Anda di halaman 1dari 4

A).

Judul Pengarang

Judul Novel : Negeri 5 Menara


Pengarang : Karya A.Fuadi

B). Isi, Cerita, Sinopsis

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah
Minangkabau. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu
selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang
yang akan memuluskan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun, Amak
menginginkan Alif jadi penerus Buya Hamka, membuat mimpi Alif kandas.

Alif diberi pilihan sekolah di sekolah agama atau mondok di pesantren. Sempat marah tapi
akhirnya Alif ikhlas karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu,
alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya dikairo
alif kecil pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur :
PONDOK MADANI. Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih
pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum
pernah menginjak tanah diluar ranah minang , namun akhirnya ibunya merestui keinginan
Alif itu.

Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-
citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kaliamat bahasa Arab
yang didengar Alif dihari pertama di PM

(pondok madani )mampu mengubah pandangan alif tentang melanjutkan pendidikan di


Pesantren sama baiknya dengan sekolah umum. ” mantera” sakti yang diberikan kiai Rais
(pimpinan pondok ) man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Dan
Alif pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.

Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep,
Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Ternyata kehidupan di PM tidak
semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-
Qur’an, belajar siang-malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan
pertama. Karena PM melarang keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, PM mewajibkan
semua murid berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang diterapkan PM
pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan tidak taat peraturan yang
berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Tahun-tahun pertama Alif
dan ke 5 temannya begitu berat karena harus menyesuaikan diri dengan peraturan di PM.
Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk
menamatkan PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka
menginjakkan kaki di benua Eropa dan Amerika. Kini semua mimpi kami berenamtelah
menjadi nyata. Kami berenam telah berada lima Negara yang berbeda, sesuai dengan lukisan
dan imajinasi kita di awan. Aku (Alif) berada di Amerika, Raja di Eropa, sementara Atang di
Afrika, Baso berada di Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis mereka di
Negara kesatuan Indonesia tercinta. Di lima menara impian kami. Jangan pernah remehkan
impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Pendengar.

C). STRUKTUR NOVEL:

1. Tema: Pendidikan

2. Alur: Maju mundur.

3. Tokoh dan penokohan:

Alif: Penuh motivasi, penuh semangat menggapai cita-cita, berbakat, dan tidak mudah
menyerah.

• Baso, Raja, Said, Dulmajid, Atang: Rajin dan taat beragama.

• Ustadz Salman: Bijaksana dan bersuara lantang.

4. Latar tempat: Pondok madani.

5. Sudut pandang: Orang pertama pelaku utama.

D). Unsur Ekstrinsik:

Nilai Agama.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan sekitar pesantren sehingga banyak mengajarkan
nilai agama yang tidak terdapat pada novel-novel lain. Salah satu bukti itu adalah kalimat
“Man Jadda Wa Jadda”, yang berarti siapapun dapat meraih cita-citanya asal ia bersungguh-
sungguh.

Nilai Moral

Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi kerasnya pendididkan di pesantren


mengajarkan bahwa sebagai penuntut ilmu, kita harus sabar dan tidka pantang menyerah
menuntaskan apa yang telah dimulai.

E). Nilai Nilai Yang Diperoleh

nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi terdapat
tiga jenis nilai moral, Pertama hubungan manusia dengan diri sendiri yaitu jujur, disiplin,
rajin, dan tanggung jawab. Kedua, hubungan manusia dengan manusia lain yaitu empati dan
rasa hormat. Ketiga, hubungan manusia dengan Tuhan yaitu berdoa dan bersyukur.
F). Komentar & Kritik

* Komentar
Negeri 5 Menara adalah sebuah novel yang mengangkat cerita kehidupan Pondok Pesantren
di Jawa yang syarat akan nilai kehidupan. Novel karya Ahmad Fuadi ini merupakan salah
satu novel best seller yang banyak menginspirasi para pembaca. Membaca novel Negeri 5
Menara ini membawa kita untuk ikut terjun di dalam kisah – kisah seru dan inspiratif, dimana
hubungan persahabatan, aktivitas pendidikan yang diceritakan terlihat begitu hidup. Lewat
mantra “Man Jadda Wajada”, siapa yang bersungguh-sungguh, melakukan USAha lebih dari
yang orang lain lakukan, maka keberhasilan akan didapat. Alif seorang anak perantau yang
menggapai mimpi-mimpinya bersama teman - temannya, para “Sahibul Menara”. Dengan
semangat dan keikhlasan untuk memperoleh pendidikan dan berani bermimpi tinggi. Tekanan
batin karena keinginan masuk SMA negeri pupus dan dibayangi-bayangi oleh kebahagiaan
sahabat kampungnya Randai yang berhasil masuk Universitas yang dulu mereka cita –
citakan.

B. Saran

1. Kepada para pembaca

Karakter tokoh Alif dan Dahlan hendaknya dijadikan bahan perenungan dalam menjalani
kehidupan. Dua tokoh tersebut memiliki karakter yang berbeda, namun sama-sama memiliki
kegigihan dan semangat yang luar biasa dalam belajar dan usaha untuk menggapai cita-cita.
Oleh karena itu, kedua tokoh ini patut ditiru oleh siswa supaya mengambil manfaat yang
dapat dijadikan inspirasi dan motivasi dari cerita yang dialami oleh tokoh dalam cerita.

2. Kepada para siswa

Hendaknya dapat mengambil nilai-nilai positif yang berupa aspek motivasi dan nilai-nilai
pendidikan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam cerita. Melalui pemahaman yang
mendalam terhadap aspek motivasi yang terkandung dalam kedua novel, aspek motivasi
tersebut dapat diambil sebagai contoh yang menjadi dorongan dalam kehidupan.

3. Kepada peneliti

Hendaknya dapat mengambil cakupan permasalahan yang lebih luas lagi, agar kajian
penelitian selanjutnya dapat lebih mendalam dan berarti, dalam dunia pendidikan khususnya
dalam pengajaran sastra di SMA.

4. Kepada guru

Hendaknya menggunakan novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dan Sepatu Dahlan
karya Khrisna Pabichara sebagai salah satu bahan dalam pengajaran sastra di SMA. Hal
tersebut dikarenakan kedua novel tersebut merupakan novel yang baik untuk dijadikan bahan
ajar sastra dalam Bahasa Indonesia karena kedua novel ini sarat dengan aspek motivasi dan
nilai pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai