Anda di halaman 1dari 11

Hasil Kerja Ujian Tengah Semester

Semester Ganjil 2021/2022

Nama : AZ ZAHRANI LINTANG SUBEKTI


NIM : 411211231
No. HP : 087884176190
Waktu Ujian : 120 Menit
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Nama Dosen : Winaria Lubis, M.Pd.
A. Kuis Multiple-Choice (Pilihan Berganda). Bobot tiap Soal 5%.

TATAP MUKA

8
Fakultas: Teknik dan Informatika Kode Mata Kuliah: …………………..
1. Pembedaan antara
Program Studi: Teknik Informasi
ragam standar, nonstandar, dan Kode
semiKelas:
standar dilakukan
……………………
berdasarkan:

a. penggunaan kata sapaan dan kata ganti; penggunaan kata tertentu; penggunaan
imbuhan; penggunaan kata sambung (konjungsi); dan penggunaan fungsi yang
lengkap.

b. topik yang sedang dibahas; hubungan antarpembicara; medium yang


digunakan; lingkungan; atau situasi saat pembicaraan terjadi.

c. penggunaan konjungsi atau kata sambung.

d. situasi saat pembicaraan terjadi.

2. Simak contoh kalimat berikut:

(1) Ayah mengatakan, kita akan pergi besok;

(1a) Ayah mengatakan bahwa kita akan pergi besok.

Tentukan jenis ragam bahasa yang digunakan pada kalimat (1) dan (1a).

a. (1) merupakan nonstandar; dan (1a) merupakan ragam semi standar.

b. (1) merupakan ragam semi standar; dan (1a) merupakan ragam standar.

c. (1) merupakan ragam nonstandar; dan (1a) merupakan ragam standar.

d. (1) merupakan ragam standar; dan (1a) merupakan ragam nonstandard.

3. Berikut ini merupakan laras frozen (ragam beku) kecuali:

a. kitab suci.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


2 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
b. putusan pengadilan.

c. upacara pernikahan.

d. jurnal ilmiah.

4. Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai
laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah:

a. kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.

b. keterkaitan langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan.

c. penyampaian secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar,
atau nonstandar.

d. a, b, dan c, benar.

5. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Maksud dari kalimat tersebut
adalah:

a. karya ilmiah tersebut mengandung pandangan yang disertai dukungan dan


pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.

b. karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara


terkendali, konseptual, dan prosedural.

c. pembaca dibiarkan mengambil simpulan sendiri berupa pembenaran dan


keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.

d. penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius
dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.

6. Ragam bahasa keilmuan mempunyai ciri sebagai berikut, kecuali:

a. naratif (peristiwa, perbuatan, cerita).

b. cendekia yaitu bahasa Indonesia keilmuan itu mampu digunakan untuk


mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


3 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
c. lugas dan jelas yaitu bahasa Indonesia keilmuan digunakan untuk
menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.

d. gagasan sebagai pangkal tolak yaitu bahasa Indonesia keilmuan digunakan


dengan orientasi gagasan. Hal itu berarti penonjolan diarahkan pada gagasan atau
hal-hal yang diungkapkan, tidak pada penulis.

7. Tentukanlah mana yang merupakan ragam bahasa baku pada kosakata berikut
ini:

1) kualitas; 2) cinderamata; 3) praktik; 4) aquarium; 5) system; 6) syahdu.

a. cinderamata; praktik; system; dan syahdu.

b. kualitas; praktik; dan syahdu.

c. cinderamata; praktik; dan aquarium.

d. kualitas; aquarium; dan syahdu.

8. Manakah di antara kalimat di bawah ini yang tidak menggunakan huruf kapital
atau huruf besar yang tepat:

a. Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”

b. Surat Saudara sudah saya terima

c. Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

d. Sudahkah anda tahu?

9. Penulisan singkatan yang tepat terdapat dalam kalimat:

a. Carilah makna lain kata tersebut dalam kamus K.B.B.I.

b. Surat ini ditujukan kepada Bpk. Suwandi, S.E., d.a. Kelurahan Sukamulia.

c. Arini sekarang bergelar sarjana kesehatan masyarakat atau s, k, m.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


4 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
d. Ia sudah bekerja di P.T. Tetap Jaya selama tiga tahun.

10. Manakah contoh partikel dalam kalimat yang benar di bawah ini?

a. Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

b. Baca lah buku itu baik-baik.

c. Apapun yang dimakannya, ia tetap kurus

d. Mereka masuk ke dalam ruangan satu persatu.

B. Esai

Bobot tiap Soal 10%

1. Coba Anda jelaskan pengertian bahasa melalui karakteristik bahasa!

2. Berikan tiga alasan, mengapa bahasa Melayu Riau yang dipilih menjadi bahasa
nasional?

3. Bagaimana sikap dan tindakan kita dalam menghadapi pengaruh bahasa daerah
dan bahasa asing

terhadap perkembangan bahasa Indonesia?

4. Bagaimana kritik Anda terhadap perilaku berbahasa beberapa kalangan


masyarakat yang dapat

merusak eksistensi dan pengembangan bahasa Indonesia?

5. Jelaskan hubungan membaca dengan menulis.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


5 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
Jawaban :

A. Multiple Choice

1. a. penggunaan kata sapaan dan kata ganti; penggunaan kata tertentu;


penggunaan imbuhan; penggunaan kata sambung (konjungsi); dan
penggunaan fungsi yang lengkap.
2. b. (1) merupakan ragam semi standar; dan (1a) merupakan ragam standar.
3. d. jurnal ilmiah.
4. d. a, b, dan c, benar.
5. c. pembaca dibiarkan mengambil simpulan sendiri berupa pembenaran dan
keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut
6. a. naratif (peristiwa, perbuatan, cerita).
7. b. kualitas; praktik; dan syahdu.
8. d. Sudahkah anda tahu?
9. a. Carilah makna lain kata tersebut dalam kamus K.B.B.I.
10.a. Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan
pegangan.

B. Esai

1. Bahasa adalah sebuah sistem, lambang bunyi ujaran yang bersifat arbitrer,
konvensional, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Dari
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa
adalah sistem, lambang, arbitrer, konvensional, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


6 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
1) Bahasa Merupakan Sistem

Sistem sangat identik dengan pengertian cara atau aturan. Sistem juga
berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen
yang satu dengan lainnya yang berhubungan secara fungsional.

Begitupun dengan bahasa, sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki


komponen-komponen dan aturan-aturan. Dalam pengertian ini, bahasa memiliki
dua aspek penting yaitu unsur-unsur dan hubungan-hubungan yang dirajut oleh
unsur-unsur tersebut. Satuan-satuan bahasa tersebut selalu terkait satu dengan
yang lain sehingga membentuk kepaduan yang erat dan saling mendukung.

Pyles dan algeo (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua tingkatan dalam
sistem bahasa yang mereka sebut sebagai duality of patterning yang jika
diterjemahkan menjadi kaidah ganda sistem bahasa. Kedua tingkatan ini
mencakup komponen makna dan bentuk. Komponen bentuk yang berupa bunyi
dipelajari oleh cabang linguistik yaitu fonetik atau fonologi sedangkan komponen
makna ditelaah oleh semantik dan tata bahasa.

Lebih jauh, Chaer (2007) menjelaskan, sebagai sebuah sistem, bahasa itu
sekaligus bersifat sistemis. Dengan sistemis, artinya, bahasa itu tersusun menurut
suatu pola dan tidak tersusun secara acak atau secara sembarangan. Sedangkan
sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga
dari sub-sub sitem atau sistem bawaan. Dapat disebutkan sistem bawaan tersebut
antara lain: subsistem fonologi, morfologi, sintaksis dan subsistem semantik.

Dalam linguistik, terutama subsistem fonologi, morfologi dan sintaksis


tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistem yang satu terletak dibawah
subsistem yang lain, lalu subsistem yang lain tersebut terletak pula dibawah
subsistem lainnya. Selanjutnya, ketiga subsistem tersebut- pun terkait dengan
subsistem semantik.

Dengan kata lain, bahasa sebagai sistem merupakan kerjasama antara


subsistem yang lain dengan subsistem lainnya yang terjalin dan membentuk
bahasa.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


7 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
2) Bahasa Bersifat Lambang

Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol yang diartikan dengan
pengertian yang sama. Lebih rinci, Chaedar Alwasilah (1993) menjelaskan bahwa
lambang atau simbol mengacu pada suatu obyek dan hubungan antara simbol dan
obyek itu bersifat manasuka. Lambang dapat dibuat dari bahasa apa saja, ia bisa
terbuat hari suatu benda seperti piramid yang melambangkan keagungan, atau dari
kain seperti warna putih atau hitam atau juga dalam bentuk ujaran.

Lambang dengan segala seluk beluknya dikaji dalam kegiatan ilmiah dalam
satu bidang kajian yang disebut dengan ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tanda-tanda yang terdapat didalam kehidupan manusia
termasuk bahasa.

Dalam kehidupannya, manusia selalu menggunakan lambang. Oleh karena


itu, Earns Cassirer menyatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol
(animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari
lambang, termasuk alat komunikasi verbal yang disebut dengan bahasa.

Jika ide atau konsep keadilan sosial dilambangkan dengan gambar padi dan
kapas, maka wujud bahasa dilambangkan dalam bentuk bunyi yang berupa
satuan-satuan bahasa seperti kata atau gabungan kata. Mengapa kata disebut
sebagai lambang dalam satuan bahasa? sekali lagi, karena lambang bersifat
manasuka, yaitu tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara
lambang dan dengan yang dilambangkannya.

3) Bahasa Bersifat Abitrer

Bahasa bersifat arbitrer artinya hubungan antara lambang dengan yang


dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan
mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan
“kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’
adalah tidak bisa dijelaskan.

Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur


suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


8 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak
untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah
melanggar konvensi itu.

4) Bahasa Bersifat Konvensional

Meskipun hubungan antara lambang bunyi dan yang dilambangkannya


bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu
bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa harus
mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili
konsep yang diwakilinya. Contohnya adalah, adanya kesepakatan dalam
masyarakat bahasa Indonesia untuk menyebut suatu benda beroda dua yang dapat
dikendarai dengan dikayuh, yang secara arbitrer dilambangkan dengan bunyi
“sepeda”, maka anggota masyarakat bahasa Indonesia “seluruhnya” harus
mematuhinya. Jika tidak diapatuhi dan kemudian diganti dengan dengan lambang
lain, maka komunikasi antar masyarakat akan terhambat.

Oleh karena itu, jika ke-arbitreran bahasa terletak pada antara lambang-
lambang bunyi dengan konsep yang dilambangkannya, maka ke-konvensionalan
bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa untuk menggunakan
lambang-lambang itu sesuai dengan konsep yang dilambangkan.

5) Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang


terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.
Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa
kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang
tidak terbatas.

6) Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai
kemungkinan perubahan sewaktu-waktu yang dapat terjadi. Perubahan itu dapat

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


9 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
terjadi pada tataran apa saja, misalnya: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic
dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang
muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi

7) Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun
karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar
belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam,
baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon.
Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di
Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan
yang digunakan di Arab Saudi.

8) Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan


tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang
berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia
dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan
cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena
itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

2. - Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan, dan bahasa perdagangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa
ini tidak dikenal tingkatan bahasa seperti yang terdapat di dalam bahasa
daerah.
- Suku-suku dengan jumlah penduduk mayoritas di Indonesia, seperti
Jawa dan Sunda, serta suku-suku lainnya, secara sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
- Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


10 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id
3. Sikap & Tindakan Kita terhadap pengaruh Bahasa daerah dan Bahasa
Asing Adalah , Mau Menghargai Bahasa-bahasa tersebut , dan Mau Ikut
Mempelajari nya , untuk dapat menambah Wawasan .

4. Menurut saya, perilaku berbahasa beberapa kalangan masyarakat yang


dapat merusak eksistensi dan pengembangan bahasa Indonesia adalah
masyarakat yang kurang mendalami makna "bahasa Indonesia" itu sendiri.
karena jika mereka telah paham makna sesungguhnya, tidak ada
permasalahan lagi terkait bahasa yang digunakan. Maka dari itu, para
generasi penerus sudah sepatutnya menghetahui makna bahasa Indonesia.
Karena kita adalah bangsa Indonesia, sudah sewajarnya kita berbangga atas
hal tersebut.

5. Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Karena dengan


membaca seseorang akan belajar menulis, mengetahui apa yang hendak
ditulis, bagaimana teknik menulis, tujuan menulis dan sebagainya.
Sehingga semakin baik kemampuan utnuk membaca, maka akan semakin
terampil pula ia menulis. Menulis juga merupakan proses belajar. Dengan
menulis terdapat proses berpikir dan mengekspresikan hasil pemikiran.
Sehingga hasil belajar menulis akan tampak dari perubahan perilaku
seorang penulis yang tertera dalam hasil penulisannya yang suatu saat akan
dibaca oleh orang lain.

2021 MATAKULIAH : UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


11 Nama dan NIM : http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai