Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ukhta Fadela R

NMP : 2318011093

TUGAS K-15 SDP


TUGAS INDIVIDU ANALISIS NYAMUK WOLBACHIA

LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue. Insiden demam berdarah denguetelah meningkat 30 kali lipat selama 50 tahun
terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kasus DBD di Indonesia,
diantaranya adalah dengan memutus kontak vektor dengan manusia melalui program
pengendalian vektor. Pengendalian vektor secara space sprayingmeliputi pengabutan (thermal
fogging) dan Ultra Low Volume(cold fogging) dengan insektisida Malathion.
Namun, penggunaan insektisida ini dapat menyebabkan resistensi. Dampak negatif dari
penggunaan insektisida memicu dikembangkannya metode baru dalam pengendalian vektor
demam berdarah dengueAedes aegypti antara lain: tindakan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan menggunakancara yang mudah namun kenyataannya cara ini tidak terlaksana
dengan baik. Metode teknik serangga mandul (TSM) dengan radiasi dapat menghambat
perkembangan sperma sehingga menyebabkan kemandulan pada nyamuk jantan, namun
metode ini tidak memiliki dampak signifikan pada populasi target.
Penggunaan ikan cupang dan bakteri Thuringiensis H-14dapat merusak usus nyamuk, namun
pengendalian ini tidak efektif dilakukan.Karena masih didapatkan kelemahan pada alternatif
tersebut, perlu dilakukan upaya pengendalian vektor dengan metode lain yaitu bakteri
Wolbachia.Secara spesifik dewan penasihat kontrol vektor WHO telah merekomendasikan
bakteri Wolbachiasebagai kontrol mikrobiologi terhadap penyakit yang dibawa oleh nyamuk
dewasa.
Di Indonesia Eliminate Dengue Program Global (EDP Global) atau yang saat ini dikenal
sebagai World Mosquito Program (WMP) telah mengembangkan bakteri Wolbachiakarena
memiliki kelebihan yang dapat menjawab kelemahan pada alternatif sebelumnya yaitu
mampu menghambat replikasi virus dengue, sehingga ketika nyamuk betina ber-
Wolbachiamenghisap darah manusia yang mengandung virus denguenyamuk tersebut tidak
dapat menularkan virus dengueke manusia lain.
Wolbachia merupakan suatu bakteri gram negatif intraseluler yang mampu hidup di dalam
tubuh nyamuk Aedes sp. diturunkan dari seekor nyamuk betina yang mengandung Wolbachia,
sedangkan pada nyamuk betina yang tidak terinfeksi Wolbachiatidak dapat diturunkan
meskipun telah kawin dengan nyamuk jantan yang mengandung Wolbachiakarena pola
pewarisannya adalah bersifat maternal dan dapat menyebabkan ketidakcocokan sitoplasma.
Pada hasil penelitian sebelumnya oleh Irfandi (2018) menjelaskan bahwa bakteri
Wolbachiaberperan dalam pengendalian DBD. Namun data yang dimiliki belum mencukupi
untuk melakukan studi kelayakan pemanfaatan Wolbachiadi Yogyakarta. Oleh karena itu,
mendorong penulis untuk melakukan literatur reviewmengenai “Peran Bakteri
WolbachiaTerhadap Pengendalian Vektor Demam BerdarahDengue(DBD) Aedes aegypti”.

