Anda di halaman 1dari 2

Radya A.N.

XI Teknik

Resensi Buku:
Betapa Cemerlangnya Novel
“Negeri 5 Menara”
1. Identitas Buku
- Judul buku: Negeri 5 Menara
- Penulis: Ahmad Fuadi
- Penerbit Utama: Gramedia Pustaka Utama
- Tahun Terbit: 2009
- Cetakan: Cetakan ketigapuluh April 2021
- ISBN: 978-979-2 2-4861-6
- Deskripsi Fisik (Tebal): 423 halaman

2. Sinopsis
Novel ini bercerita tentang lima orang sahabat yang mondok di pesantren,
lalu saat dewasa mereka kembali dipertemukan. Novel ini mengisahkan
tentang tokoh yang bernama Alif yang tinggal di daerah terpencil di Pulau
Sumatera, tepatnya di Desa Maninajau, Minangkabau, Sumatera Barat.
Setelah lulus SMP dia ingin melanjutkan sekolah ke SMA Bukittinggi, namun
ibunya ingin dia melanjutkan sekolah agama saja. Ibunya ingin Alif seperti
Buya Hamka, namun Alif bercita-cita seperti BJ Habibie. Alif tak ingin dirinya
hanya terus di kampung. Ia sangat ingin merantau ke kota untuk menggapai
cita-citanya. Banyak orang sukses di sana sehingga membuat ia termotivasi
untuk merantau ke kota.
Suatu ketika ia mendapat surat dari pamannya yang sedang kuliah di Kairo.
Pamannya menyarankan Alif untuk melanjutkan sekolah di Pondok
Pesantren Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Akhirnya Alif mengikuti saran
pamannya dan dengan berat hati ibu dan ayahnya melepaskannya.
Alif berangkat ke Pondok Madani diantar oleh ayahnya. Hari pertamanya di
pondok dia terkesima dengan mantra ajaib berbahasa arab ”man jadda wa
jadda,” barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Dan di
sinilah kisah Alif dimulai.
- Kelebihan
Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan baik dari kalangan anak kecil
maupun orang dewasa. Novel ini menggambarkan sebuah persahabatan
sehingga dapat dijadikan contoh yang baik bagi para pembaca.
Novel ini mampu mengubah tentang pola pikir masyarakat yang konservatif
terhadap pesantren. Mereka menilai bahwa di pesantren hanya mempelajari
ilmu agama saja, namun faktanya juga mempelajari bahasa Arab, bahasa
Inggris, kesenian dan ilmu pengetahuan lainnya.
- Kekurangan
Ada beberapa kata bahasa Arab yang tidak diterjemahkan sehingga
mempersulit orang awam dalam memahami maknanya. Novel ini juga tidak
memberikan gambaran tokoh lain-lainnya secara jelas di akhir cerita
perjalanan hidupnya.

3. Simpulan
Novel ini sangat inspiratif karena dapat mendongkrak semangat anak muda
untuk menggapai cita-cita dan jangan pernah takut terhadap mimpi yakinlah
bahwa Allah telah memberikan kesuksesan untuk hambanya yang mau
berusaha. Ingat ”man jadda wa jadda’’.

Sumber: https://kumparan.com/beritabojonegoro/resensi-buku-negeri-5-
menara-1wljt2FQ9zP

Anda mungkin juga menyukai