Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENJADWALAN PROSES
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Operasi
Dosen Pengampu :
Dr. Nurdin, S.Kom., M.Kom

OLEH :
ROSMIDA (220180086)

NURUL ANITA ABD. HANAN (220180083)

FUTRI DEWANTI LUBIS (220180089)

RHOMA RAJANI SARAGIH (220180085)

RIFQY AZKA REFALDAN LUBIS (220180087)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt, kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Operasi.
Dalam era teknologi informasi yang semakin maju, sistem komputer menjadi suatu hal yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dalam mengoperasikan sistem komputer, penjadwalan
proses merupakan salah satu aspek yang kritis untuk memastikan penggunaan sumber daya
secara efisien. Penjadwalan proses merupakan strategi yang menentukan urutan eksekusi tugas-
tugas pada suatu sistem komputer, dengan tujuan meningkatkan kinerja dan responsivitas sistem.
Makalah ini membahas secara mendalam konsep penjadwalan proses, metode-metode
yang umum digunakan, tantangan dalam implementasinya, serta dampaknya terhadap kinerja
sistem. Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap penjadwalan proses, diharapkan pembaca
dapat memperoleh wawasan yang lebih baik mengenai bagaimana mengoptimalkan penggunaan
sumber daya dalam suatu sistem komputer.
Melalui eksplorasi makalah ini, diharapkan pembaca dapat mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang penjadwalan proses dan kontribusinya terhadap kinerja sistem
komputer. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang berharga dan menjadi referensi
yang bermanfaat dalam pengembangan sistem komputer yang efisien dan responsif.

Lhokseumawe, 22 November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................................................3
2.1.1 Defenisi Penjadwalan Proses...........................................................................................3
2.1.2 Metode-Metode Penjadwalan Proses..............................................................................4
2.2 Tantangan dalam Penjadwalan Proses.................................................................................15
2.2.1 . Variabilitas Beban Kerja:.............................................................................................15
2.2.2 . Ketidakpastian Waktu Eksekusi:.................................................................................15
2.2.3 . Prioritas Tugas:............................................................................................................15
2.3 Dampak Penjadwalan Proses terhadap Kinerja Sistem........................................................15
2.3.1 Ukuran Kinerja yang Dihitung......................................................................................15
2.3.2 Studi Kasus....................................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam konteks perkembangan teknologi informasi yang pesat, sistem komputer telah
menjadi tulang punggung dari hampir semua aktivitas manusia. Penggunaan sistem komputer
tidak hanya terbatas pada kebutuhan pribadi, melainkan telah merambah ke berbagai sektor,
seperti industri, pendidikan, layanan kesehatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
pengelolaan sumber daya pada sistem komputer menjadi semakin krusial untuk memastikan
efisiensi dan kinerja yang optimal.
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan sumber daya sistem komputer adalah
penjadwalan proses. Penjadwalan proses melibatkan pengaturan urutan eksekusi tugas-tugas
yang diberikan pada suatu sistem. Dengan penjadwalan yang efektif, sistem dapat memberikan
respons yang cepat terhadap permintaan pengguna, mengoptimalkan penggunaan CPU, serta
menghindari terjadinya bottleneck yang dapat menghambat kinerja sistem secara keseluruhan.
Pentingnya penjadwalan proses menjadi semakin nyata mengingat kompleksitas tugas
dan aplikasi yang dijalankan pada sistem komputer modern. Dari aplikasi bisnis yang
memerlukan pemrosesan data kompleks hingga sistem embedded yang menangani tugas-tugas
secara real-time, penjadwalan proses memiliki dampak yang signifikan terhadap performa
keseluruhan sistem.
Namun, dalam mengimplementasikan penjadwalan proses, berbagai tantangan muncul.
Variabilitas beban kerja, ketidakpastian waktu eksekusi, dan kebutuhan akan prioritas tugas
merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang strategi penjadwalan yang
efektif. Oleh karena itu, perlu pemahaman mendalam terkait metode-metode penjadwalan yang
dapat mengatasi tantangan tersebut.
Melalui pemahaman latar belakang ini, makalah ini akan mengeksplorasi konsep
penjadwalan proses, menganalisis metode-metode penjadwalan yang umum digunakan,
mengidentifikasi tantangan dalam implementasinya, dan mengevaluasi dampaknya terhadap
kinerja sistem. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pemahaman lebih lanjut tentang peran penjadwalan proses dalam meningkatkan efisiensi sistem
komputer.

I.2 Rumusan Masalah


1. Permasalahan dalam penjadwalan proses
2. Dampak buruk dari penjadwalan yang tidak efektif

I.3 Tujuan Penulisan


1. Menganalisis metode penjadwalan proses yang umum digunakan
2. Mengidentifikasi tantangan dalam implementasi penjadwalan proses

1
3. Menilai dampak penjadwalan proses terhadap kinerja sistem

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Tinjauan Pustaka


II.1.1 Defenisi Penjadwalan Proses
Penjadwalan proses dalam konteks sistem komputer merujuk pada suatu strategi atau
mekanisme yang digunakan untuk menentukan urutan eksekusi dari berbagai tugas atau
proses yang bersaing untuk menggunakan sumber daya komputer, terutama CPU (Central
Processing Unit). Definisi ini mencakup berbagai keputusan yang harus diambil oleh sistem
operasi terkait dengan penugasan sumber daya CPU kepada proses-proses yang berjalan.
Dalam penjadwalan proses, beberapa konsep utama melibatkan alokasi waktu eksekusi,
manajemen antrian proses, dan penentuan prioritas tugas. Tujuan utama dari penjadwalan
proses adalah mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya, meningkatkan kinerja
sistem, dan memberikan respons yang cepat terhadap permintaan pengguna.(Alifianadexe,
2022)
Sasaran utama penjadwalan proses adalah Optimasi kinerja sistem komputer menurut
kriteria tertentu. Menurut (ARISTY’S, 2023) kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja
penjadwalan adalah sbb:
1. Adil (fairness)
Proses-proses diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu layanan pemroses yang
sama dan tidak ada proses yang tidak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami
startvation. Startvation adalah kondisi bahwa proses tidak pernah berjalan karena tidak
dijadwalkan untuk berjalan. Sasaran penjadwalan seharusnya menjamin setiap proses
mendapat pelayanan dari pemroses secara adil.
2. Efisiensi
Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk
pemroses dengan total waktu operasi sistem komputer secara keseluruhan. Sasaran
penjadwalan adalah menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi
sistem komputer mencapai nilai maksimum. Keadaan sibuk berarti pemroses tidak
menganggur.
3. Waktu Tanggap (response time)
Waktu tanggap berbeda untuk :

 Sistem interaktif
Waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan oleh
program atau transaksi sampai hasil pertama muncul di jperangkat masukan keluaran

3
seperti layar (terminal).Waktu tanggap untuk sistem interaktif biasa disebut
terminal responce time.

 Sistem waktu nyata (real time)


Pada sistem waktu nyata, waktu tanggap didefinisikan sebagai waktu dari saat
kemunculan suatu kejadian (internal/eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan
terhadap kejadian dieksekusi. Waktu untuk sistem waktu nyata biasa disebut event
response time. Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan waktu tanggap sehingga
menghasilkan sistem yang responsif.

4. Turn arround Time


Waktu yang dihabiskan dari saat proses atau job mulai masuk ke sistem sampai proses itu
diselesaikan sistem.Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan proses berada di
sistem, diekspresikan sebagai penjumlahan waktu eksekusi (waktu layanan proses/job) dan
waktu menunggu dari proses itu, yaitu :
Turn arround time = waktu eksekusi + waktu menunggu.
Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan turn arround time.
5. Troughput
Troughput adalah jumlah kerja yang dapat diselsesaikan selama satu selang/ unit waktu.
Cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah proses/job pemakai yang
dapat dieksekusi dalam satu unit/ interval waktu tertentu.
Sasaran penjadwalan adalah memaksimalkan jumlah job/ proses yang dilayani per satu
interval waktu. Lebih tinggi angka througput maka lebih banya kerja yang dilakukan sistem.
Kriteria tersebut saling bergantung dan dapat saling bertentangan sehingga tidak
dimungkinkan optimasi semua kriteria secara simultan.

II.1.2 Metode-Metode Penjadwalan Proses


1. Penjadwalan FCFS (First-Come-First-Serve)
a. Defenisi FCFS (First-Come-First-Serve)
First Come First Serve (FCFS) adalah algoritma penjadwalan sistem operasi yang
secara otomatis mengeksekusi permintaan dan proses antrian sesuai urutan
kedatangannya. Ini adalah algoritma penjadwalan CPU yang termudah dan paling
sederhana. Dalam algoritma jenis ini, proses yang meminta CPU terlebih dahulu
mendapatkan alokasi CPU terlebih dahulu. Ini dikelola dengan antrian FIFO. Bentuk
lengkap FCFS adalah First Come First Serve.(Williams, 2023)

4
b. Karakteristik metode FCFS
 Ini mendukung algoritma penjadwalan non-preemptive (Proses tidak dapat
dialihkan dan pre-emptive (Peralihan Proses).
 Pekerjaan selalu dilaksanakan berdasarkan siapa yang datang lebih dulu dilayani.
 Mudah untuk diimplementasikan dan digunakan.
 Metode ini memiliki kinerja yang buruk, dan waktu tunggu secara umum cukup
lama.
c. Kelebihan Dan Kekurangan metode FCFS
 Kelebihan metode FCFS
1. Bentuk paling sederhana dari algoritma penjadwalan CPU
2. Mudah untuk diprogram
3. Pertama datang pertama dilayani
 Kekurangan metode FCFS
1. Ini adalah algoritma penjadwalan CPU Non-Preemptive, jadi setelah proses
dialokasikan ke CPU, proses tersebut tidak akan pernah melepaskan CPU sampai
selesai dieksekusi.
2. Rata-rata Waktu Tunggunya tinggi.
3. Proses pendek yang berada di belakang antrian harus menunggu proses panjang di
depan selesai.
4. Bukan teknik yang ideal untuk sistem pembagian waktu.
5. Karena kesederhanaannya, FCFS tidak terlalu efisien.

d. Contoh Penerapan metode FCFS


Berikut beberapa contoh penerapan FCFS:

1. Penjadwalan produksi: FCFS dapat digunakan untuk menjadwalkan tugas


produksi berdasarkan waktu kedatangannya. Misalnya, produsen lampu dapat
menggunakan FCFS untuk memprioritaskan tugas berdasarkan urutan
kedatangannya.
2. Manajemen layanan: FCFS dapat digunakan untuk mengelola permintaan layanan
berdasarkan waktu kedatangannya. Misalnya, layanan pemeliharaan dan
perbaikan aset kampus dapat menggunakan FCFS untuk memprioritaskan
permintaan layanan berdasarkan waktu masuknya.
3. Sistem pemesanan makanan: FCFS dapat digunakan untuk mengelola pesanan
makanan berdasarkan waktu kedatangannya. Misalnya, aplikasi pemesanan
makanan dapat menggunakan FCFS untuk memprioritaskan pesanan makanan
berdasarkan waktu pemesanannya.
2. Penjadwalan SJF (Shortest Job First)
a. Defenisi SJF (Shortest Job First)
Pekerjaan terpendek pertama (SJF) atau pekerjaan terpendek berikutnya,
merupakan kebijakan penjadwalan yang memilih proses tunggu dengan waktu eksekusi

5
terkecil untuk dieksekusi berikutnya. SJN, juga dikenal sebagai Shortest Job Next
(SJN), dapat bersifat preemptive atau non-preemptive.(Mahesh Kumar (NCE, 2023)
b. Karakteristik Metode SJF (Shortest Job First)
1. Pekerjaan Terpendek terlebih dahulu memiliki keuntungan memiliki waktu tunggu
rata-rata minimum di antara semua algoritma penjadwalan.
2. Ini adalah Algoritma Serakah.
3. Hal ini dapat menyebabkan kelaparan jika proses yang lebih singkat terus terjadi.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep penuaan.
4. Hal ini secara praktis tidak dapat dilakukan karena Sistem Operasi mungkin tidak
mengetahui waktu burst dan oleh karena itu mungkin tidak mengurutkannya.
Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi waktu eksekusi, beberapa metode
dapat digunakan untuk memperkirakan waktu eksekusi suatu pekerjaan, seperti
rata-rata tertimbang waktu eksekusi sebelumnya.
5. SJF dapat digunakan dalam lingkungan khusus di mana tersedia perkiraan waktu
pengoperasian yang akurat.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SJF (Shortest Job First)
 Kelebihan Metode SJF (Shortest Job First)
1. SJF lebih baik daripada algoritma First come first serve (FCFS) karena
mengurangi waktu tunggu rata-rata.
2. SJF umumnya digunakan untuk penjadwalan jangka panjang
3. Cocok untuk pekerjaan yang dijalankan secara batch, yang waktu
pengoperasiannya sudah diketahui.
4. SJF mungkin optimal dalam hal waktu penyelesaian rata-rata.

 Kekurangan Metode SJF (Shortest Job First)


1. JF dapat menyebabkan waktu penyelesaian yang sangat lama atau kelaparan .
2. Pada SJF waktu penyelesaian pekerjaan harus diketahui lebih awal, namun
terkadang sulit diprediksi.
3. Terkadang, sulit untuk memprediksi lamanya permintaan CPU yang akan datang.
4. Hal ini menyebabkan kelaparan yang tidak mengurangi waktu penyelesaian rata-
rata.

d. Contoh Penerapan Metode SJF (Shortest Job First)


Berikut beberapa contoh penerapan SJF :

1. Alokasi Sumber Daya Laboratorium : Dalam sebuah penelitian, algoritma SJF


diimplementasikan untuk penjadwalan penggunaan laboratorium fisika di sekolah
menengah. Algoritma ini memprioritaskan eksekusi proses dalam antrian siap
berdasarkan waktu burst terkecil, bertujuan untuk meminimalkan waktu tunggu
setiap proses dan waktu tunggu rata-rata
2. Penjadwalan Pemeliharaan : Algoritma SJF diterapkan dalam penjadwalan
pemeliharaan mesin ATM. Penelitian bertujuan untuk membangun sistem

6
penjadwalan menggunakan algoritma SJF untuk mengoptimalkan penjadwalan
pemeliharaan dan menentukan algoritma yang paling efektif untuk mengelola
proses penjadwalan.
3. Penjadwalan Produksi : Algoritma SJF diimplementasikan untuk penjadwalan
produksi dalam studi kasus pusat pengecoran. Penelitian ini fokus pada optimasi
waktu tunggu dengan menggunakan algoritma SJF untuk memprioritaskan proses
dengan waktu proses paling singkat, sehingga menghasilkan waktu tunggu yang
lebih singkat untuk setiap proses dalam antrian.
3. Metode Round Robin
a. Defenisi Round Robin
Round-robin ( RR ) adalah salah satu algoritma yang digunakan oleh
penjadwal proses dan jaringan dalam komputasi .Seperti istilah yang umum
digunakan, irisan waktu (juga dikenal sebagai kuanta waktu) ditugaskan ke setiap
proses dalam porsi yang sama dan dalam urutan melingkar, menangani semua proses
tanpa prioritas (juga dikenal sebagai eksekutif siklik ) . Penjadwalan round-robin
sederhana, mudah diterapkan, dan bebas kelaparan . Penjadwalan round-robin dapat
diterapkan pada masalah penjadwalan lainnya, seperti penjadwalan paket data dalam
jaringan komputer. Ini adalah konsep sistem operasi .(Wikipedia., 2023)
b. Karakteristik Metode Round Robin
 Fairness:

Algoritma Round Robin cenderung memberikan porsi waktu prosesor


yang adil kepada setiap proses. Setiap proses mendapatkan kesempatan untuk
dieksekusi dalam urutan siklusnya, dan tidak ada satu proses pun yang
mendominasi penggunaan CPU.

 Responsiveness:

Karena setiap proses mendapatkan waktu CPU dalam quantum yang tetap,
metode Round Robin memiliki responsivitas yang baik terhadap proses-proses
yang memerlukan eksekusi cepat. Proses-proses dapat merespon dengan cepat
karena mereka tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan akses ke
CPU.

 Overhead Beralih Konteks:

Salah satu kekurangan dari Round Robin adalah overhead beralih konteks
yang dapat terjadi. Beralih dari satu proses ke proses berikutnya memerlukan
beberapa operasi sistem dan dapat menghabiskan waktu CPU. Jumlah beralih
konteks dapat meningkat tergantung pada jumlah proses dalam antrian dan ukuran
quantum.

 Tidak Efisien untuk Proses Panjang Waktu:


7
Proses-proses yang memerlukan waktu eksekusi yang lama mungkin harus
menunggu giliran mereka untuk kembali ke CPU setelah proses lainnya
menyelesaikan eksekusi mereka. Ini dapat menyebabkan waktu respons yang
lama untuk proses-proses tersebut.

 Penjadwalan Sirkular:

Round Robin beroperasi secara sirkular, artinya setelah proses terakhir


dieksekusi, proses pertama kembali mendapatkan giliran. Ini menciptakan siklus
yang berulang sampai semua proses selesai dieksekusi.

 Tidak Memperhitungkan Prioritas:

Round Robin memberikan prioritas yang sama kepada setiap proses tanpa
mempertimbangkan tingkat kepentingan atau kebutuhan mendesak. Ini dapat
menjadi kelebihan atau kekurangan tergantung pada konteks aplikasi dan
lingkungan sistem.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Round Robin
 Kelebihan Metode Round Robin:
1. Alokasi CPU yang Adil: Metode ini menjamin adil dalam alokasi CPU.
2. Cocok untuk Sistem Interaktif: Round Robin cocok digunakan untuk sistem
interaktif.

 Kekurangan Metode Round Robin:


1. Overhead Tinggi Jika Quantum Time Terlalu Kecil: Jika quantum time
(waktu kuantum) terlalu kecil, metode Round Robin dapat mengalami
overhead yang tinggi.
2. Turnaround Time Tinggi: Quantum time yang terlalu kecil dapat
mengakibatkan turnaround time yang tinggi.
3. Waktu Tunggu yang Lama untuk Proses Besar: Algoritma Round Robin
memiliki kelemahan dalam waktu tunggu yang biasanya sangat lama untuk
proses besar.
4. Potensi Terjadinya Starvation: Terdapat potensi terjadinya kondisi deadlock
atau starvation.
d. Contoh Penerapan Metode Round Robin
1. Sistem Penjadwalan Mata Kuliah: Metode Round Robin dapat digunakan untuk
mengoptimalkan penjadwalan mata kuliah di universitas. Algoritma ini membuat
penjadwalan lebih cepat dan efisien, sehingga beberapa item pada proses
penjadwalan tidak harus diinputkan secara berulang-ulang.
2. Pembelajaran: Metode Round Robin digunakan dalam pembelajaran untuk
mengelola waktu dalam proses pembelajaran. Dengan mengelola waktu dengan

8
benar, semua anggota kelas dapat mempelajari materi secara efisien dan
mengoptimalkan waktu pelajaran.
3. Sistem Operasi: Metode Round Robin digunakan dalam sistem operasi untuk
mengelola alokasi CPU dan memastikan adil dalam alokasi sumber daya.
Algoritma ini cocok untuk sistem interaktif dan dapat diterapkan dalam berbagai
sistem operasi.
4. Pertandingan Sport: Metode Round Robin digunakan dalam pertandingan sport,
seperti FIFA World Cup, untuk menyusun jadwal pertandingan yang adil. Dalam
pertandingan ini, setiap tim bermatch dengan setiap tim lain, dengan lawa yang
berbeda (home dan away).
4. Metode Priority Scheduling
a. Defenisi Metode Priority Scheduling
Metode Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan berprioritas yang
mendahulukan proses yang memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki
prioritasnya masing-masing, yang dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik
seperti time limit, memory requirement, akses file, perbandingan antara I/O Burst
dengan CPU Burst, dan tingkat kepentingan proses. Jika beberapa proses memiliki
prioritas yang sama, maka akan digunakan algoritma tertentu untuk menentukan
urutan pengerjaannya. Metode ini dapat dijalankan secara preemptive maupun non-
preemptive.
b. Karakteristik Metode Priority Scheduling
1. Prioritas yang dinamis: Setiap proses memiliki prioritas yang dapat berubah
seiring waktu, tergantung pada kondisi sistem dan kebutuhan proses.
2. Tipe kedua: Metode Priority Scheduling dapat dibagi menjadi dua tipe utama,
yaitu Scheduling Preemptive dan Non-Preemptive.
3. Algoritma FCFS: Jika beberapa proses memiliki prioritas yang sama, maka
algoritma ini menggunakan metode First Come First Serve (FCFS) untuk
menentukan urutan pengerjaannya.
4. Prioritas yang ditentukan oleh karakteristik proses: Prioritas proses dapat
ditentukan melalui beberapa karakteristik seperti time limit, memory requirement,
akses file, perbandingan antara I/O Burst dengan CPU Burst, dan tingkat
kepentingan proses.
5. Penggunaan Gantt Chart: Untuk melacak progress dan menentukan apakah proses
perlu diinterrupsi, Gantt Chart dapat digunakan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Priority Scheduling
 Kelebihan Metode Priority Scheduling:
1. Responsif terhadap Kebutuhan Kritis:
Proses dengan prioritas tinggi dapat segera dieksekusi, yang
bermanfaat dalam situasi di mana ada proses yang memiliki kepentingan
atau kebutuhan mendesak.

9
2. Fleksibilitas:
Prioritas proses dapat diatur secara dinamis berdasarkan karakteristik
dan kondisi proses. Ini memberikan fleksibilitas dalam menangani situasi
di mana kebutuhan prioritas berubah seiring waktu.

3. Optimal untuk Beberapa Aplikasi:


Cocok untuk aplikasi tertentu di mana beberapa proses memiliki
tingkat penting yang lebih tinggi dan perlu segera diproses.

 Kekurangan Metode Priority Scheduling:


1. Beresiko Starvation:
Proses dengan prioritas rendah mungkin mengalami starvation
(kelaparan) jika terdapat terus-menerus ada proses dengan prioritas tinggi
yang baru datang. Proses dengan prioritas rendah mungkin tidak pernah
dieksekusi.
2. Adil untuk Prioritas Rendah:
Proses dengan prioritas rendah dapat diabaikan atau mengalami
keterlambatan eksekusi jika ada proses dengan prioritas tinggi yang terus
menerus masuk.
3. Kesulitan Menentukan Prioritas:
Menentukan prioritas yang sesuai utuk setiap proses dapat menjadi
tugas yang sulit. Kesalahan dalam menetapkan prioritas dapat
menghasilkan perilaku yang tidak diinginkan.

4. Potensial untuk Inversi Prioritas:


Fenomena inversi prioritas dapat terjadi di mana proses dengan prioritas
tinggi terblokir oleh proses dengan prioritas rendah, menyebabkan
pemborosan sumber daya dan penurunan kinerja.

5. Overhead Pengaturan Prioritas:


Memelihara dan mengelola daftar prioritas dapat menyebabkan overhead
yang signifikan di sistem operasi. Setiap kali prioritas diubah, sistem harus
melakukan perubahan yang memerlukan waktu dan sumber daya.

6. Potensial untuk Starvation Prioritas Tinggi:


Meskipun proses dengan prioritas tinggi diproses lebih dahulu, jika
mereka terus-menerus masuk, proses dengan prioritas rendah mungkin
tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk dieksekusi.

10
d. Contoh Penerapan Metode Priority Scheduling
Penerapan Metode Priority Scheduling dapat ditemukan dalam berbagai konteks,
seperti sistem task management, penjadwalan iklan, dan maintenance mesin ATM.
Sebagai contoh, dalam penelitian "IMPLEMENTASI ALGORITMA PRIORITY
SCHEDULING – FIRST IN FIRST OUT PADA SISTEM TASK MANAGEMENT
SEBAGAI PENUNJANG PRODUKTIVITAS KARYAWAN DAN PERUSAHAAN",
penulis menerapkan algoritma Priority Scheduling pada sistem task management untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan. Selain itu, dalam penelitian
"Penerapan algoritma Shortest Job First (SJF) dan Priority Scheduling (PS) Pada
Maintenance Mesin ATM", penulis menggunakan algoritma Priority Scheduling untuk
penjadwalan maintenance mesin ATM. Dalam penelitian "Sistem Penjadwalan Iklan
Menggunakan Metode Priority Schedulling pada PT. Kidung Indah Selaras Suara
(Radio Kiss FM)", penulis menerapkan algoritma Priority Scheduling untuk
penjadwalan iklan. Dengan demikian, Metode Priority Scheduling dapat diterapkan
dalam berbagai konteks untuk mengatur prioritas proses berdasarkan karakteristik
tertentu.
5. Metode Multilevel Queue Scheduling
a. Defenisi Metode Multilevel Queue Scheduling
Multilevel Queue Scheduling adalah suatu teknik penjadwalan proses dalam
sistem operasi di mana proses-proses dikelompokkan ke dalam beberapa antrian (queue)
dengan prioritas yang berbeda. Setiap antrian mungkin menggunakan algoritma
penjadwalan yang berbeda, dan proses-proses dalam antrian yang sama memiliki
karakteristik yang serupa. Prinsip dasar dari Multilevel Queue Scheduling adalah bahwa
proses-proses dengan tingkat prioritas yang lebih tinggi mendapatkan akses CPU lebih
awal daripada proses-proses dengan tingkat prioritas yang lebih rendah.

b. Karakteristik Utama Multilevel Queue Scheduling


1. Prioritas Antrian:
Setiap antrian memiliki tingkat prioritas yang berbeda. Proses-proses dalam
antrian dengan prioritas yang lebih tinggi dijadwalkan untuk dieksekusi sebelum
proses-proses dalam antrian dengan prioritas yang lebih rendah.

2. Penetapan Prioritas Dinamis:


Prioritas proses dapat diatur secara dinamis berdasarkan karakteristik atau
kebutuhan proses. Misalnya, jika suatu proses menjadi mendesak atau lebih penting,
prioritasnya dapat ditingkatkan.

3. Algoritma Penjadwalan Berbeda:

11
Antrian-queue yang berbeda mungkin menggunakan algoritma penjadwalan yang
berbeda. Misalnya, antrian dengan prioritas tinggi mungkin menggunakan algoritma
Round Robin untuk memberikan respons cepat, sementara antrian dengan prioritas
rendah dapat menggunakan algoritma FCFS (First-Come, First-Served) karena
pekerjaan di antrian tersebut tidak mendesak.

4. Beralih Antaran Antrian:


Proses-proses dapat dipindahkan antar antrian sesuai dengan perubahan prioritas
atau karakteristiknya. Proses yang semula mungkin memiliki prioritas tinggi dapat
dipindahkan ke antrian dengan prioritas yang lebih rendah jika keadaan atau
karakteristiknya berubah.

5. Pemisahan Jenis Pekerjaan:


Proses-proses dengan jenis pekerjaan yang berbeda dapat dikelompokkan ke
dalam antrian yang sesuai. Misalnya, proses interaktif dapat ditempatkan dalam
antrian dengan prioritas tinggi, sedangkan pekerjaan batch atau pemrosesan lama dapat
ditempatkan dalam antrian dengan prioritas rendah.
c. Kelebihan dan Kekurangan Multilevel Queue Scheduling
 Kelebihan Metode Multilevel Queue Scheduling :
1. Low scheduling overhead: Karena proses dipermanentaukan ke kelompok
(antrian) yang tepat secara permanen, overhead penjadwalan rendah[1][4].
2. Fleksibilitas: MLQ memungkinkan proses untuk berpindah antara
kelompok (antrian) berdasarkan perilaku mereka selama waktu.
3. Mencegah starvation: Proses yang menunggu sengaja di antrian dengan
prioritas rendah akan dipindahkan ke kelompok (antrian) dengan prioritas
yang lebih tinggi untuk mencegah starvation.
4. Customizable: MLQ scheduling dapat disesuaikan untuk memenuhi
persyaratan khusus dari berbagai jenis proses.

 Kekurangan Metode Multilevel Queue Scheduling :


1. Kemungkinan kekomplikasi yang tinggi: Implementasi dan pemeliharaan
MLQ mungkin melibatkan kekomplikasi yang lebih tinggi daripada
algoritma penjadwalan yang umum.
2. Starvation: Beberapa proses dapat mengalami starvation pada CPU
apabila queue yang diberikan prioritas tinggi tidak pernah kosong.

12
d. Contoh Penerapan Multilevel Queue Scheduling
1. Sistem Operasi: MLQ digunakan dalam sistem operasi untuk membagi proses ke
dalam antrian berdasarkan tipe proses, seperti foreground (interaktif) dan
background (batch) process.
2. Manajemen CPU: Dalam manajemen CPU, MLQ memungkinkan proses untuk
dikelompokkan berdasarkan prioritas atau karakteristiknya, sehingga proses
dengan kebutuhan yang berbeda dapat diatur dengan cara yang sesuai.
3. Penjadwalan Proses: MLQ digunakan dalam penjadwalan proses untuk
memberikan prioritas yang berbeda kepada proses-proses dengan kebutuhan yang
berbeda, seperti proses interaktif yang memerlukan respon cepat dan proses batch
yang memerlukan alokasi CPU yang lebih besar.

6. Metode Multilevel Feedback Queue Scheduling


a. Defenisi Multilevel Feedback Queue Scheduling
Multilevel Feedback Queue Scheduling adalah algoritma penjadwalan CPU yang
menggunakan banyak antrian dengan prioritas berbeda-beda untuk mengelola eksekusi
proses. Ini secara dinamis menyesuaikan prioritas berdasarkan perilaku proses,
mempromosikan atau menurunkan proses antar antrian.
b. Karakteristik Multilevel Feedback Queue Scheduling
1. Mekanisme Umpan Balik : MLFQ menggunakan mekanisme umpan balik untuk
menyesuaikan prioritas suatu proses berdasarkan perilakunya dari waktu ke waktu.
Misalnya, proses yang menggunakan terlalu banyak waktu CPU akan dipindahkan
ke antrian dengan prioritas lebih rendah, sedangkan proses yang menunggu terlalu
lama dalam antrian dengan prioritas lebih rendah dapat dipindahkan ke antrian
dengan prioritas lebih tinggi.
2. Beberapa Antrean : MLFQ memelihara banyak antrean dengan prioritas berbeda,
memungkinkan perlakuan yang lebih baik terhadap tugas-tugas yang memerlukan
waktu kritis sambil memastikan bahwa proses dengan prioritas lebih rendah masih
menerima pembagian waktu CPU yang adil.
3. Penyesuaian Prioritas Dinamis : Proses dipindahkan antar antrian berdasarkan
perilaku eksekusinya, dan proses baru selalu disisipkan di bagian belakang antrian
tingkat atas dengan asumsi proses tersebut akan selesai dalam waktu singkat. Proses
yang panjang secara otomatis masuk ke antrian tingkat yang lebih rendah
berdasarkan konsumsi waktu dan tingkat interaktivitasnya.
4. Algoritma Penjadwalan : Berbagai algoritma penjadwalan, seperti round robin dan
first come, first serve, dapat diterapkan pada setiap antrian, memberikan
fleksibilitas dalam mengelola berbagai jenis proses
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Multilevel Feedback Queue Scheduling
 Kelebihan dari Multilevel Feedback Queue Scheduling (MLFQ) :

13
1. Optimasi penggunaan sumber daya : MLFQ dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber daya dengan menyesuaikan prioritas proses secara dinamis
dan menggunakan beberapa antrian.
2. Responsif : MLFQ dapat meningkatkan responsivitas sistem dengan
memberikan prioritas yang lebih tinggi pada proses yang membutuhkan waktu
CPU yang lebih singkat.
3. Mencegah starvation : MLFQ mencegah starvation dengan memindahkan
proses antara antrian berdasarkan perilaku dan waktu eksekusi.
4. Fleksibilitas : MLFQ dapat disesuaikan dengan berbagai jenis proses dan
kebutuhan sistem.

 Kekurangan dari MLFQ :

1. Kompleksitas : MLFQ memiliki kompleksitas yang lebih tinggi daripada


algoritma penjadwalan lainnya.
2. Kesulitan dalam menentukan parameter : MLFQ memerlukan penentuan
parameter yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja sistem.
3. Overhead: MLFQ dapat menghasilkan overhead yang lebih tinggi daripada
algoritma penjadwalan lainnya.

d. Contoh Penerapan Metode Multilevel Feedback Queue Scheduling


1. Penjadwalan Proses: MLQ digunakan dalam penjadwalan proses untuk memberikan
prioritas yang berbeda kepada proses-proses dengan kebutuhan yang berbeda, seperti
proses interaktif yang memerlukan respon cepat dan proses batch yang memerlukan
alokasi CPU yang lebih besar.

2. Sistem Operasi: MLFQ digunakan dalam sistem operasi untuk mengelola eksekusi
proses. Sistem operasi memisahkan proses menjadi beberapa kelompok berdasarkan
kebutuhan CPU dan prioritas mereka. Proses dengan prioritas yang lebih tinggi
diberikan waktu CPU yang lebih banyak, sementara proses dengan prioritas yang lebih
rendah diberikan waktu CPU yang lebih sedikit.

3. Manajemen CPU: MLFQ digunakan dalam manajemen CPU untuk mengelola


eksekusi proses. Proses dapat dipindahkan antara kelompok berdasarkan perilaku
eksekusi mereka. Misalnya, proses yang membutuhkan waktu CPU yang lebih lama
dikemungkinan dipindahkan ke kelompok dengan prioritas yang lebih rendah,
sementara proses yang memerlukan waktu CPU yang lebih singkat dapat diberikan
waktu CPU yang lebih banyak.
14
4. Penjadwalan Proses: MLFQ digunakan dalam penjadwalan proses untuk mengelola
eksekusi proses dengan berbagai prioritas dan kebutuhan. Proses dapat dipindahkan
antara kelompok berdasarkan perilaku eksekusi mereka, sehingga proses dengan
prioritas yang lebih tinggi dapat diberikan waktu CPU yang lebih banyak, sementara
proses dengan prioritas yang lebih rendah dapat diberikan waktu CPU yang lebih
sedikit.

II.2 Tantangan dalam Penjadwalan Proses


II.2.1 . Variabilitas Beban Kerja:
Ini mengacu pada fluktuasi atau variasi yang tidak terduga dalam jumlah dan jenis
tugas yang harus dikerjakan oleh sistem operasi. Variabilitas ini bisa berupa perbedaan
dalam intensitas pekerjaan (misalnya, saat jam sibuk dan sepi) atau dalam jenis tugas
yang membutuhkan sumber daya sistem yang berbeda.
II.2.2 . Ketidakpastian Waktu Eksekusi:
Tantangan ini berkaitan dengan sulitnya memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu tugas atau proses. Setiap tugas bisa membutuhkan waktu yang
bervariasi untuk menyelesaikannya, tergantung pada berbagai faktor seperti data yang
diolah, sumber daya yang tersedia, atau kondisi sistem pada saat tertentu.

II.2.3 . Prioritas Tugas:


Hal ini berkaitan dengan kebutuhan untuk menetapkan tingkat prioritas pada
tugas-tugas yang berbeda. Beberapa tugas mungkin lebih penting atau lebih mendesak
untuk diselesaikan daripada yang lain, sehingga diperlukan strategi penjadwalan yang
mempertimbangkan prioritas ini.

II.3 Dampak Penjadwalan Proses terhadap Kinerja Sistem


II.3.1 Ukuran Kinerja yang Dihitung
1. Throughput:
Throughput adalah jumlah tugas atau proses yang berhasil diselesaikan dalam
suatu periode waktu tertentu. Penjadwalan yang efisien diharapkan dapat
meningkatkan throughput dengan menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu
yang sama.
2. Waktu Tunggu Rata-rata:
Waktu tunggu rata-rata menunjukkan rata-rata waktu yang dihabiskan suatu
proses dalam antrian sebelum dapat dieksekusi. Penjadwalan yang baik harus
berupaya meminimalkan waktu tunggu ini agar proses dapat berjalan lebih efisien.

15
3. Utilisasi CPU:
Utilisasi CPU menggambarkan seberapa efisien CPU digunakan dalam
menyelesaikan tugas atau proses. Penjadwalan yang optimal akan berusaha untuk
memaksimalkan penggunaan CPU tanpa mengalami kelebihan beban yang dapat
mengakibatkan penurunan kinerja.

II.3.2 Studi Kasus


Studi Kasus: Penjadwalan Proses di Sistem Operasi Komputer
Deskripsi Sistem:
Sistem ini digunakan pada server cloud untuk menangani berbagai jenis tugas. Ada tiga
jenis tugas yang dikelola oleh sistem: tugas komputasi berat (CPU-bound), tugas I/O berat,
dan tugas interaktif.
Antrian dan Prioritas:
1. Antrian Prioritas Tinggi (Q1): Tugas interaktif
2. Antrian Prioritas Sedang (Q2): Tugas I/O berat
3. Antrian Prioritas Rendah (Q3): Tugas CPU-bound
Algoritma Penjadwalan:

 Antrian Prioritas Tinggi (Q1): Round Robin dengan quantum 20 ms


 Antrian Prioritas Sedang (Q2): First-Come, First-Served (FCFS)
 Antrian Prioritas Rendah (Q3): Multilevel Queue Scheduling dengan tiga antrian,
masing-masing menggunakan algoritma Round Robin dengan quantum 50 ms, FCFS, dan
Priority Scheduling.
Skenario Operasional:
1. Tugas Interaktif:
Tugas yang memberikan input secara langsung dari pengguna diberikan prioritas
tinggi agar respons cepat. Mereka ditempatkan dalam Antrian Prioritas Tinggi (Q1).
2. Tugas I/O Berat:
Tugas yang banyak berinteraksi dengan perangkat I/O ditempatkan dalam Antrian
Prioritas Sedang (Q2) untuk menghindari blocking yang dapat terjadi pada antrian lain.
3. Tugas CPU-bound:
Tugas yang membutuhkan waktu CPU yang panjang tetapi tidak mendesak
ditempatkan dalam Antrian Prioritas Rendah (Q3). Antrian ini memiliki tiga tingkat
prioritas untuk mengelola pekerjaan yang beragam.

16
Manajemen Prioritas Dinamis:

 Prioritas tugas dapat diubah dinamis berdasarkan jenis tugas dan tingkat urgensi.
 Jika tugas interaktif berlangsung lama, sistem dapat memindahkannya ke Antrian
Prioritas Sedang setelah periode tertentu.
Feedback untuk Tugas I/O Berat:
Tugas yang banyak berinteraksi dengan I/O dapat dianggap kurang mendesak
setelah sejumlah operasi I/O. Mereka dapat dipindahkan ke Antrian Prioritas Rendah
untuk memberi prioritas pada tugas lain.
Monitoring dan Logging:

 Sistem dapat melacak waktu eksekusi, waktu tunggu, dan penggunaan CPU untuk setiap
tugas.
 Log dapat memberikan wawasan tentang kinerja sistem dan membantu dalam
peningkatan efisiensi dan manajemen antrian.
Dengan menerapkan strategi ini, sistem dapat menangani tugas dengan berbagai
karakteristik dengan cara yang efisien dan responsif. Pengaturan prioritas dinamis dan
penggunaan antrian berlapis membantu mengoptimalkan kinerja sistem sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang berubah.

17
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Dalam makalah ini, kami telah menjelaskan konsep dasar dan strategi penjadwalan proses
dalam sistem operasi. Penjadwalan proses adalah elemen kritis dalam manajemen sumber daya
komputasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan CPU, meningkatkan respons
sistem, dan mengurangi waktu tunggu proses. Terdapat berbagai algoritma dan metode
penjadwalan, dan pemilihan yang tepat bergantung pada karakteristik sistem dan jenis aplikasi
yang dijalankan.
Kami menguraikan beberapa algoritma penjadwalan, termasuk algoritma Round Robin,
Priority Scheduling, dan Multilevel Queue Scheduling. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan sistem dan aplikasi tertentu.
Algoritma Round Robin, misalnya, memberikan porsi waktu CPU yang adil kepada setiap
proses, sementara Priority Scheduling memberikan prioritas yang berbeda kepada setiap proses.
Dalam konteks Multilevel Queue Scheduling, kami membahas implementasi antrian
dengan prioritas yang berbeda, memungkinkan manajemen tugas dengan tingkat urgensi dan
karakteristik yang berbeda. Konsep umpan balik (feedback) dalam Multilevel Feedback Queue
Scheduling memungkinkan penyesuaian dinamis terhadap prioritas dan lokasi antrian
berdasarkan kinerja dan kebutuhan proses.
Kami juga mempertimbangkan studi kasus yang mencakup penerapan praktis
penjadwalan proses dalam sebuah sistem operasi. Dalam kasus tersebut, strategi penjadwalan
yang cermat digunakan untuk menangani berbagai jenis tugas, mulai dari tugas interaktif hingga
tugas CPU-bound dan tugas I/O berat.
Dengan pemahaman mendalam tentang konsep penjadwalan proses, diharapkan bahwa
pembaca dapat mengambil manfaat dalam meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem operasi.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam domain ini tetap penting untuk menjawab
tantangan yang terus berkembang dalam dunia komputasi modern.

18
DAFTAR PUSTAKA
Alifianadexe (2022) Penjadwalan Proses - Sistem Operasi, Hugo. Available at:
https://www.anbidev.com/penjadwalan-proses/.
ARISTY’S (2023) PENJADWALAN PROSES, ARISTY’S BLOG Education. Available at:
https://aristi.dharmawacana.ac.id/sistem-operasi/penjadwalan-proses/.
Mahesh Kumar (NCE, C. (2023) Program untuk Penjadwalan CPU Shortest Job First (atau
SJF) | Set 1 (Non-preemptive), www.geeksforgeeks.org. Available at:
https://www.geeksforgeeks.org/program-for-shortest-job-first-or-sjf-cpu-scheduling-set-1-non-
preemptive/.
Wikipedia. (2023) Round-robin scheduling, en.wikipedia.org. Available at:
https://en.wikipedia.org/wiki/Round-robin_scheduling.
Williams, L. (2023) Algoritma Penjadwalan FCFS: Apa itu, Contoh Program,
www.guru99.com. Available at: https://www.guru99.com/fcfs-scheduling.html.

19

Anda mungkin juga menyukai