Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL NEGERI 5 MENARA

Kekuatan mantra ajaib Man Jadda Wa Jadda


Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran B.Indonesia
Dari : Ibu Dra. Hany Kartini

Disusun oleh :
Muhamad Anugerah Hafidin
3 Analis 3

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 BANDUNG


PROGRAM KEAHLIAN: KIMIA INDUSTRI, TEKNIK PENYEMPURNAAN TEKSTIL,
ANALISIS KIMIA, FARMASI
Jalan Soekarno-Hatta No.596 Tlp/Fax. (022) 7563077 Bandung 40286
Web : www.smkn7bandung.sch.id
E-mail : info@smkn7bandung.sch.id
2013
RESENSI NOVEL NEGERI 5 MENARA
Kekuatan mantra ajaib Man Jadda Wa Jadda

Judul Buku : Negeri 5 Menara


Nama Pengarang : Ahmad Fuadi
Tahun Terbit : 2009
Nama Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 423 Halaman
Harga Buku :-

Pengarang Novel ini yang berperan sebagai Alif tidak menyangka dan tak percaya
bisa menjadi seperti sekarang ini. Pemuda asal Desa Bayur, Maninjau, Sumatera Barat itu
adalah pemuda desa yang diharapkan bisa menjadi seorang guru agama yang baik dan
berpendidikan seperti yang diinginkan kedua orangtuanya. Keinginan kedua orangtua Alif
tentu saja tidak salah. Jelas apabila seorang Ibu, menginginkan agar anak-anaknya menjadi
orang yang sukses, berhasil dan dihormati di kampung seperti menjadi guru agama.
Kisah ini berawal dari Minang sekitar danau Maninjau yang mengisahkan tantang
perjalanan hidup seorang anak laki-laki bernama Alif, yang bersekolah di madrasah
tsanawiyah. Ia lulus dengan nilai ujian sepuluh terbaik di Kabupaten Agam. Alif dan Randi
mempunyai keinginan melanjutkan sekolahnya di SMA.
Ternyata keinginan Alif itu berbeda dengan keinginan Ibunya. Ia ingin melihat dunia
luar dan ingin sukses seperti tokoh yang ia baca di buku atau mendengar cerita temannya di
desa. Namun, keinginan Alif tidaklah mudah untuk diwujudkan. Kedua orangtuanya berkata
lain, Beliau menginginkan agar Alif tetap tinggal dan sekolah di kampung untuk menjadi
guru agama. Alif mendapat saran dari Pak Etek Gindo (Paman Alif) agar melanjutkan
sekolahnya di Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Akhirnya Alif mengikuti saran dari
pamannya. Disana Alif berkenalan dengan Raja alias Adnin Amas, Atang alias Kuswandani,
Dulmajid alias Monib, Baso alias Ikhlas Budiman dan Said alias Abdul Qodir.
Siswa-siswa yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Gontor ini setiap sore
mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang unik. Menjelang Adzan Maghrib, mereka berkumpul
di bawah menara masjid sambil melihat ke awan. Dengan membayangkan awan itulah
mereka melambungkan impiannya. Misalnya Alif mengaku jika awan itu bentuknya seperti
benua Amerika, sebuah negara yang ingin ia kunjungi setelah lulus nanti. Begitu pula lainnya
menggambarkan awan itu seperti negara Arab Saudi ataupun Mesir.
Melalui kehidupan di pesantren yang tidak dibayangkan selama ini, ternyata lima
santri-santri itu bertemu kembali di London, Inggris beberapa tahun kemudian. Kemudian
mereka bernostalgia dan saling membuktikan impian mereka seperti saat mereka masih
berada di bawah menara masjid Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur dan menggambarkan
awan-awan dilangit itu seperti impian mereka terdahulu.
Unsur ekstrinsik dalam novel ini dalam segi agama menceritakan tentang kehidupan
sekitar pesantren sehingga banyak mengajarkan nilai agama yang tidak terdapat pada novel-
novel lain. Salah satu bukti itu adalah kalimat Man Jadda Wa Jadda, yang berarti siapapun
dapat meraih cita-citanya asal ia bersungguh-sungguh dan dalam segi moral kebersamaan
Sahibul Menara dalam menghadapi kerasnya pendididkan di pesantren mengajarkan bahwa
sebagai penuntut ilmu, kita harus sabar dan tidka pantang menyerah menuntaskan apa yang
telah dimulai.
Unsur intrinsik dalam novel yang bertema tentang pendidikan dan menggunakan alur
campuran dimana tokoh utama (Alif Fikri) kilas balik dari ingatannya akan masa silam
ketika menimbah ilmu di Pondok Madani hingga membuahkan hasil yang menyenangkan
dimasa kini. Tokoh pada novel ini adalah Alif (tokoh utama) yang selalu bersemangat
mengerjakan sesuatu (dengan segala perjuanngan Alif dan teman-temannya berhasil melalui
ujian tersebut dengan hasil yang cukup memuaskan), Baso yang Terkenal dengan daya ingat
yang luar biasa dan fasih berbahasa arab, Raja adalah seorang orator yang ulung dan hebat,
Said adalah seseorang yang memiliki obsesi tinggi untuk mengerjakan sesuatu, Dulmajid
orang yang tergila gila akan permainan olahraga bulu tangkis dan Atang yang baik terutama
dengan sahabatnya (mereka diajak berlibur oleh Atang ke Bandung dan jalan jalan
mengelilingi Bandung). Novel ini berlatarkan Pondok Madani dan bersudut pandang orang
pertama.
Kelebihan buku Negeri 5 Menara ini sangat menarik, mengharukan, dan sangat
inspiratif. Banyak nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam novel ini, pondok Madani
tidak hanya sebuah sekolah agama (yang biasanya menjadi pilihan terakhir orang atau
sebagai bengkel akhlak orang yang telah rusak), namun juga menjadi miniatur kehidupan
nyata, memberikan perspektif baru terhadap dunia pesantren berupa penjelasan bahwa
sekolah di pesantren itu tidak hanya diperuntukkan kepada anak-anak yang bermasalah.
Tetapi untuk semua kalangan yang ingin belajar, baik dalam ilmu agama ataupun non agama.
Memberikan semangat untuk meraih impian, dengan cara setiap hari menyerukan kalimat
Man Jadda Wajadda (jika siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil) serta
emberikan keyakinan untuk mewujudkan impian. Dari membaca novel ini, kita bisa dapat
mengambil kesimpulan: bahwa setinggi apapun impian kita dan cita-cita kita, bisa diraih
dengan kerja keras (usaha), disiplin tinggi, dan doa.
Kekurangan buku cerita tentang kenangan masa lalu yang seharusnya tidak perlu
diceritakan karena tidak penting dan tidak ada kaitan dengan inti cerita, beberapa bacaan
tentang Bahasa Arab tidak diterjemahkan dan novel Negeri 5 Menara ini, alur ceritanya cepat
berubah.
Secara umum, novel itu sangat bermanfaat untuk semua kalangan. Baik untuk remaja
maupun orang dewasa, baik untuk pekerja maupun ibu rumah tangga, baik untuk pendidik
dan yang pasti novel itu sangat bermanfaat untuk pelajar, mereka akan mendapatkan contoh-
contoh positif yang dilakukan Alif dan teman-temannya untuk mencapai sukses dalam
pendidikannya. Mereka akan tahu bagaimana cara menghadapi ujian-ujian akhir yang sangat
berat. Mereka juga akan merasakan tekad dan semangat yang kuat yang ditunjukkan Alif dan
teman-temannya dalam novel tersebut.
Novel ini sangat cocok dibaca untuk semua kalangan karena novel ini menggunakan
bahasa yang mudah dipahami, selain itu novel ini memiliki isi yang memotivasi berkaitan
dengan agama, sosial dan budaya yang sangat bagus untuk dibaca untuk dibaca.
Jadi, jika Anda ingin membaca novel fiksi yang berdasarkan kehidupan nyata
penulisnya, serta ingin mendapatkan banyak inspirasi dan semangat, bacalah novel ini!,.

Anda mungkin juga menyukai