Anda di halaman 1dari 7

PAPER ARGUMENTASI TIM KONTRA

MATA KULIAH KOMUNIKASI ORGANISASI

Dosen Pengampu :

Sherly Hindra Negoro, M.I.Kom.

Disusun oleh :

Barbarian Dath (210907495)


Louisa Novita Schmidt (210907501)
Paola Malvi Rambumerah Revolusi (210907502)
Yoanita Lintang Ingtyastika (210907507)
Zheerlin Larantika Djati Kusuma (210907514)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2022
Mosi Debat :
Menurut pandangan objektif (fungsionalisme), nilai-nilai dan ritual dalam organisasi perlu
dikendalikan untuk menjamin keutuhan dan kelangsungan hidup organisasi.

Berdasarkan mosi debat yang telah ditentukan, kami dari tim kontra tidak setuju akan
pernyataan terkait nilai-nilai dan ritual dalam organisasi perlu dikendalikan demi menjamin
keutuhan dan kelangsungan hidup dalam organisasi tersebut. Nilai-nilai dan ritual dalam
organisasi yang perlu dikendalikan untuk menjamin keutuhan dan kelangsungan hidup
organisasi, memang penting jika dilihat dalam pandangan objektif (fungsionalisme). Namun,
kami team kontra tidak setuju jika sepenuhnya berfokus dalam menjaga nilai-nilai dan ritual
organisasi saja. Nilai-nilai dan ritual di dalam sebuah organisasi, meskipun dikendalikan guna
menjaga keutuhan organisasi, kenyataan hasilnya tidak demikian pada prakteknya. Kemajuan
organisasi akan sulit untuk dicapai jika nilai-nilai dan ritual organisasi dikendalikan dalam
prakteknya, dikarenakan tidak memberikan ruang bagi anggota organisasi untuk melakukan
improvisasi dan berkembang terhadap tugas mereka.
Edgar Schein dalam Mulyana (1992) mencatat bahwa nilai-nilai yang dipegang oleh
anggota organisasi sering (meski tidak selalu) terwujud secara lahiriah perilaku. Ini
mengisyaratkan bahwa budaya organisasi lahir dari perilaku orang-orang di dalamnya, bukan
hanya dari nilai-nilai dan ritual yang dikendalikan oleh organisasi. Tidak semua improvisasi yang
dihasilkan berdampak buruk bagi organisasi. Menurut Katherine (2015, p. 76) budaya organisasi
seringkali bersifat ambigu, karena ada beberapa manifestasi budaya organisasi yang sulit untuk
di interpretasikan. Jika nilai-nilai dan ritual organisasi ini dikendalikan, akan ada kesulitan yang
dihadapi oleh anggota organisasi dalam menginterpretasikan budaya organisasi. Kami menilai
bahwa nilai-nilai dan ritual organisasi juga harus ditinjau dari pandangan subyektif, dan ada hal
yang penting dibandingkan dengan pandangan obyektif pada pelaksanaannya dalam
mempertahankan berdirinya organisasi.
Nilai-nilai dan ritual organisasi ini sifatnya harus fleksibel, tidak kaku dan mampu
menyesuaikan dengan perkembangan waktu. Kami menilai bahwa nilai-nilai dan ritual organisasi
sudah benar terbentuknya, bersamaan dengan sedari awal terbentuknya organisasi. Maka dari itu,
bukan nilai-nilai dan ritual organisasi inilah yang perlu dipertahankan untuk menjaga
kelangsungan organisasi, tapi kegunaan, maknanya, dan dampaknya untuk masa sekarang dan
masa depan bagi anggota organisasi yang perlu diperhatikan, termasuk komponen-komponen
pendukung dari nilai-nilai organisasi ini.

ARGUMENTASI TIM KONTRA

Menurut dari team kontra, yang perlu dikendalikan dan diperhatikan untuk menjamin keutuhan
dan kelangsungan hidup organisasi, antara lain :

1. Penggerak organisasi seperti sarpras yang menunjang, jaminan-jaminan organisasi, dan


kesejahteraan kehidupan karyawan yang bekerja. Ketiga hal ini berperan dalam menunjang
organisasi dalam suatu perusahaan, juga penting untuk diperhatikan selain dari nilai-nilai dan
budaya organisasi. Sarpras berperan penting untuk membantu kemudahan organisasi dalam
bagian praktik. Jika sarpras tidak mampu menunjang organisasi, kemunduran organisasi
dapat terjadi sewaktu-waktu. Jaminan-jaminan dan kesejahteraan kehidupan karyawan juga
penting dan sangat berpengaruh untuk menjaga berdirinya organisasi. Jaminan organisasi
berhubungan dengan kesejahteraan karyawan. Jaminan ini seperti apa-apa saja yang
disiapkan oleh perusahaan jika sewaktu-waktu karyawan mengalami masalah seperti
tunjangan untuk karyawan yang kemalangan atau yang terburuknya meninggal saat
melakukan pekerjaan, jaminan kesehatan, jaminan tabungan, dan jaminan-jaminan lainnya.
Adanya 3 hal ini juga menjadi seolah-olah penarik hati dan mempersuasif karyawan, bahkan
bagi mereka yang baru bekerja agar bisa yakin untuk bekerja dan mendedikasikan diri
mereka dalam perusahaan atau organisasi.

2. Koneksi atau relasi dengan hubungan dari luar organisasi. Mencari dan menjaga hubungan
dengan organisasi lain adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam mempertahankan
berdirinya suatu organisasi. Suatu organisasi tidak bisa berdiri dengan sendirinya. Selain dari
faktor internal, organisasi juga berkembang dan bertahan lewat faktor eksternal. Lewat
bantuan atau relasi dengan organisasi lain, organisasi yang semulanya kecil bisa bertahan
bahkan berkembang. Relasi yang baik, akan menimbulkan hasil yang baik juga dalam
kerjasama antar organisasi. Adanya nilai-nilai dan ritual tersendiri dalam organisasi memang
menjadi ciri khasnya tersendiri sehingga memberi kesan keragaman dalam berbagai
organisasi. Namun perlu diingat juga, nilai-nilai dan ritual ini juga bisa menjadi penghalang
dalam relasi antar organisasi jika dikendalikan. Ketika berbaur dengan organisasi lain untuk
bertahan atau mengembangkan, budaya organisasi ini lebih baik untuk dikesampingkan dan
tidak dikendalikan untuk mempelajari budaya organisasi lain, sehingga relasi bisa berjalan
dengan baik. Karena sudah jelas, nilai-nilai dan ritual organisasi tidaklah sama.

3. Ide-ide, inovasi baru, dan keanekaragaman dalam mengembangkan organisasi. Seiring


berjalannya waktu, perubahan banyak terjadi dimana-mana. Termasuk di organisasi. Jika
mengendalikan nilai-nilai dan ritual organisasi, pastinya menghalang munculnya ide-ide,
inovasi, bahkan keanekaragaman dalam organisasi karena keterbatasan dan semuanya harus
berpatokan disitu. Di era sekarang, manusia akan mudah berkembang jika memiliki
pemikiran out of the box, atau diluar dari kemampuan berpikir yang menghasilkan inovasi
yang tidak biasa. Perkembangan waktu ke waktu membuat organisasi harus mampu
menyesuaikan hal ini dan jika berpatokan dengan menjaga nilai-nilai budaya organisasi, akan
sulit pada pelaksanaan nya karena dihalangi oleh nilai-nilai dan ritual yang dikendalikan
dalam organisasi. Ini yang harus dihindari. Perlu adanya pemberian ruang pada karyawan
atau anggota organisasi untuk berinovasi dan menghasilkan ide-ide diluar ritual organisasi,
selagi bisa menjaga keutuhan organisasi, terlebih lagi diwarnai dengan keragaman yang
berbeda-beda tiap individunya pasti berdampak baik pada organisasi. Dengan demikan,
dikarenakan dengan keragaman ini, organisasi dapat dinilai unik karena tidak hanya dari satu
pemikiran. Dibandingkan monoton mengikuti nilai-nilai dan ritual organisasi yang
dikendalikan praktiknya.

4. Hal yang tidak perlu dikendalikan demi menjamin kelangsungan sebuah organisasi adalah
rasionalitas terikat. Secara umum, rasional terikat diartikan sebagai pengambilan keputusan
yang rasional dalam batasan informasi yang didapat oleh organisasi. Hal ini, justru terkesan
membatasi jangkauan pengambilan keputusan karena baik informasi yang didapat banyak
atau sedikit, selama informasi bersifat akurat dan dirasa cukup maka organisasi memiliki hak
sepenuhnya untuk mengambil berbagai macam keputusan yang menguntungkan atau
menjauhkan organisasi dari kerugian tanpa harus dibatasi. Kelalaian dalam organisasi
membiarkan informasi kecil dengan dalih menunggu 'bukti lebih' kerap kali mendorong
organisasi pada situasi yang tidak disangka-sangka dan berpotensi besar merugikan
organisasi.
5. Salah satu contoh organisasi yang bisa kami berikan adalah perusahaan Microsoft. Microsoft
membebaskan para karyawan atau pekerja nya untuk memilih bekerja dari rumah atau ingin
dari kantor, bahkan sebelum pandemi Covid-19 yang sekarang ini melanda dunia. Microsoft
ingin pekerjanya memanfaatkan teknologi yang ada untuk bekerja. Seperti pekerjaan yang
paperless, inovasi dan ide-ide dalam pengembangan perangkat lunak Microsoft, dan
transformasi tempat bekerja yang memudahkan tugas-tugas mereka tanpa harus bertatap
muka di kantor. Padahal jika melihat nilai-nilai ataupun ritual pada organisasi lain, suatu
individu diwajibkan untuk melakukan semua itu di kantor atau tempat organisasi tersebut
berdiri. Tetapi tidak dengan Microsoft, organisasi tersebut justru mengabaikan hal itu, dan
sebagai gantinya ide-ide serta inovasi dari keragaman anggota organisasi diperlukan.
Hasilnya? Organisasi tersebut masih berdiri hingga sekarang, bahkan semakin berkembang
dan memudahkan pekerjaan bagi pengguna perangkat lunak Microsoft. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai dan ritual organisasi tidak pasti dikendalikan,
kenyataannya tidak menutup kemungkinan untuk bertahan bahkan berkembangnya suatu
organisasi itu sendiri.

6. Salah satu hal yang sangat menonjol dalam sebuah organisasi adalah jika ada opini yang
berbeda, sebaiknya disimpan untuk diri sendiri daripada dikemukakan. Budaya ini rasanya
sudah mendarah daging di semua organisasi dan mengakibatkan sebuah organisasi sangat
susah untuk mencoba hal baru dan berkembang. Ada baiknya dalam sebuah organisasi, tiap
anggota memiliki kesetaraan dalam mengemukakan pendapatnya selama tidak bersifat
SARA atau merundung pihak lain. Meski baru dan asing bagi organisasi, tidak ada salahnya
untuk mendengar opini yang berbeda. Hal ini juga akan membantu sebuah organisasi untuk
berkembang. Sebuah organisasi juga sebaiknya mau menerima kritik dan saran yang
membangun, sekalipun bukan dari anggotanya sendiri. Hal ini memudahkan organisasi
membentuk sifat sportif dan netral, serta tidak biased terhadap salah satu sisi saja.

7. Kredibilitas adalah faktor utama mengapa seorang anggota direkrut untuk bergabung pada
sebuah organisasi dan mengapa seorang anggota dapat menjadi pengurus dalam sebuah
organisasi. Namun, nampaknya hal ini sangat sulit diterapkan karena adanya budaya
organisasi yang disebut senioritas. 'Anak baru' kerap tidak dianggap meski berpotensi besar
karena dua faktor. Yang pertama yakni umur dan yang kedua yakni lamanya waktu
bergabung. Budaya organisasi seperti ini tentunya sangat menghambat anggota untuk
berkembang. Kemampuan seorang anggota tidak seharusnya dibatasi karena umur, angkatan,
atau kapan mereka bergabung. Lebih muda atau lebih tua tidak membuktikan kemampuan
kinerja seseorang, terlebih dalam sebuah organisasi yang menjunjung sifat kekeluargaan
seharusnya tidak meremehkan kemampuan anggotanya atau memotong peluang anggota
untuk menjadi lebih maju hanya karena 'senior' tidak mampu berkembang. Sebuah organisasi
harus adil dan bijaksana dalam mempertimbangkan kinerja riil anggotanya demi dapat terus
berkembang dan maju.

KESIMPULAN

Jika dilihat dari satu pandangan, nilai-nilai dan ritual organisasi memang penting untuk
dipertahankan karena merupakan identitas dari organisasi itu sendiri. Namun, ini bukan berarti
mengabaikan pandangan lainnya terhadap kemajuan dan bertahannya organisasi hanya karena
ingin mempertahankan. Seperti argumen-argumen yang telah disampaikan beserta contohnya,
tanpa pengendalian nilai-nilai dan ritual organisasi, organisasi masih bisa berdiri. Justru
sebaliknya, nilai-nilai dan ritual organisasi ini akan terasa kaku pada organisasi jika
dikendalikan. Dengan demikian, yang perlu untuk dikendalikan dan dipertahankan yaitu
pemaknaan dari budaya organisasi bagi anggotanya. Selain itu, kemajuan zaman dan waktu masa
sekarang menjadikan organisasi harus fleksibel dan tidak boleh kaku. Nilai-nilai dan ritual
organisasi yang dikendalikan malah akan menjadi penghalang dari fleksibilitas organisasi,
terutama bagi mereka yang berpotensi untuk mengembangkan organisasi, malah tidak bisa
mengeluarkan potensinya secara maksimal. Jika ini terjadi, akan sulit untuk mempertahankan
organisasi, bahkan mengembangkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Lohy, M. helena, & Pribadi, F. (2021). Kekerasan Dalam Senioritas Di Lingkungan Pendidikan.
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(1), 159–171. https://doi.org/10.38043/jids.v5i1.2938

Miller, K. (2015). Organizational Communication: Approaches And Processes, Seventh Edition.


USA: Cengage Learning.

Mulyana, D. (Eds.). (2015). Komunikasi organisasi : Strategi meningkatkan kinerja perusahaan.


Rosda.

Pranawati, S., Ginanjar, A., & Matindas, R. (2020). Pilihan rasional ataukah pilihan yang terikat
secara sosial? Studi kasus pengambilan keputusan pada remaja perempuan yang terlibat
prostitusi. Jurnal Psikologi Sosial, 19(3), 217-229. https://doi.org/10.7454/jps.2021.24

Anda mungkin juga menyukai