6646-Article Text-10105-11898-10-20161128

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Pemanfaatan dan Kesalah-

pemanfaatan; Analisis Impas


Oleh : Syamsul Hadi

Pendahuluan Sedangkan Maijin Kontribusi per satuan


Analisis Impas sering juga disebut adalah Harga jual per satuan - Biaya
dengan analisis break even point atau Variabel per satuan
analisis cost profit and volume, analisis ini Bila pendekatan grafts yang dipakai,
bertujuanuntukmencarivolumepenjualan maka keadaan BEP akan didapat bila garis
baik dalam satuan kuantitas produk (unit) Total Biaya bertemu dengan garis
atau dalam satuan uang (rupiah) yang akan Penjualan. Nilai yang teikandung dalam
menghasilkanlabapenisaha^samadengan titik BEP ini, baik untuk nilai volume
nol. Dengan demikian maka pada saat itu penjualan maupu nilai penjualan akan
perusahaan dalam keadaan impas, tidak ku rang akurat. Hal ini antaralain disebabkan
mendapatkanlabadanjugatidakmenderita olehkekurangancermatandalampenentuan
kerugian atau sering disebut dengan BEP. skalamaupunpenglihatan titiktemu grafik.
Kondisi perusahaan yang tidak Kesalahan akan senantiasabesarblla satuan
mengalami kerugian dan juga tidak skala yang dipakai Juga besar.
mendapatkan laba ini dapat dicari dengan Grafik BEP adalah sebagai berikut:
menggunakan dua pendekatan, yaitu
pendekatan matematis dan pendekatan
grafis. Kedua pendekatan ini dapat Rp . Penj
dikatakansudahdihafaldi luar kepalaoleh
mereka yang mempelajari ilmu ekonomi.
Dengan menggunakan pendekatan ^ BT + BV

matematis,kondisi BEP suatu perusahaan bep


dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus(Bishopetall, 1988,Brigham, 1985): HT

0 V.
Biaya Tetap
BEP (rupiah) =
Biaya Variabel
1-
Penjualan Catatan:
atau
BT = Biaya Tetap
Biaya Tetap
BEP (satuan)= BY = Biaya Variabel
Marjin Kontribusi per satuan PenJ = Penjualan

Drs. H.Syamsul Hadi, M.S., Ak. adalah Dosen Tetap padaJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UII,
Yogyakarla

