Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3

INTRACELLULAR AND EXTRACELLULAR SYMBIONTS

Intercelullar dan extracellular symbionts merupakan salah satu metode pengendalian


nyamuk dewasa menggunakan parasit, predator, patogen dan simbion nyamuk. Agen biokontrol
yang paling berhasil hingga saat ini adalah ikan dan bakteri yang dikenal sebagai Wolbachia ,
Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) dan Bacillus sphaericus (Bs). Pengendalian hayati
memiliki keunggulan keamanan terhadap lingkungan dan organisme non-target lainnya, dan
risiko berkembangnya resistensi nyamuk jauh lebih kecil.

Sekilas Mengenai Bakteri Wolbachia


Bakteri Wolbachia merupakan bakteri simbion intraseluler yang dapat ditemukan pada
50% arthropoda dan sebagian serotype. Bakteri ini dapat mengendalikan proses reproduksi
inangnya dan dapat ditularkan ke keturunan inang tersebut. Wolbachia ditularkan secara
maternal melalui sitoplasma telur dan bertanggung jawab atas beberapa gangguan reproduksi
pada inang serangga mereka seperti ketidakcocokan sitoplasma (CI), parthenogenesis dan
kematian pada reproduksi nyamuk jantan dan membuat sejumlah serangga tersebut resisten
terhadap berbagai virus (termasuk arbovirus). Prinsip ini yang kemudian hendak diterapkan pada
nyamuk Anopheles dengan harapan dapat mencegah penularan penyakit akibat virus atau
parasite yang dibawanya, seperti virus dengue dan parasite plasmodium
Normalnya, bakteri Wolbachia tidak menginfeksi nyamuk Anopheles. Tetapi, peneliti
dari World Mosquito Program (WMP) mencoba berbagai strain bakteri Wolbachia pada
nyamuk, dan akhirnya didapatkan bakteri Wolbachia strain wMel dari lalat buah. Peneliti
menyesuaikan kondisi bakteri, kemudian memasukkan bakteri tersebut ke tubuh nyamuk di
laboratorium dan melepaskannya kembali ke area percobaan. Nyamuk Anopheles yang telah
diinfeksi bakteri Wolbachia diharapkan akan kawin dengan nyamuk liar dan menghasilkan
keturunan yang terinfeksi Wolbachia.

Pengaruh Terhadap Pola Reproduksi Nyamuk


Wolbachiainfeksi sering mencapai prevalensi tinggi pada populasi serangga alami,
seringkali melalui induksi sitoplasma inkompatibilitas (CI).Mekanisme ini memungkinkan
penyebaran Wolbachia melalui populasi.
Fenomena inkompatibilitas sitoplasmik Wolbachia menyebabkan perubahan pola
reproduksi nyamuk. Jika nyamuk Anopheles jantan dengan Wolbachia mengawini nyamuk
betina tanpa Wolbachia, maka seluruh telur yang dihasilkan tidak akan menetas atau jika
meenetas tidak akan hidup dengan layak (baik). Jika nyamuk jantan dengan atau
tanpa Wolbachia mengawini nyamuk betina dengan Wolbachia, maka akan dihasilkan keturunan
dengan Wolbachia.

Penggunaan Nyamuk Aedes aegypti dengan Bakteri Wolbachia Menurunkan Kasus


Infeksi Dengue
Wolbachia juga melindungi nyamuk dari beberapa infeksi virus. Pengamatan di
laboratorium menunjukkan, bakteri Wolbachia menghambat replikasi virus di dalam tubuh
nyamuk Anopheles. Akibatnya, nyamuk mengalami penurunan kemampuan transmisi.
Nyamuk Anopheles yang terinfeksi tersebut juga memiliki masa hidup yang lebih pendek
dibandingkan nyamuk normal. Hal ini yang diharapkan mampu mengurangi kasus malaria pada
manusia jika populasi nyamuk dengan Wolbachia dominan di suatu area.
Keberhasilan Pelepasan Nyamuk Aedes aegypti dengan Wolbachia
Baru-baru ini, jejak Wolbachia DNA genomik diidentifikasi dalam survei mikrobioma
pada organ reproduksiA.gambiaeDanA.coluzziidi daerah endemis malaria di Burkina Faso di
Afrika Barat. Infeksi Wolbachia diidentifikasi dalam berbagai anopheles Afrika dari Republik
Demokratik Kongo, Guinea, Uganda, dan Madagaskar serta Gabon. Pengurangan yang
signifikan dalam prevalensi Plasmodium diamati pada nyamuk yang membawa asli Wolbachia
infeksi di Mali. Penggunaan Wolbachiauntuk pengendalian malaria akan membutuhkan infeksi
stabil yang ditularkan secara vertikal ke keturunannya, seperti yang terjadi pada lalat buah
Wolbachiastrain ditransinfeksi keAe. Aegypti nyamuk
Nyamuk-nyamuk  yang telah diinfeksi oleh bakteri Wolbachia di laboratorium kemudian
dilepaskan dalam periode tertentu ke area penelitian Uji coba pelepasan nyamuk (open release)
pertama kali dilakukan di bagian utara Australia. Pelepasan nyamuk  yang
terinfeksi Wolbachia dilakukan sebanyak 10 nyamuk/rumah/minggu, selama 10 minggu. Peneliti
menemukan >80% nyamuk liar di area tersebut memiliki bakteri Wolbachia dan tetap ditemukan
setelah 2 bulan proses pelepasan nyamuk terakhir. Hal ini menjadi bukti menjanjikan bahwa 
metode infeksi Wolbachia pada nyamuk  dapat berlangsung seterusnya tanpa perlu pelepasan
ulang dari laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai