Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ELASTISITAS DAN PENERAPANNYA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


TEORI EKONOMI MIKRO I

KELOMPOK 8:

HARIANI. H (A1A122091)
LISA ELFIA (A1A122095)
MURJITO MUHSIN SUCIPTO (A1A122099)
PUSPITA DEWI (A1A122101)
RESTU NURUL AMALIA M. AZIS (A1A122103)
RISDAYANTI (A1A122105)
SARNI (A1A122107)
SELVI (A1A122109)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Elastisitas Dan Penerapannya” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
mudah-mudahan senantiasa tercurah timpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para
pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Harmin Wahyu Muh. Syata, S.E., M.pd pada pelajaran Teori Ekonomi Mikro. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana Konsep Elastisitas
Dan Penerapannya.Kami mengucapkan terimakasi kepada bapak selaku dosen mata kuliah
Teori Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis terhadap Konsep Elastisitas Dan Penerapannya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian, jenis-jenis Elastisitas,
Tipe Elastisitas serta cara penerapannya yang dapat kita terapkan agar sisitem perekonomian
menjadih lebih baik dan bisa meguragi tingkat kemiskinan di indnesia, khususnya di
kalangan generasi muda. Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini terima kasih.

Kendari, 9 September 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Definisi dari Konsep Dasar Elastisitas.................................................... 3
2.2 Kegunaan................................................................................................. 4
2.3 Jenis-Jenis Elastisitas.............................................................................. 4
2.4 Tipe Elastisitas........................................................................................ 7
2.5 Penerapan Konsep Elastisitas.................................................................. 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendiri,
saling membutuhkan dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhan. Kegiatan tersebut akan terus berlangsung karena keinginan dan kebutuhan
manusia akan semakin bertambah tetapi hal itu berbanding terbalik dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas.

Kegiatan menciptakan, mengirimkan, dan memenuhi kebutuhan ini disebut


kegiatan perekonomian dimana kegiatan ini merupakan suatu bidang kegiatan manusia
dalam rangka mencukupi kebutuhannya dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Tentunya sebagai pemuas kebutuhan, beragam masalah muncul di dalam bidang
perekonomian ini.

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah
elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan
terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa
bentuk kurva dari masing masing elastisitas. Secara umum Elastisitas merupakan salah
satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.
Adanya sifat perubahan permintaan, sifat perubahan penawaran, dan harga barang
menyebabkan munculnya konsep elastisitas. Konsep elastisitas digunakan untuk dapat
lebih memahami situasi pasar, dan untuk dapat melakukan prediksi terhadap berbagai
tindakan maupun keputusan yang diambil oleh produsen dan konsumen. Suatu pasar
kompleks memungkinkan terjadinya pergesaran sehingga barang tersebut dapat bersifat
elastis/inelastis.

Jumlah permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi harga, karena jika


permintaan naik sedangkan penawaran tetap atau sedikit, maka akan terjadi kelangkaan
barang (jika faktor-faktor lain dianggap tetap), kelangkaan barang akan mengakibatkan
naiknya harga. Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan permintan sedikit,
maka harga akan menjadi murah.

1
Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.

I.2 Rumusan Masalah


Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang berkaitan
dengan:

a. Apa Definisi dari Konsep Dasar Elastisitas?


b. Apa saja kegunaan dari Konsep Elastisitas?
c. Apa saja Jenis-Jenis dari Elastisitas?
d. Apa saja Tipe dari masing-masing Elastisitas?
e. Bagaimana cara Penerapan Analisis Elastisitas?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada hasil ini adalah:


a. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro
b. Untuk menambah pengetahuan mengenai Konsep Elastisitas Dan cara
Penerapannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
I.4 Definisi Dan Konsep Dasar Elastisitas

Pengertian Elastisitas adalah sebuah perbandingan perubahan proporsional dalam


satu variabel terhadap perubahan variabel yang lain. Dengan kata lain, elastisitas yakni
dapat mengukur seberapa sensitif atau responsifnya konsumen dengan perubahan
dalam harga. Secara umum, jika variabel A mengalami perubahan sebagai tanggapan
atas perubahan dalam variabel B, maka elastisitas A terhadap B (ɳ AB) sama dengan
perubahan persentase variabel A dibagi dengan perubahan persentase variabel B.

