Anda di halaman 1dari 10

Faktor-faktor Lain Yang mempengaruhi Jumlah Permintaan

Pada kenyataannya, jumlah permintaan ke atas suatu barang bukan hanya ditentukan oleh harga
barang itu sendiri, melainkan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap
permintaan ke atas suatu barang. Faktor- faktor tersebut antara lain, harga barang lain yang
mempunyai kaitan dengan suatu barang tertentu, pendapatan masyarakat, daya tarik suatu
barang, jumlah penduduk, dan perkiraan harga di masa yang akan datang.

Harga Barang Lain

Pengaruh harga barang lain terhadap jumlah permintaan ke atas suatu barang tergantung pada
jenis barangnya. Jenis barang ditentukan berdasarkan sifatnya, yaitu barang substitusi, dan
barang komplementer.

Barang substitusi (substitution good) adalah barang lain yang dapat menggantikan fungsi suatu
barang. Contoh sederhana adalah teh dan kopi sebagai barang substitusi. Seseorang yang suka
minum teh juga dapat menerima untuk minum kopi. Apabila tidak ada teh, maka kopi sebagai
barang pengganti. Apabila harga teh naik, maka permintaan terhadap kopi bertambah.
Sebaliknya, apabila harga teh turun maka permintaan ke atas barang itu sendiri (teh) akan
bertambah, dan permintaan ke atas kopi turun.

Barang komplementer (complementer good) adalah suatu barang akan berfungsi apabila
dilengkapi barang lain. Misalnya, gula merupakan barang komplementer bagi teh dan kopi.
Tanpa ada gula, teh dan kopi rasanya tidak enak. Apabila harga barang komplementer turun,
maka jumlah permintaan ke atas barang lain akan meningkat, dan sebaliknya. Apabila harga gula
turun, maka jumlah permintaan ke atas teh dan kopi bertambah karena semakin sering or- ang
minum teh atau kopi dan sebaliknya.

Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan ke atas suatu barang.
Perubahan pendapatan masyarakat mengakibatkan perubahan terhadap permintaan ke atas suatu
barang. Hubungan kedua variabel itu, antara pendapatan masyarakat dengan jumlah permintaan
ke atas suatu barang tergantung pada jenis dan sifat barangnya. Jenis barang tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu barang normal dan barang inferior.
Barang normal (normal good) adalah suatu barang yang jumlahnya mengalami perubahan yang
searah dengan perubahan pendapatan masyarakat. Apabila pendapatan masyarakat meningkat,
maka jumlah permintaan ke atas suatu barang itu bertambah, dan sebaliknya. Termasuk jenis
barang normal, seperti pakaian, makanan dan lain sebagainya. Apabila pendapatan masyarakat
meningkat maka konsumsi terhadap pakaian dan makanan bertambah. Barang inferior (inferior
good) adalah barang yang jumlahnya mengalami perubahan terbalik dengan perubahan
pendapatan. Apabila pendapatan masyarakat bertambah maka permintaan ke atas suatu barang
tersebut mengalami penurunan, dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena faktor kualitas barang.
Masyarakat yang pendapatannya meningkat akan mengurangi konsumsi ke atas barang-barang
yang rendah kualitasnya, tetapi mengkonsumsi lebih banyak barang-barang dengan kualitas
tinggi, dan sebaliknya. Sebagai contoh, bagi masyarakat yang berpendapatan tinggi, cenderung
mengurangi konsumsinya terhadap pakaian yang berkualitas rendah, dan sebaliknya.

Daya Tarik

Daya tarik suatu barang sangat berpengaruh terhadap permintaan ke atas suatu barang. Semakin
tinggi daya tarik suatu barang, maka semakin banyak masyarakat yang tertarik terhadap barang
tersebut, sehingga permintaan ke atas suatu barang tersebut akan bertambah, dan sebaliknya.
Unsur-unsur yang terdapat pada variabel ini adalah model, bentuk, dan warna, membuat
penampilan suatu barang dapat menarik perhatian masyarakat (konsumen), Penampilan yang
menarik ke atas suatu barang dapat meningkatkan daya beli konsumen, sehingga permintaan ke
atas barang tersebut meningkat.

