Anda di halaman 1dari 44

Himpunan pelajar mahasiswa/I Nduga (HPM-N)

DI kota study makassar


Sulawesi selatan 2020/2021

By oleh :

ALBERT GIBAN

Saya membagikan ilmu sedikit mengenai bentuk organisasi puncak,puncak jaya,Lanny jaya dan

Nduga (PUNLANNY) saya memilih himpunan pelajar mahasiswa/I Nduga


(HPM-N) di kota study makassar Sulawesi selatan 2020/2021

Puji syukur Tuhan maha yang Maha kuasa atas kasih dan menyertaan
sehingga saya bisa membagikan ilmu dalam organisasi ini,saya hanya
menambah wawasan niat belajar metode pembelajaran dan aturan
organisasi dalam himpunan pelajar mahasiswa Nduga menuntut ilmu di kota
study makassar ini.
Referensi Cuma anggota HPM-N mampu mendaseain dengan leadership
dunia politik bagaimana memimpin banyak orang membentuk karakter
aturan-aturan lainnya.
DASAR-DASAR ORGANISASI

Organisasi dianalogikan sebuah satu kesatuan anggota tubuh manusia, jika salah satu
ada yang hilang atau sakit, maka yang lain merasakannya.
Organisasi
Manusia adalah makhluk sosial, sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles (Human
politicani) bahwa manusia harus bergaul dengan manusia yang lain, baik itu dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pribadi maupun kelompok.Tidak hanya itu, setiap manusia
pastinya mempunyai asa atau harapan dan sering kali asa manusia satu dengan yang lain
sama. Dari persamaan asa tersebut memunculkan kesepakatan untuk menggapainya
secara bersamaan. Maka dari itu, untuk mencapai asa yang mereka inginkan manusia
hendaknya berinteraksi secara komunal sehingga asa mereka tercapai dengan baik secara
sistematis dan efesien. Oleh karena itu, dalam kata lain manusia dituntut untuk
berorganisasi.
Organisasi dapat di artikan sebagai sebuah sistem yang berdiri dari sekelompok
induvidu,yang berinteraksi melalui sesuatu hiearki sistematis dalam pembagian kerjanya,
dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama yang telah di tetapkan secara struktural
dan sistematis Kemudian melalui adanya kombinasi antara organisasi dengan akademik
maka lahirlah figur yang membuah sebuah perubahan di mana ada niat dan usaha untuk
berorganisasi. Dalam hal ini,sangatlah menentukkan keberhasilan akademik adalah pada
basicnya organisasilah yang sangat fundamendal dan penguasai karena adanya memiliki
rasional, Analisis, Kritis Dan Sistematis (RAKUS). Kadangkala tidak memiliki bersifat
RAKUS, maka sangatlah sensitif dengan hal-hal yang tidak di inginkan yaitu konflik sosial
maupun konflik organisasi. Refleksi pergerakkan badan dalam mewarnai di namika
peradaban menuju revolusi organisasi ada di tangan penggerak organisasi sehingga
mampu saing dengan organisasi lain melalui adanya evaluasi peresentase target yang
telah menjadi keberhasilan proses terorganisir Ketika ditinjau dari praktek realitas sosial
yang ada tentunya orang yang bacgroudnya dari organisasi mampu mengendalikan
persoalan-persoalan sosial yang terjadi. Di bandingkan dengan latar belakang akademik
saja tentunya adaptasi terhadap dunia kerjapun lambat. Untuk mengantisipasi indikasih
tersebut, maka mahasiswa kontemporer kita di tuntut untuk mencari dan berorganisasi
baik organisasi formal maupun nonformal sehingga betul-betul mempersiapkan diri
dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi yang menjadi target utama bagi dunia
internasional. Dan pada khusus memutuskan pada garis diskriminasi dan kemiskinan yang
dari abat-keabat selalu berlarut samapai pada hari ini. Semua persoalan yang kita jumpai
terhadap realitas sosial yang ada, maka menjiapkan pribadi yang handal, profesional dan
mampu daya saing yang tinggi dan memiliki loyalitas serta memiliki optimisme akan
harapan, maka tentunya semua persoalan akan kita atasi.
Sedikitnya tiga hal yang biasanya menjadi latar belakang sebuah organisasi terbentuk,
yaitu:
Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan tujuan/ide
(goal).
Sekumpulan individu yang bergabung dan bekerjasama atas dasar kesamaan misi
(mission).
Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan prinsip.

Ada 14 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif Didalam Organisasi


Organisasi Merupakan Tempat Untuk Kita Belajar Dan Sebuah Proses Untuk
Mematangkan Kualitas Kita Sebagai Manusia Yang Paling Tinggi Kastanya. Hingga Hari Ini,
Organisasi Harus Didasarkan Pada Tujuh Nilai Yaitu :
Kekuatan
kita harus tahan dan tekun menghadapi rintangan, seperti baja yang memang sudah
semestinya keras dan tahan lama, bukanya kuat namun rapuh. kita mungkin jatuh tapi tidak
boleh menyerah. kesalahan atau kekecewaan tidak boleh mengecilkan hati kita. power
(kekuatan) dalam organisasi adalah hanya memiliki solidaritas dan rasa kepedulian
sehingga apapun yang di rencanakan bisa dapat terealisasi dengan baik.karena hampir
semua mahasiswa yahukimo sama persis yaitu kekuatan ekonomi yang tidak memadai.
namun pada dasarnya hal ini bukanlah sebuah tolak ukur untuk tidak berjuang, melainkan
adanaya “KEMAUAN, KOMITMEN,DAN USAHA” untuk memperjuangkan dan
mempertahankan INDEVENDENCI/ Eksistensi organisasi. Sebabnya bisa berjaya sampai
hari ini. Ancaman yang datang menghampiri, kita tetap satu komando satu barisan dan
memiliki power yang tidak dapat terkalahkan siapapun.
Keberanian
Kita memiliki keberanian untuk mempertahankan prinsip moral dan etika kita. Berani
berpikir, berbicara, dan melakukan hal yang benar, dan berani untuk berbicara melawan
penentang kebaikan masyarakat.

Kejujuran
berpegang teguh pada perkataan dan kesepakatan kita. karena, mengingkari perkataan kita
akan mengakibatkan perkataan anda menjadi sia-sia di lain waktu, dan menunjukkan anda
sebagai tidak bisa dipercaya dan tidak jujur. tidak ada orang yang akan peduli jika kita
mengubah pendirian seribu kali, selama itu masih ada di benak kita. kata-kata itu harus
dihormati. “sebelum berbicara, kita adalah penguasa atas kata-kata kita, begitu
dilontarkan, kata-kata menjadi penguasa atas kita”
Kesatuan
Berarti kerja tim. Bersatu dalam upaya menyelesaikan masalah, bukannya “berduel”
dengan orang lain. Kesatuan harus ada baik secara terbuka maupun secara instrinsik, baik
di depan maupun di balik punggung. Hubungan kerja yang baik membutuhkan keediaan
untuk member bantuan, saling menjaga satu sama lain sehingga semua orang secara
simultan menunjukkan kinerja yang baik.
Kemanusiaan
Murah hati, atau berperasaan terhadap orang lain. Namun, di dalam lingkungan yang
penuh persaingan dewasa ini, kemurahan hati mungkin sedang terancam. Yang
disayangkan adalah kita kerap kali mengabaikan orang yang berada di dekat kita, baik di
dalam keluarga maupun organisasi.

