NIM : 2204411795
Kelas : 3T INFORMATIKA
A. Informasi
No Indikator Informasi
B. Pengetahuan
1. Latar Belakang
1. Kesalahan sintaksis
Istilah sintaksis berasal dari bahasa yunani, syntaxis yang berarti
“meletakkan secara bersama” atau “urutan-urutan” (Yule, 2006:86).
Menurut Chaer (2009:3), sintaksis adalah subsistem kebahasaan yang
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-
satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni: kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana. Menurut Ahmad (dalam Khairah & Ridwan
2015:9), sintaksis adalah hubungan antara kata dan satuan-satuan yang
lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Arifin
(2009:1), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang
membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa
yang termasuk di dalam lingkup sintaksis, adalah frasa, klausa dan
kalimat. Menurut pendapat Tarigan (2009:4) sintaksis adalah salah satu
cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat,
klausa, dan frasa.
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas dapat
disimpulkan, bahwa sintaksis adalah salah satu cabang linguistik yang
mempelajari struktur kalimat, klausa, frasa, dan kata. Sintaksis berusaha
menerangkan pola-pola yang mendasari satuan-satuan sintaksis dan
struktur sintaksis serta bagian-bagian yang membentuknya. Selain itu,
sintaksis juga membicarakan alat-alat sintaksis yang menghubungkan
bagian-bagian pembentuk satuan sintaksis dan menumjukkan makna
gramatikalnya.
2. Menulis
Menulis merupakan suatu tindakan berkomunikasi. Komunikasi pada
dasarnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan-pesan kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa, begitu juga dengan menulis. Menulis
bisa diartikan sebagai kegiatan berbahasa yang menggunakan
simbol/lambang untuk menyampaikan pesan kepada pembaca.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan
beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian proses, isi tulisan,
saluran atau media, dan pembaca (Dalman, 2015:3). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran
atau perasaan (seperti mengarang dan membuat surat) dengan tulisan
(Depdiknas, 2008:1497).
Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2015:4) menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Selanjutnya,
Tarigan (2013:22) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menghasilkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis
itu.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam
bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis
terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu
lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata,
kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat
membentuk paragraph, dan kumpulan paragraf membentuk
wacana/karangan yang utuh dan bermakna.
3. Pidato
Secara umum pidato (retorika) ialah seni atau teknik persuasi
menggunakan media oral atau tertulis. Menurut Jalaluddin Rakhmat
(dalam Dewi 2013:59) retorika berasal dari bahasa Yunani, Rhetor, orator,
teacher. Retorika juga dikenal dalam bahasa arab sebagai khutbah dan
muhadhorah. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pidato.
Secara umum pidato (retorika) ialah seni atau teknik persuasi
menggunakan media oral atau tertulis. Menurut Dewi (2013:60) bahwa
pidato (retorika) adalah suatu ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan
tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik yang
memesona sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan
tergugah perasaanya.
2. Kajian Pustaka
1. Pengertian Sintaksis
Beberapa pakar bahasa Indonesia telah memberikan batasan tentang
pengertian sintaksis. Akan tetapi, istilah sintaksis tersebut masih kurang
dipahami oleh sebagian masyarakat pemakai bahasa. Mereka beranggapan
bahwa pengertian sintaksis itu hanya terbatas pada kalimat. Padahal kajian
sintaksis merupakan kajian ilmu yang sangat luas yang meliputi: kalimat,
klausa, frasa, dan kata sebagai satuan terkecilnya.
Istilah sintaksis berasal dari bahasa yunani, syntaxis yang berarti
“meletakkan secara bersama” atau “urutan-urutan” (Yule, 2006:86).
Menurut Chaer (2009:3), sintaksis adalah subsistem kebahasaan yang
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-
satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni: kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana. Menurut Ahmad (dalam Khairah & Ridwan
2015:9), sintaksis adalah hubungan antara kata dan satuan-satuan yang
lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat.
2. Satuan Sintaksis
a. Frasa
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, menurut Alwi dkk,
(2010:318), frasa adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau
lebih yang tidak mengandung unsur predikasi. Pendapat ini senada dengan
yang dikemukakan oleh Chaer (2007:222), bahwa frasa merupakan satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata nonpredikat, atau lazim juga
disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam
kalimat.
b. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri,
mempunyai intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari
klausa. Dalam ragam tulis, kalimat sebagian besar ditandai oleh huruf
kapital di awalnya dan oleh tanda akhir seperti titik, tanda tanya, atau
tanda seru (Ahmad, 2012:80).
Alwi dkk. (2010:317) yang mengemukakan bahwa, kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras, disela oleh jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan, asimilasi bunyi, ataupun proses fonologis lainnya. Selanjutnya
Arifin dkk, (2009:54) berpendapat bahwa, kalimat adalah satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat
lisan), dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
4. Pidato
Menurut Jalaluddin Rakhmat (dalam Dewi 2013:59) retorika berasal
dari bahasa Yunani, Rhetor, orator, teacher. Retorika juga dikenal dalam
bahasa arab sebagai khutbah dan muhadhorah. Dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan istilah pidato. Secara umum pidato (retorika) ialah seni
atau teknik persuasi menggunakan media oral atau tertulis. Secara
sederhana dapat dikemukakan Menurut Dewi (2013:60) bahwa pidato
(retorika) adalah suatu ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan
tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik yang
memesona sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan
tergugah perasaanya.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini
akan memperlakukan data-data penelitian baik yang tertulis maupun lisan
lebih dari segi kualitas maknanya, bukan dari segi angka-angka. Fokus
penelitian ini adalah kesalahan sintaksis yang difokuskan pada kesalahan
bentuk frasa, dan kesalahan bentuk kalimat dalam Menulis Teks Pidato
Siswa Kelas IX MTs Negeri Model Palopo. Untuk menghindari
kesalahpahaman maka dikemukakan batasan istilah sebagai barikut:
1. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik mengidentifikasikan
kesalahan berbahasa yang tidak sesuai dengan kaidah Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. atau adanya penyimpangan yang terjadi atau melanggar
kaidah penulisan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
2. Sintaksis adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari struktur
kata, frasa, klausa, dan kalimat. Sintaksis berusaha menerangkan pola-pola
yang mendasari satuan-satuan sintaksis dan struktur sintaksis serta
baagian-bagian yang membentuknya.
