Laporan Analisis Sintesis Tindakan Isometric Arm Exercise
Laporan Analisis Sintesis Tindakan Isometric Arm Exercise
Disusun Oleh :
Fitria Rahmawati
P27220023286
Hari : Minggu
Tanggal : 22 Oktober 2023
Jam : 11.30 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas, tangan dan kaki sebelah kiri sulit untuk digerakkan.
B. Diagnosa medis
Stroke Infark
C. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
2 1
1 1
- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
E. Dasar pemikiran
Menurut World Stroke Organization (WSO) stroke merupakan
penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Stroke
merupakan kondisi dimana ditemukan gejala yang berkembang cepat berupa
penurunan fungsi neurologis, berlangsung lama selama 24 jam atau lebih yang
dapat memberat bahkan menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan
penanganan dengan segera. Selain itu, stroke merupakan faktor penyebab
depresi dan demensi.(Feigin et al., 2022)
Stroke merupakan penyakit pembuluh darah yang terjadi di otak,
biasanya terjadi secara mendadak. Fungsi otak sangatlah penting, otak
menerima 20% aliran darah dari curah jantung serta memerlukan kebutuhan
oksigen dari tubuh 20% dan sekitar 400kkal energi setiap harinya. Ketika
pasokan darah yang mengalir menuju otak terhambat karena pembuluh darah
pecah atau rusak mengakibatkan sel-sel otak kekurangan kadar oksigen. Sel-
sel otak yang tidak mendapatkan pasokan oksigen selama beberapa menit akan
mengalami kerusakan dan akan mempengaruhi fungsi tubuh yang
dikendalikan langsung oleh bagian sel-sel otak yang mengalami kerusakan
tersebut. Terhambatnya pasokan darah yang mengalir ke otak dapat
disebabkan karena kondisi patologis yang terjadi pada pembuluh darah seperti
adanya emboli, arterosklerosis, thrombosis. (Ferawati et al., 2020)
Pasien dikatakan terkena stroke apabila tenaga medis (dokter/perawat/
bidan) pernah mendiagnosa menderita penyakit stroke atau belum pernah
terdiagnosa sebelumnya tetapi mengalami tanda-tanda kelumpuhan pada salah
satu sisi tubuh dan wajah yang disertai kesemutan atau baal, mulut mencon,
berbicara pelo, mengalami kesulitan komunikasi dan terjadi penurunan
kesadaran. (Gofir, 2020)
Penatalaksanaan stroke dibagi menjadi dua yaitu dengan cara
farmakologis dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan nonfarmakologis salah
satunya bisa dengan latihan isometric exercise atau melakukan range of
motion (ROM).
F. Prinsip tindakan keperawatan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ISOMETRIC ARM
EXERCISE
Persiapan 1. Handuk
2. Pakaian yang nyaman
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik, perkenalkan nama
perawat dan sapa nama klien
2. Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform concent)
pada klien ataupun keluarga
Tahap Kerja
1. Atur pasien dengan posisi fowler dengan kaki
diluruskan
2. Letakkan handuk yang digulung di antara siku dan
sisi tubuh
G. Analisis Tindakan
Pada latihan isometrik, tahanan yang diberikan dapat berasal dari benda
berat atau beban dari tubuh sendiri. Prinsip dasar dari isometrik yaitu bila
otot quadriceps femoris, maka posisi latihannya adalah fleksi lutut 45 o , fleksi
lutut 60o , dan fleksi lutut 90o (Ramania & Hemavathy, 2022). Latihan
isometrik dengan kontraksi yang lama dan repetisi yang lebih sedikit, lebih
Latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan kekuatan statis untuk
mempersiapkan sendi pada gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik
awal program penguatan. Otot yang kuat dapat menstabilkan sendi dengan
bahwa peningkatan kekuatan otot adalah salah satu penyebab utama untuk
K. Evaluasi diri
Tindakan isometric exercise telah dilakukan sesuai dengan Standart
Operasional Prosedur yang berlaku, tetapi saat latihan dilakukan masih ada
sedikit kendala yaitu, tangan pasien yang susah di kendalikan jadi memerlukan
bantuan perawat saat terapi dilakukan, dan juga komunikasi antara pasien
dengan perawat karena pasien terkadang ngiggo / halu saat diajak bicara.
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan ini saya memahami terkait
tindakan isometric exercise terutama untuk penderita gangguan mobilitas
fisik.
L. Daftar Pustaka
Cesari, M., Marzetti, E., Canevelli, M., & Guaraldi, G. (2017). Geriatric
syndromes: How to treat. Virulence, 8(5), 577–585.
https://doi.org/10.1080/21505594.2016.1219445