Rasa Hormat
Sadar terhadap hak, pendapat, dan kemampuan orang lain, menunjukkan hormat saat
diperlukan. Ini harus didasarkan pada kerelaan, penghargaan terhadap orang lain yang
berasal dari dalam diri, bukannya berpura-pura, dibuat-buat, atau berperangi palsu.
Kerendahan hati yang tidak tulus tak ada artinya dan sia-sia jika orang tahu apa yang anda
kejar.
Penghargaan
Penghargaan terhadap kerendahan hidup. Mengarah pada kehidupan yang seimbang,
membagi waktu kerja dengan waktu luang.
Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya
bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di
masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-
nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-
pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif,
untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta
menggunakan keempat karunia manusia yang unik–kesadaran diri, hati nurani, daya
imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke
Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif
dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil
setiap orang.
Merujuk pada Tujuan Akhir
segalanya diciptakan dua kali–pertama secara mental, kedua secara fisik. individu,
keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih
dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. mereka bukan menjalani
kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. secara
mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-
tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri
sendiri untuk melaksanakannya. suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari
penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau
organisasi. pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-
keputusan lainnya. menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti
dari kepemimpinan.
Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang
utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan
secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-
hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan
organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak
entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan
bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir
menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan –“kue” yang selamanya cukup,
peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada
kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois
(menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja
maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah
“kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan
membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama
menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan,
pengakuan, dan imbalan.
Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang
untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau
orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri,
sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan
mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga–bukan caraku, bukan caramu,
melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan
perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-
tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing
individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap
saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau
sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3
atau lebih).
Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang
kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi
sebuah organisasi, Kebiasaan menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-
menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan
organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan
meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara
berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan
keluarga
Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Selain itu,
organisasi berasal dari istilah organism yang merupakan sebuah entitas dengan bagian-
bagian yang terintegrasi dimana hubungan mereka satu sama lain saling berkaitan secara
utuh. Dari sini, muncul beberapa defenisi tentang organisasi dari beberapa tokoh ahli,
salah satu diantaranya:
Menurut Chester Irving Barnard seorang Eksekutif Bisnis Amerika (1938) dalam bukunya
“The Executive Functions” mengemukakan bahwa: “I define organization as a system of
cooperatives of two more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang
atau lebih).
Menurut James D. Mooney (Ekonom Perancis), mengatakan bahwa: “Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose” (organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama).
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah
susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb.) Sehingga merupakan
kesatuan yang teratur.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki.
Dalam pada itu, setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu:
Orang-orang (sekumpulan orang),
Kerjasama dan
Tujuan yang dicapai.
Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara
lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga,
dan lain-lain,
Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan Organisasi
Secara umum tujuan organisasi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi di
waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, pelaku (orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun me-
manage organisasinya dengan matang agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, demi berjalan baiknya sebuah organisasi perlu diperhatikan beberapa
prinsip organisasi (Jati:2000), seperti berikut:
Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk: pedoman ke arah
mana organisasi akan di bawa, landasan bagi organisasi tersebut, menentukan macam
aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa hal terkait
dengan koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi dan mekanisme.
Pembagian tugas dan pekerjaan (Job Discription).
Delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan harus
diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
Prinsip Kepemimpinan. Dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling
mengemuka ke permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif-
kolegial, yaitu prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan
nilai-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi.
Tingkat pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Jenis-jenis Organisasi
Organisasi adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis maupun dijadikan
sebagai acuan dalam menjalankan program kerja
Organisasi non-formal adalah aturan yang tidak di pahami secara umum dan aturannya
tidak tertulis
Organisasi in-formal adalah berskala di mana dalam pengaturan seperti rumah tangga
Sifat organisasi
Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi
dengan organisasi (Non structural dengan organisasi lain)
Non-independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan orang lain.
Kami himpunan pelajar mahasiswa/I Nduga (HPM-N) ini tidak bisa bilang
independen,karena naungan FOSPEMA PUNLANNY.
Macam-macam organisasi
Organisasi porvit adalah organisasi yang orientasinya cenderung pada menara
keuntungan secara khusus dari segi keuangan seperti perusahaan-perusahaan baik
pedagang kecil maupun besar
Organisasi Non-porvit adalah organisasi yang mengendepankan membangun keilmuan
seperti organisasi kemasyarakatan (GMKI) gerakkan mahasiswa kristen Indonesia &
(HMI) Himpunan mahasiswa Islam FPPI Front Pemuda pejuang indonesia dll.
Bentuk Organisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Organisasi taksis adalah organisasi yang jangka waktunya pendek serta tidak mempunyai
proses kadernisasi dan ketiga ada masalah, maka di anggap serius seperti demo,
keturunan masa
Organisasi teknik adalah organisasi yang mempunyai waktu yang jangkanya panjang dan
aturan main yang jelas untuk menjadikan acuan dalam melaksanakan setiap program
kemudian jangka waktu tidak sebutkan.
Perangkat Organisasi
Organisasi memiliki perangkat yang jelas baik itu organisasi taksis maupun teknis ada
beberapa perangkat yaitu:
Perangkat keras adalah pengurus organisasi secara keseluruhan dan tidak dibatsi hanya
pada pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjai penggerak dalam
mencapai kesuksesan dan tidak suatu organisasi
Perankat lunat yang termasuk lunak adalah Angkaran Dasar (AD)/ Anggaran Rumah
Tangga (ART) Serta suplementasi organisasi seperti struktur, kekayaan organisasi dll
Forum organisasi adapun forum organisasi tersebut adalah
Musyarawarah besar
Rapat kerja / Sidang plano
Rapat Panitia
Rapat Anggota
Rapat Pengurus
Krakteristik organisasi adalah mempunyai suatu ciri khas yang munculkan kepada internal
organisasi maupun eksternal organisasi Adapun beberapa krakteristik diantaranya:
Memerlukan informasih baik dari dalam maupun dari luar
Mempunyai tujuan
Terstruktur.
Kader Haruslah Menjadi Yang Pertama
Pengertian Kader
Ketika Anda bergabung dalam perhimpunan ini haruslah itu menjadi “pilihan sadar.”
Konsekwensi logis pilihan sadar itu adalah “komitmen” untuk menjadi bagian terpenting
organisasi (kader) bersama serpihan-serpihan potensi lainnya yang ada dan tersedia
dalam perhimpunan. Dengan demikian, ‘rasa memiliki dan ‘cinta’ yang terus berkobar
terhadap organisasi dengan sendirinya bertumbuh, terus berkembang, kian berbuah dan
akhirnya menyebarkan benih-benih terbaik pada seluruh poros gerakan sosial dan
menjadi yang terpenting di setiap level keterlibatan.
Pemberdayaan organisasi melalui pemberdayaan kader merupakan sesuatu yang amat
strategis bila mau terus eksis, lewat pembinaan dan perjuangan yang sudah menjadi
komitmen utama keberadaan organisasi.
Beradaptasi dan berintegrasi secara kritis dengan perubahan yang terus terjadi
berbarengan dengan adaptasi dan integrasi dengan budaya di mana organisasi ini hidup,
juga bukanlah hal sepele. Hal-hal tersebut harus menjadi kesadaran dan spirit yang
senantiasa hidup dalam pribadi setiap KADER.
Siapa Kader ?
Kader haruslah memiliki ciri-ciri berikut :
Memiliki kedisiplinan
Dedikasi yang penuh
Mental prilku yang simpatik dan demokratis
Kemampuan berpikir sistematis
Realistis, Dialektis dan Radikal (Militan)
Pengetahuan yang kokoh tehadap watak organisasi
Berpikir untuk masa depan organisasi
Berilmu tinggi dan memiliki kesadaran kritis
Peduli sosial kemasyarakatan
Mampu membaca kecendrungan sejarah perkembangan manusia
Memiliki motivasi tinggi untuk maju organisasi
Memiliki Spiritualitas
Ideologisasi Nilai-Nilai Organisasi
Visi & misi dapat dibahaskan sebagai arah dan orientasi. Arah dan orientasi adalah hakikat
dari pembentukan yang mendasari, mengapa karena organisasi tersebut didirikan dengan
dalam bahasa sederhana kita sering menyebut tujuan. Diskursus tentang visi dan misi
suatu organisasi sering dimulai dengan mempertanyakan untuk apa organisasi tersebut
didirikan …!!! Dan dengan apa? Tujuan dari pembentukan itu …!!! Akan tercapai… Maka
disini kita bicarakan semangat dasar yang menjadi alasan utama mengapa kita perlu
menggabungkan diri dalam suatu kelompok bentuk suatu wadah lalu kita sepakati sebagai
sebuah organisasi tidak tuntasnya perdebatan pada tahap ini sering membuat suatu
organisasi dalam proses selanjutnya, kehilangan arah dan mengalami staknasi dalam
mempertahankan eksistensinya.
Pemberdayaan
Suatu upaya membangkitkan dan menggerakan orang lain, keluarga, kelompok maupun
komunitas (organisasi) untuk mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang
berdaya menjadi mempunyai daya atau lebih berdaya. Juga untuk berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan membentuk masa depan sesuai keinginan
mereka dan bisa mengaktualisasikan diri sesuai hak dan martabat sebagai manusia dan
citra ornagisasi.
Dalam Konteks Organisasi
Pemberdayaan anggota : mengandung makna bahwa anggota dalam segenap proses
pembinaan dan perjuangan organisasi merupakan subyek yang otonom, yang nantinya
memampukan anggota untuk dan atas orang lain.
Pengembangan Anggota : mengembangkan kapasitas komunitas untuk mengambil
keputusan bersama, serta membangkitkan rasa percaya diri akan kemampuan masing-
masing anggota (Kader) agar mampu mengaktulisasikan kemampuan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan organisasi; Melalui : Pembinaan Formal Berjenjang,
Non Formal dan Informal = lebih diefektifkan. Penting! Pembinaan Informal melalui
interaksi keseharian, diskusi-diskusi antar anggota harus menjadi kebiasaan yang efektif.
Perencanaan Sosial : memahami situasi sosial, apa yang dibutuhkan masyarakat dan
memberitahu mereka tentang pilihan tegas bagi masyarakat untuk meraih pembebasan;
Melalui : networking dan hadir dalam setiap level keterlibatan.
6. Yang Perlu Dikembangkan Dalam Rangka Memberdayakan Anggota
Personal : anggota didampingi secara khusus sesuai kapasitas skill, komitmen dan
pengetahuannya. Yang dimaksud skill adalah kapasitas teknis dalam mengaktulisasikan
kapasitas diri. Komitmen adalah partisipasi aktif dan kesungguhan belajar. Sedangkan
pengetahuan adalah penguasaan wacana yang dimiliki, sekaligus kemampuan dalam
tataran implementasi.
Organisasi : (1) membentuk kelompok minat/potensi; (2) monitoring anggota baru
selama satu tahun; (3) penerapan meritokrasi (penghargaan berdasarkan prestasi riil yang
ditujukan dalam berorganisasi), misalnya diakomodir dalam kepengurusan sesuai bidang
kemampuan.
Perubahan
Terjadinya peningkatan kemampuan operasional dari setiap dan semua orang dalam
organisasi yang pada gilirannya tercermin dalam peningkatan kemampuan organisasi
sebagai keseluruhan.
Transformasi Organisasi : proses adaptasi organisasi terhadap lingkungan eksternal,
melalui loncatan perubahan internal organisasi yang radikal dan menyeluruh menuju
situasi organisasi yang kondusif guna tercapainya visi dan misi organisasi.
Mengapa Transformasi Organisasi itu perlu
Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menampung akibat dari perubahan yang terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan dan yang terjadi di luar organisasi.
Meningkatkan peranan organisasi dalam turut menentukan arah perubahan yang mungkin
terjadi.
Melakukan penyesuaian-penyesuaian secara internal demi peningkatan kemampuan melakukan
dua hal tersebut di atas. Meningkatkan daya tahan organisasi bukan saja untuk mampu tetap
bertahan tetapi juga terus bertumbuh dan berkembang. Mengendalikan eksistensi organisasi
sehingga para anggota organisasi tetap merasa aman (memiliki) dan terjamin meskipun terjadi
perubahan di dalam dan luar organisasi.
11. Gol yang mau dicapai dari Transformasi Organisasi
Proses “belajar dan “menjadi” itu tidak selesai dan hanya berhenti pada pembinaan formal seperti
ini atau pun pembinaan non formal lainnya dalam perhimpunan, tetapi yang paling dahsyat justru
pada pembinaan informal serta terutama adalah keterlibatan pada setiap aktivitas dan level
keterlibatan itu.
kehadiran setiap kader di setiap level keterlibatan haruslah berperan sebagai transformator
dan organizer.
pembangunan kader, keberanian untuk introspeksi, evaluasi dan merefleksikan proses
pembinaan.
setiap kader harus berpegang teguh pada komitmen gerakan organisasi sebagai radikalisasi
pilihan organisasi.
jangan dari organisasi yang memperkaya kamu, melainkan dari kamu yang memperkaya
organisasi.

METODE PERSIDANGAN
pengertian metode persidangan
metode berarti cara, sedangkan persidangan dapat diartikan sebagai suatu forum yang
menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. jadi pengertian dari metode persidangan itu
sendiri adalah cara menyelesaikan suatu masalah dalam suatu forum berdasarkan hal / agenda yang
telah dijadwalkan / dirumuskan sebelumnya.
jenis-jenis persidangan
sidang pleno
sidang paripurna
sidang komisi
sidang luar biasa
hal-hal yang perlu diperhatikan
tempat ruangan
waktu
agenda acara/ pembahasan
peserta
tata tertib
pimpinan sidang
keputusan / kesimpulan siding
perlengkapan dan peralatan
bendera merah putih
bendera organisasi
palu sidang
susunan agenda

bentuk-bentuk sidang/forum
bentuk u/ tapal kuda merupakan bentukapersidangan yang paling efektif karena semua peserta
sidang bisa benar-benar terfokus perhatiannya. hal ini merupakan salah satu kelebihan dari bentuk
persidangan ini.
bentuk lingkaran bentuk persidangan seperti ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat debedakan
secara tegas antara pemateri, moderator, dan notulen dengan para peserta sidang. contoh forum
yang pernah menggunakan bentul persidangan seperti ini yaitu konferensi meja bundar (kmb).
bentuk berpanjar kelemahan dari bentuk persidangan seperti ini yaitu peserta yang duduk di
belakang kemungkinan besar tidak fokus terhadap forum tersebut. contohnya yaitu pada acara-
acara seminar pada umumnya.
bentuk komisi untuk bentuk persidangan seperti ini, memiliki kelemahan pula, yaitu jarak antar
komisi yang berdekatan akan menyebabkan kurangnya konsentrasi / bahkan tidak adanya
konsetrasi dari pemateri sidang maupun pesertanya.
dalam sidang, diwarnai dengan berbagai macam interupsi. interupsi adalah menyela orang yang
sedang berbicara atau sedang mengemukakan persoalan. tidak semua interupsi harus dilayani oleh
pemimpin rapat.

Ada empat jenis interupsi :


INTERUPSI POINT OF ORDER ; interupsi untuk mengemukakan sesuatu, atau menyatakan hal yang
baru.
INTERUPSI POINT OF CLEARENCE ; interupsi untuk memperjelas maksud pembicaraan yang
dianggap menyimpang dari maksud tujuan semula.
INTERUPSI POINT OF INFORMATION ; interupsi untuk meminta penjelasan mengenai sesuatu.
INTERUPSI POINT OF PREVILEGE ; interupsi untuk menghentikan pembicaraan karena
pembicaraan telah dianggap menyangkut nama baik pribadi seseorang dalam sidang.
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat
ijin dari Presidium Sidang
Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan
Apabila dalam persidangan, Pimpinan Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih
jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
Mekanisme pengambilan keputusan :
Keputusan diambil berdasrkan musyawarah mufakat.
Apabila tidak mencapai mufakat maka dilakukan lobi
Jika lobi tidak mencapai kesepakatan, maka dilakukan voting (keputusan berdasarkan suara
terbanyak)
Jika voting menghasilkan suara imbang, maka pimpian sidang mempunyai 1 hak suara (hak veto)
7. Aturan Personalia Sidang
1. Peserta
Hak peserta:
Hak bicara adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
Hak suara adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
Hak memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
Hak dipilih adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta:
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
3. Pimpinan Sidang
Bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati
peserta
Berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.