3. Analisis kesalahan sintaksis adalah pengkajian segala aspek kesalahan
berbahasa, kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat.
4. Menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis.
5. Teks adalah naskah berupa kata-kata asli dari pengarang dan dari
himpunan huruf yang membentuk kata, kalimat, baik lisan maupun tulisan
dengan sistem tanda yang telah disepakati oleh masyarakat untuk
mengungkapkan makna yang dikandungnya, dengan ukuran tertentu,
makna tertentu, serta tujuan tertentu.
6. Pidato adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana berbicara
dihadapan khalayak, untuk menyampaikan informasi dan memberikan
motifasi agar orang yang mendengarnya dapat mengerti dan tergugah
perasaan.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Jadi,
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini
menyajikan data selengkapnya dalam tabel data untuk mendeskripsikan
jenis kesalahan sintaksis yang terdapat dalam tulisan siswa kelas IX MTs
Negeri Model Palopo.
Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan siswa yang
berbentuk teks pidato siwa Kelas IX MTs Negeri Model Palopo. Data yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat dalam teks pidato
siswa yang di dalamnya terdapat kesalahan penulisan ( kesalahan
sintaksis), yaitu kesalahan bentuk frasa dan kesalahan bentuk kalimat.
Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Alat yang
digunakan ialah catatan data yang berfungsi untuk mendokumentasikan
kesalahan sintaksis yang dikhususkan pada kesalahan frasa dan kesalahan
kalimat dalam teks pidato siswa kelas IX MTs Negeri Model Palopo.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
observasi, baca, catat, dan wawancara. Sebelum mengambil kesimpulan
akhir dari data penelitian yang diperoleh perlu diadakan pemeriksaan
keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi yang sering digunakan dalam metode
penelitian kualitatif. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dalam hal ini
mengecek bentuk-bentuk kesalahan sintaksis yang ditemukan dalam teks
pidato siswa. Untuk itu dalam menganalisis data peneliti menggunakan
beberapa teknik yaitu: (a) pencatatan data, (b) pengidentifikasian data, (c)
pengklasifikasian data, (d) pengevaluasian data, dan (e) penjelasan data
(1) ... Kebersihan tentu semua orang tahu bahwa itu sangat penting. (5/P2/K4)
Data (3) kata yang dicetak miring merupakan susunan kata yang tidak
tepat, sehingga tidak sesuai dengan kaidah Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Artinya urutan kata yang satu dangan kata yang lain terbalik,
sehingga menyebabkan terjadi kesalahan berbahasa karena penulisan
kalimat tersebut tidak baku.
Penulisan teks pidato siswa kelas IX MTs Negeri Model Palopo
ditemukan salah susun pada kalimat tersebut. Salah susun maksudnya
penggunaan kata yang terbalik sehingga kedengarannya menjadi rancu.
Salah susun atau susunan kata yang tidak tepat terdapat tiga kesalahan
penulisan kalimat. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menulis
teks pidato adalah penempatan kata yang tidak tepat atau tidak mengikuti
kaidah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, sehingga kalimat menjadi
rancu atau tidak tepat. Perbaikan kalimat dapat dikemukakan seperti yang
berikut ini.
(3) …Tentu semua orang tahu bahwa kebersihan itu sangat penting.
(6) Kebersihan lingkungan sekolah sesuai slogan Bapak Wali Kota Palopo
“Mapaccing Toda” semoga selalu mendapat penghargaan adipura.
(48/P3/K1)
(7) Menjelang ujian nasional pasti banyak teman-teman yang belajar hingga
larut malam. (19/P5/K2)
(7) Menjelang ujian nasional pasti banyak teman yang belajar hingga larut
malam.
(10) Kesempatan kali ini, saya ingin membahas pentingnya pendidikan bagi
seorang pelajar.
(11) Saya sangat bangga melihat teman-teman yang antusias hadir di tempat ini
untuk mengetahui bahaya narkoba.
Data (13) terdapat penggunaan kata tanya yang tidak diperlukan dalam
kalimat tersebut. Pada data tersebut tidak diperlukan kata tanya karena
kalimat tersebut merupakan kalimat deklaratif, sehingga tidak perlu ada
kata tanya. Akibatnya membuat kalimat menjadi tidak baku. Kata tanya
yang dimaksud adalah kata di mana. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Setyawati (2010:91) yaitu dalam bahasa Indonesia
sering dijumpai penggunaan bentuk-bentuk di mana, yang mana, hal
mana, dari mana, dan kata-kata tanya yang lain sebagai penghubung atau
terdapat dalam kalimat berita (bukan kalimat tanya). Oleh karena itu,
penggunaan kata tanya harus dihilangkan, agar kalimat menjadi baku.
Perbaikan kalimat dapat dikemukakan seperti yang berikut ini.
(12) Pergaulan remaja adalah pergaulan yang masih tidak stabil, dan
lingkungan luar yang dihadapi semakin luas.