Ekonomi Mikro I
Ekonomi Mikro I
KELOMPOK 8:
HARIANI. H (A1A122091)
LISA ELFIA (A1A122095)
MURJITO MUHSIN SUCIPTO (A1A122099)
PUSPITA DEWI (A1A122101)
RESTU NURUL AMALIA M. AZIS (A1A122103)
RISDAYANTI (A1A122105)
SARNI (A1A122107)
SELVI (A1A122109)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Elastisitas Dan Penerapannya” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
mudah-mudahan senantiasa tercurah timpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para
pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Harmin Wahyu Muh. Syata, S.E., M.pd pada pelajaran Teori Ekonomi Mikro. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana Konsep Elastisitas
Dan Penerapannya.Kami mengucapkan terimakasi kepada bapak selaku dosen mata kuliah
Teori Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis terhadap Konsep Elastisitas Dan Penerapannya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian, jenis-jenis Elastisitas,
Tipe Elastisitas serta cara penerapannya yang dapat kita terapkan agar sisitem perekonomian
menjadih lebih baik dan bisa meguragi tingkat kemiskinan di indnesia, khususnya di
kalangan generasi muda. Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini terima kasih.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Definisi dari Konsep Dasar Elastisitas.................................................... 3
2.2 Kegunaan................................................................................................. 4
2.3 Jenis-Jenis Elastisitas.............................................................................. 4
2.4 Tipe Elastisitas........................................................................................ 7
2.5 Penerapan Konsep Elastisitas.................................................................. 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendiri,
saling membutuhkan dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhan. Kegiatan tersebut akan terus berlangsung karena keinginan dan kebutuhan
manusia akan semakin bertambah tetapi hal itu berbanding terbalik dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas.
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah
elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan
terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa
bentuk kurva dari masing masing elastisitas. Secara umum Elastisitas merupakan salah
satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.
Adanya sifat perubahan permintaan, sifat perubahan penawaran, dan harga barang
menyebabkan munculnya konsep elastisitas. Konsep elastisitas digunakan untuk dapat
lebih memahami situasi pasar, dan untuk dapat melakukan prediksi terhadap berbagai
tindakan maupun keputusan yang diambil oleh produsen dan konsumen. Suatu pasar
kompleks memungkinkan terjadinya pergesaran sehingga barang tersebut dapat bersifat
elastis/inelastis.
1
Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
I.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
I.4 Definisi Dan Konsep Dasar Elastisitas
Tingkat sensitivitas yakni dapat diukur dengan rasio atau rasio perubahan
persentase dalam jumlah barang, baik barang yang diminta maupun terhadap barang
yang telah ditawarkan, diukur dengan persentase dalam perubahan faktor yang dapat
menyebabkan adanya sebuah perubahan dalam jumlah barang.
I.5 Kegunaan
Teori ekonomi adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab dan
akibat, aksi dan reaksi dan digunakan untuk meramalkan tanggapan perilaku agen-
agen ekonomi atas perubahan kondisi. Sebagai contoh, hukum permintaan
menyatakan bahwa perubahan harga suatu barang berhubungan terbalik (negatif)
dengan jumlah barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi permintaan barang tersebut dianggap konstan (ceteris paribus).
Dengan hukum permintaan, kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi dengan
jumlah barang yang diminta jika harga barang tersebut berubah atau faktor-faktor
lainnya yang dianggap konstan (cateris paribus) berubah, akan tetapi kita tidak bisa
menerangkan seberapa besar dampak perubahan harga atau faktor ceteris paribus atas
kuantitas barang yang diminta. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu konsep yang dapat
digunakan untuk mengukur besarnya perubahaan dalam jumlah yang diminta jika
salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan berubah elastisitas.
Pengukuran elastisitas adalah penting bagi para pengambil keputusan, khususnya
untuk produsen dan pemerintah:
Bagi produsen, pemahaman atas elastistas barang yang diproduksinya memainkan
peranan yang penting atas strategi harga apa yang sebaiknya digunakan agar
dapat meningkatan pendapatan.
Bagi pemerintah, pemahaman tentang elastisitas sangat penting terutama dalam
penentuan besarnya pajak dan subsidi. Pemerintah harus memperhitungkan
apakah kenaikan cukai berpotensi untuk menurunkan penjualan rokok atau tidak.
