Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

1. Judul Jurnal: Menilai Elektivitas Fogging Fokus Menggunakan ThermalFog danUltraLow Volume (ULV)
dengan Insektisida Malathion dalam Pengendalian Vektor Demam Berdarah
Pembahasan Penelitian:
Berdasarkan Elektivitas Fogging penggunaan teknik ThermalFog dan Ultra Low Volume (ULVportable)
dengan Insektisida Malathion untukPengendalian Vektor Demam Berdarah

Survei jentik dilakukan untuk mengetahui kepadatan jentik pada area aplikasi ULVportable dan ThermalFog.
ULVportable dinilai lebih berefek menurunkan kepadatan jentik terlebih jika pengapplikasiannya masuk
kedalam rumah (House Indeks atau HI), karena dapat membunuh Ae.aegepti yang di dalam rumah maupun
Ae.albopictus yang di luar rumah. Meskipun eksofilik (makhluk hidup di luar bangunan) nyamuk dewasa
dapat masuk ke dalam rumah. Jadi kira-kira penting aplikasi Fogging di dalam dan di luar rumah supaya dapat
membunuh nyamuk dari kedua jenis vektor tersebut. Survei ovitrap dilakukan untuk melihat kepadatan
nyamuk Aedes dewasa yang berada di suatu wilayah , semakin banyak jumlah ovi-trap positif dan jumlah telur
nyamuk maka semakin tinggi kepada tan nyamuk di suatu area itu. Survei ovi-trap lebih akurat daripada survei
jentik dikarenakan menggambarkan kepadatan nyamuk pada waktu itu. Ovitrap dapat memberikan
pengetahuan mengenai perubahan sementara populasi nyamuk betina dewasa. Jika ditinjau dari analisis data
denggan memakai uji Mc-nemar perubahan antara sebelum dan sesudah Fogging 1 dengan Fogging 2 pada
aplikasian ULVportable dan ThermalFog dinilai dipastikan (tidak signifikan). Namun jika dilihat dari
presentase dan level OI tidak mengalami peningkatan. Lokasi aplikasi Fogging juga berpengaruh pada OI ,
pengaplikasian ke rumah lebih berefek daripada hanya di luar rumah. Pengaplikasian ULVportable sampai ke
dalam rumah dinilai lebih berefek dibanding pengaplikasian ThermalFog yang sampai ke dalam rumah.
Durasi, suhu, lembap, dan kecepatan pada pengaplikasian ULVportable maupun ThermalFog sudah sesuai
dengan SOP (Standar Opersional Prosedur). Durasi pelaksanaan Fogging sebanyak dua sesi pengaplikasian
ULVportable sudah ideal karena dilakukan pada pagi pukul 07.00-08.30 (satu setengah jam). Pada waktu pagi
dan sore hari biasanya suhu lumayan dingin. Saat pelaksanaan Fogging membutuhkan cuaca cerah. Pada saat
itu aktivitas nyamuk sedang tinggi, sehingga diharapkan nyamuk akan mati lebih banyak. Cuaca dingin juga
lebih nyaman bagi petugas. Pada siang hari kurang berefek dikarenakan suhu tinggi menyebabkan hantaran
tanah akan menghambat konsentrasi semprotan untuk mendekati tanah yang menjadi tempat hinggap
nyamuk dewasa sehingga pelaksanaan penyemprotan menjadi tak efektif. Fogging dapat dilakukan saat hujan
gerimis. Kecepatan angin sesaat pengaplikasian sesuai SOP tiga sampai 15 km/jam. Kecepatan maksimal
diantara tiga sampai 13 km/jam memungkinkan asap untuk bergerak perlahan dan tetap berada di atas tanah
sehingga nyamuk terpapar secara maksimal. Pergerakan udara terlalu pelan menyebabkan asap tetap berada di
tempat
Hasil
Kepadatan jentik menggambarkan kemungkinan terjadinya kasus dan penularan penyakit DBD oleh
nyamuk Aedes di masa yang akan datang. Pada survei jentik ini didapatkan Angka Bebas Jentik (ABJ), House
Indeks (HI), Container Indeks (CI) dan Bruteau Indeks (BI). Hasil ABJ, HI, CI dan BI. Survei Jentik dapat
digunakan sebagai salah satu komponen untuk mengevaluasi Fogging, dengan melihat perbedaan antara
sebelum Fogging 1, setelah Fogging 1 dan setelah Fogging 2. Menurut WHO Fogging bisa dikatakan berhasil
bila setelah aplikasi kepadatan jentik nyamuk ≤10% atau terjadi penurunan indikator kepadatan jentik
setelah pengaplikasian. Bila suatu daerah mempunyai HI lebih dari 5% menunjukkan bahwa daerah tersebut
mempunyai risiko lebih tinggi untuk penularan dengue sedangkan bila HI>15% berarti sudah ada penularan di
dengue.
