Anda di halaman 1dari 100

BAB I PENDAHULUAN

Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)


CV. ARGO MULIA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) mengamanatkan bahwa
bangunan gedung harus senantiasa fungsional, andal, berjatidiri, serasi dan selaras dengan
lingkungannya, dalam operasionalnya disetiap Kabupaten/Kota, UUBG telah
mengamanatkan untuk ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Bangunan
Gedung (Perda Bangunan Gedung) sebagai payung hukum penyelenggaraan bangunan
gedung bagi aparatur pemerintah Kabupaten/Kota, pelaku kegiatan konstruksi dan
masyarakat. “Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dalam jangka waktu paling
lambat 5 (lima) tahun bangunan gedung yang telah didirikan sebelum dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah ini wajib memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF)”.
Dalam menjamin keandalan bangunan gedung di Kabupaten/Kota, pasca penetapan
Perda Bangunan Gedung pemerintah Kabupaten/Kota harus mulai menyelenggarakan SLF.
Penyelenggaraan SLF didahului oleh pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dilakukan terhadap bangunan gedung yang
telah dibangun namun belum dimanfaatkan (Bangunan Baru) dan bangunan yang telah
dimanfaatkan tetapi belum dilakukan pemeriksaan kelayakan fungsinya (Bangunan
Eksisting). Hal ini penting dilakukan untuk menjamin bahwa bangunan gedung dibangun
sesuai IMB yang diberikan, yang berarti telah memenuhi persyaratan teknis yang berlaku.
Apabila dari pemeriksaan diketahui bahwa bangunan gedung laik fungsi, maka SLF dapat
diberikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung.

Proses pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dalam rangka penerbitan


SLF merupakan salah satu tugas Pengkaji Teknis untuk menjamin bangunan gedung
dibangun sesuai dengan IMB yang diberikan. Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi tersebut
dibuktikan dengan surat pernyataan kelaikan fungsi bangunan gedung beserta lampirannya
yang ditandatangani oleh pengkaji teknis.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 1
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan Penyusunan Dokumen Pengkajian Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Tahun
2023 ini dimaksudkan untuk membantu CV ARGO MULIA dalam melakukan
pemeriksaan terhadap persyaratan administrasi maupun yang berkaitan dengan teknis
bangunan gedung tersebut yang dimiliki serta proses penerbitan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
yang akan diajukan kepada Pemerintah Kabupaten Brebes melalui Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Brebes.
Tujuan Kegiatan ini adalah :

a. Melaksanakan PP 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang


Nomor 28 Tahun 2022 tentang Bangunan Gedung dan Perda Kabupaten Brebes
Nomor 03 Tahun 2014 tentang Bangunan Gedung serta Peraturan Bupati Kabupaten
Brebes Nomor 95 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung Di Kabupaten Brebes, untuk mewujudkan bangunan gedung
yang handal dan fungsional serta tertib penyelenggaraan bangunan gedung.
b. Menyusun dan menyiapkan Dokumen Pengkajian Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sesuai
yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Layak Fungsi Bangunan
Gedung.
Adapun sasaran kegiatan yang akan dilaksanakan ini adalah :

a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap kesesuaian administrasi dengan kondisi


bangunan gedung terbangun
b. Melaksanakan pemeriksaan terhadap persyaratan Tata Bangunan

c. Melaksanakan pemeriksaan terhadap persyaratan Keselamatan

d. Melaksanakan pemeriksaan terhadap persyaratan Kesehatan

e. Melaksanakan pemeriksaan terhadap persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung

f. Melaksanakan pemeriksaan terhadap persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung

g. Memberikan rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan untuk dapat dilaksanakan kegiatan


pemeliharaan bangunan gedung secara berkala, agar diperoleh kondisi bangunan yang tetap
terus terpelihara

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 2
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
5. Peraturan Bupati Kabupaten Brebes Nomor 95 Tahun 2019 Tentang Tata Cara
Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Di Kabupaten Brebes.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2008 tentang Standard dan
Pedoman Pengadaan Kebakaran di Perkotaan
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis
Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis
Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis
Pendataan Bangunan Gedung
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan
pada Bangunan Gedung dan Persilnya
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2/PRT/M/2015
tentang Bangunan Gedung Hijau
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 tentang
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2018 tentang Tim Ahli
Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis dan Penilik Bangunan sebagai penggantiPeraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan
Gedung
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara sebagai pengganti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 2 Tahun 2020
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 4
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Rakyat Nomor 5/PRT/M/2016 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Layak Fungsi Bangunan
Gedung
21. Permen PU Nomor, 20 Tahun 2019 tentang Struktur Organisasi Proteksi Kebakaran

22. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor :


93/KPTS/M/2019 Tentang Komite Keselamatan Bangunan Gedung

1.5. KELUARAN
Keluaran hasil kegiatan ini adalah produk kajian yang didasarkan atas pemeriksaan
persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung baik administrasi maupun teknis yang
didukung dengan Surat Pernyataan Kelaikan Fungsi Bangunan.

Ketentuan yang berlaku di Kabupaten Pemalang berpedoman pada Peraturan Bupati


Kabupaten Brebes Nomor 95 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung Di Kabupaten Brebes.

1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN


Secara garis besar sistematika pembahasan dalam Laporan Dokumen Pengkajian
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Gudang Penyimpanan Barang Tahun 2023 ini antara lain
meliputi:
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
pekerjaan, landasan hukum, keluaran, serta sistematika penyusunan yang digunakan
dalam buku laporan ini
BAB 2 GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Yaitu penjabaran mengenai kedudukan dalam konstelasi wilayah Kabupaten Pemalang
terkait dari berbagai aspek kewilayahan penataan ruang serta gambaran umum obyek
pengkajian Gudang Penyimpanan Barang.

BAB 3 TINJAUAN ASPEK DOKUMEN ADMINISTRASI


Yaitu penjabaran mengenai beberapa dokumen administrasi yang dimiliki antara lain NIB
, Sertifikat Tanah/ Bukti Kepemilikan Tanah.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 5
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN TEKNIS
Yaitu penjabaran mengenai Pemeriksaan persyaratan Dokumen Teknis Bangunan
Gedung, Dokumen Testing dan Commisioning, Dokumen kesesuaian dengan As Built
Drawing serta Dokumen Pendukung lainnya
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA
BANGUNAN
Penjabaran dalam bab ini meliputi Peruntukan bangunan gedung, Kesesuaian
Intensitas Bangunan Gudung, Pemenuhan Persyaratan Arsitektur Bangunan, dan
Pemenuhan Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan
BAB 6 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Yaitu menjabarkan mengenai Penggunaan Bahan bangunan, Jumlah Pengguna atau
batasan okupansi, Pandangan dari dan Ke Dalam Bangunan Gudung, Sistem
Penghawaan Alami, Pencahayaan Alami, Sistem Proteksi Kebakaran Pasif, Sarana
Hubungan Horisontal Antar Ruang/ Gedung, Sarana Hubungan Vertikal Antar Lantai,
Kelengkapan Sarana dan Prasarana Dalam Pemanfaatan Bangunan Gedung
BAB 7 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Yaitu menguraikan tentang Pemeriksaan Sistem Struktur Bangunan Gudung, antara lain
Pondasi, Kolom, Balok, Pelat Lantai, Rangka Atap.
BAB 8 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Yaitu menguraikan tentang Aspek Mekanikal, Apek Elektrikal, Aspek Isyarat Elektronis dan
Aspek Plumbing/ Perpipaan seperti Pemeriksaan Sistem Penyediaan Air Bersih,

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 6
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
BAB 9 HASIL DAN ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN K3 DAN LINGKUNGAN
Yaitu menguraikan tentang Akses dan Pasokan Air untuk pemadam kebakaran, Sistem
Evakuasi Darurat, sistem Manajemen Proteksi Kebakaran, sistem Pengelolaan
Kotoran dan Sampah
BAB 10 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Yaitu menguraikan hasil kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan hasil yang telah
dicapai dalam pengkajian teknis, yang antara lain mengenai Persyaratan Tata
Bangunan, dan Persyaratan Keandalan Bangunan yang meliputi Aspek Arsitektur,
Aspek Struktur, Aspek Utilitas, Aspek K3 dan Lingkungan
Rekomendasi diperlukan sebagai tindak lanjut dalam proses masa pemeliharaan
secara berkala

1.7 PROFIL TIM PENGKAJI TEKNIS


Nama Perusahaan : CV. CITRA VASTU VIDYA
Bidang Usaha : Konsultan Teknik dan SLF
Alamat Kantor : Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo II No. 24 RT.01/01 Kaligangsa, Kec.
Margadana, Kota Tegal

Telepon : 081548029123
Email : citravastu_kons@yahoo.co.id

CV. CITRA VASTU VIDYA Merupakan perusahaan swasta yang memiliki sejarah dan
pengalaman SLF (Sertifikat Laik Fungsi).

CV. CITRA VASTU VIDYA Saat ini beroperasi di kantor yang beralamat Jl. Dr cipto Mangunkusumo
II No. 24 RT. 01/01 Kaligangsa, Kec. Margadana, Kota Tegal

CV. CITRA VASTU VIDYA Pada saat ini berkomitmen untuk meningkatkan kinerja perusahaan
melalui penerapan manajemen teknologi dan meningkatkan keterampilan SDM agar
keterampilan mereka semakin bertambah, Komitken perusahaan tersebut dibangun dengan
tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan secara nyata dengan menghasilkan karya
konstruksi berkualitas dan tepat waktu.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 7
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Dalam menjalankan aktivitasnya pelaksana harian CV. CITRA VASTU VIDYA baik dari jajaran
Direksi hingga Staff Teknik mempunyai garis koordinasi yang jelas dan tegas dengan membagi
tugas dan tanggungjawab dari setiap kegiatan pelayanan jasa konsultansi yang ditangani,
selain untuk mempersingkat setiap proses pengambilan keputusan juga memudahkan pihak
diluar perusahaan dalam berhubungan dengan tim pelaksana pekerjaan.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL I - 8
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
BAB II
GAMBARAN UMUMKEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
2.1. KEDUDUKAN DALAM KONSTELASI WILAYAH KABUPATEN BREBES
Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten yang Terletak di bagian Utara paling
Barat di Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, Kabupaten Brebes terletak antara garis 6 44’ 56,5” – 7
20’ 51,48” Lintang Selatan dan garis 108 41’ 37,7″ - 109 11’ 28,92” Bujur Timur, dengan luas 1.902,37
km2 yang mencakup 17 kecamatan, 292 desa dan 5 kelurahan. Kabupaten ini berjarak + 194 km dari Kota
Semarang, Ibukota Provinsi Jawa Tengah.
Secara administratif letak geografis Kabupaten Brebes dibatasi oleh 6 Kabupaten pada sisi-
sisinya.
 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan

 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap

 Sebelah Timur berbatasan dengan : Kota Tegal, Kabupaten Tegal

 Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa.

Sumber: RTRW Kabupaten Brebes, 2011-2031

Gambar 2.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Brebes

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS HAL II- 1


CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Penggunaan lahan di Kabupaten Brebes dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang
mengarah dari pertanian menjadi non pertanian. Ini tentunya merupakan gejala wajar dari perkembangan
suatu kota. Penggunaan lahan Kabupaten Pemalang terdiri dari lahan sawah dan bukan lahan sawah.

Tabel 2.1. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Brebes (Km2) 2021


Kecamatan/Kelurahan Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Jumlah

Salem 2.558 12.651 15.209

Bantarkawung 3.303 17.197 20.500

Bumiayu 2.814 4.555 7.369

Paguyangan 2.298 8.196 10.494

Sirampog 1.743 4.960 6.703

Tonjong 2.025 6.101 8.126

Larangan 5948 10.520 16.468

Ketanggungan 6211 8.696 14.907

Banjarharjo 4.986 9.040 14.026

Losari 4.546 4.397 8.943

Tanjung 3.378 3.396 6.774

Kersana 1.692 831 2.523

Bulakamba 7.411 2.882 10.293

Wanasari 3.926 3.518 7.444

Songgom 3.665 1.234 4.903

Jatibarang 2.655 863 3.518

Brebes 3.540 863 3.518

Jumlah 62.703 103.593 166.296

Sumber: BPS Kabupaten Brebes 2021

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS HAL II- 2


CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA 2023
Dari data tersebut terlihat bahwa proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Brebes terbesar
adalah jenis penggunaan lahan untuk bukan lahan sawah sebesar 103.593 km2. Ini menunjukkan
lahan masihmemiliki fungsi dominan. Proposi besar yang lainnya adalah lahan untuk pertanian terdiri dari
lahan sawah sebesar 62.703 km2.
Berdasarkan peta penggunaan lahan terlihat bahwa persebaran penggunaan lahan permukiman
berada di jalur-jalur utama terutama berada di pusat kota. Distribusi permukiman adalah ke arah utara,
timur, dan barat. Bagian lain masih didominasi oleh penggunaan lahan pertanian. Besarnya proporsi luas
lahan permukiman mengindikasikan besarnya tuntutan pelayanan masyarakat maka pada tahun-
tahun mendatang perkembangan permukiman dan perindustrian.

Sumber: RTRW Kabupaten Brebes, 2011-2031

Gambar 2.2. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Brebes

Berdasarkan Perda Kabupaten Brebes No. 1 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Tahun 2011-2031, Kecamatan Wanasari termasuk bagian dari sentra Industri Kabupaten Brebes
yang merupakan salah satu upaya pemberdayaan kecil dan menengah.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL II- 3
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Lokasi berdirinya obyek pengamatan Gudang Penyimpanan Barang di Kelurahan Klampok
Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes dimana lokasi tersebut sudah diijinkan sesuai dengan Ijin
Induk Berusaha No: 52101 di Lanny Kusumawati untuk Fungsi Gudang Penyimpanan Barang, diatas
tanah seluas 20.360 m2 dengan sertifikat Hak Guna Bangunan nomor:
 HGB No. 051 seluas + 20.360 m2, a.n. Lanny Kusumawati.

2.2. GAMBARAN UMUM OBYEK PENGKAJIAN


2.2.1. Profil Perusahaan
Gudang Penyimpanan Barang merupakan menempatkan barang di dalam gudang untuk
disimpan atau dipersiapkan untuk proses selanjutnya. Penyimpanan barang dilakukan sesuai
dengan karakteristik barang. Gudang Penyimpanan Barang berlokasi di Jl. Raya Klampok,
Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Gudang ini memiliki 15 orang pekerja.

Gudang Penyimampanan Barang ini digunakan untuk menyimpan barang dalam jangka
waktu yang lama, dalam prosesnya harus memperhatiakan mutu pengemasan, hindari
penumpukan barang beresiko, memakai palet dengan kualitas terbaik, jangan simpan barang
berbahaya tanpa izin dan mengamati proses pengambilan barang.

2.2.2. Tata Letak dan Kondisi Eksisting Bangunan

Wilayah kajian bangunan Gudang Penyimpanan Bahan berada di Jl. Raya Klampok,
Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52252. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL II- 4
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Gambar 2.3. Lokasi Jalan Raya Klampok Brebes


Berdasar beberapa bukti yang dimiliki berupa sertifikat tanah Hak Milik Bangunan, yang
berjumlah 1 buah a.n Lanny Kusumawati, telah disebutkan diatas. Luas tanah yang ada dalam sertifikat
tersebut digunakan seluruhnya oleh Lanny Kusumawati, yaitu 20.360 m2. Dari total lahan tersebut
yang bisa dipergunakan untuk bangunan seluas + 4.000 m2, sisa dari lahan tersebut dipergunakan
untuk area penunjang yang berupa daerah hijau.

