Anda di halaman 1dari 62

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN BATANG METAL


BERBENTUK PERSEGI PADA FEED HORN PIRAMIDA
ANTENA PARABOLA UNTUK APLIKASI RADAR MARITIM
FREKUENSI 3GHZ

ARDI IMAM SANTOSO


1513618022

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
HALAMAN JUDUL

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN BATANG METAL


BERBENTUK PERSEGI PADA FEED HORN PIRAMIDA
ANTENA PARABOLA UNTUK APLIKASI RADAR MARITIM
FREKUENSI 3GHZ

ARDI IMAM SANTOSO


1513618022

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Pengaruh Penambahan Batang Metal Berbentuk Persegi


Pada Feed Horn Piramida Antena Parabola Untuk Aplikasi Radar
Maritim Frekuensi 3 GHz

Penyusun : Ardi Imam Santoso

NIM : 1513618022

Tanggal Ujian : 18 Januari 2023

Disetujui oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Efri Sandi, M.T. Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng.


NIP. 197502022008121002 NIP. 197809192005012003

Pengesahan Panitia Ujian Skripsi


Ketua Penguji, Sekretaris, Dosen Ahli,

Dr. Wisnu Djatmiko, M.T. Dr. Baso Maruddani, M.T. Vina Oktaviani, M.T.
NIP.196702141992031001 NIP.198305022008011006 NIP. 199010122022032009

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Dr. Baso Maruddani, M.T.


NIP 198305022008011006

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan Karya asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Negeri Jakarta
maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Skripsi ini belum dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas


dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, serta sanksi
lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 05 Januari 2023


Yang membuat
pernyataan

Ardi Imam Santoso


No. Reg. 1513618022

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kesehatan, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Penambahan Batang Metal Berbentuk Persegi Pada Feed Horn Piramida Antena
Parabola Untuk Aplikasi Radar Maritim Frekuensi 3 GHz”. skripsi ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan terwujud dengan baik
tanpa adanya bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan
ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Dr. Baso Maruddani, M.T, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika.
2. Dr. Efri Sandi, M.T, selaku Dosen Pembimbing I.
3. Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Kedua orang tua dan keluarga peneliti yang selalu memberikan
semangat dan do’a untuk kelancaran dan keberhasilan peneliti.
5. Teman – teman mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika angkatan
2018 yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna
sehingga peneliti membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi
ini.
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini dengan balasan
yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memajukan
pengetahuan teknologi pada bidang komunikasi wireless.
Jakarta, 25 Januari 2022
Penyusun,

(Ardi Imam Santoso)

iv
ABSTRAK
Ardi Imam Santoso, Analisis Pengaruh Penambahan Batang Metal Berbentuk
Persegi pada Feed Horn Piramida Antena Parabola Untuk Aplikasi Radar
Maritim Frekuensi 3 GHz. Skripsi. Jakarta, Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, 2022. Dosen
Pembimbing: Dr. Efri Sandi, M.T dan Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng.

Penelitian ini bertujuan untuk analisis pengaruh penambahan batang metal


berbentuk pesegi pada feed horn piramida antena parabola untuk aplikasi radar
maritim pada frekuensi 3 GHz. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Telekomunikasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta pada Juni sampai
Desember 2022.

Penelitian menggunakan metode Research and Development (RnD) melalui 5


tahapan dari 10 tahapan yang disediakan diawali dengan menentukan spesifikasi
antena radar maritim, menentukan dimensi antena feed horn piramida sebelum dan
setelah panambahan batang metal berbentuk persegi, menentukan dimensi antena
parabola, perancangan dan simulasi menggunakan perangkat lunak CST Studio
Suite 2019.

Bahan yang digunakan pada antena horn piramida yaitu aluminium dengan
ketebalan 1 mm dan reflektor parabola menggunakan bahan aluminium dengan
ketebalan 3 mm. Hasil simulasi antena horn piramida tanpa penambahan batang
metal berbentuk persegi menghasilkan parameter return loss -10,85 dB, bandwidth
-301,5 MHz, VSWR 1,8, dan gain 12,47 dB, sedangkan antena horn piramida
dengan teknik penambahan batang metal berbentuk persegi menghasilkan
parameter return loss -20,7 dB, bandwidth 156,6 MHz, VSWR 1,2 dan gain 13 dB.
Penambahan batang metal berbentuk persegi berhasil meningkatkan performansi
antena horn piramida pada parameter gain. Hasil simulasi pada antena parabola
menggunakan feed horn piramida dengan penambahan batang metal berbentuk
persegi menghasilkan parameter return loss -13,17 dB, bandwidth 586,9 MHz,
VSWR 1,56, gain 36,94 dB, beamwidth 1,90 dan side lobe level -31,4 dB.
Penambahan batang metal berbentuk persegi pada feed horn piramida antena
parabola berhasil memenuhi spesifikasi antena radar maritim yang membutuhkan
gain sangat tinggi dan side lobe level yang rendah.

Kata Kunci: Antena parabola, feed horn piramida, antena radar maritim, gain.

v
ABSTRACT

Ardi Imam Santoso, Analysis of the Effect of Adding Square-Shaped Metal Rods
to the Pyramid Parabolic Antenna Feed Horn for Maritime Radar Applications
with 3 GHz Frequency. Essay. Jakarta, Electronic Engineering Education
Study Program, Faculty of Engineering, Jakarta State University, 2022.
Advisor: Dr. Efri Sandi, M.T and Dr. Aodah Diamah, S.T, M.Eng.

This study aims to analyze the effect of adding rectangular metal rods to the feed
horn of a pyramid parabolic antenna for maritime radar applications at a frequency
of 3 GHz. The research was carried out at the Telecommunications Laboratory,
Faculty of Engineering, Jakarta State University from June to December 2022.

The study used the Research and Development (RnD) method through 5 of the 10
stages provided, starting with determining the specifications of the maritime radar
antenna, determining the dimensions of the architectural feed horn antenna before
and after adding a square-shaped metal rod, determining the dimensions of the
parabolic antenna, designing and simulating software CST Studio Suite 2019.

The material used in the pyramid horn antenna is aluminum with a thickness of 1
mm and the parabolic reflector uses aluminum with a thickness of 3 mm. The
simulation results of a pyramidal horn antenna without the addition of a square-
shaped metal rod produce a return loss parameter of -10.85 dB, a bandwidth of -
301.5 MHz, a VSWR of 1.8, and a gain of 12.47 dB, while a pyramidal horn antenna
with a metal rod addition technique is square produces a return loss parameter of -
20.7 dB, a bandwidth of 156.6 MHz, a VSWR of 1.2 and a gain of 13 dB. The
addition of a square-shaped metal rod succeeded in increasing the performance of
the pyramid horn antenna on the gain parameter. The simulation results on a
parabolic antenna using a pyramid feed horn with the addition of a square-shaped
metal rod produce a return loss parameter of -13.17 dB, a bandwidth of 586.9 MHz,
a VSWR of 1.56, a gain of 36.94 dB, a beamwidth of 1,90 and side lobe level -31.4
dB. The addition of a rectangular metal rod to the pyramid feed horn of the parabolic
antenna has succeeded in fulfilling the specifications of a maritime radar antenna
which requires very high gain and low side lobe level.

Keywords: Parabolic antenna, pyramid feed horn, maritime radar antenna, gain.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II KERANGKA TEORITIK ....................................................................... 5
2.1 Kerangka Teoritik ..................................................................................... 5
2.1.1 Radar Maritim ...................................................................................... 5
2.1.2 Antena Parabola ................................................................................... 5
2.1.3 Antena Horn ......................................................................................... 6
2.1.4 Parameter Antena ................................................................................. 8
2.2 Kerangka Berfikir ................................................................................... 14
2.3 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 17
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 17
3.2 Tujuan Operasional Penelitian ................................................................ 17
3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 17
3.3.1 Potensi dan Masalah ........................................................................... 18
3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 18

vii
3.3.2.1 Menentukan Karakteristik Antena Feeder Horn Piramida ....... 18
3.3.3.2 Menentukan Karakteristik Reflektor Parabola ......................... 19
3.3.3 Desain Produk .................................................................................... 19
3.3.3.1 Menentukan Dimensi Antena Feeder Horn Piramida .............. 19
3.3.3.2 Menentukan Dimensi Reflektor Parabola ................................. 22
3.3.3.3 Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor
Parabola .................................................................................... 23
3.3.3.4 Desain Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola dengan
CST Studio Suite 2019 .............................................................. 24
3.3.4 Validasi Desain .................................................................................. 24
3.3.5 Revisi Desain...................................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 26
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 26
4.2 Pembahasan............................................................................................. 26
4.2.1 Hasil Desain Horn Piramida .............................................................. 26
4.2.2 Hasil Desain Antena Horn Piramida Dengan Penambahan Batang
Metal Persegi ...................................................................................... 30
4.3.1 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi ................................ 34
4.2.3 Hasil Desain Antena Parabola ............................................................ 36
4.3.2 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan Setelah
Iterasi Jarak Titik Fokus ..................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 50

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

2.1 Pengembangan yang Akan Dilakukan pada Penelitian 16


Terdahulu
3.1 Spesifikasi Antena Feed Horn Piramida 18
3.2 Spesifikasi Antena Reflektor Parabola 19
3.3 Hasil Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan 23
Reflektor Parabola
3.4 Hasil Simulasi CST Studio Suite 2019 24
4.1 Dimensi Antena Horn Piramida 27
4.2 Hasil Simulasi Antena Horn Piramida 30
4.3 Dimensi Antena Horn Piramida dengan Penambahan 31
Batang Metal Persegi
4.4 Hasil Simulasi Antena Horn Piramida dengan Penambahan 33
Batang Metal Persegi
4.5 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida 35
Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
4.6 Perbandingan Dimensi Antena Horn Piramida Sebelum dan 36
Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
4.7 Dimensi Antena Parabola 37
4.8 Hasil Simulasi Antena Parabola 40
4.9 Hasil Simulasi Antena Parabola Setelah Iterasi 43
4.10 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan 45
Setelah Iterasi

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Bentuk Umum Untuk Nilai F/D dan Sudut Reflektor 6


Terhadap F/D
2.2 Jenis Antena Horn dan Bagian Dimensi Antena Horn 7
Piramida
2.3 Antena Horn dengan Penambahan Dua Batang Metal 7
2.4 Polarisasi Linier 11
2.5 Polarisasi Circular 11
2.6 Polarisasi Ellips 12
2.7 Pola Radiasi Antena 12
2.8 Flowchart Perancangan Antena Parabola 14
3.1 Metode Research and Development 18
3.2 Dimensi Antena Horn Piramida 20
4.1 Tampak Depan dan Belakang Antena Horn Piramida 27
4.2 Tampak Samping Antena Horn Piramida 27
4.3 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Horn Piramida 28
4.4 Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida 28
4.5 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Horn Piramida 29
4.6 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Horn Piramida 29
4.7 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Horn Piramida 29
4.8 Tampak Depan dan Belakang Antena Horn Piramida 30
dengan Penambahan Batang Metal Persegi
4.9 Tampak Samping Antena Horn Piramida dengan 31
Penambahan Batang Metal Persegi
4.10 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Horn Piramida dengan 32
Penambahan Batang Metal Persegi
4.11 Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida dengan 32
Penambahan Batang Metal Persegi
4.12 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Horn Piramida dengan 32
Penambahan Batang Metal Persegi
4.13 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Horn Piramida 33
dengan Penambahan Batang Metal Persegi
4.14 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Horn Piramida 33
dengan Penambahan Batang Metal Persegi
4.15 Perbandingan Hasil Simulasi S-Parameter Antena Horn 34
Piramida Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal
Persegi
4.16 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida 34
Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
4.17 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Horn Piramida 35
Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
4.18 Tampak Depan Antena Parabola 37
4.19 Tampak Samping Antena Parabola 37
4.20 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola 38
4.21 Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola 39

x
4.22 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola 39
4.23 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola 39
4.24 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola 40
4.25 Tampak Depan Antena Parabola 41
4.26 Tampak Samping Antena Parabola 41
4.27 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.28 Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.29 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola Setelah Iterasi 42
4.30 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola Setelah 42
Iterasi
4.31 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola Setelah 43
Iterasi
4.32 Perbandingan Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi
4.33 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi
4.34 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Parabola 44
Sebelum dan Setelah Iterasi

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Indonesia (RI) merupakan Negara yang memiliki kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dengan 2/3 wilayah terdiri dari
lautan memerlukan pengamanan dan pengawasan wilayah yang ekstra ketat dari
aparat keamanan yang berwenang dibidangnya, namun masih banyak permasalahan
penjagaan lautan yang sering terjadi, seperti masalah pencurian ikan yang makin
marak oleh kapal-kapal luar negeri, pembajakan serta penyelundupan hasil
tangkapan ikan ataupun yang lainnya dan adanaya tabrakan yang terjadi antar kapal
karena kurangnya radar untuk mendeteksi keberadaan kapal lain disekitar. Seperti
yang terjadi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi kedua kapal mengalami
kecelakaan bertabrakan disekitar Pelabuhan. (Detik News, 2022).
Saat ini, kapal-kapal pengawas dan pemantauan daerah kelautan yang ada
di Indonesia sudah dilengkapi dengan radar, akan tetapi lingkup jangkauan dari
radar yang dipancarkan oleh kapal milik Indonesia masih kecil dan sedikit.
Sehingga perlu dibuatkan prototipe berupa Radar Maritim yang dilihat dari segi
frekuensi, gain, bandwidth, beamwidth dan side lobe level yang dimiliki (Jonifan.
dkk., 2016).
Radar merupakan sebuah perangkat yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan
memetakan objek bergerak maupun diam. Sementara Radar Maritim merupakan
stasiun radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut sehingga dapat mencakup
daerah yang luas di wilayah perairan Indonesia (Jonifan, dkk., 2016).
Radar laut terbagi menjadi dua yaitu Radar Maritim merupakan stasiun
radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut dan Radar Surveillance adalah stasiun
radar tetap yang berfungsi untuk mengawasi pantai, selat, sungai dan eksplorasi
lepas pantai dan darat (Jonifan, dkk., 2016).
Salah satu komponen utama dari Radar Maritim yaitu Antena. Antena
memiliki peranan sangat penting pada sistem radar. Antena dapat menentukan
fungsi dari keseluruhan sistem radar terutama pemrosesan sinyal yang diterima.
Sinyal yang ditangkap oleh radar akan diproses menuju pusat sistem radar pada saat

1
2

suatu objek tertangkap atau masuk dalam jangkauan daerah antena, maka pada layar
monitor akan menampilkan hasil proses dari sistem radar.
Antena yang dapat digunakan pada pengaplikasian Radar Maritim terdiri
dari beberapa jenis antena yaitu antena mikrostrip patch array dan antena parabola.
Antena parabola merupakan antena yang memiliki dua bagian utama, yaitu
antena pencatu (Feeder) dan pemantul (Reflector). Penggunaan antena untuk
aplikasi radar sudah banyak mengalami perkembangan diantaranya yaitu antena
dish yang dapat berputar secara horizontal hingga antena phased array fisik antena
yang diam tetapi menghasilkan beamwidth yang dapat bergerak untuk melakukan
scanning dalam wilayah cakupannya. (Abiwardana, 2012).
Menurut Lestari, dkk. (2012) pada perancangan Indera MS-1 : Radar S-
Band Pertama Karya Anak Bangsa yang membuat sebuah prototipe radar
surveillance long-range yang bekerja pada frekuensi S-Band untuk kebutuhan
maritim dan bekerja pada daya pancar sekitar 5W. Pada hasil penelitian ini
menggunakan antena mikrostrip patch array menghasilkan gain sebesar 24dBi,
beamwidth 2,20 dan side lobe level -13 dB.
Menurut Nicolas, dkk. (2015) perancangan dan realisasi array antena
mikrostrip S-Band susunan linier untuk radar kapal dengan metode pencatuan yaitu
Stripline. Pada penelitian ini menghasilkan parameter antara lain frekuensi tengah
3GHz, VSWR 1.019, bandwidth 101,1 MHz, gain 10,09 dB, pola radiasi yaitu
unidirectional dan polarisasi yaitu linier.
Menurut Jonifan, dkk. (2016) perancangan antena mikrostrip patch
sirkular menggunakan metode array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi 3,2
GHz. Pada penelitian ini menghasilkan parameter antara lain frekuensi kerja 3,2
Hz, VSWR 1,005, gain 11,3 dB, bandwidth 159 MHz dan impedansi masukan 50Ω.
Menurut Ichsan (2012) rancang bangun antena horn menggunakan teknik
penambahan batang metal yang bekerja pada frekuensi 2,8 – 3 GHz untuk dapat
meningkatkan nilai gain antena horn dapat dilakukan penambahan dua batang
metal yang saling tegak lurus yang diletakan di dalam antena horn pada penelitian
ini, antena horn piramida tanpa menggunakan penambahan dua batang metal
menghasilkan gain sebesar 12 dB dengan menambahkan dua batang metal
menghasilkan gain sebesar 12,2 dB (Ichsan, 2012).
3

Menurut Abiwardana (2018) desain dan analisis material antena parabola


untuk systhetic aperture radar on-board microsatellite pada frekuensi c-band. Pada
penelitian ini, antena corrugated horn yang digunakan sebagai feeder antena
parabola menghasilkan parameter antara lain yaitu gain 14,7 dB, beamwidth 33,70
dan side lobe level -30,6 dB dengan menambahkan reflektor menghasilkan
parameter gain 24,3 dB, beamwidth 50 dan side lobe level -7,7dB.
Untuk mengatasi salah satu kelemahan antena mikrostrip yaitu gain yang
kecil, antena mikrostrip dapat ditambahkan reflektor untuk mendapatkan gain yang
diinginkan dan untuk dapat meningkatkan gain antena horn piramida yaitu dapat
menggunakan teknik penambahan dua batang metal di dalam antena horn dan
penambahan reflektor untuk mendapatkan gain yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa literatur dan penelitian sebelumnya, maka
dilakukan penelitian untuk menghasilkan parameter gain yang tinggi dengan
merancang antena horn piramida menggunakan teknik penambahan batang metal
yang berbentuk persegi dan parabola sebagai reflektor untuk aplikasi radar maritim
frekuensi 3 GHz.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan ukuran antena parabola yaitu antena
pencatu (antena horn piramida) dan pemantul (reflector)?
2. Bagaimana cara perancangan desain antena parabola yang bekerja pada
frekuensi 3GHz untuk aplikasi radar maritim?
3. Bagaimana cara mendesain dan mensimulasikan antena parabola
menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2019?
4. Bagaimana cara untuk meningkatkan gain feed horn piramida antena
parabola?
4

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Perancangan antena parabola adalah antena pencatu berjenis horn
piramida pada frekuensi 3 GHz dan pemantul yang berbentuk
parabola.
2. Perancangan dan simulasi antena parabola dilakukan menggunakan
perangkat lunak CST Studio Suite 2019.
3. Pengujian perancangan desain dilakukan pada antena horn piramida
dan antena parabola dengan memperhatikan parameter – parameter
antena yaitu VSWR ≤ 2, Gain ≥ 27 dB, Return Loss ≤ -10dB,
Bandwidth ≥ 500 MHz, Beamwidth ≤ 20 dan Side Lobe Level ≤ -30
dB.