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan ke atas suatu
barang.Meningkatnya jumlah penduduk merupakan sasaran ke atas suatu barang dalam
meningkatkan jumlah permintaannya, dan sebaliknya. Bertambahnya jumlah penduduk suatu
negara merupakan potensi terhadap peningkatan jumlah permintaan ke atas suatu barang.
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi jumlah permintaan ke atas
suatu barang tertentu. Sebaliknya, permintaan ke atas suatu barang akan menjadi berkurang
apabila jumlah penduduk semakin berkurang. Pernyataan itu benar bila didukung oleh tingkat
pertumbuhan ekonomi yang baik.

Perkiraan Harga di Masa yang Akan Datang


Perkiraan harga suatu barang di masa yang akan datang dapat berpengaruh terhadap jumlah
permintaan ke atas suatu barang. Apabila diramalkan terjadi kenaikan harga ke atas suatu barang
tertentu di masa yang akan datang, maka permintaan ke atas barang itu akan bertambah.
Demikian sebaliknya, apabila diramalkan harga suatu barang turun pada masa yang akan datang,
maka permintaan pada saat sekarang akan berkurang.Sebagai contoh, bila diramalkan harga
bahan bakar minyak (BBM) naik pada beberapa hari mendatar g, maka permintaan ke atas BBM
akan meningkat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Selain dari harga barang itu sendiri, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
penawaran ke atas suatu barang, antara lain harga barang yang berkaitan, biaya produksi, dan
teknologi yang digunakan.

Harga Barang yang Berkaitan

Seperti telah diketahui bahwa ada barang yang sifatnya berkaitan dengan barang lain, terutama
barang-barang yang bersubstitusi. Hal ini dapat dilihat bahwa naiknya harga suatu barang lain,
akan meningkatkan penawaran ke atas suatu barang tertentu. Kaitan kedua variabel ini dapat
secara berlawanan, antara harga barang lain dengan jumlah penawaran ke atas suatu barang
tertentu. Sebagai contoh, jika harga premium turun maka penawaran kendaraan bermotor akan
naik. Di sisi lain, kedua variabel tersebut dapat berkaitan secara positif, misalnya apabila harga
sepeda motor turun maka penawaran mobil semakin turun juga.

Biaya Produksi

Biaya produksi adalah salah satu faktor dalam menentukan besarnya tingkat produksi. Tingginya
biaya produksi merupakan kendala bagi perusahaan dalam memproduksi barangnya. Semakin
tinggi harga faktor-faktor produksi, maka akan mengakibatkan semakin tingginya biaya
produksi, sehingga menjadi kendala untuk meningkatkan jumlah produksi. Hal ini dapat
mengakibatkan semakin rendahnya penawaran ke atas suatu barang. Demikian sebaliknya, jika
harga faktor-faktor produksi menurun mengakibatkan biaya produksi menjadi rendah, sehingga
perusahaan akan lebih untung dengan memproduksi dalam jumlah yang besar. Ini dapat
mengakibatkan jumlah penawaran ke atas suatu barang akan meningkat.
Teknologi

Teknologi merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi biaya produksi. Dengan demikian,
teknologi sangat berkaitan dengan biaya produksi, dengan sendirinya berkaitan juga dengan
biaya input. Kemajuan teknologi tentunya akan mempengaruhi biaya input. Semakin tinggi
penerapan teknologi oleh suatu perusahaan akan mengakibatkan semakin efisien penggunaan in-
put, sehingga biaya produksi dapat ditekan sekecil mungkin. Dengan demikian, produsen dapat
meningkatkan hasil produksinya, sehingga jumlah penawaran ke atas suatu barang akan
meningkat. Sebagai contoh, penggunaan mesin- mesin dalam pertanian akan menurunkan biaya
input untuk kegiatan produksi, sehingga dapat mengakibatkan para petani akan meningkatkan
produksi pertaniannya. Hal ini akan meningkatkan penawaran hasil-hasil pertanian.