Tidak ada perbedaan signifikan pada HI dan OI, kedua jenis aplikasi baik sebelum teknik Fogging
maupun sesudah teknik Fogging. Namun bila dilihat dari nilai ABJ, HI, CI, BI, nilai indeks jentik pada kedua
aplikasi mengalami dinamika nilai penurunan dan penurunan pada aplikasi teknik ULVportable dinilai lebih
tinggi dan stabil daripada aplikasi teknik ThermalFog.
Pada pengaplikasian teknik ULVportable yang sampai ke dalam rumah, angka HI-nya
menunjukkan penurunan yang lebih tinggi daripada pengaplikasian teknik ThermalFog. Pengaplikasi
teknik ULVportable dinilai lebih efektif menurunkan kepadatan jentik terlebih bila aplikasi masuk sampai ke
dalam rumah karena dapat membunuh nyamuk Ae.aegypti maupun Ae.albopictus. Nyamuk Ae.aegypti
maupun Ae.albopictus dikenal sebagai vektor DBD. Menurut WHO, Ae.aegypti suka beristirahat di dalam
rumah atau bangunan, sedangkan Ae.albopictus suka beristirahat di luar rumah. Meskipun bersifat exophilic
nyamuk dewasa dapat masuk ke dalam rumah. Jadi penting kiranya aplikasi Fogging di dalam dan luar rumah
agar dapat membunuh kedua vektor tersebut.
Abstrak
Selama ini fumigasi sering digunakan sebagai metode utama pengendalian DBD
di beberapa negara selama setengah dekade ini, namun hasilnya tidak begitu
memuaskan, yang ditunjukkan dengan peningkatan kejadian DBD dalam waktu yang
bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Focus Fogging menggunakan
ThermalFog dan ULVportable dalam pengendalian vektor DBD. Metode yang digunakan
adalah quasi-eksperimen-design dengan non-randomized control group pretest, posttest
design. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 rumah di setiap area aplikasi dari seluruh
rumah yang ada di area aplikasi. Analisis data menggunakan uji beda Wilcoxon dan Mc-
Nemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan HI (House Indeks), OI
(Ovitrap Indeks) dan jumlah telur antara sebelum Fogging dengan setelah Fogging 1
dan setelah Fogging 1 dengan setelah Fogging 2 pada kedua aplikasi (nilai p > 0,05).
Pada aplikasi ULVportable, nilai p sebelum-sesudah Fogging 1: HI = 0,063, OI = 0,774,
dan jumlah telur = 0,649 sedangkan nilai p setelah Fogging 1setelah Fogging 2: HI =
1,000, OI = 0,289, dan jumlah telur = 0,358, Kemudian pada ThermalFog, p value
sebelum-sesudah Fogging 1: HI= 0,625, OI = 0,267, dan jumlah telur = 0,255
sedangkan p value setelah Fogging 1-setelah Fogging 2: HI = 0,500, OI = 0,344, dan
jumlah telur = 0,683. Penulis menyarankan Dinas Kesehatan Kota untuk lebih
memperketat pengawasan dan evaluasi pelaksanaan Fogging dan kepada masyarakat
yang lebih mengandalkan pemberantasan sarang nyamuk dibandingkan Fogging.
Review Jurnal oleh Andi U. S.
Berdasarkan pengujian nilai elektivitas Thermalfog dan ULVportable diperoleh
hasil dinamis yang menjauh diakibatkan oleh Fogging Analisis data menggunakan uji
beda Wilcoxon dan Mc-Nemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan HI (House Indeks), OI (Ovitrap Indeks) dan jumlah telur antara sebelum
Fogging dengan setelah Fogging 1 dan setelah Fogging 1 dengan setelah Fogging 2
pada kedua aplikasi (nilai p > 0,05). Pada aplikasi ULVportable, nilai p sebelum-sesudah
Fogging 1: HI = 0,063, OI = 0,774, dan jumlah telur = 0,649 sedangkan nilai p setelah
Fogging 1 setelah Fogging 2: HI = 1,000, OI = 0,289, dan jumlah telur = 0,358,.
Kemudian pada ThermalFog, p value sebelum-sesudah Fogging 1: HI= 0,625, OI =
0,267, dan jumlah telur = 0,255 sedangkan p value setelah Fogging 1 setelah Fogging 2:
HI = 0,500, OI = 0,344, dan jumlah telur = 0,683. Aplikasi Fogging ULVportable lebih
efektif daripada ThermalFog karena penurunan presentase HI dan OI lebih tinggi
sebesar 25-85% pada ULVportable. Selain itu persentase HI dan OI lebih tinggi pada
aplikasi ULVportable yang sampai ke dalam rumah daripada hanya ke luar
rumah.Penelitian ini menggunakan metode ekperimen quasi-eksperimen-design dengan
desain non-randomized control group pre-test dan post-test.

Anda mungkin juga menyukai