PERAN BAKTERI WOLBACHIA TERHADAP PENGENDALIAN TERHADAP


DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) AEDES AEGYPTI
Ae. aegypti dan Ae. albopictus tersebar luas di Indonesia, merupakan vektor utama beberapa
arbovirus penting termasuk virus 1 dengue. Wolbachia adalah endosimbion yang terbentuk
secara alami yang dapat diturunkan secara maternal dan menyebabkan perubahan reproduksi
yang berbeda pada inangnya untuk meningkatkan penularannya 2,3,4 ke generasi berikutnya.
Wolbachia mampu mengintervensi masa hidup nyamuk, mengganggu sistem reproduksi
nyamuk, dan juga mampu menghambat replikasi virus 5, 6 dengue di dalam tubuh nyamuk.
Bakteri Wolbachia dapat dijadikan salah satu strategi yang digunakan sebagai pendekatan
praktis untuk menekan demam berdarah dengan 7 potensi implementasi di seluruh wilayah.
Ae. aegyptidilaporkan dapat ditransinfeksi secara buatan dengan strain wMel avirulen dari 8
Wolbachia.
Pada serangga, Wolbachia diperkirakan ada secara alami pada 60-65% spesies yang 9
dikenal. Penelitian lain menyatakan distribusi Wolbachia meliputi lebih dari 66% yang
berbeda jenis termasuk pada serangga yang bukan golongan nyamuk, simbiosis Wolbachia
dengan serangga seharusnya sudah terjadi 10 sejak evolusi awal dari serangga. Sehingga
adalah hal yang aneh ketika Ae. aegypti dan Ae. albopictus tidak memiliki bakteri Wolbachia
secara natural.
Wolbachia merupakan salah satu genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan
arthropoda dan secara alamiah dapat menularkan ke lebih dari setengah species serangga.
(Hilgenboecker, Hammerstein, Schlattmann, Telschow, & Werren, 2008). Wolbachia juga
ditemukan pada 60 persen species serangga seperti ngengat, lalat buah, capung, hingga
nyamuk, namun bakteri ini tidak terdapat pada nyamuk Aedes aegypti yang selama ini
dikenal sebagai vektor penular virus dengue (Tantowarjoyo, 2014). Wolbachia mampu
mengintervensi masa hidup nyamuk, mengganggu sistem reproduksi, dan menghambat
replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk (Bian, Xu, Lu, Xie, & Xi, 2010; Jeffery et al.,
2009). Sehingga dengan adanya bakteri Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti membuat
nyamuk tidak bisa menyebarkan virus dengue (DeNoon, 2011).
Salah satu yang dapat meredam transmisi penularan virus dengue ini adalah dengan
mengoptimalkan musuh alami pada nyamuk sebagai biokontrol, musuh alami itu adalah
bakteri Wolbachia, karena bakteri Wolbachia salah satu mikroba parasit, umumnya parasit
terhadap sistem reproduksi pada inangnya. Interaksi dengan inangnya mengakibatkan
beberapa spesies inang tidak dapat bereproduksi, atau bahkan tidak dapat bertahan hidup
sehingga bakteri Wolbachia dapat mengagalkan transmisi virus dari nyamuk ke manusia.
Bakteri Wolbachia ini dapat menggagalkan transimisi penularan virus dari nyamuk ke
manusia, salah satunya bakteri Wolbachia ini dapat menekan umur nyamuk sehingga nyamuk
menjadi tidak dapat berkembang dan mati sebelum mentransmisikan virus kepada manusia.
Dan yang menarik juga bahwa pengaruh Wolbachia ini dapat mempengaruhi reproduksi dari
hasil persilangan nyamuk, dimana akibat bakteri Wolbachia ini nyamuk akan mengalami
kematian embrio dini atau tidak menghasilkan telur. Sehingga apabila kita mengetahui
fenomena ini kita bisa mengupayakan agar kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD)
dapat ditekan terutama di Indonesia.
1.1 Peran bakteri Wolbachiaterhadap nyamuk Aedes aegypti
Bakteri Wolbachiamampu menginduksi ketidakcocokan sitoplasma, menyebabkan nyamuk
jantan terinfeksi Wolbachiatidak mampu menghasilkan keturunan jika kawin dengan nyamuk
betina yang tidak terinfeksi[14]. Peran bakteri Wolbachiaterhadap nyamuk Aedes
aegyptidapat dilihat dari jurnal pertama yang menjelaskan bahwa Wolbachia mampu
menginduksi ketidakcocokan sitoplasma yang dapat mengakibatkan kematian embrio[15].
Ketidakcocokan sitoplasma efektif jika tingkat infeksi di patch lokal tinggi, sedangkan efek
pemendekan umur dan pengurangan fekunditas tidak tergantung pada frekuensi infeksi.
wMelPop Wolbachiaberfungsi untuk memperpendek umur sehingga dapat menurunkan
prevalensi demam berdarahdenguedan nyamuk yang terinfeksi memiliki kebugaran yang
lebih rendah daripada nyamuk tidak terinfeksi yang berumur lebih lama.
Penelitian Dutra et al., (2015) pada artikel keempat menyatakan bahwa strain wMel
menyebabkan ketidakcocokan sitoplasma yang kuat, tingkat yang tinggi penularan ke induk
nyamuk, penurunan viabilitas telur, dan tidak memiliki efek merugikan yang jelas pada
fekunditas atau kesuburan inang. Didapatkan hasil bahwa viabilitas telur lebih tinggi ketika
jantan yang tidak terinfeksi dikawinkan dengan betina yang tidak terinfeksi dibandingkan
dengan betina yang terinfeksi Wolbachia. Hasil perkawinan antara jantan WB1 dengan
Wolbachiabetina yang tidak terinfeksi menghasilkan ketidakcocokan sitoplasma. Terjadi
penurunan yang signifikan pada tingkat penetasan telur dan penurunanjumlah nyamuk Aedes
aegyptibetina [19,20].
Selain pada ketiga strain Wolbachia di atas, hasil penelitian lain menunjukkan terdapat
hubungan erat antara kepadatan Wolbachiadengan penetasan telur, dimana kepadatan tinggi
pada betina penting untuk memulihkan ketidakcocokan sitoplasma dengan jantan yang
terinfeksi. Didapatkan tiga hasil utama yaitu selama tahap telur, infeksi Wolbachiamengalami
toleransi termal. Tekanan panas dapat mengurangi ketidakcocokan sitoplasma dan transmisi
induk nyamuk. Tekanan panas dapat mengurangi kepadatan Wolbachia dan mengganggu
kemampuan Wolbachiadalam memblokir transmisi virus. Strain wMelCS Wolbachiadapat
meningkatkan kelangsunganhidup nyamuk dewasa di bawah tekanan panas sedangkan strain
wMelPop berfungsi menurunkan kelangsungan hidup.
Pada penelitianFraser et al., (2017)yang dijelaskan pada artikel ketujuh menjelaskan
bahwawMelCS sama seperti wMel memberikan tingkat perlindungan yang serupa melawan
virusdenguesetelah menghisap darah manusia. Secara signifikan tingkat virus RNA berkurang
melebihi wMel. Perlindungan yang diberikan oleh wRi jauh lebih lemah daripada wMelCS,
sementara wPip ditemukan secara substansial mengurangi kebugaran Aedes aegyti

1.2 Peran bakteri Wolbachiaterhadap virus dengue


virus dengue dalam menularkan demam berdarah dengue, dan menurunan titer virus dalam
saliva nyamuk Aedes aegypti. Pertama, Wolbachia menyebar dengan cepat dengan
memanipulasi reproduksi inang. Kedua, batas Wolbachia dalam replikasi virus pada nyamuk
dengan bersaing dengan virus untuk mendapatkan sumber daya inang.
Pada hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat hubungan dimana pada daerah dengan
insiden tinggi hampir dua kali lebih banyak tidak ditemukan bakteri Wolbachia yang dapat
menghambat virus denguedi dalam tubuh nyamuk Ae. Aegyptidan Ae. albopictusdari pada
daerah dengan insiden rendah.

1.3 Peran bakteri Wolbachia terhadap ekosistem


Invasi Wolbachiaberdampak terhadap perubahan populasi nyamuk Aedes aegyptikarena
transfer horizontal Wolbachia mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian pada artikel pertama yang menyatakan bahwa jumlah nyamuk yang
terinfeksi berkurang mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem. Wolbachiaberperan
dalam membatasi reproduksi virus denguepada Aedes aegypti, sehingga dapat menurunkan
prevalensi demam berdarah dengue.

1.4 Peran bakteri Wolbachia terhadap manusia


Resiko perpindahan bakteri Wolbachiasecara horizontal terbagi menjadi dua yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung . Hal ini sesuai dengan artikel kesepuluh pada hasil
penelitian yang menjelaskan bahwa Wolbachia mengurangi penularan penyakit demam
berdarah denguedi daerah endemik. Salah satu kapasitas vektor yang mempengaruhi adalah
masa inkubasi ekstrinsik (EIP) dimana masa inkubasi virus w MelsCS memiliki efek minimal
pada kebugaran nyamuk serupa dengan w Mel. Selain itu. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa w Mel memperpanjang EIP, mengurangi frekuensi atau penundaan saat nyamuk
menghisap darah manusia yang terinfeksi virus dengue dan ketika nyamuk mampu
menularkan virus ke individu lain.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bakteri Wolbachiaterbukti berperan terhadap pengendalian vektor nyamuk Aedes
aegypti.
2. Bakteri Wolbachiaefektif dalam menghambat virus dengue
3. Bakteri Wolbachia terbukti memiliki peran terhadap perubahan ekosistem. 4.Bakteri
Wolbachia terbukti menghambat penularan virus dengue ke manusia

DAFTAR PUSTAKA
Firdausi, R. I., Bestari, R. S., Dewi, L. M., & Nurhayani, N. (2021, May). Peran Bakteri
Wolbachia Terhadap Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Aedes aegypti.
In Prosiding University Research Colloquium (pp. 513-521).
Saputra, F. R., Wahid, I., Sjahril, R., Syafruddin, D., Rani, S., & Bahar, B. (2020). Bukti Baru
Infeksi Natural Wolbachia sp. pada Aedes aegypti dengan Aedes albopictus dari
Makassar. Jurnal Vektor Penyakit, 14(2), 113-118.
Irfandi, A. (2018). Kajian Pemanfaatan Wolbachia Terhadap Pengendalian DBD (Studi
Literatur dan Studi Kasus Pemanfaatan Wolbachia di Yogyakarta). In Forum Ilmiah (Vol. 15,
No. 2, pp. 276-289).
Ramdhani, R. (2018). Analisis kestabilan global pada model dinamik nyamuk terinfeksi
wolbachia (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Anda mungkin juga menyukai