86
Pemanfaatan Analisis Impas itu bila keluaran sama dengan nol, maka
Analisis impas ini dapatdigunakanuntuk biaya ini tetap harus dikeluaikan karena
dua hal sangat berbeda, yaitu untuk fasilitas masih ada dan siap untuk
melakukan eValuasi atas program yang digunakan. Sedangkan baiaya variabel
sudah beijalan atau melakukan perencanaan adalah biaya yang jumlah pengeluarannya
atas suatu program yang akan dijalankan. dipengaruhi oleh besar kecilnya keluaran
Dengan melakukan evaluasi atas program produk, sehinggakeluamnyanol biayajenis
yang telah berjalan, maka akan dapat ini tidak harus dikeluaikan. Bila keluaran
diketahui berapakah tingkat BE? untuk diharapkanbanyak,makajumlahbiayajenls
sebuah pefusahaan pada periode yang lalu. ini harus banyak pula dikeluarkan. Jenis
Analisis (dalam beberapa kasus)juga dapat kelompok biaya ketiga adalah biaya semi
mengetahui tingkat BE? untuk masing- variabel. Biayasemi variabel, walupun pada
masing produk yang dijual bila perusahaan kenyataannya ada, tidak . diakui
menjual produk lebih dari satu jenis. keberadaannya, sehingga harus
Analisis per jenis produk ini hanya dapat dialokasikan atau dipisahkan menjadi biaya
dilakukan dengan baik bilabiaya tetap dapat tetapdan biaya variabel. Mengingat sifatnya,
dialokasikan dengan baikkemasing-masing maka biaya semi variabel ini akan
produk. Sebaliknya, bila alokasi biaya tetap bertambah bila keluaran bertambah, tetapi
dilakukan dengan tingkat kecermatan yang bila keluarannya sama dengan nol biaya ini
rendah, makahasil analisis yang dihasilkan juga masih tetap harus dikeluarkan. Jenis
hanyalah suatu angka yang tidak banyak biaya ini memiliki sifat biaya tetap maupun
berarti. Dengan menerapkan analisis impas sifat biaya variabel. Untuk memisahkan
guna perencanaan, manajemen dapat biaya biaya semi variabel dikenal beberapa
mengetahui volume penjualan yang harus metode, antara metode biaya beijaga, titik
dapat dicapai agar perusahaan yang ia tertinggi dan titik terendah, setengah rata-
pimpin tidak mengalamikerugianatau dapat rata atau menggunakan metode kuadrat
mencapai target yang ditentukan. terkecil (Mulyadi, 1988). Berdasarkan
kenyataan ini, maka analisis impas adalah
Analisislmpas Untuk Evaluasi Program sebuah analisis yang disusun berdasarkan
Berjalan pendekatan harga pokok variabel. Dengan
Bila analisis ini dimanfaatkan, maka pendekatan harga pokok variabel, maka
analisis dapat dilakukan dengan barang hanya akan dibebaru dengan harga
mendasarkan diri pada laporan Laba-Rugi pokok yang bersifatvariabelsaja, dan semua
perusahaan yang sudah disusun. Untuk biaya tetap akan dibebarikan secaraperiodik
dapatmelakukan analisis BEP,maka semua (pada periode terjadinya)
biaya yang ada di perusahaan harus Untuk mempeijelas penggunaan analisis
dipisahkan menjadi biaya tetap d^ biaya^ ini diberikan contoh sebagai berikut:
variabel. Biaya tetap adalah biaya'yang Pedagang asongan Es Dawet Asli gula
besarpengeluarannyatidaktergantungpada jawa menggunakan gerobak dorong untuk
keluaran yang dihasilkan, tetapi tegantung menjajakan dagangannya. Untuk
padafasilitasyangdiinginkan. Olehkarena mempermudah penjualan, maka ia

87
menggelardagangannyadi lapangan paridr seandainya (yaitu seandalnya penjualannya
MonumenYogyaKembali.SetiapgelasEs turun dan sebagainya) dan dapat mengetahui
dawet ia jual dengan harga Rp. 250,-. kondisi perusahaan masa lalu. Hal yang
Sedangkan biaya yang harus ia keluarkan samajuga dapat diketahui dari laporan rugi
adalan : Es Rp. 40,- per gelas, Dawet Rp. laba. Misalkan pada contoh di atas, maka
25,- per gelas, air kelapa Rp. 10,- per gelas, dapat diketahui bahwa laporan rugi-laba
biaya makanRp. 1.500,-per had, refribusi akan menunjukkan laba sebesar Rp. 250,-,
tempat berdagang Rp. 500,- per hari serta dan dengan pasti diketahui bahwa tidak
sewa peralatan Rp. 3.000,- per hari. Pada dalam keadaan merugi.
hari Selasayang sepi iahanya dapatmenjual
30 gelas es dawet dan menghasilkan Analisis Impas Untuk Perencanaan Pro
pendapatan Rp. 7.500,-. gram
Berdasarkan data tersebut di atas, maka (Penentuan Volume Penjualan)
biaya variabelpergelas adalahRp. 75,- dan Analisis impas akan lebih banyak
biaya tetap per hari adalah Rp. 5.000,- bermanfaat bila digunakan sebagai alat
(terdiri atas sewa peralatan Rp. 3.000,-; analisis perencanaan program atau
biaya makan Rp. 1.500,- dan retribusi Rp. perencanaan pelaksanaan. Dengan
500,-). Ella pedagang tersebut ingin menggunakan analisis ini manajemen pal
mengetahui titik impas pada hari Selasa ing tidak dapat mengetahui volume
yang lalu, maka titik impasnya adalah : penjualan yang harus didapat atau dicapal
agar tujuan dapat tercapai. Dengan
5.000 diketahuinya volume penjualan minimal
BEP (rupiah) = =Rp.7.I42,86atau28,57gelas ini maka manajemen dapat mengarahkan
75x30
barisan penjualan yang dimilikinya
250 X 30 sedemikian rupa sehingga target penjualan
dapat tercapai.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka Untuk mempermudah pemahaman,
penjual es dawet asli.gula jawa akan diambil contoh di atas dengan sedikit
mengalami BEP bila ia dapatmenjual28,57 modifikasi. Misalkan penjual es dawet di
gelas atau mendapatkan hasil penjualan atas menginginkan laba sebesarRp. 3.000,-
sebesar Rp. 7.142,86. Karena temyata ia pada hari Rabu, makapeiiiitunganpenjualan
dapat menjual es dawet sebanyak 30 gelas, es dawet yang harus dijual adalah sebagai
maka angka keamanan penjualannya adalah berikut: (Asumsi dasar yang digunakan di
= (Rp. 7.500, Rp. 7.142,86)/Rp. 7.500,- sini adalah variabilitas harga jual maupun
X100% = 4,76%. Jadi bila pada hari Selasa biaya variabel tidak tqrpengaruh oleh vol
yang lalu tersebut penjualariya m'ehunin ume penjualan. Dengan demikian maka
4,76% atau 1,43 gelas maka pedagang ini garis grafik hasil penjualan maupun total
akan mengalami impas. biaya variabel adalah lurus).
Dari sudut evaluasi atas apa yang telah Misalkan laba yang diinginkan oleh
terjadi, analisis BEP tidak banyak pedagang adalah sebesar Rp. 3.000,-
memberikan manfaat, selain sederet tanpa memperhatikan volume

