LANDASAN TEORI
suatu produksi dapat menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
solusi yang terbaik. Hal tersebut dikarenakan berbagai kendala yang dihadapi
berada diluar jangkauan perusahaan. Optimasi dapat ditempuh dengan dua cara
yang paling minimal. Persoalan optimasi dibagi menjadi dua jenis yaitu tanpa
input atau faktor-faktor produksi seperti modal, bahan baku, tenaga kerja dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
yang menjadi kendala pada fungsi tujuan karena kendala menentukan nilai
Fungsi tujuan dan kendala merupakan suatu fungsi garis lurus atau
linier. Salah satu metode untuk memecahkan masalah optimasi produksi yang
Apapun jenis model, akan memiliki sedikit nilai praktis jika tidak
didukung oleh data yang handal. Walaupun sebuah model didefenisikan dengan
baik, mutu pemecahannya akan bergantung pada seberapa baik kita dapat
walaupun optimal dalam arti matematis, pada kenyataannya dapat bermutu rendah
dari sudut pandang sistem nyata. Dalam beberapa permasalahan, data tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
dibagi menjadi 2 jenis model, yaitu model probabilistic atau stokastik dan model
deterministic.
artinya memiliki kriteria yang sistematis melalui sistem prosedur tertentu yang
jelas dan teratur. Suatu kriteria yang baik haruslah mempunyai suatu ukuran
atau nilai yang jelas, dapat dipergunakan untuk menilai berbagai alternatif
pilihan, dan dapat dengan mudah dihitung dan dijabarkan. Selanjutnya untuk
hal ini dikenal juga sebagai teknik optimasi. Linear Programming merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
1940-an, Linear Programming telah terbukti merupakan salah satu alat riset
dan bahkan ilmu sosial dan perilaku. Disamping itu, tersedianya program
penggunaan teknik ini. Kegunaan Linear Programming adalah lebih luas daripada
tujuan yang ditentukan (optimal) dengan cara yang paling baik diantara semua
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
bahkan mungkin tidak dapat dikerjakan secara manual. Metode ini tidak
dapat digunakan secara bebas dalam setiap kondisi, tetapi dibatasi oleh
asumsi-asumsi.
2. Metode ini hanya dapat digunakan untuk satu tujuan misalnya hanya
bantuan artificial lift sampai tekanan alir dasar sumur melemah/menurun atau
completion sudah mempunyai harga tekanan alir dasar sumur yang lebih rendah
digunakan sistem pengangkatan buatan yang sesuai dengan kondisi dan sifat-
buatan yang dipakai oleh CNOOC SES Ltd. ESP cocok digunakan pada kondisi
laju alir produksi > 2000 B/D, harga WC tinggi, GLR rendah, kedalaman <
8000 ft, temperatur < 250 oF (kondisi standar) dan < 350 oF (spesial kabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
dan motor) dan mekanisme pendorong water drive. Pada sub-bab ini akan
(IPR).
dihasilkan formasi produktif pada drawdown yang merupakan beda tekanan dasar
sumur saat kondisi statis (Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf). Secara matematis dapat
q
PI ..................................................................... (2-1)
Ps Pwf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dimana:
dimana:
merupakan hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap laju produksi dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
metode kurva IPR yaitu kurva IPR satu fasa (Darcy), kurva IPR dua fasa (Vogel)
Aliran fluida dalam media berpori telah dikemukakan oleh Darcy (1856)
dalam persamaan:
q k dP
v ...................................................................................(2-3)
A dL
dimana:
k = permeabilitas, darcy
= viskositas fluida, cp
P
= gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm.
L
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
dimana:
μo = Viscositas, cp.
umum berikut:
2
qt Pwf P
1 0.2 0.8 wf ..........................................................(2-5)
qt max Pr Pr
dimana:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. Gas, minyak dan air berada dalam satu lapisan dan mengalir bersama-sama,
3. Persentase/kadar air dalam laju produksi total Water Cut (WC) diketahui.
2
qo Pwf P
A0 A1 A2 wf ............................................ (2-6)
qt max Pr Pr
dimana:
dimana:
Pada umumnya fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur terdiri
dari tiga fasa, yaitu gas, minyak dan air, maka dalam pengembangan kelakuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
aliran tiga fasa dari formasi ke lubang sumur dapat menggunakan analisis regresi
parameter water cut, yaitu perbandingan laju produksi air dengan laju produksi
cairan total. Harga water cut berubah sesuai dengan perubahan tekanan alir dasar
sumur, yaitu makin rendah tekanan alir dasar sumur, makin tinggi harga water
cut.
Sedangkan hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap water cut
dapat dinyatakan sebagai Pwf/Pr terhadap WC/(WC @ Pwf = Pr), dimana (WC @
Pwf = Pr) telah ditentukan dengan analisis regresi dan menghasilkan persamaan
berikut:
WC
WC @ Pwf Pr
P1 Exp P2 Pwf / Pr .....................................................(2-8)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Dimana harga P1 dan P2 tergantung dari harga water cut dan dapat
Dimana water cut dinyatakan dalam persen (%) dan merupakan data uji
produksi.
friction loss serta gradien tekanan fluida, sub-bab ini akan membahas pengaruh
Sifat fisik fluida (gas, minyak dan air) perlu diketahui karena merupakan
variabel utama aliran fluida dalam media berpori maupun dalam pipa. Sifat fisik
fluida yang akan dibahas adalah sifat fisik fluida yang mempengaruhi
terhadap contoh fluida, baik yang diperoleh dari permukaan maupun dari dasar
perhitungan sifat fisik fluida yang diperoleh dari data laboratorium dan diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
dalam minyak, seiring terjadinya penurunan tekanan, fasa gas yang mula-mula
terlarut dalam minyak akan terbebaskan dari larutan minyak. Jumlah gas yang
terlarut akan tetap konstan sampai mencapai tekanan saturasi (Bubble Point
Pressure-Pb).
fluida pada suatu tekanan dan temperatur tertentu. Perubahan volume fluida
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Tekanan5)
c. Viskositas ( μ )
Harga viskositas ini dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, pada temperatur
yang tinggi harga viskositas fluida akan mengecil dan sebaliknya pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
tersebut dengan fluida yang lain pada kondisi standart (14.7 psi, 60o F). Untuk
Spesific Gravity fluida (SGf) dapat dihitung apabila harga spesific gravity
air (SGw) dan spesific gravity minyak (SGo) serta watercut (WC) diketahui, yaitu
dimana:
yang mengalir pada sudut kemiringan pipa tertentu dinyatakan dengan tiga
Fluida yang mengalir di dalam pipa maka akan mengalami tegangan geser
(shear stress) pada dinding pipa, sehingga terjadi kehilangan sebagian tenaganya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
yang sering disebut dengan friction loss. Darcy dan Weisbah’s menghitung
Lv 2
h=f .......................................................................................... (2-12)
d 2g
dimana:
h = Friction loss, ft
f = Friction factor
L = Panjang pipa, ft
g = Percepatan gravitasi
Q1,85
1,85
100
hf 2,0830 4,8655 ............................................................(2-13)
C ID
dimana:
baru)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
terdiri dari dua bagian, yaitu impeller (bagian yang berputar) dan diffuser
(bagian yang diam) serta memiliki poros yang dihubungkan langsung dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Secara umum peralatan Electric Submersible Pump (ESP) terdiri dari dua
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
electric cable, check valve, dan bleeder valve. Dalam kondisi kerja, unit
a. Centralizer
Centralizer atau sering digunakan Entry Guide (Gambar 2.8) berfungsi untuk
pendinginan dapat tercapai dengan baik. Juga dalam beberapa kasus dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
centralizer harus teliti untuk memastikan centralizer tidak akan berputar dan
Tranducers untuk tekanan dan suhu bottom hole dipasang pada salah satu
komponen unit di dasar sumur dan dihubungkan dengan main power cable
dan casing kemudian mengukur lagi tanpa tranducernya ESP maka perbedaan
dan suhu alir sebenarnya pada saat testing dari dasar sumur. Secara umum
1. PSI Down Hole Unit, Dipasang dibawah Motor Type Upper atau
Center Tandem, karena alat ini dihubungkan pada Wye dari Electric
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
c. Electric Motor
Jenis motor pompa benam listrik adalah motor listrik induksi dua kutub tiga
fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan
dan motor tersebut digerakkan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel
tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Untuk lebih jelas dapat dihat pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
1. Sebagai pelumas
panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua celah-celah yang ada
dalam motor, yaitu antara rotor dan stator. Motor berfungsi sebagai tenaga
yaitu:
badan motor)
pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang berada
ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling berhubungan akan
dipasang diantara unit-unit motor dan pompa yang mempunyai fungsi utama
yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
tekanan sumur.
dari jenis marine type) untuk meredam gaya axial yang ditimbulkan
oleh pompa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Ada beberapa jenis intake yang sering dipakai, yaitu standart intake,
1. Standart Intake
Dipakai untuk sumur dengan GLR rendah. Jumlah gas yang masuk pada
intake harus kurang dari 10% sampai dengan 15% dari total volume fluida.
Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa, dan dibagian luar
f. Pump (Pompa)
sebuah rotating impeller dan stationary difuser (Gambar 2.13 dan 2.14).
