Anda di halaman 1dari 39

SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU PADA


PROYEK PEMBANGUNAN WORKSHOP DENGAN
METODE CRITICAL PATH METHOD ( CPM) DAN
PROGRAM EVALUATION AND REVIEW
TECHNIQUE (PERT) PADA PT BAYU AJI
INTERBUANA

Oleh:
YOGI CAHYO UTOMO
NIM. 181010800429

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK
PEMBANGUNAN WORKSHOP DENGAN METODE
CRITICAL PATH METHOD ( CPM) DAN PROGRAM
EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)
PADA PT BAYU AJI INTERBUANA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Industri

Oleh:
YOGI CAHYO UTOMO
NIM. 181010800429

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
LEMBAR PERNYANTAAN

Yang bertanda tanganm di bawah ini:


Nama : YOGI CAHYO UTOMO
NIM : 181010800429
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Jenjang Pendidikan : Strata 1

Menyatakan bawa skripsi yang saya buat dengan judul:


“ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK
PEMBANGUNAN WORKSHOP DENGAN METODE CRITICAL PATH
METHOD (CPM) DAN PROGRAM EVALUATION AND REVIEW
TECHNIQUE (PERT) PADA PT. BAYU AJI INTERBUANA”
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri, bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain, dan
bukan merupakan hasil plagiat.
2. Saya izinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang sesuai norma
hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2022

YOGI CAHYO UTOMO


NIM. 181010800429
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)

Sebagai civitas akademis Universitas Pamulang, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : YOGI CAHYO UTOMO


NIM : 181010800429
Program Studi : Teknik Industri
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan dan pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pamulang Hak Bebas Royalti Non-Eksekutif ( Non-exclusive Royalty-
Free-Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK


PEMBANGUNAN WORKSHOP DENGAN METODE CRITICAL PATH
METHOD (CPM) DAN PROGRAM EVALUATION AND REVIEW
TECHNIQUE (PERT) PADA PT. BAYU AJI INTERBUANA”

Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksekutif ini Universitas Pamulang menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base),
mendistribusikannya/mempublikasikanya di internet atau media lain untuk
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Tangerang Selatan
Pada Tanggal : 18 Desember 2022

Yang menyatakan,

YOGI CAHYO UTOMO


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NIM : 181010800429
Nama : YOGI CAHYO UTOMO
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Jenjang Pendidikan : STRATA 1
Judul Skripsi : “ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU DAN
BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN WORKSHOP
DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD
(CPM) DAN PROGRAM EVALUATION AND
REVIEW TECHNIQUE (PERT) PADA PT. BAYU
AJI INTERBUANA”

Skripsi ini telah dipriksa dan disetujui.


Tangerang Selatan,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Pemmm pemmm
Nidn nidn

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Rini Alfatiyah, S.T, M.T, CMA


NIDN. 0418038102
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Industri kontruksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam


pertumbuhan dan kemajuan negara terutama negara yang berkembang seperti
Indonesia. Hal ini sangat penting karna sektor kontruksi di indonesia tidak hanya
meningkatkan efesiensi biya, waktu, kualitas dalam sektor kontruksi, melainkan
dapat meningkatkan laju pertumbuhan di sektor perekonomian juga. Pertumbuhan
infrastruktur di berbagai sektor terjadi dengan cepat dan semakin baik, sejalan
dengan peningkatan ekonomi dan dibangunya Ibu Kota Nusantara (IKN) serta
kebutuhan masyarakat akan fasilitas infrastruktur tersebut. Pembangunan
infrastruktur dengan perencanaan dan pengelolaan pada infrastruktur dapat
dilakukan dengan baik melalui manajemen yang baik. Manajemen yang baik
dapat dilakukan secara ilmiah untuk menghadapi sebuah kegiatan khususnya yang
berbentuk proyek. Manajemen proyek digunakan untuk merencanakan,
mengerjakan dan mengendalikan kegiatan proyek untuk meniminalisir resiko pada
waktu dan biaya proyek.

Selesainya suatu proyek infrastruktur tepat waktu dan biaya menjadi suatu
prioritas yang utama, dalam faktor waktu dan sumber daya manusia
mempengaruhi biaya oprasional khususnya pada biaya pekerja. Pemersalahan
yang sering terjadi yaitu waktu keterlambatan proyek yang disebabkan kurang
tepatnya perencanaan dan pengendalian yang mengakibatkan kegagalan pada
proyek yang berdampak pada pemilik proyek dan sumber daya manusia yang
trlibat dalam proyek tersebut. Perencanaan proyek yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik proyek sangat diperlukan untuk menghadapi masalah ketidakpastian
kondisi suatu proyek sehingga penjadwalan pelaksanaan suatu proyek dapat
dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efesien.

Dalam suatu proyek dibutuhkan suatu perencanaan proyek yang baik,tahap


perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting karna merupakan suatu
kunci keberhasilan karna menentukan alokasi dana waktu dan kualitas yang akan
di capai. Kelancaran sebuah proyek dibutuhkan juga majemen yang akan
mengelola proyek dari awal proyek hingga proyek selesai yaitu manejemen
proyek. Bidang manejemen proyek tumbuh dan berkembang karna adanya
kebutuhan industri moderen untuk mengkoordinasi berbagai kegiatan dalam suatu
proyek. Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek sering kali disebabkan kurang
terencananya kegiatan proyek serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga
kegiatan proyek tidak efesien. Keterlambatan penyelesaian proyek adalah kondisi
yang sangat tidak dikehendaki, karna hal ini dapat merugikan kedua belah pihak
baik dari segi waktu maupun biaya.Perusahaan harus bisa seefesien mungkin
dalam pengunaan waktu di setiap kegiatan aktivitas sehingga biaya dapat
diminimalkan.