88
penjualan. Melihat keadaan ini, maka bahwa ia harus dapat menjual sebanyak
kedudukan laba akan sama dengan Biaya 45,71 gelas maka ia harus melihat apakah
Tetap yang atas jumlah itu harus ditutup fasilitas yang ia gunakan untuk menjual
oleh marjin kontribusi, karena si dawet sertabarang dagangannyaitu sendiri
pedagangan tidak menghubungkan laba mampu untuk melakukan penjualan
yang la inginkan dengan volume ataubesar sebanyak jumlah tersebut, dan ia harus
penjualannya. Berdasarkan pengertlan di mengetahui kemampuan pasar untuk
atas,maka penjualan dapatdihitung dengan menyerap dawetnya. Bila temyata bahwa
nimus sebagai berikut: denganfasilitasyangada tersebutpedagang
hanya dapat menyiapkan 40 gelas, maka
Biaya Tetap + Laba targetpenjualanyangtelah ditetapkantidak
Penjualan (rupiah) = akan dapat terpenuhi. Bila hal ini terjadi,
Biaya Variabel
1
maka ia (pedagang dawet), harus secepatnya
Penjualan mengubah rencana penjualan, karena
rencana scmula yang dibuat temyata
atau melebihi kapasitas maksimal.
Biaya fasilitas yang harus dikeluarkan
Biaya Tetap + Laba
Penjualan (unit) = olehpedaganginitemtamadigunakanuntuk
Marjin kontribusi per satuan membiayai biaya yang bersifattetap. Biaya
yang bersifat tetap ini, seperti kuali untuk
membawa dawet, gula dan sebagainya serta
Ella rumus dl atas diaplikasikan, maka
penjualan yang harus diperoleh pedagang
biaya operasi seperti makan dan minum
esdawetagarmenghasilkanlabaRp. 3.000,- pedagang,retribusi dan sebagainya. Biaya
adalah:
atas fasilitas, memiliki kapasitas maksimal
5.000 + 3.000
yangdapatdilayani.Bllatemyatakapasitas
Penjualan (lupiah) = =Rp. 11.428,57 yang diharapkan dapat dicapai melebihi
75 darikapasitasmaksimalyangdapatdilayani
1 dengan fasilitas yang ada tersebut, maka
250
atau
kapasitas yangdiharapkan tidakakanpemah
5.000 + 3.000 tercapai. Dengan demikian, maka biaya
Penjualan (unit) = 45,71 (gelas) tetap yang digunakan untuk membiayai
250 - 75 fasilitas ini memiliki kisaran kapasitas yang
relevan untuk dipertimbangkan.
Dengan demikian maka pedagang dawet Dengan mempertimbangkan kisaran
tersebut harus dapat menghasilkan kapasitas relevan, maka untuk biaya tetap
penjualansebesarRp. 11.428,57atau45,71 sebesar Rp. 5.000,- di atas, diasumsikan
gelas untuk dapat menghasilkan laba Rp. • bahwa kapasitas kuali yang dlpakai hanya
3.000,-yangditargetkan. Bila penjualannya dapat melayani 50 gelas, maka target
dibawah angka tersebut, maka target penjualanuntuk mendapatkan laba masih
penjualandan targetlabatidakakantercapai. dapat tercapai. Tetapi bila pedagang ingin
Setelah' pedagang dawet mengetahui mendapatkan laba lebih besar sehingga ia

