Anda di halaman 1dari 77

TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI BEBAN KERJA KARYAWAN DI AREA FINISHING


DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA TLX UNTUK
MEMBUAT RANCANGAN MEJA KERJA
DI CV. MEGA JAYA LOGAM

Disusun Oleh:
KOKO JUSWANTORO
2017012034

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
SURAT PERYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Koko Juswantoro
NIM 2017012034
Program studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir saya yang berjudul
“IDENTIFIKASI BEBAN KERJA KARYAWAN DI AREA FINISHING
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA TLX UNTUK
MEMBUAT RANCANGAN MEJA KERJA DI CV. MEGA JAYA LOGAM”
merupakan hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya atau penelitian yang
pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan
tinggi. Dalam sepengetahuan saya, bahwa tidak terdapat karya atau suatu pendapat
yang pernah dibuat dan diterbikan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan yang sudah dituliskan didalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 23 Juni 2022


Penulis,

Materai
10000

Koko Juswantoro
NIM. 2017012034

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim
Saya persebahkan hasil karya ini
Kepada kedua orang tua tercinta (Bapak Agus wibowo dan Ibu Fitria Agustini)
yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan, serta pengorbanan beliu yang
tiada hentinya.

Teruntuk adik-adiku:
Citra Pipit Atin Wibowo dan Citra Puput Atin Wibowo
terima kasih untuk do’a, dukungan dan semangat.

Teruntuk semua guru-guruku


yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat berharga, ilmu yang
bapak/ibu berikan kelak menjadi pahala jariyah di akhirat.

Teruntuk sahabatku yang sudah mendo’akan dan memberikan dukungan,


tenaga serta pikiran. Sungguh indah bisa berjumpa dengan kalian.

Teruntuk pihak KJLR yang sudah memberikan dukungan dan semangat serta
waktunya.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT

iv
HALAMAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al Insyirah : 6)

v
KATA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah puji syukur kehadiraht Allah SWT atas segala rahmad dan
karunia, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan lancar tanpa halangan
apapun, Tugas Akhir dengan judul “IDENTIFIKASI BEBAN KERJA
KARYAWAN DI AREA FINISHING DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CVL DAN NASA TLX UNTUK MEMBUAT RANCANGAN MEJA KERJA, di
CV. MEGA JAYA LOGAM” ini disusun dalam rangka memenuhi persyarat
kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana.
Penyusunan Tugas Akhir tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berjasa
selama menyusun Tugas Akhir, oleh karena itu terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Iskandar Yasin, S.T., M.T., CIPM., IPM. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
2. Dyah Ari Susanti, S.T., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
3. Retno Widiastuti, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
membimbing dalam penyusunan Tugas Akhir.
4. Emmy Nurhayati, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing 2 yang telah
membimbing dalam penyusunan Tugas Akhir.
5. Yasisnta Eldiana Rekha Dewi selaku perwakilan perusahaan yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir.
6. Kepada seluruh teman-teman yang berada di dunia nyata maupun yang di media
sosial yang telah mau membagikan ilmu dan nasehatnya selama penyusunan
Tugas Akhir ini.
7. Kepada pihak KJLR yang telah menemani dalam penyusunan Tugas Akhir.
Penulisan Tugas Akhir ini disadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya, oleh karena itu laporan Tugas Akhir ini diharapkan mendapatkan
saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini

v
dapat memberikan manfaat untuk pekembangan ilmu pengetahuan dan penelitian-
penelitian selanjunya.

Yogyakarta, 23 Juni 2022

Koko Juswantoro

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
SURAT PERYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...........................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................iv
HALAMAN MOTTO..................................................................................................v
KATA PENGANTAR................................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
INTISARI.....................................................................................................................x
ABSTRACT................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUHAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................7
1.3 Asumsi dan Batasan Masalah...........................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................9
2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................................9
2.2 Gap Penelitian.................................................................................................20
2.3 Landasan Teori...............................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................29
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian...........................................................................29
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................29
3.3 Data Yang Diperlukan....................................................................................30
3.4 Pengumpulan Data..........................................................................................30
3.5 Tahapan Penelitian..........................................................................................31
3.6 Diagram Alir Penelitian..................................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................34
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................................34

4.2 Pengolahan Data................................................................................................38

v
4.3 Pembahasan........................................................................................................47
BAB V PENUTUP.....................................................................................................53
5.1 Kesimpulan........................................................................................................53
5.2 Saran..................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................55
LAMPIRAN...............................................................................................................57

i
INTISARI

Karyawan merupakan bagian penting dari perusahaan, dikarenakan karyawan


ialah salah satu bagian penting dari perusahaan yang jadi penentu berjalan atau
tidaknya suatu perusahaan. Akan tetapi, terdapat permasalahan di perusahaan yang
seringkali terabaikan terutama pada performa karyawan, salah satunya adalah beban
kerja karyawan. CV. Mega Jaya Logam ialah perusahaan yang terjun di bidang
industri manufaktur khususnya di pengecoran logam serta permesinan. Akan tetapi,
beban kerja karyawan masih relatif tinggi terutama pada bagian finishing. Hal
tersebut dapat dilihat pada jam lembur karyawan yang banyak, terutama di area
finishing.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja fisik dan beban
kerja mental pekerja serta mengetahui cara meminimalisir beban kerja di area
finishing CV. Mega jaya logam. Beban kerja terbagi menjadi 2 yaitu beban kerja fisik
dan beban kerja mental, adapun cara yang digunakan untuk mengukur beban kerja
fisik dan mental salah satunya ialah metode CVL dan NASA-TLX. Metode CVL
ialah yang digunakan buat mengetahui beban kerja fisik memakai perbandingan
tingkat denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum. Metode NASA-TLX ialah
metode yang digunakan untuk menganalisis beban kerja mental, NASA-TLX
memiliki 6 dimensi dalam memilih ukuran beban kerja mental, yakni kebutuhan
mental, kebutuhan fisik, kebutuhan waktu, pencapaian kinerja, usaha serta tingkat
frustasi.
Hasil penelitian dari beban kerja fisik memakai metode CVL didapatkan 9
pekerja yang pelur adanya perbaikan dikarenakan pekerjaan di area finishing lebih
banyak menggunakan otot, serta hasil penelitian menggunakan metode NASA-TLX
terdapat 4 pekerja dengan kategori sangat tinggi. Upaya perbaikan untuk mengurangi
beban kerja karyawan dengan melakukan pengadaan fasilitas, penambahan jam
istirahat, penambahan karyawan dan gaji karyawan. Kesimpulannya adalah di area
finishing CV. Mega Jaya Logam masih terdapat beban kerja yang cukup tinggi
terutama yaitu pada beban kerja fisik.

kata kunci: beban kerja, pengecoran logam, CVL, NASA-TLX.


x
ABSTRACT

Employees are an important part of the company because employees are one of
the important parts of the company that determines whether a company is running or
not. However, there are problems in the company that often occur, especially in
employee performance, one of which is employee work. CV. Mega Jaya Logam can
be found in the manufacturing industry, especially in metal and machinery. However,
the workload of employees is still relatively high, especially in the finishing section.
This can be seen in the many overtime hours of employees, especially in the finishing
area.

The purpose of this study is to determine the physical workload and mental
workload of workers and to know how to minimize the workload in the finishing area
of CV. Mega Jaya Logam. The workload is divided into 2, namely physical workload
and mental workload, while the methods used to measure physical and mental
workloads are CVL and NASA-TLX. The CVL method is used to determine the
physical workload using a comparison of the work pulse rate with the maximum pulse
rate. The NASA-TLX method is a method used to analyze mental workload, NASA-
TLX has 6 dimensions in choosing the size of mental workload, namely mental needs,
physical needs, time needs, performance achievement, effort, and level of frustration.

The results of the study of physical workload using the CVL method found 9
workers who needed an improvement because work in the finishing area used more
muscle. And the results of research using the NASA-TLX method there are 4 workers
with very high categories. Improvement efforts to reduce the workload of employees
by procuring facilities, adding rest hours, and adding employees and employee
salaries. The conclusion is in the area of finishing CV. Mega Jaya Logam there is still
a fairly high workload, especially in the physical workload.

Keywords: Workload, metal casting, CVL, NASA-TLX

x
DAFTAR

Tabel 1.1 Jam Kerja Karyawan.....................................................................................2


Tabel 1.2 Jam lembur karyawan di CV. Mega Jaya Logam..........................................3
Tabel 1.3 Suhu ruangan di CV. Mega Jaya Logam.......................................................4
Tabel 1.4 Data Sempel Beban Kerja di Area Finishing................................................6
Tabel 2.1 State of The Art............................................................................................15
Tabel 2.2 Gap Penelitian.............................................................................................20
Tabel 2.3 Klarifikasi CVL...........................................................................................24
Tabel 2.4 Kuesioner Pembobotan Indikator Berpasangan..........................................25
Tabel 2.5 Kuesioner Rating.........................................................................................26
Tabel 2.6 Nilai Beban Kerja Mental............................................................................27
Tabel 2.7 Indikator NASA-TLX.................................................................................28
Tabel 4.1 Data pekerja di area finishing......................................................................34
Tabel 4.2 Data denyut nadi pekerja di area finishing..................................................35
Tabel 4.3 Hasil kuesioner pembobotan di area finishing.............................................36
Tabel 4.4 Hasil pemberian rating................................................................................37
Tabel 4.5 Denyut nadi pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam....................38
Tabel 4.6 Denyut nadi maksimum pekerja di area finishing.......................................39
Tabel 4.7 Pesentase CVL Pekerja di Area Finishing..................................................40
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Pembobotan......................................................................42
Tabel 4.9 Hasil Pemberian rating................................................................................43
Tabel 4.10 Nilai Weighted Work Load (WWL)..........................................................44
Tabel 4.11 Skor NASA-TLX.......................................................................................45
Tabel 4.12 Hasil Uji Keseragaman Data.....................................................................46
Tabel 4.13 Pekerja yang Perlu Adanya Perbaikan......................................................47
Tabel 4.14 Jumlah lembur area finishing.....................................................................50

x
DAFTAR

Gambar 1.1 Aktivitas Memindahkan Produk................................................................5


Gambar 1.2 Aktivitas Menggerinda..............................................................................5
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian...........................................................................33
Gambar 4.1 Grafik Uji Keseragaman Data.................................................................47
Gambar 4.3 Contoh Pekerja yang Menggunakan Meja Kerja.....................................49
Gambar 4.4 Contoh Pekerja yang Tidak Menggunakan Meja Kerja..........................49
Gambar 4.5 Desain Rancangan Meja Kerja Area Finishing.......................................49
Gambar 4.2 Skor Beban Kerja Mental Perkerja di Area Finishing.............................51

x
DAFTAR

Lampiran 1.1 Kuesioner Perbandingan Berpasangan Indikator..................................57


Lampiran 1.2 kuesioner Rating Indikator....................................................................59
Lampiran 1.3 Suhu Rungan di Area Induksi Dan Press.............................................60
Lampiran 1.4 Suhu Rungan di Area Moulding............................................................60
Lampiran 1.5 Suhu ruangan di area finishing..............................................................61
Lampiran 1.6 Surat keterangan pelitian.......................................................................62
Lampiran 1.7 Proses pengambilan kuesioner NASA-TLX.........................................63

x
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karyawan ialah salah satu bagian penting dari perusahaan yang menjadi
penentu berjalan atau tidaknya suatu perusahaan, dikarenakan karyawan ialah salah
satu aset yang bernilai terutama pada sistem produksi di perusahaan. Menurut
Kurniasari (2018) karyawan ialah aset utama dalam industri dan memiliki kedudukan
yang strategis di dalam industri yakni selaku pemikir, perencana serta pengendali.
Karyawan dan industri harus memiliki keterkaitan sinergi agar dapat mewujudkan
produktivitas yang singkron dengan yang ditentukan oleh perusahaan. Karyawan
adalah sosok krusial pada peningkatan produktivitas di perusahaan, beban kerja yang
tinggi yang diterima oleh karyawan dapat menyebabkan overstress. Overstress pada
karyawan dapat menyebabkan menurunnya performa karyawan saat bekerja, serta
menambah tingkat kesalahan kerja saat melakukan aktivitas produksi.
Menurut Izzati (2019) dalam buku psikologi industri & organisasi, stress kerja
dapat menimbulkan dalam aspek psikologi, jasmani dan lingkungan. Berikut dampak
yang di timbulkan karena stress kerja:
1. Aspek psikologis: kecenderungan gampang marah, frustasi, cemas, agresif,
gugup, panik, kebosanan, apatis, depresi, tidak bergairah, hilang percaya diri.
2. Aspek jasmaniah: perubahan hormonal, tekanan darah tinggi, denyut jantung
meningkat, sulit bernafas, gangguan pencernaan, gangguan saraf.
3. Aspek lingkungan: suasana kurang harmonis, lingkungan pekerjaan yang
kurang produktif, masyarakat yang tidak tentram.
Beban kerja sendiri terdiri dari beban kerja fisik dan beban kerja mental yang
mana digunakan untuk mengetahui dan memahami manusia dalam melakukan
pekarjaan. Hal ini harus diketahui oleh perusahaan yang berguna untuk melakukan
perbaikan agar karyawan yang melakukan pekerjaan terutama pekerjaan yang spesifik
dapat mengatur pola kerja yang efektif untuk mengurangi beban kerja yang diterima.

