I (Nomor) 1- 25
1234
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
email: naslimnaslim408@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banayak
digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi,
dan fenomena alam dan gejala alam, baik yang bersifat makroskopis (berukuran
besar, seperti gerak bumi mengelilingi matahari) maupun yang bersifat
mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti) yang
berkaitan dengan prubahan zat atau energi. Fisika menjadi dasar berbagai
pengembangan ilmu dan teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin ilmu lain
membentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya dengan ilmu astronomi membentuk
ilmu astrofisika, dengan biologi membentuk biofisika, dengan ilmu kesehatan
membentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika material, dan lain-
lain (Ishaq, 2007).
Suatu benda yang bergerak pasti memiliki suatu nilai kecepatan dan
percepatan, dimana nilai kecepatan dan percepatan tersebut bergantung pada jarak
tempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut. Gerakan
benda pada bidang datar tentunya memiliki perbedaan dengan gerak jatuh bebas,
dimana gerak pada bidang datar hanya mengarah pada sumbu x saja, sedangkan
gerak jatuh bebas hanya mengarah pada sumbu y saja (Halliday, 2001).
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menggunakan berbagai macam
benda yang mempunyai massa yang berbeda dan dapat bergerak. Seperti saat
seseorang mendorong gerobak, gerobak tersebut memiliki massa dan bergerak.
Selain contoh tersebut ada banyak lagi benda yang dapat bergerak yaitu: katrol,
sepeda, mobil, motor, dan lain sebagainya. Untuk bergerak benda-benda tersebut
memiliki kecepatan dan percepatan.
Hukum gerak newton adalah hukum alam yang ditentukan oleh Sir Isaac
Newton mengenai sifat gerak, sifat gerak itu sendiri merupakan hukum yang
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
Integrasi ayat
Berdasarkan firman Allah SWT Q.S.Al- Baqarah ayat 286 yang berbunyi:
ۚ اَل ُيَك ِّلُف ٱُهَّلل َنْفًسا ِإاَّل ُو ْس َعَها
Artinya :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”
Tafsir Al- Muyassar Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuatu
yang sanggup dilakukannya, karena agama Allah dibangun diatas asas
kemudahan, sehingga tidak ada sesuatu yang memberatkan didalamnya.
Hubungan ayat dengan percobaan ini yaitu barang siapa berbuat baik, dia akan
mendapat ganjaran atas apa yang dia lakukan tanpa dikurangi seditpun.
2. METODE PENELITIAN
Jenis praktikum yang dilakukan adalah percobaan hukum II newton
tentang gerak yang dilakukan pada hari jumat 07 Oktober 2022 bertempat di
Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin
Makassar.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Beban
secukupnya berfungsi sebagai objek yang akan diukur massanya, stopwatch
berfungsi sebagai alat ukur waktu, mistar berfungsi sebagai alat ukur panjang, rel
presisi dan kereta dinamika berfungsi sebagai landasan gerak objek.
Dalam percobaan ini ada prosedur kerja yang harus dilakukan yaitu
memasang kereta dinamika pada rel presisi, Selanjutnya menentukan jarak yang
akan ditempuh oleh kereta dinamika dan memasang beban pada kereta dinamika,
Kemudian menyiapkan stopwatch, mengerakkan kereta dinamika dengan cara
menekan peluncur kereta pada ujung rel presisi bersamaan dengan itu nyalakan
stopwatch, Kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan kereta dinamika untuk
sampai pada batas yang telah ditentukan, Mengulangi prosedur yang sama
menggunakan massa beban yang berbeda, dan mencatat hasil pengamatan pada
tabel yang diberikan oleh asisten.
