By oleh :
ALBERT GIBAN
Saya membagikan ilmu sedikit mengenai bentuk organisasi puncak,puncak jaya,Lanny jaya dan
Puji syukur Tuhan maha yang Maha kuasa atas kasih dan menyertaan
sehingga saya bisa membagikan ilmu dalam organisasi ini,saya hanya
menambah wawasan niat belajar metode pembelajaran dan aturan
organisasi dalam himpunan pelajar mahasiswa Nduga menuntut ilmu di kota
study makassar ini.
Referensi Cuma anggota HPM-N mampu mendaseain dengan leadership
dunia politik bagaimana memimpin banyak orang membentuk karakter
aturan-aturan lainnya.
DASAR-DASAR ORGANISASI
Organisasi dianalogikan sebuah satu kesatuan anggota tubuh manusia, jika salah satu
ada yang hilang atau sakit, maka yang lain merasakannya.
Organisasi
Manusia adalah makhluk sosial, sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles (Human
politicani) bahwa manusia harus bergaul dengan manusia yang lain, baik itu dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pribadi maupun kelompok.Tidak hanya itu, setiap manusia
pastinya mempunyai asa atau harapan dan sering kali asa manusia satu dengan yang lain
sama. Dari persamaan asa tersebut memunculkan kesepakatan untuk menggapainya
secara bersamaan. Maka dari itu, untuk mencapai asa yang mereka inginkan manusia
hendaknya berinteraksi secara komunal sehingga asa mereka tercapai dengan baik secara
sistematis dan efesien. Oleh karena itu, dalam kata lain manusia dituntut untuk
berorganisasi.
Organisasi dapat di artikan sebagai sebuah sistem yang berdiri dari sekelompok
induvidu,yang berinteraksi melalui sesuatu hiearki sistematis dalam pembagian kerjanya,
dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama yang telah di tetapkan secara struktural
dan sistematis Kemudian melalui adanya kombinasi antara organisasi dengan akademik
maka lahirlah figur yang membuah sebuah perubahan di mana ada niat dan usaha untuk
berorganisasi. Dalam hal ini,sangatlah menentukkan keberhasilan akademik adalah pada
basicnya organisasilah yang sangat fundamendal dan penguasai karena adanya memiliki
rasional, Analisis, Kritis Dan Sistematis (RAKUS). Kadangkala tidak memiliki bersifat
RAKUS, maka sangatlah sensitif dengan hal-hal yang tidak di inginkan yaitu konflik sosial
maupun konflik organisasi. Refleksi pergerakkan badan dalam mewarnai di namika
peradaban menuju revolusi organisasi ada di tangan penggerak organisasi sehingga
mampu saing dengan organisasi lain melalui adanya evaluasi peresentase target yang
telah menjadi keberhasilan proses terorganisir Ketika ditinjau dari praktek realitas sosial
yang ada tentunya orang yang bacgroudnya dari organisasi mampu mengendalikan
persoalan-persoalan sosial yang terjadi. Di bandingkan dengan latar belakang akademik
saja tentunya adaptasi terhadap dunia kerjapun lambat. Untuk mengantisipasi indikasih
tersebut, maka mahasiswa kontemporer kita di tuntut untuk mencari dan berorganisasi
baik organisasi formal maupun nonformal sehingga betul-betul mempersiapkan diri
dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi yang menjadi target utama bagi dunia
internasional. Dan pada khusus memutuskan pada garis diskriminasi dan kemiskinan yang
dari abat-keabat selalu berlarut samapai pada hari ini. Semua persoalan yang kita jumpai
terhadap realitas sosial yang ada, maka menjiapkan pribadi yang handal, profesional dan
mampu daya saing yang tinggi dan memiliki loyalitas serta memiliki optimisme akan
harapan, maka tentunya semua persoalan akan kita atasi.
Sedikitnya tiga hal yang biasanya menjadi latar belakang sebuah organisasi terbentuk,
yaitu:
Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan tujuan/ide
(goal).
Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan misi
(mission).
Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan prinsip.
Kejujuran
berpegang teguh pada perkataan dan kesepakatan kita. karena, mengingkari perkataan kita
akan mengakibatkan perkataan anda menjadi sia-sia di lain waktu, dan menunjukkan anda
sebagai tidak bisa dipercaya dan tidak jujur. tidak ada orang yang akan peduli jika kita
mengubah pendirian seribu kali, selama itu masih ada di benak kita. kata-kata itu harus
dihormati. “sebelum berbicara, kita adalah penguasa atas kata-kata kita, begitu
dilontarkan, kata-kata menjadi penguasa atas kita”
Kesatuan
Berarti kerja tim. Bersatu dalam upaya menyelesaikan masalah, bukannya “berduel”
dengan orang lain. Kesatuan harus ada baik secara terbuka maupun secara instrinsik, baik
di depan maupun di balik punggung. Hubungan kerja yang baik membutuhkan keediaan
untuk member bantuan, saling menjaga satu sama lain sehingga semua orang secara
simultan menunjukkan kinerja yang baik.
Kemanusiaan
Murah hati, atau berperasaan terhadap orang lain. Namun, di dalam lingkungan yang
penuh persaingan dewasa ini, kemurahan hati mungkin sedang terancam. Yang
disayangkan adalah kita kerap kali mengabaikan orang yang berada di dekat kita, baik di
dalam keluarga maupun organisasi.
Rasa Hormat
Sadar terhadap hak, pendapat, dan kemampuan orang lain, menunjukkan hormat saat
diperlukan. Ini harus didasarkan pada kerelaan, penghargaan terhadap orang lain yang
berasal dari dalam diri, bukannya berpura-pura, dibuat-buat, atau berperangi palsu.
Kerendahan hati yang tidak tulus tak ada artinya dan sia-sia jika orang tahu apa yang anda
kejar.
Penghargaan
Penghargaan terhadap kerendahan hidup. Mengarah pada kehidupan yang seimbang,
membagi waktu kerja dengan waktu luang.
Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya
bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di
masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-
nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-
pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif,
untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta
menggunakan keempat karunia manusia yang unik–kesadaran diri, hati nurani, daya
imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke
Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif
dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil
setiap orang.
Merujuk pada Tujuan Akhir
segalanya diciptakan dua kali–pertama secara mental, kedua secara fisik. individu,
keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih
dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. mereka bukan menjalani
kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. secara
mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-
tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri
sendiri untuk melaksanakannya. suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari
penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau
organisasi. pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-
keputusan lainnya. menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti
dari kepemimpinan.
Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang
utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan
secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-
hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan
organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak
entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan
bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir
menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan –“kue” yang selamanya cukup,
peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada
kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois
(menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja
maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah
“kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan
membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama
menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan,
pengakuan, dan imbalan.
Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang
untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau
orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri,
sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan
mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga–bukan caraku, bukan caramu,
melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan
perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-
tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing
individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap
saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau
sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3
atau lebih).
Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang
kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi
sebuah organisasi, Kebiasaan menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-
menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan
organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan
meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara
berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan
keluarga
Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Selain itu,
organisasi berasal dari istilah organism yang merupakan sebuah entitas dengan bagian-
bagian yang terintegrasi dimana hubungan mereka satu sama lain saling berkaitan secara
utuh. Dari sini, muncul beberapa defenisi tentang organisasi dari beberapa tokoh ahli,
salah satu diantaranya:
Menurut Chester Irving Barnard seorang Eksekutif Bisnis Amerika (1938) dalam bukunya
“The Executive Functions” mengemukakan bahwa: “I define organization as a system of
cooperatives of two more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang
atau lebih).
Menurut James D. Mooney (Ekonom Perancis), mengatakan bahwa: “Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose” (organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama).
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah
susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb.) Sehingga merupakan
kesatuan yang teratur.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki.
Dalam pada itu, setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu:
Orang-orang (sekumpulan orang),
Kerjasama dan
Tujuan yang dicapai.
Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara
lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga,
dan lain-lain,
Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan Organisasi
Secara umum tujuan organisasi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi di
waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, pelaku (orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun me-
manage organisasinya dengan matang agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, demi berjalan baiknya sebuah organisasi perlu diperhatikan beberapa
prinsip organisasi (Jati:2000), seperti berikut:
Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk: pedoman ke arah
mana organisasi akan di bawa, landasan bagi organisasi tersebut, menentukan macam
aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa hal terkait
dengan koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi dan mekanisme.
Pembagian tugas dan pekerjaan (Job Discription).
Delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan harus
diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
Prinsip Kepemimpinan. Dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling
mengemuka ke permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif-
kolegial, yaitu prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan
nilai-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi.
Tingkat pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Jenis-jenis Organisasi
Organisasi adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis maupun dijadikan
sebagai acuan dalam menjalankan program kerja
Organisasi non-formal adalah aturan yang tidak di pahami secara umum dan aturannya
tidak tertulis
Organisasi in-formal adalah berskala di mana dalam pengaturan seperti rumah tangga
Sifat organisasi
Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi
dengan organisasi (Non structural dengan organisasi lain)
Non-independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan orang lain.
Kami himpunan pelajar mahasiswa/I Nduga (HPM-N) ini tidak bisa bilang
independen,karena naungan FOSPEMA PUNLANNY.
Macam-macam organisasi
Organisasi porvit adalah organisasi yang orientasinya cenderung pada menara
keuntungan secara khusus dari segi keuangan seperti perusahaan-perusahaan baik
pedagang kecil maupun besar
Organisasi Non-porvit adalah organisasi yang mengendepankan membangun keilmuan
seperti organisasi kemasyarakatan (GMKI) gerakkan mahasiswa kristen Indonesia &
(HMI) Himpunan mahasiswa Islam FPPI Front Pemuda pejuang indonesia dll.
Bentuk Organisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Organisasi taksis adalah organisasi yang jangka waktunya pendek serta tidak mempunyai
proses kadernisasi dan ketiga ada masalah, maka di anggap serius seperti demo,
keturunan masa
Organisasi teknik adalah organisasi yang mempunyai waktu yang jangkanya panjang dan
aturan main yang jelas untuk menjadikan acuan dalam melaksanakan setiap program
kemudian jangka waktu tidak sebutkan.
Perangkat Organisasi
Organisasi memiliki perangkat yang jelas baik itu organisasi taksis maupun teknis ada
beberapa perangkat yaitu:
Perangkat keras adalah pengurus organisasi secara keseluruhan dan tidak dibatsi hanya
pada pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjai penggerak dalam
mencapai kesuksesan dan tidak suatu organisasi
Perankat lunat yang termasuk lunak adalah Angkaran Dasar (AD)/ Anggaran Rumah
Tangga (ART) Serta suplementasi organisasi seperti struktur, kekayaan organisasi dll
Forum organisasi adapun forum organisasi tersebut adalah
Musyarawarah besar
Rapat kerja / Sidang plano
Rapat Panitia
Rapat Anggota
Rapat Pengurus
Krakteristik organisasi adalah mempunyai suatu ciri khas yang munculkan kepada internal
organisasi maupun eksternal organisasi Adapun beberapa krakteristik diantaranya:
Memerlukan informasih baik dari dalam maupun dari luar
Mempunyai tujuan
Terstruktur.
Kader Haruslah Menjadi Yang Pertama
Pengertian Kader
Ketika Anda bergabung dalam perhimpunan ini haruslah itu menjadi “pilihan sadar.”
Konsekwensi logis pilihan sadar itu adalah “komitmen” untuk menjadi bagian terpenting
organisasi (kader) bersama serpihan-serpihan potensi lainnya yang ada dan tersedia
dalam perhimpunan. Dengan demikian, ‘rasa memiliki dan ‘cinta’ yang terus berkobar
terhadap organisasi dengan sendirinya bertumbuh, terus berkembang, kian berbuah dan
akhirnya menyebarkan benih-benih terbaik pada seluruh poros gerakan sosial dan
menjadi yang terpenting di setiap level keterlibatan.
Pemberdayaan organisasi melalui pemberdayaan kader merupakan sesuatu yang amat
strategis bila mau terus eksis, lewat pembinaan dan perjuangan yang sudah menjadi
komitmen utama keberadaan organisasi.
Beradaptasi dan berintegrasi secara kritis dengan perubahan yang terus terjadi
berbarengan dengan adaptasi dan integrasi dengan budaya di mana organisasi ini hidup,
juga bukanlah hal sepele. Hal-hal tersebut harus menjadi kesadaran dan spirit yang
senantiasa hidup dalam pribadi setiap KADER.
Siapa Kader ?
Kader haruslah memiliki ciri-ciri berikut :
Memiliki kedisiplinan
Dedikasi yang penuh
Mental prilku yang simpatik dan demokratis
Kemampuan berpikir sistematis
Realistis, Dialektis dan Radikal (Militan)
Pengetahuan yang kokoh tehadap watak organisasi
Berpikir untuk masa depan organisasi
Berilmu tinggi dan memiliki kesadaran kritis
Peduli sosial kemasyarakatan
Mampu membaca kecendrungan sejarah perkembangan manusia
Memiliki motivasi tinggi untuk maju organisasi
Memiliki Spiritualitas
Ideologisasi Nilai-Nilai Organisasi
Visi & misi dapat dibahaskan sebagai arah dan orientasi. Arah dan orientasi adalah hakikat
dari pembentukan yang mendasari, mengapa karena organisasi tersebut didirikan dengan
dalam bahasa sederhana kita sering menyebut tujuan. Diskursus tentang visi dan misi
suatu organisasi sering dimulai dengan mempertanyakan untuk apa organisasi tersebut
didirikan …!!! Dan dengan apa? Tujuan dari pembentukan itu …!!! Akan tercapai… Maka
disini kita bicarakan semangat dasar yang menjadi alasan utama mengapa kita perlu
menggabungkan diri dalam suatu kelompok bentuk suatu wadah lalu kita sepakati sebagai
sebuah organisasi tidak tuntasnya perdebatan pada tahap ini sering membuat suatu
organisasi dalam proses selanjutnya, kehilangan arah dan mengalami staknasi dalam
mempertahankan eksistensinya.
Pemberdayaan
Suatu upaya membangkitkan dan menggerakan orang lain, keluarga, kelompok maupun
komunitas (organisasi) untuk mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang
berdaya menjadi mempunyai daya atau lebih berdaya. Juga untuk berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan membentuk masa depan sesuai keinginan
mereka dan bisa mengaktualisasikan diri sesuai hak dan martabat sebagai manusia dan
citra ornagisasi.
Dalam Konteks Organisasi
Pemberdayaan anggota : mengandung makna bahwa anggota dalam segenap proses
pembinaan dan perjuangan organisasi merupakan subyek yang otonom, yang nantinya
memampukan anggota untuk dan atas orang lain.
Pengembangan Anggota : mengembangkan kapasitas komunitas untuk mengambil
keputusan bersama, serta membangkitkan rasa percaya diri akan kemampuan masing-
masing anggota (Kader) agar mampu mengaktulisasikan kemampuan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan organisasi; Melalui : Pembinaan Formal Berjenjang,
Non Formal dan Informal = lebih diefektifkan. Penting! Pembinaan Informal melalui
interaksi keseharian, diskusi-diskusi antar anggota harus menjadi kebiasaan yang efektif.
Perencanaan Sosial : memahami situasi sosial, apa yang dibutuhkan masyarakat dan
memberitahu mereka tentang pilihan tegas bagi masyarakat untuk meraih pembebasan;
Melalui : networking dan hadir dalam setiap level keterlibatan.
6. Yang Perlu Dikembangkan Dalam Rangka Memberdayakan Anggota
Personal : anggota didampingi secara khusus sesuai kapasitas skill, komitmen dan
pengetahuannya. Yang dimaksud skill adalah kapasitas teknis dalam mengaktulisasikan
kapasitas diri. Komitmen adalah partisipasi aktif dan kesungguhan belajar. Sedangkan
pengetahuan adalah penguasaan wacana yang dimiliki, sekaligus kemampuan dalam
tataran implementasi.
Organisasi : (1) membentuk kelompok minat/potensi; (2) monitoring anggota baru
selama satu tahun; (3) penerapan meritokrasi (penghargaan berdasarkan prestasi riil yang
ditujukan dalam berorganisasi), misalnya diakomodir dalam kepengurusan sesuai bidang
kemampuan.
Perubahan
Terjadinya peningkatan kemampuan operasional dari setiap dan semua orang dalam
organisasi yang pada gilirannya tercermin dalam peningkatan kemampuan organisasi
sebagai keseluruhan.
Transformasi Organisasi : proses adaptasi organisasi terhadap lingkungan eksternal,
melalui loncatan perubahan internal organisasi yang radikal dan menyeluruh menuju
situasi organisasi yang kondusif guna tercapainya visi dan misi organisasi.
Mengapa Transformasi Organisasi itu perlu
Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menampung akibat dari perubahan yang terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan dan yang terjadi di luar organisasi.
Meningkatkan peranan organisasi dalam turut menentukan arah perubahan yang mungkin
terjadi.
Melakukan penyesuaian-penyesuaian secara internal demi peningkatan kemampuan melakukan
dua hal tersebut di atas. Meningkatkan daya tahan organisasi bukan saja untuk mampu tetap
bertahan tetapi juga terus bertumbuh dan berkembang. Mengendalikan eksistensi organisasi
sehingga para anggota organisasi tetap merasa aman (memiliki) dan terjamin meskipun terjadi
perubahan di dalam dan luar organisasi.
11. Gol yang mau dicapai dari Transformasi Organisasi
Proses “belajar dan “menjadi” itu tidak selesai dan hanya berhenti pada pembinaan formal seperti
ini atau pun pembinaan non formal lainnya dalam perhimpunan, tetapi yang paling dahsyat justru
pada pembinaan informal serta terutama adalah keterlibatan pada setiap aktivitas dan level
keterlibatan itu.
kehadiran setiap kader di setiap level keterlibatan haruslah berperan sebagai transformator
dan organizer.
pembangunan kader, keberanian untuk introspeksi, evaluasi dan merefleksikan proses
pembinaan.
setiap kader harus berpegang teguh pada komitmen gerakan organisasi sebagai radikalisasi
pilihan organisasi.
jangan dari organisasi yang memperkaya kamu, melainkan dari kamu yang memperkaya
organisasi.
METODE PERSIDANGAN
pengertian metode persidangan
metode berarti cara, sedangkan persidangan dapat diartikan sebagai suatu forum yang
menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. jadi pengertian dari metode persidangan itu
sendiri adalah cara menyelesaikan suatu masalah dalam suatu forum berdasarkan hal / agenda yang
telah dijadwalkan / dirumuskan sebelumnya.
jenis-jenis persidangan
sidang pleno
sidang paripurna
sidang komisi
sidang luar biasa
hal-hal yang perlu diperhatikan
tempat ruangan
waktu
agenda acara/ pembahasan
peserta
tata tertib
pimpinan sidang
keputusan / kesimpulan siding
perlengkapan dan peralatan
bendera merah putih
bendera organisasi
palu sidang
susunan agenda
bentuk-bentuk sidang/forum
bentuk u/ tapal kuda merupakan bentukapersidangan yang paling efektif karena semua peserta
sidang bisa benar-benar terfokus perhatiannya. hal ini merupakan salah satu kelebihan dari bentuk
persidangan ini.
bentuk lingkaran bentuk persidangan seperti ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat debedakan
secara tegas antara pemateri, moderator, dan notulen dengan para peserta sidang. contoh forum
yang pernah menggunakan bentul persidangan seperti ini yaitu konferensi meja bundar (kmb).
bentuk berpanjar kelemahan dari bentuk persidangan seperti ini yaitu peserta yang duduk di
belakang kemungkinan besar tidak fokus terhadap forum tersebut. contohnya yaitu pada acara-
acara seminar pada umumnya.
bentuk komisi untuk bentuk persidangan seperti ini, memiliki kelemahan pula, yaitu jarak antar
komisi yang berdekatan akan menyebabkan kurangnya konsentrasi / bahkan tidak adanya
konsetrasi dari pemateri sidang maupun pesertanya.
dalam sidang, diwarnai dengan berbagai macam interupsi. interupsi adalah menyela orang yang
sedang berbicara atau sedang mengemukakan persoalan. tidak semua interupsi harus dilayani oleh
pemimpin rapat.
1. Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Faktor Manusia
Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap
fanatik, dan sikap otoriter.
Faktor Organisasi
Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka
dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar
unit/departemen dalam suatu organisasi.
Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya.
Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan
menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen,
sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan
perusahaan.
Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok
lainnya.
Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan
yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat
tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas
yang ringan dan sederhana.
Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya
tanggung jawab yang tumpang tindih.
Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan
meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang
mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi
bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen. (Jika Anda ingin
mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development,
silakan
2. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut:
Akibat negatif
Menghambat komunikasi.
Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
Mengganggu kerjasama atau “team work”.
Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan
kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
Akibat Positif dari konflik:
Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Cara atau Taktik Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya
suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang
bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut
serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik
yang muncul.
Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan
yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin
timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan
konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling
mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak
langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan
kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara
terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan
secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari
hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak
efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih
efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat
perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara
ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.
Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:
Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan
buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai
“hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak
secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau
tindakan destruktif.
Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa.
Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus,
menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah
secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan
kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang
untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. La menggunakan berbagai teknik untuk
meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak
berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengatasi Konflik:
Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang
saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar sesama organisasi.
Bicara Efektif di Muka Umum
Sudah bukan lagi masanya untuk menjadi remaja pasif! Setelah mulai sekitar 20 tahun lalu cara
belajar mahasiswa aktif dikampanyekan pemerintah, kini jadi mahasiswa aktif tentu sudah seakan
gerak reflek bagi Anda semua. Salah satu keaktifan yang perlu Anda pelajari dan latih adalah
ketrampilan berbicara di depan umum. Oke, Anda sekarang mungkin sering menderita demam
panggung jika diperintah maju oleh orang lain. Gemetar, keringat dingin keluar, dan bicara pun
tergugup. Malu dong kalo orang muda seperti itu. Nah, inilah saatnya Anda mengobati demam
panggung itu.
Bicara di depan umum merupakan ketrampilan yang sangat berguna. Anda perlu memilikinya.
Apalagi kita adalah muslim yang diwajibkan berdakwah. Gimana kalo suatu hari nanti Anda
ditunjuk untuk memberi ceramah? Karena itu, ketrampilan bicara di depan umum perlu kita
pelajari dan latih.
Berikut ini langkah-langkah praktis yang mungkin dapat membantu untuk meningkatkan
kemampuan berbicara efektif, sehingga apabila ada kesempatan ditunjuk menjadi pembicara
tidak lagi terjadi ‘demam panggung’, tetapi justru menyenangkan.
Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi
bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
Partisipasi sidang pendengar: Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar
menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan,
atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan
meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
Sesi untuk tanya jawab: Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
Antusiasme: Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
Situasi yang menyenangkan: Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak
menegangkan/mengancam.
Pendengar yang ‘sulit’: Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif,
mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung
dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
Gunakan alat bantu: Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau
berita. Tiga kelompok alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli: Visual,
Hearing dan Feeling (VHF)
Visual : papan tulis, OHP, video,
Hearing – efek suara
Feeling – makalah/hand out
Nah, itu tadi beberapa kiat agar Anda bisa jadi pembicara yang efektif di depan umum. Sekarang,
tinggal Anda mau melatih diri Anda atau tidak. Teori di atas nggak berguna kalo Anda nggak
melatih diri Anda. Seseorang dapat menjadi pembicara yang handal karena banyak berlatih, kata-
kata bijak mengatakan: bisa karena biasa. Selamat mencoba, semoga berhasil menjadi pembicara
di depan umum!
Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau ber-orasi guna menyatakan
pendapatnya atau guna memberikan gambaran tentang suatu hal.Pidato biasanya dibawakan
oleh 1 orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang
penting dan patut dibincangkan.Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan
banyak anak buahnya
Fungsi Pidato
Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan
Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi
Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan
orasi/pidato tersebut mempermudah komunikasi
Pempraktekkan Pidato
Biasanya dipraktekkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya
Dipraktekkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah adanya komunikasi
sehingga terciptanya keadaan yang demokratis
Dipraktekkan guna menenangkan massa / khalayak ramai
Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk menguasai teori
pidato
Contoh Pidato
Pidato Kenegaraan
Pidato Wisuda
Pidato Kepemimpinan
Orasi
IDENTITAS MAHASISWA
A. Definisi Mahasiswa
IDENTITAS=ciri yang membedahkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya
MAHASISWA= seseorang yang sudah tedaftar di perguruan tinggi negri maupun swasta dan
memliki hak dan kewajiban dan mengikuti semester berjalan dalamdan dapat di buktikan secara
adimistrasi.
Identitas mahasiswa adalah sesorang yang sudah terdaftar di perguruan tinggi baik swasta
maupun negri yang memiliki hak dan kewajiban dan memiliki ciri suatu yang
membedahkan sesuatu dengan suatu yang lain.
B. Ciri –ciri mahasiswa :
R-rasional=masuk akal
Contoh=memikir kan sesuatu yang masuk akal
A-analisis=menganalisa
Contoh=ketika ada hitam ada putih ketika ada yin berarti ada yan jika kalau ada tdk ada abadi
berarti ada yang abadi?Abadi itu seperti apa si?(ROH)
K-kristis=mengeritik
Contoh=mengeritik (tidak sepaham)
U-universal=umum/menyeluruh (luas)
Contoh=pergaulan sehari-hari atau bersosialisai dan tidak mementikan diri sendiri
S-sitematis=menyusun secara rapi/tersusun
Contoh= dari A-Z
C-cekat.mampu melihat
Contoh= menyaksikan secara langsung
I-inovatif-kreatif
Contoh=mampuh berkrya dalam bidang ke ilmuan (bikin karangan sendiri)
U-ulet-tangguh/pantang menyerah
Contih=tidak mudah menyerah dalam menghadapi apa pun.
M-motifatif-orang yang memiliki arah tujuan.
Contoh=orang yang ingin sukses dan memiliki cita-cita sentinggi langit
C. Perana mahasiswa
Agent of Sosial control = pengontrol dalam masyarakat
Agent of change = agen perubahan
D. Secara umum, mahasiswa memiliki tiga peran pokok yakni:
a. Peran moral,
b. Peran sosial,
c. Peran intelektual.
1. Peran Moral
Kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang
mereka mau, maka disinilah mahasiswa dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri
masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan
sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
2. Peran Sosial
Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, bahwa keberadaan dan
segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri melainkan juga harus
membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3. Peran Akademis/intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek (kritis, idealis) haruslah dapat
mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Mahasiswa menyadari betul bahwa
fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan
yang lebih baik dengan pengetahuan dan wawasan keilmuan yang ia dapatkan.
E. Kesuksesan mahasiswa
Akademis (mulai masuk kampus)
Organisasi (tempat atau wadah berkumpul melebihi satu orang dan memiliki tujuan yang sama)
Romantisme (ekstra atau hasrat)
F. Sifat mahasiswa sekarang
Akademis (Kuliah Kampus)
Organisatoris (Aktif Organisasi)
Apatis (cuek atau acuh tak acuh)
Prakmatis (Instan, praktis, suka copas)
Hedonis (kesenagan semata, hura-hura)
Opurtunis (Mencari keuntungan)
Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas, memiliki berbagai
keterampilan dan bervisi masa depan, dituntut kiprah dan peran positifnya di tengah kehidupan
masyarakat.
Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan “simbol” akan
berbagai harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan masyarakat yang kadang
tidak tersalurkan dengan baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk
diskriminasi serta ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah
dipundak mahasiswa nantinya diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik
dari yang dirasakan hari ini.
G. Mahasiswa yang Ideal
Penulis menyadari bahwa membuat format yang disepakati tentang sosok Ideal Mahasiswa
adalah sebuah kemustahilan, Hal ini terutama karena pandangan dan harapan yang ditujukan
kepada mahasiswa begitu banyak dan beragam, juga karena dinamika dan Mahasiswa bergerak
begitu cepat. Karena itu, kesepahaman tentang prinsip-prinsip umum yang dimiliki oleh
mahasiswa mungkin dapat dijadikan rujukan, setidak menilai sosok mahasiswa yang “dianggap”
Ideal.
Untuk lebih memberi bobot dari sikap dan perilakunya, maka sosok mahasiswa harus memiliki
setidaknya empat Identitas yaitu :
LOGIKA
Ada tiga tahapan yang dilalui oleh kata ‘logika’ sampai kemudian dikemas menjadi ilmu. Tahap
pertama adalah tentang ‘kata’ logika itu sendiri, kapankah kata itu pertama sekali di pakai
sebagai istilah? Dari bukunya Bertrand Russell “History of Western Philosophy” diceritakan bahwa
kata ‘logika’ itu pertama sekali digunakan oleh Zeno dari Citium.
Setelah itu kemudian diketahui juga bahwa ternyata Plato dan Socrates juga sudah banyak
melibatkan logika dalam banyak pembahasannya, tapi mereka (Plato dan Socrates,red) belum
atau tidak sampai kepada tahap memformalkan logika sebagai ilmu.
Logika pertama sekali diperkenalkan sebagai ilmu oleh Aristoteles dan kemudian di sebarkan
kepada pengikutnya sampai kemudian masuk ke dunia islam.
Menurut bukunya Richard B.Angel “Reasoning and Logic” , Aristoteles sendiri meninggalkan enam
buah buku khusus yang membicarakan ilmu logika ini yang oleh murid-muridnya diberi nama
“Organon”.
Keenam buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae
(Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai silogisme) Analitica Posteriora (
Mengenai pembuktian) Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai
kesalahan-kesalahan berpikir).
Adalah Theoprostus yang kemudian mengembangkan ilmu logika Aristoteles itu dan sekaligus
menyebarkannya sampai dikemudian hari masuk kedalam dunia islam.
Didunia islam, ilmu logika ini tidak diterima begitu saja dengan mulus, tapi direspon dengan
berbagai macam pendapat oleh tokoh-tokoh islam terkemuka. Ibnu Salih dan Imam Nawawi
misalnya, mereka sangat menentang penggunaan ilmu logika. Penentangan mereka itu bukan
hanya sebatas menentang tidak setuju atau tidak sepakat tapi jauh lebih keras dari itu.
