Anda di halaman 1dari 9

1.

Judul Penelitian

Pola Pengobatan Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal stadium akhir di RS.

YY.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana karakteristik pasien yang menjalani pengobatan hipertensi dengan

gangguan ginjal stadium akhir?

b. Bagaimana efektivitas pola terapi pengobatan pasien hipertensi dengan

gangguan ginjal stadium akhir di RS. YY?

c. Bagaimana penerapan reduksi dosis pada pola terapi pengobatan pasien

hipertensi dengan gangguan ginjal stadium akhir di RS. YY?

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pasien yang menjalani pengobatan

hipertensi dengan gangguan ginjal stadium akhir.

b. Untuk mengidentifikasi efektivitas pola terapi pengobatan pasien hipertensi

dengan gangguan ginjal stadium akhir di RS. YY.

c. Untuk mengidentifikasi penerapan reduksi dosis pada pola terapi pengobatan

pasien hipertensi dengan gangguan ginjal stadium akhir di RS. YY.

4. Latar Belakang: Latar belakang ilmiah pada penelitian ini, ingin mengetahui

efektivitas dari pola pengobatan Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal stadium

akhir di RS. YY. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu

parameter kelayakan dalam Pola Pengobatan Pasien Hipertensi dengan Gangguan

Ginjal Stadium akhir yang mencakup penerapan pemberian reduksi dosis,


mengingat tingginya kasus hipertensi dengan gangguan ginjal di Kalimantan Timur

pada tahun 2018 yang mencapai 2.420 kasus.

5.

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah ketidaknormalan struktur atau fungsi

ginjal selama lebih dari tiga bulan yang progresif mengarah kepada gagal ginjal

terminal (KDIGO, 2012). Penyebab penyakit ginjal kronik bervariasi antara satu

negara dengan negara yang lainnya (Suwitra, 2009). Namun di Indonesia, beberapa

tahun terakhir penyebab penyakit ginjal kronik terbanyak adalah hipertensi

berdasarkan data Indonesian Renal Registry (IRR) (Kemenkes RI, 2017).

Prevalensi PGK meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

usia lanjut dan kejadian penyakit metabolik serta kardiovaskular. (Kemenkes RI,

2017). Menurut data dari CDC, prevalensi gagal ginjal kronik di Amerika Serikat

pada tahun 2007 sebanyak 434.000 orang dan pada tahun 2010 meningkat cukup

tinggi yaitu lebih dari dua juta orang menderita penyakit ginjal kronik (Lukman

dkk., 2013). Berdasarkan data yang dihimpun dari 7th Annual Report of Indonesian

Renal Registry, jumlah penderita PGK di Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar

24.524 dengan 61,6% kasus baru dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 28.882

dengan 59,5% kasus baru. Penyebab utama penyakit ginjal kronik paling sering

adalah penyakit ginjal hipertensi yang mencapai angka 37% (PENEFRI, 2014).

Pengobatan tekanan darah tinggi merupakan salah satu dasar dari terapi untuk

memperlambat perkembangan dari PGK (KDIGO, 2012). Bukti kuat menunjukkan

bahwa pengobatan hipertensi penting tidak hanya mengurangi risiko komplikasi

penyakit kardiovaskular, tetapi juga memperlambat laju penurunan LFG (Lee, dkk.,

2017). Sistem Renin- Angiotensin-Aldosteron (RAA) berperan dalam pengaturan


tekanan darah dan keseimbangan cairan. Terjadinya perubahan fungsi dan struktur

ginjal mempengaruhi aktivasi Angiotensin II sehingga menimbulkan hipertensi dan

gangguan ginjal (Siragy dan Carey, 2010). Terdapat banyak macam obat yang dapat

digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada PGK, antara lain jenis obat

diuretik (thiazide, loop diuretic, dan potassium-sparing diuretic), beta-blocker,

alpha-blocker, renin-angiotensin-aldosteron system blocker (ACE inhibitor,

angiotensin II reseptor blocker, aldosterone antagonist, direct renin inhibitor), alpha-

adrenergic agonist, vasodilator, dan calcium-channel blocker (KDIGO, 2012).

Pemberian obat rasional adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai

dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam

periode waktu yang sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan

kebanyakan masyarakat (WHO, 2011).

Secara global, insiden pengobatan yang tidak rasional mencapai 50%,

termasuk pemberian atau pembiayaan yang berlebihan dan setengah dari pasien

tidak menggunakan obat yang benar. Dalam pemberian obat- obatan irasional adalah

masalah global sangat serius yang boros dan berbahaya. Di negara berkembang,

pada layanan primer kurang dari 40% pasien di sektor publik dan 30% pasien di

sektor swasta diperlakukan sesuai dengan pedoman pengobatan standar (WHO,

2011).

Pada penelitian yang dilakukan mengenai pemberian obat antihipertensi pada

pasien penyakit ginjal kronik di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi

diperoleh untuk kategori ketepatan didapat untuk tepat indikasi 100%, tepat obat

84%, tepat pasien 100% dan 42% ketidaktepatan dosis (Salwa, 2013). Penelitian

serupa yang dilakukan di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Oku Timur, diperoleh
hasil bahwa tepat diagnosis 88%, tepat indikasi 100%, tepat obat 96%, tepat pasien

100% dan tepat dosis 100% (Hanum, 2017). Berdasarkan penelitian terdahulu,

terlihat bahwa angka reduksi dosis pemberian obat hipertensi pada pasien dengan

gangguan ginjal dapat berbeda dari setiap rumah sakit atau institusi kesehatan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian mengenai Pola pengobatan

pasien hipertensi dengan gangguan ginjal stadium akhir perlu dilakukan karena

perlu dibuktikan lebih lanjut tentang reduksi dosis pemberian obat antihipertensi

terhadap penyakit ginjal stadium akhir, terutama di RS YY. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pola terapi dan reduksi dosis

pemberian obat antihipertensi terhadap pasien hipertensi dengan gangguan ginjal

stadium akhir, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh

berbagai pihak untuk meningkatkan rasionalitas reduksi dosis pemberian obat ini.

6. Rancangan Penelitian

- Berdasarkan judul saya, penelitian ini termasuk eksploratoris karena ingin

memperdalam informasi dari Pola Pengobatan Pasien Hipertensi dengan

Gangguan Ginjal Stadium Akhir, yang harapannya dapat menjadi salah satu

parameter acuan evaluasi pengobatan Pasien Hipertensi dengan Gangguan

Ginjal Stadium Akhir di RS.YY.

- Berdasarkan sumber datanya Penelitian ini menggunakan: data primer

- Berdasarkan tempat Penelitian, penelitina ini adalah penelitian: Lapangan

- Berdasarkan Ruang Lingkup Penelitian, penelitina ini termasuk kedalam: kasus

sempit.

7. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah data rekam medis pasien Hipertensi

dengan gangguan ginjal stadium akhir di RS. YY.

b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pola pengobatan pasien hipertensi

dengan Gangguan Ginjal stadium akhir di RS. YY.

(meliputi pasien hipertensi dengan gangguan ginjal stadium 3, stadium 4 dan

stadium 5).

8. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif observasional dengan

menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

Hipertensi dengan Gangguan Ginjal stadium akhir di RS. YY pada periode Oktober-

Desember 2023. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan simple random

sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah data rekam medis dari

seluruh pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal stadium akhir di RS. YY periode

Oktober- Desember 2023.

9. Tabulasi Data

A. Data Karakteristik Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal Stadium Akhir.

No. Nama RM Usia JK Penyakit Jumlah Dosis Riwayat Alergi

(Inisial) Penyerta Obat hipertensi

yang

direduksikan
No Nama RM Data Riwayat Penggunaan Obat Jumlah dosis yang

. (Inisial) direduksi

B. Data Profil Pengobatan Pasien

10. Hitung Sampel:

n1= n2= (Za)^2 PQ/d^2.

n= (1,96)^2 x 0,8 x 0,8 / 0,2^2 = 3,8416 x 0,8 x 0,8 / 0,04 = 61,4. Jadi total data

rekam medis pasien yang diambil sebanyak 61 orang (dibulatkan). 0,8 diperoleh

dari 160 kasus / 2 = 80%

11. Premis dan Hipotesis

1. Premis mayor : Kesesuaian pola pengobatan pasien hipertensi dengan gangguan

ginjal stadium akhir di RS. YY


2. Premis minor : Efektivitas dan ketepatan penerapan reduksi dosis pada “Pola

Pengobatan Pasien Hipertensi dengan Gangguan Ginjal stadium akhir di RS.

YY”.

3. Hipotesis : Pada penelitian ini ingin mengetahui keefektifan dan ketepatan

penerapan reduksi dosis pada Pola Pengobatan Pasien Hipertensi dengan

Gangguan Ginjal stadium akhir di RS. YY.

12. Diagram Alir

Pembuatan Kode Etik Pembuatan Surat Izin


di KEPK Farmasi Penelitian ke RS. YY
Unmul

Perizinan dari RS. YY

Rekam Medik Pasien hipertensi dengan


Gangguan Ginjal stadium akhir …

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Pencatatan Data
Rekam Medik Tidak dilanjutkan

Karakteristik Pasien Profil Jumlah obat Efektivitas Penggunaan


yang direduksi Obat

Analisis Data
13. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan atau

menyempurnakan pemahaman teori yang mendalam mengenai keefektivan pola

terapi dan ketepatan penerapan reduksi dosis yang tepat bagi pasien hipertensi

dengan gangguan ginjal stadium akhir (meliputi stadium 3, stadium 4 dan

stadium 5).

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik

terutama kepada Praktisi kesehatan dan peneliti berikutnya, membantu

perbaikan dalam diagnosis dan manajemen pengobatan guna evaluasi ketepatan

dalam pola terapi pengobatan pasien hipertensi dengan gangguan ginjal stadium

akhir di RS. YY. Sehingga dapat menciptakan pengobatan yang lebih

komprehensif dan meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas

pengobatan pasien hipertensi dengan gangguan ginjal stadium akhir.

Anda mungkin juga menyukai