Anda di halaman 1dari 6

RESENSI NOVEL

NEGERI 5 MENARA

Dibuat oleh:
Muhammad Fauzi Fadillah
1.1 IDENTITAS NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA BAPAK AHMAD
FUADI

Judul Novel: Negeri 5 Menara

Penulis: Ahmad Fuadi

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2009

Tebal Halaman: 416

Harga: Rp 65.000

1.2 SINOPSIS NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI


Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau.
Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif
sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang yang akan memuluskan langkahnya
untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun, Amak menginginkan Alif jadi penerus Buya Hamka,
membuat mimpi Alif kandas.

Alif diberi pilihan sekolah di sekolah agama atau mondok di pesantren. Sempat marah tapi akhirnya
Alif ikhlas karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, alif pun
menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya dikairo alif kecil pun
memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : PONDOK MADANI.
Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada
di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak tanah diluar ranah
minang , namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu.
Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-citanya
yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kaliamat bahasa Arab yang didengar
Alif dihari pertama di PM (pondok madani )mampu mengubah pandangan alif tentang melanjutkan
pendidikan di Pesantren sama baiknya dengan sekolah umum. ” mantera” sakti yang diberikan kiai
Rais (pimpinan pondok ) man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Dan Alif
pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang
dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Ternyata kehidupan di PM tidak semudah dan
sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-Qur’an, belajar siang-
malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan pertama. Karena PM melarang
keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, PM mewajibkan semua murid berbahasa Arab dan
Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit
saja kesalahan dan tidak taat peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan
sebelumnya. Tahun-tahun pertama Alif dan ke 5 temannya begitu berat karena harus menyesuaikan
diri dengan peraturan di PM.
Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam nonstop dan
hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan fisik yang prima
demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan selama 15 hari. Namun disela rutinitas
di PM yang super padat dan ketat. Alif dan ke 5 selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dibawah
menara mesjid , sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita mereka kedepan.
Ditahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih berwarna dan penuh
pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas adalah keluarga yang
harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu kompak dan bersahabat, sampai
pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan
keluar dari PM karena permasalahan ekonomi dan keluarga.
Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk menamatkan
PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka menginjakkan kaki di
benua Eropa dan Amerika. Kini semua mimpi kami berenamtelah menjadi nyata. Kami berenam
telah berada lima Negara yang berbeda, sesuai dengan lukisan dan imajinasi kita di awan. Aku (Alif)
berada di Amerika, Raja di Eropa, sementara Atang di Afrika, Baso berada di Asia, sedangkan Said
dan Dulmajid sangat nasionalis mereka di Negara kesatuan Indonesia tercinta. Di lima menara
impian kami. Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha
Pendengar.
Man jadda wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil

1.3 UNSUR INTRINSIK NOVEL NEGERI 5 MENARA AHMAD FUADI


a.tema satu keunggulan dari novel ini adalah memiliki tema yang bagus.Membuat orang ingin
tahu mengenai dunia pesantren.
b.Alur yang digunakan adalah campuran. Di mana tokoh utama (Alif Fikri) kilas balik dari
ingatannya akan masa silam ketika menimbah ilmu di Pondok Madani hingga membuahkan hasil
yang menyenangkan dimasa kini. Sangat bagus dan menarik, sehingga membuat pembaca sulit
menebak peristiwa yang terjadi selanjutnya. Dan juga bisa membuat pembaca penasaran serta
mengundang antusias pembaca untuk membaca novel ini.

c.Tokoh/watak

 Alif Fikri : Tabah dan Sabar (“sabar, kita harus menghadapi hukuman ini dengan sabar”)

 Dulmajid : Ia dari Sumenep, Madura. Seorang pemain bulutangkis, rekan latih tanding Ustad
Torik. Lucu, nekad (“Hah, ayo kita gotong terus masih ada waktu 5 menit” ).

 Raja Lubis : Ia dari Medan. Ia adalah anggota English Club dan seorang orator yang hebat.
Penghafal keras, gampang bingung (“Aku tidak berani melihat anak perempuan, karena akan
mengganggu hafal Al-qur’an” ).