Aturan Ketukan Palu:


1. Kali ketukan
Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan sementara).
Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
Kali ketukan :
Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga
peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
Kali ketukan :
Membuka sidang secara resmi
Menutup sidang secara resmi.
Syarat-syarat Pimpinan Sidang :
Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
Sikap Pimpinan Sidang :
Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta.
TEKNIK RAPAT DAN DISKUSI
Sebuah keputusan bersama dapat diambil dalam suatu proses penyamaan ide / gagasan serta
kepentingan yang digagas, diusulkan, dibahas dan disepakati bersama yang dapat bersifat
mengikat maupun tidak mengikat yang dapat dijalankan sebagai konsekuensi bersama.
Dengan demikian komunikasi yang dibangun dalam rapat atau diskusi dapat melibatkan dua aspek
pada diri pesertanya, yaitu:
Aspek Intelektual ( ide/ gagasan)
Aspek Emosional (perasaan)
Rapat
Rapat merupakan sebuah forum pengambilan keputusan resmi yang hasilnya mengikat secara
organisatoris, dan harus dijalankan secara bersama.
Karena mengikat secara organisatoris maka rapat harus dijalankan sesuai dengan metode atau
mekanisme formal maupun konvensi yang dianut bersama dalam organisasi.
Perangkat Rapat:
Pimpinan Rapat
Bertugas membuka, memandu, mengakomodir segala usul/saran/masukan, mempertahankan
mekanisme dan alur rapat, menskorsing, mengesahkan dan menutup rapat
Sekretaris Rapat Bertugas menyediakan rancangan agenda rapat, tata tertib, perangkat dan
perlengkapan rapat, serta membantu pimpinan rapat dalam mengarahkan forum dan penentuan
sikap pemimpin rapat.
Notulen rapat
Bertugas mencatan (membukukan) serta melaporkan hasil rapat serta segala kejadian yang terjadi
sepanjang rapat berlangsung dan membantu pimpinan rapat dalam mengambil sebuah sikap.
Anggota / audiens
Anggota / audiens merupakan perangkat terpenting dalam rapat karena bertugas memberikan
usulan, saran, kritikan bantahan, dan selaan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
bersama, yang akan diakomodir, dikolaborasikan oleh pimpinan rapat.
Perangkat Tambahan:
Tata tertib
Tata tertib pada intinya berisikan nama rapat, tujuan rapat, landasan yuridis konstitusional, etika
forum, metode penyampaian pendapat, mekanisme pengambilan keputusan, quorum, dll.
Agenda rapat
Palu sidang
Atribut organisasi
Jenis-Jenis Rapat.
Rapat Umum Anggota / Musyawarah Besar.
Rapat Kerja Badan Pengurus
Rapat Pleno
Rapat Pengurus Lengkap.
Rapat Pengurus Harian
Rapat Panitia
Metode Penyampaian Pendapat
Usulan
Bantahan / Sanggahan
Interupsi / menyela pembicaraan. Interupsi terbagi atas:
Point of Privelage
Dilakukan apabila seseorang merasa disinggung / tersinggung secara pribadi berupa hal-hal yang
sangat prinsipil dan melanggar privasi seseorang.
Point of Information
Dilakukan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan.
Point of Order
Dilakukan untuk memberikan / mengusulkan hal-hal baru yang berkaitan dengan topik yang
sedang dibahas.
Point of Clearence
Dilakukan untuk meluruskan pembicaraan yang sedang berlangsung yang dianggap pincang,
bercabang, dan tidak sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan.

Mekanisme Pengambilan Keputusan.


Musyawarah Mufakat
Lobi
Voting
Veto (hak pimpinan sidang)
Quorum / mekanisme penentuan sah atau tidaknya sebuah rapat untuk dijalankan berdasarkan
jumlah peserta rapat yang hadir.
Quorum berasal dari kata Quo YANG artinya kondisi lama. Yang dapat diartikan sebagai kondisi
lengkap masa kini dengan ukuran dari masa lalu.
Rapat dapat dinyatakan quorum apabila dihadiri 2/3 jumlah anggota 2 kali rapat yang sama
sebelumnya.
Rapat dapat dinyatakan quorum apabila dihadiri ½ + 1 jumlah anggota 2 kali rapat yang sama
sebelumnya.
Apabila ke 2 cara diatas belum mencapai quorum maka rapat dapat diskorsing 2 x 15 menit.
Apabila mekanisme diatas pun belum memenuhi juga maka rapat dapat dijalankan dan
dinyatakan quorum.
Jumlah Ketukan Palu
Diketuk 3 kali untuk membuka dan menutup rapat.
Diketuk 1 kali untuk pengesahaan, pending dan skorsing.
Diketuk beruntun, lebih dari 3 kali untuk menenangkan forum.
Prosedur Pelaksanaan Rapat
Pembukaan
Pengajuan rancangan agenda
Pembahasan rancangan agenda
Pengesahaan agenda\
Pembahasan agenda yang telah disahkan
Pengambilan keputusan
Pembacaan hasil rapat
Penutup
Hasil rapat dapat dianggap sah secara administratif apabila telah dituangkan dalam bentuk Surat
Keputusan atau Ketetapan yang berisikan hasil rapat dan segala ketentuan / perintah dan
kewajiban seluruh simpul organisasi yang diperkuat oleh butir-butir landasan formal organisasi:
Landasan logis rasional (menimbang)
Landasan yuridis konstitusional dan yuridis operasional (mengingat)
Landasan psikologis (memperhatikan).
Diskusi
Diskusi Merupakan pertukaran pikiran yang dilakukan secara teratur yang menghasilkan suatu
kesimpulan/ kesepakatan bersama yang tidak mengikat secara organisatoris.
Tujuan diskusi:
Tujuan logis. Sebagai tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan, mendapat informasi,
meluaskan pengalaman dan membuka pandangan dan menjadi sarana koordinasi.
Tujuan kebutuhan manusiawi. Menjadi tempat mendapatkan pengakuan / penghargaan,
menyatakan partisipasi dan interaksi.
Bentuk-Bentuk Diskusi
Bentuk terbatas, misalnya konferensi, wawancara, dan brainstorming
Bentuk umum, misalnya debat, seminar, panel, simposium, ceramah, dll.
Unsur-Unsur Diskusi
Unsur manusia
Pimpinan / Moderator /Regulator / Koordinator / Dinamisator. Yang bertugas:
Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi
Manjamin ketertiban dan keberlangsungan diskusi
Memberikan stimulasi, ajakan, anjuran, agar semua peserta terlibat
Meminimalisir segala kepincangan / keluar dari topik diskusi
Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan, dan kesimpulan bersama.
Menyiapkan laporan hasil diskusi
Nara sumber / peserta diskusi
Notulen / pencatat aktivitas
Pendengar / publik /audiens
Unsur materi. Harus ada topik atau tema yang akan dibicarakan.
Unsur fasilitas.( ruangan, peralatan, alat komunikasi audio visual, dll.)
Tuntutan kemampuan mengutarakan pendapat.
Dengan bahasa,,,,menggunakan bahasa dengan tepat, baik dan saksama.
Dengan analitis, logis dan kreatif.
Kata kunci; Tiada orang besar didunia yang ada hanyalah orang yang barani dan mampu
mengambil keputusan yang lebih besar untuk dirinya dan orang lain.
MANAJEMEN KONPLIK
Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya
merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar
dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat
berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. (Jika Anda ingin
mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development,
Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan
dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik
sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan
aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

1. Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Faktor Manusia
Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap
fanatik, dan sikap otoriter.
Faktor Organisasi
Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka
dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar
unit/departemen dalam suatu organisasi.
Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya.
Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan
menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen,
sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan
perusahaan.
Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok
lainnya.
Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan
yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat
tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas
yang ringan dan sederhana.
Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya
tanggung jawab yang tumpang tindih.
Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan
meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang
mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi
bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen. (Jika Anda ingin
mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development,
silakan
2. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut:
Akibat negatif
Menghambat komunikasi.
Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
Mengganggu kerjasama atau “team work”.
Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan
kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
Akibat Positif dari konflik:
Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Cara atau Taktik Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya
suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang
bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut
serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik
yang muncul.
Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan
yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin
timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan
konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling
mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak
langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan
kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara
terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan
secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari
hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak
efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih
efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat
perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara
ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.
Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:
Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan
buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai
“hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak
secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau
tindakan destruktif.
Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa.
Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus,
menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah
secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan
kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang
untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. La menggunakan berbagai teknik untuk
meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak
berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengatasi Konflik:
Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang
saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar sesama organisasi.
Bicara Efektif di Muka Umum
Sudah bukan lagi masanya untuk menjadi remaja pasif! Setelah mulai sekitar 20 tahun lalu cara
belajar mahasiswa aktif dikampanyekan pemerintah, kini jadi mahasiswa aktif tentu sudah seakan
gerak reflek bagi Anda semua. Salah satu keaktifan yang perlu Anda pelajari dan latih adalah
ketrampilan berbicara di depan umum. Oke, Anda sekarang mungkin sering menderita demam
panggung jika diperintah maju oleh orang lain. Gemetar, keringat dingin keluar, dan bicara pun
tergugup. Malu dong kalo orang muda seperti itu. Nah, inilah saatnya Anda mengobati demam
panggung itu.
Bicara di depan umum merupakan ketrampilan yang sangat berguna. Anda perlu memilikinya.
Apalagi kita adalah muslim yang diwajibkan berdakwah. Gimana kalo suatu hari nanti Anda
ditunjuk untuk memberi ceramah? Karena itu, ketrampilan bicara di depan umum perlu kita
pelajari dan latih.
Berikut ini langkah-langkah praktis yang mungkin dapat membantu untuk meningkatkan
kemampuan berbicara efektif, sehingga apabila ada kesempatan ditunjuk menjadi pembicara
tidak lagi terjadi ‘demam panggung’, tetapi justru menyenangkan.

