KELOMPOK 6
2. WAHYUDI DARMAWANGSA
3. ANDREAS
UNIVERSITAS FAJAR
2019
1
dipertimbangkan.
Analisis biaya-volume-biaya tergantung pada sejumlah asumsi yang membatasi.
Asumsi-asumsi tersebut diantaranya :
1. Semua biaya dklasifikasikan sebagai biaya variable ataupun biaya tetap. Lebih
jauh dianggap bahwa biaya-biaya lainya, seperti biaya campuran, dapat dipilah-pilah
menjadi unsur-unsur biaya variabel dan tetap. Jumlah biaya tetap sifatnya konstan
pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit itidak berganti ketika
aktivitas berubah. Efisiensi dan produktivitas proses produktif serta tenaga kerja
dianggap konstan pula.
2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relavan. Asumsi ini sahih dalam
kisaran relavan kegiatan usaha normal.
3. Fungsi jumlah kegiatan pendapatan adalah linier dalam kisaran relavan. Harga
jual perrunit dianggap konstan dalam kisaran volume produksi. Hal ini menyiratkan
pasar yang murni kompetitif untuk produk atau jasa akhir. Jumlah pendapatan
berubah sebanding dengan perubaha volume penjualan unit produk. Harga jual rata-
rata perrunit produk adalah konstan.
5. Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk atau rupiah penjualan
6. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir periode
adalah sama. Hal ini menyiratkaan bahwa jumlah unit yang diproduksi selama
periode berjalan sama dengan unit yang dijual.
Misalnya pada bulan Juni 2013 PT Jakasain menjual 150 unit produknya dengan
harga Rp. 3.500 per unit. Biaya variabel per unit Rp. 2.625. biaya tetap Rp. 75.000.
Berdasarkan data ini maka terlebih dahulu dapat dibuat laporan laba rugi
berdasarkan pendekatan kontribusi, seperti pada ikhtisar berikut ini.
PT JAKSAIN
Marjin kontribusi Rp 875 dibagi dengan penjualan Rp 3.500 dari laporan laba
rugi diatas dapat dihitung rasio marjin kontribusi per unit sebesar 25 % (Rp 875/Rp
3.500) % atau sama dengan total rasio marjin kontribusi (Rp 131.250/Rp 525.000)
%. Marjin kontribusi memegang peranan penting pada banyak keputusan dalam
sebuah perusahaan, seperti produk apa yang akan diproduksi atau dijual, kebijakan
harga mana yang akan diikuti, strategi pemasaran apa yang akan digunakan, dan
jenis fasilitas produktif apa yang akan dibeli. Hubungan konsep biaya-volume dan
laba dalam perencanaan laba dapat digunakan untuk menghitung titik impas, target
4
Karena laba pada titik impas sama dengan nol maka faktor laba dalam
persamaan tersebut dapat diabaikan. Dengan demikian titik impas dalam unit dapat
dihitung sebagai berikut:
5
875x = 75.000 + 0
x = 75.000/875
x = 85,71 unit
dengan cara sederhana titik impas dalam rupiah selanjutnya dapat dihitung dengan
mengalikan 85,71 unit (impas dalam unit) dengan Rp. 3.500 (harga jual per unit
produk) = Rp. 300.000. namun apabila data tidak tersedia untuk menggunakan cara
tersebut maka dengan menggunakan data dari kasus di atas titik impas dalam
rupiah dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut:
x = Rp. 75.000/0,25
x = Rp. 300.000
terlihat pada formula dibawah ini yang angkanya sama dengan baris kedua dari
terakhir pada penyelesaikan dengan metode persamaan diatas.
= Rp. 300.000
Sebagai contoh dapat dilihat bahwa pada volume penjualan 1 unit @Rp
3.500 dan biaya variabel per unit Rp 2.625, marjin kontribusinya = Rp 875 per unit.
Dari marjin kontribusi tersebut rasionya menjadi (875/3.500)% = 25%. Tingkat rasio
marjin kontribusi yang sama akan diperoleh pada saat volume penjualan berubah
menjadi 150 unit dimana total penjualan menjadi Rp 525.000. kenaikan nilai
penjualan ini akan diikuti kenaikan biaya variabel dalam presentasi yang sama
menjadi Rp 393.750 sehingga marjin kontribusi untuk 150 unit penjualan akan
menjadi (131.250/525.000)% atau sama juga dengan 25% seperti marjin kontribusi
untuk penjualan 1 unit.
1. Buat garis horizontal (x) untuk menunjukan jumlah unit produk dan sebuah garis
vertikal (y) untuk menunjukan nilai penjualan dan biaya.
7
2. Tarik sebuah garis lurus ke kanan atas dengan kemiringan 45 yang ditarik dari
titik 0 perpotongan garis x dan garis y sebagai garis penjualan.
3. Buat garis horizontal untuk menujukan jumlah biaya tetap pada berbagai level
unit penjualan.
4. Buat garis untuk menunjukan jumlah biaya pada berbagai level unit penjualan
yang ditarik dari perpotongan garis y dengan garis biaya tetap. Daerah yang berada
di antara garis ini dengan garis biaya tetapdi bawahnya menunjukan kisaran biaya
variabel.
5. Buat titik impas pada perpotongan garis penjualan dan garis total biaya. Tarik
garis ke kiri untuk menunjukan jumlah penjualan dalam satuan uang dan tarik garis
vertikal ke bawah untuk menunjukan titik impas dalam unit penjualan.
6. Arsir tiga disebelah kanan grafik sebagai daerah laba dan sebaliknya arsir
daerah segitiga di sebelah kiri bawah titik impas sebagai daerah rugi. Daerah arsiran
ini menunjukan bahwa penjualan yang lebih kecil dari titik impas akan menimbulkan
rugi dan sebaliknya penjualan yang lebih besar akan memberikan laba.
Analisis target laba dalam aplikasi hubungan biaya volume dan laba pada
dasarnya sama dengan analisis titik impas. Perbedaannya hanya terletak pada
jumlah laba yang diperhitungkan dalam formulanya. Dalam perhitungan titik impas
target laba sama dengan nol, sementara dalam analisis target laba seperti yang
dimaksudkan di atas jumlah laba yang diperhitungkan dalam formulanya disesuaikan
dengan jumlah laba yang diinginkan, biasanya lebih besar dari pada nol.
Misalkan dari komposisi biaya dan penjualan dari laporan laba rugi di atas,
perusahaan menginginkan laba Rp. 100.000 maka dengan menggunakan formula
metode persamaan selanjutnya target penjualan untuk mendapatkan laba dimaksud
dapat dihitung sebagai berikut:
Misalkan:
875x = 175.000
x = 175.000/875
x = Rp. 175.000/0,25
x = Rp. 187.500
= (75.000 + 100.000)/875
= 175.000/875
= 200 unit
= (75.000 + 100.000)/25%
9
= 175.000/25%
= Rp 700.000
2. Analisis Sensivitas
Salah satu aspek penting dalam analisis cost-volume-profit ini bahwa adanya
perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis, dapat
diadakan penilaain atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam
proses penyusunan atau perencanaan anggarn, karena hal ini memungkinkan
diadakan testing untuk menentukan akibat adanya perubahan faktor atau
mempertimbangkan berbagai alternatif. Metode yang digunakan adalah laporan laba
rugi komparatif.
Marjin Keamanan.
Dikasus diatas, misalnya PT SMR menjual 150 unit @Rp. 3.500 dengan titik
impasnya 85,71 unit. Dengan menggunakan formula:
Dimana:
10
Total Penjualan : jumlah penjualan yang telah didapat oleh perusahaan dalam
periode tertentu
Penjualan impas : jumlah penjualan yang harus tercapai dimana dalam kondisi ini
perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi.
Contoh:
Sebuah perusahaan X berproduksi dengan biaya tetap Rp.75.000, biaya
variabel per unit Rp 2.652 harga jual per unit Rp 3.500 kapasitas produksi maksimal
150 unit dan kenaikan laba yang direncanakan sebesar 20% maka margin
pengamanan penjualannya sebesar:
= Rp 525.000 – Rp 300.000
= Rp 225.000
DAFTAR PUSTAKA
http://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.html
http://chalisjr.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-analisis-break-event.html
http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-6-
analisa.html