Anda di halaman 1dari 42

JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya

p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774


http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

Hukum II Newton
Syahruni Ibi1, Nurhidayatullah Basri2, dan Nur Fahira Agus3
123
Jurusan kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Emai: Syahrunibi29@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Hukum II Newton” yang bertujuan agar praktikan dapat
memverifikasi hukum kedua newton tentang gerak, dan mengetahui hubungan jarak terhadap
waktu dengan beban tetap dan hubungan massa terhadap waktu dengan jarak yang tetap.
Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah beban, stopwatch, mstar, rel presisi dan
kereta dinamika. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu metode kuantitatif. Hasil yang
diperoleh dari percobaan pertama dimana digunakan massa sebesar 0,05 kg dengan jarak 0,5 , 0,7
dan 0,9 m, mengalami kecepatan 0,57, 0,59 dan 0,54 m/s dan percepatan 0,65, 0,51 dan 0,32 m/s 2
dengan gaya yang diberikan sebesar 0,03, 0,02 dan 0,01 N. Dari percobaan diperoleh waktu
tempuh berturut-turut 0,87, 1,17, dan 1,65 s. Pada percobaan kedua, dengan jarak 1 m dan variasi
nilai 0,05, 0,1, dan 0,15 m mengalami kecepatan 0,05, 0,05 dan 0,04 m/s dan percepatan 0,02, 0,02
dan 0,01 m/s2 dengan gaya yang diberikan sebesar 0,001, 0,002 dan 0,001 N. Diperoleh waktu
tempuh berturut-turut 1,96, 1,97, dan 2,23s. Dari kedua tabel yang disajikan dapat dilihat bahwa
semakin jauh jarak tempuh objek, waktu yang dibutuhkan semakin lama dengan massa yang tetap.
Semakin besar massa benda, waktu yang dibutuhkan semakin lama pula. Ini menunjukkan bahwa
objek mengalami percepatan yang semakin kecil. Sesuai dengan Hukum II Newton, bahwa gaya
dan percepatan berhubungan secara proporsional dengan massa sebagai faktor proporsional.
Kata kunci: Gaya, Hukum II Newton, Metode, Waktu.

Abstract

Experiment entitled “Newton's Second Law” was conducted to enable practitioners to verify
Newton's second law of motion and relationship between distance and time at a fixed load and the
relationship between mass and time at a fixed distance. The tools and materials used in this
experiment were weights, stopwatches, rulers, precision rails and dynamic trains. The method used
in the research is a quantitative method. The results of the first experiment, a mass of 0.05 kg at a
distance of 0.5, 0.7 and 0.9 m, gave velocities of 0.57, 0.59 and 0.54 m/s and an acceleration of
0.65, 0.51 and 0.32 m/s2 and with applied forces of 0.03, 0.02 and 0, 01 N. From the experiment,
was time was 0.87, 1.17 and 1.65 s respectively. Then experiment, at a distance of 1 m and varying
values of 0.05, 0.1 and 0.15 m, the speed was 0.05, 0.05 and 0.04 m/ s and the acceleration 0.02, 2,
0.02 and 0.01 m/s2 and applied force of 0.001, 0.002 and 0.001 N. Times of 1.96, 1.97 and 2.23 s
determined, respectively. There is a relationship between distance, time, mass, acceleration. In the
two tables presented can be seen that the further the object, longer takes at constant mass. Greater
the mass of the object, the longer it takes. This shows. Accordance with Newton's second law, which
that force and acceleration are proportional to mass as a proportional factor.
Keywords: force, Newton's second law, method, time.
JFT | 1
1. PENDAHULUAN

