Before I delve into the heart of today's discourse, I want to take a moment
to express my gratitude for your presence here. We gather not merely as
individuals in this room but as contributors to a conversation that extends
far beyond these walls. The topic at hand is not just a subject for discussion;
it's a call to action, an imperative for change, and a commitment to shaping
a more inclusive future.
(Sebelum saya merinci inti dari wacana hari ini, saya ingin sejenak menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran
Anda di sini. Kita berkumpul bukan hanya sebagai individu di ruangan ini, tetapi sebagai kontributor dalam percakapan
yang meluas jauh di luar dinding ini. Topik yang akan kita bahas bukan hanya sebagai subjek pembicaraan; ini adalah
seruan untuk tindakan, suatu keharusan untuk perubahan, dan komitmen untuk membentuk masa depan yang lebih
inklusif.)
Gender equality, the focal point of our discussion today, is not just a matter
of policy or rhetoric—it's a reflection of our shared values, aspirations, and
the kind of world we wish to create. As we navigate through the intricacies
of this discourse, let us remember that our voices, perspectives, and
collective efforts hold the power to transcend boundaries and drive
meaningful transformation.
(Kesetaraan gender, titik fokus pembicaraan kita hari ini, bukan hanya masalah kebijakan atau retorika—ini adalah
cerminan dari nilai bersama, aspirasi, dan jenis dunia yang ingin kita ciptakan. Saat kita menavigasi kompleksitas
pembicaraan ini, mari ingat bahwa suara kita, perspektif kita, dan upaya kolektif kita memiliki kekuatan untuk melampaui
batasan dan mendorong transformasi yang berarti.)
In the journey towards gender equality, we must first recognize the existing
barriers that hinder progress. Stereotypes, discrimination, and unequal
opportunities have plagued societies for far too long. It's time for us to
challenge these norms and redefine the narrative.
(Dalam perjalanan menuju kesetaraan gender, kita harus pertama-tama mengakui hambatan-hambatan yang ada yang
menghambat kemajuan. Stereotip, diskriminasi, dan peluang yang tidak adil telah menghantui masyarakat terlalu lama.
Sudah saatnya bagi kita untuk menantang norma-norma ini dan mendefinisikan kembali narasi.)
Empowering women is not about taking away from one gender to give to
another; it's about creating a world where everyone has equal opportunities.
When women are empowered, societies thrive. Studies consistently show
that when women are educated and economically empowered, communities
prosper.
1
(Memberdayakan perempuan bukanlah tentang mengambil dari satu gender untuk memberikan kepada yang lain; itu
tentang menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Ketika perempuan diberdayakan,
masyarakat berkembang. Studi secara konsisten menunjukkan bahwa ketika perempuan dididik dan diberdayakan secara
ekonomi, komunitas berkembang.)
Education is the key to breaking down barriers. We need to ensure that girls
have the same access to education as boys. Education not only imparts
knowledge but also builds confidence, critical thinking skills, and resilience.
By investing in girls' education, we invest in a brighter and more equitable
future for all.
(Pendidikan adalah kunci untuk meruntuhkan hambatan. Kita perlu memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang
sama dengan laki-laki. Pendidikan tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi juga membangun rasa percaya diri,
keterampilan berpikir kritis, dan ketahanan. Dengan berinvestasi dalam pendidikan perempuan, kita berinvestasi dalam
masa depan yang lebih cerah dan adil untuk semua.)
In our pursuit of gender equality, let us not forget the importance of allyship.
Men and women working hand in hand, advocating for each other, can break
down barriers faster than any one group alone. It's a collective effort that
requires everyone's commitment.
(Dalam upaya kita menuju kesetaraan gender, jangan lupakan pentingnya solidaritas. Pria dan wanita yang bekerja
bersama, mendukung satu sama lain, dapat meruntuhkan hambatan lebih cepat daripada satu kelompok saja. Ini adalah
upaya bersama yang membutuhkan komitmen semua orang.)