Sebuah ESP terdiri dari beberapa stage dan jumlah stage menentukan jumlah
dari ketinggian fluida yang dihasilkan dan tenaga yang diperlukan untuk
mulai berputar gerakan putaran ini mendorong suatu gerakan putar dari liquid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
sentrifugal.
pressure energy.
tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar dibandingkan pada saat
masuknya.
berbanding linier dengan jumlah stages, artinya semakin banyak stages yang
mengangkat fluida.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Diffuser Impeller
Untuk mengetahui spesifikasi diameter dan seri dari jenis pompa yang
Tabel 2.2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2600 = laju alir dengan efisiensi terbaik pada @60 Hz : 3500 RPM
g. Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas pompa.
Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika check valve tidak
dipasang maka akan ada kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida)
yang melalui pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik
keatas, sebab aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller
berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak. Jadi
umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida
sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun kebawah.
h. Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang satu joint diatas check valve, mempunyai fungsi
mencegah minyak keluar pada saat pompa dicabut. Bleeder valve dapat
keduanya yaitu sliding sleeve door dapat dibuka dan ditutup menggunakan
wireline sementara bleeder valve hanya dapat dibuka dan tidak bisa ditutup.
i. Electric Cable
Jenis kabel listrik untuk unit-unit instalasi ESP harus tahan terhadap
rendaman minyak, gas, maupun air asin di dalam sumur dan tetap
operasional dalam kondisi sumur yang sangat berat, antara lain tekanan alir, suhu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
dalam casing.
Kabel ESP terdiri dari tiga konduktor listrik disusun berupa konfigurasi
round cable dan flat cable yang umumnya terbuat dari bahan copper dan juga
dilapisi berbagai metal tapes terbuat dari baja galvanis, bronze, stainless
steel dan bahan non metalik polyethylene. Dapat dilihat pada Gambar 2.15
Elecric Cable.
didesain untuk meningkatkan runtime ESP pada sumur berpasir dimana ADV
akan aktif secara otomatis pada saat start-up ESP. Fungsi dari ADV yaitu
untuk mencegah jatuhnya padatan kedalam pompa pada saat ESP mati, mencegah
putaran balik, dan mencegah terjadinya plugging. Jadi alat ini dapat bekerja
secara otomatis, tidakseperti penggunaan SSD dan RCV. ADV dapat dilhat pada
Gambar 2.16.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Unit peralatan atas permukaan ESP terdiri dari beberapa komponen utama,
yaitu: wellhead, junction box, switchboard, transformer dan VSD. Peralatan atas
a. Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk cable pack-off atau penetrator. Cable pack-off ini
biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan
lubang untuk hidraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk
menekan subsurface ball valve agar terbuka. Wellhead juga harus dilengkapi
dengan “seal” agar tidak bocor pada lubang untuk kabel dan tulang. Wellhead di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
desain untuk tahan terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi. Dapat dilhat pada
b. Junction Box
Junction box (Gambar 2.18) ditempatkan di antara kepala sumur dan untuk
alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan ke permukaan
itu kegunaan dari junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang
naik keatas tadi. Juction box biasanya 15 ft (minimum) dari kepala sumur dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
c. Switchboard
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
mematikan motor.
3. Fuse, merupakan pengaman jika terjadi hubungan singkat pada arus listrik
d. Transformer
Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaikan atau
menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh coil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
dari lilitan kawat tembaga. Baik core maupun coil direndam dengan minyak
trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan
agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak
dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
yang dibutuhkan oleh motor. Transformer dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Sistem ESP dioperasikan dengan frekuensi tetap 50 atau 60 Hz. Secara umum
kapasitas frekuensi yang dapat diubah. VSD digunakan untuk mengubah frekuensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
dalam penentuan laju alir produksi yang disesuaikan dengan kemampuan sumur
Misal dengan Speed Mode pada 52 Hz, berarti motor akan tetap pada putaran
52 Hz.
(40 Amp).
Frekuensi yang lebih tinggi menyebabkan kecepatan pompa menjadi lebih besar
yang akan memberikan rate produksi dan head lebih besar, maka horse power yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Submersible Pump (ESP) yang akan dijelaskan dalam sub bab berikut ini.
panjang casing dan liner, kedalaman dan interval perforasi, diameter dan
panjang tubing beserta coupling, data reservoir (laju produksi, tekanan statik dan alir
sumur, temperatur dasar sumur, GOR, WC, SG minyak air dan gas, dan
viskositas minyak) dan data PVT (tekanan gelembung dan gas terlarut).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
..................................... (2-14)
Keterangan:
............................................... (2-15)
Keterangan:
persamaan:
............. (2-16)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
diketahui parameter yang menentukannya, yaitu Static Fluid Level (SFL) dan
sonolog atau dengan operasi wireline, bila sumur tersebut tidak menggunakan
packer. Jika sumur menggunakan packer, maka penentuan SFL dan WFL
Apabila sumur dalam keadaan mati (tidak diproduksikan), sehingga tidak ada
aliran, maka tekanan didepan perforasi sama dengan tekanan statik sumur (Ps).
= − + , ........................................ (2-17)
tekanan alir dasar sumur adalah Pwf (psi), maka ketinggian (kedalaman bila
= − + , .................................... (2-18)
Keterangan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
minimum) dalam waktu yang singkat akan terjadi pump-off, oleh karena
ketinggian fluida level diatas pompa relatif sangat kecil atau pendek sehingga gas
yang akan dipompakan. Pada kondisi ini pump intake pressure (PIP) akan menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
kecil. Jika PIP mencapai harga dibawah bubble point pressure (ρb), maka akan
dari larutan). Pump Setting Depth (PSD) minimum dapat ditulis dengan
persamaan:
= + − , .................................. (2-19)
yaitu pengangkatan beban kolom fluida yang terlalu berat. Kedalaman Pump
= − − , ........................................ (2-20)
listrik seperti dalam Gambar 2.22D. (pompa dalam keadaan optimum). Selanjutnya
untuk menentukan kedalaman pompa yang optimum tadi (agar tidak terjadi
pump-off dan overload serta sesuai dengan kondisi rate yang dikehendaki),
G
Kedalaman pompa optimum = + .............................. (2-21)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
G
Kedalaman pompa optimum = + ......................... (2-22)
Intake adalah tempat masuknya fluida untuk diisap oleh pompa, pada
kondisi sumur yang memiliki Gas Liquid Ratio (GLR) yang relatif tinggi juga
dipasang gas separator agar gas yang terkandung dapat terlepaskan ke annulus
lubang sehingga hanya fluida saja yang akan diisap oleh pompa. Berdasarkan
setting depth pump, besarnya Pump Intake Pressure (PIP) dapat dihitung dengan
persamaan:
Keterangan:
Net Vertical Lift merupakan jarak vertikal yang dilalui dimana fluida akan
terangkat ke permukaan yaitu antara fluid level dengan surface. Dapat dihitung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Keterangan:
= ............................................................... (2-24)
Keterangan:
Total dynamic Head (TDH) adalah total pressure dimana pompa bekerja yang
dinyatakan sebagai head (kolom atau ketinggian kolom cairan). TDH juga dapat
sebagai kerja yang dilakukan oleh pompa pada cairan untuk menaikkannya dari satu
level energi ke level lainnya yang dinyatakan dalam satuan feet (ft). TDH dihitung
= + + ..................................................... (2-25)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Keterangan:
Berdasarkan data laju alir desain ESP, dapat ditentukan jenis pompa yang
akan digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tersedia, pompa yang digunakan
adalah merk REDA, maka jenis-jenis pompa yang sesuai dapat dilihat dari pump
Horse Power Motor dan efisiensi pompa. Pemilihan seri pompa ini berdasarkan
efisiensi maksimum pada laju produksi yang sudah didesain. Semua data yang
Keterangan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
motor. Penentuan jenis motor harus disesuaikan dengan jenis seri pompa yang
dipilih dan besarnya Horse Power yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi
yang tersedia. Fluida yang mengalir melewati motor harus memiliki kecepatan > 1
( , )
= –
............................................ (2-29)
Keterangan:
tergantung dari OD Motor. Spesifikasi motor yang tersedia dapat dilihat pada
lampiran.
antara ID casing dengan OD maksimum unit pompa harus lebih besar dari 0,126
inch.
Selain clearance, hal yang perlu dipilih tipe/jenis kabel dan panjang kabel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Reda telah membuat grafik-grafik penurunan voltage pada kabel untuk beberapa
harga amper motor yang berbeda. Penentuan panjang kabel (L) dapat dihitung
Keterangan:
(Vmotor) yang dibutuhkan untuk jenis motor yang bersangkutan, maka dapat
dipilih jenis kabel pada lampiran. Pemilihan jenis kabel sebaiknya memilih jenis
kabel yang memiliki kehilangan tegangan dibawah atau sekitar 30 volt tiap
1,000 ft.
Hasil pembacaan voltage loss (Voltage Drop/1000, ft) yang didapat dari
∆ = ............................ (2-32)
Keterangan:
dahulu berapa besarnya voltage total (Vtotal) yang akan bekerja pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
switchboard tersebut. Besarnya Voltage total atau tegangan yang bekerja pada
= + ∆ ............................................. (2-33)
http://digilib.mercubuana.ac.id/