Cerita Hikayat Roman
Cerita Hikayat Roman
Kisah percintaan Datu Museng dan Maipa Deapati ini berawal ketika Addengareng kakek dari
Datu Museng melarikan diri bersama cucunya menyebarangi lautan nan luas menuju ke negeri Sumbawa,
akibat dari politik adu domba yang dilancarkan penjajah belanda di tanah Gowa, yang membuat bumi
Gowa bergejolak dan tidak kondusif lagi untuk dijadikan tempat tinggal yang aman.
Di Pulau sumbawa itulah akhirnya Datu Museng tumbuh menjadi seorang yang dewasa dan
bertemu dengan Maipa Deapati di sebuah rumah Pengajian bernama Bale Mampewa. Akhirnya tumbuh
benih cinta dihati Datu Museng sejak pertama kali melihat sosok Maipa Deapati yang anggun dan
mempesona. Namun cinta dari Datu Museng kepada Maipa Deapati menjadi sebuah cinta yang terlarang
karena Maipa Deapati telah ditunangkan dengan seorang pangeran dari Selaparang Lombok bernama
Pangeran Mangalasa.
Setelah kakek Datu Museng mengetahui bahwa cucunya mencintai Maipa Deapati, alangkah
terkejutnya sang kakek. Sang kakek merasa malu. Ia menganggap cucunya hanyalah sebongkah emas yang
telah terkotori oleh lumpur, sedangkan Maipa Deapati adalah Putri seorang bangsawan bak sebongkah
mutiara yang belum tersentuh dan tidak pantas disunting Datu Museng.
Datu Museng mengetahui bahwa cintanya kepada Maipa Deapati terhalang oleh tembok yang
kokoh, maka atas anjuran sang kakek, berangkatlah Datu Museng ke tanah Suci Mekkah untuk berguru.
Disanalah ia mendapatkan ilmu “Bunga Ejana Madina”. Kepergian Datu Museng ke tanah Mekah ternyata
bukannya membuat kedua insan yang saling mencinta ini menjadi terpisah, melainkan perpisahan itu
Selepas mendapatkan ilmu di tanah rantau, maka Datu Museng pulang kembali ke Sumbawa
dengan membawa rindu membarakepada Maipa Deapati. Sesampainya di Sumbawa ternyata sang kekasih
yang dirindukan dalam keadaan sakit,dan Datu Museng pun mengobati Maipa Deapati dengan ilmu yang
didapatkannya dari tanah Mekkah. Mendengar kabar bahwa sang tunangan Maipa Deapati mencintai Datu
Museng, membuat perasaan cemburu di hati Pangeran Mangalasa bergejolak dan tentunya sakit hati.
Pangeran Mangalasa lantas bersekutu dengan Belanda dengan tujuan untuk membunuh Datu Museng.
Tetapi Datu Museng yang teramat sakti itu tak dapat dikalahkan oleh Pangeran Mangalasa dan Belanda.
Akhirnya Datu Museng mendapat restu dari Sultan Sumbawa, merekapun lantas dinikahkan dan
Datu Museng diberikan pangkat sebagai Pangllima perang. Belum beberapa lama menikah, berhembus
kabar bahwa di Makassar tengah bergejolak kekacauan yang disebabkan oleh pemerintah Belanda yang
berkuasa ditanah Makassar. Datu Museng yang telah menjadi panglima perang itu kemudian kemudian
dikirim ke Makassar oleh Sultan Sumbawa atas permintaan Raja Goa untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Maka berangkatlah Datu Museng dan istrinya Maipa Deapati ke tanah Makassar.Setibanya di
Makassar, Datu Museng mendapatkan tantangan lain karena Kapten dari Belanda itu justru mencintai
Maipa Deapati, dan melancarkan berbagai macam teror dan serangan kepada Datu Museng untuk merebut
Maipa Deapati dari Datu Museng. Akibatnya Datu Museng pun terdesak akibat serangan Belanda tersebut.
Namun bagi Maipa Deapati cintanya ke Datu Museng adalah harga mati baginya, ia tidak mengijinkan
seorang pun untuk mengambilnya dari Datu Museng. Sang kekasih Maipa Deapati lantas meminta kepada
Datu Museng untuk membunuhnya, sebab cintanya kepada Datu Museng hanya untuk Datu Museng
seorang, ia merasa lebih baik mati daripada harus menyerahkan dirinya kepada Belanda.
Dengan sangat berat hati Datu Museng lantas mengabulkan permintaan sang istri, iapun lantas
menikamkan Badik pusakanya ke leher sang kekasih tercinta. Setelah itu, karena rasa cinta yang dalam
kepada istrinya Maipa Deapati, Datu Musengpun lantas melepaskan semua ilmu ilmu yang dimilikinya,
membiarkan dirinya dibunuh oleh penjajah Belanda. Kisah inilah yang terus dikenang oleh masyarakat
Makassar hingga saat ini, kisah percintaan Romeo And Juliet Versi Makassar.