89
hams menjual sebanyak 80 gelas.jelas pedagang es harus mampu menjual
kapasitas tersebut berada diluarjangkauan sebanyak:
kapasitas kuali yang hanya 50 gelas saja. iooo
Pedagang, tentu saja, dapat meningkatkan Penjualan (njpiah) = =Rp, 16.666,67
75+100
kapasitas terpasangnya dengan menambah
Jumlah kuali atau mengganti dengankuali 250
yang lebih besar. Tentu saja dengan 5.000
konsekuensi adanya kenaikkan blayatetap. Penjualan (unit) = =66,66 (gelas)
Demikianpulabila temyata pasartidak 250-(75+100)
dapat menyerap keseluruhan, maka target Dengan meng^nakan mmus BEP, maka
tidak mungkin dapat dipenuhi. Walaupun dapatdiketahui bahwapenjualanyanghams
iamembawadawetsebanyak 60gelas, tetapi dilakukan adalahsebanyak66,66gelasatau
pasarhanyadapatmenyerap40gelas,maka sebesar Rp. 16.666,67. Bila temyata
pedagang dawet akan membawa pulang penjualan tidak sama dengan jumlah
dawetsebanyak 20gelasyangtidakterserap tersebut, maka laba yang diharapkan tidak
oleh konsumen. akan didapat. Bila hasil penjualan lebih
Misal lain yang mungkin adalah bahwa tinggi, maka laba per gelas juga akan lebih
pedagang es menginginkan untuk tinggi; demikian pula sebaliknya bila
mendapatkan laba sebesar Rp. 100,- per penjualan dibawah volume tersebut laba
gelas. Keinginan pedagang ini per gelas juga akan lebih rendah.
menunjukkan bahwa laba total yang ia Dalam rumus diatas, target, laba
inginkan sangat tergantung pada volume diperlakukan sebagai biaya, sebab target
penjualan yang dapat ia capai. Sifat laba labaitu adalah sesuatuyanghamsdipenuhi.
yangdiinginkan inilebih mendekatidengan Bilalabayangdiinginkan adalahbeijumlah
biaya variabel yang akanmenurunkan besar tertentu tanpa memperhatikan jumlah
maijin kontribusi. Marjin kontribusi inilah penjualan, maka laba tersebutbersifatsama
yangdigunakanuntukmenutupbiayatetap. dengan biaya tetap, sehingga akan
Berdasar keinginan pedagang tersebut, menambahjumlah yang hams ditutup oleh
maka jumlah penjualan yang hams ia capaii ihaijinkontribusi. Bilalabayangdiinginkan
dapat dihitung dengan mmus : adalah bersifat tergantung pada volume
penjualan, makasifatlabainiidentikdengan
Biaya Tetap biaya variabel yang akan mempengaruhi
BEP (rupiah) = maijin kontribusi. Oleh karena itu biaya
Biaya Variabel + Laba
tetap hams ditutup dengan menggunakan
Penjualan maijin kontribusi yang telah dikurangi
atau dengan laba per satuan. •
Biaya Tetap
BEP (satuan) = Pemanfaatan Analisis Secara salah
Matjin Kontribusi persatuan - Laba Analisis Impas, sering digunakan
dengan perlakukan yang tidak "terlalu "
Dengan memanfaatkan mmus ini, maka benar,.yaitu untuk perencanaan laba dan

90
penentuanhargajual. Bahasanberikutakan Rp.3.000,-makalabapenjualdawetadalah:
menitik beratkan pada kedua hal tersebut 3.0(X) + laba
80 =
Perencanaan Laba 250-50
Analisis Impas tidak dapat diguh^an 3000+laba= 16000 =>laba=Rp. 13.000,-
untuk merencanakan laba yang hams atau Sebenamya, karena semua variabel sudah
akan didapatkan oleh suatu pemsahaan. diketahui, maka laba dapat mudah dihitung
Dalam naalisis Impas dengan pendekatan atau dicari dengan menggunak^ laporan
niatematis, teirdapat empat variabel, yaitii mgi-laba.
BE? (dalam unit atau mpiah). Biaya tetap,
Penjualan : 80 gelas x Rp. 250,- = Rp 20.000,-
Biaya variabel dan harga jual G^hatnimus
Biaya variabel: 80 gelas xRp. 50,- =Rp. 4.000,-
di muka). Dari keempat variabel tersebut
tidak terdapat elemen laba. Oleh karena Maijin kontribusi = Rp. 16.000,-
tidak adanya variabel laba, maka analisis Biaya tetap - Rp. 3.000,-
ini tidak akan dapat digunakan untuk Laba =Rp. 13.000,-
menentukan laba apa lagi merencanakan
atau memperkirakannya. Analisis ihi dapat Merencanakan laba adalah
menggunakan atau memasukkan laba memprakirakan laba di depan, sehingga
sebagai salah satu elemen atau faktor berakhirpadakesimpulanakhir.Berapakah
penehtu volume penjualan yang diharapkan, laba yang diharapkan akan dicapai pada
seperti yang telah dibahas di atas, tetapi periode yang akan datang ? Untuk
tidak dipergunakan untuk memprakirakan menjawab pertanyaan ini banyak alat
besar laba pada periode teitentu. analisis yang dapat dipergunakan, antara
Memang dalam kasus perencanaan lain trend atau analisis mnut waktu (time
volume penjualan dengan laba tertentu, series analysis) lain dan estimasi langsung.
terdapat faktor laba, dan secara matematis Analisis trend atau analisis nmut waktu
bila dalam persamaan tersebut hanya berasumsi bahwasituasi lingkungan, seperti
variabel laba saja yang tidakdiketahui maka kondisi perekonomian, falisitas yang
variabel tersebut akan dapat dengan mudah digunakan, permintaan konsumen tidka
dicari. Untuk dapat mencari laba, variabel mengalami pembahansecaraberarti (dratis)
yang hams diketahui adalah variabel vol Analisi estimasi langusng biasanya
ume penjualan, biaya tetap, biaya variabel digunakan pada saat kondisi lingkungan
per satuan dan harga jual persatuan. Bila yang bembah secara dratis, sehingga analisis
keempat variabel ini diketahui, maka mut waktu tidak dapat digunakan.
dengan mudah dapat disusun laporan mgi-
laba untuk pemsahaan tersebut, sehingga Penentuan Harga Jual
laba dapat diketahui, tanpa menggunakan Analisis BE? ini memang dapat
analisis Impas. Misal bila penjual dawet digunakan untuk menentukan harga jual
sudah dapat memastikan penjualan sebesar dengan batasan-batasan tertentu. Contoh
80 gelas, dengan hargajual Rp. 250,- biaya penggunaannya adalah sebagai berikut
variabel Rp. 50,- per gelas dan biaya tetap (masih digunakan contoh pengusaha dawet