Dalam hal penentuan subsidi, misalnya, pemerintah harus menganalisis apakah
pengurangan subsidi pupuk berpengaruh pada pendapatan petani atau tidak.
4
%∆𝑄D
𝜂D =
%∆𝑃
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan:
5
jumlah kuantitas bensin yang diminta. Hal ini disebabkan karena baik
produsen maupun konsumen memiliki sedikit sekali opsi dan waktu untuk
melakukan penyesuiaan dalam aktivitas belanjanya sebagai akibat kenaikan
harga bensin (barang substitusi untuk bensin sedikit atau bahkan tidak ada).
Akan tetapi dalam jangka panjang kenaikan harga ini akan mendorong
penurunan jumlah bensin yang diminta karena konsumen akan berusaha
mencari cara-cara menghemat konsumsi bensin dengan cara membeli
kendaraan yang lebih hemat bensin atau memilih menggunakan transportasi
publik sedangkan produsen akan terdorong untuk mencari cara-cara
menghemat penggunaan bensin mungkin dengan cara mengganti mesin-mesin
produksi yang menggunakan bahan bakar bensin dengan mesin lainnya atau
meningkatkan efisiensi penggunaan mesinnya.
2. Elastisitas Penawaran (price elasticity of supply)
Rasio persentase perubahan kuantitas yang diminta dari suatu barang terhadap
perubahan persentase harga barang lainnya:
%∆𝑄F
𝜂FK =
%∆𝑃 K
Jika nilai elastisitas silang adalah positif, maka hubungan antara barang Y
dan X adalah substitusi (saling menggantikan)
Jika nilai elastisitas silang adalah negatif, maka hubungan anatar barang Y
dan X adalah komplementer (saling melengkapi)
4. Elastisitas Pendapatan (income elasticity of demand)
Ketika nilai elastisitas pendapatan adalah positif, maka barang tersebut adalah
barang normal barang yang permintaannya akan bertambah seiring dengan
kenaikan tingkat pendapatan konsumen
Ketika nilai elastisitas pendapatan adalah negatif, maka barang tersebut adalah
6
barang inferior barang yang permintaannya akan menurun seiring dengan
kenaikan tingkat pendapatan konsumen
demand
Kuantitas akan turun ke titik nol ketika ada sedikit peningkatan dalam harga
demand
∆P = 22%
demand
7
Inelastis, jika nilai |𝜂| < 1
Perubahan persentase kuantitas lebih kecil dibandingkan perubahan persentase
harga dalam nilai absolute
demand
demand
a. Pajak
Diasumsikan bahwa produksi mobil memiliki struktur biaya tetap
sehingga kurva penawaran mobil sejajar dengan sumbu horizontal. Sebelum
dikenakan pajak penjualan, harga mobil sebesar P dan keseimbangan terjadi
pada kuantitas mobil Q1 (titik potong kurva penawaran S dengan kurva
permintaan D). Setelah produksi mobil dikenakan pajak penjualan dengan tarif
t, maka kurva penawaran S bergeser ke atas menjadi S’ dengan tingkat harga
(1 + t) P. Kenaikan kurva penawaran tersebut mengakibatkan keseimbangan
pasar terjadi pada kuantitas mobil yang lebih kecil, sebesar Q2.
8
Penerimaan pemerintah dari pajak penjualan mobil sebesar area abe’c.
Akibat adanya pajak penjualan sebesar t, harga mobil yang mula-mula P naik
menjadi (1 + t) P yang berarti konsumen membayar mobil dengan harga yang
lebih tinggi. Karena kurva penawaran sejajar dengan sumbu datar (elastis
sempurna) maka sebenarnya seluruh beban pajak ditanggung oleh konsumen,
meskipun yang membayar pajak penjualan kepada pemerintah adalah
produsen. Jadi produsen mobil yang selaku pihak wajib pajak dapat
menggeserkan beban pajak penjualan kepada konsumen dengan cara
menaikkan harga penjualan.
Jumlah surplus konsumen dengan penerimaan pajak sebesar area ae’d,
sedangkan jumlah surplus konsumen mula-mula sebesar area aed. Dalam hal
ini, produsen menggeser seluruh beban pajak kepada konsumen karena surplus
konsumen berkurang. Sementara itu selisih area sebesar bee’ yang tidak
diterima oleh siapapun yang merupakan kerugian akibat pengenaan pajak yang
umum disebut sebagai excess burden. Apabila kurva penawaran tidak sejajar
dengan sumbu datar maupun sumbu tegak, maka produsen dapat
menggeserkan sebagian beban pajak kepada konsumen.
Adanya pajak, keseimbangan terjadi di titik e, yaitu pada tingkat harga P1
dan jumlah produksi sebesar Q1 mobil per tahun. Adanya pajak menyebabkan
kurva penawaran bergeser ke kiri atas, sehingga keseimbangan baru terjadi di
titik e’. Keseimbangan baru tersebut tercapai pada tingkat harga P2 dengan
kuantitas sebesar Q2. Jarak e’b menunjukkan besarnya pajak yang dikenakan
pada setiap barang yang dihasilkan. Awalnya, surplus konsumen adalah
sebesar ged dan karena pengenaan pajak berkurang menjadi ce’d. Sementara
itu, surplus produsen pada awalnya adalah sebesar gef lalu berubah menjadi
ce’g. Penerimaan pajak oleh pemerintah sebesar area abe’c dimana produsen
menanggung pajak sebesar abhg dan konsumen menanggung pajak sebesar
ghe’c.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin elastis kurva penawaran (dengan
asumsi kurva permintaan tetap), maka semakin besar beban pajak yang dapat
digeserkan oleh produsen kepada konsumen. Sebaliknya, semakin tidak elastis
kurva penawaran suatu barang, akan semakin kecil kemampuan produsen
untuk menggeserkan beban pajak kepada konsumen. Dari sisi kurva
permintaan, semakin elastis kurva permintaan suatu barang, semakin kecil
9
beban pajak yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.
Sebaliknya, semakin tidak elastis kurva permintaan barang tersebut, semakin
besar beban yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.
b. Subsidi
Subsidi komoditas telah menjadi bagian yang penting dalam sistem fiskal
di banyak negara, termasuk Indonesia. Subsidi disebut pula sebagai pajak
negatif (negative tax). Seperti halnya pajak, subsidi dapat menimbulkan excess
burden. Untuk mengilustrasikan dampak subsidi terhadap kesejahteraan
masyarakat dapat dilihat pada Gambar 13 dengan mengambil contoh
pemberian subsidi pada komoditas makanan pokok beras. Diasumsikan bahwa
permintaan beras mengikuti garis permintaan D. Penawarannya diasumsikan
elastis sempurna mengikuti garis horisontal S. Dengan kurva penawaran S dan
kurva permintaan D, menghasilkan tingkat keseimbangan e yang berarti bahwa
pada tingkat harga P maka kuantitas barang yang diminta sebesar B1.
Misalkan harga beras H di pasaran dianggap terlalu mahal oleh pemerintah,
maka pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut agar seluruh
masyarakat terutama masyarakat yang tergolong miskin dapat memenuhi
kebutuhan primernya. Subsidi yang dilakukan pemerintah tersebut
menyebabkan kurva penawaran S bergeser ke bawah menjadi S’ dan harga
beraspun turun menjadi (1-s) P. Dengan penurunan harga tersebut akan
meningkatkan kuantitas beras yang diminta menjadi B2.
Jika tujuan pemerintah melakukan subsidi adalah meningkatkan jumlah
konsumsi maka program tersebut telah sukses dilakukan. Namun jika tujuan
kebijakan adalah memaksimisasi kemakmuran, maka kebijakan tersebut harus
dilihat lebih komprehensif lagi. Sebelum diberi subsidi, surplus konsumen
sebesar mne dan setelah diberi subsidi menjadi mqe’. Keuntungan yang
diperoleh konsumen meningkat sebesar qe’en. Dalam kasus ini, manfaat
subsidi sepenuhnya dinikmati oleh konsumen. Meskipun demikian, jika
melihat biaya yang dikeluarkan untuk program subsidi sebesar qe’vn, maka
dapat disimpulkan bahwa biaya program subsidi dalam kenyataannya melebihi
manfaat yang dihasilkan.
Apabila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva permintaan, maka
bagian dari subsidi tersebut yang dapat dinikmati oleh produsen akan semakin
besar dan semakin besar pertambahan jumlah barang yang dapat ditawarkan
10
oleh produsen. Sebaliknya, apabila kurva permintaan lebih elastis
dibandingkan kurva penawarannya, maka akan semakin besar bagian subsidi
yang dapat diterima oleh konsumen dan semakin kecil pertambahan jumlah
barang yang dapat diproduksi oleh konsumen.
Beberapa Aplikasi Analisis Elastisitas
11
Dari hasil penelitian tersebut, Hutasuhut et al. (2001)
menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk memperkuat
industri unggas domestik. Hal tersebut dikarenakan permintaan
daging ayam cenderung memiliki tingkat responsivitas yang tinggi
dibandingkan dengan permintaan daging sapi. Konsumen lebih cepat
mengadaptasi jumlah konsumsi daging ayam jika terjadi perubahan
harga.
12
barang tersebut secara signifikan. Terlihat pula bahwa sebenarnya
barang publik secara rata-rata keseluruhan merupakan barang normal
(koefisien elastisitas penghasilan positif kurang dari satu). Hal
tersebut mengindikasikan bahwa jika penghasilan masyarakat
meningkat (asumsi harga tetap) maka kecenderungan permintaan
terhadap barang tersebut ikut meningkat. Permintaan layanan tempat
parkir dan rekreasi memiliki elastisitas penghasilan yang elastis,
sehingga kenaikan penghasilan masyarakat akan meningkatkan
permintaan pelayanan tersebut dalam jumlah lebih besar.
13
BAB III
PENUTUP
I.9 Kesimpulan
Setelah penyusun mencoba memahami pokok bahasan yang telah dirumuskan
sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan beberapa hal di antaranya:
a. Elastisitas adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan
reaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang terjadi di pasar.
b. Elastisitas Permintaan terhadap Harga adalah mengukur seberapa banyak
kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga
barang tersebut. Jenis elastisitas permintaan diantaranya adalah, Permintaan
elastis (Ed > 1), Permintaan Inelastis (Ed < 1), Pemintaan Uniter (Ed = 1),
Pemintaan elastis sempurna (Ed = ∞), dan Permintaan inelastis sempurna (Ed =
0).
c. Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan kuantitas penawaran dibagi
dengan persentase perubahan harga. Jenis elastisitas penawarann diantaranya
adalah, penawarann elastis (Ed > 1), penawaran Inelastis (Ed < 1), penawarann
Uniter (Ed = 1), penawarann elastis sempurna (Ed = ∞), dan penawarann inelastic
sempurna (Ed = 0).
d. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Tingkat kemudahan barang tersebut digantikan oleh barang lain;
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang;
3. Jangka waktu analisis perubahan-perubahan yang terjadi dipasar; dan
4. Jenis barang yang dibutuhkan (barang pokok, barang mewah atau normal)
e. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
1. Sifat produk
2. Sifat perubahan biaya produksi
3. Jangka waktu
f. Elastisitas silang (Ec) yaitu prosentase perubahan jumlah barang yang diminta
akibat terjadinya perubahan harga barang lain
14
g. Elastisitas pendapatan (Ey) adalah prosentase perubahan kuantitas barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.
I.10 Saran
Berdasarkan makalah di atas, Penerapan Elastisitas dalam ekonomi membantu
pengambilan keputusan, baik perusahaan maupun pemerintah, untuk membuat
keputusan yang lebih cerdas tentang harga, pajak, subsidi, dan kebijakan ekonomi
lainnya yang memengaruhi pasar dan consumen. Di harapkan pembaca dapat
menerapkan konsep elastisitas agar system perekonomian menjadi lebih baik dan lebih
maju lagi sehingga angka kemiskinan di Indonesia bisa menurun. Oleh karena itu
semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia memiliki perana penting
dalam peningkatan perekonomian ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta: Citra Pustaka
Mandiri
http://ekonominator.blogspot.com/2015/10/mikro-ekonomi-konsep-elastisitas-dan.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2020, 20:18 WITA)
http://makalahkonsepelastisitas.blogspot.com/2016/11/makalah-konsep-elastisitas_13.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2020, 20:19 WITA)
https://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/
makalah_kel._7_elastisitas_supply_revisi_fix.pdf (diakses pada tanggal 21 Maret 2020,
21:43 WITA)
16