Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pengantar Program Dinamik


A. Pengertian Umum
Program dinamik alokasi air merupakan metode matematis yang digunakan dalam
pengelolaan sumber daya air untuk mengoptimalkan penggunaan air dalam berbagai skenario
dan kondisi. Pendekatan ini memecah masalah alokasi air menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil, yang dikenal sebagai submasalah, dan menentukan solusi optimal untuk setiap
submasalah tersebut. Dalam konteks ini, berbagai faktor dipertimbangkan, seperti ketersediaan
air, kebutuhan pengguna air, batasan teknis, regulasi lingkungan, dan faktor-faktor lain yang
dapat memengaruhi penggunaan air.

Berikut adalah pengertian dari "ketersediaan air, kebutuhan pengguna air, batasan teknis,
regulasi lingkungan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi penggunaan air :

1. Ketersediaan Air: Ini mengacu pada jumlah dan kualitas air yang tersedia dalam suatu
wilayah atau sistem. Ketersediaan air dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti curah hujan,
cadangan air tanah, air permukaan, dan variabilitas musiman yang dapat memengaruhi
pasokan air yang dapat digunakan.

2. Kebutuhan Pengguna Air: Ini adalah permintaan akan air untuk berbagai keperluan,
termasuk konsumsi manusia, pertanian, industri, atau kebutuhan ekosistem. Kebutuhan ini
dapat bervariasi tergantung pada populasi, pertumbuhan ekonomi, dan pola penggunaan air
di suatu wilayah.

3. Batasan Teknis: Faktor-faktor teknis yang membatasi penggunaan air, seperti kapasitas
infrastruktur, efisiensi sistem distribusi air, kemampuan penyimpanan, dan teknologi yang
tersedia untuk pengelolaan air.

4. Regulasi Lingkungan: Peraturan dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi


lingkungan air. Ini mencakup standar kualitas air, pembatasan penggunaan air untuk
melindungi ekosistem air, dan upaya konservasi air.
5. Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Penggunaan Air : Hal ini dapat mencakup
variabel ekonomi seperti biaya air, faktor sosial seperti akses air bagi masyarakat tertentu,
dan aspek politik yang memengaruhi kebijakan pengelolaan air.

Ketika melakukan alokasi air dengan pendekatan program dinamik, mempertimbangkan dan
mengelola variabel-variabel ini sangat penting untuk menghasilkan solusi alokasi air yang
optimal dan berkelanjutan.

Skenario atau waktu alokasi jangka panjang

Proses program dinamik dalam alokasi air melibatkan tahapan pengambilan keputusan
bertahap. Setiap tahap mempertimbangkan alokasi air pada waktu tertentu, memperhitungkan
dampak keputusan tersebut terhadap seluruh sistem, dan menentukan solusi terbaik dalam
konteks kondisi saat itu. Langkah-langkah ini diulang untuk berbagai skenario atau waktu yang
berbeda guna menemukan solusi alokasi air yang optimal dalam jangka panjang.

Dalam proses program dinamik untuk alokasi air, terdapat beberapa tahapan yang terlibat dalam
pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa tahapan umum yang mungkin terlibat:

1. Pemahaman Konteks dan Variabel: Tahap awal melibatkan pemahaman mendalam


terhadap konteks pengelolaan sumber daya air, memetakan variabel yang relevan seperti
ketersediaan air, permintaan pengguna air, infrastruktur, regulasi, dan variabel lainnya
yang memengaruhi alokasi air.

2. Pembentukan Model: Pembentukan model matematis atau komputasi yang mewakili


hubungan antara variabel-variabel yang relevan. Ini dapat berupa model simulasi atau
model optimasi yang dapat menggambarkan interaksi antarvariabel dan konsekuensi
keputusan.

3. Pengembangan Submasalah: Masalah alokasi air dipecah menjadi submasalah yang lebih
kecil, terdefinisi dengan jelas dan lebih terkendali. Setiap submasalah berfokus pada
alokasi air pada waktu atau kondisi tertentu.
4. Penentuan Solusi Submasalah: Solusi optimal untuk setiap submasalah dihitung. Ini
melibatkan penggunaan teknik analisis matematis atau komputasi untuk menentukan
alokasi air yang paling optimal pada titik waktu atau kondisi tertentu.

5. Integrasi Solusi Submasalah: Solusi untuk setiap submasalah digabungkan untuk


membentuk solusi alokasi air yang lebih komprehensif. Tahap ini mempertimbangkan
hubungan antar submasalah dan konsekuensi dari solusi setiap submasalah terhadap
keseluruhan sistem.

