Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

ISOMETRIC ARM EXERCISE PADA NY. S DENGAN STROKE INFARK


DI RUANG ANGGREK 3 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah


Clinical Teacher : Rendi Editya D, SKep., Ns, M.Kep
Clinical Instructur : Astri Setyowati, S.Kep., Ns.

Disusun Oleh :
Fitria Rahmawati
P27220023286

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURAKARTA
TAHUN 2023
Analisis Sintesis Tindakan Isometric Arm Exercise Pada Ny. S
Dengan Stroke Infark Di Ruang Anggrek 3 Rsud Dr. Moewardi Surakarta

Hari : Minggu
Tanggal : 22 Oktober 2023
Jam : 11.30 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas, tangan dan kaki sebelah kiri sulit untuk digerakkan.

B. Diagnosa medis
Stroke Infark

C. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan


Data Subjektif :
Pasien mengeluh sulit menggerakkan tangan dan kaki. Badan terasa sakit.
Data Objektif :
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) menurun

2 1
1 1

- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
E. Dasar pemikiran
Menurut World Stroke Organization (WSO) stroke merupakan
penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Stroke
merupakan kondisi dimana ditemukan gejala yang berkembang cepat berupa
penurunan fungsi neurologis, berlangsung lama selama 24 jam atau lebih yang
dapat memberat bahkan menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan
penanganan dengan segera. Selain itu, stroke merupakan faktor penyebab
depresi dan demensi.(Feigin et al., 2022)
Stroke merupakan penyakit pembuluh darah yang terjadi di otak,
biasanya terjadi secara mendadak. Fungsi otak sangatlah penting, otak
menerima 20% aliran darah dari curah jantung serta memerlukan kebutuhan
oksigen dari tubuh 20% dan sekitar 400kkal energi setiap harinya. Ketika
pasokan darah yang mengalir menuju otak terhambat karena pembuluh darah
pecah atau rusak mengakibatkan sel-sel otak kekurangan kadar oksigen. Sel-
sel otak yang tidak mendapatkan pasokan oksigen selama beberapa menit akan
mengalami kerusakan dan akan mempengaruhi fungsi tubuh yang
dikendalikan langsung oleh bagian sel-sel otak yang mengalami kerusakan
tersebut. Terhambatnya pasokan darah yang mengalir ke otak dapat
disebabkan karena kondisi patologis yang terjadi pada pembuluh darah seperti
adanya emboli, arterosklerosis, thrombosis. (Ferawati et al., 2020)
Pasien dikatakan terkena stroke apabila tenaga medis (dokter/perawat/
bidan) pernah mendiagnosa menderita penyakit stroke atau belum pernah
terdiagnosa sebelumnya tetapi mengalami tanda-tanda kelumpuhan pada salah
satu sisi tubuh dan wajah yang disertai kesemutan atau baal, mulut mencon,
berbicara pelo, mengalami kesulitan komunikasi dan terjadi penurunan
kesadaran. (Gofir, 2020)
Penatalaksanaan stroke dibagi menjadi dua yaitu dengan cara
farmakologis dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan nonfarmakologis salah
satunya bisa dengan latihan isometric exercise atau melakukan range of
motion (ROM).
F. Prinsip tindakan keperawatan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ISOMETRIC ARM
EXERCISE
Persiapan 1. Handuk
2. Pakaian yang nyaman

Tahap Orientasi 1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga pasien


tentang tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Membuat kontrak dengan klien
4. Jaga privasi klien
Tahap Kerja Tahap PraInteraksi
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
3. Membaca status pasien

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik, perkenalkan nama
perawat dan sapa nama klien
2. Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform concent)
pada klien ataupun keluarga

Tahap Kerja
1. Atur pasien dengan posisi fowler dengan kaki
diluruskan
2. Letakkan handuk yang digulung di antara siku dan
sisi tubuh

3. Tekuk siku dengan kepalan tangan di depan. Dorong


kepalan tangan ke tangan lainnya dengan lembut ke
arah perut dan tahan selama 3 detik. Tahan dorongan
dengan tangan yang satunya.

4. Kemudian letakkan tangan yang lain di bagian luar


kepalan tangan, dan dorong perlahan selama 3 detik
kearah luar badan.

5. Selanjutnya,lepaskan gulungan handuk lalu letakkan


tangan yang lain di depan kepalan tangan dan dorong
ke depan tahan selama 3 detik.

6. Terakhir, letakkan tangan yang lain di belakang siku,


dan dorong ke belakang, tahan dorongan selama 3
detik.
7. Lakukan gerakan masing-masing 10 kali.

Tahap Terminasi 1. Rapikan pasien


2. Mengevaluasi tingkat nyeri dan kekuatan otot
3. Berikan reinforcement positif
4. Kontrak waktu
5. Berikan salam

G. Analisis Tindakan
Pada latihan isometrik, tahanan yang diberikan dapat berasal dari benda

berat atau beban dari tubuh sendiri. Prinsip dasar dari isometrik yaitu bila

suatu otot dikontraksikan sekali dalam sehari, dengan repetisi sebanyak 23

kali, dan waktu penahanan selama 6 detik untuk masing-masing kontraksi,

otot akan mengalami peningkatan massa otot dan kekuatannya. Idealnya

dilakukan latihan isometrik dalam 3 posisi. Misalnya pada latihan isometrik

otot quadriceps femoris, maka posisi latihannya adalah fleksi lutut 45 o , fleksi

lutut 60o , dan fleksi lutut 90o (Ramania & Hemavathy, 2022). Latihan

isometrik dengan kontraksi yang lama dan repetisi yang lebih sedikit, lebih

efektif daripada kontraksi pendek dengan repetisi yang lebih banyak

(Asriyanah , Nurul Halimah , Pospo Wardoyo, 2022).

Latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan kekuatan statis untuk

mempersiapkan sendi pada gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik
awal program penguatan. Otot yang kuat dapat menstabilkan sendi dengan

keadaan sejajar yang baik, dapat mengurangi benturan sehingga dapat

diteruskan ke sendi lutut dan meminimalkan efek benturan dengan

menyebarkan kekuatan ke area yang lebih luas sehingga dapat diperkirakan

bahwa peningkatan kekuatan otot adalah salah satu penyebab utama untuk

mengurangi rasa sakit dan cacat.

H. Bahaya dilakukannya Tindakan


Latihan isometric ini dapat dilakukan kepada lanisa-lansia dan tidak memiliki
bahaya selama latihan sesuai dengan prosedur yang sudah adaa. Pada
isometric exercise sebaiknya menghindari penekanan pada area yang terdapat
luka dan juga menghindari latihan pada pasien dengan penyakit kronis.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Latihan range of motion (ROM)

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S:
Pasien mengatakan masih lemas, tetapi sudah mulai bisa digerakkan sedikit
O:
- Pasien bedrest total, aktivitas dibantu keluarga dan perawat
- Kekuatan otot menurun
2 2
1 1
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- TD : 153/56 mmHg
- Nadi : 91/mnt
- RR : 20 x/mnt
- SpO2 : 99% Nk 3 liter/mnt
- S : 36.2°C
A : Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV & KU
- Fasilitasi melakukan ROM pasif dan latihan isometric

K. Evaluasi diri
Tindakan isometric exercise telah dilakukan sesuai dengan Standart
Operasional Prosedur yang berlaku, tetapi saat latihan dilakukan masih ada
sedikit kendala yaitu, tangan pasien yang susah di kendalikan jadi memerlukan
bantuan perawat saat terapi dilakukan, dan juga komunikasi antara pasien
dengan perawat karena pasien terkadang ngiggo / halu saat diajak bicara.
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan ini saya memahami terkait
tindakan isometric exercise terutama untuk penderita gangguan mobilitas
fisik.

L. Daftar Pustaka

Asriyanah , Nurul Halimah , Pospo Wardoyo, A. P. (2022). Pemberian


Isometric Exercise Berpengaruh Terhadap Peningkatan Aktivitas
Fungsional Pasien Dengan Gangguan Osteoarthritis Genu Di RSUD dr.
H. Moh. Anwar Sumenep. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 7(1), 3–
6.

Cesari, M., Marzetti, E., Canevelli, M., & Guaraldi, G. (2017). Geriatric
syndromes: How to treat. Virulence, 8(5), 577–585.
https://doi.org/10.1080/21505594.2016.1219445

Nurdiana. (2021). Intervensi Kompres Hangat Serai Pada Lansia Yang


Mengalami Sindrom Geriatri Immobility Dengan Masalah Nyeri.
Repositori UIN
Ramania, R., & Hemavathy, V. (2022). A study to assess the effectiveness of
isometric exercise on reducing the knee pain among osteoarthritis
patients in orthopedic ward in Sree Balaji Medical College and Hospital,
Chennai. Cardiometry, 4(22), 504–507.
https://doi.org/10.18137/cardiometry.2022.22.504507
Widiantari, R. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.D Dengan Sindrom
Geriatri + Anoreksia Di Ruang Rawat Inap Interne Ambun Suri Lantai 3
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019. SkripsI : Stikes Perintis
Padang.
Yanti, D. A., & Rizkia, D. (2022). The Effect of Isometric Handgrip Therapy
Towar Blood Pressure on Hypertension Patients in the Work Area OF
batangkuis Public Health Center. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi
(Jkf), 4(2), 124–131. https://doi.org/10.35451/jkf.v4i2.948

Anda mungkin juga menyukai