1
2

CV. Mega Jaya Logam ialah perusahaan yang berkecimbung di bidang industri
manufaktur khususnya di pengecoran logam serta permesinan yang berlokasi di
Bakalan Baru, RT.02/RW.02 Kelurahan Ceper, Kec. Ceper, Kab. Klaten, Jawa
Tengah. Perusahaan ini mamakai sistem Make to Order (MTO) dalam kegiatan
produksinya. Perusahaan ini mempunyai dua dapur produksi, yakni dapur
induksi yang berkapasitas 500kg buat sekali tuang atau 4.000kg perhari dan dapur
kupola yang bekapasitas 30.000kg. Perusahaan ini melayani pesanan tidak hanya buat
pelanggan lokal saja, tetapi melayani pesanan yang berasal dari seluruh Indonesia.
Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk, produk yang dibuat di
perusahaan ini antara lain manhole cover, bollard, grill, pulley v-belt, kursi taman,
tiang lampu dan lain sebagainya, dengan produk unggulan dan utamanya adalah
manhole cover dan bollard yang sudah terpasang hampir 70% di seluruh Indonesia.
Perusahaan ini dalam aktivitas kerjanya memiliki jam kerja seperti pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jam Kerja Karyawan
Hari Jam kerja karyawan Jam istirahat Break time
Senin 08.00-16.00 12.00-13.00 10.00-10.15
Selasa 08.00-16.00 12.00-13.00 10.00-10.15
Rabu 08.00-16.00 12.00-13.00 10.00-10.15
Kamis 08.00-16.00 12.00-13.00 10.00-10.15
Jum’at 08.00-16.00 11.30-13.00 10.00-10.15
Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00 10.00-10.15

Sesuai Tabel 2.1 di atas bisa diketahui bahwa jam kerja karyawan pada CV.
Mega Jaya Logam yaitu 8 jam kerja dengan jam istirahat 1 jam dan jam break time
yaitu 15 menit, dengan kata lain jam efektif kerja karyawan di perusahaan adalah 6
jam 45 menit. Penentuan jam kerja ini di atur dalam Undang-undang nomor 13 tahun
2003 pasal 77 ayat 1 bahwa perusahaan diwajibkan melaksanakan ketentuan jam
kerja untuk pekerja seperti berikut:
1. Tujuh jam kerja dalam satu hari atau emat puluh jam kerja dalam satu minggu
untuk enam hari kerja dalam satu minggu.
3

2. Delapan jam kerja dalam satu hari atau empat puluh jam kerja dalam satu
minggu untuk lima hari kerja dalam satu minggu.
Berdasarkan peraturan jam kerja tersebut batas jam kerja yaitu 40 jam dalam satu
minggu. Jika melebihi maka waktu kerja tadi masuk menjadi lembur, sebagai
akibatnya perkerja berhak mendapatkan gaji lembur. Berikut lembur karyawan di CV.
Mega Jaya Logam dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jam lembur karyawan di CV. Mega Jaya Logam
Area
Induksi dan Press Moulding Finishing
Bulan
Melakukan Melakukan Melakuka
jam jam jam
lembur lembur n lembur

Januari 8 78,0 5 109,0 8 276,5


Febuari 7 42,0 8 189,5 16 1099,5
Maret 10 76,0 13 305,5 14 597,0
April 6 48,0 11 161,0 15 534,0
Mei 1 7,0 2 58,0 2 84,0
Juni 1 9,0 13 381,0 7 179,0
Juli 0 0,0 8 135,5 8 149,0
Agustus 6 38,0 13 143,5 19 584,0
September 12 129,0 14 272,0 21 648,5
Oktober 17 146,0 23 488,0 24 777,5
November 11 50,0 26 475,5 24 672,0
Desember 3 7,0 15 560,0 20 864,0
Total 82 630 151 3278,5 178 6465

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas CV. Mega Jaya Logam sering melakukan lembur
yang mana pada area induksi dan press melakukan 82 kali lembur, area moulding 151
kali lembur dan area finishing 178 kali lembur. Maka penelitian tentang beban kerja
karyawan dilakukan pada area finishing, dikarenakan area finishing paling banyak
melakukan lembur dan jumlah jam lembur yang tinggi yaitu 6465 jam. Selain jam
kerja yang berlebih di perusahaan terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap
beban kerja yang diterima karyawan di perusahaan, salah satunya adalah lingkungan
kerja.
4

Menurut Panjaitan (2017) Lingkungan kerja adalah lokasi buat melakukan


pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja yang sudah disetujui. Lingkungan bekerja di
perusahaan ialah salah satu faktor yang dapat menimbulkan beban kerja, salah
satunya merupakan faktor suhu. Suhu ruangan di perusahaan ini memiliki rata-rata
suhu ruangan yaitu 33,2°C yang mana suhu tersebut melebihi batas toleransi yang
ditentukan oleh Kemenkes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002 perihal persyaratan
kesehatan lingkungan kerja di area perkantoran serta industri, yang menetapkan
bahwa persyaratan yang diperbolehkan untuk suhu lingkungan industri yakni 18-30
°C. Hasil pengukuran suhu ruangan di perusahaan bisa ditinjau pada Tabel 1.3,
Lampiran 1.3, Lampiran 1.4 dan Lampiran 1.5.
Tabel 1.3 Suhu ruangan di CV. Mega Jaya Logam
Area kerja Suhu ruangan
Area induksi dan press 34,7°C
Area moulding 31,6°C
Area finishing 33,4°C
Rata-Rata 33,2°C

Selain faktor lingkungan kerja, pola kerja karyawan saat bekerja juga dapat
berpengaruh terhadap tinggat kelelahan pekerja. Pola kerja di CV. Mega Jaya Logam
masih menggunakan mesin semi otomatis dan manual yang mana tenaga dari sumber
daya manusia pada saat melakukan pekerjaan masih mendominasi, seperi pada saat
memindahkan produk dan saat melakukan aktivitas menggerinda. Aktivitas tersbeut
bisa dilihat di Gambar 1.1 serta Gambar 1.2.
5

Gambar 1.1 Aktivitas Memindahkan Produk

Gambar 1.2 Aktivitas Menggerinda


Bisa dilihat pada Gambar 1.1 saat aktivitas memindahkan produk dengan
mengangkat satu-persatu produk ke atas forklift manual yang mana benda yang
diangkat oleh perkerja memiliki berat yang berbeda-beda, antara 10kg-50kg.
Selanjutnya, saat memindahkan produk dengan menggunakan forklift manual berat
yang ditarik atau didorong oleh perkaja bisa mencapai ½ ton. Selain itu, bisa dilihat di
Gambar 1.2 di atas saat aktivitas menggerinda posisi bekerja tersebut sangat tidak
ergonomis. Apabila hal tersebut dilakukan terus-menerus setiap hari akan berdampak
pada besarnya beban kerja fisik rasakan perkerja. Selain itu pada saat observasi
dilakukan pengambilan sampel data dan dilakukan perhitungan beban kerja terhadap
karyawan di area finishing lalu diperoleh hasil seperti tabel 1.4.
6

Tabel 1.4 Data Sempel Beban Kerja di Area Finishing

Denyut nadi 10 Denyut nadi 1


detik menit Denyut
No. Nama Usia %CVL Keterangan
maksimum
Kerja Istirahat Kerja Istirahat
1 Nuryanto 30 18 12 108 72 190 30,5% Perlu perbaikan
2 Edi 33 16 9 96 54 187 31,6% Perlu perbaikan
Zam-zam Tidak terjadi
3 17 15 11 90 66 203 17,5%
(PKL) kelelahan

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat dari ketiga orang di area finishing yang
dijadikan sempel beban kerja, didapatkan hasil yaitu 2 orang perlu perbaikan dan 1
tidak terjadi kelelahan, hal ini desebabkan karena kurangnya pengawasan dari pihak
perusahaan yang mana dapat kita ambil contoh pada Gambar 1.2 pekerja dibiarkan
bekerja dengan tidak memakai baju saat bekerja, hal ini akan berdampak sangat fatal
apabila pekerja mengalami kecelakaan saat bekerja. Maka perlunya perbaikan di area
finishing CV. Mega Jaya Logam.
Menurut Widiastuti (2021) Beban kerja pekerja merupakan faktor penting
dalam suatu kegiatan kerja. Istilah beban kerja telah didefinisikan dalam beberapa hal
termasuk kesenjangan antara kemampuan atau kapasitas pekerja dibandingkan
tuntutan pekerjaan yang wajib diselesaikan. Beban kerja dibagi jadi 2 yakni beban
kerja fisik serta beban kerja mental, adapun cara yang dipergunakan buat mengukur
beban kerja fisik salah satunya ialah CVL dan buat mengukur beban kerja mental
salah satunya ialah NASA-TLX.
Menurut Diniaty (2016) CVL adalah metode yang digunakan buat mengetahui
beban kerja fisik memakai perbandingan tingkat denyut nadi kerja dengan denyut
nadi maksimum. Penentuan klasifikasinya yaitu denyut nadi bekerja dibandingkan
menggunakan denyut nadi maksimal yang dituliskan pada bentuk beban
kardiovaskular (%CVL). Tetapi menurut Hart dan Staveland (2006) NASA-TLX
ialah cara yang dipergunakan buat menganalisis beban kerja mental yang dirasakan
oleh pekerja yang harus melaksanakan beraneka macam kegiatan pada pekerjaannya.
NASA-TLX memiliki 6 dimensi dalam memilih ukuran beban kerja mental, yakni
kebutuhan
7

mental, kebutuhan fisik, kebutuhan waktu, pencapaian kinerja, usaha serta tingkat
stress. Dari keenam tersebut dihasilkan perbandingan berpasangan yang nantinya
dihasilkan nilai bobot yang kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai average
Weighted Workload (WWL).
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besar apa beban kerja
yang dialami oleh pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam. Jika beban kerja
yang diterima oleh karyawan terlalu besar atau melebihi batas maka perlu usulan
perbaikan. Untuk itulah di penelitian kali ini dilakukan penguraian perihal beban
kerja karyawan yang terdiri dari beban fisik serta mental memakai metode CVL serta
NASA- TLX.
1.2 Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang didapatkan rumusan masalah seperti berikut:


1. Berapakah beban kerja fisik yang diterima pekerja di area finishing CV. Mega
Jaya Logam memakai metode CVL?
2. Berapakah beban kerja mental yang diterima pekerja di area finishing CV.
Mega Jaya Logam memakai metode NASA-TLX?
3. Bagaimana meminimalisir beban kerja yang diterima pekerja di area finishing
CV. Mega Jaya Logam?
1.3 Asumsi dan Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih dapat terarah serta lebih spesifik sesuai dengan
yang diharapkan, berikut batasan masalah dan asumsi yang digunakan adalah:
Batasan masalah:
1. Penelitian dilakukan kepada pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam.
2. Data yang dipakai untuk penelitian kali ini ialah data pekerja, denyut nadi
bekerja, denyut nadi istirahat serta hasil penyebaran kuesioner.
Asumsi:
1. Pekerja yang diamati adalah pekerja yang sehat jasmani dan rohani.
2. Dalam pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh orang lain.
8

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas terdapat tujuan dari penelitian kali ini, ialah:
1. Untuk mengetahui beban kerja fisik yang diterima pekerja di area finishing
CV. Mega Jaya Logam.
2. Untuk mengetahui beban kerja metal yang diterima pekerja di area finishing
CV. Mega Jaya Logam.
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir beban kerja fisik maupun mental yang
diterima pekerja area finishing.

1.5 Manfaat Penelitian

Peneltiian yang dilakukan memiliki manfaat, manfaat dari penelitian yang


dilakukan adalah:
Bagi Perusahaan:
1. Bisa dijadikan reverensi saat melakukan evaluasi dalam peningkatan
produktivitas perushaan.
2. Membantu perusahaan dalam menjaga dan mempertahankan kualitas dari
sumber daya manusia (SDM) di perusahaan.
Bagi Akademi:
1. Membantu mahasiswa menerapkan ilmu keilmuan teknik industri di dunia kerja
kususnya pada bidang ergonomi.
2. Membantu dalam menjalin relasi atau mitra untuk penelitian yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebelum dilakukan penelitian, telah ada penelitian terdahulu terkait


permasalahan beban kerja di perusahaan. Penelitian tersebut diantaranya yaitu
Diniaty (2018) membahas perihal analisis beban kerja mental pekerja di area produksi
PT. Bina Pratama Sakato Jaya (BPSJ). Penelitian dilaksanakan dikarenakan pekerjaan
pada lantai produksi yang wajib mempunyai ketelitian serta enargi yang tinggi dalam
melakukan aktivitas. Penelitian yang dilakuan bertujuan buat mengetahui beban kerja
mental yang berasal pekerja pada area produksi di PT. BPSJ memakai pendekatan
pendekatan NASA-TLX dengan mengukur menggunakan enam indikator, yakni
kebutuhan fisik, kebutuhan mental, usaha, tingkat frustasi, kebutuhan waktu, serta
performansi. Penilaian kategori beban kerja terdiri dari skala 0-9 (rendah), skala 10-
29 (sedang), skala 30-49 (agak tinggi), skala 50-79 (tinggi) serta skala 80-100 (sangat
tinggi). Hasil dari penelitian ini ialah beban kerja mental area loading ramp ialah 92,6
jadi sesuai dengan nilai tadi, beban kerja mental pekerja area loading ramp termasuk
sangat tinggi. Beban di area setrilizer sebesar 76 (tinggi). Kemudian, beban di area
tippler ialah sebesar 78 (tinggi), beban kerja mental di area threshing ialah sebesar
77,3 (tinggi), beban di area press sebesar 74 (tinggi), beban di area klarifikasi sebesar
92,6 (sangat tinggi), beban di area nut dan kernel sebesar 84,6 (sangat tinggi). Beban
di area boiler sebesar 72 (tinggi). Faktor yang berpengaruh di lini produksi memakai
NASA- TLX merupakan kebutuhan fisik, performansi, kebutuhan mental serta usaha,
sesuai perhitungan WWL yang berasal dari pembobotan kuesioner NASA-TLX.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah pengukuran menunjukan jika pekerja yang
mempunyai beban kerja yang tergolong sangat tinggi adalah di area loading ramp
sebesar 92,6 %, area klarifikasi 92,6 % serta area nut dan kernel 84 %, kemudian
pekerja yang memiliki beban kerja mental tergolong tinggi di area perebusan 76%, di
area tippler 78 %, di area thereshing 77,3 %, di area press 74 % dan di area boiler
72%.

