Anda di halaman 1dari 17

KESEHATAN

LINGKUNGAN
A.Latar Belakang
• Masalah kesehatan sudah sering dialami manusia sejak zaman purbakala. Namun
pada masa itu kejadian – kejadian seperti itu selalu dihubungkan dengan sesuatu yang
tidak kelihatan, yang dianggap mistik, misalnya: wabah penyakit cacar dianggap
sebagai kutukan dari dewa dikarenakan kemarahan dewa.
• Seiring berjalannya waktu dan pengetahuan, orang-orang Yunani kuno, Mesir Kuno,
dan Cina Kuno mengetahui bahwa, penyakit-penyakit diakibatkan oleh sesuatu yang
berasal dari lingkungan serta dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
• Memasuki era ilmu pengetahuan pada abad ke 18, semakin banyak penemuan–
penemuan di bidang kesehatan yang membuktikan bahwa, penyakit disebabkan oleh
berbagai hal yang berasal dari luar (eksternal) manusia maupun dari dalam (internal)
manusia.
• Hal ini secara terus menerus dipelajari, sehingga melahirkan ilmu, dan ilmu tersebut
diantaranya Ilmu Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health.
B.Pengertian, Tujuan dan, Ruang Lingkup Kesling
1. Pengertian
• Ekologi, berasal dari bahasa Yunani: “oikos”, yang berarti rumah atau tempat untuk
hidup. Pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haekel (1886) seorang ahli biologi
Jerman.
• Ekologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan total antara organisme
dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.
• Ekosistem menurut Tansley (1935) adalah unsur–unsur tempat terjadinya hubungan
menyeluruh antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik dan
anorganik pada suatu tempat. Contoh: ekosistem sungai, ekosistem perkotaan.
• Lingkungan secara umum adalah: segala sesuatu yang ada di sekitar organisme
(manusia), yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, serta mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan organisme (manusia).
• Lingkungan dibedakan menjadi: lingkungan fisik (benda mati), lingkungan biologis
(mahluk hidup) dan lingkungan sosial (sesama manusia lainnya).
• Kesehatan Lingkungan menurut WHO (1991) adalah upaya menilai dan mengelola
risiko kesehatan yang berkaitan dengan kurang terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia (air minum yang aman, kecukupan sanitasi dan perumahan) serta dalam
mengurangi risiko kesehatan akibat pencemaran dan bahaya–bahaya lingkungan.
• Ilmu Kesehatan Lingkungan menurut WHO (1991) adalah ilmu dan keterampilan
yang memusatkan perhatiannya pada usaha–usaha pengendalian semua faktor yang
ada pada lingkungan yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal–hal
yang merugikan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.
2. Tujuan
Tujuan kesehatan lingkungan adalah:
a.Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya atau ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
b.Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber–sumber lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
c.Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu diantara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam dan
wabah penyakit menular.
3. Ruang lingkup
• Pembahasan ilmu kesehatan lingkungan, yaitu mencakup:
a.Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
b.Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara
luas oleh masyarakat.
c.Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan mahluk hidup lain serta menjadi
penyebab perubahan ekosistem.
d.Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,
industri, rumah sakit dan lain-lain.
e.Kontrol terhadap arthropoda dan rodensia yang menjadi vector penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
f.Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
g.Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja.
h.Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan
lingkungan.
C.Perumahan Sehat
Beberapa hal yang merupakan persyaratan teknis kesehatan dari perumahan:
1. Keadaan umum rumah
Sebuah rumah dikatakan sehat bila, sekurang - kurangnya memiliki:
a. Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penghuni ( ≥ 10m2 per jiwa).
b. Sebuah rumah sekurang-kurangnya terdiri dari bagian-bagian, yaitu: ruang duduk,
kamar tidur, dapur, kamar mandi, jamban, tempat cuci pakaian.
c. Ruangan–ruangan harus berjendela dan terbuka siang hari, sehingga sinar matahari
dapat masuk ruangan. Ada lubang angin. Ukuran jendela ≥ 5% dari luas lantai.
d. Dinding dan lantai harus kering, tidak lembab, kedap air. Sebab bila lembab, maka
mikroorganisme mudah berkembang biak.
e. Pekarangan rumah harus bersih dan ditanami tumbuhan yang bermanfaat.
f. Bila memiliki ternak, maka kandang ternak harus terpisah minimal 10 m dari
rumah.
g. Memiliki sarana kesehatan lingkungan: MCK, pembuangan limbah/ kotoran/
sampah, dll.
2.Pembuangan kotoran
Tinja dan air kemih adalah kotoran manusia, yang dapat mencemari lingkungan dan
menjadi sumber penularan penyakit, sehingga rumah sehat harus memiliki sarana
pembuangan kotoran, sebagai berikut:
a.Sarana pembuangan kotoran tidak mencemari air tanah, pada tanah datar jarak
minimal 10 meter dari sumber air, pembuangan akhir tidak boleh ke sungai atau badan air
lainnya.
b.Tidak mencemari tanah permukaan.
c.Bebas dari serangga.
d.Tidak menimbulkan bau.
e.Aman digunakan oleh pemakainya.
f. Mudah dibersihkan dan nyaman atau tidak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya.
g.Tidak menimbulkan pandangan yang tidak sopan.
3.Penyediaan air bersih
• Air bersih dalam rumah sehat sangat diperlukan. Berikut ini adalah persyaratan sarana
air bersih yang bukan berasal dari perpipaan (PAM):
a.Jarak sumber air (sumur gali/sumur pompa/PMA) dengan sumber pencemaran
minimal 10 meter.
b.Lantai disekitar sumur, minimal 1,5 meter x 1,5 meter kedap air dan tidak retak-
retak, serta dilengkapi dengan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
c.Dinding sumur gali/ pompa, sedalam 3 meter dari permukaan tanah kedap air.
d.Penampungan Air Hujan (PAH) dilengkapi dengan saringan.
e.Perlindungan Mata Air (PMA) harus dilindungi dari pencemaran apapun.
f.Bak penampungan harus tertutup.
4.Pembuangan sampah
• Syarat pembuangan sampah di rumah, yaitu: sampah ditempatkan pada tempat
sampah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat. Sampah tidak boleh bertebaran
sehingga mengotori lingkungan. Sampah tidak boleh ditumpuk di permukaan tanah,
sehingga dapat mencemari permukaan tanah dan air tanah.
5.Pembuangan air limbah
Syarat pembuangan air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, yaitu:
a.Tidak mencemari air tanah dan permukaan tanah.
b.Tidak menimbulkan sarang nyamuk dan atau sarang tikus/ kecoa.
c.Tidak menimbulkan kecelakaan.
d.Tidak menimbulkan bau dan ganguan pandangan.
6.Pengawasan binatang penular penyakit
Banyak penyakit yang ditularkan melalui binatang, rumah yang sehat harus:
a.Bebas jentik nyamuk: tempat–tempat penampungan air, selokan, vas bunga, tempat
minum burung, pagar bambu, lubang pada pohon, dll.
b.Bebas tikus: konstruksi rumah dan tata letak perabot bebas tikus, tidak terdapat
bekas tikus / tahi tikus.
c.Bebas lalat dan kecoa.
7.Keadaan lingkungan perumahan
• Rumah adalah tempat orang beristirahat setelah seharian melakukan aktivitas.
Sehingga rumah/ perumahan harus berada pada areal tertentu, jauh dari sumber –
sumber pencemaran: industri/ pabrik, terminal (bis, kereta api, pesawat), perkantoran,
pertokoan, dll.
D.Penyediaan Air Bersih
• Air adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup, karena tanpa air mahluk
hidup akan mati. Sekarang dunia telah mengalami perubahan iklim, yang diakibatkan
oleh pemanasan global.
• Pemanasan global dan penebangan hutan memiliki berbagai dampak, diantaranya
berkurangnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan manusia. Mengingat pentingnya
air bagi kehidupan, maka penyediaan air, khususnya air bersih menjadi sangat
penting. Penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di
masyarakat, mengingat banyak penyakit yang berhubungan dengan air.
• Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih
dan aman. Dikatakan air bersih dan aman, bila memenuhi kriteria:
a.Bebas dari kontaminasi mikroba atau bibit penyakit.
b.Bebas dari bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
c.Bebas bahan radioaktif.
d.Tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, tidak berwarna, dan suhu normal.
e.Jumlah yang cukup untuk dipergunakan secara lokal atau RT.
f.Memenuhi standar minimum yang ditentukan oleh WHO atau Depkes RI.
1.Manfaat air
Manfaat air bagi kehidupan manusia, yaitu:
a.Kebutuhan hidup sehari–hari, misalnya: minum, memasak, mandi, mencuci, dll.
b.Industri.
c.Pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
d.Transportasi.
e.Rekreasi.
f.Pemadaman kebakaran.
2.Sumber air
• Sumber-sumber air di bumi, dikelompokan berdasarkan letaknya, yaitu:
a.Air hujan atau disebut juga air angkasa. Air hujan saat turun ke bumi melarutkan
berbagai benda di udara. Benda-benda tersebut yaitu: gas (O2, CO2, N2, dll), jasad
renik/mikroorganisme, dan debu.
b.Air permukaan adalah: semua air yang berada di permukaan bumi. Air permukaan
berasal dari: selokan/ parit, sungai, rawa, danau, bendungan, dan laut.
c.Air tanah adalah: air yang berasal dari dalam tanah. Air tanah awalnya berasal dari
air hujan yang merembes ke dalam tanah. Saat air merembes akan melewati atau menembus
beberapa lapisan tanah. Karena lapisan tanah memiliki struktur penyusun yang berbeda –
beda, maka saat air merembes akan terjadi reaksi-reaksi kimia, sehingga terjadi perubahan
sifat air. Lapisan-lapisan tanah yang dilalui saat air merembes, adalah:
1) Lapisan tanah atas (topsoil)
Pada lapisan tanah ini bakteri masih banyak dan kegiatan bakteri ini melepaskan CO2
dalam jumlah yang banyak. Kemudian bereaksi dengan air hujan, sehingga konsentrasi
H2CO3 bertambah dan air jadi bersifat asam.
2) Lapisan tanah bawah (subsoil)
Tanah bawah ini dicirikan dengan struktur yang berpasir. Reaksi kimia yang terjadi
seperti pada topsoil, tetapi lebih sedikit.
3)Lapisan batu kapur (limestone)
• Saat air merembes melewati lapisan kapur, terjadi reaksi kimia besar–besaran, yaitu
sebagai berikut:
• CaCO3 + H2CO3 → Ca (HCO3)2
• MgCO3 + H2CO3 → Mg (HCO3)2
• Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan pada sumber air yang akan dipergunakan
untuk penyediaan air bersih/ air minum, yaitu:
a.Kualitas air baku harus sesuai dengan SK Menkes no. 416 tahun 1990.
b.Jumlah/ kuantitas air baku, yang disesuaikan dengan pemakaian air. Di pedesaaan
60 liter/ orang/ hari, sedang di perkotaan 100 -120 liter/ orang/ hari.
c.Kesinambungan air baku, ada terus menerus sepanjang tahun.
3.Siklus hidrologi
• Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan
yang dilalui air, mulai dari proses penguapan (evaporation), kondensasi uap air, hujan
(precipitation), penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah,
sampai berlangsungnya proses daur ulang.
• Siklus hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Secara umum, pergerakan air di
alam terdiri dari berbagai peristiwa, yaitu:
a.Penguapan air evaporation).
b.Pembentukan awan (kondensasi air).
c.Peristiwa jatuhnya air ke bumi: hujan (precipitation).
d.Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah.
Singkatnya, proses siklus air ini berupa:
• Air laut atau air yang ada di darat akan menguap, kemudian naik menuju ke langit dan
berkumpul di udara sehingga membentuk gumpalan air.
• Awan-awan yang terkumpul di langit tersebut kemudian mencair, sehingga akan
menimbulkan titik-titik hujan yang turun ke permukaan bumi.
• Dari titik hujan tersebut, sebagian ada yang langsung mengalir melalui sungai menuju
laut. Sebagian lagi akan terserap menuju ke dalam perut bumi, tetapi ada juga yang
menggumpal menjadi es.
• Cadangan air yang ada di permukaan bumi tersebut, nantinya akan menguap kembali
menjadi bentuk awan, dan melakukan proses perputaran yang sama secara terus-
menerus dan berulang-ulang.
• Siklus air yang ada di bumi ini memiliki beberapa tahapan yang mana setiap
tahapannya tidak boleh terlewat. Jika hal tersebut terjadi, maka air tidak dapat
terbentuk dan kembali lagi ke bumi. Berikut adalah proses sirkulasi air:
1. Penguapan (Evaporasi)
• Dalam proses penguapan ini, terjadilah perubahan air dari bentuk yang awalnya cair
menjadi bentuk gas. Ketika matahari memancarkan panasnya menuju bumi,
keberadaan air yang ada di sungai, danau, maupun lautan pasti akan menguap menjadi
bentuk gas. Molekul-molekul gas tersebut akan menguap, sehingga naik menuju
atmosfer melalui udara.
2. Kondensasi
• Kondensasi adalah suatu proses yang mengubah air dari bentuk gas menjadi bentuk
cair. Ketika uap air naik menuju atmosfer, uap air tersebut menjadi lebih dingin dan
mengalami perubahan bentuk kembali yakni menjadi tetesan air kecil. Hal tersebut
terjadi ketika uap air telah membentuk awan.
3. Air Hujan
• Ketika uap air telah membentuk awan, apabila terkena angin pasti awan tersebut akan
“terseret” mengikuti arus angin. Jika terdapat begitu banyak air yang mengembun,
sehingga udara tidak dapat mendukung beratnya, maka air yang ada di awan tersebut
akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Namun, tidak semua air di awan tersebut
akan jatuh dalam bentuk hujan, sebab bergantung pada suhu udara di wilayah yang
bersangkutan. Dapat berupa bentuk cair atau hujan, tetapi dapat juga berupa bentuk
padat misalnya salju, hujan salju, atau hujan es.
4. Infiltrasi
• Proses ini adalah ketika air dari awan jatuh kembali ke bumi, yang mana pasti
sebagian besar jatuh menuju ke tanah dan membasahinya hingga ke dalam tanah. Air-
air tersebut kemudian “berkumpul” di bawah tanah, terutama di lapisan batuan, pasir,
atau kerikil yang dapat dinamakan sebagai akuifer alias air tanah. Tanah tersebut
nantinya akan merembes hingga ke bagian bawah sungai, sehingga akan memberikan
aliran air bahkan setelah hujan berhenti.
• Air tanah ini sangat dimanfaatkan oleh akar tanaman, terutama dalam proses
fotosintesis.
5. Limpasan
• Limpasan adalah proses dimana air tidak meresap ke dalam tanah, melainkan
mengalir di tanah. Air limpasan ini nantinya akan mengumpul di sungai dan
kemudian mengalir menuju ke sungai yang lebih besar.
6. Transpirasi
• Proses ini adalah ketika air menguap dari tanaman, terutama melalui daun. Hal
tersebut juga dapat berpotensi untuk mengembalikan uap air kembali ke udara.
4.Penggolongan air
• Penggolongan sumber air berdasarkan kegunaannya, sebagai berikut:
a.Golongan A, yaitu: sumber air yang airnya dapat digunakan langsung sebagai baku
air minum tanpa pengolahan terlebih dulu.
b.Golongan B, yaitu: sumber air yang airnya dapat digunakan digunakan sebagai baku
air minum dan keperluan rumah tangga setelah diolah terlebih dulu.
c.Golongan C, yaitu: sumber air yang airnya dapat digunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
d.Golongan D, yaitu: sumber air yang airnya dapat digunakan utnuk keperluan
pertanian dan untuk usaha perkotaan,industri dan PLTA.
5.Peranan air dalam penyakit
• Air dapat menyebarkan penyakit secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan cara penularannya dikelompokan, sebagai berikut:
a.Water borne disease adalah: penyakit yang diakibatkan karena meminum air yang
mengandung mikroorganisme patogen. Penyakit–penyakit tersebut, misalnya: kolera, tifus
abdominalis, hepatitis infeksiosa, poliomillitis, disentri basiler.
b.Water washed disease adalah: penyakit yang ditularkan berkaitan dengan pemakaian
air yang tidak bersih pada kebersihan umum, pencucian alat dapur/ makan dan kebersihan
perorangan. Kelompok penyakit melalui penularan ini, yaitu:
1)Penyakit infeksi saluran pencernaan, misalnya: kolera, tifus abdominalis, disentri
basiler, diare, hepatitis infeksiosa.
2)Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir karena mikroorganisme bakteri atau jamur,
misalnya: sepsis kulit bakterial, infeksi jamur, konjungtivitis, trachoma, leptospirosis.
3)Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir karena insekta/ parasit, misalnya: scabies/
buduk, louse borne relapsing fever, cacingan.
c.Water based disease adalah: penyakit yang dicirikan dengan mikroorganisme
patogennya memerlukan air dalam siklus hidupnya, misalnya: skistosomiasis (larva
skistosoma hidup pada keong air).
d.Water insect related vector adalah: penyakit yang dicirikan dengan mikroorganisme
penyebabnya ditularkan melalui perantara insekta yang memiliki siklus hidup dan
berkembang biak di air,misalnya: malaria, yellow fever, demam berdarah dengue,
tripanosomiasis.