Penentangan mereka sampai kepada mengharamkan ilmu logika untuk digunakan didalam dunia
islam.
Namu demikian, sebagian besar dari mereka (Jumhur Ulama) membolehkan mempelajari ilmu
logika dengan syarat orang-orang yang akan mempelajarinya sudah kokoh iman dan cukup
akalnya.
Selain penolakan yang tegas serupa diatas, diantara mereka ada juga yang malah
menganjurkannya, seperti Al-Gazali, Al-Farabi , Al-Kindi dan lain-lain. Al-Kindi bukan hanya
menganjurkan tapi malah mempelajari dan sekaligus menyelidiki logika yunani secara khusus,
bahkan Al-Farabi melakukannya lebih mendalam lagi dari apa yang sudah dilakukan oleh Al-Kindi.
Logika pada perkembanganya kemudian sempat mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika
bahkan dianggap sudah tidak bernilai dan dangkal sekali, barulah pada abad ke XIII sampai dengan
Abad XV tampil beberapa tokoh lain seperti Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus dan
Wilhelm Ocham yang coba mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu yang penting
untuk disejajarkan dengan ilmu-ilmu penting lainnya.
Pada abad ke XVII dan XVIII muncul lagi tokoh-tokoh berikutnya seperti Francis Bacon membuat
buku “Novum Organum Scientiarum” yang bahas-annya antara lain tentang metode induksi yang
terkenal itu. Imanuel Kant dengan Logika Transendental- nya dan W. Leibnitz dengan Logika
Aljabar.
Kemudian berikutnya muncullah tokoh-tokoh pencetus dan sekaligus orang yang paling dianggap
berjasa dalam pengembangan ilmu logika modern, seperti Bertrand Russell, George Boole dan
G.Frege. Dari tangan-tangan mereka inilah kemudian ilmu logika sampai kepada kita.
SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN »logika mantiq »pengertian
logika menurut ilmu »apa itu logika »ilmu logika »teori filsafat bertrand russel »ilmu logik »ilmu
mantiq silogisme »ulama yang setuju dan yang tidak setuju terhadap ilmu
mantiq »mantiq »sejarah singkat ilmu pengetahuan »tahapan metode histori filsafat
bahasa »bertrand russel sejarah filsafat »ilmu logika mantiq »ilmu logikai »pengantar sistem
ilmu logika »nama tokoh sejarah dalam buku sejarah form 2 »Sejarah munculnya ilmu
logika »penjelasan tentang LOGIKA »buku ilmu logika »sejarah dan perkembangan
logika »sejarah perkembangan logika »tokoh filsafat bahasa, Bertrand Russel »logika
keputusan »ilmu logika menurut para ulama islam »sejarah dan perkembangan logika
bahasa »ARTI NAMA BELTRAND »perkembangan logika bahasa »logika - keputusan »logika
ilmu »yohanes.tukilan »orang yang berjasa dalam ilmu pengetahuan islam »Logika Bahasa
sejarah dan perkembangannya »Logika Islam »sejarah logika islam »tahap-tahap
peradaban »islam ilmu logika »ARTI PENCETUS »tokoh-tokoh penjelasan pemikiran islam dunia
modern »sejarah logika modern »pengantar logika islam »pengertian tahap-tahap
perkembangan »bertrand russell »NAMA TOKOH-TOKOH ULAMA YANG TIDAK SETUJU DENGAN
ILMU MANTIQ »TOKOH-TOKOH ULAMA YANG TIDAK SETUJU DENGAN ILMU
MANTIQ »pengantar ilmu mantiq »mantiq silogisme »arti sejarah singkat logika »logika bahasa
pramodern »ilmu logika dalam islam »sejarah dan logika modern »pengertian dan pembahasan
logika »Pengertian Tahap-tahap Peradaban »pengertian tahap - tahap peradaban menurut
sejarah »Pengertian Logika dan Ilmu Mantiq »Tokoh-tokoh mantiq. »keputusan-keputusan
dalam ilmu pengantar logika »perkembangan ilmu - logika »logilka transendental »logika
transendental »riwayat bertrand russel »logika dalam sejarah »sejarah logika »sejarah logika
bahasa »sejarah perkembangan ILMU logika terhadap ilmu pengetahuan »penjelasan tahap
pencetus penyakit »Pembahasan tentang logika »sejarah ilmu logika »tokoh sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan »Ilmu logika/mantiq »arti Ilmu logika/mantiq »logika modern
Raymundus Lullus »perkembangan dan pembahasan logika »pengertian Logika mantiq »"logika"
CARA BERPIKIR CERDIK, KRITIS DAN ILMIAH
Gambaran Umu Berpikir Cerdik, Kritis Dan Ilmiah
Masa belajar di perguruan tinggi adalah masa yang penting bagi pengembangan nilai kepribadian.