1.4 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah,
maka dapat disimpulkan perumusan masalah pada penelitian ini, yaitu bagaimana
merancang, mendesain dan mensimulasikan antena parabola yaitu antena pencatu
(feeder) dan pemantul (reflector) untuk frekuensi 3GHz dengan spesifikasi antara
lain VSWR ≤ 2, Gain ≥ 27 dB, Return Loss ≤ -10dB, Bandwidth ≥ 500 MHz,
Beamwidth ≤ 20 dan Side Lobe Level ≤ -30 dB.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan peneliti bertujuan untuk
merancang dan mensimulasikan antena parabola pada aplikasi radar maritim
frekuensi 3GHz agar menghasilkan parameter antara lain VSWR ≤ 2, Gain ≥ 27
dB, Return Loss ≤ -10dB, Bandwidth ≥ 500 MHz, Beamwidth ≤ 20 dan Side Lobe
Level ≤ -30 dB. Dengan perangkat lunak CST Studio Suite 2019 dan menganalisis
pengaruh dari penambahan batang metal berbentuk persegi didalam antena horn
piramida terhadap parameter antena.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan dan
memajukan pengetahuan teknologi pada bidang komunikasi wireless yaitu antena
parabola pada aplikasi radar maritim dan menghasilkan parameter yang diinginkan.
BAB II
KERANGKA TEORITIK
2.1 Kerangka Teoritik
2.1.1 Radar Maritim
Radar merupakan sebuah perangkat yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan
memetakan objek bergerak maupun diam. Sementara Radar Maritim merupakan
stasiun radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut sehingga dapat mencakup
daerah yang luas di wilayah perairan Indonesia (Jonifan, dkk., 2016).
Radar laut terbagi menjadi dua yaitu Radar Maritim merupakan stasiun
radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut dan Radar Surveillance adalah stasiun
radar tetap yang berfungsi untuk mengawasi pantai, selat, sungai dan eksplorasi
lepas pantai dan darat (Jonifan, dkk., 2016).
Salah satu komponen utama dari Radar Maritim yaitu Antena. Antena
memiliki peranan sangat pengting pada sistem radar. Antena dapat menentukan
fungsi dari keseluruhan sistem radar terutama pemrosesan sinyal yang diterima.
Sinyal yang ditangkap oleh radar akan diproses menuju pusat sistem radar pada saat
suatu objek tertangkap atau masuk dalam jangkauan daerah antena, maka pada layar
monitor akan menampilkan hasil proses dari sistem radar.

2.1.2 Antena Parabola


Antena Parabola merupakan antena yang memiliki dua bagian utama, yaitu
antena pencatu (Feeder) dan pemantul (Reflector). Dinamakan antena parabola
dikarenakan pada bagian reflektornya berbentuk parabola, atau dalam bahasa
inggris disebut parabolic reflector. Dengan pemantul yang berbentuk parabola,
karakteristik radiasi antena dapat ditingkatkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
sifat geometri parabola seperti fenomena optik, jika ada radiasi medan
elektromagnetik datang sejajar ke arah reflektor parabola maka akan dipantulkan
dan difokuskan pada satu titik yaitu titik fokus dari reflektor, dan jika ada sumber
radiasi yang diletakan di titik fokus reflektor maka akan dipantulkan oleh reflektor
parabola lurus sejajar. (Abiwardana, 2018)

5
6

Reflektor parabola yang asimetris memiliki dua parameter spesifikasi,


yaitu diameter (D) dan titik fokus (F). Nilai ukuran reflektor dan bentuk (tingkat
kelengkungan) dinyatakan dalam D dan F/D. F/D merupakan rasio titik fokus (F)
terhadap diameter (D) menyatakan tingkat kelengkungan reflektor parabola. Jika
nilai F/D menjadi infiniti maka reflektor akan berbentuk datar. Ilustrasi dari
parameter reflektor F/D ditunjukkan pada gambar 2.1 (Abiwardana, 2018).

Gambar 2.1 Bentuk Umum Untuk Nilai F/D dan Sudut Reflektor Terhadap F/D
(Abiwardana, 2018)
2.1.3 Antena Horn
Antena Horn adalah salah satu antena microwave yang dapat digunakan
secara luas dan sederhana. Salah satu kelebihan dari antena horn pengaplikasiannya
yang cukup banyak salah satunya yaitu sebagai pencatu untuk aplikasi radar.
(Ichsan, 2012).
Antena horn merupakan sebuah hollow pipe yang membesar (taper)
kearah mulut horn. Performansi antena horn dipengaruhi oleh jenis, arah dan besar
dari taper. (Pradana, 2021).
Antena horn dibagi menjadi empat jenis :
1. Antena horn sektoral bidang – E
2. Antena horn sektoral bidah – H
3. Antena horn Pyramidal
4. Antena horn Conical
7

Gambar 2.2 Jenis Antena Horn dan Bagian Dimensi Antena Horn Piramida
(W. Prapto, 2011)

Salah satu teknik yang meningkatkan gain antena horn, yaitu dengan
menambahkan batang metal yang diletakan di dalam antena horn yang saling tegak
lurus pada bidang H dan bidang E yang betujuan untuk menurunkan frekuensi kerja
dan menaikan gain (Ichsan, 2012). Antena horn dengan penambahan dua batang
metal ditunjukkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Antena Horn dengan Penambahan Dua Batang Metal (Koerner, 2000)
Fungsi penambahan batang metal yaitu untuk mengurangi phase curvature
dari antena horn piramida. Phase curvature merupakan faktor pengurang flare
angle, semakin besar flare angel maka semakin besar gain dari antena horn
piramida. Maka semakin kecil pengaruh dari phase curvature, semakin besar gain
yang dihasilkan antena horn piramida. Jadi dengan penambahan batang metal,
phase curvature akan berkurang dan gain dari antena horn piramida akan
meningkat (Koerner, 2000).
8

2.1.4 Parameter Antena


Untuk dapat mengetahui spesifikasi standar dari antena yang dirancang,
antena memiliki beberapa parameter yang sering digunakan dalam pengukuran
maupun simulasi, diantaranya yaitu :

1. Voltage Standing Waver Ratio (VSWR)


VSWR merupakan perbandingan antara amplitudo gelombang
berdiri (standing wave) maksimum (|𝑉𝑚𝑎𝑥 |) dengan amplitudo gelombang
berdiri (standing wave) minimum (|𝑉𝑚𝑖𝑛 |). Terdapat dua komponen
gelombang tegangan pada saluran transmisi, yaitu tegangan yang
dikirimkan (𝑉0+ ) dan tegangan yang direfleksikan (𝑉0− ) perbandingan
antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan
disebut koefisien refleksi tegangan (Γ). Hubungan koefisien refleksi
tegangan dengan tegangan dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (2.1). (Yuwono, 2016:13).
𝑉0− 𝑍 −𝑍
Γ = = 𝑍𝐿 +𝑍0 (2.1)
𝑉0+ 𝐿 0

𝑍𝐿 = Impedansi beban (load)


𝑍𝑜 = Impedansi saluran lossess
Koefisien refleksi tegangan (Γ) memiliki nilai kompleks yang
mempersentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk
beberapa kasus sederhana, ketika bagian imajiner dari (Γ) adalah nol
maka:
• Γ = -1 : Refleksi negatif maksimum ketika saluran terhubung singkat.
• Γ = 0 : Tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matched
sempurna.
• Γ = +1 : Refleksi positif maksimum ketika saluran dan rangkaian
terbuka.
Rumus untuk mencari nilai VSWR dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (2.2).
̅|𝑚𝑎𝑥
|𝑉 1+|Γ|
𝑆= ̅|𝑚𝑖𝑛
|𝑉
= 1−|Γ| (2.2)

2. Return Loss
9

Return loss Merupakan perbandingan antara gelombang amplitudo


yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan.
Return loss dapat terjadi karena adanya diskontinuitas diantara saluran
transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian
gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (miss matched), besarnya
return loss bervariasi tergantung pada frekuensi. Untuk mencari return
loss dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.3) dan (2.4)
(Yuwono, 2016:15).
𝑉 − 𝑍 −𝑍
Γ = 𝑉0 = 𝑍𝐿 +𝑍0 (2.3)
0+ 𝐿 0

return loss = 20 log10 |Γ| (2.4)


3. Input Impedance (Impedansi Masukan)
Impedansi masukan merupakan perbandingan dari impedansi pada
bagian terminal antena atau perbandingan antara tegangan dan arus listrik
pada terminal antena. Impedansi masukan bervariasi untuk nilai posisi
tertentu. Impedansi masukan, 𝑍𝑖𝑛 terdiri dari dua bagian nyata (𝑅𝑖𝑛 ) dan
bagian imajiner (𝑋𝑖𝑛 ). Untuk mencari impedansi masukan dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.5) (Yuwono, 2016:16).
𝑍𝑖𝑛 = (𝑅𝑖𝑛 + 𝑋𝑖𝑛 ) Ω (2.5)
Resistansi masukan (𝑅𝑖𝑛 ) mewakili disipasi yang terjadi karena dua
hal, yaitu:
a. Karena daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali lagi
(radiasi).
b. Karena rugi-rugi hambatan yang terkait dengan panas pada struktur
antena.
Namun pada banyak antena, rugi-rugi ohmic sangat kecil bila
dibandingkan dengan rugi-rugi akibat radiasi.
Komponen imajiner (𝑋𝑖𝑛 ) mewakili reaktansi dari antena dan daya
yang tersimpan pada medan dekat antena. Kondisi matching harus
sedemikian rupa sehingga mendekati 50+j 0Ω.
4. Bandwidth antena
Bandwidth antena merupakan rentang frekuensi kinerja antena yang
berhubungan dengan beberapa karakteristik seperti, impedansi masukan,
10

pola radiasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi VSWR, return loss dan
axial ratio, yang memenuhi spesifikasi standar. Dalam menentukan
bandwidth anten memperlukan spesifikasi kriteria apa saja yang akan
digunakan karena tidak ada definisi baku dalam menentukan bandwidth.
Nilai dari bandwidth merupakan pernyataan dari kemampuan frekuensi
kerja antena.
Bandwidth antena biasanya ditulis dalam bentuk persentase
bandwidth karena bersifat relative lebih konstan terhadap frekuensi. Untuk
mencari bandwidth dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
(2.6) (Yuwono, 2016:17).
𝑓ℎ −𝑓𝑙
𝐵𝑊 = 𝑓𝑐
× 100% (2.6)

𝑓ℎ = Frekuensi tertinggi dalam band (GHz)


𝑓𝑙 = Frekuensi terendah dalam band (GHz)
𝑓𝑐 = Frekuensi tengah dalam band (GHz)
5. Polarisasi
Polarisasi merupakan penunjukkan bagaimana orientasi dari
gelombang elektromagnetik yang diterima atau ditransmisikan antena.
Orientasi tersebut dapat dilihat dari vektor gelombang elektrik yang
diradiasikan. Polarisasi gelombang merupakan keadaan radiasi gelombang
elektromagnetik yang digambarkan dalam variasi waktu terhadap besar
vektor medan listrik. Polarisasi dibagi menjadi tiga yaitu (Yuwono,
2016:21).
a. Polarisasi Linier
Gelombang akan terpolarisasi linier jika vektor medan listrik
atau medan magnet pada titik tersebut selalu berorientasi sepanjang
garis lurus yang sama pada setiap waktu. Polarisasi linier
ditunjukkan pada Gambar 2.4
11

Gambar 2.4 Polarisasi Linier (Yuwono, 2016)


b. Polarisasi Circular
Gelombang akan terpolarisasi cicular jika vektor medan listrik
atau medan magnet pada titik tersebut membentuk lingkaran sebagai
fungsi waktu. Polarisasi circular ditunjukkan pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Polarisasi Circular (Yuwono, 2016)


c. Polarisasi Ellips
Gelombang akan terpolarisasi ellips jika perubahan fasa yang
memiliki vektor medan pada posisi ellips pada ruang. Polarisasi
ellips ditunjukkan pada Gambar 2.6
12

Gambar 2.6 Polarisasi Ellips (Yuwono, 2016)


6. Pola Radiasi
Pola radiasi merupakan pernyataan grafis yang menggambarkan
sifat radiasi suatu antena pada fungsi koordinat ruang. Jika yang
digambarkan adalah kuat medan, maka pola radiasi dapat disebut sebagai
pola medan (field pattern), sedangkan jika yang digambarkan adalah
pointing vektor, maka pola radiasi dapat disebut sebagai pola daya (power
pattern). Pola radiasi antena menjelaskan bagaimana antena meradiasikan
energi ke ruang bebas atau bagaimana antena menerima energi (Yuwono,
2016:24). Pola radiasi antena ditunjukkan pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Pola Radiasi Antena (Yuwono, 2016)


Defisini dari parameter pola radiasi, yaitu:
a. Major lobe
Major lobe merupakan daerah pancaran terbesar sehingga
dapat menentukan arah radiasi dan mempunyai daya yang besar.
b. Side lobe
Side lobe terdiri dari:
13

• First side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat
dengan main lobe
• Second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah
first side lobe
• Back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan
dengan main lobe
c. Half power beamwidth (HPBW)
Half power beamwidth merupakan daerah sudut dibatasi oleh
titik – titik setengah daya atau -3 dB dari medan maksimum pada
lobe utama.
d. First null beamwidth (FNBW)
First null beamwidth merupakan besar sudut bidang diantara
dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
e. Side lobe level (SLL)
Side lobe level merupakan perbandingan antara first lobe dan
main lobe.
f. Front to back ratio (FBR)
Front to back ratio merupakan perbandingan antara main lobe
terhadap back lobe.
7. Gain
Gain merupakan perbandingan antara intensitas radiasi yang
diberikan pada arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang didapatkan
oleh antena. Gain memiliki dua parameter, yaitu absolute gain dan relative
gain. Absolute gain merupakan perbandingan intensitas radiasi para arah
tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima
oleh antena teradiasi secara isotropik. Relative gain merupakan
perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan
daya pada antena referensi dan arah yang direferensikan (Yuwono,
2016:26).
8. Directivity
Directivity merupakan kemampuan antena untuk
mengkonsentrasikan energinya pada suatu arah tertentu. Untuk
14

menunjukkan directivity dari suatu antena yaitu dengan perbandingan


antara intensitas radiasi pada arah radiasi tertentu dengan intensitas radiasi
rata-rata pada segala arah. Untuk mencari nilai direktivitas maksimal dapat
ditentukan menggunakan persamaan (2.7) (Yuwono, 2016:27).
𝑈𝑚𝑎𝑥 4𝜋𝑈𝑚𝑎𝑥
𝐷𝑚𝑎𝑥 = 𝐷𝑜 = = (2.7)
𝑈0 𝑃𝑟𝑎𝑑

𝐷𝑚𝑎𝑥 = Direktivitas maksimum


𝑈𝑚𝑎𝑥 = Intensitas radiasi maksimum
𝑈𝑜 = Intensitas radiasi sumber isotropic
𝑃𝑟𝑎𝑑 = Total daya teradiasi

2.2 Kerangka Berfikir


Dengan adanya teori yang sudah dijelaskan, maka teori tersebut menjadi
dasar penelitian dan pengembangan untuk mendesain antena parabola pada aplikasi
radar maritim frekuensi 3GHz. Untuk mengetahui lebih lanjut maka diperlukan
studi literatur yang komprehensif, melakukan simulasi antena dengan
menggunakan perangkat lunak yang ideal yaitu CST Studio Suite 2019, sehingga
flowchart penelitian tersebut jelas kemana arah penelitian yang akan dilakukan.
Flowchart perancangan antena parabola ditunjukkan pada Gambar 2.8
15

Gambar 2.8 Flowchart Perancangan Antena Parabola

2.3 Penelitian yang Relevan


Pada jurnal penelitian pertama yaitu Indera MS-1 : Radar S-Band Pertama
Karya Anak Bangsa yang membuat sebuah prototipe radar surveillance long-range
yang bekerja pada frekuensi S-Band untuk kebutuhan maritim dan bekerja pada
daya pancar sekitar 5W (Lestari, dkk., 2012). Sedangkan jurnal penelitan kedua
yaitu perancangan dan realisasi array antena mikrostrip S-Band susunan linier
untuk radar kapal dengan metode pencatuan yaitu Stripline menghasilkan
parameter antara lain frekuensi tengah 3GHz, VSWR ≤ 1,5, Bandwidth 60MHz
Gain ≥ 9dB, pola radiasi yaitu unidirectional dan polarisasi yaitu linier (Nicolas,
16

dkk., 2015). Pada jurnal penelitian ketiga perancangan antena mikrostrip patch
sirkular menggunakan metode array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi
3,2GHz menghasilkan parameter antara lain frekuensi kerja 3,2Hz, VSWR ≤ 2,
Gain ≥ 8dBi, bandwidth 60 MHz dan impedansi masukan 50Ω (Jonifan, dkk.,
2016). Pengembangan yang akan dilakukan pada penelitian terdahulu ditunjukan
pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Pengembangan Yang Akan Dilakukan Pada Penelitian Terdahulu

Kekurangan dari Pengembangan yang


Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu akan Dilakukan
Perancangan antena Pada antena mikrostrip Berdasarkan beberapa
mikrostrip patch sirkular patch sirkular penelitian sebelumnya
menggunakan metode menggunakan metode membuat perancangan
array 1x8 untuk aplikasi array 1x8 menghasilkan antena mikrostrip yang
radar maritim frekuensi parameter antara lain menghasilkan gain ≥ 10
3,2GHz menghasilkan frekuensi kerja 3,2 GHz, dBi, maka peneliti ingin
parameter antara lain VSWR ≤ 2, Gain ≥ 8dBi, melakukan penelitian
frekuensi kerja 3,2Hz, bandwidth 60 MHz dan dengan membuat desain
VSWR ≤ 2, Gain ≥ 8dBi, masih menggunakan antena parabola dengan
bandwidth 60 MHz dan teknik pencatuan gain yang tinggi yaitu ≥
impedansi masukan 50Ω langsung 27 dBi pada aplikasi
(Jonifan, dkk., 2016). radar maritim frekuensi
3GHz.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektronika Universitas
Negeri Jakarta pada Bulan Juni 2022 – Desember 2022. Proses penelitian berupa
uji coba perancangan dengan metode yang ada agar mendapatkan hasil parameter
yang diinginkan.

3.2 Tujuan Operasional Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk merancang antena parabola pada aplikasi
radar maritim frekuensi 3GHz agar menghasilkan VSWR ≤ 2, Gain ≥ 27dB, Return
Loss ≤ -10dB, Bandwidth ≥ 500 MHz, Beamwidth ≤ 20 dan Side Lobe Level ≤ -30
dB. Dengan spesifikasi untuk feeder antena menggunakan jenis Horn Piramida,
menggunakan bahan aluminium dengan ketebalan 1 mm, dan untuk reflektor
parabola menggunakan bahan aluminium dengan ketebalan 3 mm, diameter
parabola (D) 3,5 meter, rasio titik fokus terhadap diameter F/D 0.5 dan titik fokus
𝐹
(F) yaitu 𝐷 × 𝐷 = 0,5 × 3,5 = 1,75 meter.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya
Research And Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk (Sugiyono,
2015:407).
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar
dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat
longitudinal bertahap bisa multy years (Sugiyono, 2015:407).
Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini
adalah metode penelitian dan pengembangan atau biasa disebut research and
development (R&D), dimana menghasilkan produk dan menguji produk. Dalam
metode R&D terdapat 10 langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan

17
18

penelitian. Tetapi pada penelitian ini hanya sampai langkah ke 5 yang disediakan,
langkah-langkah yang akan diambil pada penelitian ini ditunjukan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Metode Research and Development

3.3.1 Potensi dan Masalah


Berdasarkan perumusan masalah pada bab sebelumnya, masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana merancang, mendesain dan mensimulasikan antena
parabola pada aplikasi radar maritim frekuensi 3GHz, dengan parameter yaitu
VSWR ≤ 2, Gain ≥ 27dB, Return Loss ≤ -10dB, Bandwidth ≥ 500 MHz, Beamwidth
≤ 20 dan Side Lobe Level ≤ -30 dB dan bagaimana cara untuk meningkatkan gain
feed horn piramida antena parabola.

3.3.2 Pengumpulan Data


3.3.2.1 Menentukan Karakteristik Antena Feeder Horn Piramida
Antena Parabola yang dirancang, diharapkan dapat bekerja pada frekuensi
3GHz, agar antena yang akan dirancang mampu bekerja pada frekuensi 3GHz,
maka dibutuhkan karakteristik antena feeder seperti bentuk dan dimensi horn
piramida. Spesifikasi antena feeder horn piramida ditunjukan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Spesifikasi Antena Feed Horn Piramida

Spesifikasi Parameter
Frekuensi Kerja 3 GHz
Jenis Feeder Horn Piramida
Material Aluminium
Tebal 1 mm
VSWR ≤ 1,5
Return Loss ≤ -10dB
Gain ≥ 12 dB
19

3.3.3.2 Menentukan Karakteristik Reflektor Parabola


Reflektor parabola yang dirancang, diharapkan dapat bekerja pada
frekuensi 3GHz, agar reflektor parabola yang akan dirancang mampu bekerja pada
frekuensi 3GHz, maka dibutuhkan karakteristik reflektor parabola seperti bentuk
dan dimensi. Spesifikasi antena reflektor parabola ditunjukan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Spesifikasi Antena Reflektor Parabola

Spesifikasi Parameter
Diameter 3,5 m
Titik Fokus 1,75 m
Tebal Reflektor 3 mm
Material Aluminium
Gain ≥ 27 dB
VSWR ≤2
Return Loss ≤ -10dB
Bandwidth ≥ 500 MHz
Beamwidth ≤ 20
Side Lobe Level ≤ -30 dB

3.3.3 Desain Produk


3.3.3.1 Menentukan Dimensi Antena Feeder Horn Piramida
Setelah menentukan karakteristik antena feeder horn piramida, selanjutnya
dilakukan perancangan dimensi antena feeder horn piramida. Langkah pertama
dalam perancangan dimensi antena feeder horn piramida, yaitu menentukan
frekuensi kerja (𝑓0 ) yaitu 3GHz dan nilai gain yaitu 10 dB untuk mencari nilai λ
dan nilai K , maka dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (3.1) dan (3.2)
Gambar bagian dimensi antena horn piramida ditunjukkan pada gambar 3.1 (W.
Prapto, 2011).
20

Gambar 3.2 Dimensi Antena Horn Piramida (W. Prapto, 2011)


𝑐
λ𝑜 = 𝑓 (3.1)
𝑜

3×108 𝑚/𝑠
λ𝑜 = = 0.1𝑚 = 10 𝑐𝑚
3𝐺𝐻𝑧
2
10𝐺/10
𝐾 = (15,7479) (3.2)
2
1012/10
𝐾 = (15,7479)

𝐾 = 1,01
Setelah mendapatkan nilai ( λ𝑜 ), maka dapat menentukan nilai 𝑅𝑒 dan 𝑅ℎ
menggunakan persamaan (3.3) dan (3.4)
𝑅𝑒 = 𝜆√𝐾 (3.3)
𝑅𝑒 = 10√1,01
𝑅𝑒 = 10,05
𝐾 𝜆2
𝑅ℎ = (3.4)
𝑅𝑒

1,01 ×102
𝑅ℎ = 10,05
101
𝑅ℎ = 10,05 = 10,05 cm

Setelah mendapatkan nilai 𝑅𝑒 dan 𝑅ℎ langkah selanjutnya yaitu


menentukan nilai aperture antena yaitu bagian mulut antena horn sisi A dan sisi B
dengan menggunakan persamaan (3.5) dan (3.6)
21

𝐴 = √3 𝑅ℎ 𝜆 (3.5)

𝐴 = √3 × 10,05 × 10
𝐴 = 17,36 cm
𝐵 = √2 𝑅𝑒 𝜆 (3.6)

𝐵 = √2 × 10,05 × 10
𝐵 = 14,17 cm
Untuk mendapatkan panjang dari antena masing – masing bidang H (𝑅1 )
dan bidang E (𝑅2 ) dengan ukuran panjang (a = 7,62 cm) dan lebar (b = 3,81 cm)
berdasarkan jenis waveguide standar antena horn persegi menurut penggunaan
frekuensi kerja yaitu menggunakan waveguide WR.284 yang bekerja pada range
frekuensi 2,61 – 3,95 GHz dapat ditentukan dengan persamaan (3.7) dan (3.8) (W.
Prapto, 2011).
𝑎 𝑏
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2𝐴) + (2𝐵)] (3.7)
𝑎 𝑏
𝑅2 = 𝑅𝑒 [1 + (2𝐴) + (2𝐵)] (3.8)

𝑅 = 𝑅1 = 𝑅2
Karena nilai (𝑅1 ) dan (𝑅2 ) adalah sama, jadi hanya menggunakan salah
satu rumus yaitu panjang antena horn dapat menggunakan persamaan (3.7) atau
(3.8)
𝑎 𝑏
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2𝐴) + (2𝐵)]
7,62 3,81
𝑅1 = 𝑅ℎ [1 + (2(17,36)) + (2(14,17))]

𝑅1 = 10,05[1 + (0,22) + (0,13)]


𝑅1 = 10,05[1,35]
𝑅 = 𝑅1 = 𝑅2 = 13,57 cm
Setelah mendapatkan nilai 𝑅1 kemudian mencari nilai panjang pandu
gelombang antena horn piramida bidang H dapat ditentukan menggunakan
persamaan (3.9), (3.10) dan (3.11)

𝐴−𝑎 2
𝑅𝑥ℎ = √𝑅ℎ 2 − ( ) (3.9)
2

17,36−7,62 2
𝑅𝑥ℎ = √10,052 − ( )
2
22

𝑅𝑥ℎ = √101,0025 − 23,72


𝑅𝑥ℎ = √77,28 = 8,79 cm

𝐵−𝑏 2
𝑅𝑧ℎ = √𝑅𝑥ℎ 2 − ( ) (3.10)
2

14,17−3,81 2
𝑅𝑧ℎ = √8,792 − ( )
2

𝑅𝑧ℎ = √77,26 − 26,83


𝑅𝑧ℎ = √50,43 = 7,1
𝑟1 = 𝑅1 − 𝑅𝑧ℎ (3.11)
𝑟1 = 13,57 − 7,1
𝑟1 = 6,47 cm
Sedangkan panjang pandu gelombang antena horn piramida bidang E dapat
ditentukan menggunakan persamaan (3.9), (3.10) dan (3.11)

