1. Tujuan Percobaan
1. Mendesain dan mensimulasikan skema rangkaian dari komponen - komponen yang
berbeda pada software EAGLE
2. Melakukan perhitungan arus dan tegangan dari rangkaian pada software EAGLE
dengan dasar Hukum Ohm
1 Laptop 1 -
2 Software EAGLE 1 -
3. Dasar Teori
Perangkat seperti resistor, sakelar, baterai, dan transistor merupakan komponen dalam
suatu rangkaian. Komponen-komponen ini adalah bagian individual yang saling
terhubung satu sama lain membentuk suatu rangkaian skematik yang berguna. Adapun
besaran besaran yang digunakan seperti hambatan (Ω), tegangan (V), arus (A), dan
daya (W).
1
Modul 01: Computer Aided Design
ke dalam rangkaian.
2. Resistor, komponen yang berfungsi untuk penghambat listrik.
3. Ammeter, berfungsi untuk menilai kuat arus pada titik tertentu.
4. Voltage probe, berfungsi untuk menilai beda potensial antar node tertentu.
5. Ground, berfungsi sebagai penghantar arus listrik ke tanah saat terjadi kebocoran
listrik sehingga tidak sampai menimbulkan hal yang tidak diinginkan.
Cara Kerja :
1. Membuat new project dengan klik kanan pada pilihan di Projects > projects.
2. Setelah membuat new project, lalu klik kanan pada project yang dibuat, pilih “New –
Schematic” untuk membuat skema baru.
2
Modul 01: Computer Aided Design
3. Skema baru (kosong) kemudian dibuat rangkaian seperti pada gambar 3-3.
4. Setelah itu diberikan probe tegangan dan juga amperemeter untuk mendapatkan nilai
tegangan (V1, V2) dan kuat arus pada simulasi nanti seperti pada gambar 3-4.
3
Modul 01: Computer Aided Design
6. Pilih “Operating Point” pada Simulation Type, lalu tekan “Simulate”, dan dicatat
hasilnya.
7. Kemudian percobaan ini dilakukan lagi dengan variasi nilai tegangan (V1 diganti
menjadi 3.3 Volt).
8. Setelah melakukan simulasi Operating Point, dilanjutkan dengan simulasi Transient
dengan cara mengubah sumber arus menjadi AC. Pada command, ketik “sourcesetup
V1” dan mengubah Trancient Function menjadi sinusoidal dengan frekuensi 2 Hz.
Lalu tekan “Simulate” dan dicatat hasilnya.
4
Modul 01: Computer Aided Design
9. Pada simulasi ketiga (DC Sweep), Source yang dipakai adalah V1 dengan start value
= 0 dan end value = 5. Lalu tekan “Simulate” dan dicatat hasilnya.
5
Modul 01: Computer Aided Design
dan tegangan jepit yang didapat dicocokan dengan hasil simulasi dari setiap
percobaan.
6
Modul 01: Computer Aided Design
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 5 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 666666667 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 5 𝑉 − 1. 666666667 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 3. 333333333334 𝑉
7
Modul 01: Computer Aided Design
4. V2 bernilai 2.2 V karena pada titik tersebut sudah terpasang komponen resistor R1
sehingga dengan perhitungan Hukum Ohm,
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 3. 3 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 1 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 3. 3 𝑉 − 1. 1 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 2. 2 𝑉
Pada percobaan simulasi kali ini memakai arus AC sebagai sumber tegangan, sehingga akan
tampil plot seperti pada gambar 4-2. Terdapat perbedaan Amplitudo atau tegangan
maksimum dari V1 dan V2 yaitu sebesar 1/3 V. Hal ini terjadi disebabkan karena beda
potensial maksimum di V1 dan V2 berbeda karena adanya rangkaian pembagi tegangan
seperti adanya komponen resistor R1, maka V1 akan selalu lebih besar dari V2 karena V1
mendahului V2.
8
Modul 01: Computer Aided Design
4.3 Simulasi DC Sweep
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa ditampilkan probe yang terhubung pada tegangan V1
dan V2. V1 menunjukkan 5 V sedangkan V2 menunjukkan 3.3 V karena ada perbedaan yaitu
komponen resistor yang terpasang di jalur V2. Hubungan antara V1 dengan V2 berdasarkan
Hukum Ohm yaitu,
𝑉2 = 𝑉1 − 𝑉1. 𝑅1/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑉2 = 𝑉1 − 1/3 𝑉1
𝑉2 = 2/3 𝑉1
9
Modul 01: Computer Aided Design
Rangkaian terlihat seperti yang sebelumnya namun disini nilai komponen R2 diubah menjadi
NIM terakhir * 100, maka R2 = 87 . 100 = 8700 Ω.
10
Modul 01: Computer Aided Design
Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan Hukum Ohm sebagai berikut,
5. V1 bernilai 5 V karena pada titik tersebut belum ada komponen resistor sehingga
tidak terjadi pembagian tegangan, maka tegangan jepit V1 sama dengan tegangan
sumber.
6. V2 bernilai 4.48 V karena pada titik tersebut sudah terpasang komponen resistor R1
sehingga dengan perhitungan Hukum Ohm,
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 5 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 666666667 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 5 𝑉 − 1. 666666667 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 3. 333333333334 𝑉
Pada percobaan simulasi kali ini memakai arus AC sebagai sumber tegangan, sehingga akan
tampil plot seperti pada gambar 4-4-3. Terdapat perbedaan Amplitudo atau tegangan
maksimum dari V1 dan V2 yaitu sebesar 0.1031 V. Hal ini terjadi disebabkan karena beda
potensial maksimum di V1 dan V2 berbeda karena adanya rangkaian pembagi tegangan
seperti adanya komponen resistor R1, maka V1 akan selalu lebih besar dari V2 karena V1
mendahului V2.
11
Modul 01: Computer Aided Design
4.4.4 Analisis Simulasi DC Sweep
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa ditampilkan probe yang terhubung pada tegangan V1
dan V2. V1 menunjukkan 5 V sedangkan V2 menunjukkan 4.48 V karena ada perbedaan
yaitu komponen resistor yang terpasang di jalur V2. Hubungan antara V1 dengan V2
berdasarkan Hukum Ohm yaitu,
𝑉2 = 𝑉1 − 𝑉1. 𝑅1/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑉2 = 𝑉1 − 10/87 𝑉1
𝑉2 = 77/87 𝑉1
5. Kesimpulan
1. Setiap komponen dalam rangkaian skematik mempunyai perannya masing-masing
yang saling terhubung satu sama lain sehingga menghasilkan suatu output yang bisa
diuji dengan berbagai simulasi.
2. Hasil perhitungan tegangan dan arus berdasarkan simulasi pada software EAGLE
sesuai dengan perhitungan berdasarkan Hukum Ohm.
6. Daftar Pustaka
Plant, Malcolm. (2003). Swadidik : Elektronika.
12
Modul 01: Computer Aided Design
Alexander, Charles K; Sadiku, Matthew N.O. (2009). Fundamentals of Electric
Circuits.
Modul Laboratorium Teknik Fisika I (2023). Computer Aided Design.
7. Lampiran
Daftar file terlampir:
1. 01-1-RR-1-ZAG.sch
13