Di Susun Oleh:
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan sejahtera dikaitkan dengan kebahagiaan,
kegembiraan, kepuasan, pencapaian, optimisme, atau harapan sehingga sulit
didefinisikan dan dapat berubah sesuai dengan orang dan situasi kehidupan tertentu.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa kesehatan jiwa bukanlah konsep yang
sederhana atau tentang satu aspek dari perilaku, namun juga melibatkan sejumlah
kriteria yang terdapat dalam suatu rentang. Disfungsi psikobiologis adalah bentuk
ganguan jiwa, gangguan jiwa tersebut dikelompokkan dalam diagnosa-diagnosa ilmu
kesehatan jiwa. Salah satu diagnosa gangguan jiwa yang sering kali ditemukan pada
pasien gangguan jiwa adalah isolasi sosial, dikarenakan isolasi sosial merupakan
diagnosa penyerta dan selalu muncul sebagai dampak dari diagnosa gangguan jiwa
lainnya. Isolasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dan
hubungan dengan orang lain.
Gangguan jiwa saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Berdasarkan data dari Word Health Organisasi (WHO) ada sekitar 450 juta orang di
dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari
empat orang didunia mengalami masalah mental. Perubahan tersebut berdampak
pada peningkatan stressor psikososial orang tersebut. Meningkatnya masalah
gangguan Kesehatan jiwa yang ada diseluruh dunia sudah menjadi masalah yang
serius.
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan
dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan
sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah
satunya adalah terapi aktivitas stimulasi sensori perkenalan orang . Terapi kelompok
merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau di arahkan oleh seorang
terapis. Tujuan dilakukannya penerapan cara berkenalan pada pasien dengan isolasi
sosial adalah untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien secara bertahap
khususnya memperkenalkan diri kepada orang lain, menanyakan nama orang lain,
dan menanyakan alamat orang lain.
Cara menangani klien dengan isolasi sosial adalah menggunakan penerapan
cara berkenalan yang merupakan salah satu bagian dari sebuah sosialisasi. Tahapan
melatih cara berkenalan untuk meningkatkan sosialisasi telah ada di dalam strategi
pelaksanaan yang meliputi fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Strategi
pelaksanaan sendiri dibuat untuk memudahkan perawat dalam menangani klien.
Tujuan dilakukannya penerapan cara berkenalan pada klien dengan isolasi sosial
adalah untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi klien secara bertahap khususnya
memperkenalkan diri kepada orang lain, menanyakan nama orang lain, dan
menanyakan alamat orang lain. Berkenalan merupakan suatu tindakan sosialisasi,
klien dengan isolasi sosial butuh dilakukan pelatihan cara-cara bersosialisasi dengan
orang lain secara bertahap. Klien harus diberi pemahaman tentang cara bersosialisasi,
diberikan contoh terlebih dahulu, dan memberinya kesempatan untuk
mempraktikkan secara langsung saat proses pelatihan sehingga setelah itu klien
mulai dibantu melakukan berkenalan secara mandiri dengan orang lain.
B. TOPIK
Stimulasi sensori pengenalan orang
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, mampu berespon terhadap stimulasi yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
Pasien dapat memperkenalkan rekannya (nama lengkap, nama panggilan, asal, hobby)
D. SETTING
Setting tempat : klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran yang nyaman dan
tenang
Keterangan:
1. L: Leader
a. Membuka acara TAK
b. Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan TAK
c. Momotivasi anggota/klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
d. Mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok
2. CO: Co Leader
a. Menyampaikan informasi fasilitator kepada leader
b. Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
3. F: Fasilitator
a. Memotivasi klien yang kurang/tidak aktif dalam kegiatan.
4. O: Observer
a. Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi
b. Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan
tujuan
5. T: Teknisi
a. Mengatur alur cara perkenalan
b. Timer (mengatur waktu)
E. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/ Jam Jenis TAK Leader Co Fasilitator Observer Teknisi
tanggal Leader
Kamis/ 09.00 Stimulasi Membu Menya Memotivas Mengamat Mengatur
09.01.2 Senspri : ka acara mpaika i klien yang i jalannya alur cara
3 Perkenalan n kurang kegiatan perkenala
Orang informa aktif dalam n
si kegiatan
kepada agar fokus
Leader dengan
kegiatan
F. KRITERIA KLIEN
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah:
1. Klien yang selalu jauh atau suka menyendiri dan tidak ingin berintreaksi dengan
orang lain.
2. Klien dengan kondisi sehat
G. RENCANA KEGIATAN
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Kamis, 09 januari 2023
Waktu : 09.00
Ruangan : Enggang
Jumlah peserta :5
Lama kegiatan : 45 menit
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain dikehidupan sehari-hari
b) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadual kegiatan harian
pasien.
L. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta berpakaian rapi dan bersih
4. Tidak diperkenankan makan dan minum selama mengikuti TAK
5. Jika ingin kekamar mandi peserta wajib mengangkat tangannya dan meminta
izin dengan fasilitator yang ada disebelahnya
6. Pasien yang tidak kooperatif dan mengacaukan acara akan di diskualifikasi
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
8. Apabila waktu TAK telah selesai dan ingin memperpanjang waktu, leader harus
meminta izin dengan peserta
M. PROGRAM ANTISIPASI
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah – langkah yang diambil dalam
program antisipasi
1. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersipakan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai kriteria peserta.
2. Apabila dalam pelaksanaan peserta tidak kooperatif akan ditegur terlebih dahulu
dan bila masih tidak kooperatif maka akan dikeluarkan
3. Bila ada diantara anggota kelompok yang melakukan kekerasan mksks leader
akan memberitahu kepada peserta bahwa kekerasan tidak boleh dilakukan