Anda di halaman 1dari 7

Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)

Universitas Balikpapan

SEMIOTIKA SIJAGURON DALAM ADAT SAUR MATUA BATAK


TOBA DI KECAMATAN SUMBUL PEGAGAN

Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2


Universitas Kristen Satya Wacana1, Universitas Kristen Satya Wacana2
Pos-el: 752022031@student.uksw.edu.1, tony.tampake@uksw.edu2

ABSTRAK

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan Sijagaron sebagai salah satu
ciri suku Batak Toba. Dalam upacara adat Saur Matua Batak Toba, digunakan Sijagaron. Kajian
ini berfokus pada Sijaguron yang digunakan dalam upacara pemakaman adat Batak Toba di
Kecamatan Sumbul Pegagan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendorong generasi
milenial untuk lebih menghargai budaya. Karena data dikumpulkan langsung dari lapangan,
metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, dengan
menggunakan metode analisis Charles Sanders Pierce, penulis menelusuri makna semiotik yang
terdapat pada Sijagaron. Kehidupan suku Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan tidak bisa
dipisahkan dari Sijagaron, menurut hasil penelitian dan diskusi mereka. Suku Batak Toba
menganggap Sijaguron sebagai representasi keberhasilan atau keberhasilan dalam upacara
pemakaman. Hanya upacara pemakaman adat Batak Toba Saur Matua yang melibatkan
Sijagaron. Selama jenazah masih berada di dalam rumah, Sijagaron diletakkan di dekat kepala
almarhum (sesuai aturan daerah masing-masing). Suku Batak Toba di Kecamatan Sumbul
Pegagan menganut nilai-nilai Sijagaron yang meliputi, seni, restu, kasih sayang, hormat,
amanah, melayani, harapan, dan sebagai tanda terima kasih.

Kata Kunci: Semiotik, Sijagaron, Batak Saur Matua.

ABSTRACT

This study aims to describe Sijagaron as one of the characteristics of the Toba Batak
tribe. In the Saur Matua Batak Toba traditional ceremony, Sijagaron is used. This study focuses
on Sijagaron which is used in the Toba Batak traditional funeral ceremony in Sumbul Pegagan
District. The purpose of this research is to encourage the millennial generation to appreciate
culture more. Because the data was collected directly from the field, the method used was
descriptive qualitative research. Therefore, by using Charles Sanders Pierce's analysis method,
the author explores the semiotic meaning contained in Sijagaron. The life of the Toba Batak
people in Sumbul Pegagan Subdistrict cannot be separated from Sijagaron, according to the
results of their research and discussions. The Toba Batak tribe considers sijaguron to represent
success or success in funeral ceremonies. Only the Toba Saur Matua traditional funeral
ceremony involves Sijagaron. As long as the body is still in the house, Sijagaron is placed near
the head of the deceased (according to the rules of each area). The Toba Batak people in
Sumbul Pegagan Subdistrict adhere to Sijagaron values which include art, blessing, affection,
respect, trust, service, hope, and as a token of gratitude.

Keywords: Semiotics, Sijagaron, Batak Saur Matua.

1. PENDAHULUAN adat istiadat yang sangat kental. Bahkan


Salah satu suku yang ada di hingga saat ini, masyarakat Batak Toba
Sumatera Utara adalah suku Batak. masih tetap memegang teguh dan
Diketahui bahwa orang Batak memiliki melestarikan sejumlah tradisi dan adat

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 194


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

istiadatnya. (Rahmawati, 2020) Ketika 2. METODE PENELITIAN


seseorang memiliki cucu atau cicit, Penelitian ini menerapkan
kematiannya disebut sebagai Saur Matua metodologi deskriptif kualitatif. Suatu
dalam budaya Batak. Kebanyakan orang pendekatan dalam melakukan penelitian
berpikir bahwa kematian adalah yang dikenal dengan metodologi
peristiwa yang sangat unik dan istimewa kualitatif menghasilkan data deskriptif
yang pantas untuk dihormati. Berawal berupa pernyataan lisan atau tertulis
dari keberadaan nenek moyang orang yang dibuat oleh subjek dan bukti
Batak Toba, adat Saur Matua merupakan perilaku yang dapat diamati. (Moleong,
salah satu yang diciptakan oleh orang 2009). Moleong. Saat mengumpulkan
Batak Toba. Tradisi ini diturunkan dari data langsung dari lapangan, peneliti
generasi ke generasi dan menjadi bagian menggunakan teknik yang dikenal
dari budaya. sebagai analisis deskriptif kualitatif,
Sejarah tradisi Saur Matua berawal yaitu mendeskripsikan variabel dengan
dari ketika nenek moyang orang Batak kata-kata atau kalimat yang mereka
Toba membagi nama orang yang temukan di sana.
meninggal menjadi beberapa kelompok Wawancara, observasi, dan
menurut umurnya, dimulai dari anak- dokumentasi adalah semua jenis metode
anak, remaja, dewasa, dan terakhir pengumpulan data yang akan digunakan
lansia. Nama almarhum berbeda-beda oleh peneliti. Sesi tanya jawab yang
sesuai dengan status orang yang dipimpin peneliti dengan informan
meninggal karena perbedaan usia, (individu sumber) dikenal sebagai
sehingga istilah Saur Matua digunakan wawancara. Pengamatan objek secara
untuk mereka yang meninggal pada usia tidak langsung adalah cara peneliti
lanjut karena saur adalah kata Batak melakukan observasi. foto, video, atau
Toba yang berarti "diberkati". Dalam rekaman yang diambil selama proses
bahasa mereka. Alhasil, Sijagaron akan penelitian dianggap sebagai
melambangkan simbol Saur Matua, yang dokumentasi.
melambangkan perjuangan, kesuksesan, Berdasarkan semiotikanya, data
dan kehormatan yang diperoleh selama yang di diperoleh dalam penelitian ini
hidup. Inilah sejarah Sijagaron dalam adalah data lisan berupa peristiwa
tradisi Saur Matua suku Batak Toba. kematian adat Batak Toba. Peneliti harus
(Sibarani & Panggabean, 2022). melakukan observasi dan wawancara
Orang Batak memahami bahwa dengan tokoh adat dan warga
kekayaan tidak diukur dari hal-hal yang Siborongborong untuk mengumpulkan
berwujud melainkan dari banyaknya data. Arikunto menegaskan bahwa
keturunan yang mereka miliki, yang sumber data adalah objek darimana data
merupakan sumber kebanggaan yang tak dapat diturunkan. (Arikunto, 1998).
ternilai harganya. Seseorang dikatakan Menurut Pierce dalam semiotika
telah mencapai hamoraon (kekayaan), (Bungin, 2007). ada tiga komponen
hagabeon (kebesaran), dan hasangapon utama: tanda, objek penafsir, dan simbol.
(kedudukan), yang merupakan cita-cita Analisis data dengan metode Charles
umum orang Batak, ketika memiliki Sanders Pierce yang digunakan dalam
keturunan yang banyak. Kebanggaan ini penelitian ini terdiri dari: Tanda: Gambar
akan dilambangkan dengan mahkota simbol adat Saur Matua. Sesuatu yang
daun (Sijagaron/sanggul marata/onda- mengacu pada simbol-simbol adat Saur
onda) ketika meninggal di kemudian Matua adalah benda (Object). Tanda-
hari. (Siahaan, 2009). tanda yang diciptakan oleh imajinasi
seseorang dalam kaitannya dengan

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 195


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

simbol-simbol Saur Matua dikenal Pembahasan


sebagai interpretan (penggunaan tanda). Sijagaron

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Sijagaron berasal dari bahasa
Batak Toba yaitu jagar yang artinya
adalah terpandang, sukses atau berhasil.
Sijagaron memiliki makna filosofis yang
mendalam bagi masyarakat Batak Toba.
Sijagaron telah digunakan oleh orang
Batak selama berabad-abad untuk
melambangkan kehidupan sukses yang Gambar 1.
mempengaruhi orang lain. Bentuk Sijagaron (Siadari, 2019)
Ini semua berfungsi sebagai
pedoman untuk interaksi sosial sehari-
hari. Dalam Sijagaron, hubungan antara
manusia dengan Tuhan, dengan manusia
dengan alam, dan dengan manusia
lainnya tergambar dengan sangat kuat.
Sijagaron ini menunjukkan bahwa suku
Batak Toba sudah memiliki budaya yang
tinggi, yaitu cara hidup yang
memungkinkan mereka menjalani
kehidupan yang terarah, sejahtera, dan Gambar 2.
terhormat di masyarakat. (R. M. Penyerahan Sijagaron Kepada Pihak
Simatupang, 2016). Yang Meninggal (Sary, 2016)
Sijagaron melambangkan
hadumaon, atau kesejahteraan, yang a. Sign
menunjukkan bahwa keluarga itu adalah Jika diperhatikan, Sijagaron
orang Madura. Hal ini mencakup biasanya digunakan saat upacara
memiliki putra dan putri yang memiliki pemakaman Saur Matua. Maka
anak dan cucu, sarana penghidupan dan pertanyaan bagi peneliti adalah:
dukungan sosial yang baik, dan dasar Mengapa Sijagaron hadir dalam upacara
bagi orang untuk mempertanyakan pemakaman adat Batak Toba di
norma kehidupan sehari-hari.(Gultom, kecamatan Sumbul Pegagan? Hal itu
1992). dikarenakan Sijagaron merupakan salah
Masyarakat umum, khususnya satu aspek terpenting dari upacara
kaum milenial, belum sepenuhnya kematian adat Batak Toba di Kecamatan
memahami makna dan nilai semiotika Sumbul Pegagan.
Sijagaron. Itulah yang menjadi wilayah
kajian para peneliti di Kecamatan b. Objek
Sumbul Pegagan. Pada upacara kematian Ternyata dalam adat suku Batak
Saur Matua Batak Toba, Sijagaron Toba, tidak semua orang yang
memiliki kewajiban sosial. meninggal dunia bisa mendapatkan
Sijagaron. Hanya mereka yang
meninggal dunia pada saat usia lanjut
dan meninggalkan banyak keturunan,
atau "Saur Matua", yang dapat
menerima rangkaian tanaman ini. Hal itu

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 196


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

tampak dari bentuk Sijagaron yang kesatuan


seperti melambangkan sebuah piala keluarga dan
penghargaan (kejayaan). masyarakat
yang berguna
c. Interpretan untuk orang
banyak.
Suku Batak Toba mempercayai
Hariara (Ara). 1 Supaya yang
Sijagaron ini adalah simbol kesuksesan
(Hitabatak, Ranting ditinggalkan
dalam upacara kematian. Pada upacara n.d.). hidup kokoh
kematian adat Batak Toba yang berhak dan teguh.
memberi Sijagaron ini kepada keturunan
yang ditinggalkan ialah Hula-hula
(Orang tua atau saudara laki-laki dari
pihak isteri dan paman dari si suami). Silinjuang 1 Mampu
Pemberian Sijagaron itu dimaknai (Pohon Ti). Tangkai beradaptasi
sebagai simbol keberhasilan dari yang (Siagian, dengan
meninggal. 2020b). lingkungan.

Unsur-Unsur Material Pada Sijagaron


Ada dua adat kematian yang boleh
memakai Sijagaron. Yaitu adat kematian
Sari Matua dan Saur Matua. Proses
pembuatan Sijagaron pada adat Sari
Matua dan Saur Matua mempunyai Sanggar (Ilalang 1 Melambangk
perbedaan.. Tumbuh-tumbuhan pada Beruas). Tangkai an
(Siallagan, kehidupan
Sijagaron Sari Matua antara lain, padi,
2016). yang kerap
Silinjuang, Hariara, Sanggar, Pilo-pilo, turun-naik
Sihilap. Sedangkan pada adat Saur karena
Matua dan Mauli bulung yaitu padi, berbagai
Hariara, Silinjuang, Sanggar, Ompu- cobaan
ompu, Beringin. Unsur-unsur dan jumlah hidup, tetapi
yang terdapat di dalam Sijagaron boleh tidak pernah
dilihat pada tabel berikut. patah.
Eme (Padi). Sesuai Melambangk
Unsur-unsur Jumlah Makna (Corteva, 2020). Keperlu an Orang
Ampang (bakul). 1 Buah Supaya an meinggal
(Tobatabo, keturunan memiliki
2013). yang taraf hidup
ditinggalkan yang baik,
menjadi ditandai
seorang dengan
pengayom cukup
sesama, kuat pangan dan
dan sehat sandang.
dalam Sihilap 1 Memiliki
menjalani (tanaman hias Tangkai masa depan
kehidupan. berbentuk yang cerah,
Baringin 1 Melambangk kipas). (Marno bertalenta
(beringin). Ranting an Siagian, 2020d) dan penuh
(Team keberhasilan kebahagiaan.
Tabotabo, dalam hidup
2015). yang harus
memiliki