 Baso Salahudin : Dari Gowa, Sulawesi. Terkenal karena memori fotografis dan Bahasa Arab
yang fasih. Ia meninggalkan Pondok Madani saat kelas lima untuk menjaga neneknya dan
berusaha menghafal Al-Qur`an di kampung halamannya. Pintar dan pengertian (“ayo ujian akan
dilaksanakan 3 hari lagi, kita harus belajar keras” ).

 Atang Yunus : Dari Bandung. Seorang yang mencintai seni dan teater pendiam, tidak berani aneh
– aneh (“aku sangat tidak bilang kepada ketua jasus itu, karena aku takut di hukum lagi” ).

 Said Jufri : Dari Surabaya. Ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold
Schwarznegger.

 Ustad Salman : Wali kelas Alif. Laki-laki muda bertubuh kurus bersuara lantang.

 Amak : Menjunjung tinggi nilai agama, tegas, baik.

 Ayah/ Fikri Syafnir / Katik Parpatiah Nan Mudo : Sabar, baik, menjunjung tinggi nilai agama.

 Pak Sikumbang, Pak Etek Muncak , Pak Etek Gindo Marajo, Pak Sutan, Ismail Hamzah , Burhan,
Ustadz Salman , Kiai Amin Rais , Kak Iskandar Matrufi, Rajab Sujai / Tyson , Ustadz Torik ,
Raymond Jeffry / Randai , Ustadz Surur , Ustadz Faris , Ustadz Jamil , Ustadz Badil , Ustadz
Karim , Kak Jalal , Amir Tsani , Pak Yunus , Kurdi, Ustadz Khalid , Shaliha , Sarah, Mbok Warsi
, Zamzam.

d. Latar (tempat, waktu dan suasana)

 Waktu : “Sehabis Isya, murid-murid berbondong-bondong memenuhi aula.”


 Tempat : “Al-Baraq adalah bangunan memanjang dengan koridor berbentuk huruf L.”

 Suasana : Dia menyampaikan semua komentar dalam bahasa Arab, larena minggu ini minggu
wajib berbahasa Arab.

e.Amanat
Tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua atas izin Allah dan usaha manusia. Buku ini telah
menjadi bukti yang inspiratif

f. Sudut pandang
Pelaku utama Orang pertama (“Aku yang dulunya egois dan cepat marah, sekarang menjadi Alif
yang bijaksana dan selalu berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu

g.Gaya bahasa
gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah Personifikasi

1.4 UNSUR INTRINSIK NOVEL NEGERI 5 MENARA AHMAD FUADI


(NILAI NILAI KEHIDUPA)

1.Nilai agama

Buku ini banyak menceritakan kehidupan di pesantren dan


mengajarkan nilai-nilai agama.

2.Nilai moral.

Kesabaran dan sikap pantang menyerah yang dimiliki oleh


Sahibul Menara mengajarkan nilai moral yang baik untuk
pembacanya.

1.5 KELEBIHAN NILAI NOVEL NEGERI 5 NEGARA


Kelebihan Novel "Negeri 5 Menara":

1. Penggambaran tokoh: Penulis berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel dengan baik,
membuat pembaca mudah untuk memahami dan merasakan perasaan mereka.
2. Plot yang menarik: Alur cerita yang mengalir dengan baik membuat novel ini sangat menyenangkan
untuk dibaca dan memiliki beberapa plot twist yang membuat pembaca terkejut.

3. Pelajaran yang bermanfaat: Novel ini memiliki beberapa pelajaran moral yang berguna, seperti
persahabatan, keberanian, dan kejujuran.

Kekurangan Novel "Negeri 5 Menara":

1. Bahasa yang kurang modern: Beberapa pembaca mungkin menganggap bahasa yang digunakan dalam
novel kurang modern dan kurang menarik.

2. Plot yang terlalu idealis: Beberapa pembaca mungkin menganggap alur cerita dalam novel terlalu
idealis dan tidak realistis.

1.6 KESIMPULAN
Kesimpulan dari saya novel ini mempunyai makna bahwa sebuah cita-cita akan terwujud dan
membuahkan keberhasilan jika kita bersungguh-sungguh dan melakukan usaha yang maksimal. Dan
menuntut ilmu juga merupakan jalan untuk menuju ke surga.

Anda mungkin juga menyukai