A. Metode Optimasi
Operasi pemanfaatan sumber daya air yang optimal merupakan aspek yang
menentukan ketelitiannnya.
2004).
manusia maupun oleh makhluk hidup lain, sehingga tidak dapat disangkal
lagi bahwa air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup.
air baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Keberadaan sumber air yang
bersih dan sehat merupakan salah satu permasalahan terbesar dewasa ini.
dan mutu. Jumlah kebutuhan akan air untuk keperluan domestik (rumah
pada tempat dan waktu tertentu. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan
sumber-sumber daya air yang ada dalam suatu sistem sumber daya air
Optimasi Sistem Sumber Daya Air yang terdiri dari dua komponen, yaitu:
2. Pembangkitan hydropower
5. Navigasi
6. Rekreasi
alternatif yang harus bersifat layak (feasible) dalam arti masih berada
kata lain, suatu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu
sistem belum tentu sesuai untuk sistem yang lain. Seringkali harus
dilakukan langkah pendekatan terhadap suatu sistem sumber daya air, agar
air yang didalamnya antara lain terdapat sistem operasi dan manajemen
Program linier dibentuk dengan dua fungsi utama yaitu fungsi tujuan dan
fungsi kendala. Konsep dasar dari program linier adalah fungsi linier baik
untuk mencapai nilai maksimum atau minimum dari fungsi tujuan dengan
sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan
(program linier).
program linier dikenal dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective
optimal dari sumber daya yang ada, untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal atau biaya yang optimal. Pada umumnya nilai yang akan
1992).
beberapa cara, antara lain dengan metode grafik dan metode simpleks.
Apabila suatu program linier hanya mempunyai 2 peubah saja, maka akan
dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi bila melibatkan lebih dari
Salah satu teknis analisis dalam riset operasi dengan memakai model
yaitu :
a) Variabel putusan
nilai yang paling baik bagi tujuan yang hendak dicapai. Misalnya
variabel yang akan dicari berdasarkan musim tanam untuk setiap pola
tata tanam padi-padi dan palawija bagi tujuan yang hendak dicapai.
b) Fungsi kendala
organisasi.
c) Fungsi tujuan
Secara umum program linier terdiri dari nilai-nilai yang akan dihitung
untuk n variabel keputusan (x1 , x2 , ..., xn ) yang dapat memberikan
minimum atau maksimum dari fungsi tujuan Z dengan persamaan sebagai
berikut: (Votruba,1988 dalam Yekti, 2000)
1. Fungsi tujuan
2. Fungsi Kendala
A11X1+a12X2+.............+ a1nXn ≤ b1
A21X1+a22X2+.............+ a2nXn ≤ b2
A31X1+a32X2+.............+ a3nXn ≤ b3
Keterangan :
Xi = variabel putusan
sebagai berikut:
linier.
perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Software yang dapat
Klik OK
4. Isikan sesuai data soal. Pastikan semua data terisi dengan benar,
Iterations.
Curah hujan pada suatu daerah yang luas memiliki intensitas yang
(Soemarto, 1987).
An
Koefisien Thiessen (αn) =
∑A
Keterangan :
An : Luas poligon
Keterangan :
titik pengamatan.
αn : Koefisien Theissen dan n adalah jumlah titik pengamatan.
Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang jatuh pada suatu
kali kejadian. Dengan kata lain bahwa besarnya curah hujan yang
1. Cara Empiris
1
Untuk Padi : Ref = 0,70 x ( ℜ80 )
15
1
Untuk Palawija : Ref = 0,50 x ( ℜ80 )
15
Keterangan :
bulan).
2. Cara Statistik
c) Debit Andalan
1986).
Dari data debit inflow yang diperoleh pada studi ini, maka
d) Analisa Klimatologi
udara dari berbagai sumber seperti tanah, atap dan badan air.
tersebut..
Doorenbos, 1977):
Keterangan :
ETo = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang
dan malam
W = Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari
(tabel penman)
ea = Tekanan uap jenuh (mbar), (Table Saturation
Vapour Pressure (ea) in mbar as Function of
Mean Air Temperature (T) in °C)
T = Tempratur berdasarkan data dari
stasiun pengamatan
ed = Tekanan uap nyata (mbar)
ed = RH . ea
RH = Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari
stasiun pengamatan
F(U) = Fungsi relative angin, dimana : F(U) = 0,27 x (1
+ U2/100)
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m selama 24
jam dalam km/hari
1-W = Faktor berat sebagai pengaruh angin dan
kelembaban
Rn = Radiasi penyinaran matahari (mm/hari), dimana :
Rn = Rns – Rnl
Rns = Harga netto radiasi gelombang pendek,
Rns = (1-α) x Rs
Rs = Radiasi gelombang pendek,
Rs = (0,25+0,5 (n/N)) x Ra
Ra = Radiasi extra terresial (berdasarkan lokasi
stasiun pengamatan)
n/N = Lama penyinaran matahari
α = Koefisien pemantulan / koefisien albedo = 0,25
Rn1 = Harga netto radiasi gelombang panjang
(mm/hari)
Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N)
F(T) = Table Effect of Temperature f(T)
0,5
ed
1 hari
saluran tersier tidak boleh dari 20% (Irigasi Andalan Jawa Timur,
2003).
a) Penyiapan Lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan
Zijlstra (1968). Metode ini didasarkan pada laju air konstan dalam
berikut:
ek
IR=M . k
e −1
Dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/ hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti/ mengkompensari
kehilangan airakibat evaporasi
dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan
M = Eo + P, mm/ hari
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1, ETo selama
penyiapan lahan, mm/hari
P = Perkolasi
k = M x (T/S)
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari (dilihat dari Tabel)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan
lapisan air 50 mm.
b) Penggunaan Konsumtif
Doorenbos, 1977):
Etc = Kc x ETo
Dimana:
Kc = Koefisien tanaman
transplantasi.
NFR=ET C +P+WLR−Re
dimana :
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air
di sawah (mm/hari)
ET C = Evaporasi tanaman (mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
f) Kebutuhan Pengambilan
NFR
DR=
ef ×8 ,64
dimana :
Total El = 65%
Ketersediaan air untuk jaringan irigasi dan Pola tanam dalam satu
i) Perencanaan Penggolongan
Meskipun debit cukup, untuk mendapatkan suatu areal tanam
suatu daerah irigasi dengan mulai awal tanam yang berbeda. Hal
pada waktu yang sama, maka kebutuhan air untuk irigasi akan
petak sub tersier atau bagian dari satu golongan dan untuk
proses industrialisasi.
Terapan-LIPI, 1990) :
liter/jiwa/
Minum 2.5 – 5.0
hari
liter/jiwa/
Masak 7.5 - 10.0
hari
liter/jiwa
Jumlah 20.0 - 30.0
/hari
(Purwanto, 1995).
1.3 Kebutuhan Air Untuk PLTA
Langkah-Langkah Perhitungan :
1991):
P = 9,8 . ηT . ηG . Q . H
dimana :
ηT = Efisiensi Turbin
ηG = Efisiensi Generator
2. Energi Listrik
E =Pxt
Dimana,
CONTOH PERHITUNGAN :
DAS Cidanau :
Diketahui :
diperoleh dari kebutuhan rata-rata dari pola tanam yang diterapkan sekitar
atau sama dengan Rp 0.4/liter, harga air untuk keperluan industri seharga
Rp 2500/m3 untuk industri yang memakai air diatas 30 m3/hari, harga air
Penyelesaian :
Berdasarkan Dari data diatas dapat dibuat suatu persamaan atau fungsi
Dimana :
X1 = Jumlah penduduk
X2 = Jumlah industri
Persamaan atau fungsi pembatas dalam program linier ini adalah masalah
sebagai berikut :
Kendala : ∑ Ci . Xi ≤ Qj
Dimana :
liter/detik/hari)
Dimana :
A1-12 = Kebutuhan Air Penduduk (lt/ha)
adalah :
X1 = 47519
X2 = 46
X3 =4689,29
Z = 19591,53
sebesar 1219 liter/detik dengan luas lahan 4689.29 ha dan kebutuhan rata-
dilakukan ternyata luas lahan (sawah) yang dapat diairi hanya 4689.29 dari
5193.35 ha sawah irigasi, sehingga sisa lahan yang tidak dapat diairi hanya
m3. Waduk Batu Tegi menyediakan 2.250 lt/dt air baku untuk air minum
setinggi 253 mdpl. Kebutuhan akan hasil pertanian, energi listrik, dan air
sumber air baku. Salah satu upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan
Keterangan :
ETo = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang
dan malam
W = Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari
(tabel penman)
ea = Tekanan uap jenuh (mbar), (Table Saturation
Vapour Pressure (ea) in mbar as Function of
Mean Air Temperature (T) in °C)
T = Tempratur berdasarkan data dari
stasiun pengamatan
ed = Tekanan uap nyata (mbar)
ed = RH . ea
RH = Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari
stasiun pengamatan
F(U) = Fungsi relative angin, dimana : F(U) = 0,27 x (1
+ U2/100)
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m selama 24
jam dalam km/hari
1-W = Faktor berat sebagai pengaruh angin dan
kelembaban
Rn = Radiasi penyinaran matahari (mm/hari), dimana :
Rn = Rns – Rnl
Rns = Harga netto radiasi gelombang pendek,
Rns = (1-α) x Rs
Rs = Radiasi gelombang pendek,
Rs = (0,25+0,5 (n/N)) x Ra
Ra = Radiasi extra terresial (berdasarkan lokasi
stasiun pengamatan)
n/N = Lama penyinaran matahari
α = Koefisien pemantulan / koefisien albedo = 0,25
Rn1 = Harga netto radiasi gelombang panjang
(mm/hari)
Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N)
F(T) = Table Effect of Temperature f(T)
0,5
ed
f(n/N) = Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam
1 hari
1
Untuk Palawija : Ref = 0,50 x ( ℜ80 )
15
2. Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dipengaruhi oleh perkolasi dan evapotranspirasi. Analisis kebutuhan air selama pengolahan lahan
dapat menggunakan metode Van de Goor dan Ziljstra (1968), Metode ini didasarkan pada laju air konstan dalam liter/detik selama penyiapan
ek
IR=M .
e k −1
berikut adalah rekap tabel perhitungan:
3. Pola Tanam
Berikut adalah perhitungan alternatif pola tanam 5 dengan masa awal tanam Bulan Januari I.
C.
Analisis Kebutuhan Air untuk Air Baku
Dari hasil perhitungan kebutuhan air baku untuk domestik dan non-
1. Lengkung Durasi
air Q90, Q80, Q75, dan Q50. Berikut adalah lengkung durasi dari debit
air waduk:
grafik flow duration curve diperoleh dari data hasil perhitungan debit
andalan (Q80%).
Dari hasil kurva di atas, didapatkan:
Tinggi jatuh adalah selisih antara elevasi dari permukaan air di upstream dan
Jenis turbin ditentukan oleh tinggi jatuh efektif bendungan dan debit air di
Waduk Batu Tegi, Turbin yang dipilih Berdasarkan tinggi jatuh efektif 117,9
m dan debit air sebesar 37,32 m3/detik adalah Turbin Francis(efisiensi 85%).
4. Daya Listrik
P = 9,8 . ηT . ηG . Q . H
P90 = 0,85 x 1 x 9,8 x 117,9 x 37,32 = 36.652,2 kW.
5. Energi Listrik
E =Pxt
= 321.073.272 kWh.
Jadi, energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Batu Tegi adalah
dan fungsi- fungsi kendala pada program linear yang telah disesuaikan
Fungsi Tujuan =
Z = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 ; atau
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 ≤ 0
Fungsi Kendala
pola masa tanam padi maupun palawija. Berdasarkan data tersebut dapat
Dimana :
menunjukan Nilai DR
Luas 1 = X1 + X4 ≤ 46108
Luas 2 = X2 + X5 ≤ 46108
Luas 3 = X3 + X6 ≤ 46108
intensitas tanam, dan harga hasil panen alternatif 1 – 5 yang ditunjukkan pada Tabel
berikut :
Total Kebutuhan Air Irigasi Pola Tanam 5
Total kebutuhan air untuk irigasi dalam satu tahun masing-masing alternatif
Perhitungan water balance berkaitan dengan kebutuhan air yang dikonsumsi dan
ketersediaan air di waduk. Jadi, jumlah air yang masuk ke suatu sistem badan air
dikurangi dengan jumlah air yang keluar atau hilang dari sistem badan air
tersebut, dan tampungan waduk yang tersimpan tidak boleh habis. Berikut adalah
perhitungan water balance Waduk Batu Tegi yang terdapat pada Tabel berikut :
G. Hasil Optimasi
Analisis yang dilakukan terhadap optimasi pola tanam, perhitungan kebutuhan air
baku, dan potensi PLTA menghasilkan nilai baru yang berpengaruh terhadap hasil
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa keuntungan hasil panen dari optimasi
nilai keuntungan sebesar 100% lebih besar jika dibandingkan dengan nilai
keuntungan eksisting Sedangkan hasil keuntungan dari air baku dan daya listrik
yang dihasilkan PLTA yang telah dihitung berdasarkan data harga dan satuan dari