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam dan


interaksinya. Fenomena alam dan interaksinya ini dipelajari dengan cara mencari tahu,
sehingga konsep maupun ilmu yang diperoleh merupakan hasil temuan. Hakikat fisika
berupa fisika sebagai produk, fisika sebagai suatu proses dan fisika sebagai suatu sikap.
Produk-produk fisika ini berupa hasil hasil temuan yang meliputi kaidah, hukum, fakta-
fakta dan prinsip-prinsip fisika. Produk fisika ini diperoleh melalui suatu proses yang
dikenal dengan proses sains. Keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam
fisika berupa mengamati, mengkalifikasi, mengukur, mengajukan pertanyaan,
merumusakan hipotesis, merencanakan penyelidikan dan meginterpretasikan informasi.
Fisika dinyatakan sebagai sikap dimana gagasan dan ide-ide untuk menjelakan fenomena
alam disususun. Sikap ini menjadi dasar yang digunakan untuk mengembangkan
keterampilan proses sains [1].
Hukum Newton merupakan salah satu konsep penting dalam fisika, yang
merupakan konsep dasar gerak benda yang berkaitan dengan gaya dan massa. Hal tersebut
menjadi alasan dipilihnya materi Hukum Newton, karena Hukum Newton salah satu konsep
dasar yang harus dipahami sebelum berlanjut ke konsep yang selanjutnya. Apabila konsep
mengenai Hukum Newton tidak tersampaikan maka akan menyebabkan kebingungan
dalam pemahaman konsep materi yang lainnya. Suatu benda yang bergerak pasti memiliki
suatu nilai kecepatan dan percepatan, dimana nilai kecepatan dan percepatan tersebut
bergantung pada jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk bergerak tersebut
tentunya juga dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang ada. Dalam teorinya, Newton
mengatakan bahwa, “jika pada sebuah benda diberikan gaya total yang tidak sama dengan
nol, maka benda yang mulanya dalam keadaan diam akan mengalami percepatan yang

JFT | 2
sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda
tersebut”. Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum II Newton [2].
Hukum Newton secara umum menyatakan adanya hubungan antara massa, gaya,
dan gerak benda dimana kita akan dapat mengetahui gaya yang diberikan pada benda
setelah kita mengetahui besarnya percepatan. Berdasarkan pernyataan dari Hukum II
Newton tersebut dapat dikatakan bahwa semakin besar gaya yang diberikan pada suatu
benda, maka akan semakin besar pula percepatan gerak yang dialami oleh benda. Mengenai
gerakan dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu kinematika dan dinamika. Kinematika
berisi pembahasan tentang gerakan benda tanpa mempertimbangkan penyebab gerakan
tersebut. Sedangkan dinamika berisi pembahasan tentang gerakan benda dengan
memperhatikan penyebab gerakan benda tersebut, yaitu gaya [3].
Dalam kinematika, gerak benda dapat diselidiki dengan menentukan letak atau
posisi benda pada setiap saat [4]. Dalam gerak yang sederhana, misalnya jika benda
bergerak pelan pada garis lurus, maka kita dapat menggunakan arloji atau stopwatch dan
menandai letak titik benda pada setiap saat. Kemudian dicatat letak benda sebagai fungsi
waktu. Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang lintasannya
lurus dan kecepatannya tetap. Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap.
Untuk kecepatan rata-rata, perpindahan, dan selang waktu dapat dinyatakan dengan rumus:

V = (∆x/∆t) (1)

Keterangan:

V: Kecepatan rata-rata (m/s)

∆x: Perpindahan (m)

∆t: Waktu (s)

JFT | 3
Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang
lintasannya lurus dan percepatannya tetap. Percepatan tetap artinya baik besar maupun
arahnya tetap. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil perubahan kecepatan dengan
selang waktu yang dibutuhkan untuk perubahan kecepatan, dapat dinyatakan dengan rumus

α = ∆v/∆t (2)

Keterangan:

α: percepatan rata-rata (m/s2)

∆v: perubahan kecepatan (m/s)

∆t: Selang waktu (s)

Newton merumuskan hukum-hukum gerak menjadi tiga hukum yang sederhana yaitu
Hukum I, II dan, III Newton [5].
Dalam Hukum Newton I dinyatakan bahwa semua benda cenderung
mempertahankan keadaannya. Benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Pada Hukum Newton II dinyatakan bahwa
laju perubahan momentum benda sama dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Secara matematis dapat dirumuskan

dp/dt = F (3)

mv/t = F (4)

F = m.a (5)

Keterangan:

F: gaya (N)
m: massa
(kg)

JFT | 4
: percepatan (m/s2)