Anda akan ditantang menghadapi gagasan-gagasan dan filosofi baru. Anda akan membuat
keputusan-keputusan pribadi dan karir yang akan mempengaruhi hidupnya. Salah satu pelajaran
terpenting yang akan diperoleh di perguruan tinggi adalah mengatur waktu antara bekerja,
belajar dan bersantai. Bila anda mampu mengembangkan manajemen waktu dan kemampuan
belajar yang baik di awal masa perkuliahan, maka tahun-tahun perkuliahan berikutnya akan
dijalani dengan sukses.
Belajar menguasai materi suatu kuliah tentu saja penting, namun mempelajari cara belajar dan
berpikir yang kritis, dalam beberapa hal, jauh lebih penting. Seperti usaha-usaha lainnya dalam
kehidupan, upaya untuk berpikir kritis dan belajar efesien pada awalnya membutuhkan usaha dan
waktu tambahan, tetapi ketika telah dikuasai, kemampuan-kemampuan tersebut akan
menghemat banyak waktu anda di masa depan.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang sukses secara akademis juga
merupakan mahasiswa-mahasiswa yang sangat sibuk. Karena mereka memiliki banyak pekerjaan
atau aktivitas ekstra-kurikuler, mereka harus dan mampu mengatur waktu secara efektif dan
belajar efesien. Salah satu kunci utama untuk sukses dalam belajar di perguruan tinggi adalah
menghindari menunda-nunda pekerjaan.. Dengan menentukan tujuan-tujuan yang jelas dan
spesifik serta bekerja mencapainya dalam keteraturan, anda akan mampu mengurangi keinginan
untuk menunda-nunda tersebut.
B. Beberapa pengertian
Menurut Pourwadarminta (1976):
Pikir : akal budi, pendapat
Berpikir: menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan dsb. Sesuatu.
Cerdas: sempurna perkembangan akal budinya (pandai, tajam pikiran dsb)
Cerdik: lekas mengerti dan pandai mencari akal; pintar; berakal; panjang akal.
Licik: banyak akal yang buruk. Kelicikan: kepandaian memutar balik perkataan.
Kritis: berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan
Ilmiah: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan
Jadi definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
mengembangkan dsb. Secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu
pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan
dan penjelasan kebenaran.
Berpikir cerdik adalah menggunakan akal budi agar cepat mengerti suatu permasalahan
yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya secara cepat dan tepat.
Berpikir kritis adalah menggunakan akal budi untuk menelaah sesuatu dengan hati-hati.
Berpikir kritis didefinisikan sebagai ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk
apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu
pernyataan dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya.
Berpikir cerdik, kritis dan ilmiah adalah cara berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip
logis, hati-hati, cepat dan tepat untuk menelaah suatu pernyataan atau permasahan,
serta memberikan solusi yang cepat dan tepat.
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari
suatu rasa sangsi (atau keyakinan) terhadap sesuatu dan keinginan untuk memperoleh
suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini
memerlukan pemecahan dan untuk itu dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia
dengan metode yang tepat. Berpikir mengandung 2 unsur penting yaitu unsur logis dan unsure
analitik.
Metode Ilmiah
Kriteria Langkah-langkah
Sistematika dalam metode ilmiah sesungguhnya merupakan manifestasi dari alur berpikir yang
dipergunakan untuk menganalisis suatu permasalahan. Alur berpikir dalam metode ilmiah
memberi pedoman kepada para ilmuwan dalam memecahkan persoalan menurut integritas
berpikir deduksi dan induksi.
Contoh 2.
Proposisi 1: Si T selalu mengikuti kuliah karena menganggap kuliah yang diberikan dosen itu
menarik dan amat penting isinya.
Proposisi 2: Si U selalu hadir mengikuti penataran walaupun ia menganggap isinya tidak berguna
baginya, karena penataran itu menjadi salah-satu syarat bagi kenaikan pangkatnya.
Proposisi 3: Si Z selalu mengikuti kuliah Pak Q karena ia takut jika tidak hadir akan merusakkan
hubungannya dengan keponakan Pak Q
Kesimpula 1: Kesediaan mengikuti kegiatan pendidikan tergantung pada persepsi mengenai
manfaatnya.
Kesimpulan 2: Motif orang mengikuti kegiatan pendidikan tidak selalu sama.
Kesimpulan
Semoga ilmu manfaat bagi banyak orang lebih khsusus Nduga,karena melihat tragedi-tragedi
terjadi di papua khusus di Nduga adalah kabupaten operasi militer tidak kemanusiawi terjadi hal
ini cara bagaimana bisa terjadi dan rakyat kami tertinggal dan pergi itu hidup bebas lancar
aktivitas Cuma mahasiswa bisa terkendali.persoalan papua sepertinya masalah Nduga
masyarakat papua juga berpikir rasional.
Menjadi kesimpulan saya disini bahwa organisasi HPM-N fagum dalam hal tidak berjalan dengan
baik sesuai denga AD/ART kita pernah jalankan sesuai kebutuhan organisasi,saya mengingatkan
juga bahwa senioritas dan maupun junior sedang ”Eksudus di papua” segara kembali dan sesuai
tugas dan tanggung jawab kami dikota study makassar sulawesi selatan selamat bergabung
himpunan pelajar/i Nduga (HPM-N).
Akhir kata ”Good luck”
Referensi manfaat bagi banyak orang.