6. Evaluasi dan Pembaruan: Solusi yang dihasilkan dievaluasi terhadap kriteria tertentu,
seperti keberlanjutan, efisiensi, atau kinerja keseluruhan. Jika diperlukan, solusi dapat
diperbarui atau disesuaikan dengan perubahan kondisi atau informasi baru.

Setiap tahapan dalam proses program dinamik ini menggambarkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai solusi alokasi air yang optimal dalam jangka panjang, dengan
mempertimbangkan dinamika sistem dan variabilitas kondisi yang ada.

Efesiensi untuk keberlangsungan lingkungan dan manusia

Program dinamik alokasi air dapat membantu dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya air yang terbatas dengan cara yang paling efisien dan berkelanjutan. Dengan
mempertimbangkan berbagai variabel dan memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih
terkelola, program dinamik ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cerdas dalam
pengelolaan sumber daya air yang semakin penting untuk keberlanjutan lingkungan dan
kebutuhan manusia.

Dalam konteks memaksimalkan pemanfaatan sumber daya air yang terbatas secara efisien dan
berkelanjutan, beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:

1. Pemantauan dan Pengelolaan Ketersediaan Air: Melalui penggunaan teknologi sensor


dan pemantauan yang canggih, identifikasi dan pemetaan ketersediaan air sangat penting.
Ini memungkinkan pengelolaan yang lebih tepat dan efisien terhadap sumber daya air yang
terbatas.
2. Penerapan Prinsip Konservasi Air: Menggunakan teknologi yang lebih efisien dalam
penggunaan air, seperti sistem irigasi yang cerdas, penangkapan dan penggunaan kembali
air hujan, serta praktik-praktik konservasi air lainnya, sangat membantu dalam
memaksimalkan pemanfaatan air yang terbatas.

3. Perencanaan Penggunaan Air yang Adaptif: Menciptakan rencana penggunaan air yang
dapat beradaptasi dengan perubahan musiman dan kondisi lingkungan yang berubah.
Fleksibilitas dalam alokasi air membantu menjaga keberlanjutan penggunaan air di
berbagai kondisi.

4. Pendekatan Sistematis dengan Program Dinamik: Penggunaan program dinamik dalam


mengelola alokasi air secara sistematis membantu dalam memecah masalah kompleks
menjadi submasalah yang lebih dikelola. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang
adaptif, responsif, dan optimal dalam alokasi air.

5. Kolaborasi dan Keterlibatan Pihak-pihak Terkait: Kolaborasi antara pemerintah, sektor


swasta, dan masyarakat sipil sangat penting dalam mengembangkan kebijakan dan praktik-
praktik terbaik dalam pengelolaan air. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dapat
membantu mengidentifikasi solusi yang lebih holistik dan efektif.

Kombinasi dari pendekatan teknologi, praktik konservasi, pendekatan adaptif, penggunaan


program dinamik, serta kolaborasi antarpihak terkait menjadi kunci dalam memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya air yang terbatas secara efisien dan berkelanjutan.

Problem optimasi dalam pengelolaan sumber daya air lebih sering bersifat non-linier. Salah
satu metode untuk menyelesaikan adalah dengan menggunakan Program Dinamik (Dynamik
Programming atau disingkat DP). Orang yang merumuskan dan memperkenalkan DP adalah
Richard Bellman. Tidak seperti Program Linier, yang mempunyai prosedur penyelesaian
standar seperti simplex, pada DP tidak ada prosedur penyelesaian yang standar. Namu nada
konsep dasar DP sebagai berikut:

1. Dekomposisi problem menjadi subproblem


2. Kombinasi non-optimal secara otomatis tereliminasi
3. Subproblem dihubungkan satu sama lain sedemikian sehingga tidak terdapat kemungkinan
untuk mengoptimasi kombinasi yang tidak feasible.

B. Elemen-Elemen Model Program Dinamik


1. Tahap/Stage (n)

Tahap/Stage (n)merupakan bagian dari problem dimana keputusan diambil. Jika suata
problem dapat dipecah menjadi n yaitu Sub-problem, maka ada n dalam tahap formulasi
DP tersebut. Misalnya dalam opeasi waduk, tahap bisa berupa periode bulanan,
mingguan, dan harian.

2. Variabel Keputusan/Decision Variabel (dₙ)

Variabel Keputusan/Decision Variabel (dₙ) merupakan keputusan yang diambil pada


setiap tahap. Variabel keputusan dalam operasi waduk bisa berupa besarnya lepasan debit
yang dilakukan untuk tahap tertentu. Banyaknya Variabel keputusan pada setiap tahap
bisa lebih dari satu.