Pada kasus penelitian ini adalah pembangunan proyek pondasi dan


peninggian lantai workshop PT.Amarta Karya (Persero) yang mengalami
keterlembatan waktu penyelesaian proyek disebabkan kurang terencananya
kegiatan proyek. Pada pembangunan proyek pondasi dan peninggian lantai
workshop PT.Amarta Karya (Persero) mengunakan perencanaan proyek dengan
penilaian dari ahli dan analog kegiatan sebelumnya dilakukan estimating dengan
menyesuaikan parameter yang dilakukan pada kegiatan proyek pada tahun
sebelumnya seperti pada durasi, jam kerja yang digunakan untuk menentukan
kegiatan pendahulu masing-masing kegiatan dan jumlah sumber daya
manusia.Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa parameter yang digunakan
pada pembangunan proyek pondasi dan peninggian lantai workshop PT. Amarta
Karya (Persero) yaitu analogous estimating (parameter tahun sebelumnya).
Paramater yangv digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek yang akan
digunakan pada proyek pembangunan workshop, yang dimana proyek tersebut
masuk dalam kategori proyek besar.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor


yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek dan waktu keterlambatan
pembangunan pondasi dan peninggian lantai workshop. Untuk mengetahui waktu
keterlambatan digunakan analisis dengan metode PERT (Project Evaluation and
Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Berikut merupakan data
proyek terdahulu pada PT. Bayu Aji Interbuana yang mengalami keterlambatan:

Tabel 1.1 Data Durasi Pekerjaan Dan Biaya Pekerjaan Proyek

NO Nama Proyek Targat Realit Waktu Biaya Biaya Realita


(Hari) a Rencana
(Hari)
1. Pekerjaan Land 42 61 2-10- 90.000.0 105.000.000
Clearning- selisih 2017 00 selisih
Kuala Kurun, dari s/d 2- 15.000.000
Kalimantan target 12-
Tengah 19 2017
hari
2. Proyek 102 126 20-03- 3.600.23 3.836.158.00
Pembangunan selisih 2018 0.000 0 selisih
IPA Beton, dari s/d 24- 235.928.000
Reservaor Kota target 07-
Subang 24 2018
hari
3. Pembangunan 85 101 7-10- 1.296.00 1.343.600.00
Talut Kec. selisih 2018 0.000 0 selisih
Jatipurno Kab. dari s/d 22- 47.600.000
Wonogiri target 01-
16 2019
hari

4. Pekerjaan 46 60 01-09- 900.000. 1.005.600.00


Renovasi selisih 2019 000 0 selisih
Gedung dari s/d 01- 94.400.000
Indonesia Power target 11-
14 2019
hari

5. Pembangunan 74 84 10-12- 2.223.45 2.550.600.00


Gedung selisih 2020 0.000 selisih
Dr.Katyadi dari s/d 27- 327.150.000
Hospital target 02-
Semarang 10 2021
hari
(Sumber: Pengolahan Sendiri, 2022)

Berkaitan dengan Tabel 1.1 di atas maka dalam pembangunan proyek pondasi
dan peninggian lantai workshop PT. Amarta Karya (Persero) perlu di analisa
menggunakan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan
CPM (Critical Path Method), guna memastikan PT. Bayu Aji Interbuana selalu
mengalami masalah pada penyelesaian proyek yang berkaitan dengan waktu
penyelesaian dan mengingatkan biaya proyek.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun perumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada
pembangunan proyek pondasi dan peninggian lantai workshop PT. Amarta
Karya (Persero)?
2. Berapa banyak lintasan kritis yang terjadi pada proyek pondasi dan peninggian
lantai workshop PT. Amarta Karya (Persero)?
3. Bagaimana probabilitas selesainya proyek pondasi dan peninggian lantai
workshop PT. Amarta Karya (Persero)?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan agar masalah tidak meluas dan menyimpang dari


perumusan masalah serta menjadi lebih terarah, maka dalam penelitian ini
dilakukan pembatasan masalah seperti yang tercantum berikut ini:
1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode CPM-PERT dan metode
Crashing dalam menentukan lintasan kritis, probabilitas selesainya proyek dan
biaya optimum yang diperlukan setelah melakukan percepatan proyek.
2. Data penelitian yang digunakan hanya Rencana Anggaran (RAB) Proyek
Pembangunan pondasi dan peninggian lantai di Workshop PT. Amarta
Karya(Persero) Ketersediaan sumber daya dan bahan telah tersedia.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya keterlambatan
pada pembangunan proyek pondasi dan peninggian lantai workshop PT.
Amarta Karya (Persero)?
2. Mengetahui berapa banyak lintasan kritis yang terjadi pada proyek pondasi dan
peninggian lantai workshop PT. Amarta Karya (Persero)?
3. Mengetahui bagaimana probabilitas selesainya proyek pondasi dan peninggian
lantai workshop PT. Amarta Karya (Persero)?

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan untuk dapat di peroleh dari penelitian dan


penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peneliti
a) Mengembangkan bidang keilmuan.
b) Antisipasi potensi di dunia kerja.
c) Meningkatkan keahlian di bidang keilmuan.
d) Berlatih berpikir kritis.
e) Mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai permasalahan di dunia
kerja.
2. Manfaat bagi perusahaan
a) Membantu pihak manajemen proyek dalam meningkatkan pengendalian
waktu dan biaya.
b) Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan oleh manajemen proyek.
c) Perusahaan dapat mererapkan metode yang sudah peneliti gunakan untuk
meneliti keterlambatan proyek.
d) Dapat menambah wawasan dalam melakukan peningkatan kinerja
perusahaan
3. Manfaat bagi masyarakat umum
a) Sebagai referensi dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai
pengendalian proyek kususnya terhadap waktu dan biaya.
b) Dapat memberikan motivasi dan gambaran umum kepada masyarakat
dalam menentukan topik penelitian
1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah yang
mendasari pentingnya diadakan penelitian, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang
diharapkan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU


Bab ini berisikan landasan teori yang menguraikan teori-teori yang
relevan dengan topik penelitian. Teori ini diambil dari berbagai
literatur yang berhubungn dengan masalah yang di teliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan uraian mengenai metode penelitian yang
digunakan yaitu meliputi penentuan lokasi penelitian,jenis
penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data,
metode Analisa yang digunakan setra definisi operasionalisasi dan
pengukuran variable.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini berisi penjelasan tentang gambaran umum PT. Bayu
Aji Interbuana. Lalu memuat hasil penelitian, hingga pembahasan
dari hasil pengolahan data yang telah dilaksanakan sehingga
pengolahan data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Membuat kesimpulan dari penelitian berdasarkan analisa data yang
telah diolah dan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menghadapi masalah
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Proyek

Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan


dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan denganb mempergunakan sumber-
sumber untuk mendpatkan keuntunggan. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai
satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alasan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau
deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Heizer & Render
(2017;62) menyatakan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai serangkaian
tugas terkait yang diarahkan pada suatu hasil utamanya. Proyek merupakan bagian
dari program kerja suatu organisasi yang sifatnya temporer untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya manusia atau
non sumber data manusia. Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling
penting dari sebuah perencanaan proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah
proyek dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek.
Dalam penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
dalam proyek. (Suwarni dkk, 2019)

Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai


sasaran yang dinyatakan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas
dan hegitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan. (Aliyahfi, 2019)
Proyek merupakan cattatan sekumpulan kegiatan terorganisir yang
mengfubah sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang atau jasa
yang nilainya terukur dalam sistem satu siklus,dengan batas waktu, biaya, dan
kualitas yang di tetapkan melalui perjanjian. Dalam sebuah proyek, penggunaan
biaya, waktu, serta tenaga dibatasi, sehingga penanggung jawab proyek harus bisa
memgelola kegiatanya agar terlaksana secara efektif dan efesien (Arif, 2016:10).
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa proyek adalah
suatu rangkaian kegiatan yang di rencanakan mulai dari awal hingga selesai
dengan memperkirakan batas waktu, biaya, dan kualitas agar menghasilkan
barang ataupun jasa yang bernilai guna.

2.1.1.1 Jenis-jenis Proyek


Jenis proyek dilihat dari komponrn kegiatan utamanya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Proyek Engineering-Konstruksi Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan, dan konstruksi.
2. Proyek Engineering-Manufaktur Dimaksudkan untuk membuat produk baru,
meliputi pengembangan produk, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan
operasi produk yang dihasilkan.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan Bertujuan untuk melakukan penelitian-
penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu.
4. Proyek Pelayanan merupakan Manajemen Proyek pelayanan manajemen tidak
memberikan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir, misalnya merancang
sistem informasi manajemen.
5. Proyek Kapital, Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan
penggunaan dana kapital untuk investasi.
6. Proyek Radio-Telekomunikasi Bertujuan untuk membangun jaringan
telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya minimal.
7. Proyek Konservasi Bio-Diversity, Proyek konservasi bio-diversity merupakan
proyek yang berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan.

2.1.1.2 Ciri-ciri dan Karekteristik Proyek

Berdasarkan pengertian proyek diatas maka dapat dilihat ciri-ciri proyek


antara lain (Dannyanti, 2010):
1. Memiliki tujuan tertentu berupa hasil kerja akhir.
2. Sifatnya sementara karena siklus proyek relatif pendek.
3. Dalam proses pelaksanaannya, proyek dibatasi oleh jadwal, anggaran biaya,
dan mutu hasil akhir;
4. Merupakan kegiatan tidak rutin, tidak berulang-ulang;
5. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya.
Proyek memiliki 3 karakteristik sebagai berikut (Wiratmani dkk, 2015):
1. Proyek Bersifat Unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan
yang sarna persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek seienis),
proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-
beda;
2. Membutuhkan Sumber Daya (Resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya dalam penvelesaiannya,
yaitu pekerja, uang. mesin, metode dan material. Pengorganisasian semua
sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek;
3. Membutuhkan Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat
sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikkan, kepribadian dan juga
ketidakpastian.

2.1.1.3 Tahap Siklus Proyek

Dari beberapa jenis proyek tersebut, tahapan kegiatan pada siklus


proyeknya dapat berbeda karena pola penanganan dan penanganannya cukup
berbeda. Siklus proyek menggambarkan urutan langkah-langkah sejak proses
awal hingga proses berakhirnya proyek. Untuk lebih memahami tahapan kegiatan
dalam siklus proyek, di bawah ini dijelaskan siklus proyek konstruksi, manufaktur
dan proyek infrastruktur berdasarkan durasi waktu dan biaya yang harus
dikeluarkan.

Siklus Proyek (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:1-10).

1. Tahap Konsektual Gagasan


Tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka acuan, studi
kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya dan jadwal proyek.
2. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan dengan tujuan mendapatkan keputusan tentang kelanjutan
investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam
implementasi perencanaan proyek lebih lengkap dari langkah diatas, sehingga
penentuan dimensi dan biaya proyek lebih akurat lagi dengan tinjauan terhadap
aspek social, budaya, ekonomi, financial, legal, teknis dan administratif yang
komprehensif.
3. Tahap Detail Design
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, pendalaman berbagai aspek persoalan, design
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan anggaran serta
menentuksan perencanaan sumber daya, pembelian dini, penyiapan perangkat
dan penentuan peserta proyek dengan program lelang. Tujuan tahap ini adalah
menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara teknis dan
administrative, untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
4. Tahap Pengadaan
Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan
dokumen perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap, produk
tahapan detail design. Dari proses ini diperoleh penawaran yang kompetitif dari
kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi yang baik.
5. Tahap Implementasi : Tahap ini terdiri atas kegiatan, design engineering yamg
rinci, pembuatan spesifikasi dan criteria, pembelian peralatan dan material,
fabrikasi dan konstruksi, inspeksi mutu, uji coba, start-up, demobilisasi dan
laporan penutup proyek. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja
biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan
proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih
cermat serta trperinci dari proses sebelumnya. Pada tahap ini kontraktor
memilki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran proyek tercapai dan
mendapatkan keuntungan maksimal. Peran memiliki proyek pada tahapan ini
dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan
tujuan mereduksi segala macam penyimpangan serta melakukan tindakan
koreksi yang diperlukan.
6. Tahap Operasi dan Pemeliharan
Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi akhir
proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk
kepentingan social dan ekonomi masyarakat. Biaya yang dikeluarkan pada
tahap ini bersifat rutin dan nilainya cenderung menurun dan pada tahap ini
adanya pemasukan dana dari operasional proyek.