Siap Sebelum Bicara


Ada 6 hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan,
apa dan bagaimana.
Rumusnya ( 5W + 1 H ) yaitu:
Mengapa = Wy
Siapa = Who
Dimana = Were
Kapan = Whant
Apa = Wath
Bagaimana = How
Mengapa: Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran
pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan
juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran. Pada umumnya sasaran
pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin
rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
Siapa: Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan
disampaikan dan meyakinkan diri Anda bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan kepada
pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
Berapa banyak orang yang hadir?
Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
Di Mana: Tempat dan Sarana
Penting bagi Anda untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan
dilaksanakan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
Melakukan praktek: Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka
akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan
sidang pendengar.
Mempelajari sarana yang tersedia: Sangat bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan
untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head
Projector).
Meneliti gangguan yang mungkin timbul: Anda perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul,
misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan
suara kendaraan yang lewat. 4. Tata letak tempat duduk Tata letak tempat duduk perlu
diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.
Kapan: Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen
waktu.
Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi: Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal
sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang
disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada
mendengarkan pembicaraan.
Berapa lama waktu yang digunakan: Anda perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk
pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik,
maka perlu latihan terlebih dulu.
Masalah konsentrasi: Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari
2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat,
dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal
pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
Apa: Bahan yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini
beberapa saran dalam pemilihan bahan:
Menyusun dan memilih bahan: Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit
pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan. Dalam pemilihan bahan
perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang
harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
Gunakan contoh: Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh
yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
Membuka dan menutup pembicaraan: Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat
menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat
menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus
dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan
menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata
kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
Bagaimana: Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam
pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan
nonkata.
Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai
berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
Pemilihan kata: Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu
juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan
masalah.
Teknik penyampaian berita: Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan
efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
Bicara dengan jelas dan teratur.
Bicara dengan volume memadai.
Bahasa tubuh: Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam
pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak
mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk
membaca catatan.
Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
Tatap mata pendengar: Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar
mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat
pendengar atas apa yang Anda sampaikan.
Senyum: Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
Hindari membuat jarak: Anda perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di
depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di
belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku: Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian: Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan
kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan
menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
Berusahalah sewajar mungkin: Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk
mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan
bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-
teman.

Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi
bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
Partisipasi sidang pendengar: Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar
menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan,
atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan
meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
Sesi untuk tanya jawab: Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
Antusiasme: Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
Situasi yang menyenangkan: Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak
menegangkan/mengancam.
Pendengar yang ‘sulit’: Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif,
mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung
dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
Gunakan alat bantu: Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau
berita. Tiga kelompok alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli: Visual,
Hearing dan Feeling (VHF)
Visual : papan tulis, OHP, video,
Hearing – efek suara
Feeling – makalah/hand out
Nah, itu tadi beberapa kiat agar Anda bisa jadi pembicara yang efektif di depan umum. Sekarang,
tinggal Anda mau melatih diri Anda atau tidak. Teori di atas nggak berguna kalo Anda nggak
melatih diri Anda. Seseorang dapat menjadi pembicara yang handal karena banyak berlatih, kata-
kata bijak mengatakan: bisa karena biasa. Selamat mencoba, semoga berhasil menjadi pembicara
di depan umum!
Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau ber-orasi guna menyatakan
pendapatnya atau guna memberikan gambaran tentang suatu hal.Pidato biasanya dibawakan
oleh 1 orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang
penting dan patut dibincangkan.Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan
banyak anak buahnya
Fungsi Pidato
Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan
Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi
Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan
orasi/pidato tersebut mempermudah komunikasi
Pempraktekkan Pidato
Biasanya dipraktekkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya
Dipraktekkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah adanya komunikasi
sehingga terciptanya keadaan yang demokratis
Dipraktekkan guna menenangkan massa / khalayak ramai
Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk menguasai teori
pidato
Contoh Pidato
Pidato Kenegaraan
Pidato Wisuda
Pidato Kepemimpinan
Orasi

IDENTITAS MAHASISWA
A. Definisi Mahasiswa
IDENTITAS=ciri yang membedahkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya
MAHASISWA= seseorang yang sudah tedaftar di perguruan tinggi negri maupun swasta dan
memliki hak dan kewajiban dan mengikuti semester berjalan dalamdan dapat di buktikan secara
adimistrasi.
Identitas mahasiswa adalah sesorang yang sudah terdaftar di perguruan tinggi baik swasta
maupun negri yang memiliki hak dan kewajiban dan memiliki ciri suatu yang
membedahkan sesuatu dengan suatu yang lain.
B. Ciri –ciri mahasiswa :
R-rasional=masuk akal
Contoh=memikir kan sesuatu yang masuk akal
A-analisis=menganalisa
Contoh=ketika ada hitam ada putih ketika ada yin berarti ada yan jika kalau ada tdk ada abadi
berarti ada yang abadi?Abadi itu seperti apa si?(ROH)
K-kristis=mengeritik
Contoh=mengeritik (tidak sepaham)
U-universal=umum/menyeluruh (luas)
Contoh=pergaulan sehari-hari atau bersosialisai dan tidak mementikan diri sendiri
S-sitematis=menyusun secara rapi/tersusun
Contoh= dari A-Z
C-cekat.mampu melihat
Contoh= menyaksikan secara langsung
I-inovatif-kreatif
Contoh=mampuh berkrya dalam bidang ke ilmuan (bikin karangan sendiri)
U-ulet-tangguh/pantang menyerah
Contih=tidak mudah menyerah dalam menghadapi apa pun.
M-motifatif-orang yang memiliki arah tujuan.
Contoh=orang yang ingin sukses dan memiliki cita-cita sentinggi langit

C. Perana mahasiswa
Agent of Sosial control = pengontrol dalam masyarakat
Agent of change = agen perubahan
D. Secara umum, mahasiswa memiliki tiga peran pokok yakni:
a. Peran moral,
b. Peran sosial,
c. Peran intelektual.
1. Peran Moral
Kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang
mereka mau, maka disinilah mahasiswa dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri
masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan
sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
2. Peran Sosial
Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, bahwa keberadaan dan
segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri melainkan juga harus
membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3. Peran Akademis/intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek (kritis, idealis) haruslah dapat
mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Mahasiswa menyadari betul bahwa
fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan
yang lebih baik dengan pengetahuan dan wawasan keilmuan yang ia dapatkan.
E. Kesuksesan mahasiswa
Akademis (mulai masuk kampus)
Organisasi (tempat atau wadah berkumpul melebihi satu orang dan memiliki tujuan yang sama)
Romantisme (ekstra atau hasrat)
F. Sifat mahasiswa sekarang
Akademis (Kuliah Kampus)
Organisatoris (Aktif Organisasi)
Apatis (cuek atau acuh tak acuh)
Prakmatis (Instan, praktis, suka copas)
Hedonis (kesenagan semata, hura-hura)
Opurtunis (Mencari keuntungan)
Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas, memiliki berbagai
keterampilan dan bervisi masa depan, dituntut kiprah dan peran positifnya di tengah kehidupan
masyarakat.
Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan “simbol” akan
berbagai harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan masyarakat yang kadang
tidak tersalurkan dengan baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk
diskriminasi serta ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah
dipundak mahasiswa nantinya diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik
dari yang dirasakan hari ini.
G. Mahasiswa yang Ideal
Penulis menyadari bahwa membuat format yang disepakati tentang sosok Ideal Mahasiswa
adalah sebuah kemustahilan, Hal ini terutama karena pandangan dan harapan yang ditujukan
kepada mahasiswa begitu banyak dan beragam, juga karena dinamika dan Mahasiswa bergerak
begitu cepat. Karena itu, kesepahaman tentang prinsip-prinsip umum yang dimiliki oleh
mahasiswa mungkin dapat dijadikan rujukan, setidak menilai sosok mahasiswa yang “dianggap”
Ideal.
Untuk lebih memberi bobot dari sikap dan perilakunya, maka sosok mahasiswa harus memiliki
setidaknya empat Identitas yaitu :

Mahasiswa sebagai insan religious


Dengan identitas ini, maka seorang mahasiswa harus memiliki landasan moral yang kuat sebagai
manifetasi dan pengejewantahan dari ajaran agama yang di gelutinya.
Mahasiswa sebagai insan akademis
Identitas ini harus di pahami sebagai pendorong untuk mengisi diri dengan berbagai kemampuan
intelektual.
Mahasiswa sebagai insan social
Dengan konsep ini seorang mahasiswa senantiasa menyadari akan hakikat dan keberadaannya,
bahwa ia hadir dalam ruang yang tidak hampa. Ia dikelilingi oleh insane-insan lain dengan
berbagai persoalan dan latar belakangnya masing-masing.
Mahasiswa sebagai insan yang mandiri
Salah satu yang harus terpatri dalam diri mahasiswa adalah kesadaran kemandiriaannya.
Tuntutan ini lebih pada kemampuan mengolah hasil pikirannnya tanpa dipengaruhi oleh kekuatan
lain.

LOGIKA
Ada tiga tahapan yang dilalui oleh kata ‘logika’ sampai kemudian dikemas menjadi ilmu. Tahap
pertama adalah tentang ‘kata’ logika itu sendiri, kapankah kata itu pertama sekali di pakai
sebagai istilah? Dari bukunya Bertrand Russell “History of Western Philosophy” diceritakan bahwa
kata ‘logika’ itu pertama sekali digunakan oleh Zeno dari Citium.
Setelah itu kemudian diketahui juga bahwa ternyata Plato dan Socrates juga sudah banyak
melibatkan logika dalam banyak pembahasannya, tapi mereka (Plato dan Socrates,red) belum
atau tidak sampai kepada tahap memformalkan logika sebagai ilmu.
Logika pertama sekali diperkenalkan sebagai ilmu oleh Aristoteles dan kemudian di sebarkan
kepada pengikutnya sampai kemudian masuk ke dunia islam.
Menurut bukunya Richard B.Angel “Reasoning and Logic” , Aristoteles sendiri meninggalkan enam
buah buku khusus yang membicarakan ilmu logika ini yang oleh murid-muridnya diberi nama
“Organon”.
Keenam buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae
(Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai silogisme) Analitica Posteriora (
Mengenai pembuktian) Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai
kesalahan-kesalahan berpikir).
Adalah Theoprostus yang kemudian mengembangkan ilmu logika Aristoteles itu dan sekaligus
menyebarkannya sampai dikemudian hari masuk kedalam dunia islam.
Didunia islam, ilmu logika ini tidak diterima begitu saja dengan mulus, tapi direspon dengan
berbagai macam pendapat oleh tokoh-tokoh islam terkemuka. Ibnu Salih dan Imam Nawawi
misalnya, mereka sangat menentang penggunaan ilmu logika. Penentangan mereka itu bukan
hanya sebatas menentang tidak setuju atau tidak sepakat tapi jauh lebih keras dari itu.
Penentangan mereka sampai kepada mengharamkan ilmu logika untuk digunakan didalam dunia
islam.
Namu demikian, sebagian besar dari mereka (Jumhur Ulama) membolehkan mempelajari ilmu
logika dengan syarat orang-orang yang akan mempelajarinya sudah kokoh iman dan cukup
akalnya.
Selain penolakan yang tegas serupa diatas, diantara mereka ada juga yang malah
menganjurkannya, seperti Al-Gazali, Al-Farabi , Al-Kindi dan lain-lain. Al-Kindi bukan hanya
menganjurkan tapi malah mempelajari dan sekaligus menyelidiki logika yunani secara khusus,
bahkan Al-Farabi melakukannya lebih mendalam lagi dari apa yang sudah dilakukan oleh Al-Kindi.
Logika pada perkembanganya kemudian sempat mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika
bahkan dianggap sudah tidak bernilai dan dangkal sekali, barulah pada abad ke XIII sampai dengan
Abad XV tampil beberapa tokoh lain seperti Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus dan
Wilhelm Ocham yang coba mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu yang penting
untuk disejajarkan dengan ilmu-ilmu penting lainnya.
Pada abad ke XVII dan XVIII muncul lagi tokoh-tokoh berikutnya seperti Francis Bacon membuat
buku “Novum Organum Scientiarum” yang bahas-annya antara lain tentang metode induksi yang
terkenal itu. Imanuel Kant dengan Logika Transendental- nya dan W. Leibnitz dengan Logika
Aljabar.
Kemudian berikutnya muncullah tokoh-tokoh pencetus dan sekaligus orang yang paling dianggap
berjasa dalam pengembangan ilmu logika modern, seperti Bertrand Russell, George Boole dan
G.Frege. Dari tangan-tangan mereka inilah kemudian ilmu logika sampai kepada kita.
SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN »logika mantiq »pengertian
logika menurut ilmu »apa itu logika »ilmu logika »teori filsafat bertrand russel »ilmu logik »ilmu
mantiq silogisme »ulama yang setuju dan yang tidak setuju terhadap ilmu
mantiq »mantiq »sejarah singkat ilmu pengetahuan »tahapan metode histori filsafat
bahasa »bertrand russel sejarah filsafat »ilmu logika mantiq »ilmu logikai »pengantar sistem
ilmu logika »nama tokoh sejarah dalam buku sejarah form 2 »Sejarah munculnya ilmu
logika »penjelasan tentang LOGIKA »buku ilmu logika »sejarah dan perkembangan
logika »sejarah perkembangan logika »tokoh filsafat bahasa, Bertrand Russel »logika
keputusan »ilmu logika menurut para ulama islam »sejarah dan perkembangan logika
bahasa »ARTI NAMA BELTRAND »perkembangan logika bahasa »logika - keputusan »logika
ilmu »yohanes.tukilan »orang yang berjasa dalam ilmu pengetahuan islam »Logika Bahasa
sejarah dan perkembangannya »Logika Islam »sejarah logika islam »tahap-tahap
peradaban »islam ilmu logika »ARTI PENCETUS »tokoh-tokoh penjelasan pemikiran islam dunia
modern »sejarah logika modern »pengantar logika islam »pengertian tahap-tahap
perkembangan »bertrand russell »NAMA TOKOH-TOKOH ULAMA YANG TIDAK SETUJU DENGAN
ILMU MANTIQ »TOKOH-TOKOH ULAMA YANG TIDAK SETUJU DENGAN ILMU
MANTIQ »pengantar ilmu mantiq »mantiq silogisme »arti sejarah singkat logika »logika bahasa
pramodern »ilmu logika dalam islam »sejarah dan logika modern »pengertian dan pembahasan
logika »Pengertian Tahap-tahap Peradaban »pengertian tahap - tahap peradaban menurut
sejarah »Pengertian Logika dan Ilmu Mantiq »Tokoh-tokoh mantiq. »keputusan-keputusan
dalam ilmu pengantar logika »perkembangan ilmu - logika »logilka transendental »logika
transendental »riwayat bertrand russel »logika dalam sejarah »sejarah logika »sejarah logika
bahasa »sejarah perkembangan ILMU logika terhadap ilmu pengetahuan »penjelasan tahap
pencetus penyakit »Pembahasan tentang logika »sejarah ilmu logika »tokoh sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan »Ilmu logika/mantiq »arti Ilmu logika/mantiq »logika modern
Raymundus Lullus »perkembangan dan pembahasan logika »pengertian Logika mantiq »"logika"
CARA BERPIKIR CERDIK, KRITIS DAN ILMIAH
Gambaran Umu Berpikir Cerdik, Kritis Dan Ilmiah
Masa belajar di perguruan tinggi adalah masa yang penting bagi pengembangan nilai kepribadian.
Anda akan ditantang menghadapi gagasan-gagasan dan filosofi baru. Anda akan membuat
keputusan-keputusan pribadi dan karir yang akan mempengaruhi hidupnya. Salah satu pelajaran
terpenting yang akan diperoleh di perguruan tinggi adalah mengatur waktu antara bekerja,
belajar dan bersantai. Bila anda mampu mengembangkan manajemen waktu dan kemampuan
belajar yang baik di awal masa perkuliahan, maka tahun-tahun perkuliahan berikutnya akan
dijalani dengan sukses.
Belajar menguasai materi suatu kuliah tentu saja penting, namun mempelajari cara belajar dan
berpikir yang kritis, dalam beberapa hal, jauh lebih penting. Seperti usaha-usaha lainnya dalam
kehidupan, upaya untuk berpikir kritis dan belajar efesien pada awalnya membutuhkan usaha dan
waktu tambahan, tetapi ketika telah dikuasai, kemampuan-kemampuan tersebut akan
menghemat banyak waktu anda di masa depan.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang sukses secara akademis juga
merupakan mahasiswa-mahasiswa yang sangat sibuk. Karena mereka memiliki banyak pekerjaan
atau aktivitas ekstra-kurikuler, mereka harus dan mampu mengatur waktu secara efektif dan
belajar efesien. Salah satu kunci utama untuk sukses dalam belajar di perguruan tinggi adalah
menghindari menunda-nunda pekerjaan.. Dengan menentukan tujuan-tujuan yang jelas dan
spesifik serta bekerja mencapainya dalam keteraturan, anda akan mampu mengurangi keinginan
untuk menunda-nunda tersebut.

B. Beberapa pengertian
Menurut Pourwadarminta (1976):
Pikir : akal budi, pendapat
Berpikir: menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan dsb. Sesuatu.
Cerdas: sempurna perkembangan akal budinya (pandai, tajam pikiran dsb)
Cerdik: lekas mengerti dan pandai mencari akal; pintar; berakal; panjang akal.
Licik: banyak akal yang buruk. Kelicikan: kepandaian memutar balik perkataan.
Kritis: berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan
Ilmiah: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan
Jadi definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
mengembangkan dsb. Secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu
pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan
dan penjelasan kebenaran.
Berpikir cerdik adalah menggunakan akal budi agar cepat mengerti suatu permasalahan
yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya secara cepat dan tepat.
Berpikir kritis adalah menggunakan akal budi untuk menelaah sesuatu dengan hati-hati.
Berpikir kritis didefinisikan sebagai ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk
apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu
pernyataan dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya.
Berpikir cerdik, kritis dan ilmiah adalah cara berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip
logis, hati-hati, cepat dan tepat untuk menelaah suatu pernyataan atau permasahan,
serta memberikan solusi yang cepat dan tepat.
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari
suatu rasa sangsi (atau keyakinan) terhadap sesuatu dan keinginan untuk memperoleh
suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini
memerlukan pemecahan dan untuk itu dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia
dengan metode yang tepat. Berpikir mengandung 2 unsur penting yaitu unsur logis dan unsure
analitik.

C. Mengembangkan kemampuan berpikir cerdik


Berpikir cerdik berbeda dengan berpikir licik. Berpikir cerdik berarti kita menggunakan
akal budi untuk mendapatkan cara-cara yang baik untuk mengatasi suatu permasalahan.
Berbeda dengan berpikir licik yang berusaha menggunakan akalnya untuk mencari cara
yang buruk untuk memutarbalikkan fakta. Memang, kadangkala amat sulit membedakan
antara berpikir cerdik dan licik.
Simak ceritera “Si Kancil”
Ketika si Kancil tertangkap petani dan dikurung dalam “kurungan” ia tidak panik. Ia sadar
bahwa ia akan di sembelih untuk santapan “sang Petani”. Ia kemudian berpikir bagaimana
caranya melepaskan diri. Ia kemudian melihat kurungan dan menyimpulkan bahwa ia
tidak mungkin mampu membuka kurungan. Apa akal? Selagi ia berpikir datanglah seorang
anjing. Pada saat itu terlintaslah sebuah ide.
“Ngapain kau kancil”, tanya anjing.
“Aku mau dijadikan mantu oleh pak Tani”, jawab si Kancil.
“Enak ya kamu Cil”, si Anjing iri.
“Kamu mau dijadikan mantu?”, si Kancil memancing.
“Mau!”, jawab anjing.
“Kalau begitu, kau masuk ke dalam kurungan ini”, kata si Kancil.
“Okey”, kata anjing dengan gembira.
Simak pula ceritera Abunawas berikut ini.
Baginda Raya Harun Al Rasyid memanggil Abunawas untuk meminta nasehat karena ia
sudah sebulan tidak berselera makan. Abunawas berpikir sejenak.
“Baginda, hamba punya saran. Di hutan Tutupan, ada kijang berbulu putih yang dagingnya
sangat lezat. Baginda pasti sembuh. Syaratnya Baginda harus menangkapnya sendiri”, kata
Abunawas.
“Baik, besok kita berangkat”, kata Baginda
Merekapun pergi berburu melalui jalan yang rumit. Baginda tampak lelah, haus dan lapar.
Abunawas kemudian pergi memancing dan mendapatkan beberapa ekor ikan yang kemudian
diberi garam dan asam serta memanggangnya.
Bau harum semakin membuat baginda lapar.
“Mari kita makan, Baginda”, ajak Abunawas.
“Baik”, Baginda sangat berselera, dan memakan habis ikan tersebut.
“Belum pernah aku memakan masakan selezat ini”. Mari kita lanjutkan berburunya”, ajak
Baginda.
“Maaf Baginda kijang itu tidak ada”, jawab Abunawas.
“Lalu bagaimana dengan kesembuhan saya”, tanya Baginda.
“Baginda telah sembuh dari penyakit baginda”, jawab Abunawas.
Dari ceritera itu, dapat kita baca bahwa si Kancil berusaha menggunakan akal pikirannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Ia berhasil menemukan ide dengan cepat meskipun ia harus
mengorbankan pihak lain. Cerdik atau licik?
Berbeda dengan ceritera kedua dimana Abunawas dalam waktu yang singkat mampu mencarikan
solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Baginda. Meskipun ceritera itu agak
konyol, dapat dinyatakan bahwa Abunawar mampu berpikir cerdik. Memecahkan masalah
dengan tepat dalam waktu yang cepat.
C.1. Strategi berpikir cerdik
Ada 8 strategi yang dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktif untuk memecahkan
masalah:
Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum
pernah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan).
Bayangkan
Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas.
Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, dan kombinasikan ulang ide-ide, bayangan-
bayangan dan pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau
ketidakwajaran.
Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara persoalan-persoalan yang berbeda.
Berpikir secara berlawanan
Berpikir secara metafora
Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan.

D. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis


Hanya sedikit hal dalam hidup ini yang berupa hitam dan putih. Sehingga sangat penting untuk
mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sisi hingga mampu mencapai kesimpulan yang logis.
Salah satu hal penting yang akan anda pelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis dan tidak
menerima apa yang anda lihat dan dengar secara seketika. Berpikir kritis sangat penting dalam
mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah anda ketahui. Meskipun
anda tidak mengetahui semuanya, anda dapat belajar untuk bertanya secara efektif dan mencapai
kesimpulan yang konsisten dengan fakta.
Ketika anda menjumpai fakta, gagasan atau konsep baru, pastikan anda memahami dan
mengetahui istilah-istilah yang ada.
Pelajari bagaimana fakta atau informasi diperoleh. Apakah diperoleh dari percobaan, apakah
percobaan tersebut dilakukan dengan baik dan bebas bias? Dapatkah percobaan itu diulangi?
Jangan terima semua pernyataan pada secara seketika. Apakah sumber
informasi tersebut dapat dipercaya?
Pertimbangkan apakah kesimpulan mengikuti fakta? Bila fakta tidak mendukung
kesimpulan, ajukan pertanyaan dan tentukan kenapa demikian. Apakah argumen yang
dipergunakan logis atau mengambang?
Terbuka terhadap gagasan baru. Contoh terkenal adalah teori tektonik lempeng.
Meskipun prinsip-prinsip dasarnya telah diketahui pada awal abad 20, namun teori tersebut baru
diterima kalangan luas setelah tahun 1970-an setelah bukti-bukti yang berlimpah.
Lihatlah pada gambaran yang besar untuk menentukan bagaimana berbagai unsur dalam
topik tersebut dihubungkan. Sebagai contoh, bagaimana pembangunan sebuah bendungan akan
mempengaruhi bentuk sungai? Apa yang akan terjadi pada pantai di mana sungai tersebut
bermuara? Salah satu pelajaran yang sangat penting (yang juga membedakan geologi dengan ilmu
lainnya) adalah bagaimana saling keterkaitan dan ketergantungan berbagai sistem di Bumi ini.
Ketika anda mengubah salah satu, anda akan mengubah berbagai hal lainnya pula.

