WOLBACHIA
•Wolbachia pipientis
ADALAH BAKTERI ALAMI
• Wolbachia merupakan bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis
serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah dan lebah (1–6);
WOLBACHIA
• Penelitian di Yogyakarta yang dilakukan pada tahun 2012 di lima dusun
ADALAH BAKTERI
ALAMI PADA
6DARI10
yang meliputi area residensi dan area agrikultur di Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa Wolbachia pipientis ditemukan
pada 44.9% serangga seperti kupu-kupu, ngengat, nyamuk dan lalat (7)
• Bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain
(8–12), dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit (4)
JENIS SERANGGA
• Wolbachia merupakan endosimbion obligat, yang hanya bisa hidup di
dalam sel organisme hidup lain.
• Ketika nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka
telurnya tidak akan menetas, namun bila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan
tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas dan bila nyamuk betina ber-Wolbachia
METODE PELEPASAN
kawin dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia maka keturunannya semua akan menetas dan
mengandung Wolbachia.
• Dua metode pelepasan:
▪ Metode pertama bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk Ae.aegypti, dengan
melepas nyamuk ber-Wolbachia jantan saja dalam kurun waktu tertentu sehingga telur-telur
yang dihasilkan tidak menetas dan memberikan dampak berupa penurunan populasi
WOLBACHIA
TIDAK ADA
• Kesimpulan penilaian risiko pelepasan Wolbachia di Yogyakarta
adalah pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia masuk
pada risiko sangat rendah, dimana dalam 30 tahun ke depan
peluang peningkatan bahaya (cause more harm) dapat diabaikan
PERBEDAAN
(negligible) (22). JUMLAH NYAMUK
• Wolbachia tidak menginfeksi manusia, tidak terjadi transmisi AEDES AEGYPTI
horizontal terhadap spesies lain dan tidak mencemari lingkungan
SEBELUM DAN SETELAH
biotik dan abiotic (23–25)
WOLBACHIA DILEPASKAN
• Peningkatan jumlah nyamuk Aedes aegypti di area pelepasan
hanya terjadi pada saat periode pelepasan (26). Tidak ada
perbedaan jumlah nyamuk Aedes aegypti sebelum dan setelah
Wolbachia dilepaskan.
77%
sebesar 83% pada periode Wolbachia telah menetap
dibandingkan dengan periode sebelum Wolbachia
menetap (29).
KASUS
DENGUE
86%
• Selain itu, paska pelepasan nyamuk Aedes aegypti
ber-Wolbachia terdapat penurunan jumlah fogging RAWAT INAP
sebesar 83% di area pelepasan (29) KARENA
• Per September 2023, insidensi DBD di Kota Yogyakarta DENGUE
stabil rendah pada periode pelepasan Wolbachia di
seluruh Kota Yogyakarta dibandingkan dengan
periode sebelum Wolbachia dilepaskan.
Referensi:
bit.ly/RFS-NyamukWolbachia