SKRIPSI
DISUSUN OLEH
Nama : ELI YARNI
BP : 2010003433963
i
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh:
Nama : ELI YARNI
BP : 2010003433963
ii
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Oleh:
ELI YARNI
2010003433963
DISETUJUI OLEH:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Eli Yarni
2010003433963
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya, kepada kita semua sehingga Penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengendalian Waktu
Proyek Pada Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja (BLK) Padang Dengan
Metode Earned Value Concept” yang merupakan bagian dari persyaratan untuk
meraih gelar Sarjana Teknik dan Perencanaan Universitas Ekasakti Padang.
Salawat beriring salam buat Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman dengan penuh ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari dalam skripsi ini tidak akan terwujud bila tidak ada
dorongan dan bantuan moril serta materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof Surfayarma Rasidin, MPd selaku Rektor Universitas Ekasakti
Padang.
2. Bapak Drs. Risal Abu, ST, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Perencanaan Universitas Ekasakti Padang.
3. Bapak Dr. Nazili, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Ekasakti Padang.
4. Ibu Dian Wahyoni DF, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Hardi Wijaya, MT selaku Dosen Pembimbing II.
6. Bapak dan Ibu serta staf di Balai Latihan Kerja Padang yang telah
membantu dan memberikan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penelitian skripsi.
7. Seluruh team pelaksana dan pekerja-pekerja proyek yang memberikan
ilmu yang membantu penulis untuk menyelesaikan.
v
8. Terima kasih kepada rekan-rekan yang ada di lingkungan Universitas
Ekasakti yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai penulis
menyelesaikan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada suami dan anak-anak tercinta yang telah banyak
memberi dukungan dan pengorbanan baik secara moral maupun material
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta
seluruh keluarga yang menjadi motivasi bagi penulis.
10. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun demi terwujudnya kesempurnaan dari skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu di Jurusan Teknik Sipil Universitas
Ekasakti Padang.
Eli Yarni
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
vii
2.5. Pengendalian Proyek Kontruksi ................................................................. 23
viii
4.6.1. Perkiraan Waktu untuk Pekerjaan Tersisa (Estimate To Completion) 50
4.7.1 Tinjauan Kondisi Proyek Berdasarkan Data BCWS dan BCWP ......... 53
4.7.3 Tinjauan Kondisi Proyek Berdasarkan Hasil Analisis ETC dan EAC . 56
5.2 Saran................................................................................................................61
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR NOTASI
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
14
dan biaya penyelesaian proyek dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value Analysis)
Penelitian ini akan dilakukan pada proyek Pembangunan Workshop Balai
Latihan Kerja Padang Sumatera Barat, dimana kontraktor pada proyek ini adalah
PT. HAGITASINAR LESTARI MEGAH. Sesuai kontrak pekerjaan proyek ini
dijadwalkan waktu penyelesaiannya selama 180 hari kalender terhitung sejak 24
Mei 2021 dengan nilai kontrak Rp. 14.684.681.000,00. Akan tetapi, proyek tersebut
mengalami keterlambatan sehingga PHO atau serah terima proyek dilaksanakan
pada tanggal 01 Februari 2022. Ketidaksesuaian rencana dalam pelaksanaan
dilapangan, seperti kurangnya pengendalian waktu, waktu yang tidak sesuai
rencana menunjukan lemahnya manajemen proyek sebagai fungsi kontrol dan
penegendalian. Adapun kendala yang ditemui pada proyek ini yaitu dikarenakan
Mobilisasi Material Berupa Besi Plat yang didadatangkan dari jawa mengalami
keterlambatan. Mobilisasi tukang dan pekerja juga mengalami keterlambatan
dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah penelitian untuk mengevaluasi
pengendalian waktu pada proyek Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja
Padang ini, menggunakan salah satu teknik pengendalian dalam sebuah proyek,
yaitu analisis Earned Value Concept. Earned Value Concept merupakan salah satu
metode yang digunakan dalam pengendalian proyek yang memadukan unsur
jadwal, biaya, dan prestasi pekerjaan untuk menghitung perkiraan biaya dan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek sampai selesai. Hasil dari analisis
Earned Value Concept pada evaluasi proyek selanjutnya dapat memberikan
informasi mengenai kondisi pelaksanaan proyek dan dapat digunakan oleh manajer
proyek sebagai dasar pengambilan keputusan proyek agar dapat mencapai tujuan
awal proyek.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengendalian Waktu Proyek Pada
Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja (BLK) Padang dengan Metode
Earned Value Concept”
15
1.2. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada
antara lain:
1. Terjadinya Keterlambatan Penyelesaian Proyek
2. Ketidaksesuaian rencana dalam pelaksanaan di lapangan.
3. Terlambatnya mobilisasi material dan pekerja dikarenakan Pandemi Covid-19
16
3. Apa alternatif tindakan perbaikan yang dilakukan dalam menyelesaikan
masalah yang terkait dengan kinerja waktu selama proyek Pembangunan
Workshop Balai Latihan Kerja?