91
di depan dengan modifikasi). Misalkan harga yang terjadi di pasar. Hal ini
pedagang Es menginginkan laba sebesar menunjukkan bahwa dasar yang melandasi
Rp. 5.000,-sehari, dan ia menyediakan 100 analisis tidak kuat, sehingga penentuan
gelas es, maka hargajuala dapat ditentukan harga dengan menggunakan analisis BE?
sebagai berikut; tidak dapat diterima secara logika.
5.000 + 5.000
100= BEP Full Costing
HJ - 75 Analisis impasatau BEP.padadasamya
100 (HJ-75) = 10.000 adalah. analisi tentang kemampuan
100 HJ= 10.000+ 7.500 pemsahaanuntukmenutupbiaya tetapyang
HJ= nSr hams ditanggung atau dibebakan dengan
Dengan menggunakan pendekatan ini menggunakan marjin kontribusi. Hal ini
maka volume penjualan sudah diketahui didukung dengan digunakannya mmus
lerlebih dahulu, bam kemudian harga jual impas dengan satuan unit (lihat kembali
dicari. Pendekatan ini memiliki halaman 1). Jadi, impas akan dicapai bila
kejanggalan, yaitu bahwa pedagang dawet temyata maijin kontribusi yang didapatkan
sudah dapat menentukanvolume penjualan pada periode tertentu hanya cukup untuk
sebelumnya dengan pasti, tanpa menutup biaya tetap yang harus
memperhatikan harga jual yang akan ditanggungnya. Secara matematis, maijin
ditentukan. Bila kurva permintaan ini kontribusi adalah Hasil Penjualan - Biaya
digambarkan, maka akan didapatkan kurva Variabel. Dengan demikian maka landasan
permintaan yang vertikal. pokok analisis ini adalah Variable Costing
Kurva permintaan di atas bila (Metode Pengumpulan Harga Pokok
digambarkan dalam grafik adalah sebagai Variabel) dengan periiitungan mgi laba
dengan pendekatan kontribusi. Dengan
menggunakan metode pengumpulan harga
pokok ini, maka harga pokok produk
hanyalah biaya variabel yang telah
dikeluarkan atau dibebankan saja. Biaya
tetap, apapunbentuknya, akan diperlakukan
sebagai biaya periodik yang dibebankan
pada periode terjadinya dan tidak dapat
dipindahkan ke periode berikutnya.
Pendekatan pengumpulan harga pokok
berikut: ' yang lain Full Costing (Metode
PengumpulanHargaPokokPenuh)dtiigm
Kurva permintaan vertikal ini adalah sesuatu perhitungan mgi laba dengan pendekatan
yang sangat sulit teijadi. Dengan kurva fungsional, sulit digunakan. Dengan
permintaan ini; maka penjualan pasti akan menggunakan pendekatan ini, maka
teijadi dengan jumlah tertentu sebanyak komponen harga pokok penjualan adalah
permintaan dengan tidak memperhatikan semua biaya yang dikeluarkan atau

