Anda di halaman 1dari 4

UVEITIS

Apa Itu Uveitis?


Uveitis adalah peradangan pada uvea. Uvea adalah lapisan tengah pada bagian dalam mata. Ia
terletak di antara sklera (bagian putih mata) dan retina. Uvea terdiri dari selaput pelangi mata
(iris), lapisan pembuluh darah mata (koroid), dan jaringan ikat antara iris dan koroid (badan
siliar). Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada jaringan mata.
Keberadaan Uvea sangat penting, sebab ia mengandung banyak pembuluh darah dan arteri
yang mengantarkan darah ke bagian lain pada mata. Ketika uvea mengalami peradangan,
kualitas penglihatan pun terpengaruh. Mulai dari akibat yang ringan hingga pada tahap kronis
yang dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti katarak dan glaukoma, bahkan bisa
membuat mata menjadi buta.
Untungnya, prevalensi penyakit ini di Indonesia tergolong langka. Jumlah kasusnya kurang
dari 150 ribu kasus per tahun.

Penyebab Uveitis
Mengetahui penyebab suatu penyakit sangat penting. Pertama, agar kita bisa melakukan
pencegahan dengan menghindari penyebabnya. Kedua, kalau pun sudah mengalami sakit
tersebut, dengan mengetahui penyebab, maka akan memudahkan saat penanganan atau
mengobatinya.
Penyebab uveitis antara lain infeksi virus, jamur, dan bakteri. Sekitar 30-60% kasus di negara
berkembang, penyebabnya adalah infeksi, dan yang paling umum adalah herpes dan
toxoplasmosis.

Namun, pada banyak kasus, penyakit ini dikaitkan dengan autoimun. Beberapa kondisi atau
penyakit autoimun yang diduga dapat memicu peradangan ini antara lain:

 Rheumatoid arthritis
 Psoriasis
 Ankylosing spondylitis
 Kolitis ulseratif
 Crohn’s Disease
 Sarkoidosis
Baca juga: Blefaritis
Gejala Uveitis
Untuk mengetahui bahwa seseorang terkena Uveitis adalah dengan melihat tanda dan gejala
yang dialami penderita. Gejala uveitis bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara
bertahap hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Gejala-gejalanya antara lain sebagai
berikut:

 Mata merah
 Nyeri pada mata
 Penurunan daya penglihatan
 Pandangan yang menjadi buram
 Mata menjadi sensitif terhadap cahaya
 Ada bintik-bintik hitam yang muncul di dalam lapang pandang (floaters)
Gejala-gejala di atas adalah gejala umum. Sedangkan untuk masing-masing jenisnya, ada
kekhusunan gejala meskipun sebagian hampir sama.

Jenis Uveitis dan Gejalanya


Secara umum, ada empat jenis uveitis berdasarkan bagian mata yang terdampak. Masing-
masingnya memiliki gejala yang berbeda, penanganannya juga tidak sama.

Anterior uveitis
Jenis Uveitis ini terjadi di bagian depan (anterior) mata, alias iris. Tingkat keparahan jenis ini
tidak termasuk ringan.
Gejala peradangan jenis anterior ini antara lain nyeri di bagian mata dan sakit yang tak
kunjung hilang, mata memerah, sensitif terhadap cahaya (fotofobia), penglihatan buram,
produksi air mata berlebih, dan pupil mengecil.

Intermediate uveitis
Intermediate Uveitis alah peradangan yang terjadi di bagian tengah mata. Peradangan
mengenai pars plana, yang terletak di antara iris dan koroid mata, sehingga penglihatan pun
menjadi buram dan berbayang.

Gejala peradangan yang umumnya terkait penyakit autoimun ini antara lain penglihatan
berbayang, sensitif terhadap cahaya (fotofobia), dan peradangan ringan di bagian luar mata.
Posterior uveitis
Jenis peradangan Posterior Uveitis terjadi di bagian belakang (posterior) mata. Peradangan
jenis ini umumnya lebih serius daripada jenis lainnya karena bisa menyebabkan luka di
retina. Gejalanya antara lain penglihatan berbayang dan buram.

Panuveitis
Terakhir adalah peradangan Uvea jenis Panuveitis yang terjadi pada hampir seluruh bagian
mata. Gejala-gejalanya merupakan kombinasi dari seluruh jenis peradangan mata yang
sebelumnya.

Cara Mengobati Uveitis


Pertama-tama, dokter mata akan melakukan penegakan diagnosis dengan anamnesis
(menanyakan gejala dan kondisi pasien) dan pemeriksaan mata. Berikutnya, pemeriksaan
lanjutan seperti tonometri, funduskopi, hingga CT Scan dan Angiografi mata.
Setelah penegakan diagnosis, dokter mata akan memberikan penanganan sesuai jenisnya.
Tindakan berikut ini merupakan pilihan cara menangani uveitis. Bisa pula gabungan dari
beberapa cara sebagai berikut:

Obat-obatan
Untuk kasus yang tingkat keparahannya rendah, dokter akan memberikan obat yang tepat
sesuai kondisi pasien.

1. Kortikosteroid. Obat untuk mengurangi peradangan.


2. Antibiotik atau antivirus, sesuai penyebab infeksi apakah bakteri atau fikus.
3. Obat imunosupresif. Untuk uveitis yang terjadi pada kedua mata, atau jika
pengobatan dengan kostikosteroid tidak berhasil.
Operasi
Pada stadium yang cukup parah, dokter akan mengambil tindakan operasi. Setidaknya ada
dua jenis operasi untuk menyembuhkan peradangan.

1. Vitrektomi. Yaitu operasi bedah mata untuk mengambil cairan vitreus pada
mata.
2. Operasi penanaman alat pelepas obat, yaitu operasi untuk menanam alat
khusus guna menyalurkan obat kortikosteroid secara perlahan ke dalam mata.
Demikian pembahasan mengenai uveitis lengkap mulai dari definisi, gejala, penyebab, jenis,
hingga cara mengobatinya.

Sumber:

https://nationaleyecenter.id/uveitis/

Anda mungkin juga menyukai