Keseimbangan adalah suatu keadaan dimana jumlah permintaan adalah sama dengan jumlah
penawaran ke atas suatu barang pada suatu harga tertentu. Secara matematis, dengan
menggunakan contoh pada fungsi permintaan: Q, = 80-P, dan fungsi penawaran:Q=-40+2P, (P
dinyatakan dalam rupiah dan Q dalam unit), keseimbangan antara permintaan dan penawara ke
atas suatu barang dapat dilihat sebagai berikut:

Q₁

=Qs

80-P -40+2P

3P = 120

P =40

Dengan mensubstitusikan P keseimbangan ke dalam persamaan permintaan atau penawaran,


maka diperoleh Q keseimbangan.

= 80-40
=40

atau

=-40+2(40)

=-40+80

=40

Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh harga keseimbangan sebesar
Rp 40, dengan jumlah barang keseimbangan sebanyak 40 unit. Untuk lebih jelasnya, hubungan
jumlah permintaan dan penawaran keatas suatu barang pada berbagai tingkat harga dapat dilihat
pada Tabel 3.3.

Gambar 3.8, menunjukkan keseimbangan diperoleh pada titik E, yaitu perpotongan (cross) antara
kurva permintaan DD dengan kurva penawaran 55. Pada titik keseimbangan (E) tersebut harga
suatu barang adalah sebesar Rp 40 dan jumlah barang sebanyak 40 unit. Apabila harga di atas
harga keseimbangan, maka terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, bila harga di bawah harga
keseimbangan, maka telah terjadi kelebihan penawaran.

KURVA ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan diberi simbol E, dinyatakan dalam persentase Dengan demikian, elastisitas
permintaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Elastisitas permintaan
Perubahan jumlah permintaan ke atas suatu barang (%)

Perubahan harga (%)

Dengan menggunakan notasi matematika, koefisien elastisitas permintaan adalah sebagai


berikut:

Keterangan:

E = Koefisien elastisitas permintaan.

DQ = Perubahan jumlah permintaan ke atas suatu barang.


DP = Perubaha harga barang.
P= Harga sebelum terjadi perubahan.
P₁ = Harga setelah terjadi perubahan

Q = Jumlah Permintaan ke atas suatu barang sebelum perubahan.

Q₁ = Jumlah permintaan ke atas suatu barang setelah perubahan.

Sebagai contoh, pada harga Rp 10.000/kg, permintaan ke atas buah jeruk sebanyak 100 kg.
Kemudian, pada harga Rp 7.000/kg permintaan bertambah menjadi 120 kg. Dari keterangan
tersebut, koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung sebagai berikut:

E₁ 20 10.000
-3.000 100

Hasil perhitungan koefisien elastisitas permintaan adalah negatif, karena salah satu ciri dari
fungsi permintaan adalah berslop negatif. Angka negatif tersebut dapat diberi angka mutlak -
0,671, sehingga E=0,67.Koefisien elastisitas permintaan 0,67 berarti setiap perubahaan harga
sebesar 100%, jumlah barang yang diminta berubah sebesar 67 %, atau setiap perubahan harga
sebesar 1% terjadi perubahan jumlah permintaan ke atas suatu barang sebesar 0,67%.

ELASTISITAS PENAWARAN

Elastisitas permintaan diberi simbol E, dinyatakan dalam persentase. Dengan demikian,


elastisitas permintaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Elastisitas Penawaran = Perubahan jumlah permintaan ke atas suatu barang (%) Perubahan harga
barang itu sendiri (96)

atau dengan menggunakan notasi matematika adalah sebagai berikut:

Es

ΔΟ

ΔΡ

Keterangan:

E = Koefisien elastisitas penawaran.