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah perumusan masalah, , tujuan dan manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
17
BAB II. STUDI PUSTAKA
Pada studi pustaka ini akan diuraikan tentang teori-teori yang berhubungan
dengan judul skripsi, serta masalah – masalah yang berhubungan dengan objek
penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas uraian permasalahan serta diagram alurnya, dan
langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan observasi, pada bab ini juga akan
dilihat diagram alur penelitian.
BAB IV. DATA DAN ANALISA
Pada bab ini akan disajikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari
survey yang telah dilakukan dilapangan, berdasarkan faktor faktor yang
mempengaruhi sistim pengendalian biaya proyek.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
19
proyek harus diorganisir sesuai dengan tugas/pekerjaannya. Work
Breakdown Stucture yang bersistem multi level dibuat agar pekerjaan yang
harus dilakukan tiap unit / bagian terdefinisi dan terukur.
3. Staffing (pengisian staf) adalah kegiatan menyeleksi individu-individu
(yang merupakan sumber daya terpenting) yang benar-benar ahli dalam
bidangnya untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan seperti
desain, kordinasi dan pelaksanaan proyek itu sendiri.
4. Actuating (pelaksanaan) adalah kegiatan penyelesaian proyek
denganberpedoman pada perencanaan, dilaksanakan oleh setiap individu
sesuaidengan keahliannya dalam suatu struktur organisasi yang jelas dan
terukur.
5. Controlling (pengendalian) adalah sistem pengendalian untuk
mengukur,melaporkan dan meramalkan; ruang lingkup, anggaran dan
jadwal proyek. Tujuan pengontrolan adalah untuk mengetahui
pekembangan, besarnyapenyimpangan dari tahap actuating sehingga dapat
diramalkan untuk kemudian diputuskan langkah-langkah apa yang harus
diputuskan.
20
3. Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing
masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari
proses ini didapatkan Cost Baseline yang digunakan untuk menilai kinerja
proyek.
4. Pengendalian biaya dilakukan selama proyek berlangsung untuk mendeteksi
apakah biaya actual pelaksanaan proyek menyimpang darirencana atau tidak.
Semua penyebab penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik
sehingga langkah-langkah perbaikan dapatdilakukan.
21
berkaitan dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan estimasi durasi atas semua
aktivitas yang dibutuhkan dalam proyek yang digunakan sebagai input
dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi estimasi durasi sangat
tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.
4. Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam
proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek
merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi
dan biaya hingga penentuan jadwal proyek.
5. Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja
yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan
atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan
memastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan
awal proyek.
22
dapat diselesaikan tepat waktu, karena keterlambatan dalam penyelesaian
suatu proyekdapat berpengaruh terhadap nilai pembayaran proyek
23
dalam divisi manajemen proyek yang mencakup pemantauan kemajuan pekerjaan
(progress),reduksi biaya, optimasi, dan analisis.
24
lakukan untuk mencapai performa yang tinggi kemudian memberikan umpan balik
terhadap performa yang telah tinggi, misalnya dengan memberi penjelasan
kepada pekerja mengenai apasaja yang harus mereka lakukan untuk mencapai
performa yang tinggi kemuadian memberikan umpan balik terhadap performa yang
tlah dicapainya. Sehingga masing masing mengetahui sejauh apa prestasi yang telah
dicapai.
2. Fungsi Manajerial
Pada proyek – proyek yang komplek dan mudah terjadi perubahan (dinamis)
pemakaian pengendalian dan sistem informasi yang baik akan memudahkan
manajer untuk segera mengetahui bagian – bagian pekerjaan yang mengalami
kejanggalan atau memiliki peforma yang kurang baik. Dengan demikian dapat
segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan kejanggalan tersebut.
25
unit pekerjaan yang telah diselesaikan kemudian dibandingkan dengan perencanaan
atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini akan memperlihatkan
perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran dan waktu pelaksanaan
terhadap jadwal.
2.6.1.2 Varians dengan Grafik “S”
Cara lain untuk memperagakan adanya varians dengan menggunakan grafik. Grafik
“S” akan menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang siklus proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa
yang disusun berdasarkan perencanaan dasar maka akan segera terlihat jika terjadi
penyimpangan. Penggunaan grafik “S” dijumpai dalam hal berikut:
1) Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan.
2) Penggunaan seperti diatas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau
elemenelemennya.
3) Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis presentase (%)
penyelesaian pekerjaan, misalnya jam-orang untuk menyiapkan rancangan,
produksi gambar, menyusun pengajuan pembelian, terhadap waktu.
4) Pada kegiatan konsruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga kerja
atau jam-orang dan unutk menganalisis persentase (%) penyelesaian serta
pekerjaan –pekerjaan lain yang diukur (dinyatakan) dalam unit versus waktu.
Grafik “S” sangat bermanfaat untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan
kepada pimpinan proyek, karena grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan
kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.
26
2.7 Metode Earned Value Concept ( Metode Nilai hasil)
Metode konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau
dilaksanakn (budgeted cost of work performed). Atau Konsep nilai hasil
menggunakan beberapa indikator untuk menentukan status dari proyek yaitu: Suatu
sistem pengawasan dan pengendalian proyek disamping memerlukan perencanaan
yang realistis juga harus dilengkapi dengan metode pemantauan yang segera dapat
memberikan petunjuk atau mengungkapkan adanya penyimpangan. Untuk masalah
biaya, identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah uang yang
sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran yang telah ditetapkan, sedangakan
untuk jadwal, dianalisis kurun waktu yang dicapai dibandingkan dengan
perencanaan. Dengan demikian, akan terlihat bila terjadi penyimpangan antara
rencana dan kenyataan, serta mendorong untuk mencari penyebabnya. Salah satu
metode yang dipakai untuk meningkatkan efektifitas di dalam memantau dan
mengendalikan kegiatan proyek adalah Konsep Nilai Hasil (Earned Value
Concept).
Keterangan yang memberitahukan proyeksi masa depan penyelenggaraan proyek
merupakan masukan yang sangat berguna bagi pengelola proyek untuk memikirkan
cara-cara menghadapi segala persoalan di masa yang akan dating.
Dikutip dari makalah Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi
karya Soemardi B.W, dkk., di mana Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskan
perbedaan konsep Earned Value dibandingkan dengan manajemen biaya
tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah, manajemen biaya
tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana
antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan manajemen biaya tradisional,
status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa biaya
aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih
rendah darirencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja yang telah
dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Sebaliknya, konsep Earned Value
memberikan dimensi yang ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi
yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau
27
disebut Earned Value / Percent Complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini,
Terdapat tiga indikator yaitu ACWP, BCWP, dan BCWS, namun dalam penelitian
ini ACWP tidak digunakan, sehingga digunakan dua indikator, yaitu BCWP dan
BCWS. Dengan adanya kedua indikator yang terdiri dari BCWP dan BCWS, dalam
28
suatu perhitungan pelaksanaan suatu proyek maka kita dapat menghitung berbagai
faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek tersebut,
seperti :
a) Varians jadwal terpadu ( SV ).
b) Memantau perubahan varians terhadap angka standar.
Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja dan
membuta perkiraan pencapaian sasaran. Indikator yang digunakan adalah nilai
hasil (earned value) dan jadwal anggaran (planed value).
1. Nilai Hasil
Nilai Hasil (Earned Value = EV) atau Budgeted Cost of Work Performanced
(BCWP) adalah nilai pekerjaan yag telah selesai terhadap anggaran yang
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka AC
dibandingkan dengan EV akan telihat perbandingan antara biaya yang telah
dikeluarkan untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk maksud tersebut.
2. Jadwal Anggaran
Jadwal Anggaran (Planned Value = PV) atau Budgeted Cost of Work
Schedule (BCWS) menunjukkan anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang
disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Disini terjadi perpaduan
antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, dimana pada setiap elemen pekerjaan
telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur pelaporan
pelaksanaan pekerjaan.
3. Schedule Variance (SV)
Schedule Variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara
BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket – paket
pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana.
Sebaliknya nilai negtif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena
paket – paket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang
29
direncanakan. Rumus untuk Schedule Variance adalah :
Varians Jadwal (SV) = EV - PV atau SV = BCWP – BCWS…… (2.1)
Varians Jadwal
Keterangan
SV = BCWP - BCWS
Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal.
Nol Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal.
Negatif Pekerjaan selesai terlambat.
30
Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari
perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih
cepat dari rencana.
Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar
penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat
angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu
pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaannya yang justru tidak realistis.
Dimana :
SPI (Schedule Performance Indeks) = Indek Kinerja Jadwal
31
Tabel 2.2 Menunjukan rincian analisis varian terpadu tersebut.
32
Rp185,792,583.94 dan CV sebesar Rp348,089,626.99. Sedangkan nilai SPI
sebesar 1.06 dan CPI sebesar 1.12. Hasil penelitian memperkirakan waktu akhir
proyek yaitu 89 hari dan biaya akhir proyek sebesar Rp4,254,837,523.80. sehingga
keuntungan proyek sebesar Rp368,781,573.68.
2. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Sobari & Lutfi, 2018) dengan judul
“Tinjauan Biaya Dan Waktu Proyek South City Square Lot 2 Menggunakan
Metode Earned Value”. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek mengalami
keterlambatan pekerjaan sampai dengan minggu ke-26 karena nilai SPI kurang
dari 1 dan SV bernilai negatif, dari segi biaya menunjukan bahwa pengelolaan
sudah dilakukan dengan baik karena diperkirakan selisih biaya rencana dan
biaya actual senilai Rp 2.526.376.097.
3. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh (Pancaningrum et al., 2018)
dengan judul penelitian “Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Menerapkan
Metode Earned Value Analysis (Studi Kasus Di Proyek Pembangunan Hotel
Brothers 2 Solo Baru, Sukoharjo)”. Didapat hasil Analisis data menunjukkan
bahwa perhitungan konsep nilai hasil untuk bulan Februari-Maret
menunjukkan SPI < 1 yang artinya penyelenggaraan proyek terlambat,
sementara untuk bulan April nilai SPI =1 yang artinya penyelenggaraan proyek
tepat waktu. Nilai CPI > 1 untuk bulan Februari-Maret artinya pengeluaran
proyek lebih kecil dari anggaran dan CPI = 1 untuk bulan April artinya sesuai
rencana anggaran biaya. Hasil ETC 3 bulan berturut turut (Februari-April)
yaitu Rp. 1.085.123.685, Rp. 357.971.843, Rp. -54.262.692. Hasil EAC 3 bulan
berturut turut (Februari-April) yaitu Rp. 21.946.845.982, Rp.21.980.555.782,
Rp. 21.981.362.911. Hasil sisa anggaran berturut-turut selama 3 bulan
menunjukkan angka positif berarti anggaran proyek lebih kecil dari rencana
anggaran biayanya.
4. Pengendalian Biaya Dan Waktu Proyek Dengan Metode Konsep Nilai Hasil
Earned Value (Studi Kasus Proyek Pembangunan Jembatan Petruk 1 Kota
Kupang)
Penelitian ini dilakukan oleh Rifqi Auzan N dkk yaitu berupa jurnal yang
dikeluarkan Universitas Diponegoro pada tahun 2017 dengan pokok bahasan
33
“Pengendalian Biaya dan Waktu Proyek dengan Metode Konsep Nilai Hasil
Earned Value (Studi Kasus Proyek Pembangunan Jembatan Petruk 1 Kota
Kupang)”.
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja Proyek Pembangunan Jembatan Petruk 1 Kota
Kupang.
2. Untuk mengetahui estimasi waktu dan biaya penyelesaian Proyek
Pembangunan Jembatan Petruk 1 Kota Kupang berdasarkan konsep nilai
hasil.
3. Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan kontraktor dalam
menyelesaikan Proyek Pembangunan Jembatan Petruk 1 Kota Kupang.
Hasil analisis Pengendalian Biaya dan Waktu dengan Metode Konsep Nilai
Hasil Earned Value pada studi kasus Proyek Pembangunan Jembatan Petruk 1
Kota Kupang adalah sebagai berikut:
1. Kinerja pelaksanaan proyek berdasarkan konsep nilai dan hasil (earned
value) pada evaluasi bulan Februari 2017 adalah sebagai berikut :
a. Nilai ACWP sebesar 135,49 M, nilai BCWP 135,28 M, dan BCWS sebesar
188,4 M.
b. Nilai SV dan CV yang bernilai (-) dan nilai SPI dan CPI < 1 berarti proyek
mengalami pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu.
c. Keterlambatan proyek disebabkan karena perubahan metode pelaksanaan
pada metode erection girder yang semula menggunakan sistem portal
gantry menjadi launcher. Sedangkan pembengkakan biaya terjadi karena
biaya peralatan pendukung pekerjaan erection yang biaya sewanya lebih
mahal akibat waktu sewa alat tersebut bertambah.
2. Estimasi waktu dan biaya penyelesaian proyek berdasarkan konsep nilai
hasil (earned value) adalah sebagai berikut :
a. Nilai EAC adalah sebesar 188,67 M nilai EAC menunjukkan estimasi
biaya akhir proyek meningkat 0,318% melebihi kontrak awal yaitu sebesar
188,4 M.
34
b. Nilai TAC adalah 106 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan
proyek akan terlambat 30 minggu karena pada awalnya proyek
direncanakan selesai dalam 76 minggu.
3. Strategi dan solusi yang dilakukan kontraktor :
Membuat schedule baru dan merubah metode pelaksanaan erection girder.
Dampak penggantian metode tersebut adalah keterlambatan pada
pelaksanaan proyek karena diperlukan waktu untuk fabrikasi alat launcher
tersebut.
Pancaningrum dkk., 2018 Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan
Menerapkan Metode Earned Value Analysis (Studi Kasus Di Proyek
Pembangunan Hotel Brothers 2 Solo Baru, Sukoharjo)
Total biaya yang di habiskan sebesar Rp. 21.981.362.911, laporan bulan
Februari 2017 total pengeluaran sebesar Rp. 20.861.702.297, dengan sisa biaya
penyelesaian sebesar Rp. 1.085.143.685. Sementara laporan bulan Maret 2017
total pengeluaran sebesar Rp. 21.622.583.939, dengan sisa biaya penyelesaian
sebesar Rp. 357.971.843. Laporan bulan April 2017 total pengeluaran sebesar
Rp. 22.035.625.603, dengan sisa biaya penyelesaian sebesar Rp. - 54.262.692.
Dari hasil analisis konsep nilai hasil dapat disimpulkan bahwa laporan bulan
Februari 2017 nilai SPI sebesar 0,9482, nilai ini menunjukkan SPI < 1. Indeks
penampilan biaya bernilai 1,0115, nilai tersebut menunjukkan CPI > 1.
Laporan bulan Maret 2017 nilai SPI sebesar 0,9813, nilai ini menunjukkan SPI
< 1. Indeks penampilan biaya bernilai 1,00004, nilai tersebut menunjukkan CPI
> 1. laporan bulan April 2017 nilai SPI sebesar 1. Perkiraan biaya akhir pada
saat penyelesaian proyek yaitu sebesar Rp. 21.981.362.911 dan perkiraan
waktu penyelesaian proyek yaitu tanggal 29 Mei 2017
35
BAB III
METODE PENELITIAN
36
3.1.2 Waktu penelitian
Untuk pengambilan data awal penulis melaksanakan pada bulan Desember
2022.
37
dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan
sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulis.
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk
memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian
menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.
2. Pengumpulan data untuk membantu dalam penelitian. Beberapa data
yang dikumpulkan adalah time schedule dan laporan mingguan proyek.
3. Menghubungkan BCWP dan BCWS.
4. Menghitung SC.
5. Menghitung SPI.
6. Menghitung ETC dan EAC.
7. Pembahasan dan kesimpulan. Pembahasan ini menjelaskan tentang
perhitungan yang telah dilakukan. Kesimpulan disebut juga dengan
8. pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat
suatukesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
38
3.4 Bagan Alir Penelitian Mulai
Identifikasi Masalah
Tinjuan Pustaka
Pengumpulan Data
Selesai
43
BAB IV
ANALISA DATA
44
4.2 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya Keseluruhan Awal proyek ini sebesar Rp.
14.684.681.000,- ( Empat Belas Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Empat Juta
Enam Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Rupiah). Namun Proyek ini mengalami
Adendum 2 kali. untuk selanjutnya digunakan dalam perhitungan menggunakan
metode Earned Value Concept
45
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Analisis BCWS
46
jadwal pelaksanaan kemajuan pekerjaan atau laporan mingguan proyek, dihitung
sebagai berikut :
Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-1 pada akhir bulan Mei 2023
adalah sebagai berikut :
Total anggaran proyek (BAC) = Rp. 14.684.775.000,00
Bobot BCWP = 0,354 % (Lihat pada Tabel 5.1)
= 0,354% x Rp. 14.684.775.000,00
= Rp. 5.257.149.450,00
47
19 1,212 46,662 Rp177.945.453 Rp6.852.209.711
SV = BCWP – BCWS
Berdasarkan rumus di atas, nilai SV dapat dihitung setiap satuan
waktusebagai berikut :
Penyimpangan untuk minggu ke 2 pada awal bulan Juni 2021
BCWS = Rp. 8.940.591.243,00
BCWP = Rp. 6.975.268.125,00
SV2 = BCWP2 – BCWS2
= Rp. 6.975.268.125,00 - 8.940.591.243,00
= Rp. (-1.965.323.118,05)
= (-0,134 %)
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa sampai dengan
minggu ke- 2 penyimpangan jadwal pekerjaan sebesar -0,121 % atau Rp.(-
19.653.231). Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan terlambat
dari jadwal rencana. Untuk perhitungan penyimpangan jadwal (SV) per-
minggu sebelum dan sesudahnya, dengan cara yang sama seperti di atas dapat
dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Schedule Variance (SV)
Minggu
BCWS BCWP SV SV (%)
ke
1 Rp51.984.104 Rp52.571.495 Rp587.391 0,004
48
5 Rp641.101.030 Rp472.556.060 -Rp168.544.971 -1,148
Untuk mendapatkan nilai SPI setiap periode digunakan persamaan 2.2 yaitu:
Contoh perhitungan untuk pekerjaan pada minggu ke-3 pada bulan Juni 2023
adalah sebagai berikut :
BCWS21 = Rp9.707.788.828
BCWP21 = Rp8.102.177.759
SPI21 = Rp8.102.177.759/ Rp9.707.788.828
SPI21 = 0,83
Nilai ini menunjukkan bahwa nilai SPI < 1, artinya penyelenggaraan proyek lebih
lambat dari perencanaan. Untuk perhitungan SPI minggu sebelumnya, dengan cara
yang sama seperti di atas dapat dilihat pada tabel 4.5
49
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Indeks Kinerja Waktu (SPI)
Minggu
BCWS BCWP SPI
ke
1 Rp51.984.104 Rp52.571.495 1,01
50
Waktu pelaporan = 21 minggu
Waktu rencana = 32 minggu
Nilai SPI minggu 21 = 0,83
ETC = (waktu rencana – waktu pelaporan) / SPI
= (32-21) / 0,83
= 13 Minggu
Tabel 4.6 Rekapitulasi Prakiraan Biaya untuk Pekerjaan Tersisa (ETC)
ETC
Minggu ke SPI
(minggu)
1 1,01 31
2 0,78 38
3 0,40 73
4 0,46 60
5 0,74 37
6 0,60 43
7 0,59 42
8 0,46 52
9 0,44 52
10 0,41 54
11 0,58 37
12 0,57 35
13 1,12 17
14 1,11 16
15 1,14 15
16 1,05 15
17 1,12 13
18 1,02 14
19 0,91 14
20 0,82 15
21 0,83 13
51
Didapat hasil 13 minggu, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek terlambat 2 minggu, sehingga jadwal yang direncanakan belum sesuai
dengan prakiraan penyelesaian proyek menurut metode konsep nilai hasil atau
earned value concept.
Bobot Bobot
Minggu ETC EAC
Rencana Realisasi
Ke- (%) (%) (Minggu) (Minggu)
1 0,354 0,358 31 14
2 0,255 0,117 38 15
3 1,252 0,265 73 16
4 1,252 0,702 60 17
5 1,252 1,776 37 18
6 2,467 0,875 43 19
7 2,467 1,411 42 20
8 4,512 0,844 52 21
9 6,613 2,65 52 22
10 7,908 2,5 54 23
52
11 7,913 9,35 37 24
12 7,913 4,454 35 25
13 0,917 2,969 17 26
14 1,576 1,652 16 27
15 3,407 4,649 15 28
16 3,491 1,129 15 29
17 5,427 8,379 13 30
18 6,161 2,235 14 31
19 6,868 1,212 14 32
20 7,239 1,331 15 33
21 7,387 7,181 13 34
4.7 Pembahasan
Dengan mengetahui semua data yang dibutuhkan maka dapat diketahui kondisi
akhir dari proyek yang kita evaluasi sampai minggu ke-21, dilakukan dengan
membandingkan hasil hitungan dan tolak ukur, maka didapatkan kondisi akhir
Proyek Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja Padang sebagai berikut :
BCWS BCWP
53
Pada Gambar 5. memperlihatkan bahwa nilai BCWP pada minggu Ke-13 sampai
minggu ke-18 sedikit berada di atas BCWS, namun pada minggu minggu
setelahnya, nilai BCWS selalu berada di atas nilai BCWP. Hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan terlaksana lebih lambat dari schedule.
Schedule Variance
Rp1.000.000.000
Rp500.000.000
Rp0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
(Rp500.000.000)
(Rp1.000.000.000)
(Rp1.500.000.000)
(Rp2.000.000.000)
(Rp2.500.000.000)
(Rp3.000.000.000)
Minggu Ke
Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa nilai varians jadwal pada minggu Ke-2
hingga minggu ke 11 dan minggu ke – 19 hinggu minggu ke-21 bernilai negatif,
hal tersebut berarti bahwa pekerjaan selesai terlambat atau tidak sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan
54
Bila angka indeks kinerja ditinjau lebih lanjut, akan terlihat hal-hal sebagai
berikut :
a. Angka indeks kinerja kurang dari satu, berarti kinerja pekerjaan tidak sesuai
dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapi target pekerjaan yang
sudah direncakan
b. Angka indeks kinerja lebih dari satu, berarti kinerja pekerjaan lebih baik dari
yang telah direncanakan.
c. Semakin besar perbedaannya dari angka 1 maka makin besar
penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat
angka yang terlalu tinggi, yang berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan yang
sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakahmungkin perencanaannya justru
tidak realistis. Perbandingan nilai SPI dapat dilihat pada gambar 7.
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Minggu Ke-
Pada gambar 7. dapat dilihat bahwa hampir semua SPI dari Ke-2 hingga
minggu ke 11 dan minggu ke – 19 hinggu minggu ke-21 bernilai kurang dari satu.
Hal tersebut berarti pada proyek ini kinerjanya kurang baik. Meninjau minggu ke
3 dan minggu ke 4 dan Minggu ke -8 sampai minggu ke -10 nilai SPI sangat kecil,
55
hal tersebut disebabkan oleh pekerjaan struktur yang sudah direncanakan pada time
schedule sepenuhnya tidak dapat dilaksanakan pada minggu ke 3 dan pada minggu
ke 4 hanya sebagian pekerjaan struktur yang dapat dilaksanakan.
4.7.3 Tinjauan Kondisi Proyek Berdasarkan Hasil Analisis ETC dan EAC
1. ETC pada jadwal
Dari hasil analisis Prakiraan Waktu untuk Pekerjaan Sisa (ETC) menunjukkan
bahwa nilai ETC pada minggu ke 1 bernilai kurang dari durasi proyek yang
direncanakan yaitu 32 minggu, namun pada minggu ke 2 sampai minggu ke 12
dan minggu ke – 19 sampai minggu ke-21 indeks kinerja jadwal proyek yang
memburuk menyebabkan nilai ETC semakin besar. Dapat dilihat pada minggu
ke 21 indeks kinerja jadwal (SPI) belum mencapai angka satu (=1), hal itu
menunjukkan bahwa kinerja proyek pada proyek ini tidak baik.
2. EAC pada jadwal
Hasil analisis EAC tidak jauh berbeda dengan ETC, karena EAC menggunakan
ETC sebagai indikator utamanya, dari hasil analisis terlihat bahwa nilai EAC
menunjukkan nilai yang cukup besar sampai pada minggu ke 32 yaitu 34
minggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Proyek Pembangunan Workshop Balai
Latihan Kerja Padang ini mengalami keterlambatan dan harus dilakukan
tindakan perbaikan. Tetapi pada minggu ke 21 bobot realisasi proyek baru
sebesar 55,174 % ini artinya masih tersisa 44,83% pekerjaan yang belum
terselesaikan dan hanya terdapat 13 minggu tersisa, ini artinya proyek masih
bisa diselesaikan apabila kinerjanya ditingkatkan.
56
sesuai dengan rencana pada proyek ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
1. Berdasarkan hasil pengkuran ulang lokasi pekerjaan Workshop Listrik dan AC
serta Workshop Elektronika dan Kecantikan, ternyata tidak sesuai tapak lokasi
sebagaimana gambar rencana (terkontrak). Oleh karena itu dilakukan review
design site plan sesuai hasil pengukuran.
2. Keterlambatan Mobilisasi material berupa Besi plat dari jawa dan
keterlambatan mobilisasi para pekerja dan tukang dari jawa dikarenakan
adanya Pandemi Covid-19
3. Setelah melakukan peninjauan lapangan dan berdasarkan gambar perubahan
site plan Workshop Listrik dan AC serta Workshop Elektronika dan
Kecantikan, maka disepakati untuk melakukan penyesuaian (perhitungan ulang
) beberapa item pekerjaan antara lain pekerjaan galian (cut), timbunan (fill),
pembuangan sebagian hasil galian, termasuk tambahan item pekerjaan baru
yaitu pasangan batu kali dinding penahan tanah yang belum termasuk dalam
kontrak akan tetapi perlu untuk dilaksanakan.
4. Terdapat volume item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tidak sesuai
(kekurangan pada Workshop Listrik dan AC serta Workshop Elektronika dan
Kecantikan, namun kelebihan volume pada Workshop Otomotif yang
signifikan) dengan volume pekerjaan yang dialokasikan pada kontrak yaitu
pekerjaan pembesian sloof.
5. Pada pekerjaan cor lantai beton pada struktur lantai I yaitu beton K300, tidak
terdapat item pekerjaan lantai kerja atau LC (Lean Concrete). Untuk perlu
sebelum pemasangan wiremesh dan pengecoran beton K300, perlu terlebih
dahulu dikerjalan lantai kerja berupa beton K100.
6. Pada gambar rencana, ketebalan base plate dan end plate kolom adalah masing-
masing 10 mm. Ketebalan plat ini tidak memadai mengingat ukuran kolom I
WF 600.300.12.20, setidaknya menurut gambar standar end plate kolom
struktur baja adalah lebih kurang sama dengan tebal terbesar dari ukuran profil
tersebut yaitu 20 mm. Dalam hal ini, memepertimbangkan metode kerja
erection kolom, disepakati item pekerjaan base plate dan end plate kolom
57
diubah menjadi end plate kolom tebal 19 mm. (Gambar detail perubahan
terlampir). Diakibatkan perubahan tersebut dan metode pekerjaannya, maka
perlu tambahan item pekerjaan berupa “grouting” dengan menggunakan
material khusus semen grouting untuk mengisi celah antara end plate kolom
yang terpasang pada angkur kolom pedestal.
7. Surat kontraktor pelaksana tanggal 31 Juli 2021 perihal usulan perubahan
ukuran baja profil I WF 200.150.6.9 menjadi I WF 250.125.6.9 dengan alasan
bahwa baja profil I WF 200.150.6.9 tidak tersedia di pasaran dalam jumlah
yang cukup sesuai kebutuhan pekerjaan. Memperhatikan alasan tersebut dan
usulan penggantinya, bahwa balok tersebut berfungsi sebagai balok anak
(bukan struktur utama rangka baja) dan balok pengganti mempunyai
bobot/berat yang relatif sama dengan balok yang digantikan serta momen
inersia yang lebih besar (karena H lebih besar), penggantian tersebut disepakati
untuk disetujui.
8. Sambungan baut pada struktur “gable” baja I WF 600.300.12.20 menurut
gambar rencana menggunakan 8x2 baut M32 sulit dilaksanakan karena
diameter baut dan jarak komponen baut yaitu kapala baut (nut) dan ring baut
(washer) terlalu rapat untuk pengencangan baut dengan kunci baut. Untuk itu
ukuran baut perlu diganti dengan diameter lebih kecil yaitu M24 sehingga
kendala pemasangan tersebut tidak terjadi. Berdasarkan perhitungan kontrol
kekuatan baut pada sambaungan struktur “gable” tersebut dengan baut M24
mutu baut A325 sebagaimana spesifikasi teknis, cukup kuat untuk memikul
beban konstruksi sambungan.
Hal-hal yang menyebabkan pengerjaan proyek menjadi terlambat dalam
penyelesaiannya merupakan hal yang tentu tidak diinginkan oleh kontraktor
manapun karena apabila suatu proyek penyelesaiannya melebihi dari waktu
kontrak, maka pihak pelaksana (kontraktor) akan dikenakan denda sebesar 0,1%
perhari, dimana menurut earned value concept proyek ini akan mengalami
keterlambatan selama 2 minggu atau 14 hari. Dengan nilai proyek sebesar Rp.
15.607.131.000, 00 berarti denda yang akan dikenakan sebesar Rp. 218.499.834,00.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kerugian yang akan dialami kontraktor
58
karena keterlambatan penyelesaian proyek, diperlukan tindakan perbaikan.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, pengambilan data dan analisis data pada pada
proyek Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja Kota Padang, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja waktu Proyek Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja Kota
Padang yaitu sebagai berikut :
a. Varians jadwal (SV) yaitu penyimpangan antara rencana pengeluaran biaya
yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (BCWS) dan nilai pekerjaan
secara fisik yang telah diselesaikan (BCWP). SV Pada proyek ini dinilai
tidak baik. Dapat ditunjukkan dengan nilai SV yang hampir semuanya
bernilai negatif, yang artinya pelaksanaan proyek lebih lambat dari yang
direncanakan.
b. Index kinerja jadwal (SPI) yaitu perbandingan antara nilai pekerjaan secara
fisik yang telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya
yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (BCWS). SPI pada proyek ini
dinilai tidak baik. Ditunjukkan dengan nilai SPI yang hampir semuanya
kurang dari satu (<1), yang artinya kinerja waktu pada proyek ini tidak baik.
c. Berdasarkan hasil analisis perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersisa (ETC) dan jumlah waktu pelaksanaan
pekerjaan sampai pada saat pelaporan ditambah prakiraan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa (EAC) pada
penjadwalan proyek, perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa pada saat
pelaporan (minggu ke 21) yaitu 13 minggu, sedangkan dalam penjadwalan
direncanakan proyek selesai pada minggu ke 32. Artinya proyek akan
mengalami keterlambatan selama 2 minggu dari rencana.
60
Dari penjabaran atas ketiga hal diatas, Proyek Pembangunan Workshop
Balai Latihan kerja Padang dinilai kinerjanya tidak baik karena proyek
mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya sehingga pihak pelaksana
akan dikenakan denda atas keterlambatan tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan waktu proyek diantaranya
adalah Berdasarkan hasil pengkuran ulang lokasi pekerjaan Workshop Listrik
dan AC serta Workshop Elektronika dan Kecantikan, ternyata tidak sesuai tapak
lokasi sebagaimana gambar rencana (terkontrak). Oleh karena itu dilakukan
review design site plan sesuai hasil pengukuran, Keterlambatan Mobilisasi
material berupa Besi plat dari jawa dan keterlambatan mobilisasi para pekerja
dan tukang dari jawa dikarenakan adanya Pandemi Covid-19.
3. Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah
Penambahan tenaga kerja untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan
dilapangan dengan cara penambahan jam kerja/lembur.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengendalian indeks kinreja biaya pada
proyek Pembangunan Workshop Balai Latihan Kerja Kota Padang, maka beberapa
saran yang peneliti berikan adalah:
1. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada pengendalian waktu, akan lebih
akurat apabila melakukan penelitian pada segi biaya untuk mengetahui
penyimpangan progress atau pembiayaan apabila tidak sesuai dengan
perencanaan.
2. Sebaiknya dalam membuat laporan progress mingguan dibuat sesegera mungkin
tanpa mengundurnya, sehingga apabila terjadi penyimpangan dari yang telah
direncanakan dapat terdeteksi sejak dini dan dapat diambil solusi dari
permasalahan yang ada, kemudian dapat menjadi pembelajaran dan alternatif
pemecahan masalah untuk proyek yang akan datang
3. Karena adanya masalah yang dapat menyebabkan penyimpangan pada proyek
tidak dapat dipastikan kapan terjadi, maka sebaiknya sejak awal proyek sudah
dipersiapkan metode pengendalian proyek.
61
4. Proses pengendalian harus terus diperbaharui setiap periode waktu tertentu
untuk mengetahui hasil perkiraan biaya hingga akhir proyek.
5. Dalam pelaksanaan proyek, apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan maka perlu dilaksanakan percepatan terhadap kinerja proyek dengan
kontrol yang efektif pada penggunaan bahan sesuai dengan jenis volume dan
mutu bahan yang dibutuhkan, waktu pengadaan bahan dan perlatan harus
sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta penggunaan tenaga
kerja yang efisien pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan
62
DAFTAR PUSTAKA
63