3. State Variable (sₙ)


State Variable (sₙ) merupakan variabel yang mewakili atau menjelaskan state dari sistem
yang berhubungan dengan tahap ke-n.
 Stress variabel bisa bersifat : discrete atau kontinyu
 State variable bisa bersifat : Finite atau Infinite.

Fungsi dari setiap variabel adalah menghubungkan tahap yang satu dengan yang lainnya.
Dalam operasi waduk, stase variabel bisa berupa volume air di waduk atau evaluasi muka
air waduk.

4. State Return (rₙ)

State Return (rₙ) merupakan ukuran skalar dari hasil keputusan yang diambil pada setiap
tahap yang merupakan fungsi dari
Sₙ, Sₙ˖₁, dan dₙ:

rₙ= r(Sₙ, Sₙ˖₁, dₙ)

Dalam operasi waduk, stage return bisa berupa produksi tenaga listrik PLTA untuk tahap
yang bersangkutan.

5. State Transformation atau State Transition (tₙ)

State Transformation atau State Transition (tₙ) merupakan hubungan:

Sₙ˖₁ = tₙ (Sₙ, dₙ)

Dalam operasi waduk, state transformation bisa berupa persamaan kontinuitas atau wate
balance.

C. Karakteristik Operasional Program Dinamik

Seperti telah disebutkan di atas, program dinamis tidak mempunyai rumusan matematika dasar,
namun karakteristik operasional program Dinamik bisa diuraikan sebagai berikut:

1) Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap tahap hanya dapat
diambil satu keputusan.
2) Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengan tahap
tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada
tahap tersebut. Jumlahnya bisa berhingga atau tak berhingga.
3) Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status yang
bersangkutan ke status berikutnya pada tahap berikutnya.
4) Efek dari keputusan di tiap tahap adalah:
 Menghasilkan return berdasarkan fungsi steak return,
 Mentransformasikan state variabel sekarang menjadi state variabel untuk tahap
berikutnya lewat state Transformation.
5.) Keputusan untuk tahap berikutnya tidak bergantung dari keputusan yang telah diambil atau
pada tahap sebelumnya. Inilah yang disebut prinsip optimality dari Bellman, yang
merupakan dasar dari DP
6.) Penyelesaian DP dimulai dari tahap awal dalam bergerak ke tahap akhir atau forward
recursive atau sebaliknya atau backward recursive.

7.) Pada forward recursive, untuk setiap tahap ditentukan kebijakan optimal berdasarkan
kebijakan optimal dari tahap sebelumnya dan fungsi tujuan. Persamaan forward recursive
dapat ditulis sebagai;

fₙ⃰ Sₙ = opt {rₙ(Sₙ, dₙ) O fₙ⃰-₁ (Sₙ-₁)}

dn

Dengan O menyatakan suatu operasi aljabar yang bisa berupa penambahan, pengurangan,
perkalian, ataupun lainnya sesuai dengan yang dimaksudkan dalam problem yang
bersangkutan. Misalkan ingin memaksimumkan produksi tenaga listrik, maka O
menyatakan penjumlahan. Untuk prosedur backward recursive, persamaannya adalah:

fₙ⃰ (Sn) = opt {rₙ(Sₙ,dₙ) O fₙ⃰-₁ (Sₙ˖₁)}

dn

8) Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan bertambahnya
jumlah tahapan.
9) Ongkos pada suatu tahap bergantung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan
ongkos pada tahap tersebut.
10) Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yang
dilakukan pada tahap sebelumnya.
11) Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik untuk setiap status
pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k + 1.
12) Prinsip optimalitas berlaku pada persoalan tersebut.
D. Contoh Soal-1 (DP dalam Operasi Waduk: Irigasi & Banjir)
Sebuah waduk dengan kapasitas tampungan efektif 5 juta mi berfungsi untuk mengala
Sebuah waduk dengan kapasitas tam rigasi). Dalam soal ini ditinjau untuk suatu m ririgasi
maksimum 4 juta m³ per bulan. tamam selama 4 bulan Keburuan aur irigasi adalah naiknya
produksi pertanian di D tersebut yang apabila dinilai dengan uang adalah sebagai berikut:

Bulan ke-1 Bulan ke-2


Pemberian air irigasi (juta m^3) 1 2 3 4 1 2 3 4
Naiknya produksi Pertanian (Juta rp.) 8 14 19 22 7 12 16 19

Bulan ke-3 Bulan ke-4


Pemberian air irigasi (juta m^3) 1 2 3 4 1 2 3 4
Naiknya produksi Pertanian (juta rp.) 6 11 14 16 2 5 7 8

Air yang tidak disalurkan ke D.I. akan dibuang (spillout). Apabila besarnya spillout
paling sedikit 3 juta m³ setiap bulannya bisa dianggap menyebabkan kerugian banjir (untuk
bulan yang bersangkutan) sebesar:

Spillout (juta M^3) 3 4 5 >6


Kerugian (juta rp.) 4 7 9 10

Debit inflow ke waduk yang tersedia adalah:

Bulan ke- 1 2 3 4
Inflow (juta m^3) 4 8 7 5

Volume air waduk pada awal dan akhir musim tanam harus 3 juta m³. Lakukan optimasi
dengan Programasi Dinamik untuk mencari Keuntungan Bersih yang maksimum. State
variable-nya adalah volume air waduk pada tampungan efektif dengan grid 1 juta m³. Hasil
optimasi berupa Keuntungan Bersih beserta operasi waduk (skedul volume air waduk pada
tampungan efektif).

Jawab:
Dalam persoalan ini, fungsi tujuan adalah untuk memaksimumkan keuntungan bersih (net
benefit). Secara umum, keuntungan bersih bisa diformulasikan sebagai:

Keuntungan Bersih Keuntungan air irigasi - Kerugian banjir


Adapun penyelesaiannya bisa ditabelkan sebagai berikut:
Bulan 1 Inflow :4
Outflow,Air jual,Spillout,Net Benefit
Tampungan awal
Tamp awal Tamp awal + In
0 1 2 3 4 5
3 7 7 4 3 18 6 4 2 22 5 4 1 22 4 4 0 22 3 3 0 19 2 2 0 14
N.B Max 18 22 22 22 19 14
Keputus. S 3 3 3 3 3 3

Bulan 2 Inflow :8
Outflow,Air jual,Spillout,Net Benefit
Net Benefit Max. bulan lalu
Tampungan awal
Tamp awal Tamp awal + In
0 1 2 3 4 5
0 8 8 4 4 30 7 4 3 33 6 4 2 37 5 4 1 37 4 4 0 37 3 3 0 34 18
1 9 9 4 5 32 8 4 4 34 7 4 3 37 6 4 2 41 5 4 1 41 4 4 0 41 22
2 10 10 4 6 31 9 4 5 32 8 4 4 34 7 4 3 37 6 4 2 37 5 4 1 41 22
3 11 11 4 7 31 10 4 6 31 9 4 5 32 8 4 4 34 7 4 3 34 6 4 2 41 22
4 12 12 4 8 28 11 4 7 28 10 4 6 28 9 4 5 29 8 4 4 29 7 4 3 34 19
5 13 13 4 9 23 12 4 8 23 11 4 7 23 10 4 6 23 9 4 5 23 8 4 4 26 14
N.B Max 32 34 37 41 41 41
Keputus. S 1 1 0 1 1 1
Bulan 2 Inflow :8
Outflow,Air jual,Spillout,Net Benefit
Net Benefit Max. bulan lalu
Tampungan awal
Tamp awal Tamp awal + In
0 1 2 3 4 5
0 7 7 4 3 44 6 4 2 48 5 4 1 48 4 4 0 48 3 3 0 46 2 2 0 43 32
1 8 8 4 4 43 7 4 3 46 6 4 2 50 5 4 1 50 4 4 0 50 3 3 0 48 34
2 9 9 4 5 44 8 4 4 46 7 4 3 49 6 4 2 53 5 4 1 53 4 4 0 53 37
3 10 10 4 6 47 9 4 5 48 8 4 4 50 7 4 3 53 6 4 2 57 5 4 1 57 41
4 11 11 4 7 47 10 4 6 47 9 4 5 48 8 4 4 50 7 4 3 53 6 4 2 57 41
5 12 12 4 8 47 11 4 7 47 10 4 6 47 9 4 5 48 8 4 4 50 7 4 3 53 41
N.B Max 47 48 50 53 57 57
Keputus. S 3 0 1 2 3 3

Bulan 4 Inflow :5
Outflow,Air jual,Spillout,Net Benefit
Net Benefit Max. bulan lalu
Tampungan awal
Tamp awal Tamp awal + In
0 1 2 3 4 5
0 5 2 2 0 52 47
1 6 3 3 0 55 48
2 7 4 4 0 58 50
3 8 5 4 1 61 53
4 9 6 4 2 65 57
5 10 7 4 3 61 57
N.B Max 65
Keputus. S 4

Hasil optimasi adalah: Net Benefit maximum 65 juta rupiah.

Skedul muka air waduk: 3-1-3-4-3

Anda mungkin juga menyukai