DQ = Perubahan jumlah penawaran ke atas suatu barang.
DP = Perubahan harga barang.
P = Harga sebelum terjadi perubahan. P₁ = Harga setelah terjadi perubahan.
Q = Jumlah penawaran ke atas suatu barang sebelum perubahan.
Q = Jumlah penawaran ke atas suatu barang setelah perubahan.

Dengan menggunakan tabel penawaran, elastisitas penawaran dapat dihitung (Tabel 4.5).

Tabel 4.5: Tabel Penawaran dan Elastisitas Penawaran ke Atas Suatu Barang.

Fungsi permintaan dan penawaran adalah konsep penting dalam ilmu ekonomi yang
menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah barang atau jasa yang diminta atau ditawarkan.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai fungsi permintaan dan penawaran:

• Fungsi Permintaan
1. Fungsi permintaan adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga dan
jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen.

2. Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah komoditi yang ingin dibeli
konsumen pada berbagai harga.

3. Fungsi permintaan memiliki hubungan negatif atau berbanding terbalik antara harga dan
jumlah barang yang diminta.

4. Rumus fungsi permintaan adalah Qd = a - bP, di mana Qd adalah jumlah barang yang diminta,
P adalah harga barang, a adalah konstanta, dan b adalah koefisien elastisitas permintaan.
Fungsi Penawaran
1. Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah
barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen.
2. Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah komoditi yang ingin dijual produsen
pada berbagai harga.
3. Fungsi penawaran memiliki hubungan positif atau berbanding lurus antara harga dan jumlah
barang yang ditawarkan.
4. Rumus fungsi penawaran adalah Qs = c + dP, di mana Qs adalah jumlah barang yang
ditawarkan, P adalah harga barang, c adalah konstanta, dan d adalah koefisien elastisitas
penawaran.

Dalam ilmu ekonomi, permintaan dan penawaran menentukan harga barang atau jasa di pasar.
Jika permintaan suatu barang meningkat, sementara penawaran tetap, maka harga barang
tersebut akan naik. Sebaliknya, jika penawaran suatu barang meningkat, sementara permintaan
tetap, maka harga barang tersebut akan turun.

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan

a. Ketersediaan Barang Substitusi Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi,
maka elastisitas permintaannya akan cenderung semakin besar. Barang-barang yang
memiliki substitusi cenderung mempunyai elastisitas harga yang lebih tinggi daripada
barang-barang yang tidak memiliki substitusi.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa,
akan semakin besar elastisitas permintaannya.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan
untuk pengeluaran barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin
besar. Jadi, permintaan akan mobil cenderung jauh lebih besar elastisitasnya daripada
permintaan akan sepatu.
d. Intensitas Kebutuhan Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan
harga sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan.
e. Masa Penyesuaian Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah
barang dan jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastis. Hal ini
disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari pergerakan harga-
harga baru.
f. Pendapatan konsumen Semakin tinggi pendapatan konsumen maka, jumlah barang dan
jasa yang akan dibeli akan semakin meningkat.
Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran
a. Jumlah Persediaan Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva
penawaran akan lebih elastis karena dapat segera memasoknya ke pasar jika ada
permintaan dari masyarakat. Jika persediaan sudah habis, perusahaan akan kesulitan
dalam memasok barang sehingga kurva penawaran akan lebih inelastis.

b. Mobilitas Faktor Produksi Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi
apabila mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi
memiliki mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya
produksi) sehingga penawaran lebih elastis.

c. Jangka Waktu Produksi Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas


penawaran barang. Penawaran barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian.

d. Daya Tahan Penyimpanan Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti
makanan, hasil pertanian, umumnya lebih inelastis. Akan tetapi, produk dengan daya
tahan lebih lama seperti kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastis.

Anda mungkin juga menyukai