PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan organisasi dalam menjalankan tugas atau usahanya
sangat tergantung pada keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen
dalam organisasi tersebut. Keputusan dari seorang manajer mengandung
resiko yang bisa merugikan perusahaan atau organisasi. Oleh sebab itu,
sebuah keputusan yang diambil oleh manajer harus didasarkan dan didukung
oleh perhitungan-perhitungan yang matang, agar resiko-resiko bawaan
(inherent risk) dapat diminimalisir, atau bahkan dihindari.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, maka
proses perhitungan atas sebuah keputusan dapat dengan mudah dilakukan.
Banyak aplikasi-aplikasi komputer yang dapat dipergunakan oleh manajemen
untuk melakukan perhitungan-perhitungan mendetail yang dapat dijadikan
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Tetapi di dalam
menggunakan aplikasi-aplikasi komputer tersebut diperlukan juga
keterampilan dalam melakukan teknik analisa kuantitatif, yang dapat
menggabungkan antara teknologi, ilmu pengetahuan, matematika dan logika
yang pada akhirnya akan menjadi sebuah kerangka pemecahan sebuah
masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear.
Progam linier secara umum adalah merupakan salah satu teknik
menyelesaikan riset operasi, dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan
masalah-masalah optimasi (memaksimalkan atau memininumkan) tetapi
hanya terbatas pada masalah-masalah yang dapat diubah menjadi fungsi
linear. Secara khusus, persoalan program linear merupakan suatu persoalan
untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel sehingga nilai
fungsi tujuan atau objektif yang linear menjadi optimum (memaksimalkan
atau meminimumkan) dengan memperhatikan adanya kendala yang ada,
yaitu kendala yang harus dinyatakan dalam bentuk ketidaksamaan yang
linear.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
matematika
atau
simbolis
biasa
dipakai
di
dalam
Sofjan
Assauri
(1999,
p9)
linear
programming
menggunakan
kombinasi
model
kombinasi
produk yang terbaik dalam menyusun alokasi sumber daya yang terbatas
guna mencapai tujuan yang digunakan secara optimal.
4. Menurut
Zulian
Yamit
(1996,
p14)
linear
programming
ini
adalah
berusaha
mendapatkan
maksimisasi
atau
minimisasi.
5. Menurut Eddy (2008) Setiap perusahaan atau organisasi memiliki
keterbatasan atas sumber dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah
bahan baku, mesin dan peralatan, ruang tenaga kerja, jam kerja, maupun
modal. Dengan keterbatasan ini, perusahaan perlu merencanakan
3
strategi yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu
berupa keuntungan maksimal atau biaya minimal. Berbagai cara lain telah
ditemukan untuk tujuan itu, salah satu diantaranya pemrograman linear.
6. Menurut Siringoringo (2005), Pemrograman Linear merupakan metode
matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya. Pemrograman Linear banyak diterapkan dalam
masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Pemrograman
Linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata
sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan
linear dengan beberapa kendala linear.
Dapat disimpukan bahwa linear programming adalah perencanaan
aktivitas-aktivitas untuk memperoleh hasil yang optimum, yaitu hasil yang
mencapai tujuan terbaik di antara seluruh alternatif yang feasible.
2.2 Tujuan
Tujuan Linear Programing adalah mencari pemecahan persoalan persoalan
yang
timbul
2.
3.
Adanya kendala sumber daya yang dibuat dalam satu set fungsi linier.
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1 Formulasi Permasalahan
Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memformulasikan permasalahan yang ada ke dalam
Total waktu
produk
tersedia per
bulan
Mesin Pencampur
Mesin Pencetak
Profit per unit
Batako Semen
1
2
250
Batako Kapur
1,5
1
150
320
480
P = (Rp. 250 x Jml Batako semen yg diproduksi) + (Rp. 150 x Jml Batako
kapur yg diproduksi)
2. Fungsi kendala
Berkaitan dengan sumber daya yang digunakan, perusahaan
tidak bisa memperkirakan secara tepat kebutuhan sumber daya yang
digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Biasanya perusahaan
menyediakan sumber daya tertentu yang merupakan kebutuhan minimum
atau maksimum. Kondisi seperti ini secara matematis diungkapkan
dengan pertidaksamaan.
Kendala yang pertama adalah jam kerja yang tersedia di mesin
pencampur. Total waktu yang diperlukan untuk pembuatan X1 (batako
semen) dimana untuk membuat satu unit batako semen diperlukan waktu
1 jam kerja dan untuk pembuatan X2 (batako kapur) dimana untuk
membuat satu unit batako kapur diperlukan waktu 1,5 jam kerja adalah
10
0 + X2 = 480
X2 = 480
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (240, 0) dan memotong sumbu
X2 pada titik (0, 480).
Titik pot
titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau
eliminasi.
X1 + 1,5 X2 = 320
2 X1 + 3 X2 = 640
2 X1 + X2
2 X1 +
= 480
X2 = 480
2 X2 = 160
X2 = 160/2
X2 = 80
11
X1 + 1,5 X2 = 320
X1 + (1,5X80) = 320
X1 + 120 =320
X1= 320 120
X1 = 200
Sehingga kedua kendala akan berpotongan pada titik (200,80).
Tanda pada kedua kendala ditunjukkan pada area sebelah kiri dari
garis kendala. Sebagaimana nampak pada Peraga 1. 1, feasible region
(area layak) meliputi daerah sebelah kiri dari titik A (0,213), B (200,80),
dan C (240,0).
Untuk menentukan solusi yang optimal, ada dua cara yang bisa
digunakan yaitu
1. dengan menggunakan garis profit (iso profit line)
2. dengan titik sudut (corner point)
Penyelesaian dengan menggunakan garis profit adalah
penyelesaian dengan menggambarkan fungsi tujuan. Kemudian fungsi
tujuan tersebut digeser ke kanan sampai menyinggung titik terjauh dari
dari titik nol, tetapi masih berada pada area layak (feasible region). Untuk
menggambarkan garis profit, kita mengganti nilai Z dengan sembarang
nilai yang mudah dibagi oleh koefisien pada fungsi profit. Pada kasus ini
angka yang mudah dibagi angka 250 (koefisien X1) dan 150 (koefisien
X2) adalah 750. Sehingga fungsi tujuan menjadi 750 = 250 X1 + 150 X2.
Garis ini akan memotong sumbu X1 pada titik (3, 0) dan memotong
sumbu X2 pada titik (0, 5).
Dari Peraga 1. 2 dapat dilihat bahwa iso profit line menyinggung
titik B yang merupakan titik terjauh dari titik nol. Titik B ini merupakan titik
optimal. Untuk mengetahui berapa nilai X1 dan X2, serta nilai Z pada titik
B tersebut, kita mencari titik potong antara kendala I dan kendala II
(karena titik B merupakan perpotongan antara kendala I dan kendala II).
Dengan menggunakan eliminiasi atau subustitusi diperoleh nilai X1 = 200
X2 = 80. dan Z = 62.000. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa keputusan perusahaan yang akan memberikan profit
maksimal adalah memproduksi X1 sebanyak 200 unit, X2 sebanyak 80
unit dan perusahaan akan memperoleh profit sebesar Rp. 62.000.
12
13
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
14
dari:
https://www.academia.edu/5008890/APLIKASI_LINEAR
http://xerma.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-peramalanforecasting_7938.html
https://boomershusni.wordpress.com/2013/12/03/program-linier/
http://qmobi-ost.blogspot.co.id/2011/06/linear-programming.html
http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/bab1-C.pdf
http://arpuz.blogspot.co.id/2013/02/bab-1_3987.html
15