C.1. Karakteristik pemikir kritis


- jujur terhadap diri sendiri
- melawan manupulasi
- mengatasi kebingungan (confusion)
- mereka selalu bertanya
- mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti
- mereka mencari hubungan antar topik
- mereka bebas secara intelektual
C.2. Strategi untuk membaca secara kritis
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri anda sendiri:
Apa topiknya?
Kesimpulan apa yang diambil oleh pengarang tentang topik tersebut?
Alasan-alasan apa yang diutarakan pengarang yang dapat dipercaya?
Apakah pengarang menggunakan fakta atau opini?
Apakah pengarang menggunakan kata-kata netral atau emosional?
E. Mengembangkan berpikir ilmiah
Sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi (terutama di perguruan tinggi) pelajar itu diajar agar
berpikir ilmiah, yaitu berpikir logis-empiris. Di perguruan tinggi, sebelum mahasiswa mengadakan
penelitian untuk menulis skripsi atau tugas akhir, mereka belajar Metodologi Riset, di situ mereka
pasti diajari metode ilmiah (scientific method). Rumus metode ilmiah ialah logico-hypotetico-
verificatif. Artinya, sesuatu yang benar itu haruslah logis dan didukung data empiris. Metode
ilmiah inilah yang merupakan grand theory yang darinya diturunkan metode-metode penelitian.
Rumus logico-hypotetico-verifikatif adalah tulang punggung teori penelitian ilmiah, sedangkan
penelitian ilmiah itu adalah cara yang sah dalam memperoleh kebenaran ilmiah.

E.1. Metode ilmiah


Kerja memecahkan masalah akan sangat berbeda antara seorang sarjana dengan seorang
awam. Seorang sarjana selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan
subyektif. Sebaliknya bagi orang awam, kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran
pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap masuk akal oleh banyak orang.
Dalam menelaah, seorang sarjana dapat saja mempunyai teknik, pendekatan ataupun cara
yang berbeda dengan seorang ilmuwah lainnya. Tetapi kedua sarjana tersebut tetap mempunyai
satu falsafah yang sama dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan metode ilmiah.
Dapat didefinisikan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode ilmiah dalam menelaah
atau meneliti mempunyai criteria serta langkah-langkah tertentu dalam bekerja, seperti tertera
dalam skema di bawah ini.

Metode Ilmiah

Kriteria Langkah-langkah

Berdasarkan fakta. Memilih dan mendefinisikan masalah


Bebas dari prasangka Surevi terhadap data yang tersedia
Menggunakan prinsip-prinsip analisis Memformulasikan hipotesis
Menggunaksn hipotesis Membangun kerangka analisis serta
Menggunakan ukuran obyektif alat-alat dalam menguji hipotesis
Menggunakan teknik kuantifikasi Mengumpulkan data primer
Mengolah, menganalisis serta
membuat interpretasi.
Membuat generalisasi dan kesimpulan

Sistematika dalam metode ilmiah sesungguhnya merupakan manifestasi dari alur berpikir yang
dipergunakan untuk menganalisis suatu permasalahan. Alur berpikir dalam metode ilmiah
memberi pedoman kepada para ilmuwan dalam memecahkan persoalan menurut integritas
berpikir deduksi dan induksi.

E.2. Pola berpikir induktif dan deduktif


Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara
deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau
empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara rasionalisme dan empirisme,
karena kebenaran dengan cara berpikir ini bersifat relatif atau tidak mutlak. Oleh karena itu,
seorang sarjana atau ilmuwan haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran
mutlak yang tidak bisa dijangkau oleh cara berpikir ilmiah.
Induksi merupakan cara berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-
kasus yang bersifat individual. Sementara deduktif merupakan cara berpikir yang berpangkal dari
pernyataan umum, dan dari sini ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Contoh induktif
Contoh 1.
Proposisi 1: Si A “titip tanda tangan daftar hadir” pada si C agar memenuhi syarat kehadiran kuliah
75% untuk dapat mengikuti ujian.
Proposisi 2: Karyawan X nampak bekerja giat pada saat mandornya mengawasinya, tetapi jika
tidak diawasi ia santai saja.
Proposisi 3: Dosen Q “titip” mencetakkan kartu hadirnya ke dalam time recorder agar tidak
ketahuan kalau datangnya tidak pagi dan pulangnya belum siang.
Proposisi 4: Pada saat rapat Kepala Bagian, K tidak pernah mengajukan keberatan-keberatan
karena takut dianggap pembangkang dan tidak loyal.
Kesimpulan: Sikap munafik (hipokrit) terjadi karena ketakutan akan sangsi.

Contoh 2.
Proposisi 1: Si T selalu mengikuti kuliah karena menganggap kuliah yang diberikan dosen itu
menarik dan amat penting isinya.
Proposisi 2: Si U selalu hadir mengikuti penataran walaupun ia menganggap isinya tidak berguna
baginya, karena penataran itu menjadi salah-satu syarat bagi kenaikan pangkatnya.
Proposisi 3: Si Z selalu mengikuti kuliah Pak Q karena ia takut jika tidak hadir akan merusakkan
hubungannya dengan keponakan Pak Q
Kesimpula 1: Kesediaan mengikuti kegiatan pendidikan tergantung pada persepsi mengenai
manfaatnya.
Kesimpulan 2: Motif orang mengikuti kegiatan pendidikan tidak selalu sama.

Kesimpulan-kesimpulan di atas bisa ditingkatkan menjadi teori:


Teori 1: Kemunafikan terjadi karena sikap otoriter atasan.
Teori 2: Kesediaan melakukan sesuatu dipengaruhi oleh persepsi mengenai manfaat sesuatu.
Teori 3: Motivasi orang melakukan sesuatu tidak selalu sama.
Jika ketiga teori itu dipadukan, akan menjadi kesimpulan yang bunyinya: “Perilaku seseorang
tergantung pada situasi, persepsi dan motivasi.
Contoh deduktif
Contoh 1.
Proposisi 1: Perilaku merupakan fungsi motif (teori: asumsi)
Proposisi 2: Banyak mahasiswa tidak mau aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan.
(perilaku: gejala empirik).
Kesimpulan: Ada motif mengapa mahasiswa tidak mau aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
Cohtoh 2.
Proposisi 1: Peran serta bergantung pada iklim demokrasi.
Proposisi 2: Peran guru-guru dalam kegiatan administrasi pendidikan sangat tinggi.
Kesimpulan: Atasan para guru bersikap demokratik.
Contoh mendedusi yang salah
Proposisi 1: Manusia merupakan makhluk social yang suka hidup berkelompok dan ada pemimpin
di dalamnya.
Preposisi 2: Semut suka hidup berkelompok dan di dalamnya ada pemimpinnya.
Kesimpulan: Manusia itu tergolong semut.

Kesimpulan
Semoga ilmu manfaat bagi banyak orang lebih khsusus Nduga,karena melihat tragedi-tragedi
terjadi di papua khusus di Nduga adalah kabupaten operasi militer tidak kemanusiawi terjadi hal
ini cara bagaimana bisa terjadi dan rakyat kami tertinggal dan pergi itu hidup bebas lancar
aktivitas Cuma mahasiswa bisa terkendali.persoalan papua sepertinya masalah Nduga
masyarakat papua juga berpikir rasional.
Menjadi kesimpulan saya disini bahwa organisasi HPM-N fagum dalam hal tidak berjalan dengan
baik sesuai denga AD/ART kita pernah jalankan sesuai kebutuhan organisasi,saya mengingatkan
juga bahwa senioritas dan maupun junior sedang ”Eksudus di papua” segara kembali dan sesuai
tugas dan tanggung jawab kami dikota study makassar sulawesi selatan selamat bergabung
himpunan pelajar/i Nduga (HPM-N).
Akhir kata ”Good luck”
Referensi manfaat bagi banyak orang.

Makassar,13 frebruary 2020


Direct by ALBERT GIBAN

Anda mungkin juga menyukai