𝐵−𝑏 2
𝑅𝑥𝑒 = √𝑅𝑒 2 − ( ) (3.9)
2

14,17−3,81 2
𝑅𝑥𝑒 = √10,052 − ( )
2

𝑅𝑥𝑒 = √101,0025 − 26,83


𝑅𝑥𝑒 = √74,17 = 8,61

𝐴−𝑎 2
𝑅𝑧𝑒 = √𝑅𝑥𝑒 2 − ( ) (3.10)
2

17,36−7,62 2
𝑅𝑧𝑒 = √8,612 − ( )
2

𝑅𝑧𝑒 = √74,13 − 23,72


𝑅𝑧𝑒 = √50,41 = 7,1
𝑟2 = 𝑅2 − 𝑅𝑧𝑒 (3.11)
𝑟2 = 13,57 − 7,1
𝑟2 = 6,47 cm
3.3.3.2 Menentukan Dimensi Reflektor Parabola
Setelah menentukan karakteristik reflektor parabola, selanjutnya
dilakukan perancangan dimensi reflektor parabola. Langkah dalam perancangan
dimensi reflektor parabola, yaitu menentukan titik fokus. Dengan ukuran diameter
23

(D) yaitu 3,5 m dan rasio titik fokus terhadap diameter (F/D) yaitu 0,5 dapat
ditentukan menggunakan persamaan (3.12) (Abiwardana, 2018)

𝐹
𝐹 =𝐷×𝐷 (3.12)

𝐹 = 0,5 × 3,5
𝐹 = 1,75 cm
3.3.3.3 Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola
Dalam perancangan antena horn piramida dan reflektor parabola
diperlukan perhitungan untuk menentukan dimensi waveguide antena horn
piramida, taper antena horn piramida, dan titik fokus reflektor parabola dengan
menggunakan persamaan matematis. Hasil perhitungan dimensi antena horn
piramida dan reflektor parabola ditunjukan pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Dimensi Antena Horn Piramida dan Reflektor
Parabola
Parameter Nilai Keterangan
A 17,36 cm Sisi aperture A
B 14,17 cm Sisi aperture B
A 7,62 cm Sisi waveguide a
B 3,81 cm Sisi waveguide b
C 13,57 cm Panjang total antena horn
C 6,47 cm Panjang waveguide
D 3,5 m Diameter reflektor parabola
F 1,75 m Titik fokus
F/D 1/2 Rasio titik fokus
Jarak N-konektor dari dinding bidang
J 3,235 cm
waveguide
Jarak N-konektor dari alas bidang
T 1,905 cm
waveguide
24

3.3.3.4 Desain Antena Horn Piramida dan Reflektor Parabola dengan CST
Studio Suite 2019
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dimensi antena horn piramida dan
reflektor parabola langkah berikutnya yaitu melakukan desain dan simulasi
menggunaan perangkat lunak CST Studio Suite 2019. Hasil simulasi pada CST
Studio Suite 2019 berupa parameter antena seperti Return Loss, VSWR, Gain,
Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik.

3.3.4 Validasi Desain


Validasi desain antena parabola menggunakan perangkat lunak CST
Studio Suite 2019 betujuan untuk untuk mengetahui dimensi optimal antena
parabola. Optimalisasi dilakukan jika hasil simulasi berdasarkan hasil perhitungan
dimensi antena parabola belum memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Simulasi
menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2019 bertujuan untuk
mendapatkan spesifikasi yang sudah ditentukan yang berupa hasil parameter antena
parabola. Rangkuman hasil simulasi CST Studio Suite 2019 ditunjukkan pada Tabel
3.4
Tabel 3.4 Hasil Simulasi CST Studio Suite 2019

Antena horn piramida Antena parabola


Sebelum Setelah
Parameter Sebelum Setelah
Penambahan Penambahan
Iterasi Iterasi
Batang Persegi Batang Persegi
Frekuensi Kerja
VSWR
Gain
Return Loss
Bandwidth
Beamwidth
Side Lobe Level
25

3.3.5 Revisi Desain


Revisi atau perbaikan desain dilakukan agar perancangan desain antena
parabola dengan feed horn piramida menggunakan penambahan batang metal
berbentuk persegi dan reflektor berbentuk parabola menghasilkan parameter yang
sudah ditentukan..
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian


Bedasarkan perancangan yang sudah di tulis pada Bab III, perancangan
antena parabola pada aplikasi radar maritim yang bekerja pada frekuensi 3 GHz,
untuk mendapatkan dimensi dari antena feed horn piramida dan reflektor parabola
dapat menggunakan rumus dan dilakukan iterasi pada perangkat lunak. Dalam Bab
IV ini akan dibahas mengenai hasil simulasi desain antena parabola pada aplikasi
radar maritim frekuensi 3 GHz. Simulasi dilakukan untuk dapat mengetahui kinerja
dari antena parabola sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan pada Bab III.
Untuk parameter yang akan disimulasikan yaitu VSWR, Gain, Return Loss,
Bandwidth, Beamwidth dan Side Lobe Level. Data hasil simulasi digunakan untuk
melakukan analisis perbedaan kinerja antena horn piramida dengan antena horn
piramida menggunakan teknik penambahan batang metal persegi, dan analisis
perbedaan kinerja antena parabola sebelum dan setelah perbuahan jarak titik fokus
antena parabola.
Dengan penambahan batang metal persegi di dalam antena horn piramida
dan melakukan perubahan jarak titik fokus antena parabola diharapkan dapat
memperbaiki hasil parameter yang akan disimulasikan yaitu VSWR, Gain, Return
Loss, Bandwidth, Beamwidth dan Side Lobe Level.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Desain Horn Piramida
Dalam penelitian ini hasil desain horn piramida yang dibuat dengan
menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2019 dan bahan yang digunakan
pada desain antena horn piramida yaitu aluminium dengan ketebalan 1 mm.
Sedangkan hasil simulasi berupa parameter antena seperti VSWR, Gain, Return
Loss, Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik. Desain dimensi antena horn piramida hasil perhitungan
yang sudah dilakukan pada Bab III ditunjukkan pada gambar (4.1) dan (4.2).

26
27

Gambar 4.1 Tampak Depan dan Belakang Antena Horn Piramida

Gambar 4.2 Tampak Samping Antena Horn Piramida

Berdasarkan gambar (4.1) dan (4.2), dapat disimpulkan untuk dimensi


antena horn piramida yang sudah didesain ditunjukan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Dimensi Antena Horn Piramida

Parameter Nilai Keterangan


A 17,36 cm Sisi aperture A
B 14,17 cm Sisi aperture B
a 7,62 cm Sisi waveguide a
b 3,81 cm Sisi waveguide b
C 13,57 cm Panjang total antena horn
c 6,47 cm Panjang waveguide
28

Jarak N-konektor dari dinding bidang


J 3,235 cm
waveguide
Jarak N-konektor dari alas bidang
T 1,905 cm
waveguide

Setelah mendesain antena horn piramida langkah berikutnya yaitu


melakukan simulasi untuk mengetahui hasil berupa parameter antena seperti Return
Loss, VSWR, Gain, Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan
dalam bentuk gambar ataupun grafik. Hasil simulasi antena horn piramida
ditunjukan pada gambar (4.3) – (4.7).

Gambar 4.3 Hasil Simulasi S-Parameter Antena horn piramida

Gambar 4.4 Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida


29

Gambar 4.5 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Horn Piramida

Gambar 4.6 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Horn Piramida

Gambar 4.7 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Horn Piramida


Berdasarkan hasil simulasi antena horn piramida dapat disimpulkan bahwa
dimensi hasil perhitungan antena horn piramida belum memenuhi spesifikasi
parameter yang sudah ditentukan yaitu frekuensi kerja tidak berada pada 3 GHz,
maka harus dilakukan iterasi dimensi antena horn piramida. Hasil simulasi antena
horn piramida ditunjukan pada tabel 4.2
30

Tabel 4.2 Hasil Simulasi Antena Horn Piramida

Antena horn piramida


Parameter Spesifikasi Yang
Hasil Simulasi
Sudah Ditentukan
Frekuensi Kerja 3 GHz 3,25 GHz
Return Loss ≤ -10 dB -10,85 dB
Bandwidth ≥ 100 MHz 301,5 MHz
VSWR ≤ 1,5 1,8
Gain ≥ 12 dB 12,47 dB

4.2.2 Hasil Desain Antena Horn Piramida Dengan Penambahan Batang


Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi antena horn piramida dimensi awal yang masih
belum memenuhi spesifikasi, langkah berikutnya yaitu melakukan iterasi pada
dimensi antena horn piramida dan penambahan batang metal persegi didalam
antena horn piramida diharapkan dapat meningkatkan nilai gain dan menghasilkan
spesifikasi yang sudah ditentukan. Desain antena horn piramida dengan
penambahan batang metal persegi didalam antena horn ditunjukan pada gambar
(4.8) dan (4.9).

Gambar 4.8 Tampak Depan dan Belakang Antena Horn Piramida dengan
Penambahan Batang Metal Persegi
31

Gambar 4.9 Tampak Samping Antena Horn Piramida Dengan Penambahan


Batang Metal Persegi
Berdasarkan gambar (4.8) dan (4.9), dapat disimpulkan untuk dimensi
antena horn piramida yang sudah didesain ditunjukan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Dimensi Antena Horn Piramida dengan Penambahan Batang Metal
Persegi

Parameter Nilai Keterangan


A 19 cm Sisi aperture A
B 14 cm Sisi aperture B
a 7,5 cm Sisi waveguide a
b 4 cm Sisi waveguide b
C 14,5 cm Panjang total antena horn
c 8,5 cm Panjang waveguide
Jarak N-konektor dari dinding bidang
J 4,25 cm
waveguide
Jarak N-konektor dari alas bidang
T 2 cm
waveguide
Jarak batang metal persegi dari
Y 10, 9 cm
dinding bidang waveguide

Setelah mendesain antena horn piramida dengan penambahan batang


metal persegi didalam antena horn langkah berikutnya yaitu melakukan simulasi
untuk mengetahui hasil berupa parameter antena seperti Return Loss, VSWR, Gain,
32

Beamwidth, Side Lobe Level dan Bandwidth yang ditampilkan dalam bentuk
gambar ataupun grafik. Hasil simulasi antena horn piramida dengan penambahan
batang metal persegi didalam antena horn ditunjukan pada gambar (4.10) – (4.14).