2.1.1.4 Sasaran Proyek

Sasaran proyek dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu, waktu,
serta keselamatan kerja dengan merencanakan secara cermat, teliti, dan terpadu
seluruh alokasi sumber daya manusia, peralatan,material, serta biaya yang sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Semua ini diselaraskan dengan sasaran dan
tujuan proyek sebagai berikut (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:1-10).
1. Manajemen Biaya
Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerja biaya proyek
yang dibuat dengan akurat dengan cara membuat format perencanaan seperti di
bawah ini.
a. Kurva S, selain dapat mengetahuo progres waktu proyek, kurva S berguna
juga untuk mengendalikan kinerja biaya, hal ini duitunjukkan dari bobot
pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan
membandingkannya dengan baseline periode tertentu sesuai dengan
kemajuan aktual proyek.
b. Diagram Cash Flow, diagram yang menunjukkan rencana aliran
pengeluaran dan pemasukan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini
diharapkan dapat mengendalikan keseluruhan biaya proyek secara detail
sehingga tidak mengganggu keseimbngan kas proyek.
c. Kurva Earned Value yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan
pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada
indikasi biaya yang dikeluarkan melebihi rencana, maka biaya itu dikoreksi
dengan melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya
yang harus dikeluarkan sampai akhir proyek karena penyimpangan tersebut.
d. Balance Sheet, yang menyatakan besarnya aktiva dan pasiva keuangan
perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang
telah dikerjakan beserta aset-aset yang dimiliki perusahaan.
2. Manajemen Mutu Jaminan mutu (quality assurance) dapat diperoleh dengan
melakukan proses berdasarkan kriteria material atau kerja yang telah
ditetapkan hingga didapat standar produk akhir, dapat pula dengan melaukukan
suatu proses prosedur kerja yang berbentuk sistem mutu hingga didapat standar
sistem mutu terhadap produk akhir. Pengendalian tiap-tiap proses (quality
control) dimaksudkan untuk menjamin mutu material atau kerja yang diperoleh
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diterapkan.
a. Mendapatkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dengan menjalankan
prosedur sebagai bagian dari keseluruhan sistem untuk mendapatkan produk
akhir yang sesuai dengan yang direncanakan. Prinsip-prinsip dasar yang
dilakukan adalah membuat dan menulis perencanaan (say what you do),
melaksanakan dan mengendalikan sesuai rencana (what you say) serta
mencatat apa yang telah dilakukan (record what you did).
b. Sedangkan untuk melengkapi persyaratan sistem mutu diatas sehingga
didapat mutu terbaik terhadap standar produk akhir, dilakukan dengan cara
membuat gambar kerja yang detail dan akurat, lalu membuat spesifikasi
umum dan teknis terhadap pekerjaan dan material yang digunakan.
c. Untuk pengendalian selama pelaksanaan proyek, jadwal pengiriman
material harus tepat waktu, proses penyimpanan material aman dan
terlindung, selain itu dibuatkan format standar prosedur operasinya
mengikuti spesifikasi yang telah ditetapkan dalam penggunaan materialnya.
d. Melengkapi pengendalian kinerja mutu dapat dilakukan dengan membuat
prosedur dan instruksi kerja dari total quality control (Pengendalian Mutu
Terpadu), yaitu dengan melakukan kegiatan perencanaan (plan),
pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), tindakan koreksi (corrective action).
3. Manajemen Waktu, Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh
tahapan kegiatan proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya. Dari
semua informasi dan data yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan
sehingga akan ada output berupa format-format laporan lengkap mengenai
indikator progres waktu, sebagai berikut :
a. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan
informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan
dengan progres aktual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau
tidak.
b. Network Planning, sebagai jaringan kerja berbagai kegiatan dapat
menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan pengawasan ketat
agar pelaksanaannya tidak keterlambatan. Format Network Planning juga
digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang longgar waktu
penyelesaiannya berdasarkan total float-nya, sehingga kesemua itu dapat
digunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasi sumber dayanya
menjadi lebih efektif serta efisien.
c. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini
ditunjukkan dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan
dibandingkan dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek terlambat
atau tidak dapat dikontrol dengan memberikan baseline pada periode
tertentu.
d. Kurva Earned Value yang dapat menyatakan progres waktu berdasarkan
baseline yang telah ditentukan untuk periode tertentu sesuai dengan
kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi waktu terlambat dari yang
direncanakan, maka hal itu dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek
dan meramalkan seberapa lama durasi yang diperlukan untuk penyelesaian
proyek karena penyimpangan tersebut, serta dengan menambah jumlah
tenaga kerja waktu bergantian.

2.1.2 Manajemen Proyek

Perkembangan kemajuan industri dalam berbagai aspek membutuhkan


manajemen atau pengelolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,
keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketetapan, ketelitian serta keamanan yang
tinggi agar dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan. Manajemen sebagai
ilmu mengelola suatu kegiatan dari berbagai skala mulai dari terkecil hingga skala
yang sangat besar dan mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir
(Siswanto & Salim, 2019). Dengan demikian, manajemen memiliki peran yang
penting untuk menemukan metode atau cara teknis yang paling sesuai serta efektif
agar berbagai sumber daya yang terbatas mampu menghasilkan tujuan yang
maksimal. Dalam menyelesaikan sebuah proyek, hal utama yang perlu
diperhatikan adalah manajemen waktu dan sumber daya yang dibutuhkan.
Sehingga, setiap kebutuhan dapat terencana dengan baik dan terstruktur. Salah
satu cara untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menerapkan
strategi manajemen proyek yang optimal. Secara umum, pengertian manajemen
proyek adalah suatu metode atau sistem pengelolaan maupun pengorganisasian
berbagai aktivitas dari sebuah bisnis selama jangka waktu tertentu. Di mana,
untuk mencapai tujuan tersebut banyak parameter yang harus dikerjakan mulai
dari manajemen anggaran, resources, tim proyek, hingga operasional kerja. Salah
satu ciri utama dari sebuah proyek adalah sifatnya yang repetitif. Aktivitas yang
sesuai untuk menerapkan manajemen proyek adalah yang menghasilkan produk
atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Dalam mengelola project management
yang baik, tentu ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan dan memerlukan
strategi efektif.

Dalam pelaksanaannya, manajemen proyek merupakan suatu keterkaitan


antara sumber daya manusia yang akan melalui sejumlah tahapan, seperti
initiation, planning, execution, sampai closure (Hosaini, 2019). Proses tersebut
pada dasarnya hanya dilakukan ketika suatu perusahaan atau bisnis ingin
melaksanakan sebuah proyek atau kegiatan. Adapun fungsi manajemen proyek
adalah untuk membuat strategi pekerjaan menjadi lebih cerdas sehingga mampu
meningkatkan efisiensi pelaksanaannya. Fungsi manajemen proyek juga
membantu pekerja dapat memanfaatkan sumber daya seminim mungkin, namun
tetap memberikan hasil kinerja secara maksimal, termasuk mengenai kualitas,
waktu, serta keselamatannya. Hal tersebut tentu memerlukan berbagai
pengetahuan, keahlian, serta keterampilan yang mumpuni. Penanggung jawab
operasional proyek ini dikenal dengan sebutan manajer proyek (project manager).
Sosok tersebut umumnya wajib memiliki pengetahuan bisnis, komunikasi, hingga
negosiasi. Oleh karena itu, penting sekali bagi perusahaan memiliki strategi
manajemen proyek dan menerapkannya secara optimal. Manajemen proyek pada
dasarnya merupakan adaptasi dari proses manajemen secara umum, sehingga
memiliki kemiripan dalam proses manajemen tersebut (Slamet, 2016)
Manajemen adalah Suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan
sasaran yang efektif dan efisien. Tujuannya untuk mendapatkan metode atau cara
teknis yang paling baik agar dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh
hasil maksimal dalam hal ketetapan, kecepatan, penghematan dan keselamatan
kerja secara komprehensif.

2.1.2.1 Tujuan Manajemen Proyek

Tujuan manajemen proyek menurut yaitu untuk dapat menjalankan setiap


proyek secara efektif dan efisien sehingga dapat memherikan pelayanan maksimal
bagi semua pelanggan. Secara lebih rinci, tujuan manajemen proyek yaitu
(Ekanugraha, 2016):
1. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu
sasaran utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti
penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.
2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
3. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.1.2.2 Tahapan Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.


Tahapan ini dilakukan agar proses manajemen proyek tepat guna dan tepat sasaran
sesuai perencanaan. Manajemen proyek dilakukan dalam fase atau tahapan, yaitu
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat
kesalahan paling minimal. Namun hasil dari perencanaan bukanlah dokumen
yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan
pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses
selanjutnya (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:1-10).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis
pekerjaan, menurut pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel
serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Untuk
menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi dan
menjalin komunikasi antarpribadi dalam hierarki organisasi. Semua itu
dibangkitkan melalui tanggung jawab dan partisipasi semua pihak. Struktrur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan kerangka penjabaran
tugas personel penanggung jawab yang jelas, serta kemampuan personel yang
sesuai keahliannya, akan diperoleh hasil positif bagi organisasi (Agus B.
Siswanto & M. Afif Salim, 2019:1-10).
3. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan,
dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau
nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subyektif
serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-
perubahan dari rencana yang telah ditetapkan (Agus B. Siswanto & M. Afif
Salim, 2019:1-10).
4. Pengendalian (Controlling) Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa program dan aturan kerja yng telah
ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil
paling memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut
(Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:1-10):
a) Supervisi : melakukan serangakaian tindakan koordinasi pengawasan
dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi
yang telah ditetapkan, agar dalam operasional dapat dilakukan secara
bersama-sama oleh personel dengan kendali pengawas.
b) Inspeksi : melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan
menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
c) Tindakan Koreksi : melakukan perbaikan dan perubahan terhadap rencana
yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.

2.1.2.3 Sasaran Manajemen Proyek

Dalam aktivitasnya meraih tujuan proyek, manajemen proyek juga


memiliki beberapa sasaran yang harus di raih. Sasaran manajemen proyek ini
masih terkait dengan tujuan manajemen proyck serta dalam mengkondisikan
suasana proyek yang kondusif. Berikut sasaran manajemen proyek, antara lain
(Ruslan, 2019):
1. Menyelesaikan dan mengembangkan proyek sesuai dengan anggaran biaya dan
tenggat waktu yang telah ditentukan sekaligus dalam kualitas atau spesifikasi
sesuai dengan yang telah disepakati di awal.
2. Meningkatkan nama baik pelaksana proyek berdasarkan kualitas hasil proyek.
3. Menciptakan organisasi di kantor pusat dan di lapangan yang menjamin
beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work).
4. Menciptakan suasana kerja kondusif untuk mendukung kelancaran aktivitas
proyek. Hal ini meliputi ketersediaan keadaan, sarana-prasarana, dan
keselamatan kerja.
5. Menjaga keharmonisan antar pihak dalam proyek sehingga seluruh pihak
terlibat akan memberikan yang terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan.

2.1.2.4 Ruang Lingkup Manajemen Proyek

Ruang lingkup dari manajemen proyek ini berguna agar setiap kegiatan
yang ada di dalam proyek lebih terfokus dan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Hal-hal yang termasuk ke dalam domain ruang lingkup manajemen
proyek adalah sebagai berikut (Ruslan, 2019):
1. Waktu proyek dimulai.
2. Perencanaan lingkup proyek.
3. Pendefinisian ruang lingkup proyek.
4. Verifikasi proyek dan kontrol ketika proyek sedang dijalankan.
2.1.3 Metode CPM (Critical Path Method)

Analisis jalur kritis atau Critical Path Method (CPM) adalah alogaritma
berbasis matematika untuk menjadwalkan sekelompok aktivitas proyek. CPM
dikembangkan tahun 1 950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan James E
Kelley, J dari Remington Rand. Keduanya bekerjasama mengembangkan CPM
pada tahun 1989. CPM pada dasarnya menitikheratkan pada persoalan
keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaian proyek-proyek yang besar.
Dengan CPM, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berhagai taraf
daripada proyek dianggap diketahui dengan pasti, lehih-lehih huhungan antara
jumlah sumber-sumber yang digunakan dan waktuyang dipedukan untuk
menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui. Sehingga, CPM juga dapat
didefinisikan scbagai suatu analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan
biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total
proyek yang bersangkutan. CPM digunakan apabila dimensi waktu dalam
pelaksanaan proyek bersifat deterinistik (perkiraan waktu lebih akurat).
Penggambaran CPM menggunakan simbol yang dapat berupa segi empat atau
lingkaran. (Suwarni dkk, 2019)
Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur
kritis, jalur yang memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah
waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai
akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis
dengan baik. sebab pada jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya
terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah
jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis. Dalam melakukan
perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa terminologi dasar
berikut (Lilyana, 2020):
1. E (earliest event occurence time)
Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
2. L (latest event occurence time)
Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
3. ES(earliest activity start time)
Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam
jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
4. EF (earliest activity.finish time)
Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.
EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
5. LS (latest activity slart time)
Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek
secara keseluruhan.
6. LF (latest activity.finish lime)
Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian
proyek.
7. t (activity duration time)
Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).

Perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama,


proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling
lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES. (Lilyana, 2020)

Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri


dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan
mundur (backward computation). (Lilyana, 2020)
1 . Hitungan Maju (forward computation)
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk
menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat
terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut
hitungan maju dengan aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut.
a) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
b) Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0
c) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai
paling awar, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
Perhitungan maju dapat diperoleh dengan rumus:
EF(i− j) =ES(i− j) +t

2. Hitungan Mundur (backward computation)


Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentitikasi saat paling lambat
terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan
(LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Perhitungan mundur
Diperoleh dengan rumus:
LS(i− j) =LF(i− j)−t

Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai
Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas
dalam sebuah jaringan kerja

2.1.3.1 Jaringan Kerja

Suatu diagram jaringan kerja proyek selalu dimulai dengan suatu peristiwa yang
menunjukan saat dimulainya proyek dan diakhiri oleh suatu peristiwa yang
menunjukan berakhirnya kegiatan proyek. Setiap proyek dapat terdiri beberapa
lintasan atau jalur yang berasal dari peristiwa awal sampaiperistiwa akhir. Tidak
dibenarkan adanya suatu lintasan yang membentuk loop, tidak memiliki akhiran
yang jelas.
Tabel Simbol Network Planning

Simbol Arti

Pristiwa/Kejadian (Even)

Kegiatan (Activity)

Kegiatan semu (Dummy)

Lintasan Kritis
Pada dasarnya jaringan kerja adalah suatu cara penggambaran kegiatan
proyek dalarn bentuk simbol-simbol. Simbol-simbol yang digunakan antara lain
(Suwarni dkk , 2019):
1. (Event, kejadian), adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan.
Simbol yang digunakan untuk member identitas dari event berupa bilangan tak
berdimensi.
2. (Activity, kegiatan), adalah bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan
waktu, biaya dan tenaga. Bagian ekor anak apanah adalah saat dimulainya dan
bagian ujung anak panah adalah bagian akhir proyek. Karena jaringan kerja
merukapakan rangkain anak panah terarah maka disebut directed network
(terarah). Diatas anak panah tersebut tertuliskan secara singkat nama kegiatan
dan waktu yang seragam dengan kegiatan yang lainnya.
3. (Dummy, semu) adanya kegiatan semu bisa terjadi karena karena adanya uatu
kegiatan yang harus mempunya identitas tersendiri yang dinyatkan dengan
nomor start event dan nomorfinish event. Dummy adalah suatu kegiatan yang
tidak memerlukan sumber daya dan tanpa dimensi waktu.
4. (Lintasan kritis) merupakan kegiatan pada lintasan kritis. Menurut rvianto,
untuk menentukan analisis jalur kritis dapat dilakukan dengan perhitungan ke
depan (Forward Analysis) dan perhitungan ke belakang (Backward analysis).
Dalam metode CPM (Critical Path Method), jika satu atau lebih aktifitas yang
ada di jalur kritis tertunda, maka waktu penyelesaian seluruh proyek akan
tertunda sebanyak waktu penundaan yang terjadi.

Dalam penggunaanya, ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan


sebagai berikut (Suwarni dkk, 2019):
a. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya holeh digambarkan satu anak
panah.
b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.
c. Aktivitas harus mengalir dari kejadian hernomor rendah ke kejadian hernomor
tinggi.
d. Diagram hanya memiliki saat paling cepat dimulainya kejadian (initial event)
dan saat paling cepat diselesaikan kejadian (terminal event) sehingga dapat
mengefisiensi waktu yang ada.

Ada beberapa hal ayng harus dilakukan terlebih dahulu dalam membuat
metode jaringan kerja yaitu :
1) Menentukan Aktivitas Kegiatan
Langkah pertama dalam mebuat penjadwalan waktu adalah memecah seluruh
lingkup pekerjaan proyek menjadi kegiatan-kegiatan yag lebih kecil.
Tujuannya adalah agar setiap pekerjaan dapat terkontrol dengan baik oleh
manajer proyek sesuai dengan perencanan ayng telah dibuat. Besarnya setiap
aktivitas berbeda-beda bergantung pada jenis pekerjaan yang terlibat dan
pentingnya aktivitas tersebut bagi penyelesaian proyek. Yang harus
diperhatikan, yaitu tidak ada aktivitas yang terlalu kecil sehingga terlibat tidak
penting, atau terlalu besar sehingga sulit dikontrol (Agus B. Siswanto & M.
Afif Salim, 2019:65-70). Besarnya setiap aktvitas juga ditentukan oleh
bagaimana pembuat jadwal akan menguunakan jadwal tersebut. Misalnya,
pengawasan harian pekerjaan lapangan akan membutuhkan aktivitas yang
durasinya tidak lebih dari beberapahari saja. Perkiraan waktu penyelesaian
kegiatan atau menghitung progres pekerjaan mengindikasikan kegiatan-
kegiatan dengan durasi yang lebih besar.
2) Menetukan Durasi Aktivitas/Kegiatan
Setiap aktivitas dikenai durasi.durasi adalah jumlah waktu yang diperkirakan
untuk menyelesaikan satu aktivitas. Durasi ini dapat ditampilkan
denganmenggunakan satuan waktu, menit, jam, hari kerja, hari kalender,
minggu, atau bulan. Penjadwalan pada dunia konstruksi biasanya
menggunakan satuan hari kerja atau hari kalender. Durasi aktivitas pada proyek
konstruksu bergantung pada hal Jumlah pekerjaan, Jenis pekerjaan, Jenis dan
jumlah sumber daya yang tersedia untuk digunakan, Apakah pekerjaan akan
diselesaikan dalam satu shift atau banyak shift atau lembur, Lingkungan yang
memengaruhi pekerjaan, Metode konstruksi, Batas waktu proyek, Siklus
pekerjaan konstruksi, Cuaca dan dampak lapangan pada produksi dan Kegiatan
yang dapat dilakukan bersamaan (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:65-
70).
3) Mendeskripsikan Aktivitas/Kegiatan
Selain durasi, kegiatan-kegiatan padapenjadwalan konstruksi biasanya disertai
dengan sebuah deskripsi yang akan membantu dalam pembacaan jadwal.
Kebanyakan dari deskripsi ini dibuat dengan menggunakan singkatan karena
ruang dalam menuliskan deskripsi tersebut sangat terbatas.
4) Menentukan Hubungan yang Logis
Setelah menentukan kegiatan dan durasi, langkah berikutnya dalam membuat
penjadwalan jaringan kerja adalah mengatur kegiatan-kegiatan tersebut
sehingga setia aktivtias dapat disajikan secara logis. Bagaimana setiap aktivitas
dihubungkan satu dengan lainnya disebut hubungan logis. Setiap aktivitas
terhubung dengan aktivitas lain dalam satu penjadwalan,ada tiga kemungkinan
hubungan logis yang dapat terjadi diantara kegiatan tersebut. Ketiga
kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Hubungan sebelumnya (predecessor)
Hubungan sebelumnya terjadi ketika sebuah aktivitas harus selesai terlebih
dahulu sebelum aktivitas berikutnya dapat dimulai. Contoh adalah pekerjaan
fondasi biasanya mendahului pekerjaan ranga atap. Jadi pekerjaan fondasi
memiliki hubungan sebelumnya dari pekerjaan atap.
b) Hubungan setelahnya (successor)
Hubungan setelahnya terjadi setelah selesainya suatu aktivitas. Contohnya,
pekerjaan interior dapat dimulai setelah pekerjaan atap selesai.jadi,
pekerjaan interior memiliki hubungan setelahnya dari pekerjaan atap.
c) Hubungan tak tergantung (independent)
Hubungan tak tergantung, yaitu hubungan kegiatan yang tidak didahului
atau mendahului kegiatan lainnya. Mulai dan selesainya kegiatan atau
aktivitas independent ini tidak tergantung dengan mulai atau selesainya
kegiatan atau aktivitas lain (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:65-
70).

2.1.3.2 Menentukan Lintasan Kritis


Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam
suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakn suatu rangkaian
kegiatan. Pada metode jaringan kerja dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan,dengan total jumlah waktu
terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi,
jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama
sampai pada kegiatan terakhir proyek. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan
kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir. Pada jalur ini
terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat, akan
menyebabkan keterlambatan penyelesaian keseluruhan proyek, yang disebut
kegiatan kritis
Jalur kritis penting artinya bagi para pelaksana proyek karena pada jalur
ini terletak kegiatan-kegiatan yang pelaksanaannya harus tepat waktu, selesai juga
tepat waktu. Jika terjadi keterlambatan, maka akan menyebabkan keterlambatan
proyek keseluruhan. Sebelum membuat jalur kritis dalam metode penjadwalan
jaringan kerja AOA, haruslah diketahui terlebih dahulu cara perhitungan durasi
proyek yang terbagi dalam hitungan maju dan hitungan mundur Apabila waktu
dalam salah satu event lintasan kritis ada yang terlampaui maka dapat dipastikan
bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan ini
menjadikan hal yang harus diperhatikan, oleh karena itu pengawasan pada jalur
kritis perlu diberikan ekstra pengawasan yang ketat. Lintasan kritis pada suatu
event mempunyai EET=LET.

2.1.4 Metode Program Evaluation Review Techique (PERT)

Sebelumnya disebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas


perencanaan dan pengendalian proyek telah ditemukan metode selain CPM, suatu
metode yang dikenal sebagai PERT. Bila CPM memperkirakan waktu komponen
kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan
adanya kepastian, maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar
ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Situasi
ini, misalnya dijumpai pada proyek penelitian dan pengembangan sampai menjadi
produk yang sama sekali baru (Agus B. Siswanto & M. Afif Salim, 2019:55)
PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu
kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan
diberi rentang (range), yaitu dengan memakai tiga angka estimasi. PERT juga
memperkenalkan parameter lain yang mencoba "mengukur" ketidakpastian
tersebut secara kuantitatif seperti "deviasi standar" dan varians. Dengan demikian,
metode ini memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi hal tersebut yang
memang hampir selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasinya dalam
berbagai bentuk perhitungan. PERT atau Program Evaluation and Review
Technique adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan maupun gangguan dan konflik produksi.
Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan berbagai bagian elemen-elemen
sebagai suatu keseluruhan pekerjaan mempercepat selesainya proyek. (Suwarni
dkk, 2019)

Dalam PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan


waktu setiap kegiatan waktu pesimis, waktu realistis dan waktu optimis. Waktu
optimis adalah perkiraan waktu yang kemungkinan sangat kecil untuk dapat
dicapai. Waktu pesimis adalah perkiraan waktu yang terdapat mempunyai
keungkinan sangat kecil untuk dapat direalisasikan. Waktu realistis adalah waktu
yang terdapat berdasarkan perkiraan estimator. (Suwarni dkk, 2019)

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang


melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari
beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik
tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor ataugaris
yang memiliki arah yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vaktor atau garis menunjukkan suatu urutan pekerjaan. Tujuan
dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar
penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek.
PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian
(uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. (Maskur dkk, 2019)

Dalam PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan


wktu setiap kegiatan, antara lain waktu pesimis, waktu realistis dan waktu
optimis. Selanjutnya ketiga perkiraan waktu tersebut dirumuskan menjadi satu
angka yang disebut te (expected duration time) atau kurun waktu yang
diharapkan. Dalam menentukan nilai (te) dipakai asumsi bahwa kemungkinan
terjadinya peristiwa optimis (a) dan pesimis (b) adalah sama. Sedangkan
kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin adalah empat kali lebih besar
dari kedua peristiwa tersebut sehingga apabila dijumlalikan akan akan bernilai 6
(enam) sesuai dengan rentang kurva distribusi peristiwa yang telah di standarkan.
(Suwarni dkk, 2019)
Maka dirumuskan sebagai berikut:

a+ 4 m+b
te=
6

Estimasi kurun waktu pada metode PERT mamakai rentang waktu.