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 197


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

serta
diterima
semua pihak.

Fungsi Sijagaron dalam adat


kematian Saur Matua adalah:
a. Menghormati orang yang
Pilo-pilo (Daun 1 Penyemangat meninggal dunia saat masih hidup
enau muda). Tangkai yang
dan sekaligus melambangkan
(Siagian, memberikan
2020a). kebahagiaan keberhasilannya. Kesuksesan
kepada orang diukur dari apakah semua anak
lain. orang yang meninggal sudah
berkeluarga, sukses hidup, atau
disebut jagar.
b. Sebagai seni pertunjukan yang
Sangge-sangge 1 Ikat Supaya dapat diapresiasi dengan
(serai). (Marno keluarga mengamati dan memfokuskan
Siagian, 2020c). yang gerak-gerik pelaku tradisi di
ditinggalkan dalamnya, seperti gerak manortor
tetap damai “menari”, penggunaan
dan bersatu. perumpamaan dan
pantun/umpasa/umpama’,
pemberian ulos, dan penampilan
Pira ni manuk 1 Butir Agar tari Sijagaron.
(Telur Ayam keturunan c. Menghadirkan lambang Sijagaron
Kampung). yang pada upacara pemakaman Saur
(Nilai Gizi, ditinggalkan Matua sebagai kewajiban
2018). memiliki masyarakat Batak Toba.
masa depan d. Sesuai dengan filosofi orang
dan Batak, sebagai tanda terima kasih
keturunan. sekaligus penghormatan kepada
seseorang yang telah Saur Matua,
atau “meninggal dalam keadaan
Ompuompu 1 Selalu sempurna”.
(bunga bakung Tangkai memberi
putih). (Marno kebahagiaan
e. Untuk melayani sebagai hubungan
Siagian, 2020b). bagi keluarga kekerabatan umum Dalihan Na
dan Tolu.
lingkungan.

4. SIMPULAN
Hakikat Sijagaron
menggambarkan ciri-ciri suku Batak
Gambiri 3 Biji Untuk
(kemiri). mencapai Toba yang berusaha hidup dengan
(Marno Siagian, taraf hidup standar moral dan cita-cita luhur. Dalam
2020a). yang baik tradisi Saur Matua, Sijagaron dilakukan
harus sebagai wujud penghargaan atas berkah
memberi arti dan pencapaian hidup. Ungkapan
bagi “Sijagaron” yang dijunjung tinggi saat
masyarakat menari pada acara mardondon tua,
sehingga bisa mengandung makna bahwa segala
meresap