Dan yang ketiga yaitu Hukum II Newton. Hukum ini mengungkapkan keberadaan
gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama
melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua melakukan gaya yang
sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi) [6].
2. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Telah dilakukan percobaan dengan judul Hukum II Newton yang dilaksanakan pada
hari Kamis, 2 November 2023 pukul 08.00 – 11.00 WITA dan bertempat di Laboratorium
Fisika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Beban secukupnya yang
digunakan sebagai beban pemberat pada kereta dinamika, Stopwatch yang digunakan
sebagai alat untuk menghitung jarak tempuh kereta dinamika, Mistar digunakan untuk
mengukur jarak yang akan ditempuh oleh kereta dinamika, Rel presisi sebagai lintasan
yang akan dilalui oleh kereta dinamika, dan kereta dinamika sebagai media atau alat utama
dalam percobaan.
C. Prosedur Kerja

1. Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap

Pertama-tama memasang kereta dinamis pada rel presisi, kemuadian tentukan jarak
yang akan ditempuh oleh kereta dinamika setelah menentukan jarak tempuh kereta
dinamika, kemudian menetukan massa beban tetap, kemudian menggerakkan kereta
dinamis dengan cara menekan peluncur kereta pada ujung rel presisi bersamaan dengan itu

JFT | 5
tekan stopwatch, lalu mencatat waktu yang dibutuhkan kereta dinamis untuk sampai pada
batas yang telah ditentukan, kemudian memasukkan hasil pengamatan pada laporan
sementara .
2. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap

Pertama-tama memasang kereta dinamis pada rel presisi, kemudian tentukan jarak
tetap yang akan ditempuh kereta dinamika, kemudian menambahkan beban yang berbeda
ke kereta dinamika, lalu menggerakkan kereta dinamika dengan cara menekan peluncur
kereta dinamis pada uiung rel presisi bersamaan dengan itu tekan tombol pada stopwatch.
Kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan kereta dinamika untuk sampai pada batas yang
telah ditentukan dengan beban yang ditentukan, kemudian memasukkan hasil pengamatan
kedalam laporan sementara.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1) Analisis data tanpa ketidakpastian

a. Analisis data Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap

Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap


Massa = 50 gram = 0,05kg
Tabel 1. Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap.

No. Jarak (m) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Percepatan (m/s²) Gaya (N)

1. 0,5 0,87 0,57 0,65 0,03

2. 0,7 1,17 0,59 0,51 0,02

3. 0,9 1,65 0,54 0,32 0,01

JFT | 6
b. Analisis data Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap

Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap.


Jarak = 100 cm = 0,1 m
Tabel 2. Hubungan antara massa tetap terhadap waktu dengan jarak yang tetap

No. Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Percepatan (m/s²) Gaya (N)

1. 0,05 1,96 0,05 0,02 0,001

2. 0,1 1,97 0,05 0,02 0,002

3. 0,15 2,23 0,04 0,01 0,001

2) Analisis data dengan ketidakpastian

a. Analisis data Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap
1. Menghitung kecepatan
Tabel 3: Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap
No. V KR DK AB PF

1 0,57 0,004 0,007% 99,993% 3 |0,57 ± 0,004|

|0,59 ± 0,0027|
2 0,59 0,0027 0,004% 99,996% 4

|0,54 ± 0,0015|
3 0,54 0,0015 0,0027% 99,997% 4

2. Menghitung percepatan
Tabel 4 : Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap
No. KR DK AB PF

1 0,65 0,012 0,018% 99,982% 4 |0,65 ± 0,012|

2 0,51 0,007 0,013% 99,987% 3 |0,51 ± 0,007|

3 0,32 0,0049 0,015% 99,98% 4 |0,32 ± 0,0049|

JFT | 7
3. Menghitung gaya
Tabel 5 : Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap
No. F KR DK AB PF

1 0,03 0,1103 0,367% 96,64% 4 |0,03 ± 0,1103|

2 0,02 0,107 0,535% 99,46% 4 |0,02 ± 0,107|

3 0,01 0,105 1,05% 98,95% 4 |0,01 ± 0,105|

b. Analisis data Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap
1. Menghitung kecepatan
Tabel 6 : Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap
No. V KR DK AB PF

1 0,05 0,0051 0,102 99,898% 3 |0,05 ± 0,0051|

2 0,05 0,0051 0,102 99,898% 3 |0,05 ± 0,0051|

3 0,04 0,005 0,125 99,875% 2 |0,04 ± 0,005|

2. Menghitung percepatan
Tabel 7. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap
No. A KR DK AB PF

1 0,02 0,004 0,2% 99,8% 2 |0,02 ± 0,004|


2 0,02 0,004 0,2% 99,8% 2 |0,02 ± 0,004|
3 0,01 0,125 1,25% 98,75% 4 |0,01 ± 0,125|

3. Menghitung gaya
Tabel 8. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap
No. F KR DK AB PF
1 0,001 0,107 1,07% 98,93% 3 |0,001 ± 0,0107|
2 0,002 0,107 0,53% 99,47% 3 |0,002 ± 0,107|

3 0,001 0,08 0,8% 99,2% 2 |0,001 ± 0,08|

JFT | 8
B. Grafik

Grafik 1. Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap

Grafik 2. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap

JFT | 9
C. Pembahasan

Hukum II Newton menyatakan bahwa, jika pada sebuah benda diberikan gaya total
yang tidak sama dengan nol, maka benda yang mulanya dalam keadaan diam akan
mengalami percepatan yang sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda tersebut. Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum II
Newton. Hukum Newton secara umum menyatakan adanya hubungan antara massa, gaya,
dan gerak benda dimana kita akan dapat mengetahui gaya yang diberikan pada benda
setelah kita mengetahui besarnya percepatan. Berdasarkan pernyataan dari Hukum II
Newton tersebut dapat dikatakan bahwa semakin besar gaya yang diberikan pada suatu
benda, maka akan semakin besar pula percepatan gerak yang dialami oleh glider atau
benda. Gaya yang menyebabkan suatu benda bergerak disebut dengan gaya penggerak yang
didefinisikan sebagai suatu momentum tiap detik.
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan hubungan antara jarak terhadap waktu
dengan massa tetap. Dimana, digunakan massa sebesar 0,05 kg dan variasi jarak dengan
nilai 0,5 m, 0,7 m dan 0,9 m. Dari hasil percobaan diperoleh waktu tempuh berturut-turut
0,87; 1,17 dan 1,65 s. Kemudian diperoleh nilai kecepatan, percepatan, dan gaya berturut-
turut sebesar 0,57 m/s, 0, 65 m/s² , dan 0,03 N. Sedangkan pada jarak 0,7 m, diperoleh nilai
kecepatan, percepatan, dan gaya berturut-turut sebesar 0,59 m/s, 0,51 m/s², dan 0,02 N. Dan
pada jarak 0,9 m, diperoleh nilai kecepatan, percepatan, dan gaya berturut-turut sebesar
0.54 m/s, 0,32 ms², dan 0.01 N.

Pada percobaan kedua dilakukan percobaan hubungan antara massa terhadap waktu
dengan jarak tetap. Dimana, digunakan jarak 1 m dan variasi dengan nilai 0,05 m; 0,1 m;
dan 0,15 m. Dari hasil percobaan diperoleh waktu tempuh berturut-turut 1,96; 1,97; dan
1,65 s. Kemudian diperoleh nilai kecepatan, percepatan, dan gaya pada massa 0,05 m

JFT | 10
berturut-turut sebesar 0,05 m/s, 0,02 m/s² dan 0,001 N. Sedangkan pada massa 0,1 m,
diperoleh nilai kecepatan, percepatan, dan gaya berturut-turut sebesar 0,05 m/s, 0,02 m/s²
dan 0,002 N. Dan pada massa 0,15 m, maka diperoleh nilai kecepatan, percepatan, dan
gaya berturut-turut sebesar 0.04 m/s, 0,01 m/s² dan 0.001 N. Dengan demikian, melalui
pengamatan dan analisis dalam tabel-tabel tersebut, dapat dikaitkan dengan Hukum II
Newton yang menyatakan bahwa gaya dan percepatan berhubungan secara proporsional,
dengan massa sebagai faktor proporsionalitas.
4. SIMPULAN

Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap yaitu apabila jarak suatu
benda diperbesar, maka waktu yang diperlukan benda untuk menempuh jarak tersebut
semakin besar. Berbanding terbalik, semakin kecil jarak maka waktu tempuh benda akan
semakin kecil. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak tetap yaitu semakin
besar massa suatu benda maka waktu tempuh benda akan semakin kecil. Sebaliknya,
semakin kecil massa benda maka waktu tempuh benda akan semakin besar. Hubungan
antara jarak terhadap waktu dengan gaya tetap yaitu jika jarak tempuh benda diperbesar
maka waktu tempuh benda akan semakin besar pula. Sebaliknya, jika jarak tempuh benda
diperkecil maka waktu tempuh benda akan semakin kecil. Hubungan antara percepatan
terhadap waktu dengan jarak tetap yaitu jika percepatan benda diperbesar maka waktu
tempuh benda akan semakin kecil. Sebaliknya, jika percepatan diperkecil maka waktu
tempuh benda akan semakin besar.
Berdasarkan percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara
jarak, waktu, massa, percepatan, dan gaya yang bekerja pada objek. Dalam kedua tabel
yang disajikan, dapat diketahui bahwa semakin Panjang jarak yang ditempuh objek, maka
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan objek. Selain itu, semakin besar massa beban

JFT | 11
yang digunakan maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan objek. Hal ini
menunjukkan bahwa objek mengalami percepatan yang semakin kecil. Sesuai dengan
Hukum II Newton, yang menyatakan bahwa gaya total yang bekerja pada suatu objek
sebanding dengan percepatan objek tersebut
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Murdani, E. Hakikat Fisika dan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 3. No
3. 2020.
[2] Hermanto, Muslim, Samsudin dan Maknun. 2019. “K10 students’ conceptual understanding on
Newton’s laws: current and future directions”. Journal of Physics: Conference Series.
Hal. 1-6.
[3] Indrasutanto, Tjondro dan Tanti, 2009, Pendayagunaan Linier Air Track untuk Percobaan
Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan, Magister Scientiae Edisi
No 26, ISSN: 0852078X.
[4] Chairunnisa, dkk, 2014, Desain Air-Track Berbasis Sensor Infra-Red Sebagai Media
Pembelajaran Mekanika, Skripsi Mahasiswa Pendidikan Fisika STKIP Surya, Banten.
[5] Abdullah, Mikrajuddin, 2007, Fisika Dasar I Edisi Revisi, ITB, Bandung.
[6] Sutrisno, 1984, Fisika Dasar, Jilid 1: Mekanika, ITB, Bandung.
[7] Halliday Resnick.1988. Fisika jilid I. Jakarta: Erlangga.

JFT | 12
LAMPIRAN I

ANALISIS

DATA
A. Analisis Data Tanpa Ketidakpastian

1. Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap

b. Menghitung kecepatan

Data 1

Data 2

Data 3

JFT | 13
JFT | 14
c. Menghitung percepatan

Data 1

Data 2

Data 3

d. Menghitung

gaya Data 1
JFT | 15
F = m.a

JFT | 16
= 0,05 × 0,65

= 0,03 N

Data 2

F = m.a

= 0,05 × 0,51

= 0,02 N

Data 3

F = m.a

= 0,05 × 0,32

= 0,01 N

1. Hubungan antara kecepatan terhadap waktu dengan jarak tetap

a. Menghitung kecepatan

Data 1

JFT | 17
Data 2

JFT | 18
Data 3

b. Menghitung percepatan

Data 1

Data 2

JFT | 19
Data 3

c. Menghitung

gaya Data 1

F = m.a

= 0,05 × 0,02

= 0,001 N

Data 2

F = m.a

= 0,01 × 0,02

= 0,002 N

Data 3

F = m.a

= 0,15 × 0,01

= 0,001 N

JFT | 20
B. Analisis Data Tanpa Kepastian

1. Menghitung , ,

Kegiatan 1. Hubungan antara jarak terhadap waktu dengan massa tetap

a. Untuk kecepatan

Data 1

JFT | 21
= 0,001 + 0,006 0,57

= 0,001 + 0,003

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,007%
= 99,993

AB= 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,007
= 3 AB
Pf =
=
Data 2

JFT | 22
= 0,0007 + 0,004 0,59

= 0,0007 + 0,002

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,004%
= 99,996%

AB= 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,004
= 4 AB
Pf =
=
Data 3

= 0,0005 + 0,003 0,54

= 0,0005 + 0,001

JFT | 23
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,0027%
= 99,997%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,0027
= 4 AB
Pf =
=
b. Untuk percepatan

Data 1

= 0,008 + 0,006 0,65

+ 0,004

JFT | 24
= 0,012

JFT | 25
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,018%
= 99,982%

AB = 1- Log
= 1- Log 0,018
= 4 AB
Pf =
=
Data 2

= 0,005 + 0,004 0,51

+ 0,002

= 0,007

JFT | 26
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,013%
= 99,987%

AB = 1- Log
= 1- Log 0,013
= 3 AB
Pf =
=
Data 3

= 0,004 + 0,003 0,32

+ 0,0009

= 0,0049

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,015%
= 99,985%
AB = 1- Log

JFT | 27
= 1- Log 0,015
= 4 AB
Pf =
=

JFT | 28
c. Untuk

gaya Data

= 0,1 + 0,01 + 0,07

= 0,1 + 0,01 + 0,0003

Dk = 100% - Kr
= 100% - 0,367%
= 99, 64%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,367
= 4 AB
Pf =
=
Data 2

JFT | 29
= 0,1 + 0,007 + 0,00016

= 0,1 + 0,01 + 0,0003

Dk = 100% - Kr
= 100% - 0,535%
= 99,46%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,535
= 4 AB
Pf =
=
Data 3

= 0,1 + 0,005 + 0,00006

JFT | 30
= 0,1 + 0,005 + 0,00006

Dk = 100% - Kr
= 100% - 1,05%
= 98,95%

AB = 1- Log

= 1- Log

= 1- Log 1,05
= 4 AB
Pf =
=
Kegiatan 2. Hubungan antara kecepatan terhadap waktu dengan jarak tetap

a. Untuk kecepatan

Data 1

JFT | 31
= 0,005 + 0,002 0,05

JFT | 32
= 0,005 + 0,0001

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,102%
= 99,898%

AB = 1- Log

= 1- Log

= 1- Log 0,102
= 3 AB
Pf =
=
Data 2

= 0,005 + 0,002 0,05

= 0,005 + 0,0001

JFT | 33
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,102%
= 99,898%

AB = 1- Log

= 1- Log

= 1- Log 0,102
= 3 AB
Pf =
=
Data 3

= 0,005 + 0,002 0,04

= 0,005 + 0,00008

JFT | 34
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,125%
= 99,875%

AB = 1- Log

= 1- Log

= 1- Log 0,125
= 2 AB
Pf =
=
b. Untuk percepatan

Data 1

JFT | 35
Dk = 100% - Kr
= 100%-0,2%
= 99,8%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,2
= 2 AB
Pf =
=
Data 2

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,2%

JFT | 36
= 99,8%

AB = 1- Log
= 1- Log

= 1- Log 0,2
= 2 AB
Pf =
=
Data 3

Dk = 100% - Kr
= 100%-1,25%
= 98,75%
AB = 1- Log

JFT | 37
= 1- Log

= 1- Log 1,25
= 4 AB
Pf =
=
b. Untuk gaya
Data 1

JFT | 38
Dk = 100% - Kr
= 100%-1,07%
= 98,93%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 1,07

JFT | 39
= 3 AB
Pf =
=
Data 2

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,53%
= 99,47%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,53
= 3 AB
Pf =
=

JFT | 40
Data 3

Dk = 100% - Kr
= 100%-0,8%
= 99,2%

AB = 1- Log

= 1- Log
= 1- Log 0,,8
= 2 AB
Pf =
=

JFT | 41
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PERCOBAAN

JFT | 42

Anda mungkin juga menyukai