Gambar 2.4. Bangunan Gudang Penyimpanan Barang

2.2.3. Jenis Bangunan Obyek Pemeriksaan


Kajian bangunan Gudang Penyimpanan Barang seperti terlihat pada blockplan yang ditampilkan
secara keseluruhan merupakan bangunan gudang yang terdiri dari Lt. 1 gudang penyimpanan dan
Lt. 2 Kantor. Dari masing-masing lantai dipergunakan untuk :
- Lt. 1 dipergunakan untuk area penyimpanan barang kering
- Lt. 2 dipergunakan untuk area kantor.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL II- 5
BAB II GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN OBYEK PENGKAJIAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Depan Gudang Dalam Gudang

Depan Kantor Depan Gudang

Gambar 2.5. Jenis Bangunan Gudang Penyimpanan Barang

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL II- 6
BAB III TINJAUAN ASPEK DOKUMEN ADMINSTRASI
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA
2023
BAB III
TINJAUAN ASPEK DOKUMEN ADMINISTRASI

3.1. DATA ADMINISTRASI GUDANG


No. Nama Ijin Nomor Ijin Keterangan

1. Sertifikat Tanah HGB Nomor 051 HGB No. 051 Ls 20.360 m²


Tgl 13 Desember 2007
A.n. Lanny Kusumawati

2. NIB No. 0209210004237 Badan Koordinasi Penanaman


Tgl. 2 September 2021 Modal
A.n. Lanny Kusumawati

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL III - 1
BAB IV HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN TEKNIS
Fungsi)
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik
CV AGRO MULIA
2023
BAB IV
HASIL ANALISIS PEMERIKSAANPERSYARATAN DOKUMEN TEKNIS
4.1. DOKUMEN RENCANA TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
Dokumen Rencana Teknis Bangunan Gedung diperlukan dalam kaitannya dengan proses
pembangunan bangunan gedung persyaratan utama suatu infrastruktur yang dibangun adalah
terpenuhinya mutu/manfaat bangunan tersebut sebagaimana yang dikehendaki. Oleh karena itu
siapapun yang menginginkan suatu bangunan, perlu menentukan syarat penggunaannya seperti
apa yang diinginkan dari bangunan tersebut.
Membuat Desain, Spesifikasi & Gambar-gambar perencanaan teknik, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai upaya untuk menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan agar
bangunan dapat berfungsi baik, menjamin keselamatan (keamanan/ kekuatan termasuk
kenyamanan) dan kesehatan masyarakat penggunanya.
Dalam praktek pengelolaan bangunan gedung, lazimnya pernyataan-pernyataan tentang
mutu bangunan dituangkan secara tertulis dan dalam proses penyusunannya diawali dari proses
Desain/perancangan, Gambar-gambar dan Spesifikasi Teknis, kemudian diuraikan juga secara
terbatas dalam Daftar Kuantitas (jenis pekerjaan dan volumenya), RAB (jenis pekerjaan dan
volume yang diperhitungkan/dibiayai) dan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Kemudian
pada tahap pelaksanaan pembangunannya, semua dokumen tersebut menjadi satu kesatuan
yang tak terpisahkan sebagai pedoman mewujudkan mutu bangunan gedung. Sasaran kegiatan
ini adalah untuk menentukan persyaratan mutu sesuai kriteria dan persyaratan teknis bangunan.
Adapun indikator keluarannya, adalah:

a. Diketahuinya tingkat pelayanan prasarana (siapa/ apa dan berapa banyak yang
menggunakan) sesuai kebutuhan, termasuk mengetahui apakah ada keterkaitan kesatuan
fungsi pelayanan dengan infrastruktur lainnya);
b. Diketahuinya kelengkapan sistem/komponen bangunan sesuai standar teknis bangunan
tersebut;
c. Adanya perhitungan dimensi konstruksi sesuai tingkat pelayanan (bila perlu), termasuk bila
kondisi tanah dasar jelek;
d. Diketahuinya tata letak (termasuk keadaan sekitar) dimana bangunan akan dibuat sesuai
kebutuhan;
e. Diketahuinya ukuran-ukuran bagian bangunan/konstruksi secara detail, seperti, jenis
perkerasan, ukuran lantai bangunan, tebal plat beton dan lain-lain, sesuai persyaratan
teknis bangunan;

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IV - 1
BAB IV HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN TEKNIS
Fungsi)
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik
CV AGRO MULIA
2023
f. Diketahuinya ukuran-ukuran pokok bangunan (panjang, tinggi/kedalaman, lebar/diameter),
termasuk bangunan pelengkap sesuai persyaratan teknis bangunan;
g. Diketahuinya perbandingan campuran yang digunakan, misalnya plesteran campuran 1
semen : 4 pasir; pondasi pasangan batu kali camp. 1: 4, beton bertulang campuran 1 semen
: 3 pasir : 5 kerikil, sesuai persyaratan teknis bangunan;
Hasil Survey memberikan output sebagai berikut:
a. Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-alternatif
desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga harus telah
mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul akibat dari
pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks atau
kondisi tanah jelek maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk memperoleh
ukuran/komposisi suatu konstruksi guna menjamin keamanan bangunan. Hasil Desain ini
kemudian dituangkan dalam Gambar-Gambar teknik/gambar perencanaan.
b. Spesifikasi Teknis, dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai
persyaratan-persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan/
bangunan yang ingin diwujudkan tersebut. Spesifikasi Teknis merupakan dokumen
persyaratan teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya berisi: uraian penjelasan
dari tiap jenis pekerjaan (lingkup kegiatan), komposisi campuran, persyaratan
material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti, Metode Pelaksanaan,
Cara pengukuran pekerjaan, dll).

c. Gambar-gambar, berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini,


lalu dibuat gambar-gambar teknis bangunan dimana sering gambar gambar tersebut
dicantumkan juga hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu prasarana tersebut.
Terdapat beberapa macam gambar rencana yang dibuat pada tahap ini, yaitu:
 Gambar Peta Lokasi, kita dapat mengetahui lokasi dimana bangunan akan dibangun
dan kesesuaian dengan Tata Ruang yang ada, sehingga aturan dalam penetapannya
harus menyesuaikan dengan Peraturan daerah setempat terkait bangunan gedung;
 Gambar Situasi, kita dapat mengetahui tataletak termasuk mana awal dan akhir
pekerjaan atau menjelaskan keadaan sekitar dimana bangunan akan dibuat.
 Gambar Denah, kita dapat mengetahui (membaca) ukuran-ukuran pokok (panjang dan
lebar) bangunan termasuk bangunan pelengkap;
 Gambar Pandangan/Tampak, kita dapat mengetahui bidang-bidang mana yang
terletak dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IV - 2
BAB IV HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN TEKNIS
Fungsi)
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik
CV AGRO MULIA
2023
 Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam 2 arah (memanjang
dan melintang). Dari gambar ini kita dapat mengetahui ukuran tinggi, lebar
bangunan/bagian bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga dicantumkan spesifikasi
teknis tiap konstruksi seperti perbandingan campuran yang digunakan (misalnya
perbandingan campuran untuk pondasi), jenis bahan yang digunakan (misalnya
ukuran agregat), dan lain-lain. Untuk lebih memehami hubungan bagian-bagian
struktur yang dianggap sangat penting maka perlu dibuat gambar lebih detail dari
gambar potongan seperti detail pondasi dll.
Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh konsultan
perencana dan Disetujui oleh Pemilik bangunan dan bila diperlukan melibatkan Dinas Teknis
terkait. Hasil desain ini sekurang-kurangnya harus memberikan jaminan bahwa rencana
bangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai standar teknis
(bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan) dan
kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-
budaya setempat serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan).
Berkaitan dengan obyek kajian yang dilakukan pada Bangunan Gedung CV Agro
Mulia.

4.2. DOKUMEN GAMBAR SESUAI TERBANGUN (AS BUILT DRAWING)


Dokumen gambar ini berisi hasil pelaksanaan oleh pihak pelaksana dan diketahui oleh konsultan
perencana.
Dokumen ini disajikan terpisah pada lampiran pelaporan yang terdiri dari Gambar Arsitektur,
Sipil/Struktur, Mekanikal dan Elektrikal.

4.3. DOKUMEN PENDUKUNG LAINNYA


Dokumen ini berisi hasil kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan terkait dengan
proses perijinan pelaksanaan, antara lain IMB, Rekomendasi Kebakaran, SLO, Manifest Limbah.
Dokumen ini disajikan pada lampiran yang merupakan persyaratan permohonan penerbitan SLF
di Kabupaten Brebes.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IV - 3
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA
2023
BAB V
HASIL ANALISIS PEMERIKSAANPERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN

5.1. KESESUAIAN PEMANFATAAN BANGUNAN GEDUNG TERHADAP FUNGSI BANGUNAN


GEDUNG
5.1.1. Fungsi Bangunan Gedung
Pengertian bangunan dalam arti gedung menurut PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
diatas dan / atau di dalam tanah dan / atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
social, budaya, maupun kegiatan khusus. Dalam PP bangunan gedung dikelompokkan dari segi
Klasifikasinya, Fungsi bangunan.
Klasifikasinya Gedung yang terkandung dalam PP ini adalah:

1) Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat kompleksitas terdiri dari

a. Bangunan gedung sederhana.

b. Bangunan gedung tidak sederhana.

c. Bangunan gedung khusus.

2) Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat permanensi

a. Bangunan gedung permanent.

b. Bangunan gedung semi permanent.

c. Bangunan gedung darurat / sementara.

3) Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat resiko kebakaran

a. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran tinggi.

b. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran sedang.

c. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah.

4) Klasifikasi gedung berdasarkan zonasi gempa meliputi tingkat zonasi gempa yangditetapkan
oleh instansi yang berwenang.
5) Klasifikasi gedung berdasarkan lokasi

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 1
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA
2023
a. Bangunan gedung di lokasi padat.

b. Bangunan gedung di lokasi sedang.

c. Bangunan gedung di lokasi renggang.

6) Klasifikasi gedung berdasarkan ketinggian

a. Bangunan gedung bertingkat tinggi.

b. Bangunan gedung bertingkat sedang.

c. Bangunan gedung bertingkat rendah.

7) Klasifikasi gedung berdasarkan kepemilikan

a. Bangunan gedung milik Negara.

b. Bangunan gedung milik badan usaha.

c. Bangunan gedung milik perorangan.

Dalam PP ini juga dijelaskan tentang penetapan fungsi bangunan gedung yaitu

1) Fungsi Hunian

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia.

2) Fungsi Keagamaan

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah.

3) Fungsi Usaha

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha, seperti gedungperkantoran,
gedung perdagangan, gedung perindustrian dan lain sebagainya.
4) Fungsi sosial dan budaya

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya.

5) Fungsi khusus

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat
kerahasia’an tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan
masyarakat di sekitarnya dan atau mempunyai resiko tinggi.

Dari klasifikasi yang ada di dalam PP untuk Bangunan CV Agro Mulia merupakan jenis
bangunan tidak sederhana dengan fungsi sebagai bangunan usaha yaitu Pergudangan

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 2
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
5.1.2. Luas Total Lantai Bangunan
Luas total lantai bangunan yang di SLF kan di CV Agro Mulia adalah 1.680 m2, yang
terdiri dari 2 lantai, yaitu: Lantai 1 Bangunan Gedung 1.680 m2 ditambah dengan Office Lt 2
72m2 adalah 1.752 m2, sehingga mempunyai luas bangunan yang mau di SLF kan :
Luas area yang dimiliki Gudang adalah 20.368 m2 yang tertera dalam sertifikat
yaitu:
 Hak Guna Bangunan seluas + 20.368 m2

5.1.3. Pemanfaatan Setiap Ruang Dalam Bangunan Gedung


CV Agro Mulia merupakan perusahaan yang bergerak. Dengan demikian letak dari
bangunan tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 5 Tahun 2021
Pasal 5. Bangunan yang difungsikan sebagai bangunan Pelaku usaha atau investor jadi
ini mempunyai jenis ruang yang disesuaikan dengan aktifitas yang ada. Lokasi dari CV Agro
Muliadapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5. 1 Letak Lokasi CV Agro Mulia


Gambar yang tertera diatas untuk luasan tanah sudah sesuai dengan lampiran Sertifikat Tanah
yaitu 20.368m2 dengan no sertifikat HGB No. 00063 yang seluruhnya beratas namakan Lanny
Kusumawati .

Dapat disimpulkan KDB yang dimiliki oleh CV Agro Mulia Memenuhi Peraturan yang ada yaitu 60%,
dengan demikian untuk luasan bangunan sesuai dengan yang ada dalam peraturan daerah setempat.
Untuk fungsi-fungsi ruang yang ada di CV AGRO MULIA sebagian dari luas bangunan
digunakan untuk area Gudang.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 3
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA

Gambar 5. 2 Gambar Eksisting Denah Lt. 1 dan 2

Melihat denah diatas, fungsi ruang terlihat sekali adanya keterkaitan dan kesesuaian dengan
aktivitas kegiatan utama yang ada di CV AGRO MULIA. Struktur Kerja yang ada adalah sebagai
berikut:

Gambar 5. 3 R. Penyimpanan Barang CV Agro Mulia

Gambar 5. 4 Tampak Bangunan CV Agro Mulia

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 4
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA

Gambar 5. 5 Tampak depan Bangunan CV AGRO MULIA

Pengaturan ruang luar yang ada tidak terlepas dari landasan pengertian yang ada di
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung, dimana bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan
mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan serasi terhadap
lingkungannya.
Dalam pemanfaatan Ruang Luar terkait dengan beberapa fungsi ruangan dan Persyaratan
Ruang Terbuka Hijau (RTHP), yaitu antara lain
Ruang Terbuka Hijau (RTH) secara makro berfungsi untuk kepentingan ekologis, sosial,
ekonomi maupun estetika dari suatu kota. Secara ekologis dimaksudkan sebagai upaya
konservasi air tanah, paru-paru kota, dan dapat menjadi tempat hidup dan berkembangnya plasma
nutfah (flora fauna dan ekosistemnya).
Ruang Terbuka Hijau yang berhubungan langsung dengan bangunan gedung SPBU dan
terletak pada persil yang sama disebut Ruang Terbuka Hijau Pekarangan (RTHP). Untuk perhitungan
luasan diatas dapat disajikan sebagai berikut sesuai kondisi eksisting:

NO Daftar Luas Persentase


1 Luas Area 20.368m2 100%
2 Luas tapak bangunan total 5.977m² 29%
3 Luas RTH 11.700m² 57%
4 Luas Jalan dan Saluran 1.011m² 5%
Luas Bangunan SLF 1.680m² 8%

Standart untuk daerah hijau menurut Perda Kabupaten Brebes No. 5 Tahun 2021 untuk Ruang
Terbuka Hijau adalah 30%. Dengan demikian untuk area hijau di CV AGRO MULIA Sudah
sesuai dengan peraturan daerah yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar siteplan
dibawah ini.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 5
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
5.2. KESESUAIAN INTENSITAS BANGUNAN GEDUNG
5.2.1. Luas Lantai Dasar
CV AGRO MULIA mempunyai luasan lantai dasar Bangunan Gedung 5.977 m2.
Dalam peraturan Perda Kabupaten Brebes No. 5 tentang Bangunan Gedung, dimana untuk
bangunan industri yang terletak di daerah Brebes mempunyai KDB sebesar 30%. Dari kondisi
eksisting yang ada dimana luas lantai Dasar yang dimiliki oleh CV Agro Mulia adalah 5.977 m2,
dengan luas lahan yang dimiliki adalah 20.368m2. Dengan demikian KDB nya adalah 29% <
60%. Dari hasil perhitungan KDB terlihat bahwa KDB untuk CV AGRO MULIA sudah Sesuai
dengan aturan yang ada KDB yang dipersyaratkan dalam Perda Kab. Brebes.

Tabel 5.1. Tabel Perbandingan KRK, IMB, dan Eksisting R. Utility

RTRW IMB Eksisting

Paragraf 4 Pasal  Belum memiliki IMB


119 No. 7b.
Untuk Kawasan
Industri KDB
paling tinggi 60%

 Luas Terbangun : 1680 m2,

5.2.2. Jumlah Lantai Bangunan Gedung


Jumlah lantai bangunan gedung CV Agro Mulia yaitu terdiri dari 2 lantai. Untuk lantai 1
digunakan untuk area Gudang Penyimpanan Barang, parkir dan area penunjang, sedangkan Lantai
2 digunakan ruang Office.

.
Gambar 5.10. Kondisi Lantai 1 dan 2 CV Agro Mulia

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 6
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
5.2.3. Ketinggian Bangunan Gedung
Dengan melihat persyaratan untuk ketinggian bangunan yang tercantum dalam Peraturan
Daerah No. 23 Tahun 2016 Tentang Bangunan Gedung pada Pasal 16 dimana untuk tinggi
bangunan gedung tidak boleh mengganggu lalu lintas penerbangan Ketinggian bangunan gedung
CV AGRO MULIAyaitu + 8.92 m secara total sampai dengan atap tertinggi.

Gambar 5.11. Ketinggian Bangunan CV Agro Mulia

Dengan menerapkan peraturan yang ada bahwa ketinggian bangunan CV AGRO


MULIA tidak melanggar peraturan daerah setempat.
5.2.4. Luas Daerah Hijau Dalam Persil
Di area CV AGRO MULIA terdapat area terbuka hijau untuk penempatanpohon dan
tanaman penutup seperti rumput dan lain-lain. Dalam gambar As Build Drawing yang ada
untuk luasan RTHP yang ada 57%,

Dalam Peraturan Daerah yang ada No. 5 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah pada pasal 64 pada point a berisi untuk ruang terbuka hijau privat yaitu 10% yang meliputi:
a. Ruang terbuka hijau pekarangan
b. Ruang terbuka hijau halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha

Melihat Ruang Terbuka Hijau di CV AGRO MULIA seluas 11.700 m2 dengan prosentase 57 %.
Jarak Sempadan Bangunan Gedung Terhadap Jalan Garis sempadan Bangunan (GSB) adalah
suatu aturan oleh pemerintah daerah setempat yang mengatur batasan lahan yang boleh dibangun.
Bangunan yang akan didirikan tidak boleh melampaui batasan garis ini, GSB ini berfungsi untuk
menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang pada akhirnya menciptakan kondisi
lingkungan yang sehat. Karena bangunan yang didirikan tersebut akan memiliki halaman yang
memadai sehingga penetrasi udara kedalam akan lebih optimal. Selain itu, dengan adanya jarak
bangunan dengan jalan di depannya, privasi tentunya akan lebih terjaga. Untuk bangunan CV AGRO

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 7
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
MULIA jarak garis sempadan bangunanyang ada yaitu 40m dari as jalan karena berada dijalan provinsi.
Melihat posisi bangunan terdepan yang ada lebih dari yang ditentukan, dengan demikian sudah
memenuhi batas yang dipersyaratkan.
5.2.5. Jarak Bangunan Gedung Dengan Batas Persil
Batas persil yang ada di area CV AGRO MULIAseperti terlihat pada gambar siteplan jarak
yang ada relative cukup yaitu + 5 m, hal ini mempertimbangkan dari segi keselamatan, kenyamanan,
dan juga kesehatan.

5.2.6. Jarak Antar Bangunan Gedung


Jarak antar bangunan gedung dalam satu persil tidak ada karena bangunan CV Agro Mulia
merupakan bangunan tunggal.

5.3. PEMENUHAN PERSYARATAN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG


Adapun pemenuhan persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi beberapa hal yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
5.3.1. Pemeriksaan Penampilan Bangunan Gedung
5.3.1.1. Bentuk Bangunan Gedung
Seperti terlihat pada bentuk bangunan gedungnya, dari gambar perencanaan yaituberbentuk
persegi panjang hal ini terkait dengan bentuk site yang ada, dan juga bertumpu pada pengembangan
arsitektur lokal dan dikombinasi dengan arsitektur modern. Dari gambar perencanaan yang ada
sudah sesuai dengan kondisi eksistingmya. Dengan demikian tidak ada perubahan bentuk.

Gambar 5. 12 Tampak Bangunan SLF CV Agro Mulia

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 8
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
5.3.1.2. Bentuk Denah Bangunan Gedung
Bentuk denah bangunan berbentuk persegi panjang mengikuti site yang ada, dengan perletakan
ruang-ruang sesuai dengan alur produksinya. Bentuk denah perencanaan dengan denah eksisting tidak
ada perubahan. Dari denah dalam lampiran IMB dengan kondisi denah eksisting untuk
pemanfaatan fungsi ruang ada perbedaan Luasan pada IMB/PBG yaitu 52,5 m2 pada ekisting 358m2.
5.3.1.3. Tampak bangunan

Tampak bangunan gedung CV AGRO MULIAmerupakan bentuk bangunan yang cocok


untuk bangunan kantor dan mini market, dimana dari tampak depan bangunan mempunyai ciri khas
bangunan kantor. Sedangkan untuk tampak dari samping terlihat sebagai bangunan mini market.
Gambar Tampak dalam perencanaan dan tampak eksisting tidak mengalami perubahan.

Gambar 5. 13 Tampak Eksisting PT. Jasa Migas Sejahtera


5.3.1.4. Bentuk Dan Penutup Atap Bangunan Gedung

Penutup atap bangunan bagian belakang menggunakan bahan bangunan dari jenis dak Beton
untuk bagian depan menggunakan beton. Atap yang ada kuat dan tidak terjadi bocor.

Gambar 5. 14 Penutup Atap Bangunan Gedung CV AGRO MULIA

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 9
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi) 2023
CV AGRO MULIA
5.3.1.5. Profil, Detail, Dan Material Bangunan
Terkait profil, detail dan material bangunan yang digunakan pada bangunan Penunjang ,
bagian tampak depan bangunan terlihat sederhana tidak banyak menggunakan profil dengan pintu
menggunakan kaca dan banyak terlihat jendela, untuk bahan atau material bangunan tidak ada yang
spesifik dalam perlakuannya.

Untuk penutup lantai pada bagian office menggunakan bahan beton yang dilapis dengan
epoxy , sedangkan pada bagian produksi sebagian besar menggunakan lantai beton. Untuk ruang
tertentu di bagian produksi menggunakan lantai keramik, hal ini untuk memudahkan dalam
perawatan.

Pintu Utama Gudang yang


terbuat dari besi tampak baik dan
namun kurang pada perawatan
kebersihan pintu dan area
sekitar.

Tampak Visual pada dinding


bagian luar terlihat masih baik
namun kurang perawatan
kebersihanya.

Untuk pintu dan jendela kaca


juga masih baik dan berfungsi
semestinya namun kebersihan
kurang terjaga.

Tampak pada dinding area


dalam terlihat masih baik tidak
ada penurunan catnya juga
belum ada yang memudar hanya
saja kebersihan belum terjaga.

Tampak visual atap dan rangka


atap baja masih bersih dan kuat
hanya perlu perawatan berkala
sudah cukup.

Tampak Visual masih bisa


digunakan, namun ada beberapa
point yang harus diperhatikan
yaitu optrade dan antrade tidak
sesui dan ketingian jarak tangga
dan atap/balok tarik itu masih
terkena kepala saat kita lewati,
Bagian tangga juga belum
memiliki pengaman.

Gambar 5.15. Profil dan Material Bangunan CV Agro Mulia

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA
HAL V - 10
2023
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA
5.3.1.6. Batas Fisik Atau Pagar Pekarangan
Batas Fisik pagar pekarangan atau pagar keliling bangunan yang digunakan adalah berupa
dinding dari beton precast dengan tinggi 2.00 m.

Gambar 5. 16 Pagar Keliling Bangunan CV Agro Mulia

Gambar 5. 17 Pintu Gerbang CV Agro Mulia


5.3.1.7. Kulit Atau Selubung Bangunan
Selubung atau kulit bangunan, merupakan elemen bangunan yang menyelubungi
bangunan gedung dalam hal ini adalah material berupa dinding dan atap tembus atau yang
tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen
tersebut. Selubung bangunan merupakan elemen bangunan yang penting yang harus
diperhitungkan dalam penggunaan energi. Faktor panas yang berasal dari luar bangunan
akan masuk kedalam ruang melalui selubung bangunan, baik melalui dinding maupun atap
yang merupakan beban pendingin yang harus dinetralisir oleh sistem pendingin (AC) dengan
menggunakan energi.
Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi, maka perolehan panas
tersebut harus dibatasi. Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses perpindahan kalor
dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas. Terdapat 3 (tiga) cara perambatan
panas:
 Perambatan Panas konduktif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda
yang kurang panas melalui kontak (sentuhan)
 Perambatan panas konvektif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda
yang kurang panas melalui aliran angin (atau zat alir lainnya)
 Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda
yang kurang panas dengan cara pancaran
Untuk mengurangi radiasi panas dan kesilauan dari sinar matahari, untuk keliling
bangunan CV AGRO MULIA dengan menggunakan tritisan.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 11
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023

5.3.2. Pemeriksaan Bangunan Gedung


5.3.2.1. Kebutuhan Ruang
Proses pemeriksaan bangunan gedung yang dilakukan meliputi seluruh komponen bangunan
yang ada, baik terhadap kebutuhan ruang perlantai bangunan maupun komponen yang digunakan untuk
dinding, dinding penyekat, pintu / jendela, ketinggian ruangan, penutup lantai dan penutup langit-
langit.
CV Agro Muliamerupakan bangunan pabrik yang didalamnya banyak melakukan kegiatan
produksi dalam hal ini khususnya produksi pakaian jadi. Dengan melihat kegiatan atau aktivitas yang
ada maka untuk bangunan CV Agro Muliasudah mempersiapkan ruang-ruang sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Yang meliputi:
a. R. Pengisian Bahan Bakar Minyak Ke Tangki Kendaraan
b. R. Pengisian Bahan Bakar Minyak Ke Tangki Penyimpanan/Penampungan

Selain ruang-ruang diatas terdapat juga ruang kantor yang berada di Lt. 2 dan juga fasilitas
penunjang yang berada di Lt. 1, yaitu R. kantin, musholla, R. Locker dan klinik.

Gambar 5. 18 Kondisi Lt. 1 CV Agro Mulia

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 12
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023
5.3.2.2. Bidang-bidang Dinding
Bidang Dinding yang ada di CV AGRO MULIAsecara keseluruhan baik untuk dinding luar
maupun di dalam menggunakan dinding batu bata di plester dan difinishing cat. Bahan yang
digunakan tidak mengandung racun jadi aman, mudah dibersihkan, tahan cuaca. Warna
menggunakan warna cerah hanya pada bagian tampak depan untuk memperjelas tampilan
menggunakan warna yang lebih tua dengan bahan ACP.

Gambar 5.21. Bidang-Bidang Dinding CV Agro Mulia

5.3.2.3. Dinding
Dinding yang ada di CV AGRO MULIA Batu bata merah dengan pleasteran finishing cat.
Dinding ini membatasi antar ruang di lantai 1 antara ruang 1 dan ruang lainya hanya untuk ruang.

Gambar 5. 22 Dinding CV Agro Mulia

5.3.2.4. Pintu / Jendela


5.3.2.5.
Pintu yang ada di bangunan CV Agro Muliaada beberapa jenis, antara lain:

Pintu Gudang Pintu dan jendela kaca office Gerbang pintu utama
Gambar 5.20 Kondisi Pintu dan jendela

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 13
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023

Untuk detail dari masing-masing pintu ada dalam As Build Drawing. Jendela yang ada di gedung
PT. JASA MIGAS SEJAHTERA , antara lain yaitu:
Tabel 5.3. Pintu dan jenndela CV Agro Mulia
No JENIS SPESIFIKASI
1
Bahan : Besi Baja
Dimensi : Lebar 6,35 Tinggi 5 m
Pintu Geser

2 Bahan : Kusen Alumium


Bahan : Pintu jendela kaca
Dimensi : Lebar 2.05 Tinggi 2,10 m
Pintu Dorong

3 Bahan : Kusen Alumium


Bahan : Pintu jendela kaca
Dimensi : Lebar 2 m Panjang 4 m
Jendela Mati

4 Bahan : Kusen Alumium


Bahan : Pintu jendela kaca
Dimensi : Lebar 2 m Panjang 2 m
Jendela Mati

Untuk detail dari masing-masing jendela ada dalam As Build Drawing.


5.3.2.6. Tinggi Ruang
Tinggi ruang untuk bangunan CV AGRO MULIAdi tiap lantai samayaitu mempunyai
ketinggian + 3.00 m.

5.3.2.7. Tinggi Lantai dasar


Tinggi lantai dasar untuk bangunan CV AGRO MULIAadalah + 30 cm.

5.3.2.8. Ruang-Rongga Atap


Ruang rongga atap di bangunan CV AGRO MULIA Tidak memiliki rongga atap.

5.3.2.9. Penutup Lantai


Penutup lantai yang digunakan di CV AGRO MULIA bagian Penyimpanan mengunakan
plesteran acian dan toilet menggunakan lantai keramik, sedangkan untuk office lantai kayu.

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 14
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023
5.3.2.10. Penutup Langit-langit
Bangunan yang mau di SLF kan CV Agro Mulia tidak mengunakan penutup langit
langit.

5.3.3. Pemeriksaan Keseimbangan, Keserasian Dan Keselarasan Dengan Lingkungan


Bangunan Gedung
Pemeriksaan keseimbangan, keserasian dan keselarasan dengan lingkungan lebih
mengarah pada sisi penataan lingkungan luar bangunan dan menciptakan sirkulasi di luar
bangunan dengan menambahkan signage (penanda).

5.3.3.1. Tinggi (Peil) Pekarangan


Tinggi peil pekarangan ataupun lahan parkir dihalaman depan masih relative rendah,
hal ini juga menghindari bahaya untuk kendaraan yang akan masuk ke area CV Agro ,
terutama untuk kendaraan truck. Tinggi peil pekarangan di CV AGRO MULIA adalah
+ 03, m.

Gambar 5.24. Tinggi Peil Pekarangan CV Agro Mulia

5.3.3.2. Pemanfaatan Ruang Sempadan Bangunan


Pemanfaatan Ruang Sempadan Bangunan harus mengindahkan keserasian lansekap
pada ruas jalan yang terkait sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang dan tata bangunan
yang ada. Menurut Per Men PU No. 29 Tahun 2006 Hal III-26, bangunan diperbolehkan di
area GSB adalah Papan Nama, Gardu Satpam, Taman dan Area parkir mobil atau motor.
Area sempadan bangunan CV AGRO MULIA dipergunakan atau dimanfaatkan
untuk bangunan pos satpam, area parkir, dan taman hijau. Dengan melihat kondisi
eksisting yang ada tersebut. Dapat disimpulkan untuk pemanfaatan ruang sempadan
bangunan belum sesuai dengan peraturan yang ada. Sehingga ada rekomendasi yaitu untuk
memindahkan area makan bersama ditempat lain dalam satu Kawasan.

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 15
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023
5.3.3.3. Tata Tanaman
Pemilihanan penggunaan tanaman harus memperhitungkan karakter tanaman sampai
pertumbuhannya optimal yang berkaitan dengan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Potensi bahaya
terdapat pada jenis-jenis tertentu yang sistem perakarannya destruktif, batang dan cabangnya rapuh,
mudah terbakar serta bagian- bagian lain yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk memenuhi
fungsi ekologis khususnya di perkotaan, tanaman dengan struktur daun yang rapat besar seperti pohon
menahun harus lebih diutamakan di lingkungan bangunan gedung CV Agro Mulia kondisi yang ada
sudah terdapat tanaman, dan sudah ditata di sekeliling area bangunan. Sehingga terkesan teduh dan
untuk mengurangi polusi udara atau debu. Terdapat penanaman pohon di sekeliling area
bangunan.

Gambar 5. 26 Tata Tanaman CV Agro Mulia

5.3.3.4. Tata Perkerasan Pekarangan


Tata Perkerasan pekarangan menggunakan bahan beton, di area perkerasan
menggunakan beton dikarenakan kendaraan yang masuk kedalam area tersebut adalah
jenis kendaraan ringan berat dan sedang. Sehingga dengan pemakaian bahan beton akan
lebih kuat dan tahan lama.

Gambar 5. 27 Tata Perkerasan Jalan CV Agro Mulia

5.3.3.5. Sirkulasi Manusia Dan Kendaraan


Untuk sirkulasi manusia dan kendaraan di CV Agro Mulia masih belum dibedakan,
dalam waktu jangka panjang perlu dibedakan antara jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan,
sehingga untuk pejalan kaki lebih nyaman dan aman.

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 16
BAB V HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN TEKNIS TATA BANGUNAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV Agro Mulia
2023
5.3.3.6. Jalur Pedestrian

Pada Area Bangunan Gudang CV Agro Mulia Belum memiliki jalur Pedestrian.

5.3.3.7. Pertandaan (Signage)


Pada Bangunan Gudang yang mau di SLF kan CV agro mulia Belum memiliki
pertandaan apapun.

KONS ULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL V - 17
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023

BAB VI
HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN
PERSYARATAN KEANDALANBANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR

6.1. DARI SEGI KESELAMATAN


6.1.1. Akses Eksit (Pintu Keluar)
Akses eksit yang ada di bangunan CV AGRO MULIA berada lantai 1.
a. Lantai 1, untuk pintu keluar (Akses eksit) ada 1 Jalur, dimana 1 pintu berada di bagian depan
bangunan. Dengan kondisi bebas dari hambatan dengan lebar pintu eksit untuk pintu utama lebar
+ 6,35 m.

Gambar 6.1. Akses Enter dan Eksit di Lt. 1 CV AGRO MULIA


6.1.2. Penandaan Sarana Jalan Keluar
Pada Bangunan CV Agro Mulia belum memiliki penandaan.

6.1.3. Rencana Evakuasi

Rencana evakuasi yang ada di gedung CV AGRO MULIA, untuk kondisi di lapangan sudah
ada. Rencana evakuasi yang berupa denah jalur evakuasi ini sangat diperlukan terutama pada saat
kondisi darurat.

HAL VI - 1
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023

Gambar 6. 2 Denah Rencana Evakuasi CV AGRO MULIA

6.1.4. Titik Berkumpul


Persyaratan untuk titik kumpul adalah sebagai lokasi akhir yang dituju di ruang terbuka dan tidak
menghalangi dan mudah dijangkau oleh kendaraan atau tim medis, jarak yang aman dari bahaya
reruntuhan bangunan gedung, sesuai dengan Per Men PU No. 14 Th 2017. CV AGRO MULIA belum
memiliki titik kumpul.

6.2. DARI SEGI KESEHATAN


6.2.1. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang ada di gedung CV AGRO MULIA yaitu berupa ventilasi alami dan
rencana ventilasi buatan. Sistem penghawaan alami ada dalam peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006
tentang pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Dalam persyaratan umum jika ventilasi alami
tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi Buatan seperti pada bangunan fasilitas tertentu
yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran. Pada bangunan CV AGRO MULIA
menggunakan ventilasi alami, ventilasi alami dipakai untuk jendela bouven sedangkan jendela yang
lainnya berupa jendela dengan kaca mati dan untuk rencana ventilasi buatan yaitu menggunakan
Kipas Angin dan AC Split.

HAL VI - 2
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023

Gambar 6.3 Ventilasi alami berupa jendela

6.2.2. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan ada dalam Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006


tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, menjelaskan mengenai
persyaratan Sistem Pencahayaan diantaranya beberapa persyaratan system
pencahayaan pada bangunan gedung yaitu, antara lain:
 Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan gedung dan
fungsi masing-masing ruang di dalam bangunan gedung.
 Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan bangunan
pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan persyaratan harus mengikuti:
 SNI 03-6197-2001 Konservasi energi sistem pencahayaan buatan pada bangunan
gedung, atau edisi terbaru.
 SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan
gedung, atau edisi terbaru
 SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan system pencahayaan buatan pada
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
Dalam bangunan gedung CV AGRO MULIA menggunakan sistem pencahayaan
alami dan rencana buatan untuk menerangi. Untuk pencahayaan alami berasal dari jendela..

HAL VI - 3
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023

Gambar 6. 4 Sistem Pencahayaan CV AGRO MULIA


6.3. DARI SEGI KENYAMANAN
6.3.1. Ruang Gerak dan Hubungan Antar Ruang dalam Bangunan Gedung

Jumlah lantai bangunan gedung CV AGRO MULIA sebanyak 2 lantai. Untuk lantai 1 digunakan
untuk area Penyimpanan, area parkir dan area penunjang, sedangkan lantai 2 digunakan untuk area
office/Kantor. Jumlah pengguna bangunan keseluruhan 48 orang, jumlah pengguna atau batasan
okupansi ini terkait dengan aktifitas yang dilaksanakan dan juga kenyamanan ruang gerak untuk para
karyawan. Karyawan yang bekerja di CV AGRO MULIA berlangsung dalam 1 shift, jam kerja dari jam
08.00-16.00 WIB.
Mendasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Pengkajian dari segi pandangan yang berdasar dari
peraturan tersebut, dalam bangunan CV AGRO MULIA yaitu:
a. Pandangan dari Dalam Bangunan
Berkaitan dengan kegiatan yang ada di bangunan CV AGRO MULIA, karyawan bekerja.
Dengan melihat sistem kerjanya maka bangunan dari CV AGRO MULIA tidak banyak menggunakan
jendela, dengan pertimbangan akan mengganggu dalam bekerja. Pandangan dari dalam
bangunan hanya ada di area office di lantai 2. Disetiap ruang terdapat banyak pembukaan (jendela)
untuk mengurangi kejenuhan dalam bekerja, dan juga untuk kesehatan mata, terutama yang
bekerja setiap hari didepan computer untuk mengurangi radiasi atau kelelahan mata.

HAL VI - 4
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
b. Pandangan dari Luar Bangunan
Pandangan dari luar ke dalam bangunan kondisi sama dengan pandangan dari dalam ke luar
bangunan. Sehingga untuk yang diluar bangunan tidak dapat melihat apa kegiatan yang ada di dalam
bangunan. Untuk area office terdapat banyak pembukaan hanya pendangan satu arah dari dalam
keluar.

Gambar 6. 5 Pandangan dari dalam Bangunan Gambar 6. 6 Pandangan dari luar ke Bangunan

6.4. DARI SEGI KEMUDAHAN


6.4.1. Pemeriksaan Fasilitas dan Aksesibilitas Hubungan Ke, Dari dan Di DalamBangunan
Gedung
6.4.1.1. Hubungan Horisontal Natar Ruang / Antar Bangunan

Bangunan CV AGRO MULIA merupakan bangunan 2 lantai untuk hubungan antar ruang horizontal
yang ada berupa pintu. Untuk hubungan horizontal antar ruang tersebut diatur dalam Peraturan Menteri
PU No. 29/PRT/M/2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Dalam peraturan
dijelaskan mengenai beberapa persyaratan tersebut antara lain:

a. Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi semua orang, termasuk penyandang cacat
dan lansia.

b. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas harus mempertimbangkan tersedianya hubungan horizontal


antar ruang dalam bangunan gedung, akses evakuasi, termasuk bagi semua orang, termasuk
penyandang cacat dan lansia.

c. Kelengkapan prasarana dan sarana disesuaikan dengan fungsi bangunan gedung dan persyaratan
lingkungan lokasi bangunan gedung.

d. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan kemudahan hubungan horizontal berupa

HAL VI - 5
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
tersedianya pintu dan/atau koridor yang memadai untuk terselenggaranya fungsi bangunan
gedung tersebut.

e. Jumlah, ukuran, dan jenis pintu, dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan besaran ruang,
fungsi ruang, dan jumlah pengguna ruang.

f. Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan fungsi ruang dan
aspek keselamatan;

g. Beberapa pengamatan dilapangan terkait dengan persyaratan tersebut untuk hubungan horizontal yang ada
berupa pintu, yaitu:
1. Pintu
 Pintu Utama
Pintu utama yang ada di CV AGRO MULIA berupa pintu ganda bahan dari kaca jenis pintu
swing. Pintu tersebut yang menghubungkan dari dalam ke luar bangunan. Dan digunakan juga
sebagai pintu exit.
No JENIS SPESIFIKASI
1 Pintu Gudang
Bahan : Baja
Dimensi : Lebar 6.35m
Tinggi 5.00m
Sistem Geser

2 Pintu Office
Bahan : Kaca
Dimensi : Lebar 2.05 m
Tinggi : 2.10m
Sistem Swing

HAL VI - 6
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
 Jalur Pedestrian
Jalur pedestrian pada lingkungan bangunan CV AGRO MULIA Sudah disediakan. Sehingga
para karyawan dan pelangan terasa nyaman dan aman bila berada di lingkungan SPBU tersebut.
Namun perlu diperhatikan untuk jalur disabilitas, karena diarena CV AGRO MULIA belum
disediakan jalur disabilitas.

6.4.1.2. Hubungan Vertikal Antar Lantai Bangunan


Hubungan vertikal yang ada di bangunan CV AGRO MULIA berupa tangga. Dalam Peraturan
Menteri PU No. 29/PRT/M/2006, di dalamnya menjelaskan mengenai persyaratan Hubungan Vertikal antar
Lantai Bangunan Gedung.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain:
a. Setiap bangunan gedung bertingkat harus menyediakan sarana hubungan vertikal antarlantai
yang memadai untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung tersebut berupa tersedianya tangga,
ram, lif, tangga berjalan/eskalator, dan/atau lantai berjalan/travelator.

b. Jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal harus berdasarkan fungsi bangunan
gedung, luas bangunan, dan jumlah pengguna ruang, serta keselamatan pengguna bangunan
gedung.

c. Setiap bangunan gedung dengan ketinggian di atas lima lantai harus menyediakan sarana
hubungan vertikal berupa lif.

d. Bangunan gedung umum yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan,
fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya harus menyediakan fasilitas dan kelengkapan
saran hubungan vertikal bagi semua orang, termasuk penyandang cacat dan lansia.
e. Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal dalam bangunan gedung
harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai
dengan fungsi dan jumlah pengguna bangunan gedung.
f. Setiap bangunan gedung yang menggunakan lif harus tersedia lif kebakaran yang dimulai dari
lantai dasar bangunan (ground floor).
g. Lif kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran atau lif penumpang biasa atau lif barang yang
dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan secara khusus
oleh petugas kebakaran

HAL VI - 7
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
Pada bangunan CV AGRO MULIA mempunyai sarana hubungan vertikal berupa tangga.
Untuk dimensi yang ada sudah sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2017. Kondisi untuk
tangga maupun lift masih bagus dan berfungsi dengan baik.

Tanngga Yang terlalu Akses tangga yang Tanngga Yang terlalu


curam Nabrak balok curam
Gambar 6. 7 Hubungan Vertikal Bangunan
Dimensi:
 Lebar tangga = 70 cm
 Optrade = 19 cm
 Aptrade = 30 cm

6.4.2. Pemeriksaan Kelengkapan Prasarana dan Sarana dalam Pemanfaatan BangunanGedung

Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, juga menjelaskan mengenai Kelengkapan Sarana dan Prasarana
dalam Pemanfaatan Bangunan Gedung. Dalam peraturan dijelaskan mengenai beberapa persyaratan
tersebut antara lain:

1. Guna memberikan kemudahan bagi pengguna bangunan gedung untuk beraktivitas di dalamnya,
setiap bangunan gedung untuk kepentingan umum harus menyediakan kelengkapan prasarana
dan sarana pemanfaatan bangunan gedung, meliputi: ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi,
toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.

2. Penyediaan prasarana dan sarana disesuaikan dengan fungsi dan luas bangunan gedung, serta
jumlah pengguna bangunan gedung

Persyaratan kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung harus


mengikuti:

HAL VI - 8
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
1. SNI 03-1735-2000 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, atau edisi terbaru;

2. SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan keluar untuk
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung, atau edisi terbaru;

3. SNI 03-6573-2001 Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung (lif), atau
edisi terbaru;
6.4.2.1. Ruang Ibadah

Pada Bangunan CV AGRO MULIA Belum memiliki ruang ibadah.

6.4.2.2. Ruang Control atau Administrasi

Sebagai sarana penunjang pengelolaan dalam proses Penyimpanan, dalam hal ini dapat
mengontrol pemasukan dan pengeluaran dalam proses Penyimpanan. Di CV AGRO MULIA berada di
lantai 1.

Gambar 6.8. Ruang Penyimpanan


6.4.2.3. Ruang Meeting
Ruang Office yang ada di CV AGRO MULIA berada di lantai 2 paling depan bangunan gedung.

Gambar 6. 9 Ruang Office CV AGRO MULIA

6.4.2.4. Tempat Sampah

HAL VI - 9
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
Tempat sampah CV Agro Mulia Belum Memiliki Tempat Sampah Khusus yang harus dibedakan
antara sampah kering dan sampah basah. Untuk sampah yang ada masih menjadi satu hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan yang ada yaitu Per Men PU No. 14 Tahun 2006. Hal ini perlu adanya pemisahan anatar
sampah kering dan basah. Pada CV AGRO MULIA perlu penambahan tempat sampah pada
setiap area gedung 20m dan tempat sampah yang dibedakan antara sempah organik,
nonorganik dan B3 sampah medis.

6.4.2.5. Toilet
Untuk toilet yang ada sudah dipisahkan antara toilet laki-laki dan perempuan untuk lokasi berada
di lantai 1 dengan jumlah toilet Wanita 1 toilet sedangkan untuk laki-laki ada 1 toilet. Dengan jumlah
karyawan sebanyak 15 orang. Dari standart PerMenkes No. 5 Th. 2018 dari Departemen Tenaga
Ketenagakerjaan untuk bangunan industri standart kebutuhan KM/WC adalah 1-150 orang membutuhkan 6
KM/WC, untuk jumlah lebih dari 150 orang setiap penambahan 40 orang ditambah 1 KM/WC. Kondisi yang ada
bagus bisa berfungsi dengan baik. Hanya perlu perawatan rutin untuk kedepannya, sehingga tetap terjaga
kebersihannya.

Gambar 6. 10 Toilet dan Urine CV AGRO MULIA

6.4.2.6. Rambu dan Marka

CV AGRO MULIA belum memiliki rambu dan marka.

6.4.2.7. Titik Pertemuan

Persyaratan untuk titik kumpul adalah sebagai lokasi akhir yang dituju di ruang terbuka dan tidak
menghalangi dan mudah dijangkau oleh kendaraan atau tim medis, jarak yang aman dari bahaya

HAL VI - 10
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
reruntuhan bangunan gedung, sesuai dengan Per Men PU No. 14 Th 2017. Titik kumpul yang ada di
CV AGRO MULIA Belum memiliki rambu titik kumpul

Kondisi eksisting:
 Posisi titik kumpul yang ada di CV AGRO MULIA berada di bagian samping bangunan.

 Kondisi yang ada di daerah yang aman, dekat dengan area parkir mobil tamu.

 Pada saat kondisi darurat, untuk mobil ambulance posisi berada di sebelah kiri. Hal ini dikarenakan
area sebelah kiri lebih mudah untuk area putar.

 Luasan area yang ada + 50 m2 tiap titik kumpul, dengan luasan yang ada dapat menampung
sejumlah +50 orang. Dengan jumlah karyawan yang ada tempat titiksudah mencukupi.

6.4.2.8. Parkir
Hasil pengamatan di lapangan untuk tempat parkir yang disediakan oleh CV AGRO MULIA
yaitu parkir kendaraan angkut barang. Untuk ruang parkir angkut barang berada pada depan yaitu
pada teras bangunan.
a. Kendaraan angkut barang ( 5 kendaraan )
Untuk Satuan Ruang Parkir (SRP) kendaraan roda 2 adalah 0.75 x 2.00 = 1.5 Kebutuhan luas
parkir untuk 5 kendaraan = 1.5 x 12 = 18 m2 Lahan yang tersedia 25 m2 dengan demikian
untuk 12 kendaraan sudah mencukupi.

Gambar 6. 11 Tempat Parkir CV AGRO MULIA

HAL VI - 11
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VI HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK ARSITEKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV AGRO MULIA 2023
Untuk semua area ruang yang dimanfaatkan CV Agro Mulia dapat dilihat dibawah ini .

Gudang Agro Mulia

Teras/Parkir kendaraan
Gudang Agro Mulia

Office lantai 1 Agro Mulia

Office lantai 2 Agro Mulia

Gambar 6. 11 Denah Ruang CV AGRO MULIA

HAL VI - 12
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
BAB VII
ANALISIS PEMERIKSAAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR

7.1. PENDAHULUAN
7.1.1. Latar Belakang
Penilaian Struktur terhadap Gudang Penyimpanan Barang Kering ini dilakukan berdasarkan
kebutuhan yang tidak saja untuk penilaian Sertifikat Laik Fungsi (SLF), namun untuk jangka panjang juga
untuk mengetahui tingkat kelayakan struktur eksisting. Hal ini perlu dilakukan, mengingat terus
berkembangnya regulasi mengenai bangunan gedung, tentunya untuk mengetahui bahwa
bangunan sudah sesuai rencana awal atau bahkan mengetahui kekuatan untuk tahun–tahun selanjutnya
terdapat beberapa aspek perubahan struktur atau tidak pada saat ini. Perubahan struktur yang dimaksud
dapat berupa pelapukan elemen struktur yang diakibatkan oleh perubahan cuaca yang ekstrim, atau
mungkin adanya perubahan fungsi lantai bangunan jika ada.

7.1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Investigasi keadaan struktur terhadap Gudang Penyimpanan Barang Kering ini
sebagai berikut :
a. Mengetahui kondisi struktur eksisting secara material, baik secara visual maupun pengujian yang
sifatnya non-destruktif yaitu Uji Hammer.
b. Mengetahui kondisi elemen struktur, apakah mengalami perubahan bentuk, deformasi, yang dapat
mengakibatkan penurunan tingkat keamanan struktur.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 1
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada investigasi ini adalah :
a. Visual Inspection
Mendasarkan pada perubahan secara fisik yang terjadi pada permukaan struktur yaitu
 Ada atau tidak adanya retak permukaan (surface cracks) pada permukaan beton.
 Ada atau tidak adanya deformasi plastis elemen struktur, untuk mendeteksi kekuatan
dankekakuan struktur.
 Ada atau tidak adanya pengelupasan/spalling dari selimut beton dari elemen struktur.
b. Non-destructive test/ uji tidak merusak.
 Uji Hammer.
Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada
permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan memberikan
energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat
terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberi indikasi kekerasan dan
juga, juga setelah kalibrasi, dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji. Jenis
hammer yang umum dipakai untuk pengujian ini adalah Schmidt rebound hammer. Alat ini
sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Menggunakan
Type NR Digunakan untuk menguji kuat tekan beton bermutu keras (100 kg/cm2 – 500 kg/cm2)
pada kolom, balok, pelat.

Gambar 7. 1 Alat Hammer Test

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 2
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

7.1.4. Lokasi Pekerjaan


Kegiatan ini dilakukan pada Gudang Penyimpanan Barang Kering, dimana ditunjukkan pada
Gambar di bawah.

Gambar 7. 2 Lokasi Gudang Penyimpanan

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 3
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.1.5. Tahapan Pengujian
Tahap pengujian dijelaskan pada diagram alur dibawah ini :

PENGAMATAN VISUAL

PENGUJIAN HAMMER

PENGISIAN DAFTAR SIMAK DAN ANALISA STRUKTUR

KESIMPULAN & REKOMENDASI

Gambar 7. 3 Alur Pengujian

7.1.6. Standar / Code Pengujian


Pengujian bangunan gedung sepenuhnya mengikuti standar peraturan terbaru yang berlaku
diIndonesia yang meliputi :
1) Permen PUPR No 27 / PRT / M / 2018, mengenai Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung.

2) Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain, SNI
17272020
3) Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural, SNI 1729 2020

4) Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan, SNI 2847-2019

5) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI – 1982,

6) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIG 1983)

7) Tata cara perhitungan struktur beton bangun gedung SNI 03-2847-2002

8) Tata cara perhitungan struktur baja untuk gedung SNI 03-1729-2002

9) Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung,
SNI-1726-2019

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 4
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.1.7. Pemeriksaan Elemen Struktur
7.1.7.1. Pemeriksaan Struktur Bawah
Struktur bawah adalah bangunan pondasi yang berhubungan langsung dengan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul
beban bagian bangunan lainnya di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban - beban bangunan (beban isi bangunan),
gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi. Pondasi
berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan
tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu
mendukung beban bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll.
Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami
patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu sistem pondasi. Akibat penurunan atau patahnya
pondasi, maka akan terjadi:
1. Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain–lain
2. Lantai pecah, retak, bergelombang
3. Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.

7.1.7.2. Pemeriksaan Struktur Atas


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka
tanah (SNI 2847 2019). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding geser dan
tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting. Pada bangunan ini kita ambil
struktur pokok utamanya jika bisa diamati dilakukan pada sistem rangka kolom, balok, plat, dan
sistem rangka baja.
a) Pemeriksaan Elemen Struktur Kolom Beton
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelurusan kolom dan ada tidaknya
kerusakan seperti cover spalling (selimut beton terkelupas sampai terlihat baja tulangan), retak
dalam, dan lain – lain yang mempengaruhi kekuatan kolom
b) Pemeriksaan Elemen Struktur Pelat Lantai
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya lendutan berlebihan
sampaidengan retak dalam serta cover spalling yang terjadi pada beton.
c) Pemeriksaan Rangka Baja
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya lendutan berlebihan atau
tekuk baja.
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 5
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.2. Hasil Pemeriksaan Elemen Struktur
Tabel 7. 1 Hasil Pengamatan Visual

No Tinjauan Struktur Temuan

Tampak bangunan, secara umum bangunan


dalam kondisi sangat baik tidak ada
1
kerusakan.

Kolom gable frame kondisi baik tidak


2
mengalami tekuk dan tidak miring.

Pengujian waterpass pada kolom, terlihat


3
kolom dalam kondisi center atau lurus.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 6
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
No Tinjauan Struktur Temuan

4 Sambungan kuda – kuda ke kolom baik


sesuai standar

Hubungan balok kolom area mezannine


5
gudang sesuai standar kondisi baik

Kondisi dinding baik tidak ada retak /


6 rusak

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 7
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
No Tinjauan Struktur Temuan

Kondisi kuda – kuda gable baik sesuai


7
dengan standar

Area kerja, lantai kondisi baik tidak


8
ditemukan retakan

Berdasakan pengamatan sekeliling


9
bangunan tidak ada penurunan
bangunan

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 8
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
No Tinjauan Struktur Temuan

Kondisi Tangga kantor tidak ada


10
retak/rusak.

7.2.1. Hasil Pengujian Hammer

pl

sl

lk lk
tk

Gambar 7. 4 Denah Pengujian Hammer

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 9
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Tabel 7. 2 Hasil Nilai Pukulan Hammer Test

Nama kegiatan = Pengujian angka pukulan beton keras


Lokasi Kegiatan = Gedung Penyimpanan Barang
Elemen struktur = sloof,kolom,balok,plat lantai dan plat tangga
Sudut Pengambilan = 0°
Diuji oleh = Tim Citra Vastu Vidya

NO ANGKA PANTUL R HASIL HASIL


ΣR (N/mm2) (Kg/Cm2) KET
LOKASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KOREKSI
Mutu f'c.... Mutu K-....
1. SLOOF (Sampel 1) 27 30 27 25 30 28 25 30 25 28 27.50 27.50 28.00 285.52
2. SLOOF (Sampel 2) 30 25 30 24 25 27 28 28 27 24 26.80 26.80 22.00 224.34
3. TANGGA KANTOR (Sampel 1) 24 24 24 30 28 26 28 26 24 28 26.20 26.20 19.00 193.75
4. TANGGA KANTOR (Sampel 2) 30 30 24 24 26 24 28 28 26 24 26.40 26.40 22.00 224.34
5. LANTAI KANTOR 1 (Sampel 1) 26 32 24 24 26 27 28 26 28 31 27.20 27.20 22.00 224.34
6. LANTAI KANTOR 1 (Sampel 2) 27 32 25 25 27 27 28 27 28 31 27.70 27.70 28.00 285.52
7. LANTAI KANTOR 2 (Sampel 1) 32 32 30 30 28 25 28 25 27 27 28.40 28.40 25.00 254.93
8. LANTAI KANTOR 2 (Sampel 2) 30 30 32 26 26 26 24 22 24 22 26.20 26.20 22.00 224.34
9. LANTAI GUDANG (Sampel 1) 38 28 22 38 30 32 26 32 27 33 30.60 30.60 30.00 305.92
10. LANTAI GUDANG (Sampel 2) 38 28 22 38 30 32 26 32 27 33 30.60 30.60 30.00 305.92

Rata-Rata Hasil Uji 252.89 Kg/Cm2

No Dokumentasi Keterangan

Test Hammer pada Sloof area


1
gudang dengan mutu beton K 285

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 10
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Test Hammer pada bagian plat lantai


2 kantor lantai 1 dengan ketebalan 10 cm
kemudian mutu beton K 250

Test Hammer pada bagian plat lantai


3
kantor lantai 2 dengan ketebalan 10 cm
kemudian mutu beton K 200

Test Hammer pada bagian plat lantai


4
gudang dengan ketebalan 10 cm
kemudian mutu beton K 300

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 11
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

5 Test Hammer pada bagian plat tangga


kantor dengan mutu beton K 200

GRAFIK HASIL PENGUJIAN HAMMER RATA-RATA


300

250

200

150

100

50

0
TITIK PENGUJIAN

Gambar 7. 5 Grafik Nilai Kuat Tekan Beton

Berdasarkan hasil pengujian hammer pada permukaan beton dengan nilai rata – rata total hasil K
250 kg/cm2. sesuai dengan SNI 2847 2019 untuk beton yang diperuntukan untuk sistem rangka pemikul
momen dengan nilai minimum 250 kg/cm2.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 12
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.3. Analisa Struktur
7.3.1. Spesifikasi Material dan Mutu Bahan
Mutu bahan struktur yang digunakan sebagai acuan analisa struktur sepenuhnya menggunakan
mutu hasil pengujian kecuali pondasi yang menggunakan mutu standar minimum SNI dikarenakan tidak
dilakukan pengujian material pondasi.
1) Mutu Beton = K – 250 kg/cm2 (nilai minimum hasil pengujian hammer)

7.3.2. Dimensi yang digunakan


Dimensi yang digunakan sepenuhnya mengikuti gambar As Built Drawing.
Analisis Secara Visual.

Tampak Depan

Titik Temuan - Tampak Depan Bangunan Gudang tampak bersih dan terawat

Penyebab -
Rekomendasi -

Tampak
Samping

Titik Temuan - Tampak Samping Bangunan Gudang dalam kondisi baik tidak ada tanda penurunan
tanah
Penyebab -
Rekomendasi -

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 13
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Kolom Selasar

Titik Temuan - Kolom teras baja kondisi kaku, tanpa lendutan dengan Dimensi 20 x 10 ketebalan 0,8
Penyebab -
Rekomendasi -

Balok Anak

Titik Temuan Balok anak baja kondisi baik dengan Diameter 15 x 7,5 kemudian tebal 0,8

Penyebab -
Rekomendasi -

Balok Induk

Titik Temuan - Balok induk baja kondisi baik dengan Diameter 15 x 12,2 kemudian tebal 0,8
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 14
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Penyebab -
Rekomendasi -

Kolom Induk

Titik Temuan - Kolom induk baja kondisi baik Dimensi 25 x 12,2 tidak ada lendutan ketebalan 0,8
Penyebab -
Rekomendasi -

Plat Gudang

Titik Temuan - Plat lantai beton tidak ada keretakan dan kerusakan dengan ketebalan 10 cm
Penyebab -
Rekomendasi -

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 15
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Plat Kantor

Titik Temuan - Plat lantai kantor tidak ada keretakan dan kerusakan dengan ketebalan 10 cm
Penyebab -
Rekomendasi -

Atap

Titik Temuan - Kondisi sambungan kuda – kuda pada bangunan gedung sesuai dengan
standar
Penyebab -
Rekomendasi -

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 16
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.3.3 Analisa Terhadap Beban Gempa
1. Menentuan Katetgori Resiko Struktur
Faktor keutamaan dan kategori risiko struktur bangunan merupakan koefisien-koefisien
yang ditentukan berdasarkan peraturan-peraturan seperti Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa
SNI 1726:2019 seperti pada tabel berikut :
Tabel 7. 5 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa

Jenis pemanfaatan Kategori risiko

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

- Fasilitas sementara
I
- Gudang penyimpanan

- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya


Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategoririsiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan

- Rumah toko dan rumah kantor

- Pasar

- Gedung perkantoran

- Gedung apartemen / rumah susun II

- Pusat perbelanjaan / mall

- Fasilitas manufaktur

- Bangunan Industri

- Pabrik

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 17
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk:

 Bioskop
 Gedung pertemuan
 Stadion III
 Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan
unit gawat darurat
 Fasilitas penitipan anak
 Penjara
 Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk dalam kategori IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar

dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-


hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:

 Pusat pembangkit listrik biasa

 Fasilitas penanganan air

 Fasilitas penanganan limbah

 Pusat telekomunikasi

Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori


risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur)

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 18
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat
pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya,
limbah berbahaya, atau bahanyang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi III

masyarakat jika terjadi kebocoran.

Gedung dan gedung yang ditunjukan sebagai fasilitas yang


penting,termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
 Bangunan-bangunan monumental
 Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
 Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitasbedah dan unit gawat darurat
 Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi,
serta garasi kendaraan darurat IV
 Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai,
dantempat perlindungan darurat lainnya
 Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saan keadaan darurat
 Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur
stasiunlistrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur
rumah atau struktur pendukung air atau material atau
peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaandarurat

Berdasarkan data dari peraturan Tata cara perencanaan ketahanan Gempa Untuk struktur
bagunan gedung dan non gedung SNI 1726-2019 maka struktur yang dianalisis masuk pada
kategori resiko I.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 19
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
2. Penentuan Faktor Keutamaan Gempa
Tabel 7. 6 Faktor Keutamaan Gempa

Kategori Faktor keutamaan gempa,


risiko Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50

Dari tabel diatas maka faktor keutamaan Gempa dari struktur tersebut yaitu 1
3. Parameter Percepatan Gempa
Dalam penentuan gaya gempa menggunakan peraturan Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non-Gedung, SNI-1726-2019 dengan Peta gempa sebagai
berikut:

Gambar 7. 9 Percepatan periode pendek Ss

Gambar 7. 8 Percepatan periode 1 detik

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 20
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
4. Kelas Situs
Berdasarkan sifat sifat tanah pada situs, maka situs harus diklasifikasi sebagai situs SA, SB, SC,
SD, SE, Atau SF yang mengikut pada penentuan jenis tanah yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel 7. 7 Penetuan Jenis Tanah

Kelas Situs ̅
V
s (m/detik)
̅ 𝑎𝑡𝑎𝑢 N
N ̅ 𝐶𝐾 s̅ 𝑢 (kPa)

SA (batuan Keras) > 1500 N/A N/A

750 Sampai
SB (Batuan) 1500 N/A N/A

SC (Tanah Keras, sangan padat dan


350 sampai 750 > 50 ≥ 100
batuan Lunak)

Kelas Situs ̅s (m/detik)


V ̅ 𝑎𝑡𝑎𝑢 N
N ̅ 𝐶𝐾 s̅ 𝑢 (kPa)

SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100

<175 <15 <50

Atau setia profil tanah yang mengandung lebih dari tiga


meter tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
SE (Tanah Lunak) Indeks plastisitas, PI > 20; Kada Air, W ≥ 40 %; Kuat

geser niralir s̅ 𝑢 < 25 kPa

Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu


atau lebih dari karakteristik berikut :
SF(Tanah khusus yang membutuhkan
infestigasi geoteknis spesifik dan analisa 1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
respon sesifik situs) beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
sangan sensitif, tanah tersementasi lemah.

Data Percepatan Spektral =


Ss = 0.550 g
S1 = 0.260 g
Fa = 1.620
Fv = 3.000
Sds = 0.594 g
Sd1 = 0.520 g
TL = 6 detik

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 21
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023

Gambar 7. 10 Response Spektrum Desain

5. Kategori Desain Seismik


Tabel 7. 8 Desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada perioda pendek

Nilai SDS Kategori resiko

I atau II Atau III IV

SDS < 0,167 A A

0,167 ≤ SDS < 0,33 B C

0,33 ≤ SDS < 0,5 C D

0,5 ≤ SDS D D

Berdasarkan kategori resiko nilai untuk resiko I dan SDS ≥ 0,5 yaitu D
Tabel 7. 9 Desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada perioda 1 detik

Nilai SD1 Kategori resiko


I atau II Atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 ≤ SD1 < 0,133 B C
0,133 ≤ SD1 < 0,2 C D
0,2 ≤ SD1 D D

Berdasarkan kategori resiko nilai untuk resiko I dan SD1 ≥ 0,2 yaitu D

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 22
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
6. Faktor R, Ω0 dan Cd dalam Perancangan Sistem Penahan Gaya Gempa
Semakin tinggi suatu bangunan, pentingnya aksi gaya lateral menjadi semakin berarti. Oleh
sebab itu, perlu adanya sistem penahan gaya gempa yang digunakan sesuai dengan batasan
sistem struktur dan batasan ketinggian struktur. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
sistem penahan gaya gempa yaitu koefisien modifikasi respons (R), faktor kuat-lebih sistem
(Ω0) dankoefisien amplifikasi defleksi (Cd).

7. Penentuan Periode Getar (T)


Perioda fundamental (T) dalam arah yang ditinjau harus diperoleh menggunakan
property struktur dan karakteristik deformasi elemen penahan dalam analisis yang teruji.
Perioda fundamental struktur (T) tidak beleh melebihi hasil koefesien untuk batasan atas pada
perioda yang dihitung(Cu) dan perioda fundamental pendekatan (Ta) :
Tmode1 < Cu.Ta
Ta = Ct . hnx
Dimana:
T = periode getar struktur (detik)
Cu = koefisien Untuk batasan atas pada perioda yang dihitung Ta = Prioda pendekatan(detik)
Ct = parameter prioda pendekatan
x = parameter prioda pendekatan
hn = Ketinggian struktur utama (m) = 9.65 m

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 23
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Tabel 7. 10 Koefisien Pembatas Periode Getar Struktur

Tipe struktur Ct X
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka beton dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

Dari data tabel diatas karena bangunan merupakan beton bertulang maka Ct = 0,0724 dan x = 0,8

Tabel 7. 11 Koefisien Pembatas Periode Getar Struktur

Parameter percepatan respon spktra desain Koefisien Pembatas


pada 1 detik, SD1 (Cu)
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7

T min = Ct . hnx^0.8
= 0.0724 x 9.65^0.8 meter
= 0.444 detik
T maks = Cu.Ta
= 1.4 x 0.444 detik
= 0.622 detik
Prosedur analisis yang boleh digunakan
Tabel 7. 12 Prosedur analisis yang boleh digunakan

Analisis Analisis Prosedur


Kategori gaya spektrum riwayat
desain Karakteristik struktur Lateral respons respons
seismik ekivalen ragam seismik
pasal 7.8 pasal 7.9 pasal 11
Bangunan dengan kategori risiko I atau II dari konstruksi
I I I
rangka ringan dengan ketinggian tidak melebihi 3 tingkat
B,C Bangunan dengan kategori risiko I atau II, dengan ketinggian
I I I
tidak lebih dari 3 tingkat
Semua struktur lainnya I I I
Bangunan dengan kategori risiko I atau II dari struktur rangka
D, E, F I I I
ringan dengan ketinggian tidak lebih 2 tingkat

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 24
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Bangunan lainnya dengan kategori risiko I atau II dengan
I I I
ketinggian tidak lebih dari 2 tingkat
Struktur beraturan dengan T< 3,5Ts dan semua struktur dari
I I I
konstruksi rangka ringan
Struktur tidak beraturan dengan T< 3,5Ts dan mempunyai
hanya ketidakteraturan horisontal tipe 2, 3, 4, atau 5 dari
I I I
tabel 10 atau ketidakteraturan vertikal tipe 4, 5a, atau 5b dari
tabel 11

Semua struktur lainnya TI I I

Dari tabel diatas karena bangunan terdiri dari 1 lantai dan ketinggian bangunan 8.95 meter dan
desain seismik D maka digunakan desain gempa Statik Ekivalen

7.3.4 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi dan faktor beban yang digunakan dalam perencanaan ini mengacu pada standar yang
berlaku yaitu SNI 1726 2019 dimana data yang tersusun yaitu sebagai berikut :
 Struktur Rangka Atas
Pada kombinasi perencanaan struktur atas modul beban gempa makan Live (L) bisa di reduksi
menjadi 0,5 dengan syarat beban Live kurang dari 500 kg/m2. Dengan kombinasi beban ultimite sebagai
berikut :
Comb 1 = 1,4 D
Comb 2 = 1,2 D + 1,6 L
Comb 3 = 1,2 D + L + W
Comb 4 = 1,2 D + L + E
Comb 5 = 0,9 D + W
Comb 6 = 0,9 D +
 Struktur Bawah
Pada kombinasi perencanaan struktur atas untuk modul beban gempa maka Live (L) bisa di reduksii
menjadi 0,5 dengan syarat beban Live kurang dari 500 kg/m2. Dengan kombinasi beban ultimite sebagai
berikut :
Comb 1 =D
Comb 2 = D + 1,0 L
Comb 3 = D + 0,75 L
Comb 4 = D + 0,7 E
Comb 5 = D + 0,75 L + 0,7 E
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 25
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
Comb 6 = 0,6 D + 0,7 E
Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
Lr = Beban hidup atap
W = Beban angin
E = Beban gempa

7.3.5 Analisis Pembebanan Pada Struktur Bangunan


Dalam perencanaan sebuah struktur maka beban-beban yang kemungkinan akan terjadi. Dalam
perhitungan pembebanan biasanya sudah ada beban yang menjadi standar dari Persyaratan beban minimum
di SNI-1727-2020. Tetapi adapun beban yang tidak terlampir pada persyaratan itu maka beban di tentukan
dari spesifikasi perhitungan material yang ada pada peraturan beban indonesia terdahulu.
a. Beban Atap
1. Beban Mati (q DL)
Beban Atap galvalum pada gording tebal 1 mm
DL = 5 kg/m2
Jarak gording = 1 meter = 5 * 1 meter
= 6 kg/m
2. Beban Hidup Atap Sebagai Beban Terpusat (qL) = 100 kg
3. Beban Angin (W) (Qw)
Koefisien tekan = 0.9
Koefisien hisap = -0.4
Tekanan angin = 0.38 kN/m2
b. Beban Mezannine
1. Beban Mati
Finishing Lantai tebal 10 cm = 0.10 m x 2200 kg/m = 220 kg/m2
2. Beban Hidup Mezanine
Beban hidup kantor = 250 kg/m2
c. Beban Dinding = 250 kg/m2

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 26
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.4. Kesimpulan dan Rekomendasi
7.4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian lapangan dan analisa struktur maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Mutu beton hasil hammer test diatas k-250, sehingga berdasarkan hasil pengujian mutu beton
sudah sesuai dengan standar minimal SNI 2847 2019 yaitu diisyaratkan mutu beton minimal K-
250.
2. Hasil analisa struktur menunjukan struktur di lantai 1 aman tidak ada kerusakan maupun
penurunan.
3. Mutu Baja U-24 hasil berada fy = 240 MPa sehingga sudah memenuhi syarat material baja
dimana mutu minimum baja untuk gudang.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 27
BAB VII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK STRUKTUR
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. ARGO MULIA
2023
7.4.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka rekomendasi yang dapat kami berikan sebagai berikut:
1. Perlu inspeksi berkala untuk memastikan ada tidaknya kerusakan pada komponen struktur
meliputi pondasi, kolom pedestal, kolom baja, kuda-kuda atap, dsb.
2. Perawatan baja dengan coating ex : zincromate minimal setahun sekali agar baja terhindar dari
korosi.
3. Pemasangan patok BM untuk memastikan ada tidaknya penurunan bangunan untuk kepentingan
evaluasi selanjutnya.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VII - 28
2023
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia

BAB VIII
ANALISIS PEMERIKSAANKEANDALAN
PENDAHULUAN
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi
dan mobilitas dalam bangunan. Berdasarkan UU No 28 Tahun 2002, utilitas atau sebagai prasarana
dan sarana bangunan gedung bertujuan untuk mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi
bangunan gedung, baik yang berada di dalam maupun di luar bangunan gedung.
Utilitas Bangunan pada suatu bangunan Gedung diatur oleh PermenPU No.29 Tahun 2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Tujuan dari Permen PU tersebut adalah
agar terselenggaranya fungsi bangunan gedung yang selamat, sehat, nyaman, dan memberikan
kemudahan bagi penghuni dan/atau pengguna bangunan gedung, serta efisien, serasi, dan selaras
dengan lingkungannya.
Utilitas bangunan Gudang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek Mekanikal
2. Aspek Elektrikal
3. Aspek Isyarat Elektronis
4. Aspek Plambing
8.1. ASPEK MEKANIKAL
Sistem mekanikal bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang berkerja berdasarkan
prinsip-prinsip hukum mekanikal. Sistem mekanikal yang terdapat di Gudang Lanny antara lain
adalah :
1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif;
2. Sistem Penghawaan Mekanis;
3. Sistem Transportasi Vertikal.

8.1.1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif


UU No. 28 Tahun 2002 telah mensyaratkan keandalan bangunan pada semua bangunan
gedung dalam kemampuannya untuk mencegah dan menanggulagi bahaya kebakaran. Hal ini
untuk menjamin keselamatan masyarakat yang berada di dalam bangunan dan lingkungannya, agar
dapat melakukan kegiatan, dan meningkatkan produktivitasnya serta meningkatkan kualitas
hidupnya.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 1
2023
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
Salah satu tipe sistem dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah sistem
proteksi aktif. Berdasarkan PermenPU No.29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung disebutkan bahwa setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan
rumah deret sederhana, harus dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan proteksi aktif.
Penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada fungsi, klasifikasi, luas, ketinggian, volume
bangunan, dan/atau jumlah dan kondisi penghuni dalam bangunan gedung. Secara umum, sistem
proteksi kebakaran aktif diatur oleh Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Gudang Lanny merupakan bangunan dengan fungsi sebagai Gudang penyimpanan /
Warehouse sehingga harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran aktif. Hal tersebut
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan
teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Pasal 3 ayat 1 yang
menyatakan persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
meliputi ketentuan umum, akses dan pasokan air pemadam kebakaran, sarana penyelamatan,
sistem proteksi kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, utilitas bangunan gedung,
pencegahan kebakaran pada bangunan gedung, pengelolan sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung, dan pengawasan serta pengendalian. Sistem proteksi kebakaran aktif di CV.
Agro Mulia belum tersedia dan belum terpasang.

8.1.1.1. Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran


Pencegahan kebakaran pada bangunan gedung adalah mencegah terjadinya kebakaran
pada bangunan gedung atau ruang kerja. Bila kondisi-kondisi yang berpotensi terjadinya
kebakaran dapat dikenali dan dieliminasi akan dapat mengurangi secara substansial terjadinya
kebakaran. Untuk mencegah kebakaran dan mengeliminasi kerugian yang terjadi, suatu
bangunan gedung perlu dilengkapi instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran.
Instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran pada bangunan gedung di Indonesia
didasarkan pada SNI 03-3986-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Standar tersebut mencakup persyaratan minimal, kinerja, lokasi, pemasangan,pengujian, dan
pemeliharaan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk memproteksi penghuni, bangunan,
ruangan, struktur, daerah, atau suatu obyek yang diproteksi sesuai dengan SNI tersebut.
Sistem deteksi dan alarm kebakaran mempunyai beberapa tipe, yaitu :
1. Tipe Konvensional
2. Tipe Full Addressable

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 2
2023
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
3. Tipe Semi Addressable
Kelengkapan sistem deteksi dan alarm kebakaran berdasarkan ketentuan yang berlaku
terdiri dari beberapa komponen, antara lain :
1. Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
2. Peralatan deteksi
3. Titik Panggil Manual
4. Panel Kontrol Kebakaran
5. Catu Daya
6. Alarm Kebakaran
Pada saat ini Gudang Lanny dalam kondisi belum terinstal Sistem Deteksi Kebakaran.

8.1.1.2. Sistem Hidrant Dan Springkler


Untuk mencegah akibat yang lebih fatal dari suatu kebakaran, maka suatu bangunan atau
tempat terentu serta sesuai ketentuan dianggap penting dipasang peralatan pemadam instalasi
tetap. Hidrant merupakan salah satu sistem pencegahan kebakaran gedung tipe instalasi tetap,
dengan sistem pemadam manual yang menggunakan slang penyemprot dengan cara membuka
kran pada hidran pilar / box. Pemasangan dan instalasi system hydrant berdasarkan :
1. SNI 03-1745-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak
Dan Selang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
2. SNI 03-6570-2001 Tentang Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi
Kebakaran.
Bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem hydrant minimal kelas 1, dengan
kriteria sesuai dengan Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan yaitu :

1. Lebih dari tiga tingkat diatas tanah.


2. Lebih dari 15 m di atas tanah dan ada lantai antara atau balkon.
3. Lebih dari satu tingkat di bawah tanah.
4. Lebih dari 6 m di bawah tanah.
Pada CV. Agro Mulia belum tersedia sistem hydrant baik secara administratif maupun
secara eksisting.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 3
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia

8.1.1.3. Alat Pemadam Api Ringan


APAR atau Alat Pemadam Api Ringan atau Fire Extinguisher adalah alat yang digunakan
untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. APAR terdiri dari komponen
tabung dan selang yang tersegel. Terdapat 4 (empat) jenis APAR, yaitu jenis cairan, busa,
serbuk dan CO2.
Alat pemadam api ringan atau APAR harus dipasang sesuai dengan :
1. Permenaker No. 04 tahun 1980 Tentang syarat-syarat pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan teknis
sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.
3. SNI 03-3987-1995 atau edisi terakhir; Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Alat
Pemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
Dan Gedung.
APAR pada CV. Agro Mulia belum tersedia dan belum terpasang.

8.1.2. Sistem Penghawaan


Sistem tata udara atau disebut juga sebagai sistem HVAC (Heat, Ventilation, and Air
Conditioning) adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat
mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkanatau dipersyaratkan. Sistem tata udara juga
mengatur aliran udara dan kebersihannya.
Sistem tata udara adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu bangunan gedung,
seperti yang disyaratkan UU No. 28 Tahun 2002, di mana pada pasal 21 disebutkan bahwa
persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan,
sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. PP No. 36 tahun 2005 menyatakan bahwa
untuk memenuhi persyaratan sistem penghawaan, setiap bangunan gedung harus mempunyai
ventilasi alami, ventilasi mekanik atau buatan sesuai dengan fungsinya.
Sistem pengkondisian atau penyegaran udara pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua)
golongan utama yaitu :
1. Penyegaran udara untuk kenyamanan
Menyegarkan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang
melakukan kegiatan tertentu.
2. Penyegaran udara untuk industri

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 4
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
Menyegarkan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan, peralatan atau barang
yang ada di dalamnya.
Secara administratif, ketentuan belum dilengkapi dengan hasil pengujian Lingkungan Kerja

Nantinya hasil pengujian udara ambien akan disesuaikan dengan baku mutu KepGub Jateng
No.8 Tahun 2001 dan hasil pengujian udara lingkungan kerja telah sesuai dengan baku mutu
PP RI Nomor 22 Tahun 2021. Kemudian hasil laporan pengujian sistem penghawaan di CV.
Agro Mulia akan terbit dalam bentuk dokumen.

8.1.2.1. Sistem Ventilasi


Ventilasi adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan
udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap,
karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan. PP No
36 Tahun 2005 dan Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan gedung menyatakan bahwa ventilasi mekanik atau buatan harus disediakan jika
ventilasi alami tidak dapat memenuhi syarat. Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi dalam bangunan gedung.
Penggunaan ventilasi di CV. Agro Mulia untuk sementara hanya mengggunakan
sistem ventilasi udara alami yang ada pada area sisi bangunan seperti toilet dan office.
Dengan cara tersebut, maka suhu dan kelembapan ruangan terjaga kenyamanannya.

Gambar 8.3 Kondisi existing ventilasi

8.1.2.2. Air Conditioning


Air Conditioning atau pengkondisi udara adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk
menstabilkan suhu udara dan kelembaban suatu area. Sistem AC umumnya menggunakan
siklus refrigrasi tetapi kadang-kadang menggunakan penguapan, biasanya untuk kenyamanan
pendingin di gedung. AC pada Gudang Lanny belum tersedia dan belum terpasang.

1. AC Window, adalah jenis AC non sentral, dimana bagian heat exchanger dan
evaporatornya berada dalam satu kotak.
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 5
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
2. AC Split, adalah jenis AC non sentral, di mana unit pendingin di tempatkan di dalam
ruangan dan unit pembuang panas ditempatkan di luar ruangan.
Biasanya penempatan AC non sentral hanya dipasang pada ruang office dan admin.

Apabila nanti menggunakan AC Non Sentral, diupayakan Refrigeran yang digunakan


pada AC Non Sentral di Gudang Lanny menggunakan Refrigerant jenis R-32 dan R-410
yang telah sesuai dengan Peraturan Departemen Perindustrian dan Perdagangan (41/M-
IND/PER/5/2014) dan (40/M- DAG/PER/7/2014) serta (55/M-DAG/PER/9/2014) yang
menetapkan mulai tahun 2015 diberlakukan implementasi HPMP (HCFC Phase-Out
Management Plan).
Berdasarkan pemeriksaan secara visual, Air Conditioning di CV. Agro Mulia dalam
keadaan belum terinstal.

8.2. ASPEK ELEKTRIKAL


Sistem elektrikal bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang berkerja berdasarkan
prinsip-prinsip hukum elektrikal. Yang meliputi sistem elektrikal antara lain :
1. Sistem Proteksi Petir.
2. Sistem Instalasi Listrik Utama.
3. Sistem Genset
4. Sistem Pencahayaan.

8.2.1. Sistem Proteksi Petir


UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa
persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi syarat keselamatan, kesehatan, kenyamanan
dan kemudahan. Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal
16 ayat (1) meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan,
serta kemampuan bangunangedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
bahaya petir.
Berdasarkan PP No, 36 Tahun 2005 pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa setiap bangunan
gedung yang berdasarkan letak, sifat geografis, bentuk, ketinggian, danpenggunaannya berisiko
terkena sambaran petir harus dilengkapi dengan instalasi penangkal petir. Ayat 2 menyebutkan
bahwa sistem penangkal petir yang dirancang dan dipasang harus dapat mengurangi secara nyata
risiko kerusakan yang disebabkan sambaran petir terhadap bangunan gedung dan peralatan yang
diproteksinya, serta melindungi manusia di dalamnya.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 6
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
Berdasarkan SNI 03-7015-2005 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung
disebutkan bahwa jenis dan lokasi sistem proteksi petir sebaiknya dipertimbangkan secara seksama
pada tahap perancangan suatu bangunan gedung baru, sehingga bagian bangunan gedungyang
secara listrik bersifat konduktif dapat dimanfaatkan secara maksimum. Dengan demikian rancangan
dan konstruksi instalasi secara keseluruhan akan lebih mudahdilaksanakan dan efektivitas sistem
proteksi petir dapat ditingkatkan dengan biaya danusaha yang minimum.
Dalam proteksi petir terdapat dua sistem, yaitu proteksi petir internal dan proteksi eksternal.
Proteksi petir internal atau sering disebut dengan surgge arraster adalah suatu sistem proteksi petir
dalam cakupan instalasi listrik, LAN (internet), maupun instalasi komunikasi atau telpon. Komponen
proteksi petir internal antara lain adalah arrester tegangan lebih (surge arrester), kabel penyalur
atau hantaran pembumian, dan elektroda pembumian (grounding).
Proteksi petir eskternal adalah suatu sistem penyalur petir yang dirancang dan dipasang pada
atap atau bangunan tertinggi pada suatu bangunan. Terdapat 2 (dua) jenis sistem proteksi petir
eksternal, yaitu sistem konvensional (Franklin) dan sistem modern atau elektrostatis. Komponen
proteksi petir eksternal antara lain adalah kepala petir atau terminal udara, kabel penyalur atau
hantaran pembumian, dan elektroda pembumian (grounding).
Komponen-komponen dari sistem protesi petir berdasarkan ketentuan adalah :
1. Kepala Petir atau Terminasi Udara
2. Hantaran Pembumian atau Konduktor Penyalur
3. Pembumian atau Grounding
Sistem proteksi petir CV. Agro Mulia menggunakan tipe Konvensional dengan jumlah 2
(dua) unit yang terpasang pada bangunan gudang. Secara administratif, sistem proteksi petir belum
dilengkapi dengan SLO.

Secara visual sistem penangkal petir dalam keadaan baik. Berikut merupakan kondisi
eksisting dari sistem penangkal petir pada CV. Agro Mulia.

Gambar 8.3 Kondisi Sistem Penangkal Petir

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 7
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
8.2.2. Sistem Instalasi Listrik Utama
Sistem distribusi dan instalasi listrik merupakan salah satu sistem yang penting di dalam
bangunan gedung. Hal ini disebabkan karena sistem distribusi dan instalasi listrik memegang
peranan cukup besar dalam operasional bangunan gedung. Hampir semua peralatan yang
digunakan di dalam bangunan gedung merupakan peralatan listrik dan elektronis, yang memerlukan
energi listrik sebagai energi utama.
UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa
persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi syarat keselamatan, kesehatan, kenyamanan
dan kemudahan. Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal
16 ayat (1) meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan,
serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
bahaya petir.
Berdasarkan PP No. 36 Tahun 2005 Pasal 36 ayat (1) disebutkan bahwa setiap bangunan
gedung yang dilengkapi dengan instalasi listrik termasuk sumber daya listriknya harus dijamin
aman, andal, dan akrab lingkungan. Sedangkan ayat (2) menyebutkan bahwa ketentuan mengenai
tata cara perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pemeliharaan instalasi listrik mengikuti
pedoman dan standar teknis yang berlaku.
Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung menyatakan bahwa Persyaratan sistem kelistrikan meliputi sumber daya listrik, panel
hubung bagi, jaringan distribusi listrik, perlengkapan serta instalasi listrik untuk memenuhi
kebutuhan bangunan gedung yang terjamin terhadap aspek keselamatan manusia dari bahaya
listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya dari
bahaya kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.
Aspek pemeriksaan pada sistem distribusi dan instalasi listrik dari suatu bangunan gedung
antara lain adalah :

1. Sistem Distribusi Tegangan Menengah.


2. Sistem Distribusi Tegangan Rendah.
3. Sistem Pentanahan / Grounding.
Standarisasi yang digunakan dalam perencanaan dan instalasi sistem elektrikal yang berlaku
di Indonesia adalah :
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
2. SNI 04-0227-2003 Tentang Tegangan Standar.
3. PERMENAKER Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik
Di Tempat Kerja.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 8
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
Pada kondisi saat ini CV. Agro Mulia belum dialiri Listrik, tetapi sudah ada Letter sebagai
bukti pengadaan.

8.2.3. Sistem Instalasi Generator Set


Kondisi listrik di Indonesia yang dilayani oleh PT. PLN telah berkembang menjadi lebih baik.
Pasokan energi listrik oleh PLN sebagai sumber utama energi listrik sampai saat ini belum dapat
diandalkan sisi kontinuitasnya, terutama untuk beberapa aplikasi yang mutlak menuntut mutu dan
pasokan terus-menerus tanpa terputus. Sehingga pada bangunan gedung modern tertentu
diperlukan energi listrik cadangan. Salah satu sistem energi listrik cadangan adalah generator set.
Sistem sumber listrik cadangan dari generator set pada sebuah rumah sakit diatur dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2306 tahun 2011, secara khusus pada
lampiran BAB III tentang Sumber Diesel Generator.
Generator set yang dipasang sebagai sumber daya pengganti dari sistem kelistrikan penting
harus dirancang memenuhi persyaratan layanan, sesuai ketentuan yang berlaku seperti pada SNI
04-7018-2004 tentang sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
Sistem genset pada CV. Agro Mulia sedang dalam tahap perencanaan, diupayakan
segera lakukan pengadaan.

8.2.4. Sistem Pencahayaan


Pencahayaan diperlukan manusia untuk mengenali suatu objek secara visual di mana organ
tubuh yang mempengaruhi penglihatan adalah mata, syaraf, dan pusat syaraf penglihatan di otak.
Cahaya dari suatu sumber cahaya tidak selalu dipancarkan secara langsung ke suatu objek
pencahayaan atau bidang kerja. Setiap bangunan gedung memerlukan sistem pencahayaan untuk
mendukung fungsi bangunan itu sendiri. Terdapat 3 (tiga) jenis sistem pencahayaan, yaitu
pencahayaan dalam ruangan (indoor), pencahayaan di luar ruangan (outdoor) dan pencahayaan
darurat.
Sistem pencahayaan dalam ruangan pada bangunan gedung memerlukan cahaya untuk
menunjang kegiatan sehari-hari yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap ruangan. Untuk
mendapatkan pencahayaan yang sesuai dengan fungsi ruangan tersebut, maka diperlukan sistem
pencahayaan yang tepat sesuai. Sistem pencahyaan bangunan gedung memerlukan tata cahaya
untuk mengatur suatu pencahayaan ruangan dengan tepat, yang akan mencipta suasana tertentu
serta membangun estetika pada ruangan. Terdapat 3 (tiga) tipe pencahayaan ruangan, yaitu
General Lighting, TaskLighting dan Accent Lighting.
Standarisasi yang digunakan dalam perencanaan sistem pencahayaan pada bangunan
gedung adalah :
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 9
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
1. SNI 03-6197-2000 Tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan;
2. SNI 03-6575-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayan Buatan Pada
Bangunan Gedung.

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara visual, terlihat bahwa sistem pencahayaan dalam dan
luar ruangan pada CV. Agro Mulia dalam keadaan belum dialiri listrik, jadi masih mengandalkan
pencahayaan alami..

8.2.5.1. Grounding Sistem Proteksi Petir Dan Sistem Elektris


Grounding sistem adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus
petir dan arus netral sistem elektris ke dalam bumi. Tingkat keandalan sebuah grounding
terdapat pada konduktifitas tanah terhadap logam, jika konduktifitasnya baik maka pelepasan
arus akan semakin lancer. Kelayakan grounding diukur berdasarkan tingkat tahanan grounding
dengan sebaran maksimal 10 𝛀 untuk grounding petir dan 10 𝛀 untuk grounding sistem elektris.

8.3. ASPEK ISYARAT ELEKTRONIS


Sistem isyarat elektronis pada bangunan adalah sarana dan prasarana bangunan untuk
mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang berkerja berdasarkan
prinsip-prinsip isyarat atau sinyal elektronis. Untuk sistem isyarat elektronis belum tersedia baik itu
CCTV, Telepon, maupun Data.
8.3.1. Sistem CCTV
Suatu bangunan modern telah dirancang untuk dilengkapi dengan CCTV sebagai suatu
usaha untuk menjaga keamanan dari gedung tersebut. Closed-circuit television (CCTV) atau yang
sering disebut video surveillance merupakan sebuah sistem pengawasan yang menggunakan
kamera video untuk mengirim gambar ke tempat tertentu dalam sebuah sistem pengawasan yang
terbatas. Tidak seperti TV pada umumnya CCTV ditransmisikan hanya ke tujuan tertentu dan
bersifat tertutup /rahasia (closed circuit) baik menggunakan digital atau analog. Penggunaan CCTV
biasanya dipadukan dengan perangkat DVR (Digital Video Recorder) yang berfungsi untuk
menyimpan rekaman event yang dikirim dari kamera CCTV itu sendiri .
CCTV merupakan sistem pengawasan terpadu yang memanfaatkan kamera sebagai media
input (melihat), selain kamera ada komponen lain yang diperlukan agar sebuah sistem pengawasan
terpadu dengan CCTV bisa berjalan dan digunakan.
Komponen Sistem CCTV terdiri dari :
1. Kamera CCTV
2. DVR
3. Media Penyimpanan,
4. Kabel Instalasi.
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 10
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
8.3.1. Sistem Telephon
Berdasarkan Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung menyatakan bahwa Persyaratan komunikasi dalam bangunan gedung
dimaksudkan sebagai penyediaan sistem komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan
maupun untuk hubungan ke luar, pada saat terjadi kebakaran dan/atau kondisi darurat lainnya.
Termasuk antara lain: sistem telepon, sistem tata suara, sistem voice evacuation, dan lain-lain.

Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara
(terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan
menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna
telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Sistem telephon dalam bangunan gedung
terdiri dari PABX, Pesawat Telephon dan Kabel Instalasi.
Sistem telephon dalam bangunan gedung dimulai dari saluran Provider ke fasilitas PABX
(Private Automatic Branch Exchange), selanjutnya dihubungkan ke kotak induk (MDF- Main
Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution Cable) jaringan telepon disebarkan ke
kotak terminal yang ada tiap lantai bangunan.
Berdasarkan pengecekan visual, saat ini Sistem Komunikasi Telephone pada Office CV.
Agro Mulia dalam keadaan belum tersedia.

8.3.2. Sistem Data


Suatu bangunan gedung modern telah dirancang untuk dilengkapi dengan sistem data untuk
menunjang dan mempermudah pekerjaan yang berkaitan dengan data komputer. Data yang bersifat
tulisan maupun berbentuk aktivitas, dapat disimpan melalui sistem data yang berupa program. Tidak
seperti pada umumnya, data yang ditulis manual berbentuk kertas, buku dan sejenisnya yang
apabila tidak diingat dengan baik, maka dapat tersebut bisa hilang. Sedangkan, dengan
menggunakan sistem data yang disimpan dalam komputer dapat tersimpan dengan baik tanpa
khawatir terjadi suatu kehilangan data.
Sistem Data merupakan kumpulan data yang di dalamnya terdapat satu atau lebih berupa
tabel yang terhubung antara satu dengan yang lainnya yang mana tiap pengguna/ user diberi akses
untuk memanfaatkan dan mengolah data dengan Sentral Data sebagai pusat pengontrol dari sistem
data. Kelengkapan peralatan dari sistem data meliputi :
1. Monitor
2. PC (Personal Computer)
3. Server Processor sebagai Pusat Data
4. Wifi Access

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 11
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
Sistem Data pada Office CV. Agro Mulia belum terinstal.
8.4. ASPEK PLAMBING
Sistem plambing pada bangunan gedung adalah sarana dan prasarana bangunan gedung
untuk mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung, yang merupakan sistem
pemipaan dan drainasi gedung. Sistem plambing yang terdapat di CV. Agro Mulia antara lain
adalah :
1. Sistem Penyediaan Air Bersih
2. Sistem Pengelolaan Air Kotor
3. Sistem Pengelolaan Air Hujan

8.4.1. Sistem Penyediaan Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari.
Air bersih sangat diperlukan dalam suatu bangunan gedung untuk mendukung fungsi dan aktifitas
di dalamnya. Kebutuhan terhadap air bersih menjadi salah satu persyaratan keandalan dari suatu
bangunan gedung, di mana UU No. 28 Tahun 2002 menyatakan bahwa suatu bangunan gedung
dipersyaratan memenuhi syarat kesehatan bangunan gedung yang salah satunya adalah
persyaratan sanitasi. Sistem sanitasi yang dimaksud merupakan kebutuhan sanitasi yang harus
disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih salah
satunya.
Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
menyatakan bahwa Sistem air bersih pada suatu bangunan gedung harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih, sistem distribusi dan penampungannya.
Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan dan/atau sumber air lainnya yang
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perencanaan
sistem distribusi air bersih dalam bangunan gedung harus memenuhi debit air dan tekanan minimal
yang disyaratkan. Sistem instalasi air bersih mengikuti SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing.
Sumber air bersih di CV. Agro Mulia terdiri dari 1 jenis sumber, yaitu sumur air dalam dengan
jumlah 1 (satu) titik. Air tersebut disalurkan menuju rooftop water tank dengan kapasitas 2 x
1.050 liter. Kemudian disalurkan menuju seluruh sistem sanitasi.

8.4.2. Sistem Pengelolaan Air Kotor / Limbah (Black Water)


Seperti halnya sistem air bersih, sistem air kotor juga menjadi salah satu syarat keandalan
bangunan gedung sebagai syarat kesehatan, seperti yang diamantakan oleh UU No. 28 Tahun 2002
tentang bangunan gedung, yang menyatakan bahwa suatu bangunan gedung dipersyaratan
KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS
CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 12
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
memenuhi syarat kesehatan bangunan gedung yang salah satunya adalah persyaratan sanitasi.
Sistem sanitasi yang dimaksud merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan
di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.

Sistem pembuaangan air kotor adalah merupakan hal penting dalam suatu bangunan
gedung, di mana sistem ini harus direncanakan dengan baik. Hal ini disebabkan karena jika sistem
air kotor ini telah dibangun, maka tidak akan bisa diganti lagi setelah bangunan itu selesai dibangun.
Sistem pembuangan air kotor adalah suatu sistem instalasi yang menyalurkan dan mengolah air
kotor yang berasal dari tempat-tempat air yang berasal dari bangunan gedung.
Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan gedung
menyatakan bahwa sistem pembuangan air kotor dan air limbah harus direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya. Pertimbangan jenis air kotor dan air
limbah diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran dan pembuangan dan penggunaan
peralatan yang dibutuhkan.Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan air limbah diwujudkan dalam
bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya. Instalasi sistem air kotor mengikuti peraturan,
antara lain :
1. SNI 03-6481-2000 Tentang Sistem Plambing.
2. SNI 03-2398-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan.
3. SNI 03-6379-2000 Spesifikasi Dan Pemasangan Perangkap Bau.

Sistem air kotor terdapat 2 (dua) jenis, yaitu :


1. Sistem pembuangan air kotor
Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat
plambing lainnya (black water)
2. Sistem pembuangan air bekas
Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub,
wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water).

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 13
BAB VIII HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN ASPEK UTILITAS
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
2023
CV. Agro Mulia
Sistem pengelolaan air kotor/limbah terdiri dari :
1. Peralatan Sanitair
 Kloset/Bidet/Urinoir
 Wastafel/Tempat Cuci Tangan
2. Lubang/Saluran Pengurasan Lantai
3. Saluran Air Kotor/Limbah ke Pengolahan Air Kotor/Limbah
4. Instalasi Pengolahan Air Kotor/Limbah
5. Saluran Ke Tangki Septik
6. Tangki Septik

8.4.3. Sistem Pengelolaan Air Hujan (Grey Water)


Berdasarkan Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung, Persyaratan Instalasi Air Hujan terdiri atas :
1. Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan
ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan drainase
lingkungan/kota.
2. Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air
hujan.
3. Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam tanah pekarangan
dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sistem pengelolaan air hujan terdiri dari :


1. Sistem Penangkapan Air Hujan Termasuk Talang.
2. Sistem Penyaluran Air Hujan, Termasuk Pipa Tegak Dan Drainase Dalam Persil.
3. Sistem Penampungan, Pengolahan, Peresapan dan/ atau Pembuangan Air Hujan.
Sistem Air hujan yang terdapat di CV. Agro Mulia ditangkap oleh talang pada atap dan
selanjutnya air disalurkan melalui lubang pipa tegak ke saluran air hujan (parit) yang berada di
sekeliling bangunan gudang CV. Agro Mulia kemudian dari saluran kawasan, dan rencana
disalurkan menuju IPAL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, secara visual sistem air hujan yang terpasang dan tersedia
pada CV. Agro Mulia dalam kondisi baik dan terawat, tanpa terdapat pipa saluran air hujan yang
mengalami kebocoran.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL VIII - 14
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN

2023
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia

BAB IX
ANALISIS PEMERIKSAANPERSYARATAN K3 DAN LINGKUNGAN

9.1. Pemeriksaan Sistem Proteksi Bahaya Kebakaran


UU No. 28 Tahun 2002 telah mensyaratkan keandalan bangunan pada semua bangunan
gedung dalam kemampuannya untuk mencegah dan menanggulagi bahaya kebakaran. Hal ini
untuk menjamin keselamatan masyarakat yang berada di dalam bangunandan lingkungannya,
agar dapat melakukan kegiatan, dan meningkatkan produktivitasnya serta meningkatkan
kualitas hidupnya.
Terdapat 2 (dua) sistem dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran, yaitu sistem
proteksi pasif dan sistem proteksi aktif.Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan padafungsi
atau klasifikasi risiko kebakaran, geometri ruang,bahan bangunan terpasang, jumlah dan kondisi
penghuni dalam bangunan gedung. Sedangkan penerapan sistem proteksi aktif didasarkan pada
fungsi, klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, jumlah dan kondisi penghuni dalam
bangunan gedung.
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem
pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam kusus.
Peraturan dan Standarisasi yang mendasari dalam perencanaan dan instalasi sistem
pencegahan kebakaran adalah:

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 1
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023
1. Permenakertran No. Per.04/Men/1980Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan
2. SNI 03-1736-2000Tata Cara Perencanaan Sistem Protekasi Pasif Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung
3. SNI 03-1745-2000Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan
Selang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan atau Gedung
4. SNI 03-3989- 2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
5. SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran
6. SNI 03-6571-2001 Pengendalian Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung
7. SNI 03-7012-2004 Sistem manajemen asap di dalam mal, atrium dan ruangan bervolume
besar
8. Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Peraturan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
Pada Bangunan Gedung
9.1.1. Akses dan Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran
Akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran diatur oleh Permen PU No. 26 Tahun
2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Syarat-
syarat yang harus memenuhi terhadap akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran,
antara lain adalah:
1. Lingkungan Bangunan Gedung
2. Akses Petugas Pemadam Kebakaran Ke Lingkungan
3. Akses Petugas Pemadam Kebakaran Ke Bangunan Gedung
4. Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran.

9.1.1.1. Akses pada Lingkungan Bangunan Gedung


Lingkungan suatu bangunan gedung harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tersedia sumber air berupa hidran halaman, sumur kebakaran atau reservoir air dan
sebagainya yang memudahkan instansi pemadam kebakaran untuk menggunakannya,
sehingga bangunan gedung dapat dijangkau oleh pancaran air unit pemadam kebakaran dari
jalan di lingkungannya. Setiap lingkungan bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana
komunikasi umum yang dapat dipakai setiap saat untuk memudahkan penyampaian
informasi kebakaran.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 2
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023
CV. Agro Mulia terletak di Jl. Raya Klampok, Rt.04/Rw.07 Kel. Klampok, Kec. Wanasari, Kab.
Brebes, Jawa Tengah 52252. Sehingga jalan yang menuju CV. Agro Mulia sudah memenuhi
ketentuan bahwa bangunan gedung harus tersedia jalan lingkungan dengan perkerasan
agar dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.

9.1.1.2. Akses petugas pemadam kebakaran ke lingkungan


Akses petugas pemadam kebakaran ke lingkungan di CV. Agro Mulia telah
memenuhi ketentuan bahwa, Akses kendaraan pemadam kebakaran telah tersedia dan
dipelihara dengan baik

9.1.1.3. Akses petugas pemadam kebakaran ke Bangunan Gedung


Akses petugas pemadam kebakaran ke bangunan gudang CV. Agro Muliatelah
memenuhi ketentuan bahwa:
Tidak terdapat penghalangan bagi petugas kebakaran untuk mencapai bangunan
gudang CV. Agro Mulia maupun masuk ke dalam bangunan gudang.

Akses Depan Gudang Akses Samping Gudang

Gambar 9.3. Akses petugas pemadam kebakaran ke bangunan gedung

9.1.1.4. Pasokan air untuk pemadam kebakaran


Pasokan air untuk pemadam kebakaran di CV. Agro Mulia belum tersedia dan
terpasang yang dapat memenuhi ketentuan bahwa pasokan air untuk hidran halaman harus
sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air
minimal selama 30 menit.

9.1.2. Sistem Evakuasi Darurat


Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem evakuasi darurat, untuk mencegah
terjadinya kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi pada saat keadaan darurat terjadi.
Sistem evakuasi darurat ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu :

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 3
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023
1. Sarana Penyelamatan
2. Prasarana Penyelamatan

Kondisi Pintu Gudang


Akses Pintu Office
Gambar 9.4. Kondisi Eksisting Pintu Darurat Kebakaran

Secara eksisting pintu darurat di CV. Agro Mulia yang mana akses pintu darurat menjadi
satu dengan akses pintu fungsional dengan kondisi terbuka tanpa terkunci dengan lebar kurang lebih
3,5 meter dengan tinggi kurang 3 meter yang telah sesuai dengan standar berdasarkan SNI 03-
1746-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gudang.
sign EXIT dan Emergency beserta panah sebagai penunjuk jalur evakuasi yang mengarah ke
titik kumpul di gudang CV. Agro Mulia belum tersedia.

9.1.2.1 Sarana Penyelamatan


Berdasarkan pemeriksaan visual, beberapa sarana penyelamatan di CV. Agro
Mulia kurang memenuhi ketentuan sesuai dengan Permen PU No. 26 Tahun 2008,
antara lain adalah :
1. Eksit / jalan keluar yang mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1
jam apabila eksit menghubungkan tiga lantai atau kurang.
2. Keandalan sarana jalan ke luar yang dipelihara terus menerus, bebas dari segala
hambatan atau rintangan untuk penggunaan sepenuhnya pada saat kebakaran
atau pada keadaan darurat lainnya.
3. Semua tangga di dalam bangunan, yang melayani sebuah eksit atau komponen
eksit, harus tertutup dan terlindungi.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 4
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023

9.1.2.2 Prasarana Penyelamatan


Berdasarkan pemeriksaan visual, beberapa prasarana penyelamatan CV. Agro
Mulia telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Permen PU No. 26 Tahun 2008, antara
lain :
1. Kapasitas total sarana jalan ke luar untuk setiap lantai cukup untuk beban hunian
2. Lebar sarana jalan keluar lebih dari 120 cm
3. Jarak tempuh eksit sesuai dengan ketentuan untuk bangunan, yaitu kurang dari batas
maksimum 61 m.
4. Jumlah sarana jalan keluar tersedia 2 (dua) unit berupa pintu darurat.
5. Susunan sarana jalan keluar telah mengikuti ketentuan yaitu ditempatkan sedemikian
hingga mudah dicapai pada setiap saat.
6. Eksit pelepasan telah memenuhi ketentuan bahwa semua eksit berakhir langsung
pada area terbuka atau pada bagian luar eksit pelepasan.

Berdasarkan pemeriksaan visual, beberapa prasarana penyelamatan yang


terdapat di CV. Agro Mulia belum sesuai dengan ketentuan Permen PU No. 26 Tahun 2008,
dimana ketentuannya sebagai berikut :
1. Tersedia penandaan sarana jalan keluar / eksit
2. Ketersediaan petunjuk jalur evakuasi pada ruangan dan koridor bangunan harus
memadai.
9.1.3. Sistem Manajemen Proteksi Kebakaran
Manajemen proteksi kebakaran pada bangunan gedung adalah segala upaya yang
menyangkut sistem organisasi, personil, sarana dan prasarana, serta tata laksana untuk
mencegah, mengeliminasi serta meminimalisasi dampak kebakaran pada bangunan
gedung. Sistem Manajemen Proteksi Kebakaran diatur oleh Permen PU No. 20 Tahun 2009
tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan.

Permen PU No. 20 tahun 2009 menyebutkan bahwa setiap bangunan umum


termasuk apartement yang berpenghuni minimal 500 0rang, atau yang memeiliki minimal
5.000 m² atau mempunyai ketinggian bangunan gedung lebih dari 8 lantai, diwajibkan
menerapkan Manajemen Proteksi Kebakaran. Pada CV. Agro Mulia belum dibentuk dan
belum disusun Sistem Manajemen Proteksi Kebakaran.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 5
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023
9.1.4. Sistem Pengelolaan Kotoran Dan Sampah
Sistem pengelolaan kotoran dan sampah di CV. Agro Mulia hanya meliputi limbah padat
domestik.

9.1.4.1 Limbah Padat Domestik


Limbah padat domestik pada CV. Agro Mulia berupa sampah organik maupun
anorganik yang mana limbah tersebut ditempatkan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sebelum diambil oleh pihak ketiga.

Berdasarkan pemeriksaan visual, pengelolaan limbah padat domestik telah sesuai dengan
ketentuan, sebagai berikut :
1. Telah disediakan tong sampah dengan jumlah dan volume yang memadai pada setiap
ruangan yang terdapat aktivitas pelanggan dan karyawan.

2. Limbah tidak dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit dan binatang pembawa penyakit.
3. Penempatan tong sampah berada pada di lokasi yang aman dan strategis baik di ruangan
indoor, dan lingkungan outdoor, dengan jumlah dan jarak penempatan yang memadai.

9.1.5 Sistem Penampungan, Pengolahan, Peresapan dan/ atau Pembuangan Air


Hujan
Berdasarkan Permenkes No. 24 tahun 2016, bahwa untuk daerah tertentu, air hujan
harus diresapkan ke dalam tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan
sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pada CV. Agro Mulia sementara menggunakan sistem biopori.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 6
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023

9.1.6 Pengukuran dan Pengujian Kualitas Lingkungan


Pengukuran dan pengujian kualitas lingkungan yang dilakukan di CV. Agro Mulia
adalah :
1. Pengukuran Tingkat Pencahayaan;
2. Pengukuran Tingkat Temperatur;
3. Pengukuran Tingkat Kelembaban;
4. Pengukuran Tingkat Kebisingan.

9.1.6.1 Pengukuran Tingkat Pencahayaan


Standar baku mutu tingkat pencahayaan di bangunan dan gedung diatur
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang
Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Tabel di bawah ini
memperlihatkan hasil pengukuran tingkat pencahayaan ruangan di CV. Agro Mulia.
Tabel 9. 1 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan
Hasil Standart
No Ruangan Pengukuran Pencahayaan Keterangan
(Lux) (Lux)
1. Ruang Office Utara (Lt.1) 232 200-500 Sesuai
2. Ruang Office Utara (Lt.2) 232 200-500 Sesuai
3. Ruang Office Selatan (Lt.1) 247 200-500 Sesuai
4. Ruang Office Selatan (Lt.2) 284 200-500 Sesuai
5. Gudang (left point) 182 200-500 Sesuai
6. Gudang (center point) 253 200-500 Sesuai
7. Gudang (right point) 271 200-500 Sesuai

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa tingkat pencahayaan di CV.


Agro Mulia secara keseluruhan ruangan telah sesuai dengan standar yang ditentukan. Dari
7 sampel pengukuran yang diambil, 100% sampel sesuai dengan standar tingkat
pencahayaan yang ditentukan.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 7
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023

9.1.6.2 Pengukuran Temperatur


Standar baku mutu temperatur di bangunan gedung diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Tabel di bawah ini memperlihatkan
hasil pengukuran temperatur ruangan di CV. Agro Mulia.
Tabel 9. 2 Pengukuran Temperatur Dalam Ruangan
Hasil Standart
No Ruangan Pengukuran Temperatur Keterangan
(ºC) (ºC)
1. Ruang Office Utara (Lt.1) 31,1 ≤32 Sesuai
2. Ruang Office Utara (Lt.2) 30,7 ≤32 Sesuai
3. Ruang Office Selatan (Lt.1) 33 ≤32 Tidak Sesuai
4. Ruang Office Selatan (Lt.2) 30,7 ≤32 Sesuai
5. Gudang (left point) 30,7 ≤32 Sesuai
6. Gudang (center point) 30,8 ≤32 Sesuai
7. Gudang (right point) 30,8 ≤32 Sesuai

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa temperatur pada ruangan


yang diambil sampel di Gudang Lanny secara keseluruhan ruangan telah sesuai
dengan ketentuan tingkat temperatur. Dari 7 sampel, 1 sampel Tidak sesuai dengan
standar tingkat temperatur yang ditentukan. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengatur
suhu udara pada Air Conditioner, maupun dengan mengatur bukaan sirkulasiudara.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 8
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023
9.1.6.3 Pengukuran Kelembaban
Standar baku mutu kelembaban di bangunan gedung diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Tabel di bawah ini memperlihatkan
hasil pengukuran Kelembaban ruangan di CV. Agro Mulia.
Tabel 9. 3 Hasil Pengukuran Tingkat Kelembaban Dalam Ruangan
Hasil Standart
No. Ruangan Pengukuran Kelembaban (%) Keterangan
(%)
1. Ruang Office Utara (Lt.1) 70,3 40-60 Tidak Sesuai
2. Ruang Office Utara (Lt.2) 72,2 40-60 Tidak Sesuai
3. Ruang Office Selatan (Lt.1) 62,1 40-60 Tidak Sesuai
4. Ruang Office Selatan (Lt.2) 70,9 40-60 Tidak Sesuai
5. Gudang (left point) 71,8 40-60 Tidak Sesuai
6. Gudang (center point) 70,5 40-60 Tidak Sesuai
7. Gudang (right point) 70 40-60 Tidak Sesuai

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa kelembaban di CV. Agro Mulia
sebagian besar kurang sesuai dengan standar ketentuan tingkat kelembaban. Dari 7
sampel, hanya 2 sampel yang telah sesuai dengan tingkat kelembaban. Selebihnya 5
sampel tidak sesuai dengan standar ketentuan tingkat kelembaban. Berdasarkan hasil
pengukuran terlihat bahwa nilai ketidaksesuaian tidak berbeda secara signifikan dari
standar ketentuan sehingga perbaikan cukup dengan membuka jendela secara optimal
untuk memperlancar sirkulasi udara.

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 9
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023

9.1.6.4 Pengukuran Tingkat Kebisingan


Standar baku mutu kebisingan di bangunan dan gedung diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Tabel di bawah ini memperlihatkan hasil pengukuran
kebisingan ruangan di CV. Agro Mulia.
Tabel 9. 4 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Dalam Ruangan
Hasil Standart
No. Ruangan Pengukuran Kebisingan Keterangan
(dBA) (dBA)
1. Ruang Office Utara (Lt.1) 46,2 ≤75 Sesuai
2. Ruang Office Utara (Lt.2) 59,6 ≤75 Sesuai
3. Ruang Office Selatan (Lt.1) 41,6 ≤75 Sesuai
4. Ruang Office Selatan (Lt.2) 46,7 ≤75 Sesuai
5. Gudang (left point) 48,7 ≤75 Sesuai
6. Gudang (center point) 47 ≤75 Sesuai
7. Gudang (right point) 49,2 ≤75 Sesuai

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa tingkat kebisingan di CV. Agro
Mulia secara keseluruhan telah sesuai dengan ketentuan standar tingkat kebisingan. Dari 7
sampel, 100% telah sesuai dengan standar tingkat kebisingan.
Gambar di bawah menunjukkan dokumentasi pengukuran tingkat pencahayaan,
temperature, kelembaban, dan tingkat kebisingan dalam ruangan di CV. Agro Mulia

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 10
BAB IX HASIL ANALISIS PEMERIKSAAN PERSYARATAN ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Pengkajian SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
CV. Agro Mulia
2023

Office Utara Lt.1 Office Utara Lt.2 Office Selatan Lt.1

Office Selatan Lt.2 Gudang left point Gudang center point

Gudang right point


Gambar 9.7. Dokumentasi Hasil Pengukuran & Pengujian Kualitas Lingkungan

KONSULTAN PENGKAJI TEKNIS


CV. CITRA VASTU VIDYA HAL IX - 11

Anda mungkin juga menyukai