Anda di halaman 1dari 4

b.

indonesia
Mengkaji Struktur Teks Ulasan atau Resensi

Sunday, January 25, 2015

Ulasan atau resensi/review biasa dilakukan atas suatu karya disekitar kita sebagai umpan
balik dari rasa kritis kita terhadap hal tersebut. Ulasan yang berbentuk teks disebut sebagai
teks ulasan. Teks ulasan bertujuan sebagai media melontarkan kritikan secara sopan dan
santun terhadap suatu bahan. Nah, kali ini kita akan mencoba untuk mengkaji struktur teks
ulasan. Berikut struktur dari teks ulasanyang dibahas secara jelas.

Mengkaji Struktur Teks Ulasan

Struktur Teks Ulasan

Pengertian Teks Ulasan

Pengertian teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya baik berupa film, buku, benda
dan lain sebagainya untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya
tersebut yang ditujukan untuk pembaca atau pendengar khalayak ramai. Teks ulasan bertujuan
sebagai media untuk menyampaikan ulasan dengan etika yang sopan, santun, dan tepat waktu.

Struktur Teks Ulasan

Struktur teks ulasan terdiri dari bagian orientasi, tafsiran isi, evaluasi, dan rangkuman berikut
penjelasan selengkapnya.

Orientasi
Merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum karya
atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang nama, kegunaan, dan sebagainya.

Tafsiran isi
Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang diulas. Pada bagian ini
penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Selain itu,
penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas

Evaluasi
Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Bagian tersebut berisi
gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas
karya tersebut. 

Rangkuman
Pada bagian ini penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.

rangkuman NEGERI 5 MENARA


Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau.
Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur
dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau. 

Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju
sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi
Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda
wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.

Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam
bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan
melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai,  Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari
Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.  Di bawah menara
masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan
lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi
negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka
tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa
pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa
pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak?
Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani
yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk
Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti
perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah
buku pertama dari sebuah trilogi.

Resensi Novel Negeri 5 Menara


Kategori : A. Fuadi, Negeri 5 Menara

Penulis: A. Fuadi 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
Tahun Pertama Terbit: 2010 
Jumlah Halaman: 424 

Novel yang satu ini bisa dikatakan novel religious kontemporer bertemakan pendidikan yang paling laris
dicari pembaca. Novel Negeri 5 Merupakan rangkaian pertama dari trilogy karya A. Fuadi ini. Secara
umum, sang penulis mengisahkan pegalaman hidup lima orang pemuda yang menempuh pendidikan di
sebuah pesantren terkenal beranama Pesantren Madani atau PM. Kelima tokoh utama tersebut adalah
Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang yang berasal dari Bandung Jawa Barat, Raja dari Medan,
Dulmajid yang datang dari daerah Sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan terakhir Baso yang berasal
dari sebuah tempat di Sulawesi Selatan bernama Gowa. Kelima sahabat ini bersama-sama mengarungi
kehidupan pendidikan di Pesantren Madani baik itu riang dan gamang, asam dan manis. 
Pada mulanya, sang tokoh Alif ingin menjadi sosok intelek seperti Habibie. Ia mengingkan bersekolah di
SMA Bukittinggi demi mencapai cita-citanya. Sayangnya, Amak, orang tua Alif tidak mengijinkan hal
tersebut. Ia menginginkan Alif menjadi seorang ustad atau pemuka agama sehingga ia berpikir
menyekolahkannya di pondok pesantren. Alif sebenarnya berberat hati, tapi pada akhirnya ia menuruti
Amak-nya dan melanjutkan pendidikan di Pesantren Madani. Pada mulanya, Alif begitu kaget menjumpai
kehidupan di dalam pondok pesantren yang begitu disiplin. Namun seiring berjalannya waktu, ia
kemudian ikut lebur di dalamnya bersama sahabat-sahabatnya yang lain. Mereka semua percaya pada
sebuah mantra: Man Jadda Wajada yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. 

Menurut beberapa pengamat, penulis novel Negeri 5 Menara ini berhasil menggambarkan suasana
modern di dalam pesantren yang selama ini dianggap kuno dan kaku serta tidak menarik. Paham
mengenai pesantren yang hanya mengajarkan persoalan agama juga seolah hendak dikikis sang penulis.
Di dalam novel ini secara tersirat ia memperlihatkan sisi modern pesantren dengan mengisahkan mereka
belajar soal seni, bahasa dan juga kewajiban berbahasa Inggris yang tak bisa ditolerir. Sang penulis juga
dinilai cerdas menitip kisah humor yang membuat novel berat ini agak sedikit ringan dan renyah untuk
dinikmati. 

Novel ini banyak dinilai masuk ke dalam novel motivasi seperti Laskar Pelangi milik Andrea Hirata. Banyak
yang mengecualikannya dari novel sastra mengacu pada penggunakan kalimat dan gaya bercerita sang
penulis yang kurang menggunakan unsur alegori di dalamnya. Meski demikian, novel yang satu ini masuk
ke dalam jajaran Best Seller dan berhasil merubah paradigma salah mengenai dunia pesantren. Novel ini
direkomendasikan bagi siapapun yang sedang ada di dalam proses untuk mewujudkan cita-cita. Resensi
novel Negeri 5 Menara ini hanya mengisahkan sebagian kecil cerita yang tersimpan di dalamnya. Jadi,
ada baiknya Anda membeli dan membaca langsung agar bisa memetik hikmah yang lebih dalam. Selamat
berburu novel ya!

Anda mungkin juga menyukai