Rentang waktu ini menandai adanya ketidak pastian yang berkaitan dengan proses
estimasi kurun waktu kegiatan. Besarnya ketidak pastian ini tergantung pada
besamya angka yang diberikan untuk nilai a dan b. Parameter yang menjelaskan
masalah ini dikenal dengan deviasi standar danvarians. Berdasarkan ilmu statistik,
angka deviasi standar adalah 1 /6 dari rentang distribusi (b-a). Nilai deviasi
standar kegiatan (S) dapat dicari dengan rumus:

1
S= ( b−a )
6

Dan nilai varians kegiatan (V) dapat dicari dengan rumus:


2
V ( te )=S

Serta untuk mencari standard deviasiproyek dengan rumus:

Sd=√ ∑ V (te)

Kemungkinan atau probabilitas mencapai target pada metode PERT dinyatakan z


dengan rumus dibawali ini dengan Tx adalah waktuyang diinginkan:

Tx−te
Deviasi z=
Sd

Dengan menggunakan tabel distribusi normal akan dapat menemukan presentasi


(%) penyelesaian pada waktu Tx. (Suwarni dkk, 2019)

2.1.4.1 Komponen Jaringan PERT

Adapun komponen-komponen dalam pembuatan PERT (Program


Evaluation and Review Technique) yaitu (Ekanugraha, 2016):
1. Kegiatan (Activity)
Merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan/kegiatan
mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan
waktu berakhirnya kegiatan.
2. Peristiwa (Event)
Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasanya peristiwa
digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes dan juga diberi nomor dengan
nomor-nomor yang lebih kecil bagi peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya
dan biasanya dihubungkan dengan menggunakan anak panah.
3. Waktu Kegiatan (Activity Time)
Suatu unsur yang merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan yang harus
Dilaksanakan.
4. Waktu Mulai dan Waktu Berakhir
Waktu mulai dan waktu berakhir yang terdiri dari waktu mulai paling awal
(ES), waktu mulai paling lambat (LS), waktu selesai paling awal (EF) dan
waktu selesai paling lambat (LF).
5. Kegiatan Semu (Dummy)
Suatu kegiatan yang tidak sebenernya dan biasanya ditunjukkan dengan garis
putus-putus.

2.1.4.2 Langkah-langkah Metode PERT

Adapun pada proses perencanaan PERT (Program Evaluation and Review


Technique) meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Ekanugraha, 2016):
1. Seluruh aktifitas proyek harus diidentifikasi dengan jelas.
2. Syarat-syarat urutan seluruh aktivitas harus disebutkan.
3. Sebuah diagram yang mencerminkan hubungan urutan harus dibuat.
4. Harus diperoleh estimasi waktu untuk tiap aktivitas.
5. Network dievaluasi dengan menghitung jalur kritis dan data performa proyek
lainnya. Evaluasi tersebut menghasilkan schedule dan perencanaan untuk
pengendalian berikutnya.
6. Dengan berlalunya waktu dan pengalaman sebenarnya (actual experience)
dicatat, schedule ditinjau ulang (direvisi) dan dievaluasi ulang.
7. Sebelum menggambarkan diagram PERT perlu diingat:
a. Panjang, pendek maupun kemiringan anak panah sama sekali tidak
mempunyai arti, dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya durasi
maupun resources yang dibutuhkan.
b. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang
mengikuti.
c. Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
d. Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
e. Waktu, biaya, dan resources yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu:
f. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
g. Besar kecilnya lingkaran juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian
penting tidaknya suatu peristiwa.

Langkah network planning dengan menggunakan pendekatan PERT


ditujukan untuk mengetahui berapa nilai probabilitas kegiatan proyek terutama
pada jalur kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan.
Jaringan kerja (Network Planning) adalah alat yang digunakan untuk
merencanakan, menjadwalkan dan mengendalikan kemajuan proyek yang
bertujuan untuk perencanaan suatu proyek yang kompleks dan penjadwalan
pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
Diagram jaringan merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan teknik
dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan, yang pada giliran
selanjutnya dapat dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesaian proyek.
I,angkahnya yaitu sebagai berikut (Ekanugraha, 2016) :
1. Menentukan perkiraan waktu aktifitas

a+ 4 m+b
te=
6

Keterangan:
Te = perkiraan waktu aktifitas
a = waktu optimis
m = waktu normal
b = waktu pesimis
Dengan menggunakan konsep te, maka jalur kritis dapat diindentifikas. Pada
jalur kritis berlalcu slack = 0.
2. Menentukan Deviasi Standar Dari Kegiatan Proyek
Deviasi standar kegiatan:

1
S= ( b−a )
6

Keterangan:
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
3. Menentukan Variasi Kegiatan Dari Kegiatan Proyek
Varian kegiatan:

[ ]
2
b−a
V ( te )=S2=
6
Keterangan:
V(te) = varian kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
b = waktu pesimis
4. Mengetahui Probahilitas Mencapai Target Jadwal
Untuk mengetalmi probabilitas mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan
menghtibungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) yang
dinyatakan dengan rumus:

T ( d )−TE
Z=
S
Keterangan:
Z =-- angka kemungkinan mcncapai target
T(d) = target jadwal
TE = jumlah waktu lintasan kritis
S = deviasi standar kegiatan
Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan
menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z.

2.1.5 Kerangka Fikir

Kerangka fikir ini di susun berdasarkan pada hasil penelitian dan tinjauan
pustaka yang terkait penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan
pustaka yang terkait, maka dapat di susun kerangka fikir pada Gambar 2.2
berikut:

Anda mungkin juga menyukai