Air dapat mengandung bahan kimia beracun, dikelompokan menjadi:
a.Bahan kimia bersifat racun, bila terdapat di dalam air melebihi batas aman yang
ditetapkan dan bahan kimia yang dapat beracun bila termakan melalui media selain air,
contoh: arsen, barium, perak, kadmium, sianida, fluoride, timah hitam, selenium, kromium
valensi 6.
b.Bahan kimia yang mempunyai pengaruh faali, yang berbeda terhadap setiap
manusia, contoh: khlorida, tembaga, besi, mangan, nitrat, fenol, sulfat, seng, alkyl benzene
sulfonat, total dissolved solids.
• 6.Program penyediaan air bersih
• Langkah–langkah dalam program penyediaan air bersih atau air minum, sebagai
berikut: perencanaan, pengadaan, evaluasi, inspeksi dan sanitasi serta penyuluhan dan
pembinaan pemakai air.
a. Perencanaan
Terdapat dua hal dalam merencanakan penyediaan air bersih, yaitu: jenis sarana yang
akan dibangun dan jumlah sarana yang dibutuhkan.
1) Jenis sarana
• Jenis sarana air bersih yang akan dibuat atau dibangun sangat tergantung pada lokasi
atau daerah yang akan dibangun dan mempertimbangkan aspek curah hujan dan
struktur tanah. Jenis-jenis sarana air bersih adalah:
a) Sumur gali
• Sumur merupakan salah satu sumber utama penyediaan air bersih bagi penduduk
Indonesia yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan. Berdasarkan kedalamannya,
terdapat dua jenis sumur gali, yaitu sumur dangkal dan sumur dalam. Kapasitas
sebuah sumur yaitu: mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup 25 orang. Idealnya
sumur dibangun tidak jauh dari pemukiman.
Tabel 2. Perbedaan Sumur Dangkal dan Sumur Dalam
b) Sumur sanitasi
Sumur sanitasi adalah sumur gali yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan
terlindung dari kontaminasi. Syarat pembuatan sumur sanitasi adalah:
1)) Lokasi sumur minimal berjarak 15 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber
pencemar, seperti: kakus, kandang ternak, tempat sampah, dsb.
2)) Dinding sumur sedalam minimal 6 meter di bawah permukaan tanah harus kedap
air, dilapisi dengan batu / bata yang diplester semen.
3)) Bibir sumur, yaitu dinding di atas permukaan tanah terbuat dari bahan kedap air
setinggi 70 – 75 Cm, dan merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur.
4)) Lantai disekitar bibir sumur harus kedap air minimal 1 meter dan dibuat miring
kearah saluran pembuangan air/ drainase.
5)) Drainase sekeliling lantai sumur dibuat harus dibuat menyambung ke parit, agar
tidak ada genangan air.
6)) Pompa listrik atau pompa tangan sebaiknya digunakan untuk menghindari
pemakaian air dengan timba yang dapat mengkontaminasi air sumur.
7)) Tutup sumur untuk menghindari kontaminasi, terutama bila sumur umum.
8)) Kualitas air sumur harus dijaga dengan melakukan pemeriksaan kualitas air secara
rutin dan melakukan perbaikan bila kualitas menurun.
c)Sumur pompa tangan
• Sumur pompa tangan dibuat dekat dengan pemakai, artinya di permukiman atau di
areal pekarangan rumah. Kapasitas sumur pompa tangan adalah untuk memenuhi
keperluan 10 orang. Terdapat dua jenis, yaitu: sumur pompa tangan dangkal, dengan
kedalaman ± 7 meter dan sumur pompa tangan dalam, dengan kedalaman lebih dari 7
meter.
d)Sumur rembesan
• Sumur rembesan adalah sumur yang dibuat di daerah berpasir, untuk menampung
rembesan air, khususnya dari sungai atau danau. Sumur rembesan dapat berbentuk:
sumur gali berukuran besar, terowongan, atau parit.
e) Sumur artesis
• Sumur artesis adalah sumur bor yang dibuat dengan sangat dalam, hingga mencapai
air tanah dalam. Sumur artesis memiliki kedalaman melebihi 100 meter. Pembuatan
sumur artesis harus memakai ijin dari Pemerintah. Sumur artesis mampu memenuhi
kebutuhan air untuk penduduk dalam jumlah yang besar, misalnya satu kecamatan.
f) Penampungan air hujan (PAH)
Penampungan air hujan banyak dibangun di daerah yang kurang kandungan ait
tanahnya, misalnya daerah Nusa Tenggara Timur. Umumnya dibangun untuk kapasitas ± 100
orang dengan pemakaian 5 –10 liter per orang per hari, selama ± 3 bulan.
g) Perlindungan mata air (PMA)
• Mata air yang mengeluarkan air (debit air) cukup besar sepanjang tahun dilindungi
dengan membuat bak, berupa tembok keliling yang kedap air dan atasnya ditutup
dengan cor beton. Pada dinding bak dibuatkan keran – keran air. Bila permukiman
cukup jauh, maka dibuatkan perpipaan. Kapasitas PMA untuk ± 500 orang.