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
b. Menghitung Percepatan
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
No Δa KR DK AB Pf
1 0,011 1,4 % 98,6 % 2,85 0,78 ± 0,11
2 0,0047 0,95 % 99,05 % 3,02 0,49 ± 0,0047
c. Menghitung Gaya
No ΔF KR DK AB Pf
1 0,0041 10,51 % 89,49 % 1,97 0,039 ±0,0041
2 0,0026 10,4 % 89,6 % 1,98 0,025 ± 0,0026
3 0,0018 10 % 90 % 2 0,018 ±0,0018
b. Menghitung Percepatan
No Δa KR DK AB Pf
1 0,0047 1,02 % 98,98 % 2,99 0,46 ± 0,0047
2 0,0034 0,91 % 99,09 % 3,04 0,37 ± 0,0034
3 0,0028 0,87 % 99,13 % 3,10 0,32 ± 0,0028
c. Menghitung Gaya
No ΔF KR DK AB Pf
1 0,0024 10,43 % 89,57 % 1,98 0,023 ± 0,0024
2 0,0020 5,4 % 94,6 % 2,26 0,037 ± 0,0020
3 0,0018 3,7 % 96,3 % 2,42 0,048 ± 0,0018
Analisis Data
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
= 0,56 m/s
b. Percepatan
Untuk data 1
Dik : v1 = 0,56 m/s
t1 = 0,72 s
Dit : a1 = ....?
v
Penyelesaian: a1 =
t
= 0,78 m/s2
c. Gaya
Untuk data 1
Dik : m1 = 0,05 kg
a1 = 0,78 m/s2
Dit: F1 = ....?
Penyelesaian: F1 = 𝑚. 𝑎
= 0,05 . 0,78
= 0,039 N
2. Hubungan antara massa terhadap jarak yang tetap
a. Kecepatan
Untuk data 1
Dik: s1 = 0,5 m
t1 = 1,05 s
Dit: v1 = ....?
s
Penyelesaian: V1 =
t
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
= 0,48 m/s
b. Percepatan
Untuk data 1
= 0,46 m/s2
c. Gaya
Untuk data 1
Dik: m1 = 0,05 kg
a1 = 0,46 m/s2
Dit: F1 = ....?
Penyelesaian: F1 = 𝑚. 𝑎
= 0,05 . 0,46
= 0,023 N
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
3.2 Grafik
1.4
1.2
1
Waktu (S)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85
Jarak (m)
1.25
1.2
1.15
Waktu (S)
1.1
1.05
0.95
40 60 80 100 120 140 160
Massa (Gram)
Grafik 2. Hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak yang tetap
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
3.3 Pembahasan
Bahwa percepatan benda (perubahan kecepatan rata-rata) sama dengan
jumlah (resultan) vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda, dibagi dengan
massanya. Percepatan memiliki arah yang sama dengan gaya total. Hukum kedua
newton mengaitkan deskripsi gerak dengan sebab terjadinya gerak, yaitu gaya. Ini
merupakan salah satu hubungan yang mendasar di dalam ilmu fisika. Dari hukum
kedua newton, kita dapat membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya
sebagai suatu tindakan yang mampu mempercepat suatu benda. Hukum kedua
newton tentang gerak atau newton’s second law of motion secara matematis
menyatakan “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya neto yang
bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
adalah searah gaya neto yang bekerja pada benda”. Hukum kedua newton
mengaitkan deskripsi gerak dengan sebab terjadinya gerak,yaitu gaya. Ini
merupakan salah-satu hubungan paling mendasar didalam ilmu fisika.Dari hukum
kedua newton, kita dapat membuat definisi yang lebih tepat mengenaigaya
sebagai suatu tindakan yang mampu mempercepat sebuah benda (Young dan
Freedman, 2002 : 102).
Pada percobaan pertama hubungan antara jarak terhadap waktu dengan
beban tetap dimana massa yang kita yang kita gunakan adalah 50 gram dengan
jarak yang berbeda yaitu 0,4 m, 0,6 m dan 0,8 m didapatkan hasil yaitu pada
jarak 0,4 m diperlukan waktu 0,72 sekon, pada jarak 0,6 m diperlukan waktu 1,12
sekon sedangkan saat jarak tempuh semakin jauh maka waktu yang dibutuhkan
akan semakin lama. Misalnya, saat jarak 0,8 m maka waktu yang diperlukan
adalah 1,51 sekon. Dari hasil pengukuran tersebut kita dapat mencari kecepatan,
percepatan dan gaya yang terjadi dengan cara sistematis dimana untuk kecepatan
kita menggunakan (v=s/t), percepatan (a=v/t) dan gaya (F=m.a). Didapatkan hasil
yaitu pada jarak 0,4 m dengan waktu 0,72 sekon diperoleh kecepatan sebesar 0,56
m/s, percepatan 0,78 m/s2 dan gaya sebesar 0,039 N, pada jarak 0,6 m dengan
waktu 1,12 sekon diperoleh kecepatan sebesar 0,54 m/s, percepatan 0,49 m/s 2 dan
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
gaya sebesar 0,025 N, dan pada jarak 0,8 m dengan waktu 1,51 sekon diperoleh
kecepatan sebesar 0,53 m/s, percepatan 0,36 m/s 2 dan gaya sebesar 0,018 N. Dari
percobaaan ini membuktikan bahwa semakin besar jarak yang ditempuh maka
waktu yang dibutuhkan juga akan semakin lama dan semakin kecil jarak yang
ditempuh maka kecepatan, percepatan dan gaya yang dihasilkan semakin besar.
Pada percobaan kedua hubungan antara massa terhadap waktu dengan
jarak tetap dimana jarak yang kita yang kita gunakan adalah 0,5 m dengan massa
yang berbeda yaitu 50 kg, 100 kg, dan 150 kg didapatkan hasil yaitu pada massa
50 kg diperlukan waktu 1,05 sekon, pada massa 100 kg diperlukan waktu 1,18
sekon sedangkan saat massa semakin besar maka waktu yang dibutuhkan akan
semakin lama. Misalnya, saat massa 150 kg maka waktu yang diperlukan adalah
1,25 sekon. Dari hasil pengukuran tersebut kita dapat mencari kecepatan,
percepatan dan gaya yang terjadi dengan cara sistematis dimana untuk kecepatan
kita menggunakan (v=s/t), percepatan (a=v/t) dan gaya (F=m.a). Didapatkan hasil
yaitu pada massa 50 kg diperlukan waktu 1,05 sekon diperoleh kecepatan sebesar
0,48 m/s, percepatan 0,46 m/s2 dan gaya sebesar 0,023 N, pada pada massa 100 kg
diperlukan gaya sebesar 0,037 N, dan pada saat massa 150 kg maka waktu yang
diperlukan adalah 1,25 sekon diperoleh kecepatan sebesar 0,4 m/s, percepatan
0,32 m/s2 dan gaya sebesar 0,048 N. Dari percobaaan ini membuktikan bahwa
semakin besar massanya maka waktu yang dibutuhkan juga akan semakin lama
dan semakin kecil massanya maka kecepatan dan percepatan yang dihasilkan
semakin besar sedangkan semakin besar massanya maka gaya yang dihasilkan
semakin besar.
4. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jarak
terhadap waktu dengan beban tetap adalah semakin jauh jarak yang dibutuhkan
suatu benda maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan. Atau dengan kata
lain, jarak berbanding lurus dengan waktu. semakin kecil jarak yang ditempuh
maka kecepatan, percepatan dan gaya yang dihasilkan semakin besar dan
hubungan antara massa terhadap waktu dengan jarak yang tetap adalah bahwa
semakin besar massanya maka waktu yang dibutuhkan juga akan semakin lama
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
dan semakin kecil massanya maka kecepatan dan percepatan yang dihasilkan
semakin besar sedangkan semakin besar massanya maka gaya yang dihasilkan
semakin besar.
Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya menggunakkan millisecond timer
agar dapat mengetahui waktu seperseribu detik sehingga pada hasil pengukuran
dapat diliat perbedaanya lebih jelas lagi dan minimal menyediakan stopwatch
untuk lebih baiknya dalam pengukuran waktu.
5. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Dauglas C. (2001). Fisika edisi kelima jilid (terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
Halliday, dkk. (2001). Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Ishaq Mohammad. (2007). Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Praktikum Jurusan Fisika. (2022). Penuntun praktikum fisika dasar 1
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Young and Freedman. (2002) . Fisika Universitas Edisi kesepuluh jilid 1
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
LAMPIRAN DATA
A. Analisis Data Tanpa Kepastian
1. Hubungan antara Jarak Terhadap Waktu dengan Massa Tetap
a. Kecepatan
Untuk data 1
Dik : s1 = 0,4 m
t1 = 0,72 s
Dit : v1 = ....?
s
Penyelesaian: V1 =
t
= 0,56 m/s
Untuk data 2
Dik : s2 = 0,6 m
t2 = 1,12 s
Dit : v2 = ....?
s
Penyelesaian: V2 =
t
= 0,54 m/s
Untuk data 3
Dik : s3 = 0,6 m
t3 = 1,12 s
Dit : v3 = ....?
s
Penyelesaian: V3 =
t
= 0,53 m/s
b. Percepatan
Untuk data 1
Dik : v1 = 0,56 m/s
t1 = 0,72 s
Dit : a1 = ....?
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
v
Penyelesaian: a1 =
t
= 0,78 m/s2
Untuk data 2
Dik : v2 = 0,54 m/s
t2 = 1,12 s
Dit : a2 = ....?
v
Penyelesaian: a2 =
t
= 0,49 m/s2
Untuk data 3
Dik : v3 = 0,53 m/s
t3 = 1,51 s
Dit : a3 = ....?
v
Penyelesaian: a3 =
t
= 0,36 m/s2
c. Gaya
Untuk data 1
Dik : m1 = 0,05 kg
a1 = 0,78 m/s2
Dit: F1 = ....?
Penyelesaian: F1 = 𝑚. 𝑎
= 0,05 . 0,78
= 0,039 N
Untuk data 2
Dik : m2 = 0,05 kg
a2 = 0,49 m/s2
Dit : F2 = ....?
Penyelesaian: F2 = 𝑚. 𝑎
= 0,05 . 0,49
= 0,025 N
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
Untuk data 3
Dik : m3 = 0,05 kg
a3 = 0,36 m/s2
Dit : F3 = ....?
Penyelesaian: F3 = 𝑚. 𝑎
= 0,05 . 0,36
= 0,018 N
B. Analisis Data dengan ketidakpastian :
1. Kecepatan
V =
V = s.t -1
ΔV
│+│
│+│
2. Percepatan
a =
a = v . 𝑡−1
Δa
.Δt│
=│Δv .𝑡−1│ + │Δt .v.𝑡−2│
│+│ │
│.a
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
3. Gaya
F = m.a
F = m . s . 𝑡−1
ΔF =│
│+│
Δt
Dimana
1
Δs = NST
2
= 0,0005
1
Δt = NST
2
. 0,01
= 0,005
1
Δm = NST
2
. 0,01
= 0,005
Δs Δt
Δv1 =│ │ + │ │ .V
s t
0,0005 0,005
=│ │+│ │. 0 , 56
0,4 0 ,72
= 0,0012 + 0,0069 . 0,56
= 0,0045
Δv
KR1 = .100 %
v
0,0045
= . 100 %
0 , 56
= 0,0080 . 100%
= 0,8 %
DK1 = 100 % - KR
= 100% - 0,8 %
= 99,2 %
∆v
AB1 =1- Log
v
= 1 – Log (0,0080)
= 1 – (-2,09)
= 3,09
Pf1 = │v ± Δv│
= 0,56 ± 0,0045
Untuk data 2
∆S ∆t
Δv2 =│ │ + │ │. v
S t
Δv
KR2 = .100 %
v
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
= 0,0051 . 100%
= 0,51 %
DK2 = 100 % - KR
= 100% - 0,51 %
= 99,49 %
∆v
AB2 =1- Log
v
= 1 – Log (0,0051)
= 1 – (-2,29)
= 3,29
Pf2 = │v ± Δv│
= 0,54 ± 0,0028
Untuk data 3
∆S ∆t
Δv3 =│ │ + │ │. v
S t
Δv
KR3 = .100 %
v
= 0,0037 . 100%
= 0,37 %
DK3 = 100 % - KR
= 100% - 0,37 %
= 99,63 %
∆v
AB3 = 1- Log
v
= 1 – Log (0,0037)
= 1 – (-2,43)
= 3,43
Pf3 = │v ± Δv│
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
= 0,53 ± 0,0020
b. Percepatan
Untuk data 1
∆v ∆t
Δa1 =│ │+ │ │. a
v t
∆a
KR1 = . 100%
a
= 0,014 . 100%
= 1,4 %
DK1 = 100 % - KR
= 100% - 1,4 %
= 98,6 %
∆a
AB1 =1- Log
a
= 1 – Log (0,014)
= 1 – (-1,85)
= 2,85
Pf1 = │a ± Δa│
= 0,78 ± 0,011
Untuk data 2
∆v ∆t
Δa2 =│ │+ │ │. a
v t
∆a
KR2 = . 100%
a
= 0,0095 . 100%
= 0,95 %
DK2 = 100 % - KR
= 100% - 0,9 %
= 99,05 %
∆a
AB2 =1- Log
a
= 1 – Log (0,0095)
= 1 – (-2,02)
= 3,02
Pf2 = │a ± Δa│
= 0,49 ± 0,0047
Untuk data 3
∆v ∆t
Δa2 =│ │+ │ │. a
v t
∆a
KR2 = . 100%
a
= 0,0069 . 100%
= 0,69 %
DK3 = 100 % - KR
= 100% - 0,69 %
= 99,31 %
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
∆a
AB3 = 1- Log
a
= 1 – Log (0,0069)
= 1 – (-2,16)
= 3,16
Pf3 = │a ± Δa│
= 0,36 ± 0,0025
C. Gaya
Untuk data 1
∆m ∆s ∆t
ΔF1 =│ │ + │ │ + │ │. F
m s t
∆F
KR1 = . 100%
F
. 100%
= 0,1051 . 100%
= 10,51 %
DK1 = 100% - KR
=100% - 10,51 %
= 89,49 %
∆F
AB1 = 1- Log
F
= 1 – Log (0,1051)
= 1 – (-0,97)
= 1,97
Pf1 = F ± ΔF
= 0,039 ± 0,0041
Untuk data 2
∆m ∆s ∆t
ΔF2 = │ │ + │ │ + │ │. F
m s t
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor) 1-25
∆F
KR2 = . 100%
F
. 100%
= 0,104 . 100%
= 10,4 %
DK2 = 100% - KR
=100% - 10,4 %
= 89,6 %
∆F
AB2 = 1- Log
F
= 1 – Log (0,104)
= 1 – (-0,98)
= 1,98
Pf2 = F ± ΔF
= 0,025 ± 0,0026
Untuk data 3
∆m ∆s ∆t
ΔF3 = │ │ + │ │ + │ │. F
m s t
∆F
KR3 = . 100%
F
. 100%
= 0,1 . 100%
= 10 %
DK3 = 100% - KR
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. I (Nomor): 1- 25
=100% - 10 %
= 90 %
∆F
AB3 = 1- Log
F
= 1 – Log (0,1)
= 1 – (-1)
=2
Pf3 = F ± ΔF
= 0,018 ± 0,0018
LAMPIRAN GAMBAR