2𝐵)]
7,62 3,81
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2(17,36)) + (2(14,17))]
𝐴−𝑎 2
𝑅𝑥ℎ = √𝑅ℎ 2 − ( ) (3.9)
2
17,36−7,62 2
𝑅𝑥ℎ = √10,052 − ( )
2
22
𝐵−𝑏 2
𝑅𝑧ℎ = √𝑅𝑥ℎ 2 − ( ) (3.10)
2
14,17−3,81 2
𝑅𝑧ℎ = √8,792 − ( )
2
𝐵−𝑏 2
𝑅𝑥𝑒 = √𝑅𝑒 2 − ( ) (3.9)
2
14,17−3,81 2
𝑅𝑥𝑒 = √10,052 − ( )
2
𝐴−𝑎 2
𝑅𝑧𝑒 = √𝑅𝑥𝑒 2 − ( ) (3.10)
2
17,36−7,62 2
𝑅𝑧𝑒 = √8,612 − ( )
2
(D) yaitu 3,5 m dan rasio titik fokus terhadap diameter (F/D) yaitu 0,5 dapat
ditentukan menggunakan persamaan (3.12) (Abiwardana, 2018)
𝐹
𝐹 =𝐷×𝐷 (3.12)
𝐹 = 0,5 × 3,5
𝐹 = 1,75 cm
3.3.3.3 Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola
Dalam perancangan antena horn piramida dan reflektor parabola
diperlukan perhitungan untuk menentukan dimensi waveguide antena horn
piramida, taper antena horn piramida, dan titik fokus reflektor parabola dengan
menggunakan persamaan matematis. Hasil perhitungan dimensi antena horn
piramida dan reflektor parabola ditunjukan pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor
Parabola
Parameter Nilai Keterangan
A 17,36 cm Sisi aperture A
B 14,17 cm Sisi aperture B
A 7,62 cm Sisi waveguide a
B 3,81 cm Sisi waveguide b
C 13,57 cm Panjang total antena horn
C 6,47 cm Panjang waveguide
D 3,5 m Diameter reflektor parabola
F 1,75 m Titik fokus
F/D 1/2 Rasio titik fokus
Jarak N-konektor dari dinding bidang
J 3,235 cm
waveguide
Jarak N-konektor dari alas bidang
T 1,905 cm
waveguide
24
3.3.3.4 Desain Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola dengan CST
Studio Suite 2019
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dimensi antena horn piramida dan
reflektor parabola langkah berikutnya yaitu melakukan desain dan simulasi
menggunaan perangkat lunak CST Studio Suite 2019. Hasil simulasi pada CST
Studio Suite 2019 berupa parameter antena seperti Return Loss, VSWR, Gain,
Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Desain Horn Piramida
Dalam penelitian ini hasil desain horn piramida yang dibuat dengan
menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2019 dan bahan yang digunakan
pada desain antena horn piramida yaitu aluminium dengan ketebalan 1 mm.
Sedangkan hasil simulasi berupa parameter antena seperti VSWR, Gain, Return
Loss, Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik. Desain dimensi antena horn piramida hasil perhitungan
yang sudah dilakukan pada Bab III ditunjukkan pada gambar (4.1) dan (4.2).
26
27
Gambar 4.8 Tampak Depan dan Belakang Antena Horn Piramida dengan
Penambahan Batang Metal Persegi
31
Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik. Hasil simulasi antena horn piramida dengan penambahan
batang metal persegi didalam antena horn ditunjukan pada gambar (4.10) – (4.14).
Gambar 4.13 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Horn Piramida Dengan
Penambahan Batang Metal Persegi
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Horn Piramida Dengan
Penambahan Batang Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi antena horn piramida dengan penambahan
batang metal persegi dapat disimpulkan bahwa sudah memenuhi spesifikasi
parameter yang sudah ditentukan. Hasil simulasi antena horn piramida dengan
penambahan batang metal persegi ditunjukan pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Simulasi Antena Horn Piramida Dengan Penambahan Batang
Metal persegi
Gambar 4.17 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi desain antena horn piramida sebelum dan
setelah penambahan batang metal persegi dapat disimpulkan bahwa dengan
menambahkan batang metal persegi dapat menurunkan frekuensi kerja,
meningkatkan gain dan mengurangi lebar bandwidth antena, tetapi terdapat
perubahan dimensi pada antena feed horn piramida sebelum dan setelah
penambahan batang metal berbentuk persegi. Pada sisi aperture A terdapat
penambahan dimensi yaitu sebesar 1,64 cm, pada sisi aperture B terdapat
pengurangan dimensi sebesar 0,17 cm, pada sisi waveguide a terdapat pengurangan
dimensi sebesar 0,12 cm, pada sisi waveguide b terdapat penambahan dimensi
sebesar 0.19 cm dan pada panjang waveguide terdapat penambahan dimensi sebesar
2,03 cm jadi total dimensi perubahan pada antena horn piramida sebelum dan
setelah penambahan batang metal berbentuk persegi mengalami penambahan
sebesar 3,57 cm atau sebesar 6.7%. Perbandingan hasil simulasi dan dimensi desain
antena horn piramida sebelum dan setelah penambahan batang metal persegi
ditunjukkan pada tabel 4.5 dan 4.6.
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
Antena horn piramida
Sebelum Setelah
Parameter Spesifikasi Yang Penambahan Penambahan
Sudah Ditentukan Batang Metal Batang Metal
Persegi Persegi
36
Frekuensi
3 GHz 3,25 GHz 3 GHz
Kerja
Return Loss ≤ -10 dB -10,85 dB -20,7 dB
Bandwidth ≥ 100 MHz 301,5 MHz 156,6 MHz
VSWR ≤ 1,5 1,8 1,2
Gain ≥ 12 dB 12,47 dB 13 dB
Tabel 4.6 Perbandingan Dimensi Antena Horn Piramida Sebelum dan Setelah
Penambahan Batang Metal Persegi
perhitungan yang sudah dilakukan pada Bab III ditunjukkan pada gambar (4.18)
dan (4.19).
Antena Parabola
Parameter Spesifikasi Yang
Hasil Simulasi
Sudah Ditentukan
Frekuensi Kerja 3 GHz 3 GHz
Return Loss ≤ -10 dB -13,43 dB
Bandwidth ≥ 500 MHz 613,5 MHz
VSWR ≤2 1,54
Gain ≥ 27 dB 35,90 dB
Beamwidth ≤ 20 2,10
Side Lobe Level ≤ -30 dB -26,9 dB
Gambar 4.30 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola Setelah Iterasi
43
Gambar 4.31 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola Setelah Iterasi
Berdasarkan hasil simulasi antena parabola setelah dilakukan iterasi pada
jarak titik fokus antena parabola dapat disimpulkan bahwa memenuhi spesifikasi
parameter yang sudah ditentukan. Hasil simulasi antena parabola setelah iterasi
ditunjukan pada tabel 4.9
Gambar 4.33 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola Sebelum dan
Setelah Iterasi
Gambar 4.34 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Parabola Sebelum dan
Setelah Iterasi
Berdasarkan hasil simulasi desain antena parabola sebelum dan setelah
dilakukan iterasi pada jarak titik fokus dapat disimpulkan bahwa dengan
menambahkan jarak titik fokus antena parabola dapat merubah memperbaiki
45
parameter antena parabola dan meningkatkan nilai gain tetapi mengurangi lebar
bandwidth. Hasil simulasi desain antena parabola sebelum dan setelah iterasi
ditunjukkan pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan Setelah
Iterasi
Antena Parabola
Parameter Spesifikasi Yang Sebelum Setelah
Sudah Ditentukan Iterasi Iterasi
Frekuensi Kerja 3 GHz 3 GHz 3 GHz
Return Loss ≤ -10dB -13,43 dB -13,17 dB
Bandwidth ≥ 500 MHz 613,5 MHz 586, 9 MHz
VSWR ≤2 1,54 1,56
Gain ≥ 27 dB 35,90 dB 36,94 dB
Beamwidth ≤ 20 2,10 1,90
Side Lobe Level ≤ -30 dB -26,9 dB -31,4 dB
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah –
langkah metode penelitian yang diawali dengan menentukan spesifikasi antena,
menentukan dimensi antena, perancangan dan simulasi dengan perangkat lunak
CST Studio Suite 2019 dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Perancangan antena parabola dengan feeder antena menggunakan
antena horn piramida dengan penambahan batang metal berbentuk
persegi dan reflektor parabola memperoleh parameter hasil simulasi
yaitu return loss 13,17 dB, bandwidth 586,9 MHz, VSWR 1,56, gain
36,94 dB, beamwidth 1,90 dan side lobe level -31,4 dB sehingga dapat
diaplikasikan pada antena radar maritim dengan frekuensi 3 GHz.
2. Dengan menggunakan teknik penambahan batang metal persegi di
dalam antena horn piramida dapat meningkatkan gain yang
sebelumnya tidak menggunakan teknik penambahan batang metal
persegi menghasilkan gain 12,47 dB menjadi 13 dB tetapi mengurangi
lebar bandwidth.
3. Perubahan jarak titik fokus antena parabola dapat mempengaruhi hasil
parameter antena parabola, pada penelitian ini jarak titik fokus hasil
perhitungan ditambahkan 20 mm dapat merubah parameter antena
parabola diantaranya dapat meningkatkan gain tetapi mengurangi lebar
bandwidth.
4. Antena parabola dengan menggunakan feed antena horn piramida yang
telah ditambahkan batang metal persegi berhasil menghasilkan
parameter dengan gain yang tinggi, side lobe level yang rendah dan
beamwidth yang kecil.
46
47
5.2 Saran
Dalam melakukan penelitian ini tidak terlepas dari masalah yang terjadi
sehingga memiliki beberapa saran untuk dapat mengembangkan penelitian antena
parabola pada aplikasi radar maritim, yaitu:
Jonifan., Supriyatin, W., Rafsyam, Y., Firmansyah, T., Herudin., & Herudin, A.
(2016). Perancangan antena mikrostrip patch circular menggunakan metode
array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi 3,2 GHz. Jurnal Ilmiah
SETRUM, 5(2):77-81.
Lestari, A. A., Bharata, E., Liarto., Yulian, D., Winarko, O. D. (2012). INDERA
MS-1: radar s-band pertama karya anak bangsa. Prosiding InSINas,
0078:80-84.
Nicolas, A., Wijanto, H., Wahyu, W. (2015). Perancangan dan realisasi antena
mikrostrip s-band susunan linier untuk radar kapal. e-Proceeding of
Engineering, 2(2):2942-2950.
Akbar Danar Abiwardana. 2018. Desain Analisis Material Antena Parabola untuk
Synthetic Aperture Radar On – Board Microsatellite Pada Frekuensi C-
Band [tugas akhir]. Surabaya: Fakultas Teknologi Elektro, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Pradana, A., Arseno, D., Edwar. (2021). Perancangan dan realisasi antena horn
dengan metode 3D printing pada frekuensi S-Band. e-Proceeding of
Engineering, 8(6):11730 -11737.
48
LAMPIRAN
49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
50