2) Jumlah sarana
• Setelah menentukan jenis sarana yang akan dibangun, selanjutnya menentukan jumlah
sarana yang akan dibangun. Jumlah sarana yang dibuat tergantung dengan jumlah
pemakainya dan dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk.
b. Pengadaan
• Pengadaan SAB yaitu pembangunan konstruksi SAB yang sudah direncanakan.
Pembangunan harus memenuhi syarat teknis kontruksi, sehingga sarana yang dibuat
dapat bertahan cukup lama, tidak mengakibatkan kecelakaan serta dan mampu
mencegah kontaminasi terhadap sarana itu sendiri.
c.Evaluasi
• Evaluasi yaitu menilai kesesuaian antara pembangunan konstruksi dengan rencana
yang sudah dibuat sebelumnya. Bila terjadi ketidaksesuaian, maka harus ditelusuri
penyebabnya dan harus diperbaiki agar sesuai dengan rencana semula.
d.Inspeksi dan sanitasi sarana air bersih
• Kegiatan yang perlu dilakukan setelah sarana beroperasi adalah pemeriksaan atau
inspeksi dari sarana tersebut. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan
pada sarana serta melihat kebersihan atau sanitasi dari sarana. Bila dijumpai
permasalahan pada sarana, maka harus diperbaiki. Selain perbaikan sarana, kualitas
air juga harus diperiksa. Bila air tercemar, maka harus dilakukan perbaikan kualitas
air. Bila setelah perbaikan, kualitas air masih tetap tidak bagus, maka bila
memungkinkan pindah tempat atau membuat sarana baru.
e.Penyuluhan dan pembinaan pemakai air
• Kegiatan yang tidak boleh dilupakan dalam program penyediaan air bersih, khususnya
sarana umum, yaitu penyuluhan dan pembinaan pemakai air. Sehingga pemakai air
dapat memeihara sarana air yang sudah ada dengan baik.
E.Sampah Padat
• Manusia melakukan berbagai aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
melakukan aktifitasnya tersebut, selain mempergunakan berbagai barang, juga
menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkannya, yang disebut sampah.
Sampah padat atau refuse adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia, tidak termasuk limbah manusia (human waste) dan pada
umumnya bersifat padat.
1.Sumber sampah padat
Sampah yang ada dipermukaan bumi ini berasal dari beberapa sumeber, yaitu:
a. Rumah tangga
• Sampah padat yang berasal dari rumah tangga berupa bahan mentah makanan yang
tidak terpakai (potongan sayuran, kulit buah, kepala ikan, jeroan ikan, dsb), sisa
makanan, kantong plastik, plastik pembungkus, karton/ dus, daun, dll.
b.Permukiman
Sampah di permukiman merupakan sampah dari beberapa rumah tangga yang tercecer
di areal luar rumah.
c.Tempat – tempat umum dan tempat perdagangan
• Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Contoh tempat-tempat
umum, yaitu: jalan, tempat parkir, sekolah, bioskop, rumah sakit,puskesmas, gedung
pertemuan, terminal bis, dll. Sampah di tempat tempat umum ini dapat berupa sisa
makanan, kertas, sisa bahan bangunan, dll.
d. Industri
• Berbagai industri menghasilkan sampah dengan berbagai jenis, yang khususnya
berhubungan dengan jenis produk yang dihasilkannya, misalnya: pabrik pengalengan
daging, akan menghasilkan sisa-sisa potongan hewan, industri pendidikan akan
menghasilkan sampah berupa alat tulis kantor yang tidak dipakai, industri pakaian
akan menghasilkan potongan kain, dsb.
2.Jenis sampah padat
Sampah padat dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
a.Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya
1)Sampah organik, misalnya: sisa makanan, daun, bangkai binatang, dsb.
2)Sampah anorganik, misalnya: logam, kaca, porselen, plastik, dsb.
b.Berdasarkan mudah atau tidaknya dibakar
1)Mudah terbakar, misalnya: kertas, plastik, kayu, dsb.
2)Tidak mudah terbakar, misalnya: kaleng, besi. gelas, dsb.
c.Berdasarkan mudah atau tidaknya membusuk
1)Mudah membusuk, misalnya: sisa makanan, bagian dari hewan, dsb.
