Anda di halaman 1dari 13

Modul 01: Computer Aided Design

Modul 01: Computer Aided Design

Zahran Al Ghifari 13322087, Kelompok:


Tanggal: 24 Agustus 2023, Asisten: Izma Alhazmi Herdian 13321027
TF 2106 Laboratorium Teknik Fisika I

1. Tujuan Percobaan
1. Mendesain dan mensimulasikan skema rangkaian dari komponen - komponen yang
berbeda pada software EAGLE
2. Melakukan perhitungan arus dan tegangan dari rangkaian pada software EAGLE
dengan dasar Hukum Ohm

2. Alat dan Bahan


Table 2-1 Alat dan Bahan

No Nama Banyak Keterangan

1 Laptop 1 -

2 Software EAGLE 1 -

3. Dasar Teori
Perangkat seperti resistor, sakelar, baterai, dan transistor merupakan komponen dalam
suatu rangkaian. Komponen-komponen ini adalah bagian individual yang saling
terhubung satu sama lain membentuk suatu rangkaian skematik yang berguna. Adapun
besaran besaran yang digunakan seperti hambatan (Ω), tegangan (V), arus (A), dan
daya (W).

Percobaan kali ini acuannya adalah berdasarkan Hukum Ohm yaitu,


𝑉 = 𝐼𝑅
dengan,

V = beda potensial (V)


I = arus listrik yang mengalir (A)
R = hambatan (Ω)

Komponen elektronika yang dipakai pada praktikum modul pertama ini :


1. Sumber Daya, yaitu komponen yang menyimpan muatan listrik yang dapat dialirkan

1
Modul 01: Computer Aided Design
ke dalam rangkaian.
2. Resistor, komponen yang berfungsi untuk penghambat listrik.
3. Ammeter, berfungsi untuk menilai kuat arus pada titik tertentu.
4. Voltage probe, berfungsi untuk menilai beda potensial antar node tertentu.
5. Ground, berfungsi sebagai penghantar arus listrik ke tanah saat terjadi kebocoran
listrik sehingga tidak sampai menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

Cara Kerja :
1. Membuat new project dengan klik kanan pada pilihan di Projects > projects.

Gambar 3-1 Membuat new project

2. Setelah membuat new project, lalu klik kanan pada project yang dibuat, pilih “New –
Schematic” untuk membuat skema baru.

Gambar 3-2 Membuat schematic baru pada project

2
Modul 01: Computer Aided Design
3. Skema baru (kosong) kemudian dibuat rangkaian seperti pada gambar 3-3.

Gambar 3-3 Rangkaian skematik praktikum

4. Setelah itu diberikan probe tegangan dan juga amperemeter untuk mendapatkan nilai
tegangan (V1, V2) dan kuat arus pada simulasi nanti seperti pada gambar 3-4.

Gambar 3-4 Probe tegangan ditambahkan pada rangkaian

5. Kemudian dilakukan simulasi dengan tool-bar simulasi (paling kiri).

Gambar 3-5 Icon simulate

3
Modul 01: Computer Aided Design
6. Pilih “Operating Point” pada Simulation Type, lalu tekan “Simulate”, dan dicatat
hasilnya.

Gambar 3-6 Simulasi Operating Point

7. Kemudian percobaan ini dilakukan lagi dengan variasi nilai tegangan (V1 diganti
menjadi 3.3 Volt).
8. Setelah melakukan simulasi Operating Point, dilanjutkan dengan simulasi Transient
dengan cara mengubah sumber arus menjadi AC. Pada command, ketik “sourcesetup
V1” dan mengubah Trancient Function menjadi sinusoidal dengan frekuensi 2 Hz.
Lalu tekan “Simulate” dan dicatat hasilnya.

4
Modul 01: Computer Aided Design

Gambar 3-7 Mengubah jenis sumber tegangan

9. Pada simulasi ketiga (DC Sweep), Source yang dipakai adalah V1 dengan start value
= 0 dan end value = 5. Lalu tekan “Simulate” dan dicatat hasilnya.

Gambar 3-8 Simulasi DC Sweep

Kemudian setelah melakukan percobaan, data-data yang didapat pada rangkaian


diolah untuk mendapatkan nilai kuat arus dan tegangan jepit dari rangkaian. Adapun
beberapa perhitungan data yang didasarkan oleh Hukum Ohm. Lalu, nilai kuat arus

5
Modul 01: Computer Aided Design
dan tegangan jepit yang didapat dicocokan dengan hasil simulasi dari setiap
percobaan.

4. Data dan Analisis

4.1 Simulasi Operating Point


Pada simulasi ini akan diuji besar suatu arus dan tegangan pada titik-titik tertentu
yaitu, V1, V2, dan VCUR_1 pada gambar 3-4.
1. Simulasi untuk variasi Vsumber = 5 V

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-1-1 Hasil Simulasi Operating Point pada 5 V

Didapat data sebagai berikut,


V1 = 5 V
V2 = 3.3 V
Vg = 0 V

Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan Hukum Ohm sebagai berikut,


1. V1 bernilai 5 V karena pada titik tersebut belum ada komponen resistor sehingga
tidak terjadi pembagian tegangan, maka tegangan jepit V1 sama dengan tegangan
sumber.
2. V2 bernilai 3.3 V karena pada titik tersebut sudah terpasang komponen resistor R1
sehingga dengan perhitungan Hukum Ohm,

6
Modul 01: Computer Aided Design
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 5 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 666666667 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 5 𝑉 − 1. 666666667 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 3. 333333333334 𝑉

2. Simulasi untuk variasi Vsumber = 3.3 V

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-1-2 Hasil Simulasi Operating Point pada 3.3 V

Didapat data sebagai berikut,


V1 = 3.3 V
V2 = 2.2 V
Vg = 0 V

Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan Hukum Ohm sebagai berikut,


3. V1 bernilai 3.3 V karena pada titik tersebut belum ada komponen resistor sehingga
tidak terjadi pembagian tegangan, maka tegangan jepit V1 sama dengan tegangan
sumber.

7
Modul 01: Computer Aided Design
4. V2 bernilai 2.2 V karena pada titik tersebut sudah terpasang komponen resistor R1
sehingga dengan perhitungan Hukum Ohm,
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 3. 3 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 1 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 3. 3 𝑉 − 1. 1 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 2. 2 𝑉

4.2 Simulasi Transient

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-2 Hasil Simulasi Transient

Pada percobaan simulasi kali ini memakai arus AC sebagai sumber tegangan, sehingga akan
tampil plot seperti pada gambar 4-2. Terdapat perbedaan Amplitudo atau tegangan
maksimum dari V1 dan V2 yaitu sebesar 1/3 V. Hal ini terjadi disebabkan karena beda
potensial maksimum di V1 dan V2 berbeda karena adanya rangkaian pembagi tegangan
seperti adanya komponen resistor R1, maka V1 akan selalu lebih besar dari V2 karena V1
mendahului V2.

8
Modul 01: Computer Aided Design
4.3 Simulasi DC Sweep

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-3 Hasil Simulasi DC Sweep

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa ditampilkan probe yang terhubung pada tegangan V1
dan V2. V1 menunjukkan 5 V sedangkan V2 menunjukkan 3.3 V karena ada perbedaan yaitu
komponen resistor yang terpasang di jalur V2. Hubungan antara V1 dengan V2 berdasarkan
Hukum Ohm yaitu,

𝑉2 = 𝑉1 − 𝑉1. 𝑅1/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑉2 = 𝑉1 − 1/3 𝑉1

𝑉2 = 2/3 𝑉1

Didapat persamaan linear dengan gradien sebesar 2/3.

4.4 Tugas Akhir : Mensimulasikan Operating Point, Transient, dan


DC Sweep dengan variasi R2 berdasarkan NIM

4.4.1 Desain Rangkaian

9
Modul 01: Computer Aided Design

Gambar 4-4-1 Rangkaian Skematik Tugas Akhir

Rangkaian terlihat seperti yang sebelumnya namun disini nilai komponen R2 diubah menjadi
NIM terakhir * 100, maka R2 = 87 . 100 = 8700 Ω.

4.4.2 Analisis Simulasi Operating Point


Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-4-2 Simulasi Operating Point Tugas Akhir

Didapat data sebagai berikut,


V1 = 5 V
V2 = 4.48 V
Vg = 0 V

10
Modul 01: Computer Aided Design
Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan Hukum Ohm sebagai berikut,
5. V1 bernilai 5 V karena pada titik tersebut belum ada komponen resistor sehingga
tidak terjadi pembagian tegangan, maka tegangan jepit V1 sama dengan tegangan
sumber.
6. V2 bernilai 4.48 V karena pada titik tersebut sudah terpasang komponen resistor R1
sehingga dengan perhitungan Hukum Ohm,
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3000 Ω
𝐼 = 𝑉/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼 = 5 𝑉/3000 Ω
𝐼 = 1. 666666667 𝑚𝐴
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉2 = 𝑉1 − 𝐼𝑅1
𝑉2 = 5 𝑉 − 1. 666666667 𝑚𝐴 . 1000 Ω
𝑉2 = 3. 333333333334 𝑉

4.4.3 Analisis Simulasi Transient

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-4-3 Simulasi Transient Tugas Akhir

Pada percobaan simulasi kali ini memakai arus AC sebagai sumber tegangan, sehingga akan
tampil plot seperti pada gambar 4-4-3. Terdapat perbedaan Amplitudo atau tegangan
maksimum dari V1 dan V2 yaitu sebesar 0.1031 V. Hal ini terjadi disebabkan karena beda
potensial maksimum di V1 dan V2 berbeda karena adanya rangkaian pembagi tegangan
seperti adanya komponen resistor R1, maka V1 akan selalu lebih besar dari V2 karena V1
mendahului V2.

11
Modul 01: Computer Aided Design
4.4.4 Analisis Simulasi DC Sweep

Pada percobaan ini didapat hasil data sebagai berikut,

Gambar 4-4-4 Simulasi DC Sweep

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa ditampilkan probe yang terhubung pada tegangan V1
dan V2. V1 menunjukkan 5 V sedangkan V2 menunjukkan 4.48 V karena ada perbedaan
yaitu komponen resistor yang terpasang di jalur V2. Hubungan antara V1 dengan V2
berdasarkan Hukum Ohm yaitu,

𝑉2 = 𝑉1 − 𝑉1. 𝑅1/𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑉2 = 𝑉1 − 10/87 𝑉1

𝑉2 = 77/87 𝑉1

Didapat persamaan linear dengan gradien sebesar 77/87.

5. Kesimpulan
1. Setiap komponen dalam rangkaian skematik mempunyai perannya masing-masing
yang saling terhubung satu sama lain sehingga menghasilkan suatu output yang bisa
diuji dengan berbagai simulasi.
2. Hasil perhitungan tegangan dan arus berdasarkan simulasi pada software EAGLE
sesuai dengan perhitungan berdasarkan Hukum Ohm.

6. Daftar Pustaka
Plant, Malcolm. (2003). Swadidik : Elektronika.

12
Modul 01: Computer Aided Design
Alexander, Charles K; Sadiku, Matthew N.O. (2009). Fundamentals of Electric
Circuits.
Modul Laboratorium Teknik Fisika I (2023). Computer Aided Design.

7. Lampiran
Daftar file terlampir:
1. 01-1-RR-1-ZAG.sch

13

Anda mungkin juga menyukai