Gambar 4.10 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Horn Piramida Dengan


Penambahan Batang Metal Persegi

Gambar 4.11 Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida Dengan


Penambahan Batang Metal Persegi

Gambar 4.12 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Horn Piramida Dengan


Penambahan Batang Metal Persegi
33

Gambar 4.13 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Horn Piramida Dengan
Penambahan Batang Metal Persegi

Gambar 4.14 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Horn Piramida Dengan
Penambahan Batang Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi antena horn piramida dengan penambahan
batang metal persegi dapat disimpulkan bahwa sudah memenuhi spesifikasi
parameter yang sudah ditentukan. Hasil simulasi antena horn piramida dengan
penambahan batang metal persegi ditunjukan pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Simulasi Antena Horn Piramida Dengan Penambahan Batang
Metal persegi

Antena horn piramida


Parameter Spesifikasi Yang Sudah Penambahan Batang Metal
Ditentukan Persegi
Frekuensi
3 GHz 3 GHz
Kerja
Return Loss ≤ -10 dB -20,7 dB
34

Bandwitdh ≥ 100 MHz 156,6 MHz


VSWR ≤ 1,5 1,2
Gain ≥ 12 dB 13 dB

4.3.1 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida Sebelum


dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi desain antena horn piramida dan antena horn
piramida dengan penambahan batang metal persegi dapat dilakuan perbandingan
parameter simulasi desain. Perbandingan hasil simulasi desain antena horn
piramida sebelum dan setelah penambahan batang metal persegi ditunjukkan pada
gambar (4.15) – (4.17).

Gambar 4.15 Perbandingan Hasil Simulasi S-Parameter Antena Horn Piramida


Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi

Gambar 4.16 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Horn Piramida


Sebelum dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
35

Gambar 4.17 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
Berdasarkan hasil simulasi desain antena horn piramida sebelum dan
setelah penambahan batang metal persegi dapat disimpulkan bahwa dengan
menambahkan batang metal persegi dapat menurunkan frekuensi kerja,
meningkatkan gain dan mengurangi lebar bandwidth antena, tetapi terdapat
perubahan dimensi pada antena feed horn piramida sebelum dan setelah
penambahan batang metal berbentuk persegi. Pada sisi aperture A terdapat
penambahan dimensi yaitu sebesar 1,64 cm, pada sisi aperture B terdapat
pengurangan dimensi sebesar 0,17 cm, pada sisi waveguide a terdapat pengurangan
dimensi sebesar 0,12 cm, pada sisi waveguide b terdapat penambahan dimensi
sebesar 0.19 cm dan pada panjang waveguide terdapat penambahan dimensi sebesar
2,03 cm jadi total dimensi perubahan pada antena horn piramida sebelum dan
setelah penambahan batang metal berbentuk persegi mengalami penambahan
sebesar 3,57 cm atau sebesar 6.7%. Perbandingan hasil simulasi dan dimensi desain
antena horn piramida sebelum dan setelah penambahan batang metal persegi
ditunjukkan pada tabel 4.5 dan 4.6.

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Simulasi Desain Antena Horn Piramida Sebelum
dan Setelah Penambahan Batang Metal Persegi
Antena horn piramida
Sebelum Setelah
Parameter Spesifikasi Yang Penambahan Penambahan
Sudah Ditentukan Batang Metal Batang Metal
Persegi Persegi
36

Frekuensi
3 GHz 3,25 GHz 3 GHz
Kerja
Return Loss ≤ -10 dB -10,85 dB -20,7 dB
Bandwidth ≥ 100 MHz 301,5 MHz 156,6 MHz
VSWR ≤ 1,5 1,8 1,2
Gain ≥ 12 dB 12,47 dB 13 dB

Tabel 4.6 Perbandingan Dimensi Antena Horn Piramida Sebelum dan Setelah
Penambahan Batang Metal Persegi

Dimensi Sebelum Dimensi Setelah


Penambahan Penambahan
Perubahan
Keterangan Batang Metal Batang Metal
Dimensi
Berbentuk Berbentuk
Persegi Persegi
Sisi aperture A 17,36 cm 19 cm 1,64 cm
Sisi aperture B 14,17 cm 14 cm – 0.17 cm
Sisi waveguide a 7,62 cm 7,5 cm – 0.12 cm
Sisi waveguide b 3,81 cm 4 cm 0.19 cm
Panjang waveguide 6,47 cm 8,5 cm 2.03 cm
Total 49,43 53 3,57 cm

4.2.3 Hasil Desain Antena Parabola


Setelah mendapatkan hasil simulasi desain antena horn piramida dengan
penambahan batang metal persegi sudah sesuai dengan parameter yang telah
ditentukan yang akan digunakan sebagai feed antena parabola, langkah berikutnya
yaitu mendesain antena parabola dalam penelitian ini hasil desain antena parabola
yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2019,
menggunakan feed antena horn piramida dengan penambahan batang metal persegi
dan bahan yang digunakan pada desain reflektor parabola yaitu aluminium dengan
ketebalan 3 mm. Sedangkan hasil simulasi berupa parameter antena seperti VSWR,
Gain, Return Loss, Bandwidth, Beamwidth dan Side Lobe Level yang ditampilkan
dalam bentuk gambar ataupun grafik. Desain dimensi antena parabola hasil
37

perhitungan yang sudah dilakukan pada Bab III ditunjukkan pada gambar (4.18)
dan (4.19).

Gambar 4.18 Tampak Depan Antena Parabola

Gambar 4.19 Tampak Samping Antena Parabola

Berdasarkan gambar (4.8), (4.9), (4.18) dan (4.19), dapat disimpulkan


untuk dimensi antena parabola yang sudah didesain ditunjukan pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Dimensi Antena Parabola

Parameter Nilai Keterangan


Dimensi Reflektor Parabola
D 3,5 m Diameter reflektor parabola
38

F 1,75 m Titik fokus


F/D ½ Rasio titik fokus
Dimensi Feed Antena Horn piramida
A 19 cm Sisi aperture A
B 14 cm Sisi aperture B
A 7,5 cm Sisi waveguide a
B 4 cm Sisi waveguide b
C 14,5 cm Panjang total antena horn
C 8,5 cm Panjang waveguide
Jarak N-konektor dari dinding bidang
J 4,25 cm
waveguide
Jarak N-konektor dari alas bidang
T 2 cm
waveguide
Jarak batang metal persegi dari
Y 10, 9 cm
dinding bidang waveguide

Setelah mendesain antena parabola dengan feed antena horn piramida


dengan penambahan batang metal persegi didalam antena horn dan reflektor
parabola langkah berikutnya yaitu melakukan simulasi untuk mengetahui hasil
berupa parameter antena seperti Return Loss, Bandwitdh, VSWR, Gain, Beamwidth
dan Side Lobe Level yang ditampilkan dalam bentuk gambar ataupun grafik. Hasil
simulasi antena parabola ditunjukan pada gambar (4.20) – (4.24).

Gambar 4.20 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola


39

Gambar 4.21 Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola

Gambar 4.22 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola

Gambar 4.23 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola


40

Gambar 4.24 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola

Berdasarkan hasil simulasi antena parabola dapat disimpulkan bahwa


dimensi hasil perhitungan antena parabola belum memenuhi spesifikasi parameter
yang sudah ditentukan, maka harus dilakukan iterasi jarak titik fokus antena
parabola. Hasil simulasi antena parabola ditunjukan pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Simulasi Antena Parabola

Antena Parabola
Parameter Spesifikasi Yang
Hasil Simulasi
Sudah Ditentukan
Frekuensi Kerja 3 GHz 3 GHz
Return Loss ≤ -10 dB -13,43 dB
Bandwidth ≥ 500 MHz 613,5 MHz
VSWR ≤2 1,54
Gain ≥ 27 dB 35,90 dB
Beamwidth ≤ 20 2,10
Side Lobe Level ≤ -30 dB -26,9 dB

Berdasarkan hasil simulasi antena parabola dimensi awal yang masih


belum memenuhi spesifikasi, langkah berikutnya yaitu melakukan iterasi pada jarak
titik fokus antena parabola diharapkan dapat meningkatkan nilai gain dan
41

menghasilkan spesifikasi yang sudah ditentukan. Desain dimensi antena parabola


setelah dilakukan iterasi ditunjukan pada gambar (4.25) dan (4.26)

Gambar 4.25 Tampak Depan Antena Parabola Setelah Iterasi

Gambar 4.26 Tampak Samping Antena Parabola Setelah Iterasi

Berdasarkan gambar (4.25) dan (4.26) dapat disimpulkan untuk dimensi


desain antena parabola terdapat perbubahan jarak titik fokus antena parabola yang
bermula dari 1,75 m menjadi 1,77 m.
Setelah melakukan iterasi perubahan jarak titik fokus pada desain antena
parabola langkah berikutnya yaitu melakukan simulasi untuk mengetahui hasil
berupa parameter antena seperti Return Loss, Bandwidth VSWR, Gain, Beamwidth
dan Side Lobe Level yang ditampilkan dalam bentuk gambar ataupun grafik. Hasil
simulasi antena parabola setelah iterasi ditunjukan pada gambar (4.27) – (4.31)
42

Gambar 4.27 Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola Setelah Iterasi

Gambar 4.28 Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola Setelah Iterasi

Gambar 4.29 Hasil Simulasi Farfield 3D Antena Parabola Setelah Iterasi

Gambar 4.30 Hasil Simulasi Farfield Cartesian Antena Parabola Setelah Iterasi
43

Gambar 4.31 Hasil Simulasi Farfield Polar Antena Parabola Setelah Iterasi
Berdasarkan hasil simulasi antena parabola setelah dilakukan iterasi pada
jarak titik fokus antena parabola dapat disimpulkan bahwa memenuhi spesifikasi
parameter yang sudah ditentukan. Hasil simulasi antena parabola setelah iterasi
ditunjukan pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Simulasi Antena Parabola Setelah Iterasi

Antena Parabola Setelah Iterasi


Parameter Spesifikasi Yang
Hasil Simulasi
Sudah Ditentukan
Frekuensi Kerja 3 GHz 3 GHz
Return Loss ≤ -10dB -13,17 dB
Bandwidth ≥ 500 MHz 586,9 MHz
VSWR ≤2 1,56
Gain ≥ 27 dB 36,94 dB
Beamwidth ≤ 20 1,90
Side Lobe Level ≤ -30 dB -31,4 dB

4.3.2 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan Setelah


Iterasi Jarak Titik Fokus
Berdasarkan hasil simulasi desain antena parabola sebelum dilakukan
iterasi pada jarak titik fokus dan antena parabola setelah dilakukan iterasi pada jarak
44

titik fokus dapat dilakuan perbandingan parameter simulasi desain. Perbandingan


hasil simulasi desain antena parabola sebelum dan setelah iterasi ditunjukkan pada
gambar (4.32) – (4.36)

Gambar 4.32 Perbandingan Hasil Simulasi S-Parameter Antena Parabola


Sebelum dan Setelah Iterasi

Gambar 4.33 Perbandingan Hasil Simulasi VSWR Antena Parabola Sebelum dan
Setelah Iterasi

Gambar 4.34 Perbandingan Hasil Simulasi Gain Antena Parabola Sebelum dan
Setelah Iterasi
Berdasarkan hasil simulasi desain antena parabola sebelum dan setelah
dilakukan iterasi pada jarak titik fokus dapat disimpulkan bahwa dengan
menambahkan jarak titik fokus antena parabola dapat merubah memperbaiki
45

parameter antena parabola dan meningkatkan nilai gain tetapi mengurangi lebar
bandwidth. Hasil simulasi desain antena parabola sebelum dan setelah iterasi
ditunjukkan pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Parabola Sebelum dan Setelah
Iterasi

Antena Parabola
Parameter Spesifikasi Yang Sebelum Setelah
Sudah Ditentukan Iterasi Iterasi
Frekuensi Kerja 3 GHz 3 GHz 3 GHz
Return Loss ≤ -10dB -13,43 dB -13,17 dB
Bandwidth ≥ 500 MHz 613,5 MHz 586, 9 MHz
VSWR ≤2 1,54 1,56
Gain ≥ 27 dB 35,90 dB 36,94 dB
Beamwidth ≤ 20 2,10 1,90
Side Lobe Level ≤ -30 dB -26,9 dB -31,4 dB
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah –
langkah metode penelitian yang diawali dengan menentukan spesifikasi antena,
menentukan dimensi antena, perancangan dan simulasi dengan perangkat lunak
CST Studio Suite 2019 dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Perancangan antena parabola dengan feeder antena menggunakan
antena horn piramida dengan penambahan batang metal berbentuk
persegi dan reflektor parabola memperoleh parameter hasil simulasi
yaitu return loss 13,17 dB, bandwidth 586,9 MHz, VSWR 1,56, gain
36,94 dB, beamwidth 1,90 dan side lobe level -31,4 dB sehingga dapat
diaplikasikan pada antena radar maritim dengan frekuensi 3 GHz.
2. Dengan menggunakan teknik penambahan batang metal persegi di
dalam antena horn piramida dapat meningkatkan gain yang
sebelumnya tidak menggunakan teknik penambahan batang metal
persegi menghasilkan gain 12,47 dB menjadi 13 dB tetapi mengurangi
lebar bandwidth.
3. Perubahan jarak titik fokus antena parabola dapat mempengaruhi hasil
parameter antena parabola, pada penelitian ini jarak titik fokus hasil
perhitungan ditambahkan 20 mm dapat merubah parameter antena
parabola diantaranya dapat meningkatkan gain tetapi mengurangi lebar
bandwidth.
4. Antena parabola dengan menggunakan feed antena horn piramida yang
telah ditambahkan batang metal persegi berhasil menghasilkan
parameter dengan gain yang tinggi, side lobe level yang rendah dan
beamwidth yang kecil.

46
47

5.2 Saran
Dalam melakukan penelitian ini tidak terlepas dari masalah yang terjadi
sehingga memiliki beberapa saran untuk dapat mengembangkan penelitian antena
parabola pada aplikasi radar maritim, yaitu:

1. Ketika melakukan simulasi antena parabola menggunakan perangkat


lunak CST Studio Suite 2019 gunakan pengaturan Setup Solver :
Integral Solver.
2. Ketika melakukan simulasi menggunakan perangkat lunak CST Studio
Suite 2019 usahakan menggunakan komputer dengan spesifikasi yang
tinggi agar tidak memakan waktu yang lama pada saat melakukan
simulasi.
3. Untuk melakukan sebuah pengembangan antena parabola dapat
menggunakan reflektor dengan jenis yang berbeda seperti
menggunakan reflektor dengan mikrostrip array.
DAFTAR PUSTAKA

Koerner, M. A. (2000). Gain Enhancement of a Pyramidal Horn Using E- and H-


Plane Metal Baffles. IEEE Transactions on Antennas and Propagation,
48(4):529-538.

Triyoga Prapto, W. 2011. Optimasi Perancangan Antena Horn Piramida Dengan


Menggunakan Algoritma Genetik [tugas akhir]. Semarang: Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro.

Muhammad Icshan. 2012. Rancang Bangun Antena Horn Menggunakan Taknik


Penambahan Batang Metal Yang Bekerja Pada Frekuensi 2,8 – 3,1 GHz
[skripsi]. Depok: Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Jonifan., Supriyatin, W., Rafsyam, Y., Firmansyah, T., Herudin., & Herudin, A.
(2016). Perancangan antena mikrostrip patch circular menggunakan metode
array 1x8 untuk aplikasi radar maritim frekuensi 3,2 GHz. Jurnal Ilmiah
SETRUM, 5(2):77-81.

Lestari, A. A., Bharata, E., Liarto., Yulian, D., Winarko, O. D. (2012). INDERA
MS-1: radar s-band pertama karya anak bangsa. Prosiding InSINas,
0078:80-84.

Nicolas, A., Wijanto, H., Wahyu, W. (2015). Perancangan dan realisasi antena
mikrostrip s-band susunan linier untuk radar kapal. e-Proceeding of
Engineering, 2(2):2942-2950.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Yuwono, R. (2016). Perancangan Antena Menggunakan Software CST. Malang:


Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Brawijaya.

Akbar Danar Abiwardana. 2018. Desain Analisis Material Antena Parabola untuk
Synthetic Aperture Radar On – Board Microsatellite Pada Frekuensi C-
Band [tugas akhir]. Surabaya: Fakultas Teknologi Elektro, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.

Pradana, A., Arseno, D., Edwar. (2021). Perancangan dan realisasi antena horn
dengan metode 3D printing pada frekuensi S-Band. e-Proceeding of
Engineering, 8(6):11730 -11737.

Tim Detik News. 2022. Dua Kapal Tabrakan di Pelabuhan Ketapang


Banyuwangi.https://news.detik.com/berita/d-6077081/dua-kapal-tabrakan-
di-pelabuhan-ketapang-banyuwangi. Diakses pada 20 Oktober 2022 pukul
20.37 WIB.

48
LAMPIRAN

49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ardi Imam Santoso, lahir di Cirebon pada tanggal 07


April 2000 dari pasangan Bapak Iwan Budi Santoso dan
Ibu Indratati sebagai anak kedua dari dua bersaudara.
Memiliki nama panggilan Ardi. Bertempat tinggal di Jl.
Pelangi 3 Blok D.33 No.05 Lobunta Lestari, Kel.
Banjarwangunan, Kec. Mundu, Kab. Cirebon. Riwayat
Pendidikan formal yang sudah ditempuh peneliti dimulai
dari Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Sadagori 2
Cirebon (2006-2012), Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4
Cirebon (2012-2015), Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1
Cirebon (2015-2018). Hingga akhirnya, pada tahun 2018 peneliti melanjutkan
Pendidikan formal ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Jakarta,
Fakultas Teknik, Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Konsentrasi
Peminatan Audio Video. Peneliti diterima sebagai mahasiswa melalui jalur
SBMPTN, dan berhasil lulus menjadi Sarjana di tahun 2023.

50

Anda mungkin juga menyukai