9
1

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hakiim dkk (2018) membahas tentang


analisis beban kerja di area produksi PT. X. Penelitian ini dilakukan karena
perusahaan memiliki sistem make to orde dengan model, waktu, bahan, jumlah
diadaptasi sesuai permintaan konsumen yang tidak sama, serta ketidaksamaan pekerja
di PT. X dengan tujuan primer ialah menganalisis beban kerja. Tujuan penelitian ini
ialah untuk mengidentifikasi pekerja yang mempunyai beban mental tertinggi,
sehingga dapat tahu satu-persatu divisi pekerja pada bagian-bagian yang spesifik
dengan pendekatan metode CVL dan NASA-TLX. Penelitian ini dilakukan
menggunakan pengukuran denyut nadi pekerja selama meaakukan pekerjaan untuk
menilai cardiovascular strain, menghitung detak denyut nadi menggunakan metode
CVL, kemudian melakukan pembobotan, pemberian rating, menghitung nilai produk,
menghitung Weighted Work Load (WWL), menghitung average WWL, dan
interpretasi skor. Hasilnya adalah denyut nadi saat istirahat pekerja dibagian bubut
manual 2 serta pekerja QC, sedangkan hasil terendah denyut nadi istirahat yakni
pekerja milling manual 2 serat pekerja assembling yang menandakan jika kedua
pekerja tersebut memiliki taraf kebugaran yang rendah. Beban fisik pekerja
assembling memiliki hasil sebesar 31,72% serta mental yang dirasakan pekerja mesin
milling manual 2 memiliki hasil sebesar 75,3 serta sudah termasuk beban kerja tinggi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saputra (2018) membahas tentang beban
kerja di Usaha Kecil Menengah mie soun cap sriti. Tujuan penelitian ini ialah
identifikasi beban fisik serta mental yang rasakan pekerja menggunkan pedekatan
metode CVL serta NASA-TLX. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur beban
fisik menggunakan CVL kepada 14 orang responden, menghitung persentase CVL,
melakukan uji korelasi. Selanjutnya menghitung beban mental dengan NASA-TLX,
melakukan pengkategorian beban mental yang dialami pekerja, lalu dilakukan
pembobotan. Hasil dari penelitian ini ialah pekerja yang termasuk kedalam kategori
beban fisik tinggi (perlu dilakukan perbaikan) ialah di pemarutan serta penjemuran
yang memiliki % CVL yaitu 38,06% dan 30,60%. Sedangkan itu, pekerja yang masuk
kedalam beban mental sangat tinggi dirasakan oleh pemilik Mie Soun Cap Sriti serta
pada bagian penjemuran memiliki nilai NASA-TLX sebesar 88,67 dan 83,55.
1

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Irawati (2017) membahas tentang impak


beban kerja kepada pekerja di PT. Giken Precision Indonesia (GPI). Penelitian ini
bertujuan buat mengetahui serta menganalisis sejauh mana beban kerja internal pada
karyawan PT. GPD menggunakan pendekatan metode Explanatory Research, metode
digunakan buat menjelaskan korelasi kausal antara variabel penelitian serta
melakukan pengujian hipotesis. Penelitian kali ini menggunakan teknik
pengumpulan data dari kuesioner yang dibagikan ke pekerja yang menjadi sampel
penelitian serta wawancara ke sumber-sumber yang diperlukan terkait tentang data
yang dibutuhkan, pertanyaan meliputi beban kerja internal dan eksternal, serta kinerja
karyawan., hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya imbas yang negatif antara
beban kerja eksternal terhadap kinerja karyawan pekerja pada departemen moulding
di PT.GPI. Beban kerja secara internal dan beban kerja eksternal terdapat pengaruh
simultan terhadap kinerja pekerja. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pustipawati
dkk (2019) membahas tentang beban kerja di bagian sortasi PTPN X, Jember.
Penelitian dilakukan karena para pekerja di perusahaan ini memiliki pekerjaan
yang berbeda-beda seperti penataan, pengadaan, dan pendistribusian yang dilakukan
dengan posisi kerja berdiri serta duduk, sehingga menimbulkan beban kerja terhadap
karyawan. Penelitian ini bertujuan menentukan fisiologis serta psikologis pekerja
dalam tekanan posisi berdiri dan duduk serta memberikan rekomendasi untuk
mengurasi beban kerja menggunkan pendekatan CVL dan NASA TLX. Penelitian ini
dilakukan menggunakan wawancara dan survei secara pribadi ke lokasi (observasi)
buat menggali informasi tentang permasalahan yang tak jarang dialami pekerja
seperti keluhan para pekerja akibat dampak beban kerja yang dialami. Sesudah
diperoleh informasi tentang permasalahan tersebut, selanjutnya dilakukan
pengumpulan data yang terdiri dari data utama dan sekunder. Hasil penelitian ini
adalah pengukuran menggunakan metode CVL serta NASA-TLX pada bagian sortasi
PTPN X didapatkan kesimpulan bahwa beban kerja fisik mayorita dialami oleh
pekerja sortasi dengan usia 20-40 tahun dengan posisi kerja berdiri sebanyak
37% dengan jumlah 10 orang dengan persentase %CVL adalah >30%. Sedangka,
beban kerja mental yang dominan yang selalu dirasakan oleh pekerja sortasi usia >40
tahun, karena masing-masing pekerja memiliki nilai NASA-TLX >80.
1

Kemudian, timbulnya beban kerja fisik dan mental tersebut mengakibatkan pekerja
lebih sering merasakan tidak nyaman bekerja seperti kelelahan dan keluhan di bagian
anggota tubuh yaitu lutut, leher, punggung yang disebabkan arena faktor usia, banyak
jenis pekerjaan dan timbul dari faktor internal yaitu rasa persaingan bekerja dengan
pekerja usia 20-40 tahun.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Siregar Dkk (2021) membahas tentang
beban kerja pada proyek proyek sttf batch-1 pada PT. XYZ memakai pendekatan
NASA-TLX. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pembagian kuesioner
NASA-TLX terhadap pekerja. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
beban kerja karyawan proyek. Hasil penelitian ini adalah didapatkan elemen yang
paling berpengaruh pada perhitungan NASA-TLX ialah pada performa dengan bobot
rata-rata yaitu 95, kebutuhan mental dan kebutuhan waktu yaitu 86, usaha degan
bobot 85, kebutuhan fisik 76 dan tingkat frustasi adalah 70. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah butuh penambahan waspang berjumlah tiga orang untuk hasil
lebih optimal.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Akbar dkk (2020) membahas tentang
beban kerja karyawan di PT. Z menggunakan pendekatan metode NASA-TLX.
Penelitian dilakukan dikarenakan produksi pada PT. Z meningkat dan beban kerja
karyawan yang tinggi karena harus memenuhi kepuasan dari konsumen menggunakan
usaha lebih dalam mencapai target dari konsumen yang mengakibatkan pekerja
kelelahan dan output yang dihasilkan tidak maksimal. Tujuan penelitian ini ialah
mengukur beban kerja yang berada pada departemen PT. Z. Hasil penelitian ini ialah
lima pekerja bagian pengantongan serta lima pekerja bagian amoniak di departemen
produksi PT. Z mengalami atau merasakan beban kerja mental yang berkategori
tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan didapatkan hasil yang tinggi pada
pengukuran beban kerja mental karyawan maka dilakukan tindakan dengan
memberikan kelonggaran waktu istirahat pada karyawan bagi yang bekerja overtime,
memberikan edukasi kepada pekerja tentang beban kerja dan melakukan cek up rutin
ke poliklinik.
Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh Munte (2021) membahas tentang
beban kerja di perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit dengan
1

menggunakan pendekatan metode Cardiovascular Load. Penelitian dilakukan karena


departemen produksi PT. XZY ini banyak jam kerja yang berlebih, banyaknya
kecelakaan kerja serta seringnya pekerja yang izin dikarenakan sakit. Tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui beban kerja yang dialami oleh pekerja di
departemen produksi PT. XYZ. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan
metode CVL didapatkan pada shift 1 da shift 2 terdapat beban kerja dengan
persentase CVL yaitu 36,37% dan 32,38%, maka perlunya perbaikan. Kesimpulan
penelitian ini ialah terdapat beban kerja fisik di departemen produksi PT. XYZ
terutama pada stasiun refra dan perlu dilakukan perbaikan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Braarud (2020) membahas tentang
efficient screening technique (teknik skrining yang efisien) untuk beban mental
berdasarkan national aeronautics and space administration task loadsindex. Lalu,
penelitian ini ditinjau ulang mengenai beban kardiovaskular di tempat kerja
berdasarkan konsep stress dan tekanan kerja yang dinamis. Penelitian ini dilakukan
dengan cara melakukan dengan 2 studi. Studi pertama adalah memvalidasi faktor-
faktor manusia di bagian reaktor nuklis swedia, pabrik membutuhkan regulator yang
menyediakan bukti dari desain ruang kontrol yang mendukung pekerja dalam
beroperasi yang aman. Studi yang kedua adalah bagian dari validasi faktor manusia
dari semua kontrol ruangan nuklir Sewdia. Penelitian kedua ini menyangkut
tanaman/tumbuhan yang berada pada penelitian pertama. Hasil dari penelitian ini
adalah korelasi moderat antara pekerja dan penerimaan (r sampai 0,56, p<.001)
menunjukan bahwa peringkat penerimaan pekerja penyedia perspektif mengenai
beban kerja dibandingkan dengan pekerja tingkat rating. Korelasi antara akseptif dan
subjektif SA dan performa subjektif dibandingkan dengan tingkat rating yang
didukung bahwa penerimaan peringkat yang berpotensi pengaruh beban kerja pada
kinerja pekerja.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Vitasari dkk (2020) membahas tentang
analisis beban kerja untuk karyawan administrasi menggunakan pendekatan metode
Cardiovaskular Load (CVL). Penelitian dilakukan karena dalam perusahaan layanan
logistik masih kekurangnya sumber daya manusia, seperti kurangnya staf yang
menimbukan antrian dan pelayanan menjadi buruk. Penelitian dilakukan dengan
1

melakukan pengukuran beban kerja fisik melalui variabel detak jantung, kemudian
pengukuran denyut jantung dilakukan saat bekerja, selanjutnya perhitungan tingkat
kerja yang digunakan untuk menilai berat atau ringan dari beban kerja, yang terakhir
menghitung persentasi CVL. Hasil penelitian ini adalah analisis beban kerja fisik dari
perhitungan, menunjukan bahwa nilai beban kerja terkecil adalah karyawan MD
dengan persentase beban kardiovaskular sebesar 23,08%. Persentase ini kecil
dikarenakan denyut jantung karyawan yang beristirahat lebih dari cukup jika
dibandingkan dengan denyut nadi karyawan yang sedang istirahat atau setelah
menyelesaikan pekerjaan, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya usia
dan catatan kesehatan.
Penelitian selanjutanya dilakukan oleh Widiastuti dkk (2021) membahas
tentang beban kerja pada toko pembuatan roti yang berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan mengunakan metode Cardiovaskular Load dan metode Rating
Scale Mental Effort. Penelitian dilakukan dikareanakan penggunaan manusia dalam
proses produksi pembuatan roti yang dimana memiliki kelemahan yaitu
meningkatkan beban kerja fisik serta beban kerja mental serta suhu rungan tinggi.
Penelitian bertujuan mengevaluasi beban kerja fisik serta beban kerja mental
karyawan pembuat roti. Pengukuran beban fisik yang dilakukan dengan melakukan
pengukuran denut nadi istirahat dan denyut nadi kerja. Denyut nadi istirahat
dilakukan ketika jam istirahat yakni pada jam 12:00 WIB selama 60 menit dalam
waktu 10 hari, sedangkan untuk denyut nadi kerja dilakukan saat jam kerja, yaitu
pada jam 07:00-11:00 dan pukul 14.00-15:00 WIB selama 10 hari. Hasil dari
peneltian ini adalah terdapat 6 pekerjaan yaitu mixing, molding, baking, cutting,
flavoring dan packaging, dari 6 pekerjaan ini memiliki 10 pekerja yang dimana pada
pengukuran beban kerja fisik didapati dua pekerja yaitu pekerja 5 (baking) memiliki
% CVL sebesar 31.64% dan pekerja 9 (flaviring) sebesar 40,52%, dikarenakan
pekerjaan ini melakukan pekerja 9 aktivitas kerjanya dengan berdiri selama
menyelesaikan tugasnya dan pekerja 5 memiliki beban kerja yang berlebih
dikarenakan portur kerja yang tidak aman dan suhu yang tinggi. Kemudian, untuk
hasil beban kerja mental didapati 4 pekeja yang tergolong dalam upaya yang sangat
besar, yaitu pekerja ke 4, pekerja ke 5, pekerja ke 6 dan pekerja ke
1

9. Pekerja ke 4 dan pekerja ke 5 memiliki skala RSME 100, sedangkan pekerja 6 dan
pekerja 9 memiliki skala RSME 90. Kesimpulan dari penelitian ini ialah penelitian
dengan menggunakan metode CVL serta RSME telah sukses mengungkap jenis
pekerjaan yang memerlukan perbaikan, yaitu pada proses baking, cutting dan
flavoring.

Tabel 2.1 State of The Art


No Nama Objek penelitian Metode Hasil
1. Diniaty, Beban kerja mental NASA-TLX Pengukuran menunjukan jika
(2018) di PT. BPSJ. pekerja yang mempunyai
beban kerja tergolong sangat
tinggi adalah di area loading
ramp sebesar 92,6%, area
klarifikasi 92,6% serta area nut
dan kernel 84%, kemudian
pekerja mempunyai beban
kerja mental tinggi di area
perebusan 76%, di area tippler
78%, di area thereshing 77,3%,
di area press
74 % serta di area boiler 72%.
Hakiim, dkk Beban kerja CVL dan Hasil nadi istirahat terendah
(2018) karyawan produksi NASA-TLX yakni pekerja milling manual 2
PT.X. serta pekerja assembling yang
menunjukan jika ke2 pekerja
memiliki taraf kebugaran yang
2.
rendah. Beban fisik pekerja
assembling memiliki hasil
sebesar 31,72% serta mental
yang dirasakan oleh pekerja
mesin milling manual 2
1

No Nama Objek penelitian Metode Hasil


dengan nilai sebesar 75,3 serta
sudah tergolong tinggi.
Saputra, Beban kerja CVL & Pekerja yang masuk kedalam
(2018) karyawan Mie Soun NASA-TLX golongan beban fisik tinggi
Cap Sriti. (perlu dilakukan perbaikan)
ialah area pemarutan serta
penjemuran dengan memiliki
persentase CVL yaitu 38,06%
& 30,60%. Sedangkan itu,
3.
pekerja yang masuk kedalam
beban mental terberat atau
sangat tinggi rasakan oleh
pemilik Mie Soun Cap Sriti
serta pada area penjemuran
dengan nilai NASA-TLX
sebesar 88,67 & 83,55.
Irawati, Beban kerja Explanatory Adanya imbas negatif diantara
(2017) Karyawan PT.Giken Research beban kerja eksternal terhadap
Precision Indonesia. kinerja karyawan pekerja pada
departemen moulding di
4. PT.GPI. Beban kerja secara
internal serta beban kerja
eksternal terdapat pengaruh
simultan terhadap kinerja
pekerja.
Puspitawati, Beban kerja CVL & Beban kerja tersebut
5. dkk (2019) karyawan di PT.PN NASA-TLX mengakibatkan pekerja sering
X, Jember. merasakan tidak nyaman
1

No Nama Objek penelitian Metode Hasil


bekerja, seperti kelelahan &
keluhan dibagian anggota
tubuh yakni lutut, leher,
punggung yang disebabkan
karena faktor usia, banyak
jenis pekerjaan dan timbul dari
faktor internal yaitu rasa
persaingan bekerja dengan
pekerja usia 20-40 tahun.

Siregar, dkk Beban kerja mental NASA-TLX Hasil penelitian adalah


(2021) pekerja proyek sttf didapatkan elemen yang paling
PT.XYZ berpengaruh pada perhitungan
NASA-TLX ialah pada
performa dengan bobot rata-
6.
rata yaitu 95, kebutuhan mental
dan kebutuhan waktu yaitu 86,
usaha degan bobot 85,
kebutuhan fisik 76 dan tingkat
frustasi adalah 70.
Akbar, dkk Beban kerja mental Hasil penelitian kali ini adalah
(2020) pada departemen lima pekerja bagian
produksi PT.Z pengantongan serta lima
7. NASA-TLX pekerja bagian amoniak di
departemen produksi PT. Z
merasakan beban kerja mental
dengan kategori tinggi.
1

No Nama Objek penelitian Metode Hasil


Munte, dkk Beban kerja fisik Hasil dari penelitian ini dengan
(2021) pada departemen menggunakan metode CVL
produksi di PT.XYZ didapatkan pada shift 1 da shift
8. yang terjun di CVL 2 terdapat beban kerja dengan
pengolahan kelapa persentase CVL yaitu 36,37%
sawit dan 32,38%, maka perlunya
perbaikan
Braarud, Beban kerja mental NASA-TLX Hasil dari penelitian ini adalah
(2020) pekerja di ruang korelasi moderat antara pekerja
kontrol nuklir dan penerimaan (r sampai 0,56,
swedia modernised p<.001) menunjukan bahwa
peringkat penerimaan pekerja
penyedia perspektif mengenai
beban kerja dibandingkan
dengan pekerja tingkat rating.
9.
Korelasi antara akseptif dan
subjektif SA dan performa
subjektif dibandingkan dengan
tingkat rating yang didukung
bahwa penerimaan peringkat
yang berpotensi pengaruh
beban kerja pada kinerja
pekerja.
Vitasari, dkk Beban kerja fisik CVL 1. Hasil perhitungan beban
(2020) karyawan kerja menggunkan metode
10. administrasi CVL menunjukan jika
perusahaan layanan karyawan dari kantor cabang
logistik Malang termasuk di antara
1

No Nama Objek penelitian Metode Hasil


yang memiliki beban fisik
paling tinggi.
2. Beban kerja fisik di kantor
perusahaan dinas
ketenagakerjaan yang
diklarifikasikan ke dalam
kategori cukup tinggi sehingga
dapat menurunkan kualitas dan
produktivitas.
Widiastuti, Beban kerja 1. Terdapat 6 pekerjaan yaitu
dkk (2021) karyawan pembuat mixing, molding, baking,
roti di Daerah cutting, flavoring dan
Istimewa packaging, dari 6 pekerjaan ini
Yogyakarta memiliki 10 pekerja yang
dimana pada pengukuran
beban kerja fisik didapati dua
pekerja yaitu pekerja 5
CVL dan (baking) memiliki % CVL
11.
RSME sebesar 31.64% dan pekerja 9
(flaviring) sebesar 40,52%.
2. Didapati 4 pekeja yang
tergolong dalam upaya yang
sangat besar, yaitu pekerja ke
4, pekerja ke 5, pekerja ke 6
dan pekerja ke 9. Pekerja ke 4
dan pekerja ke 5 memiliki
skala RSME 100, sedangkan
2

No Nama Objek penelitian Metode Hasil


pekerja 6 dan pekerja 9
memiliki skala RSME 90.
Beban kerja pekerja
Juswantoro, CVL &
12. area finishing CV. -
(2022) NASA-TLX
Maga Jaya Logam

2.2 Gap Penelitian

Tabel 2.2 Gap Penelitian


Nama peneliti
No. Objek Usulan perbaikan
dan tahun
Diniaty (2018) Beban kerja mental - Penambah karyawan.
1. karyawan di PT.BPSJ - Pelatihan kondisi pabrik dan
mesin.
Hakiim, dkk Beban kerja karyawan - Pengadaan alat kerja berupa
2. (2018) produksi PT.X. mesin gergaji dan hand
pallet.
Saputra, Beban kerja karyawan Mie - Hanya melakukan
3.
(2018) Soun Cap Sriti. pengukuran
Irawati, (2017) Beban kerja Karyawan PT. - Hanya melakukan
4.
Giken Precision Indonesia pengukuran.
Puspitawati, Beban karyawan di bagian - Penambahan jam istirahat.
5. dkk (2019) sortasi PT. Perkebunan - Perbaikan lingkungan kerja.
Nusantara X, Jember.
Siregar, dkk Beban kerja mental pada - Penambahan karyawan.
6.
(2021) proyek sttf PT.XYZ
Akbar, dkk Beban kerja mental pada - Evaluasi metode kerja.
7.
(2020) departemen produksi PT.Z
2

Nama peneliti
No. Objek Usulan perbaikan
dan tahun
Munte, dkk Beban kerja fisik pada - Hanya melakukan
(2021) departemen produksi di pengukuran.
8.
PT.XYZ yang terjun di
pengolahan kelapa sawit
Braarud, Beban kerja mental - Mendesain tentang fungsi
9. (2020) pekerja di ruang kontrol keselamatan dan tingkat
nuklir swedia modernised otomatisasi
Vitasari dkk, Beban kerja fisik - Evaluasi sistem.
(2020) karyawan administrasi
10.
perusahaan layanan
logistik
Widiastuti, Beban kerja karyawan - Penyediaan alat.
11. dkk (2021) pembuat roti di Daerah - Pengubahan metode kerja.
Istimewa Yogyakarta - Mendesain ulang fasilitas.
Juswantoro, Beban kerja fisik dan - Desain rancangan merja
(2022) mental karyawan area kerja.
12.
finishing CV. Maga Jaya
Logam

Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dilakukan, keterbaruan penelitian ini


dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu dengan membuat rancangan meja
kerja untuk pekerja di area finishing yang berjutuan untuk mengantisipasi terjadinya
low back pain pekerja.
2

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Ergonomi
Berdasarkan departemen kesehatan RI (2007) ergonomi ialah keilmuan yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia yang berkaitan dengan pekerjaan mereka,
maka postur kerja sangat berkaitan dengan ergonomi yaitu untuk melakukan
pencegahan cidera otot atau penyakit akibat postur kerja yang ekstrim. Pekerja
apabila mekakukan pekerjaan dengan postur yang ekstrim maka akan muncul beban
kerja yang disebabkan oleh kelelahan fisik maupun mental.

2.3.2 Beban kerja


Beban kerja berdasarkan Simanjuntak (2010) merupakan konsekuensi dari
pelaksanaan pekerjaan yang dikasih kepada pekerja, pekerjaan seseorang pada
dasarnya bisa dibedakan antara pekerjaan fisik serta pekerjaa mental. Sedangkan,
beban kerja menurut Sari (2018) dibagi jadi tiga yakni:
1. Beban kerja diatas normal: waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan
lebih besar dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan melebihi kemampuan
pekerjaan.
2. Beban kerja normal: waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sama
dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan sama dengan kemampuan pekerja.
3. Beban kerja di bawah normal: waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan lebih kecil dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan lebih rendah
dari kemampuan pekerjaan.
Menurut Carollina (2017) Terdapat dua faktor beban kerja, yaitu internal dan
faktor eksternal. Faktor tersebut diantaranya adalah:
Faktor eksternal:
1. Tugas (Task), tugas bersifat fisik seperti, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang
kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, ataupun beban kerja yang dijalani.
Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas
pekerjaan, emosi pekerjaan dan sebagainya.
2

2. Organisasi kerja, meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem
kerja dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja, lingkungan kerja ini dapat meliputi antara lain, lingkungan kerja
fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.

Faktor intenal:
Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi
beban kerja eksternal yang berpontensi sebagai stressor, meliputi faktor somatis dan
psikis.
1. Faktor somatis: jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan,
dan sebagainya.
2. Faktor psikis: motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan
sebagainya.
Menurut Tarwaka (2004) pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa
hal, diantaranya adalah:
1. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja dan keselamatan kerja.
2. Pengaturan jadwal istirahat.
3. Spesifikasi jabatan dan seleksi personil.
4. Evaluasi jabatan.
5. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan.

2.3.3 Cardiovascular Load (CVL)


Menurut Muliyadi (2016) CVL adalah metode yang digunakan untuk mengukur
beban kerja fisik, pengukuran didasarkan pada perbandingan antara denyut nadi kerja
dengan denyut nadi maksimum. Beban fisik dianalisis menggunakan alat, alat yang
dipergunakan mengukur denyut jantung adalah “telemetri” melalui rangsangan
Electro Cardio Graph (ECG). Menurut Sari dkk (2018) apabila tidak terdapat alat
ECG maka bisa dilakukan secara manual memakai stopwatch dengan metode 10
denyut dan Somantri (2016) denyut nadi memiliki satuan yakni Beats Per Minute
(bpm). Cara tersebut dapat menghitung denyut nadi kerja sebagai berikut:
2

𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡


Denyut nadi ( )=( ) 𝑥 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (2.1)
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Peningkatan denyut nadi memiliki peran yang sangat penting dalam


peningkatan cardiac output saat istirahat sampai kerja maksimum. Menentukan
klasifikasi beban kerja didasarkan pada peningkatan denyut nadi kerja serta denyut
nadi maksimum yang dibandingkan, karena beban kardiovaskular (Cardiovascular
Load = % CVL) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

100 X (denyut nadi kerja−denyut nadi


%CVL = istirahat) denyut nadi maksimum−denyut nadi (2.2)
istirahat

Keterangan:
1. Laki-laki : Denyut nadi maksimum = 220 - umur.
2. Wanita : Denyut nadi maksimum = 200 - umur.
Hasil dari perhitungan %CVL tersebut lalu dibandingkan menggunakan
klasifikasi sebagai berikut, yang dapat di lihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Klarifikasi CVL


%CVL Penanganan
X ≤ 30% Tidak terjadi kelelahan kerja
30% ≤ X ≤ 60% Diperlukan perbaikan
60% ≤ X ≤ 80% Kerja dalam waktu singkat
80% ≤ X ≤ 100% Diperlukan tindakan segera
X > 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas

2.3.4 National Aeronautics and Space Administration Task Load Index


(NASA-TLX)
Menurut Sari (2018) NASA-TLX merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan
2

berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Dalam metode NASA-TLX terdapat 6 aspek


diantaranya adalah:
1. Kebutuhan Fisik (KF) adalah seberapa banyak pekerja membutuhkan aktivitas
fisik (contoh: mendorong, mengangkat, memutar, dll)
2. Kebutuhan Mental (KM) adalah seberapa beban mental yang di alami pekerja
pada saat melakukan pekerjaan.
3. Kebutuhan Waktu (KW) adalah berapa lama perkerja membutuhkan waktu
untuk menyelesaikan pekerjaannya.
4. Performan Kerja (PK) adalah berapakah keberhasilan pekerja dalam melakukan
atau menyelesaikan pekerjaannya.
5. Tingkat Usaha (TU) adalah berapakah usaha yang dilakukan pekerja untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaannya.
6. Tingkat Frustasi (TF) adalah seberapa besar tekanan pekerja dalam melakukan
dan menyelesaikan pekerjaannya.
Metode NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu pembobotan (weight) dan
pemberian peringkat (Ratings). Pengukuran metode NASA-TLX sebagai berikut:
1. Pembobotan
Saat pembobotan responden diminta untuk memilih salah satu dari dua
indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap
pekerjaan tersebut. Kuesioner pembobotan yang diberikan berupa perbandingan
berpasangan, yang terdiri dari 15 pasang. Pemberian bobot bertujuan untuk
mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada jenis pekerjaan. Kuesioner dapat
dilihat pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Kuesioner Pembobotan Indikator Berpasangan
No Kode Indikator () Indikator Kode ()
1 KF Kebutuhan Fisik Kebutuhan Waktu KW
2 KF Kebutuhan Fisik Performasi Kerja PK
3 KF Kebutuhan Fisik Tingkat Usaha TU
4 KF Kebutuhan Fisik Tingkat Frustasi TF
2

No Kode Indikator () Indikator Kode ()


5 KW Kebutuhan Waktu Performasi Kerja PK
6 KW Kebutuhan Waktu Tingkat Usaha TU
7 KW Kebutuhan Waktu Tingkat Frustasi TF
8 KM Kebutuhan Mental Kebutuhan Waktu KW
9 KM Kebutuhan Mental Kebutuhan Fisik KF
10 KM Kebutuhan Mental Tingkat Usaha TU
11 KM Kebutuhan Mental Performasi Kerja PK
12 KM Kebutuhan Mental Tingkat Frustasi TF
13 PK Performasi Kerja Tingkat Frustasi TF
14 PK Performasi Kerja Tingkat Usaha TU
15 TU Tingkat Usaha Tingkat Frustasi TF

2. Pemberian rating
Pemberian rating ini, responden diminta memberi rating terhadap keenam
indikator beban mental, Rating yang diberikan adalah subjektif tergantung pada
beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut, untuk mendapatkan skor beban
mental NASA-TLX pekerja diminta untuk memberi rating terhadap ke eman
indikator tersebut dengan rentang 0-100. Berikut kuesioner rating yang bisa dilihat di
Tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5 Kuesioner Rating
Rating
No Indikator Pertanyaan Nilai
(0-100)
1. Kebutuhan Menurut anda seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan
Fisik (KF) untuk pekerjaan anda?
2. Kebutuhan Menurut anda seberapa besar tekanan yang anda rasakan
Waktu(KW) berkaitan dengan waktu untuk melakukan/menyelesaikan
pekerjaan anda?
3. Kebutuhan Menurut anda seberapa besar usaha mental yang
Mental(KM) dibutuhkan untuk pekerjaan anda?
2

Rating
No Indikator Pertanyaan Nilai
(0-100)
4. Tingkat Menurut anda seberapa besar kecemasan, perasaan
Frustasi(TF) tekanan, dan stres yang anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan/menyeesaikan pekerjaan anda?
5. Performasi Menurut anda seberapa besar tingkat keberhasilan anda
Kerja(PK) dalam melakukan pekerjaan anda?
6. Tingkat Menurut anda seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk
Usaha (TU) menyelesaikan pekerjaan anda?
Menghitung skor akhir beban kerja atau Weighted Work load (WWL) diperoleh
dari perkalian nilai bobot dengan rating pada setiap dimensi, kemudian nilai dari
WWL masing-masing dijumlahkan dan dibagi 15. Berikut rumus untuk mencari nilai
WWL:
WWL = KF+KW+KM+TF+PK+TU (2.3)
KF = Rating x Bobot TF = Rating x Bobot
KW = Rating x Bobot PK = Rating x Bobot
KM = Rating x Bobot TU = Rating x Bobot
Skor NASA-TLX = WWL:15 (2.4)
Skor beban kerja yang diperoleh terbagi dalam 5 ketegori bagian yaitu beban
kerja rendah, beban kerja sedang, beban kerja agak tinggi, beban kerja tinggi dan
beban kerja sangat tinggi. Berikut kategori skor beban kerja mental dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Nilai Beban Kerja Mental
Golongan beban kerja Nilai
Renda 0-9
Sedang 10-29
Agak tinggi 30-49
Tinggi 50-79
Sangat tinggi 80-100
(Hart & Staveland, 1998)
Hasil dari pengukuran menggunakan NASA-TLX ialah berupa tingkatan beban
kerja mental yang diterima oleh pekerja. Hasil pengukuran bisa menjadi bahan
2

pertimbangan manajemen untuk komendasi, misalnya untuk mengurangi beban kerja


untuk pekerjaan yang memiliki skor di atas 80, kemudian mengalokasikannya
terhadap pekerjaan yang mempunyai beban ker ja dibawah 50 atau langkah-langkah
yang lain. Berikut enam keterangan indikator NASA-TLX dapat dilihat pada Tabel
2.7.

Tabel 2.7 Indikator NASA-TLX


Skala Rating Keterangan
Berapakah besar aktivitas mental dan
Kebutuhan mental
Rendah-tinggi perceptual yang digunakan untuk
(KM)
melihat, mengingat dan mencari.
Berapakah jumlah aktivitas fisik yang
Kebutuhan fisik
Rendah-tinggi dibutuhkan (contoh: mendorong,
(KF)
manarik, berputar, dll)
Berapakah jumlah tekanan yang
Kebutuhan waktu berkaitan dengan waktu yang
Rendah-tinggi
(KW) disarankan selama elemen pekerjaan
berlangsung.
Berapakah besar keberhasilan
Prformansi kerja Tidak tepat-
seseorang di dalam pekerjaan dan
(PK) sempurna
seberapa puas dengan hasil kerjanya.
Berapakah tidak aman, putus asa,
Tinggat Frustasi tersinggung, terganggu dibandingkan
Rendah-tinggi
(TF) dengan perasaan aman, puas, nyaman,
dan kepuasan diri yang dirasakan.
Berapakah keras kerja mental dan fisik
Tingkat Usaha
Rendah-tinggi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
(TU)
pekerjaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian

Penelitian kali ini memiliki lokasi serta objek penelitian yaitu:


Lokasi penelitian ini dilakukan di CV. Mega Jaya Logam, ialah perusahaan
yang bergerak dibidang industri manufaktur khususnya pada pengecoran logam
serta permesinan yang berlokasi di Bakalan Baru, RT.02/RW.02 Kelurahan Ceper,
Kec. Ceper, Kab. Klaten, Jawa Tengah. Objek dari penelitian ini adalah beban
kerja karyawan CV. Mega Jaya Logam pada area finishing.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam penelitian kali ini memilki alat serta bahan yang diperlukan dalam
kelancaran penelitian ini, alat dan bahan tersebut diantaranya adalah:
1. Multifunction Environment Meter digunakan untuk mengukur suhu ruangan.
2. Stopwatch digunakan untuk menghitung seberapa lama pengukuran denyut
nadi dilakukan.
3. HandPhone digunakan untuk dokumentasi dalam bentuk gambar ataupun
video.
4. Buku dan pulpen digunakan untuk mencatat.
5. Laptop acer aspire A514-51KG-34Q1 digunakan untuk mengolah data.
6. Microsoft Excel 2013 digunakan untuk mengolah file yang berbentuk angka.
7. Microsoft Word 2013 digunakan untuk mengolah file yang berbentuk
kata/huruf.
8. Visio 2013 digunakan untuk membuat alur penelitian.
9. Kuesioner digunakan untuk mengatahui beban kerja mental karyawan.
10. SketChup 2017 digunakan untk mendesain rancangan meja kerja.
11. Pulse Oxymeter digunkan untuk mengambil data denyut nadi.

29
3

3.3 Data Yang Diperlukan

Penelitian yang dilakukan memiliki dua jenis data yakni data primer dan
data sekunder, berikut data primer dan data sekunder pada penelitian ini.
3.3.1 Data primer:
1. Data pekerja.
2. Data denyut nadi pekerja.
3. Data kuesioner NASA-TLX
3.3.2 Data sukunder:
1. Jurnal atau arsip tentang metode CVL yang dipublikasi ataupun yang
tidak terpublikasikan.
2. Jurnal atau arsip tentang metode NASA-TLX yang dipublikasi maupun
yang tidak dipublikasikan.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengukuran
Pengukuran dilakukan demi memperoleh data yang diperlukan dalam setiap
metode yang digunakan seperti data denyut nadi, data kebutuhan fisik, data
kebutuhan mental, data kebutuhan waktu, data performansi, data usaha dan
data tingkat frustasi karyawan.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk data yang berhubungan dengan perusahaan,
diantaranya adalah profil perusahaan, alur produksi perusahaan, data
lembur, data jumlah karyawan dll. Wawancara dilakukan kepada karyawan
yang berada di kantor dan karyawan yang berada di lapangan.
3. Kuesioner
Kuesioner dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar beban kerja
mental yang dialami pekerja di area finishing, yang berbentuk pertanyaan-
pertanyaan perbandingan dan diberikan ke seluruh karyawan di area
finishing CV. Mega Jaya Logam.
3

4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dalam bentuk gambar
ataupun video yang terkait dalam penelitian yang dilakukan.

3.5 Tahapan Penelitian

Dalam eenelitian kali ini memiliki tahap-tahap penelitian yang


dilaksanakan, tahap tersebut ialah sebagai berikut:
1. Identiifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam penelitian ini yang
bertujuan untuk mengetahui permasalah yang berada di perusahaan.
Permasalahan yang berada di perusahaan salah satunya adalah beban kerja,
yang mana hasil identifikasi menunjukan jika perusahaan sering melakukan
lembur yang berlebih kepada karyawan dan hasil pengukuran suhu ruangan
kerja yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah.
2. Studi pustaka
Studi pustaka adalah tahapan untuk mencari dasar-dasar ilmu yang berkaitan
dengan masalah yang berada di perusahaan, yaitu beban kerja. Studi putaka
ini didapat dari jurnal tentang beban kerja, buku tentang beban kerja dan
internet menegenai beban kerja yang sesuai dengan keaadaan di lapangan.
3. Perumusan masalah dan tujuan penelitian
Rumusan masalah sendiri terdiri dari pertanyaan-pertanyan yang berkaitan
dengan beban kerja dan metode untuk memecahkan masalah dan penelitian
ini tidak terlalu meluas. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui
beban kerja yang di terima karyawan di perusahaan dan solusi untuk
menanganinya.
4. Menentukan metode untuk menyelesaikan masalah
Setelah merumuskan masalah dan menentukan tujuan penelitian, selanjutnya
melakukan studi litelatur untuk menentukan metode yang dipakai untuk
menganalisis beban kerja yang dialami karyawan, dalam penelitian kali ini
memakai metode CVL dan NASA-TLX.
3

5. Pengumpulan data
Pengumpulan data, tahapan ini adalah tahapan dimana mencari data yang
berkaitan dengan metode yang digunkan, yaitu CVL dan NASA-TLX. Data
dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan pegukuran langsung ke
karyawan dan melakukan penyebaran kuesoner untuk mendapatkan data
beban kerja fisik dan mental.
6. Pengolahan data
Tahapan pada kali ini dilakukan dengan dua tahap, yang pertama ialah
tahapan pengukuran denyut nadi (beban kerja fisik) dan pengukuran yang
dilakukan berdasarkan kuesioner (beban kerja mental). Selanjutnya, data
tersebut diolah menggunakan dua pendekatan yaitu CVL serta NASA-TLX
yang mana CVL digunakan untuk mengolah data dari beban kerja fisik dan
NASA-TLX digunakan utuk mengolah data dari beban kerja mental.
7. Pembahasan
Tahap pembahasan ialah menjelaskan hasil dari pengolahan data, yang mana
menejelaskan tentang hasil dari beban kerja fisik serta beban kerja mental di
perusahaan.
8. Kesimpulan dan saran
Bagian kesimpulan dan saran ialah bagian yang menjawab secara singkat
dari rumusan masalah yang telah ditetapkan pada awal penelitian.
Rekomendasi usulan perbaikan juga dipaparkan pada tahap ini, yang
berguna untuk dikembangkan lagi pada penelitian yang berikutnya.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, maka penelitian akan
dilakukan sesuai dengan diagram alir penelitian seperti pada Gambar 1.3.
3

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian didapatkan dari dikumpulkan data pekerja, data denyut nadi
pekerja dan data kuesioner NASA-TLX di area finishing CV. Mega Jaya Logam
yang dilakukan secara langsung kepada pekerja di area finishing. Setelah
didapatkan, data kemudian dilakukan analisis menggunakan metode CVL dan
NASA-TLX. Dari hasil yang didapatkan kemudian dilakukan perbaikan sesuai
nilai beban kerja yang diperoleh, perbaikan yang dilakukan berdasarkan kondisi
yang berada di perusahaan.

4.1.1 Data Primer


Data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian ini yang di
ambil secara langsung. Data primer untuk penelitian kali ini ialah data pekerja,
data denyut nadi pekerja dan data kuesioner NASA-TLX.
1. Data pekerja.
Data pekerja didapatkan dari daftar pekerja yang ada di area finishing dan
hasil dari wawancara dengan pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam.
Berikut data pekerja di area finising bisa dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data pekerja di area finishing.


Usia
No. Nama Jenis kelamin Lama bekerja
(tahun)
1 Andi 35 Laki-laki 4 tahun
2 Agus 30 Laki-laki 4 tahun
3 Nuryanto 30 Laki-laki 2 tahun
4 Guntur 29 Laki-laki 6 tahun
5 Joko Imam 45 Laki-laki 2 tahun
6 Arif 33 Laki-laki 2 tahun
7 Gunawan 29 Laki-laki 6 tahun

34
3

Usia
No. Nama Jenis kelamin Lama bekerja
(tahun)
8 Bisri Fatchurohman 35 Laki-laki 4 tahun
9 Zainul 25 Laki-laki 6 tahun
10 Edi 33 Laki-laki 2 tahun
11 Wijiyanto 38 Laki-laki 5 tahun
12 Firdaus 32 Laki-laki 4 tahun
13 Mulyanto 45 Laki-laki 3 tahun
14 Nofriyanto 27 Laki-laki 2 tahun
15 Yudi 20 Laki-laki 2 tahun
16 Santoso 28 Laki-laki 3 tahun
*(pengolahan data)

2. Data denyut nadi pekerja.


Denyut nadi pekerja terdibagi dua yakni denyut nadi kerja serta denyut nadi
istirahat, denyut nadi pekerja didapatkan dengan mengukur secara langsung
kepada pekerja dengan alat bantu yaitu pulse oximeter. Berikut data denyut nadi
pekerja di area finishing bisa dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data denyut nadi pekerja di area finishing.

Usia Denyut nadi 1 Denyut nadi 2


No. Nama
(tahun)
Kerja Istirahat Kerja Istirahat
1 Andi 35 120 bpm 92 bpm 116 bpm 82 bpm
2 Agus 30 107 bpm 73 bpm 109 bpm 71 bpm
3 Nuryanto 30 115 bpm 90 bpm 117 bpm 78 bpm
4 Guntur 29 106 bpm 68 bpm 98 bpm 72 bpm
5 Joko Imam 45 120 bpm 90 bpm 118 bpm 86 bpm
6 Arif 33 119 bpm 80 bpm 115 bpm 90 bpm
7 Gunawan 29 112 bpm 101 bpm 116 bpm 97 bpm
8 Bisri Fatchurohman 35 120 bpm 90 bpm 115 bpm 87 bpm
9 Zainul 25 102 bpm 92 bpm 116 bpm 88 bpm
10 Edi 33 119 bpm 85 bpm 117 bpm 89 bpm
11 Wijiyanto 38 119 bpm 89 bpm 107 bpm 94 bpm
12 Firdaus 32 115 bpm 82 bpm 119 bpm 90 bpm
13 Mulyanto 45 120 bpm 93 bpm 114 bpm 91 bpm
3

Usia Denyut nadi 1 Denyut nadi 2


No. Nama
(tahun)
Kerja Istirahat Kerja Istirahat
14 Nofriyanto 27 115 bpm 98 bpm 109 bpm 90 bpm
15 Yudi 20 104 bpm 87 bpm 106 bpm 89 bpm
16 Santoso 28 98 bpm 67 bpm 101 bpm 71 bpm
*(pengolahan data)

3. Data Kuesioner NASA-TLX.

Kuesioner yang kasihkan kepada pekerja terdapat dua yaitu kuesioner


pembobotan dan rating. Kuesoner pembobotan dilakukan dengan cara pekerja
diminta untuk mengisi yang berisi perbandingan berpasangan, pekerja diminta
untuk memilih mana yang lebih dominan yang menjadi sumber dari beban kerja
mental. Total perbandingan berpasangan yaitu berjumlah 15 dengan indikator
yakni Kebutuhan Mental (KM), Kebutuhan Fisik (KF), Kebutuhan Waktu (KW),
Tingkat Frustasi (TF), Performansi (PF) dan Tingkat Usaha (TU). Berikut hasil
dari kuesoner pembobotan di area finishing CV. Mega Jaya Logam, bisa dilihat
pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil kuesioner pembobotan di area finishing.

Indikator
No. Nama Usia Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Performansi Tingkat Jumlah
Usaha
Mental Fisik Waktu Kerja Frustasi
1 Andi 35 4 4 1 1 1 4 15
2 Agus 30 0 5 1 3 2 4 15
3 Nuryanto 30 3 3 0 3 1 5 15
4 Guntur 29 3 3 2 0 2 5 15
5 Joko Imam 45 2 5 3 1 0 4 15
6 Arif 33 2 5 2 0 2 4 15
7 Gunawan 29 0 3 3 4 2 3 15
Bisri
8 35 2 4 3 0 1 5 15
Fatchurohman
9 Zainul 25 2 5 1 4 0 3 15
10 Edi 33 1 4 4 1 1 4 15
11 Wijiyanto 38 1 4 2 3 1 4 15
12 Firdaus 32 3 4 0 3 1 4 15
13 Mulyanto 45 0 4 3 1 3 4 15
3

Indikator
No. Nama Usia Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Performansi Tingkat Jumlah
Usaha
Mental Fisik Waktu Kerja Frustasi
14 Nofriyanto 27 2 5 4 0 1 3 15
15 Yudi 20 3 3 2 3 0 4 15
16 Santoso 28 2 2 3 3 2 3 15
Jumlah 30 63 34 30 20 63
*(pengolahan data)

Setelah didapatkan pembobotan seperti pada Tabel 4.3, selanjutnya


melakukan pemberian rating. Pemberian ratting dilakukan dengan cara pekerja
diminta untuk mengisi nilai rating dari keeman indikator beban kerja mental
dengan nilai skala yaitu 1-100 pada. Berikut hasil pemebrian rating bisa dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil pemberian rating.
Indikator
No. Nama Usia Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Performansi Tingkat
Usaha
Mental Fisik Waktu Kerja Frustasi
1 Andi 35 70 60 90 80 90 60
2 Agus 30 80 80 70 90 80 80
3 Nuryanto 30 50 80 70 60 60 70
4 Guntur 29 50 90 40 50 40 70
5 Joko Imam 45 50 80 70 50 70 80
6 Arif 33 40 80 50 65 50 40
7 Gunawan 29 70 100 50 90 80 60
Bisri
8 35 70 80 70 80 70 60
Fatchurohman
9 Zainul 25 80 90 80 90 60 90
10 Edi 33 60 90 80 60 60 70
11 Wijiyanto 38 80 90 80 90 60 90
12 Firdaus 32 70 80 60 50 60 80
13 Mulyanto 45 40 80 90 80 80 80
14 Nofriyanto 27 70 80 80 80 80 50
15 Yudi 20 100 70 100 50 50 60
16 Santoso 28 70 50 60 80 80 90
Jumlah 1050 1280 1140 1145 1070 1130

*(pengolahan
3

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Pengolahan data Cardiovascular Load (CVL)


Aktivitas atau kegiatan yang berada di area finishing CV. Maga Jaya Logam
diantaranya adalah pengelasan, perakitan, pengahalusan dan pengecatan.
Pekerjaan di area finishing tergolong berat dikarenakan jumlah produksi yang
banyak sehingga sering melakukan lembur yang betujuan untuk memenuhi target.
Maka beban kerja fisik yang rasakan karyawan cukup tinggi serta perlu adanya
perbaikan, beban kerja fisik dapat dilakukan dengan mengukur denyut nadi
karyawan. Berikut denyut nadi pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam
bisa dilihat di Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Denyut nadi pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam.

Denyut nadi 1 Denyut nadi 2 Rata-rata


Usia (bpm) (bpm) (bpm)
No. Nama
(tahun)
Kerja Istirahat Kerja Istirahat kerja Istirahat
1 Andi 35 120,0 92,0 116,0 82,0 118,0 87,0
2 Agus 30 107,0 73,0 109,0 71,0 108,0 72,0
3 Nuryanto 30 115,0 90,0 117,0 78,0 116,0 84,0
4 Guntur 29 106,0 68,0 98,0 72,0 102,0 70,0
5 Joko Imam 45 120,0 90,0 118,0 86,0 119,0 88,0
6 Arif 33 119,0 80,0 115,0 90,0 117,0 85,0
7 Gunawan 29 112,0 101,0 116,0 97,0 114,0 99,0
Bisri
8 35 120,0 90,0 115,0 87,0 117,5 88,5
Fatchurohman
9 Zainul 25 102,0 92,0 116,0 88,0 109,0 90,0
10 Edi 33 119,0 85,0 117,0 89,0 118,0 87,0
11 Wijiyanto 38 119,0 89,0 107,0 94,0 113,0 91,5
12 Firdaus 32 115,0 82,0 119,0 90,0 117,0 86,0
13 Mulyanto 45 120,0 93,0 114,0 91,0 117,0 92,0
14 Nofriyanto 27 115,0 98,0 109,0 90,0 112,0 94,0
15 Yudi 20 104,0 87,0 106,0 89,0 105,0 88,0
16 Santoso 28 98,0 67,0 101,0 71,0 99,5 69,0
Rata-rata 112,1 85,7

*(pengolahan
3

Berdasarkan Tabel 4.5 bisa diketahui bahwa jika karyawan di area finishing
CV. Mega Jaya Logam berjumlah 16 orang dengan rata-rata denyut nadi kerja
yaitu 112,6 bpm (beats per minute) dengan pengukuran yang dilakukan dua kali di
waktu jam bekerja yaitu jam 11.00 dan jam 14.00. Sedangkan, denyut nadi
intirahat memiliki rata-rata nadi yaitu 85,7 b/m dengan pengukuran yang
dilakukan dua kali di waktu jam istirahat yakni jam 12.00. Pengukuran denyut
nadi kerja serta denyut nadi istirahat dilakukan menggunakan alat yaitu pulse
oximeter, dengan cara membersikah salah satu jari dari pekerja, kemudian
menejepitkan alat pulse oximeter di salah satu jari pekerja yang sudah di bersikan,
selanjutnya ditunggu selama 1 menit lalu didapatkan denyut nadi pekerja.
Menurut dr.Tania Savitri denyut nadi normal untuk orang dewasa yaitu 60-100
bpm.
Selanjutanya, setelah didaptakan denyut nadi kerja serta denyut nadi
istirahat pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam langkah selanjutnya
yaitu menghitung denyut maksimum. Denyut maksimum terbagi menjadi dua
kategori yaitu laki-laki dan perempuan, dimana untuk laki-laki adalah 220-usia
saat ini dan perempuan 200-usia saat ini. Denyut nadi maksimum pekerja di area
finishing CV Mega Jaya Logam bisa dilihat di Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Denyut nadi maksimum pekerja di area finishing

Denyut nadi 1 Denyut nadi 2 Rata-rata Denyut


Usia (bpm) (bpm) (bpm)
No. Nama Maksimal
(tahun)
Kerja Istirahat Kerja Istirahat kerja Istirahat (bpm)
1 Andi 35 120,0 92,0 116,0 82,0 118,0 87,0 185,0
2 Agus 30 107,0 73,0 109,0 71,0 108,0 72,0 190,0
3 Nuryanto 30 115,0 90,0 117,0 78,0 116,0 84,0 190,0
4 Guntur 29 106,0 68,0 98,0 72,0 102,0 70,0 191,0
5 Joko Imam 45 120,0 90,0 118,0 86,0 119,0 88,0 175,0
6 Arif 33 119,0 80,0 115,0 90,0 117,0 85,0 187,0
7 Gunawan 29 112,0 101,0 116,0 97,0 114,0 99,0 191,0
Bisri
8 35 120,0 90,0 115,0 87,0 117,5 88,5 185,0
Fatchurohman
9 Zainul 25 102,0 92,0 116,0 88,0 109,0 90,0 195,0
10 Edi 33 119,0 85,0 117,0 89,0 118,0 87,0 187,0
11 Wijiyanto 38 119,0 89,0 107,0 94,0 113,0 91,5 182,0
12 Firdaus 32 115,0 82,0 119,0 90,0 117,0 86,0 188,0
13 Mulyanto 45 120,0 93,0 114,0 91,0 117,0 92,0 175,0
4

Denyut nadi 1 Denyut nadi 2 Rata-rata Denyut


Usia (bpm) (bpm) (bpm)
No. Nama Maksimal
(tahun)
Kerja Istirahat Kerja Istirahat kerja Istirahat (bpm)
14 Nofriyanto 27 115,0 98,0 109,0 90,0 112,0 94,0 193,0
15 Yudi 20 104,0 87,0 106,0 89,0 105,0 88,0 200,0
16 Santoso 28 98,0 67,0 101,0 71,0 99,5 69,0 192,0
Rata-rata 110,3 85,8 187,9
*(pengolahan data)

Dapat dilihat pada Tabel 4.6 dapat diketahui jika rata-rata denyut nadi
maksimum pekerja di area finishing yaitu 187,9 d/m. Setelah didapatkan denyut
nadi kerja, denyut nadi istirahat dan denyut nadi maksimum selanjutnya yaitu
mencari %CVL, persentase CVL pekerja di area finishing bisa dilihat di Tabel 4.7
dengan memakai cara sebagai berikut:

100 X (denyut nadi kerja−denyut nadi istirahat).........................


%CVL = denyut nadi maksimum−denyut nadi istirahat (4.1)

Tabel 4.7 Pesentase CVL Pekerja di Area Finishing

Usia
No. Nama %CVL Keterangan
(tahun)

1 Andi 35 31,6% Diperlukan perbaikan

2 Agus 30 30,5% Diperlukan perbaikan

3 Nuryanto 30 30,2% Diperlukan perbaikan

4 Guntur 29 26,4% Tidak terjadi kelelahan

5 Joko Imam 45 35,6% Diperlukan perbaikan

6 Arif 33 31.4% Diperlukan perbaikan

7 Gunawan 29 16,3% Tidak terjadi kelelahan


Bisri 30,1% Diperlukan perbaikan
8 35
Fatchurohman
9 Zainul 25 18,1% Tidak terjadi kelelahan

10 Edi 33 31,0% Diperlukan perbaikan

11 Wijiyanto 38 23,8% Tidak terjadi kelelahan

12 Firdaus 32 30,4% Diperlukan perbaikan


4

Usia
No. Nama %CVL Keterangan
(tahun)

13 Mulyanto 45 30,1% Diperlukan perbaikan

14 Nofriyanto 27 18,2% Tidak terjadi kelelahan

15 Yudi 20 15,2% Tidak terjadi kelelahan

16 Santoso 28 24,8% Tidak terjadi kelelahan

*(pengolahan data)

Sesusai Tabel 4.7 bisa dilihat bahwa masih terdapat pekerja di area finishing
CV. Mega Jaya Logam yang mengelami kelelahan saat bekerja. Kelelahan
tersebut disebabkan karena di perusahaan pekerja lebih sering menggunakan otot
ketimbang menggunakan fikiran, berdasarkan hasil wawancara ke salah satu
pekerja pekerjaan di perusaan memang lebih sering menggunakan otot
dikarenakan produk yang dibikin ukuran dan beratnya sering yang besar dan
berat. Salain itu, posisi bekerja yang tidak ergonomis juga menjadi penyebab
kelelahan saat bekerja dikarenakan pekerja sering bekerja dengan posisi jongkok
dan menunduk salah satunya saat mengerjakan proses pengelasan. Apabila
kegiatan tersebut dilakukan terus menerus maka cepat atau lambat akan
berdampak pada kondisi kesehatan pekerja.