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 198


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

rahmat dan semangat juang Tuhan chrysopogon


wariskan kepada generasi berikutnya. zizanioideslatinsejenis-tumbuhan-
Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang yang-mirip-dengan-tumbuhan-
diteladani dan berkembang menjadi /4438354309523116/.
manusia yang dalam segala hal Moleong, L. J. (2009). Metode
perbuatan mereka, menggambarkan Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
orang terhormat (jagar). Roadakarya.
Nilai Gizi. (2018). Telur Ayam
5. DAFTAR PUSTAKA Kampung.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian https://nilaigizi.com/gizi/detailprod
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka uk/1038/telur-ayam-kampung-
Cipta. segar.
Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif. R. M. Simatupang. (2016). Adat Budaya
Kencana Prenada Media. Batak Dan Biografi. Bornrich
Corteva. (2020). Simak Tips Memilih Publishing.
Benih Padi Terbaik Ini. Rahmawati, F. (2020). Mengenal
https://www.corteva.id/berita/Sima Sijagaron, Simbol Kematian dalam
k-Tips-Memilih-Benih-Padi- Upacara Adat Batak (p. 2).
Terbaik-Ini.html. https://www.merdeka.com/sumut/
Gultom, R. M. (1992). Dalihan Natolu mengenal-sijagaron-simbol-
Nilai Budaya Suku Batak. CV kematian-dalam-upacara-adat-
Media Sarana. batak.html.
Hitabatak. (n.d.). Pohon Hariara Yang Sary, H. N. (2016). Sijagaron, Tanaman
Memiliki Sejuta Makna Bagi Kematian dalam Upacara
Orang Batak. Hitabatak.Com. Pemakaman Adat Batak (p. 2).
https://hitabatak.com/pohon- https://www.liputan6.com/regional
hariara-yang-memiliki-sejuta- /read/2613637/sijagaron-tanaman-
makna-bagi-orang-batak/. kematian-dalam-upacara-
Marno Siagian. (2020a). pemakaman-adat-batak.
Gambiri/Lajo/SiboruPurti-Purti. Siadari, G. B. (2019). Sijagaron.
https://www.facebook.com/869666 https://m.facebook.com/Goksensia
319725284/posts/gambirilajosibor dari/photos/-sijagaron-sijagaron-
u-purti-purti-aleurites- ima-sada-ampang-na-marisi-
moluccanalatinsineat-ni-raut- emetu-eme-i-di-pantikkon-ma-1-
gambiri-tat/4838745189484024/. san/524317251391255/.
Marno Siagian. (2020b). Ompu-Ompu. Siagian, M. (2020a). Pilo Pilo.
https://www.facebook.com/869666 https://www.facebook.com/869666
319725284/posts/ompu-ompu- 319725284/posts/pilo-piloditanda-
crinum-asiaticum-ltumbuhan- hamu-do-pilo-piloon-ma-
bakung-putih-atau-disebut-juga- gombaran-na-ditoru-on-pilo-pilo-
dengan-lily-/4458574800834400/. jala-
Marno Siagian. (2020c). Sangge sangge. hau/4503311526360727/?paipv=0&
https://www.facebook.com/869666 eav=afys2kh0hpupsdulphxhe-
319725284/posts/sangge-sangge- pq3doyieuuyl2yzufnn6m2tta-0gz-
cymbopogon-citratuslatinserai- l2-iphno-fy99sg&_rdr.
atau-sereh-adalah-sejenis- Siagian, M. (2020b).
tumbuhan-y/4510858682272678/. Silinjuang/Hatungga.
Marno Siagian. (2020d). Sihilap. https://www.facebook.com/869666
https://www.facebook.com/869666 319725284/posts/silinjuanghatungg
319725284/posts/sihilap- al-cordyline-fruticosalatintanaman-

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 199


Antonius Sahat Gabe Sinaga1, Tony Tampake2 Jurnal Basataka (JBT)
Universitas Balikpapan

hanjuangpohon-ti-atau-
tumbuh/4454502717908275/
Siahaan, B. M. (2009). Parambuan Adat
Batak: Dalihan Na Tolu. Trabulan.
Siallagan, P. M. (2016). Kisah Sanggar,
Tinittip Baen Huru-huruan.
https://solup.blogspot.com/2016/08/
kisah-sanggar-tinittip-baen-huru-
huruan.html.
Sibarani, R., & Panggabean, C. R.
(2022). Tradisi Sijagaron pada
Upacara Kematian Saur Matua di
Kabupaten Toba. Journal of
Language Development and
Linguistics, 1 (1), 45–54.
Team Tabotabo. (2015). Makna dan
Filosofi Pohon Hariara dalam
kehidupan masyarakat Batak.
Tabotabo.
https://www.tobatabo.com/1021+m
akna-dan-filosofi-pohon-hariara-
dalam-kehidupan-masyarakat-
batak.html.
Tobatabo, T. (2013). Apa arti Suhi ni
Ampang na Opat dalam adat Batak?
Tabotabo.
https://images.app.goo.gl/g5q4iak3t
ubjdd8k7.

Vol. 6, No. 1, Juni 2023 200

Anda mungkin juga menyukai