Tingkat sensitivitas yakni dapat diukur dengan rasio atau rasio perubahan
persentase dalam jumlah barang, baik barang yang diminta maupun terhadap barang
yang telah ditawarkan, diukur dengan persentase dalam perubahan faktor yang dapat
menyebabkan adanya sebuah perubahan dalam jumlah barang.

Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk


memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat
mengetahui dampak kenaikan pajak atau subsidi terhadap pendapatan daerah, tingkat
pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas.
Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan
pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu.
Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu mengambil kebijakan
dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat
terbesar bagi kemajuan daerah.

Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap


perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa
persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen.

Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X

Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan


dibahas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks
pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep
tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut
3
sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi penyedia
barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya.

I.5 Kegunaan
Teori ekonomi adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab dan
akibat, aksi dan reaksi dan digunakan untuk meramalkan tanggapan perilaku agen-
agen ekonomi atas perubahan kondisi. Sebagai contoh, hukum permintaan
menyatakan bahwa perubahan harga suatu barang berhubungan terbalik (negatif)
dengan jumlah barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi permintaan barang tersebut dianggap konstan (ceteris paribus).
Dengan hukum permintaan, kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi dengan
jumlah barang yang diminta jika harga barang tersebut berubah atau faktor-faktor
lainnya yang dianggap konstan (cateris paribus) berubah, akan tetapi kita tidak bisa
menerangkan seberapa besar dampak perubahan harga atau faktor ceteris paribus atas
kuantitas barang yang diminta. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu konsep yang dapat
digunakan untuk mengukur besarnya perubahaan dalam jumlah yang diminta jika
salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan berubah elastisitas.
Pengukuran elastisitas adalah penting bagi para pengambil keputusan, khususnya
untuk produsen dan pemerintah:
 Bagi produsen, pemahaman atas elastistas barang yang diproduksinya memainkan
peranan yang penting atas strategi harga apa yang sebaiknya digunakan agar
dapat meningkatan pendapatan.
 Bagi pemerintah, pemahaman tentang elastisitas sangat penting terutama dalam
penentuan besarnya pajak dan subsidi. Pemerintah harus memperhitungkan
apakah kenaikan cukai berpotensi untuk menurunkan penjualan rokok atau tidak.
Dalam hal penentuan subsidi, misalnya, pemerintah harus menganalisis apakah
pengurangan subsidi pupuk berpengaruh pada pendapatan petani atau tidak.

I.6 Jenis-Jenis Elastisitas

1. Elastisitas Permintaan (price elasticity of demand)

Rasio persentase perubahan kuantitas yang diminta terhadap persentase perubahan


harga → nilainya selalu negatif, akan tetapi untuk kepentingan penyajian nilai
elastisitas permintaan selalu di-absolut-kan:

4
%∆𝑄D
𝜂D =
%∆𝑃
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan:

 Ketersediaan barang substitusi

Semakin banyak barang substitusi tersedia untuk sebuah barang, maka


semakin elastis permintaan barang tersebut, vice versa. Ketika suatu barang
tidak memiliki barang substitusi sama sekali maka dapat diekspektasikan
bahwa elastisitas permintaan atas barang tersebut adalah inelastis sempurna
 Definisi pasar

Semakin sempit batasan definisi sebuah pasar, maka semakin elastis


permintaan barangnya. Misalnya: jika kita mendefinisikan pasar makanan
(umum) tentu sangat sedikit barang yang bisa menggantikan makanan atau
bahkan tidak ada barang substitusi untuk makanan. Dalam hal ini, elastisitas
permintaan makanan adalah inelastic atau inelastis sempurna. Akan tetapi jika
pasar kita definisikan sebagai pasar es krim, maka pasti terdapat barang
substitusi untuk es krim, misalnya yogurt pudding. Dalam hal ini kita bisa
memperkirakan bahwa permintaan es krim adalah elastis. Lebih lanjut, jika
kita mendefinisikan lebih spesik misalnya pasar es krim coklat, maka tentu
akan lebih banyak lagi barang substitusi es krim coklat seperti es krim vanilla,
strawberi dsb sehingga elastisitas permintaan untuk es krim coklat akan jauh
lebih elastis lagi.
 Pentingnya hal-hal yang tidak penting (proporsi pengeluaran atas suatu
barang dibandingkan total anggaran konsumen)
Ketika suatu barang hanya menempati sebagian kecil dari total anggaran,
maka kita cenderung memberi sedikit perhatian pada barang tersebut. Dalam
kasus ini, permintaan cenderung inelastis.
 Dimensi waktu

Barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dalam jangka


panjang dibandingkan dalam jangka pendek, karena dalam jangka panjang
dimungkinkan terjadinya proses penyesuian-penyesuian baik oleh produsen
maupun konsumen. Sebagai contoh, kenaikan harga bensin dalam jangka
pendek hanya akan menyebabkan penurunan yang sedikit sekali dalam

5
jumlah kuantitas bensin yang diminta. Hal ini disebabkan karena baik
produsen maupun konsumen memiliki sedikit sekali opsi dan waktu untuk
melakukan penyesuiaan dalam aktivitas belanjanya sebagai akibat kenaikan
harga bensin (barang substitusi untuk bensin sedikit atau bahkan tidak ada).
Akan tetapi dalam jangka panjang kenaikan harga ini akan mendorong
penurunan jumlah bensin yang diminta karena konsumen akan berusaha
mencari cara-cara menghemat konsumsi bensin dengan cara membeli
kendaraan yang lebih hemat bensin atau memilih menggunakan transportasi
publik sedangkan produsen akan terdorong untuk mencari cara-cara
menghemat penggunaan bensin mungkin dengan cara mengganti mesin-mesin
produksi yang menggunakan bahan bakar bensin dengan mesin lainnya atau
meningkatkan efisiensi penggunaan mesinnya.
2. Elastisitas Penawaran (price elasticity of supply)

Rasio persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan terhadap


persentase perubahan harga → cenderung positif untuk pasar output
3. Elastisitas Silang (cross-price elasticity of demand)

Rasio persentase perubahan kuantitas yang diminta dari suatu barang terhadap
perubahan persentase harga barang lainnya:

%∆𝑄F
𝜂FK =
%∆𝑃 K
 Jika nilai elastisitas silang adalah positif, maka hubungan antara barang Y
dan X adalah substitusi (saling menggantikan)
 Jika nilai elastisitas silang adalah negatif, maka hubungan anatar barang Y
dan X adalah komplementer (saling melengkapi)
4. Elastisitas Pendapatan (income elasticity of demand)

Rasio persentase perubahan kuantitas yang diminta terhadap persentase


perubahan pendapatan:

 Ketika nilai elastisitas pendapatan adalah positif, maka barang tersebut adalah
barang normal barang yang permintaannya akan bertambah seiring dengan
kenaikan tingkat pendapatan konsumen
 Ketika nilai elastisitas pendapatan adalah negatif, maka barang tersebut adalah

6
barang inferior barang yang permintaannya akan menurun seiring dengan
kenaikan tingkat pendapatan konsumen

I.7 Tipe Elastisitas

 Elastis, jika nilai |𝜂| > 1,

Perubahan persentase kuantitas lebih besar dibandingkan perubahan persentase


harga dalam nilai absolut

demand

 Elastis sempurna, jika nilai |𝜂| = ∞

Kuantitas akan turun ke titik nol ketika ada sedikit peningkatan dalam harga

demand

 Elastis Uniter, jika nilai |𝜂| = 1


Perubahan persentase kuantitas sama dengan perubahan persentase harga dalam
nilai absolut

∆P = 22%

demand

7
 Inelastis, jika nilai |𝜂| < 1
Perubahan persentase kuantitas lebih kecil dibandingkan perubahan persentase
harga dalam nilai absolute

demand

 nelastis sempurna, jika nilai |𝜂| = 0

Kuantitas tidak berubah sama sekali ketika ada perubahan harga

demand

I.8 Penerapan Analisis Elastisitas


Konsep elastisitas dapat diimplementasikan secara luas dalam bidang keuangan
daerah. Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh penggunaan konsep elastisitas
yang biasa digunakan dalam cabang ekonomi publik, terutama mengenai dampak
pemungutan pajak dan program subsidi yang dilakukan oleh pemerintah.

a. Pajak
Diasumsikan bahwa produksi mobil memiliki struktur biaya tetap
sehingga kurva penawaran mobil sejajar dengan sumbu horizontal. Sebelum
dikenakan pajak penjualan, harga mobil sebesar P dan keseimbangan terjadi
pada kuantitas mobil Q1 (titik potong kurva penawaran S dengan kurva
permintaan D). Setelah produksi mobil dikenakan pajak penjualan dengan tarif
t, maka kurva penawaran S bergeser ke atas menjadi S’ dengan tingkat harga
(1 + t) P. Kenaikan kurva penawaran tersebut mengakibatkan keseimbangan
pasar terjadi pada kuantitas mobil yang lebih kecil, sebesar Q2.

8
Penerimaan pemerintah dari pajak penjualan mobil sebesar area abe’c.
Akibat adanya pajak penjualan sebesar t, harga mobil yang mula-mula P naik
menjadi (1 + t) P yang berarti konsumen membayar mobil dengan harga yang
lebih tinggi. Karena kurva penawaran sejajar dengan sumbu datar (elastis
sempurna) maka sebenarnya seluruh beban pajak ditanggung oleh konsumen,
meskipun yang membayar pajak penjualan kepada pemerintah adalah
produsen. Jadi produsen mobil yang selaku pihak wajib pajak dapat
menggeserkan beban pajak penjualan kepada konsumen dengan cara
menaikkan harga penjualan.
Jumlah surplus konsumen dengan penerimaan pajak sebesar area ae’d,
sedangkan jumlah surplus konsumen mula-mula sebesar area aed. Dalam hal
ini, produsen menggeser seluruh beban pajak kepada konsumen karena surplus
konsumen berkurang. Sementara itu selisih area sebesar bee’ yang tidak
diterima oleh siapapun yang merupakan kerugian akibat pengenaan pajak yang
umum disebut sebagai excess burden. Apabila kurva penawaran tidak sejajar
dengan sumbu datar maupun sumbu tegak, maka produsen dapat
menggeserkan sebagian beban pajak kepada konsumen.
Adanya pajak, keseimbangan terjadi di titik e, yaitu pada tingkat harga P1
dan jumlah produksi sebesar Q1 mobil per tahun. Adanya pajak menyebabkan
kurva penawaran bergeser ke kiri atas, sehingga keseimbangan baru terjadi di
titik e’. Keseimbangan baru tersebut tercapai pada tingkat harga P2 dengan
kuantitas sebesar Q2. Jarak e’b menunjukkan besarnya pajak yang dikenakan
pada setiap barang yang dihasilkan. Awalnya, surplus konsumen adalah
sebesar ged dan karena pengenaan pajak berkurang menjadi ce’d. Sementara
itu, surplus produsen pada awalnya adalah sebesar gef lalu berubah menjadi
ce’g. Penerimaan pajak oleh pemerintah sebesar area abe’c dimana produsen
menanggung pajak sebesar abhg dan konsumen menanggung pajak sebesar
ghe’c.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin elastis kurva penawaran (dengan
asumsi kurva permintaan tetap), maka semakin besar beban pajak yang dapat
digeserkan oleh produsen kepada konsumen. Sebaliknya, semakin tidak elastis
kurva penawaran suatu barang, akan semakin kecil kemampuan produsen
untuk menggeserkan beban pajak kepada konsumen. Dari sisi kurva
permintaan, semakin elastis kurva permintaan suatu barang, semakin kecil

9
beban pajak yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.
Sebaliknya, semakin tidak elastis kurva permintaan barang tersebut, semakin
besar beban yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.
b. Subsidi
Subsidi komoditas telah menjadi bagian yang penting dalam sistem fiskal
di banyak negara, termasuk Indonesia. Subsidi disebut pula sebagai pajak
negatif (negative tax). Seperti halnya pajak, subsidi dapat menimbulkan excess
burden. Untuk mengilustrasikan dampak subsidi terhadap kesejahteraan
masyarakat dapat dilihat pada Gambar 13 dengan mengambil contoh
pemberian subsidi pada komoditas makanan pokok beras. Diasumsikan bahwa
permintaan beras mengikuti garis permintaan D. Penawarannya diasumsikan
elastis sempurna mengikuti garis horisontal S. Dengan kurva penawaran S dan
kurva permintaan D, menghasilkan tingkat keseimbangan e yang berarti bahwa
pada tingkat harga P maka kuantitas barang yang diminta sebesar B1.
Misalkan harga beras H di pasaran dianggap terlalu mahal oleh pemerintah,
maka pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut agar seluruh
masyarakat terutama masyarakat yang tergolong miskin dapat memenuhi
kebutuhan primernya. Subsidi yang dilakukan pemerintah tersebut
menyebabkan kurva penawaran S bergeser ke bawah menjadi S’ dan harga
beraspun turun menjadi (1-s) P. Dengan penurunan harga tersebut akan
meningkatkan kuantitas beras yang diminta menjadi B2.
Jika tujuan pemerintah melakukan subsidi adalah meningkatkan jumlah
konsumsi maka program tersebut telah sukses dilakukan. Namun jika tujuan
kebijakan adalah memaksimisasi kemakmuran, maka kebijakan tersebut harus
dilihat lebih komprehensif lagi. Sebelum diberi subsidi, surplus konsumen
sebesar mne dan setelah diberi subsidi menjadi mqe’. Keuntungan yang
diperoleh konsumen meningkat sebesar qe’en. Dalam kasus ini, manfaat
subsidi sepenuhnya dinikmati oleh konsumen. Meskipun demikian, jika
melihat biaya yang dikeluarkan untuk program subsidi sebesar qe’vn, maka
dapat disimpulkan bahwa biaya program subsidi dalam kenyataannya melebihi
manfaat yang dihasilkan.
Apabila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva permintaan, maka
bagian dari subsidi tersebut yang dapat dinikmati oleh produsen akan semakin
besar dan semakin besar pertambahan jumlah barang yang dapat ditawarkan

10
oleh produsen. Sebaliknya, apabila kurva permintaan lebih elastis
dibandingkan kurva penawarannya, maka akan semakin besar bagian subsidi
yang dapat diterima oleh konsumen dan semakin kecil pertambahan jumlah
barang yang dapat diproduksi oleh konsumen.
 Beberapa Aplikasi Analisis Elastisitas

Penerapan analisis elastisitas di bidang ekonomi dapat ditemui dengan


berbagai bentuk variasinya. Beberapa studi tentang elastisitas dan hasil
interpretasinya dapat dilihat sebagai berikut.

1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seharusnya sensitif


terhadap kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun
demikian, analisis elastisitas PAD terhadap PDRB yang dilakukan
oleh Bappenas (2003) pada pemerintah propinsi menunjukkan bahwa
hanya 12 provinsi (41,37 %) yang mempunyai nilai elastisitas ≥ 1
(lebih dari satu). Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan
PDRB akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap
PAD pada kedua belas provinsi tersebut. Sementara di 17 provinsi
lain (58,62%), perubahan PDRB-nya tidak cukup mempengaruhi
peningkatan PAD. Bagi daerah dengan elastisitas < 1 (kurang dari
satu), patut diduga bahwa nilai tambah PDRB-nya lebih banyak
keluar dari daerah tempat kegiatan perekonomian tersebut
diselenggarakan.
2. Hutasuhut et al. Pada tahun 2001 (Tabel 4) memfokuskan penelitian
pada permintaan daging sapi dan ayam di wilayah DKI Jakarta dan
Jawa Barat periode 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
elastisitas pengeluaran terhadap daging sapi maupun daging ayam
adalah positif. Hal tersebut mengisyaratkan terjadinya peningkatan
permintaan terhadap kedua jenis barang tersebut ketika penghasilan
konsumen meningkat. Namun demikian, elastisitas pengeluaran atas
daging sapi bernilai kurang dari satu (inelastis), sedangkan elastisitas
pengeluaran atas daging ayam bernilai lebih dari satu (elastis).
Sementara itu, elastisitas silang antara kedua kelompok barang
bernilai positif yang berarti kedua barang bersifat substitutif.

11
Dari hasil penelitian tersebut, Hutasuhut et al. (2001)
menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk memperkuat
industri unggas domestik. Hal tersebut dikarenakan permintaan
daging ayam cenderung memiliki tingkat responsivitas yang tinggi
dibandingkan dengan permintaan daging sapi. Konsumen lebih cepat
mengadaptasi jumlah konsumsi daging ayam jika terjadi perubahan
harga.

3. Fisher dalam bukunya yang berjudul “State and Local Public


Finance” pada Bab 3 membahas mengenai elastisitas harga dan
elastisitas penghasilan menyangkut barang publik yang dihasilkan
pemerintah lokal dan barang non-public. Koefisien-koefisien
elastisitas tersebut merupakan rangkuman dari peneliti-peneliti
sebelumnya, yang meliputi penelitian Inman (1979), Kohler (1982),
dan Suits (1979).

Elastisitas harga berada pada rentang -0,25 s.d. -0,50 yang


mengindikasikan elastisitas harga permintaan yang sangat inelastis.
Di antara pelayanan publik pemerintah daerah, permintaan untuk
pendidikan relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pelayanan
publik lainnya. Permintaan pelayanan publik memiliki tingkat
elastisitas harga yang serupa dengan permintaan barang non-publik
seperti kopi, tembakau, alkohol, dan listrik.

Pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah maupun


pusat dipandang oleh masyarakat sebagai kebutuhan dasar, sama
halnya dengan kebutuhan makanan pokok. Karena dipandang sebagai
kebutuhan pokok maka tidak mengherankan jika layanan dasar
pemerintah memiliki elastisitas harga permintaan yang inelastis.

Kenyataan bahwa pelayanan Pemerintah Daerah dan Pemerintah


Pusat cenderung memiliki elastisitas harga yang inelastis, tentunya
memiliki implikasi kebijakan yang penting. Dikarenakan konsumsi
barang publik tidak terlalu sensitif terhadap harga, maka jika harga
jasa tersebut naik (karena meningkatnya biaya penyediaan barang),
konsumen/masyarakat tidak akan terlalu mengurangi konsumsi

12
barang tersebut secara signifikan. Terlihat pula bahwa sebenarnya
barang publik secara rata-rata keseluruhan merupakan barang normal
(koefisien elastisitas penghasilan positif kurang dari satu). Hal
tersebut mengindikasikan bahwa jika penghasilan masyarakat
meningkat (asumsi harga tetap) maka kecenderungan permintaan
terhadap barang tersebut ikut meningkat. Permintaan layanan tempat
parkir dan rekreasi memiliki elastisitas penghasilan yang elastis,
sehingga kenaikan penghasilan masyarakat akan meningkatkan
permintaan pelayanan tersebut dalam jumlah lebih besar.

4. Elastisitas Pendapatan per Kapita terhadap Investasi

Pada dasarnya dapat dilakukan untuk data tahun tertentu saja.


Akan tetapi, penggunaan angka beberapa tahun dapat memberikan
informasi yang lebih pasti sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.

Menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan per kapita Provinsi


DI Yogyakarta terhadap perubahan investasi relatif kecil. Rata-rata
besarnya elastisitas DI Yogyakarta pada tahun 2000 sampai dengan
2004 adalah sebesar 0,537. Hal ini berarti secara rata-rata selama
empat tahun terakhir, pertumbuhan investasi Provinsi Di Yogyakarta
sebesar satu persen dapat mendorong pertumbuhan PDRB per kapita
Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,537 persen.

Simulasi tersebut dapat dijadikan masukan dalam penyusunan


strategi yang dapat diambil oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta
untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakatnya.
Berdasarkan hasil simulasi di atas dapat dikalkulasi bahwa apabila
Pemerintah DI Yogyakarta bermaksud untuk meningkatkan PDRB
per kapita, misalnya sebesar sebesar 5 persen, maka perlu
peningkatan investasi sekitar 9, 31 persen.

13
BAB III
PENUTUP

I.9 Kesimpulan
Setelah penyusun mencoba memahami pokok bahasan yang telah dirumuskan
sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan beberapa hal di antaranya:

a. Elastisitas adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan
reaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang terjadi di pasar.
b. Elastisitas Permintaan terhadap Harga adalah mengukur seberapa banyak
kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga
barang tersebut. Jenis elastisitas permintaan diantaranya adalah, Permintaan
elastis (Ed > 1), Permintaan Inelastis (Ed < 1), Pemintaan Uniter (Ed = 1),
Pemintaan elastis sempurna (Ed = ∞), dan Permintaan inelastis sempurna (Ed =
0).
c. Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan kuantitas penawaran dibagi
dengan persentase perubahan harga. Jenis elastisitas penawarann diantaranya
adalah, penawarann elastis (Ed > 1), penawaran Inelastis (Ed < 1), penawarann
Uniter (Ed = 1), penawarann elastis sempurna (Ed = ∞), dan penawarann inelastic
sempurna (Ed = 0).
d. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Tingkat kemudahan barang tersebut digantikan oleh barang lain;
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang;
3. Jangka waktu analisis perubahan-perubahan yang terjadi dipasar; dan
4. Jenis barang yang dibutuhkan (barang pokok, barang mewah atau normal)
e. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
1. Sifat produk
2. Sifat perubahan biaya produksi
3. Jangka waktu
f. Elastisitas silang (Ec) yaitu prosentase perubahan jumlah barang yang diminta
akibat terjadinya perubahan harga barang lain

14
g. Elastisitas pendapatan (Ey) adalah prosentase perubahan kuantitas barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.

I.10 Saran
Berdasarkan makalah di atas, Penerapan Elastisitas dalam ekonomi membantu
pengambilan keputusan, baik perusahaan maupun pemerintah, untuk membuat
keputusan yang lebih cerdas tentang harga, pajak, subsidi, dan kebijakan ekonomi
lainnya yang memengaruhi pasar dan consumen. Di harapkan pembaca dapat
menerapkan konsep elastisitas agar system perekonomian menjadi lebih baik dan lebih
maju lagi sehingga angka kemiskinan di Indonesia bisa menurun. Oleh karena itu
semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia memiliki perana penting
dalam peningkatan perekonomian ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chaeraniirm. 2012. Elastisitas Permintaan dan Penawaran, blogspot.com: chaeraniirma

Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta: Binapura Aksara

Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta: Citra Pustaka
Mandiri

Yasinta, 2008. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com: yasinta

http://ekonominator.blogspot.com/2015/10/mikro-ekonomi-konsep-elastisitas-dan.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2020, 20:18 WITA)

http://makalahkonsepelastisitas.blogspot.com/2016/11/makalah-konsep-elastisitas_13.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2020, 20:19 WITA)

https://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/
makalah_kel._7_elastisitas_supply_revisi_fix.pdf (diakses pada tanggal 21 Maret 2020,
21:43 WITA)

16

Anda mungkin juga menyukai