92
dibebankan untuk produk yang dtjual. dalam biaya variabel bila menggunakan
Dalam harga pokok penjualan akan metodejamkeijamesin atau hasil produksi,
terkandung pula biaya tetap yang dan biaya tetap bila menggunakan metode
dibebankan untuk menghasilkan produk yang lain.
lersebuL Oleh karena itu, maka kelebihan Bila digunakan metode depresiasi yang
basil penjualan dari harga pokok penjualan bersifat tetap, maka depresiasi merupakan
adalah laba kotor, bukannya marjin beban yang dialokasikanuntuk peiiode yang
kontribusi. bersangkutan. Bila penentuan harga pokok
Bila dipergunakan pendekatan biaya dipergunakan metode harga pokok penuh,
penuh untuk pengumpulan harga pokok maka sebagian beban depresiasi akan
dan dipaksakan untuk menentukan titik dipindahkan dari periode pembebanan ke
impasnya, maka dalam komponen biaya periode sesudahnya, dan beban periode ini
tetap akan teikandung biaya tetap yang akan mendapatkan alokasi beban dari
dipindahkandariperiodesebelumnya atau periode sebelumnya. Hal ini akan
ke periode sesudahnya. Perpindahan biaya mengakibatkan tidak cocoknya kenyataan
tetap ini dimungkinkan bila terdapat dengan harapan pembebanan depresiasi.
persidaan awal atau persedlaan akhir. Dengan adanya transfer beban dari periode
Pemindahan beban tetap ini tidak dapat yang lalu, maka jumlah biaya tetap yang
diterima, karena tidak sesuai dengan hams dipenuhi oleh maijin kontribusi akan
konsepsi pembebanan biaya. terlalu besar dari jumlah sehamsnya.
Salah satu contoh yang paling mudah Sebaliknya, transfer biaya tetap ke periode
adalah Biaya Depresiasi Aktiva Tetap. berikutnya akan menumnkan beban yang
Proses pembebanan depresiasi, sehamsnya ditanggung pada periode ini.
dimaksudkan untuk mengalokasikan atau Secara teori, penggunaan metode
membebankan harga pokok aktiva tetap depresiasi apapun tidak akan
keperiode-periode yang menikmati jasa mempengaruhi harga pokok ataupun
aktiva tetap tersebut. Depresiasi dapat pembebanan biaya, bila jumlah produksi
dilakukan dengan beberapa metode,antara sama dengan jumlah penjualan atau
lain: Garis lurus, Hasil produksi. Jam keija persediaan awal sama dengan persediaan
mesin, Angka-angka tahun, Saldo yang akhirdan harga tidak mengalami pembahan.
menurun dan sebagainya (Zaki Baridwan, Hal inisangatsulitteijadi,dankemungkinan
1982,Smith, 1981).Metode depresiasi garis teijadi sangat kecil. Beban biaya depresiasi
lurus, akan menghasilkan beban depresiasi akan dapat melekat ke produk bila metode
yang samabesardari tahun ke tahun. Metode depresiasi yang digunakan adalah unit
depresiasi hasil produksi dan jam keija produksi atau jam keija mesin. Dengan
mesin. Metode depresiasi yang lain akan kedua metode ini, maka beban depresiasi
menghasilkan beban depresiasi yang akan dibebankan ke produk secara variabel.
semakin kecil dari tahun ke tahun. Bila
dilihat dari sudut variabilitas biaya Kesimpulan
depresiasi terhadap keluaran perusahaan, Analisis impas adalah analisis yang
maka beb^ depresiasi dapat digolongkan dibuat berdasarkan pendekatan biaya

93
variabel, sehingga pendekatan ini akan bermanfaat karena adanya transfer biaya
menganggap. biaya tetap sebagai biaya tetap antar periode.
periodik, dan tidakdapat dipindahkan dari
satu periode ke periode berikutnya. Daftar Pustaka
Analisis impas bermanfaat untuk
menentukan target volume penjualan Bishop, Steven R., Crapp, Harvey R., and Twite,
sebuah badan usaha, ^bila badan usaha Garry J.,1988,CorporfltcFi/iance,Holt,
tersebut menginginkan laba = Rp. 0,- atau rinehart and Winston, Sidney.
lebih. Laba dapat dinginkan dengan jumlah Brigham, Eugene F, 1985, Financial Manage
ment Theory and Practice, The Dryden
tertentu atau variabel, tergantungpada vol
Press, New York.
ume penjualan.
Mulyadi, 1988, Akuntansi Biaya Untuk
Analisis impas secaralogika tidak dapat Pengambilan Keputusan, BPFE UGM,
digunakan untuk merencanakan besarlaba Yogyakarta.
atau harga jual produk. Smith, Jay M., and Skousen K. Fred, I98I,
Analisis impas hanya dapat didekati Intermediate Accounting, South-West-
dengan metode pengumpulan harga pokok em Publishing company, Cincinnati,
variabel saja. Penggunaan metode Ohio.
pengumpulan harga pokok penuh untuk Zaki Baridwan, 1982, Intermediate Account
dasar analisis impas tidak banyak ing, BPFE UGM, Yogyakarta.

94

Anda mungkin juga menyukai