4.2.2 Pengolahan Data Natioanal Aeronautics and Space Administration-Task


Load Index (NASA-TLX).
Selanjutnya, setelah perhitungan beban kerja fisik memakai pendekatan
CVL dengan data yang diperoleh kuesioner pembobotan dan pemberian ratting,
lalu dilakukan perhitungan beban kerja mental memakai pendekatan NASA-TLX
di area finishing CV. Mega Jaya Logam.

1. Uji Kecukupan Data.


Uji kecukupan data digunakan agar bisa mengetahui apakah data yang
digunakan tercukupi data atau belum untuk masuk ke pengolahan. Menurut Vesa
(2017) uji kecukupan data menggunakan tinggat keyakinan 95% dan tingkat
ketelitian 5%, sehingga data yang digunakan 95% hasilnya benar dan 5% eror.
Data yang digunakan cukup apabila n<N.
4

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 𝑥 𝑒²
Keterangan:
N = Populasi
e =
Eror Maka:
16
𝑛 = 1+14 𝑥 0,05² = 15,4
Berdasarkan perhitungan uji kecukupan data di atas, dapat diketahui jika
n<N sehingga data yang gunakan telah tercukupi.

2. Perhitungan Pembobotan.
Sebelum melakukan pembobotan perlu dilakukan rekapitulasi data hasil
kuisoner pembobotan yang telah di sebarkan seluruh kepada karyawan di area
finishing CV. Mega Jaya Logam yang berjumlah 16 orang. Didalam pelaksanaan,
pekerja diminta untuk memilih pasangan kategori yang menurut pekerja lebih
mendominasi menimbulkan beban kerja atau sumber yang dari kuesioner
berpasangan. Kuisoner berpasangan terdiri dari 15 pasang yaitu, Kebutuhan
Mental (KM), Kebutuhan Fisik (KF), Kebutuhan Waktu (KW), Performansi Kerja
(PK) dan Tingkat Frustasi (TF). Berikut hasil dari kuesioner pembobotan bisa
dilihat di Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Pembobotan

Indikator
No. Nama Usia Jumlah
KM KF KW TU PK TU

1 Andi 35 4 4 1 1 1 4 15
2 Agus 30 0 5 1 3 2 4 15
3 Nuryanto 30 3 3 0 3 1 5 15
4 Guntur 29 3 3 2 0 2 5 15
5 Joko Imam 45 2 5 3 1 0 4 15
6 Arif 33 2 5 2 0 2 4 15
7 Gunawan 29 0 3 3 4 2 3 15
8 Bisri Fatchurohman 35 2 4 3 0 1 5 15
9 Zainul 25 2 5 1 4 0 3 15
10 Edi 33 1 4 4 1 1 4 15
4

Indikator
No. Nama Usia Jumlah
KM KF KW TU PK TU

11 Wijiyanto 38 1 4 2 3 1 4 15
12 Firdaus 32 3 4 0 3 1 4 15
13 Mulyanto 45 0 4 3 1 3 4 15
14 Nofriyanto 27 2 5 4 0 1 3 15
15 Yudi 20 3 3 2 3 0 4 15
16 Santoso 28 2 2 3 3 2 3 15
Jumlah 30 63 34 30 20 63
*(pengolahan data)

3. Pemberian Rating.
Setelah didapatkan data pembobotan tahapan selanjunya yaitu, melakukan
pemberian ratting. Pekerja diminta untuk mengisi dengan memberikan nilai
terhadap 6 (eman) indikator beban kerja mental yaitu menggunakan skala 1-100
pada kuesioner. Hasil kuesioner pemberian ratting bisa dilihat di Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Pemberian rating
Indikator
No. Nama Usia
KM KF KW TU PK TU

1 Andi 35 70 60 90 80 90 60
2 Agus 30 80 80 70 90 80 80
3 Nuryanto 30 50 80 70 60 60 70
4 Guntur 29 50 90 40 50 40 70
5 Joko Imam 45 50 80 70 50 70 80
6 Arif 33 40 80 50 65 50 40
7 Gunawan 29 70 100 50 90 80 60
8 Bisri Fatchurohman 35 70 80 70 80 70 60
9 Zainul 25 80 90 80 90 60 90
10 Edi 33 60 90 80 60 60 70
11 Wijiyanto 38 80 90 80 90 60 90
12 Firdaus 32 70 80 60 50 60 80
13 Mulyanto 45 40 80 90 80 80 80
14 Nofriyanto 27 70 80 80 80 80 50
15 Yudi 20 100 70 100 50 50 60
16 Santoso 28 70 50 60 80 80 90
Jumlah 1050 1280 1140 1145 1070 1130
4

4. Weighted Work Load (WWL).


Setelah didapatkan data pembobotan dan nilai ratting selanjutnya yaitu,
menghitung nilai Weighted Work load (WWL), nilai WWL bisa dilihat di
Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Nilai Weighted Work Load (WWL)


Indikator
No. Nama Usia WWL
KM KF KW TU PK TF

1 Andi 35 280 240 90 80 90 240 1020


2 Agus 30 0 400 70 270 160 320 1220
3 Nuryanto 30 150 240 0 180 60 350 980
4 Guntur 29 150 270 80 0 80 350 930
5 Joko Imam 45 100 400 210 50 0 320 1080
6 Arif 33 80 400 100 0 100 160 840
7 Gunawan 29 0 300 150 360 160 180 1150
8 Bisri Fatchurohman 35 140 320 210 0 70 300 1040
9 Zainul 25 160 450 80 360 0 270 1320
10 Edi 33 60 360 320 60 60 280 1140
11 Wijiyanto 38 80 360 160 270 60 360 1290
12 Firdaus 32 210 320 0 150 60 320 1060
13 Mulyanto 45 0 320 270 80 240 320 1230
14 Nofriyanto 27 140 400 320 0 80 150 1090
15 Yudi 20 300 210 200 150 0 240 1100
16 Santoso 28 140 100 180 240 160 270 1090
*(pengolahan data)

Contoh perhitungan (Responden 1):


KM = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 4 x 70 = 280
KF = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 4 x 60 = 240
KW = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 1 x 90 = 90
TU = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 1 x 80 = 80
PK = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 1 x 90 = 90
TF = Nilai Bobot X Nilai Ratting = 4 x 60 = 240
WWL = KM+KF+KW+TU+PK+TF
WWL = 280+240+90+80+90+240 = 1020
4

5. Menghitung Skor NASA-TLX.


Setelah menghitung dari pembobotan, nilai ratting dan WWL dari setiap
responden di area finishing yang berjumlah 16. Langkah selanjutnya menghitung
nilai NASA-TLX. Hasil nilai NASA-TLX dari pekerja di area finishing bisa
dilihat di Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Skor NASA-TLX
Indikator
Skor
No. Nama WWL NASA- Keterangan
KM KF KW TU PK TF
TLX
1 Andi 280 240 90 80 90 240 1020 68 Tinggi
Sangat
2 Agus 0 400 70 270 160 320 1220 81
tinggi
3 Nuryanto 150 240 0 180 60 350 980 65 Tinggi
4 Guntur 150 270 80 0 80 350 930 62 Tinggi
5 Joko Imam 100 400 210 50 0 320 1080 72 Tinggi
6 Arif 80 400 100 0 100 160 840 56 Tinggi
7 Gunawan 0 300 150 360 160 180 1150 77 Tinggi
Bisri
8 140 320 210 0 70 300 1040 69 Tinggi
Fatchurohman
Sangat
9 Zainul 160 450 80 360 0 270 1320 88
tinggi
10 Edi 60 360 320 60 60 280 1140 76 Tinggi
Sangat
11 Wijiyanto 80 360 160 270 60 360 1290 86
tinggi
12 Firdaus 210 320 0 150 60 320 1060 71 Tinggi
Sangat
13 Mulyanto 0 320 270 80 240 320 1230 82
tinggi
14 Nofriyanto 140 400 320 0 80 150 1090 73 Tinggi
15 Yudi 300 210 200 150 0 240 1100 73 Tinggi
16 Santoso 140 100 180 240 160 270 1090 73 Tinggi
*(pengolahan data)

Contoh perhitungan (Responden 1):


𝑊𝑊𝐿 1020
Skor NASA-TLX = = 68
= 15 15
4

6. Uji Keseragaman Data.


Uji keseragaman data dipakai untuk mengetahui data beban kerja mental
yang diperoleh sudah sesuai atau belum. Hasil dan grafik uji keseragaman data
bisa dilihat di Tabel 4.12 serta Gambar 4.1.

Tabel 4.12 Hasil Uji Keseragaman Data


Skor Standar
No Xbar LCL UCL
NASA-TLX deviasi
1 68 73,25 8,48 47,80 98,70
2 81 73,25 8,48 47,80 98,70
3 65 73,25 8,48 47,80 98,70
4 62 73,25 8,48 47,80 98,70
5 72 73,25 8,48 47,80 98,70
6 56 73,25 8,48 47,80 98,70
7 77 73,25 8,48 47,80 98,70
8 69 73,25 8,48 47,80 98,70
9 88 73,25 8,48 47,80 98,70
10 76 73,25 8,48 47,80 98,70
11 86 73,25 8,48 47,80 98,70
12 71 73,25 8,48 47,80 98,70
13 82 73,25 8,48 47,80 98,70
14 73 73,25 8,48 47,80 98,70
15 73 73,25 8,48 47,80 98,70
16 73 73,25 8,48 47,80 98,70
*(pengolahan data)
Keterangan:
Xbar = rata-rata dari skor NASA-TLX.
LCL = Lower Control Limit (batas kontrol bawah).
UCL = Upper Control Limit (batas kontrol atas).
4

Uji Keseragaman Data


120

100 80
60

40

20

0
12345678910 11 12 13 14 15 16

Skor NASA-TLX Xbar Standar deviasi LCL UCL

Gambar 4.1 Grafik Uji Keseragaman Data

Sesuai Tabel 4.12 serta Gambar 4.1 hasil uji keseragaman data menunjukan
jika beban kerja mental dapat dinyatakan seragam, dikarenakan skor NASA-TLX
pekerja masih masuk batas kontrol atas dan batas kontrol bawah yakni UCL:
98,70 dan LCL:47,80.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Beban kerja fisik dengan metode CVL.

Berdasarkan perhitungan beban kerja fisik di area finishing CV. Mega Jaya
Logam menggunakan metode CVL terdapat 56% dari 16 pekerja atau 9 pekerja
yang perlu adanya perbaikan. Berikut pekerja yang perlu adanya perbaikan
berdasarkan pesentase CVL bisa dilihat di Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Pekerja yang Perlu Adanya Perbaikan

No Nama Usia %CVL


1 Joko Imam 45 Dengan pesentase CVL sebesar 35,6%
2 Andi 35 Dengan pesentase CVL sebesar 31,6%
3 Arif 33 Dengan pesentase CVL sebesar 31,4%
4 Edi 33 Dengan pesentase CVL sebesar 31.0%
4

No Nama Usia %CVL


5 Agus 30 Dengan pesentase CVL sebesar 30,5%
6 Firdaus 32 Dengan pesentase CVL sebesar 30,4%
7 Nuryanto 30 Dengan pesentase CVL sebesar 30,2%
8 Mulyanto 45 Dengan pesentase CVL sebesar 30,1%
9 Bisri Fatchurohman 35 Dengan pesentase CVL sebesar 30,1%

Sesuai Tabel 4.13 di atas bisa dilihat bahwa dari 9 pekerja tersebut masuk
dalam kategori perlu adanya perbaikan. Hal ini disebabkan karena setiap hari
pekerja malakukan aktivitas kerjanya dengan posisi bekerja yang tidak ergonomis,
lingkungan kerja yang tergolong panas, lembur dan usia pekerja itu sendiri.
Menurut Hakiim (2018) apabila pekerja dalam melakukan pekerjaan tanpa ada
alat bantu seterti meja kerja dan kursi, maka pekerjaan fisik yang dilakukan akan
terasa berat. Selain itu, usia juga berpengaruh pada denyut nadi seseorang,
semakin tua akan semakin mudah merasa kelelahan.

Sesuai hasil beban kerja fisik memakai metode CVL terdapat upaya
perbaikan untuk mengurangi tingginya beban kerja fisik pekerja di area finishing
CV. Mega Jaya Logam, berikut upaya perbaikan di area finishing yaitu:

1. Usulan yang pertama yaitu membuat atau melakukan pengadaan meja kerja
yang terdapat ragum pada bagian sisi dari meja kerja tersebut, dengan adanya
meja kerja tersebut aktivitas pekerjaan di area finishing akan menjadi lebih
ergonomis dan mengurangi kelelahan kerja yang disebabkan karena posisi
bekerja yang tidak ergonomis. Menurut Natosba (2016) penyakit yang dapat
ditimbulkan ketika bekerja dengan posisi tidak ergonomis adalah nyeri pada
punggu atau low back pain. Berikut posisi kerja dengan meja kerja dan tidak
menggunakan meja kerja.
4

Gambar 4.3 Contoh Pekerja yang Menggunakan Gambar 4.4 Contoh Pekerja yang Tidak
Meja Kerja Menggunakan Meja Kerja

Selain itu, ragum yang ada pada meja tersebut juga untuk menjepit bendan
kerja dengan ukuran tidak terlalu besar yang bertujuan untuk memudahkan
pekerja saat melakukan pekerjaan seperti menghaluskan dan mengelas benda
kerja. Apabila pekerjaan menjadi mudah dan efektif secara tidak langsung
produktivitas perusahaan meningkat. Berikut rancangan maja kerja untuk area
finishing CV. Mega Jaya Logam bisa dilihat di Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Desain Rancangan Meja Kerja Area Finishing


Meja kerja dirancang untuk mengantisipasi terjadinya low back pain pada
pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam yang dikarenakan posisi
bekerja yang tidak erginomis. Ukuran meja kerja menganut pada buku data
arsitek
5

karangan Sunarto Tjuhjadi edisi 33 yang mana untuk tinggi normal meja yaitu
75cm dan untuk lebar disesuaikan dengan lebar ruangan yang mana lebar area
finishing ialah 4 meter, jadi pada arancangan meja kerja di area finishing
memiliki ukuran 2 meter. Lebar meja kerja tersebut dibuat dengan ukuran 2
meter dikarenakan agar pekerja tetap mendapatkan ruang untuk berlalu-lalang
di sekitar meja kerja.
2. Usulan perbaikan yang kedua yaitu melakukan penambahan 3 karyawan untuk
mengurangi lembur yang cukup banyak di area finishing. Berikut alasan untuk
menambahkan 5 karyawan di area finishing sebagai berikut:

Lembur:
Tabel 4.14 Jumlah lembur area finishing
Jumlah Total waktu lembur
Kurun waktu Jumlah lembur
pekerja (jam)
12 bulan 16 178 kali 6465

Usulan:
Tabel 4.15 Usulan perbaikan lembur
Jumlah Waktu bekerja Total waktu
Kurun waktu
pekerja (jam) (jam)
1 hari 3 8 24
6 hari/ 1 minggu 3 8 144
4 minggu/1bulan 3 8 576
1tahun/12 bulan 3 8 6912

Sesuai Tabel 4.14 dan 4.15 dapat diketahui jika pemabahan 3 karyawan di area
finishing dapat menutupi jumlah lembur yang besar di area finishing, maka
dapat mengurangi beban kerja fisik pekerja serta target pesanan dapat terpenuhi
sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan.
3. Usulan perbaikan yang ketiga adalah mengurangi jam bekerja di area finishing,
menurut Saputra (2018) jika makin berat pekerjaan atau makin cepat
denyut nadi saat bekerja maka semakin besar pula waktuk istriahat
yang dibutuhkan. Usulan perbaikan pengurangan jam bekerja yakni dari 8 jam
5

kerja untuk 6 hari bekerja menjadi 8 jam kerja untuk 5 hari bekerja, sesuai
Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 77 ayat 1.

4.3.2 Beban kerja mental dengan metode NASA-TLX.

Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode NASA-TLX dangan


software Microsoft Excel diperoleh hasil skor beban kerja mental di area finishing
VC. Mega Jaya Logam. Hasil skor beban kerja mental memakai metode NASA-
TLX bisa dilihat di Gambar 4.2.
Skor NASA-TLX
100
90
80
70
60
tingkat

50
40
30
20
10
0

pekerja

Gambar 4.2 Skor Beban Kerja Mental Perkerja di Area Finishing.


Sesuai Gambar 4.2 di atas bisa dilihat nilai beban kerja mental serta kategori
beban kerja mental yang dirasakan pekerja di area finishing CV. Mega Jaya
Logam. Terdapat 16 pekerja di area finishing, dari 16 pekerja ditemukan 4 pekerja
dengan beban kerja sangat tinggi, 4 pekerha tersebut yakni Zainul yang memiliki
skor NASA-TLX sebesar 88, Wijiyanto dengan skor NASA-TLX sebersar 86,
Mulyanto dengan nilai NASA-TLX sebesar 82 dan Agus sebesar 81. Rata-rata
skor beban kerja mental di area finishing CV. Mega Jaya Logam yaitu 73,25.
Angka 73,25 termasuk kedalam beban kerja mental tinggi. Faktor yang
menyebabkan beban kerja mental di area finishing tinggi adalah pekerjaan yang
dikerjakan cukup menguras tenaga dan fikiran dikareanakan pekerja dalam
aktivitas kerjanya tidak hanya mengerjakan satu pekerjaan tetapi lebih dari satu
pekerjaan, secara
5

tidak langsung pekerja diharuskan memiliki lebih sari satu skil bekerja, serta
pekerjaan yang dilakukan dibatasi dengan targe produksi. Faktor-faktor
tersebutlah yang dapat membuat kinerja fisik maupun psiologis pekerja di area
finishing menurun dan pekerja mudah kelelahan.
Berdasarakan hasil dari beban kerja mental pekerja di area finishing
memakai metode NASA-TLX bisa diketahui beban kerja mental di area finishing
tergolong tinggi dan bahkan terdapat 4 pekerja dengan kategori beban kerja
mental sangat tinggi, sehingga perlu adanya perbaikan mengenai beban kerja
mental pada area finishing. Berikut upaya perbaikan yang dapat dilakukan:
1. Usulan perbaikan yang pertama yaitu memberikan fasilitas kerja untuk
karyawan di area finishing, fasilitas kerja yang dimaksud adalah meja kerja
dikarenakan posisi kerja yang tidak ergonomis, ear plug dikarenakan area kerja
yang bising seperti saat pekerjaan menggerinda, kipas dikeranakan suhu
ditempat kerja telogong panas.
2. Usulan perbaikan yang kedua evaluasi metode kerja, untuk evaluasi metode
kerja bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja tenaga kerja
dengan pekerjaannya.
3. Usulan perbaikan yang ketiga yaitu penyesuaian gaji pekerja, berdasarkan hasil
wawancara dengan pekerja mengenai gaji karyawan, untuk gaji pekerja di area
finishing masih belum sesuai dikarenakan masih dibawah Upah Minimum
Provisin (UMP).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sesuai hasil penelitian Tugas Akhir yang sudah dilaksanakan di area


finishing CV. Mega Jaya Logam dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sesuai hasil identifikasi beban kerja fisik menggunakan metode CVL kepada
pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam terdapat 56% dari 16 pekerja
perlu adanya perbaikan.

2. Sesusi hasil indentifikasi beban kerja mental memakia metode NASA-TLX


kepada pekerja di area finishing CV. Mega Jaya Logam mendapatkan rata-rata
skor 73,25. Nilai tersebut tarmasuk dalam kategori tinggi, dikarenakan angka
tersebut diantara 50-79. Terdapat 4 pekerja dengan beban kerja mental sangat
tinggi yaitu Zainul dengan nilai sebesar 88, Wijiyanto dengan sebersar 86,
Mulyanto dengan skor sebesar 82 dan Agus dengan skor sebesar 81.
Sedangkan pekerja dengan beban kerja mental paling rendah yakni Arif dengan
skor 56, walau tergolong paling rendah Arif masih masuk dalam beban kerja
mental tinggi.

3. Sesuai hasil serta pembasan penelitian tugas akhir didapatkan usulan perbaikan
yang dapat dilakukan untuk meminimalisir beban kerja fisik serta beban kerja
mental. Berikut usulan perbaikan yang dapat dilakukan di area finishing CV.
Mega Jaya Logam ialah pengadaan fasilitas kerja yaitu meja kerja yang
dilengkapi dengan ragum, penambahan karyawan dengan jumlah 3 orang,
memberikan fasilitas untuk karyawan area finishing seperti meja kerja, ear plug
dan kipas, melakukan evaluasi metode kerja dan penyesuaian gaji pekerja
sesuia UMP daerah setempat.

53
5

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di area finishing CV.


Mega Jaya Logam, terdapat saran yang bisa dijadikan masukan kepada
perusahaan maupun terhadap penelitian berikutnya, berikut sarannya:

1. Saran untuk perusahaan:

Dapat mengimplementasikan penambahan fasilitas di perusahan seperti


meja kerja dikarenakan posisi bekerja di area finishing VC. Mega Jaya logam
belum ergonomis, dapat melakukan penyesuaian gaji pekerja minimal seuai UMP
daerah setempat, sering melakukan evaluasi metode kerja untuk mendapatkan
cara-cara terbaik yang dapat diimplementasikan di area finishing.

2. Saran terhadap penelitian selanjutnya:

Untuk penelitian berikutnya disa melakukan pengembangan desain meja


kerja yang sudah dibuat dalam penelitian ini menjadi lebih baik lagi serta dapat di
implementasikan.
5

DAFTAR PUSTAKA

Braarud, P. (2020), Anefficient screening technique for acceptable mental


workload based on the NASA Task Load Index—development and
application to control room validation. International Journal of Industrial
Ergonomics 76 (2020) 102904.
Carollina, D. A., & Irawati, R., (2017), Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Operator Pada PT. Giken Precision Indonesia. Jurnal
Inovasi dan Bisnis, Vol. 5(1).
Diniaty, D. D. (2016). Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Karyawan di Lantai
Produksi pada PT Pesona Laut Kuning. SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi
dan Industri, 13(2), 203-210.
Hart & Staveland. (2006), NASA-Task Load Index (NASA-TLX), 20 years later. In
Human Factors and ergonomics ociety 50th Annual Meeting (pp. 904-908).
Heryati, A. (2016), Pengaruh Kompensasi dan Beban Kerja Terhadap Loyalitas
Karyawan Di Departemen Operasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Vol.
1(2)
Izzati, U. A., & Mulyana, O.P. (2019) Psikologi industri & organisani, Surabaya,
Bintang.
Kilbon, (1992). Metode Penilaian Beban Kerja Melalui Pengukuran Denyut
Jantung Jakarta. Erlangga.
Lestantyo, D., Atiqoh, J., & Wahyuni, I. (2014), Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV.
Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol
2(2).
Manuaba, (1996). Hubungan Beban Kerja dan Kapasitas Kerja. Jakarta. Rineka
Cipta
Muliyadi, Z., & Diniaty, D. (2016), Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental
Karyawan Pada Lantai Produksi Dipt Pesona Laut Kuning. Jurnal Sains,
Teknologi dan Industri. Vol. 13, (2).
5

Neufert, E. (1997). Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi,
PT. Eerlangga, Jakarta.
Rusdianto, A.S., Puspitawati, M.L., & Suryaningrat, I.B. (2019), Analisis Beban
Kerja Karyawan Pada Bagian Sortasi Di PT. Perkebunan Nusantara X,
Kabupaten Jember. Agrointek. Vol.13 (2).
Saputra, A. A. (2018), Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Pembuatan Mie
Soun Menggunakan Metode CVL dan NASA-TLX. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sari, D. A., Hakiim, A., & Suhendar, W. (2018), Analisis Beban Kerja Fisik dan
Mental Menggunakan CVL dan NASA-TLX Pada Divisi Produksi PT. X.
Barometer. Vol 3 (2).
Simanjuntak, R.A. (2010), Analisis Beban Kerja Mental Dengan Metode Nasa-
Task Load Index. Jurnal teknologi technoscientia. Vol. 3 (1).
Sundoyo, (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan
Kementrian Kesehatan.
Tarwaka, (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Surakarta.
UU No.13 Tahun 2003 Pasal 77 (1) tentang ketenagakerjaan.
Veza, O, (2017). Analisis Waktu Standar Pelayanan dan Produktivitas Pegawai
Menggunakan Metode Work Sampling. Batam. STT Ibnu Sina. Program
Studi Teknik Informatika, 1(9), 1-17.
Vitasari, P., Prastika, S., & Gustomo, D., (2020), The Physical Workload Analysis
By Cardiovacular Load (CVL) Method For Administration Employess.
International Journal Of Scientific & Technology Research. Vol. 9,
ISSUE10.
Widiastuti, R., Kurniawan, V, R, B., Kusmendar., Nurhayati, E., & Putra, R, A.,
(2021), The CVL–RSME Implementation To Reduce Bread Makers’
Workload: A Case Study. Iternatioanal Conference, Department of
Industrial Engineering, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
5

LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Kuesioner perbandingan berpasangan indikator


5
5

Lampiran 1.2 kuesioner rating indikator


6

Lampiran 1.3 Suhu rungan di area induksi dan press

Lampiran 1.4 Suhu rungan di area moulding


6

Lampiran 1.5 Suhu ruangan di area finishing


6

Lampiran 1.6 Surat keterangan pelitian


6

Lampiran 1.7 Proses pengambilan kuesioner NASA-TLX

Lampiran 1.8 Pengambilan data denyut nadi

Anda mungkin juga menyukai