2)Tidak mudah membusuk, misalnya: kertas, kaleng, plastik, dsb.
d.Berdasarkan ciri atau karakteristiknya
1)Garbage adalah sisa pengelolaan yang mudah membusuk, misalnya: sisa makanan,
sisa sayuran di pasar, dsb.
2)Rubbish adalah sisa pengelolaan yang tidak mudah/ tidak bisa membusuk. Ada dua
jenis rubbish, yaitu yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar.
3)Ashes adalah segala jenis debu dari sisa pembakaran.
4)Street sweeping adalah segala jenis sampah padat yang dijumpai di jalanan.
5)Dead animal adalah bangkai binatang besar, misalnya: anjing, kucing, dsb.
6)Industrial waste adalah sampah padat yang berasal dari industri, pertanian,
peternakan atau perkebunan.
7)Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus, misalnya:
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), radioaktif, sampah medis.
3.Faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah sampah padat
Jumlah sampah yang dihasilkan dipengaruhi berbagai faktor, yaitu:
a.Jumlah penduduk
• Berbagai aktivitas manusia menghasilkan sampah. Semakin banyak manusia, maka
kecenderungan sampah yang dihasilkanpun semakin banyak.
b.Sosial ekonomi atau standar hidup
• Semakin baik ekonomi seseorang/masyarakat, maka daya beli akan semakin tinggi
dan konsumsipun semakin tinggi. Hal ini akan menghasilkan sampah yang semakin
banyak.
c.Sosial budaya atau suku bangsa
• Adat istiadat dan budaya yang berlaku pada suku bangsa mempengaruhi jumlah
sampah yang dihasilkan, misalnya: di Bali upacara yang berkaitan dengan adat
istiadat menggunakan banyak sesajian dan setelah upacara selesai, umumnya sesajian
akan menjadi sampah.
d. Perilaku atau kebiasaan masyarakat
• Masyarakat atau orang yang terbiasa mengkonsumsi makanan tertentu, misalnya:
orang yang setiap hari membeli makanan jadi yang dibungkus dan dalam kantong
plastik, maka akan menghasilkan sampah.
e. Musim atau waktu
• Pada musim kemarau akan banyak dedaunan mengering dan berguguran menjadi
sampah. Di negara subtropis pada musim gugur sampah dari dedaunan yang gugur
meningkat jumlahnya.
f. Pengelolaan sampah
• Pengelolaan sampah yang benar akan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.
Mengurangi sampah melalui 4R (reduse = mengurangi volume, reuse/ salvaging =
menggunakan kembali, recofery = mengambil bagian yang dianggap penting untuk
diolah kembali dan recycle = mendaur ulang).
4.Pengelolaan sampah padat
• Pengelolaan sampah padat mencakup tiga tahapan, yaitu: tahap pengumpulan dan
penyimpanan di sumber, tahap pengangkutan, dan tahap pemusnahan.
a.Tahap pengumpulan dan penyimpanan di sumber
• Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah, hotel, dsb) ditempatkan pada
tempat penyimpanan sampah sementara. Sampah basah/ organik dan sampah kering/
anorganik sebaiknya ditempatkan pada tempat terpisah. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan pengolahan berikutnya.
Syarat tempat sampah sebagi berikut:
1)Harus kuat dan tidak mudah bocor.
2)Memiliki tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3)Ukuran tidak terlalu besar, sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
• Selanjutnya sampah yang disimpan dalam tempat sampah tadi dikumpulkan di
Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Pengelolaan TPS dilakukan oleh pemerintah,
namun dapat juga oleh masyarakat. Suatu TPS harus memenuhi persyaratan, sebagai
berikut:
1)Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian permukaan lantai setinggi
kendaraan pengangkut sampah.
2)Memiliki dua pintu, yaitu pintu masuk sampah dan pintu keluar sampah.
3)Bangunan memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah
lalat dan binatang lainnya masuk ke TPS.
4)Terdapat kran air untuk membersihkan TPS dan dilengkapi saluran pembuangan air
limbah.
5)Tidak menjadi sarang lalat dan tikus.
6)Mudah dijangkau oleh masyarakat dan kendaraan pengangkut sampah.
Sebaiknya TPS yang dibuat menggunakan metode duet atau trio. Metode duet yaitu:
bangunan terdiri dari dua ruangan, untuk sampah basah dan untuk sampah kering. Metode
trio, yaitu: bangunan terdiri dari tiga ruangan, untuk sampah basah, untuk sampah kering
yang mudah terbakar dan untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar.
b.Tahap pengangkutan
• Tahap pengangkutan atau pembuangan sampah adalah pengangkutan sampah dari
TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau tempat pemusnahan. Pengangkiutan
sampah menggunakan kendaraan tertutup agar sampah tidak tercecer selama
pengangkutan serta bak kendaraan tidak boleh bocor, agar cairan sampah tidak
menetes sepanjang perjalanan.
c.Tahap pemusnahan
Syarat TPA atau tempat pemusnahan sampah adalah:
1)Jauh dari sumber air, minimal 15 km dari laut atau 200 meter dari sumber air
lainnya.
2)Lokasi tidak berada pada daerah banjir.
3)Jauh dari permukinan penduduk, minimal 2 km.
• Pemusnahan sampah atau pembuangan akhir, dapat dilakukan dengan cara:
1)Sanitary landfill
• Sanitary landfill adalah metode pemusnahan sampah dilakukan dengan cara
menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Metode ini
paling baik, sebab sampah tidak terbuka, tidak menimbulkan bau, dan tidak menjadi
sarang binatang penular penyakit. Syarat sanitary landfill adalah:
a)Terdapat lahan yang luas.
b)Terdapat tanah untuk menimbun sampah.
c)Terdapat alat – alat berat.
• Lahan untuk sanitary landfill dipilih berupa cekungan. Bila sudah tertutup penuh
sanitary landfill, maka pindah ke tempat lain. Sanitary landfill yang sudah lama
ditutup/ tidak dipakai lagi, dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perumahan, dsb.
2)Inceneration
• Inceneration atau insinerasi adalah metode pemusnahan sampah dengan cara
membakar sampah secara besar -besaran dengan menggunakan fasilitas seperti pabrik.
3)Compositing
• Compositing adalah metode pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi
(penguraian) zat organik oleh bakteri-bakteri pembusuk pada kondisi tertentu. Proses
ini menghasilkan bahan berupa kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk.
4) Hog feeding
• Hog feeding adalah metode pemusnahan sampah dengan cara pemberian sampah
basah pada hewan (babi, sapi atau kambing). Untuk mencegah penularan penyakit
cacing dan trichinosis, sampah basah direbus dahulu.
5) Discharge to sewers
• Discharge to sewers adalah metode pemusnahan sampah dengan cara menghanguskan
sampah organik kemudian dimasukan ke dalam sistem pembuangan air limbah.
6) Dumping
• Dumping adalah metode pembuangan atau pemusnahan sampah dengan membuang
begitu saja di atas tanah lapangan atau jurang. Umumnya TPA di Indonesia adalah
dumping.
7) Dumping in water
• Dumping in water adalah metode pembuangan atau pemusnahan sampah dengan
membuangnya ke dalam sungai atau laut. Metode ini mengakibatkan pendangkalan
dan pencemaran pada air.
F.Air Limbah Domestik
• Air limbah domestik adalah semua air buangan yang berasal dari rumah tangga atau
perumahan. Air limbah domestik terdiri dari human excreta (tinja dan air kemih atau
urin) dan sewage (air limbah rumah tangga).
1. Sewage (air limbah rumah tangga)
• Sewage adalah semua air buangan rumah tangga. Berasal dari air bekas cucian, air
bekas mandi, air bekas memasak, dsb.
• Komposisi air limbah rumah tangga terdiri dari: 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat
padat terdiri dari 70% zat organik (protein, karbohidrat, lemak) dan 30% zat
anorganik (pasir, garam, dll). Selain itu air limbah rumah tangga dapat mengandung
berbagai senyawa kimia dan bakteri, khususnya bakteri jenis coliform.
• Kandungan zat organik yang tinggi pada air limbah rumah tangga, menyebabkan air
limbah rumah tangga menjadi media yang baik untuk perkembangan bakteri,
khususnya bakteri coliform. Kepekatan zat organik dalam air limbah rumah tangga
dinyatakan dengan besarnya kebutuhan oksigen yang dipergunakan untuk proses
oksidasi/ penguraian zat organik tersebut. Proses penguraian terjadi secara
biokimiawi. Karena sebagian besar kandungan zat padatnya bersifat organik, maka air
limbah rumah tangga mudah diolah. Lain halnya dengan air limbah industri yang
lebih sulit pengolahannya.
• Jumlah air limbah tergantung pada: kebiasaan manusia, pengunaan sistem
pembuangan air limbah, dan waktu atau musim.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai