Anda di halaman 1dari 95

KLASIFIKASI DAN PERIZINAN

RUMAH SAKIT

R.FRESLEY HUTAPEA SH MH MARS

1
DASAR HUKUM.
1. Undang Undang No 17 th 2023 Ttg Kesehatan
2. PP 47 th 2021 tentang Penyelengaraan bidang
Perumahsakitan
3. Permenkes No. 058 / Menkes /SK/I/2009 . Tentang
Pedomanpenyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak.
4. Permenkes No.24 Th 2014 Ttg Rumah Sakit Kls D
Pratama.
5. Permenkes No. 3 Th 2020 Ttg Klasifikasi dan
Perizinan RS
PENYELENGGARAAN KESEHATAN DALAM
UU 17 THN 2023
TTG KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT

Upaya kesehatan yang bersifat


Upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif,
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan/atau paliatif
rehabilitatif dan/atau paliatif PENGELOLAAN KESEHATAN yang berdampak hanya kepada
yang berdampak pada (dilakukan terhadap upaya individu
masyarakat kesehatan dan sumber daya
kesehatan)

UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN

SUMBER DAYA KESEHATAN

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan

sumber daya manusia Kesehatan Teknologi Kesehatan

Perbekalan Kesehatan pendanaan Kesehatan


23 UPAYA KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN DALAM BENTUK PELAYANAN
Kesehatan ibu, bayi dan anak, remaja, DISELENGGARAKAN MELALUI:
dewasa dan lanjut usia Kesehatan lingkungan

1. PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


kesehatan penyandang disabilitas
Kesehatan matra • Yankes primer menyelenggarakan UKP dan UKM, termasuk UKBM
• Merupakan yankes yang terdekat dengan masyarakat sbg kontak pertama
Kesehatan reproduksi • Yankes primer terdiri atas pelayanan promotive, preventif, kuratif, rehabilitatif, paliatif
Kesehatan bencana
untuk setiap fase kehidupan

keluarga berencana
pelayanan darah

giz Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, terapi berbasis


i sel dan/atau sel punca, dan bedah plastik rekonstruksi dan
estetika
Kesehatan gigi dan mulut

pengamanan dan penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat


Kesehatan, dan PKRT
Kesehatan penglihatan dan pendengaran
PELAYANAN
pengamanan makanan dan minuman
Kesehatan jiwa
KESEHATAN
DAPAT
Penanggulangan penyakit menular dan tidak pengamanan zat adiktif
MEMANFAATKAN
menular TEKNOLOGI
pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum
INFORMASI DAN
Kesehatan keluarga KOMUNIKASI
(TIK)
Kesehatan sekolah Pelayanan Kesehatan tradisional

Kesehatan kerja
Upaya Kesehatan lainnya yang ditetapkan Menteri

TELEKESEHAT
Kesehatan olahraga TELEMEDISIN
AN
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
PEMANFAATAN
Teknologi informasi
Dalam penyelenggaraan
Kesehatan
Pelayanan Kesehatan primer
dapat dilakukan integrasi
pelayanan antar-fasilitas
• Fasilitas Pelayanan
pelayanan kesehatan
Kesehatan
• dapat memberikan
layanan
Telekesehatan dan GAWAT DARURAT
Telemedisin
Dalam kondisi gawat
• Pelayanan
darurat, fasilitas
telemedisin
Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan
meliputi:
kesehatan tk.
kesehatan tk. Lanjut kesehatan penunjang dilarang menolak
(RS, klinik utama, balai
✔ antar fasyankes pasien, meminta uang
Pertama (labkes, apotek, lab
kesehatan, praktik pengolahan sel, bank
✔ antara fasyankes muka, dan
(Puskesmas, klinik mandiri named dan sel/jaringan) dengan masyarakat mendahulukan segala
pratama, praktik nakes)
urusan administratif
mandiri named sehingga menyebabkan
dan nakes) tertundanya pelayanan
kesehatan
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
1. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan pelayanan
pendidikan, penelitian, dan pengembangan pelayanan di bidang
Kesehatan;
2. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan Pasien;
3. menyelenggarakan rekam medis;
4. mengirimkan laporan hasil pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan kepada Pemerintah Pusat dengan tembusan kepada
Pemerintah Daerah melalui Sistem Informasi Kesehatan
5. melakukan upaya pemanfaatan hasil pelayanan, pendidikan,
penelitian, dan pengembangan di bidang Kesehatan
6. mengintegrasikan pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan dalam suatu sistem sebagai upaya mengatasi
permasalahan Kesehatan di daerah;
7. membuat standar prosedur operasional dengan mengacu pada
standar Pelayanan Kesehatan.

8
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Dalam kondisi KLB atau Wabah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
memberikan Pelayanan Kesehatan sebagai upaya penanggulangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang tidak memiliki izin praktik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
bagi seseorang yang berada dalam kondisi Gawat Darurat untuk
mendahulukan penyelamatan nyawa dan pencegahan kedisabilitasan.
11. Dalam kondisi Gawat Darurat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat dilarang
menolak Pasien dan/atau meminta uang muka serta dilarang
PELAYANAN KESEHATAN LANJUTAN

1
PENGERTIAN
Merupakan pelayanan spesialis dan/atau subspesialis yang
mengedepankan pelayanan kuratif, rehabilitatif, dan paliatif
tanpa mengabaikan promotif dan preventif

SIK {Sistim Infomasi


PENDANAAN
Kesehatan}
Didanai oleh penerima pelayanan 2 5 Sistem rujukan
kesehatan atau melalui penjaminan pelayanan kesehatan
kesehatan dalam sistem jaminan sosial perseorangan
nasional dan/atau asuransi komersial. didukung dengan
teknologi informasi
Pengembangan pusat pelayanan unggulan dan komunikasi yang
3 terintegrasi dengan
nasional yang berstandar internasional
4 Sistem Informasi
PENGEMBANGAN Kesehatan Nasional
SISTEM RUJUKAN

Pelayanan Kesehatan primer dan Pelayanan Berdasarkan kebutuhan medis Mencakup rujukan secara
Kesehatan lanjutan diselenggarakan secara Pasien dan kemampuan vertikal, horizontal, dan
berkesinambungan melalui sistem rujukan pelayanan pada setiap Fasilitas rujuk balik.
pelayanan kesehatan perseorangan Pelayanan Kesehatan
Pengaturan Rumah Sakit dalam
UU No 17 th 2023 tentang Kesehatan
Pada Bab VI. Tentang Fasilitas Kesehatan Bag Ketiga khusus ttg
RS pada pasal 184 sd 196 yang isinya :
1.Fungsi Pelayanan RS,pelayanan perorangan yang
spesisialistik,subspesialistik dan dapat juga pelayanan Dasar
2.Fungsi Pendidikan dan Penelitian ,penetapan RS Pendidikan dan
akreditasinya .Ttg RS Pendidikan selanjutnya diatur PP
3.Pengelolaan RS dengan Tatakelola RS yang baik {Good Governance }
4.Penyelenggara RS,Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah dan badan
hukum lainnya
5.Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
6.Tanggung jawab RS
7.Penetapan Pola Tarif dan tarif RS
8.Penyelengaraan RS diatur selanjutnya oleh PP

11
Pengaturan lainnya terkait Rumah
Sakit
❑ Regulasi pengaturan dan penyelenggaraan yang terkait dengan Rumah
Sakit diatur dalam Bagian Ketiga diatur mulai dari Pasal 184 s/d 407
❑ Ketentuan Penutup : Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
semua peraturan perundang- undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari:
1.UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2.UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3.UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4.UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5.UU No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
6.UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
7.UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
8.UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
9.UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (
10.UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.
12
Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yg


menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perseorangan
secara paripurna melalui Pelayanan Kesehatan promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. {UU No 17 Thn 2023 Ttg Kesehatan }
▪ Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
▪ Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
13
PENGATURAN RUMAH SAKIT
{ UU NO 17 TH 2023 TTG KESEHATAN}

1. Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi Pelayanan


Kesehatan perseorangan dalam bentuk spesialistik
dan/atau subspesialistik.
2. Selain Pelayanan Kesehatan perseorangan dalam bentuk
spesialistik dan/atau subspesialistik, Rumah Sakit dapat
memberikan Pelayanan Kesehatan dasar.
3. Selain menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
perseorangan, Rumah Sakit dapat menyelenggarakan
fungsi pendidikan dan penelitian di bidang Kesehatan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Rumah Sakit diatur dengan Peraturan Pemerintah.

14
PENDIRIAN RUMAH SAKIT 1
{UU NO 17 TH 2023 TTG KESEHATAN }

1. Rumah Sakit dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah


Daerah, atau masyarakat.
2. Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah dalam memberikan layanan Kesehatan dapat
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh masyarakat harus berbentuk badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang Pelayanan
Kesehatan. Yang dimaksud dengan “bidang Pelayanan Kesehatan”
adalah bidang yang memberikan Pelayanan Kesehatan langsung
kepada masyarakat, antara lain, berupa klinik, apotek, dan laboratorium.
4. Rumah Sakit yang didirikan oleh masyarakat harus berbentuk badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang Pelayanan
Kesehatan dikecualikan bagi Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh
badan hukum yang bersifat nirlaba.
PENDIRIAN RUMAH SAKIT (2)
1. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah
Daerah, atau Swasta.
2. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UTD)
dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, atau Instansi
tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD )sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan
4. Badan hukum sesuai aturan yg berlaku . berupa:
a.badan hukum yang bersifat nirlaba; dan
b.badan hukum dgn tujuan profit yang berbentuk
perseroan terbatas (PT) atau persero
Bentuk Pengelolaan Rumah Sakit

1. Public Goods adalah Badan usaha pelayanan public


dengan seluruh biaya subsidi dari Pemerintah atau
Pemilik bersifat Nirlaba

2. Quasi Public Goods adalah Badan usaha pelayanan


public dengan biaya sebagian Pemilik Pemerintah
atau Swasta dan sebagian dari hasil jasa layanan )

3. Private Goods adalah Badan usaha pelayanan public


dengan seluruh biaya dari hasil jasa layanan
Badan Hukum PT bersifat Profit Oriented
JENIS DAN KEPEMILIKAN RS
a. Jenis pelayanan
- RSU 🡪 semua bidang dan jenis penyakit
- RSK 🡪 bidang dan jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, gol. Umur, organ,
jenis penyakit dll
b. Kepemilikan
- RS Publik 🡪 Pemerintah,Daerah (UPT, LTD)
- RS Privat -= Badan Hukum(Yayasan,PT,
Koperasi Perkumpulan,dsb)
BENTUK DAN JENIS PELAYANAN
Rumah Sakit dapat berbentuk
a.Rumah Sakit Statis,
b Rumah Sakit Bergerak,atau
c. Rumah Sakit Lapangan

Rumah Sakit statis merupakan Rumah Sakit yang


didirikan di suatu lokasi dan bersifat permanen untuk
jangka waktu lama dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna ygmenyediakan
pelayanan rawat inap,rawat jalan,dan kgawatdaruratan.
RUMAH SAKIT BERGERAK

a.Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna


dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan dpt
dipindahkan dri satu lokasi ke lokasi lain
b.Rumah Sakit bergerak dapat berbentuk bus, pesawat, kapal laut,
karavan, gerbong kereta api, atau kontainer.
c.Rumah Sakit bergerak difungsikan pada daerah tertinggal,
RS dan/atau kondisi bencana dan situasi darurat lainnya.
perbatasan, kepulauan, daerah yang tidak mempunyai
d.Rumah sakit bergerak dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus melapor kepada kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota tempat pelayanan
kesehatan diberikan.
RUMAH SAKIT LAPANGAN
1. Rumah Sakit Lapangan merupakan Rumah Sakit yang
didirikan di lokasi tertentu dan bersifat sementara
selama kondisi darurat dan masa tanggap darurat
bencana, atau selama pelaksanaan kegiatan tertentu.
2. Rumah Sakit lapangan dapat berbentuk tenda,
kontainer, atau bangunan permanen yang
difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit.
3. Rumah sakit bergerak dan Rumah Sakit lapangan
selenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
(PP47/2021)

Penetapan klasifikasi RSU dan RSK


ditetapkan Pemerintah berdasarkan
A. Kemampuan pelayanan,
B. Fasilitas kesehatan,
C. Sarana penunjang,
D. Sumber daya manusia.
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Penentuan Klasifikasi RSU Kls D Pratama
Dalam rangka pemenuhan ketersediaan RS dan peningkatan akses
pelayanan kesehatan maka Pemerintah dapat mendirikan RSU kelas D
pratama hanya dapat didirikan pada daerah dengan kriteria sebagai
berikut:
1. daerah terpencil dan daerah yang sulit dijangkau karena
keadaan geografis;
2. daerah perbatasan yang berhadapan dengan negara
lainnya baik yang dibatasi darat maupun laut;
3. daerah kepulauan, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
dan pulau-pulau kecil terluar;
4. daerah tertinggal; dan/atau
5. daerah yang belum tersedia RSatau RS yang telah ada
sulit dijangkau akibat kondisi geografis.
Ketentuan lebih lanjut RSU kls D pratama diatur dengan PMK
A.Kemampuan Pelayanan RS
▪ Kemampuan pelayanan merupakan jenis pelayanan
yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit.
▪ Jenis pelayanan meliputi pelayanan pada Rumah Sakit
umum dan Rumah Sakit khusus yang dipenuhi
berdasarkan ketersediaan :
a. Sumber Daya Manusia (SDM),
b. Bangunan,
c. Sarana, dan
d. Peralatan.
A. KEMAMPUAN PELAYANAN
1. Jenis pelayanan Rumah Sakit
a.Rumah Sakit umum;
b.Rumah Sakit khusus
2.Rumah Sakit umum memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
3. Rumah Sakit umum memberikan pelayanan
kesehatan paling sedikit terdiri atas
1. pelayanan medik dan penunjang medik
2. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
3. pelayanan kefarmasian
4. pelayanan penunjang
PELAYANAN MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK
4. Pelayanan medik dan penunjang medik terdiri atas
a. pelayanan medik umum
b. pelayanan medik spesialis;
c. pelayanan medik subspesialis
5. Pelayanan medik umum yaitu pelayanan medik dasar.
6. Pelayanan medik spesialis berupa
a. pelayanan medik spesialis dasar dan
b. pelayanan medik spesialis lain
7. Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan
penyakit dalam, anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.
8. Pelayanan medik subspesialis berupa
a. pelayanan medik subspesialis dasar dan
b. pelayanan medik subspesialis lain
Pelayanan keperawatan & kebidanan RSU
1. Pelayanan keperawatan dan kebidanan
terdiri atas:
a.pelayanan asuhan keperawatan;
b.pelayanan asuhan kebidanan.
2. Pelayanan asuhan keperawatan terdiri :
a.pelayanan asuhan keperawatan
generalis; dan
b.pelayanan asuhan keperawatan
spesialis.
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian terdiri atas:
a.pengelolaan alat kesehatan,
b.sediaan farmasi, dan
c.bahan habis pakai yang dilakukan oleh
instalasifarmasi sistem satu pintu; dan
d.pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan Penunjang RSU
Pelayanan penunjang terdiri atas:
1. pelayanan penunjang oleh tenaga kesehatan;
2. pelayanan penunjang oleh tenaga non
kesehatan.
1.Pelayanan penunjang oleh tenaga Kesehatan :
a. pelayanan laboratorium;
b. pelayanan rekam medik;
c. pelayanan darah;
d. pelayanan gizi;
• pelayanan sterilisasi yang tersentral; dan
1. pelayanan penunjang lain.
Pelayanan Penunjang RSU
2.Pelayanan penunjang tenaga Non Kesehatan:
a.manajemen Rumah Sakit;
b.informasi dan komunikasi;
c.pemeliharaan sarana prasarana dan alatkes
d.pelayanan laundry/binatu;
e.pemulasaraan jenazah; dan
f. pelayanan penunjang lain.
RUMAH SAKIT KHUSUS
1. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2. Rumah Sakit khusus dapat menyelenggarakan
pelayanan lain di luar kekhususannya meliputi
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
kegawatdaruratan.
3. Pelayanan rawat inap untuk pelayanan lain di luar
kekhususannya paling banyak 40% dari seluruh
jumlah tempat tidur.
RUMAH SAKIT KHUSUS
Rumah Sakit khusus terdiri :
◦ RS Ibu dan Anak;
◦ RS Mata;
◦ RS Gigi dan mulut;
◦ RS Ginjal;
◦ RS Jiwa;
◦ RS Infeksi
◦ RS Telinga-hidung-tenggorok kepala leher;
◦ RS Paru;
◦ RS Ketergantungan 0bat;
◦ RS Bedah;
◦ RS 0tak;
◦ RS 0rthopedi;
◦ RS Kanker; dan
◦ RS Jantung dan pembuluh darah
◦ Menteri dapat menetapkan Rumah Sakit khusus lainnya.
PENGGABUNGAN DAN PENETAPAN RSK
1. Rumah Sakit khusus lainnya dapat berupa
penggabungan jenis kekhususan yang terkait
keilmuannya atau jenis kekhususan baru.
2. Penetapan Rumah Sakit khusus lainnya dilakukan
berdasarkan hasil kajian dan rekomendasi asosiasi
perumahsakitan serta organisasi profesi terabit
3. Menteri dapat menetapkan Rumah Sakit khusus
lainnya berdasarkan hasil kajian kebutuhan
pelayanan.
PELAYANAN DI RS KHUSUS
Pelayanan kesehatan RSK paling sedikit terdiri atas
a. pelayanan medik dan penunjang medik;
b. pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan;
c. pelayanan kefarmasian
d. Pelayanan penunjang .
Pelayanan medik dan penunjang medik terdiri atas
a. pelayanan medik umum,
b. pelayanan medik spesialis sesuai kekhususan,
c. pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan,
d. pelayanan medik spesialis lain, dan
e. pelayanan medik subspesialis lain.
PELAYANAN DI RS KHUSUS
▪ Pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan asuhan
keperawatan generalis, asuhan keperawatan spesialis,
dan/atau asuhan kebidanan, sesuai kekhususannya.
▪ Pelayanan nonmedik meliputi pelayanan farmasi,
pelayanan laundry/binatu, pengolahan makanan/gizi,
pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan,
informasi dan komunikasi, pemulasaran jenazah, dan
pelayanan nonmedik lainnya.
Pelayanan keperawatan dan kebidanan
dan Pelayanan kefarmasian RSK
1. Pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan :
a. pelayanan asuhan keperawatan generalis;
b. pelayanan asuhan keperawatan spesialis;
c. pelayanan asuhan kebidanan, sesuai kekhususannya.

2, Pelayanan kefarmasian terdiri atas:


1. a. pengelolaan alat kesehatan,
2. b. sediaan farmasi, dan
3. c. bahan habis pakai yang dilakukan oleh
4. instalasi farmasi sistem satu pintu; dan
5. d. pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan Penunjang di RSK
Pelayanan Penunjang terdiri atas:
1. pelayanan penunjang oleh tenaga kesehatan; d
2. pelayanan penunjang oleh tenaga non
kesehatan.
1 Pelayanan penunjang oleh Nakes terdiri :
a.pelayanan laboratorium;
b.rekam medik;
c.pelayanan darah;
d.pengolahan gizi;
•pelayanan sterilisasi yang tersentral; dan
•pelayanan penunjang lain.
Pelayanan Penunjang di RSK
2.Pelayanan Penunjang oleh Tenaga Non Nakes
terdiri atas:
a.manajemen Rumah Sakit;
b.informasi dan komunikasi;
c.pemeliharaan sarana prasarana dan alkes
d.pelayanan laundry/binatu;
e.pemulasaraan jenazah; dan
f.pelayanan penunjang lain.
B. FASILITAS KESEHATAN
1. .Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang pada setiap RS :
a. bangunan dan prasarana;
b. ketersediaan tempat tidur rawat inap; dan
c. peralatan.
2. Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang pada setiap RS
untuk setiap kelas disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan yang diberikan oleh RS .
3. Bangunan dan prasarana pada setiap RS sesuai kelasnya
harus
a. memenuhi aspek keandalan teknis bangunan
gedung dan konstruksi
b. memenuhi persyaratan teknis bangunan RS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KLASIFIKASI (KETERSEDIAAN TT) DI RSU

1. RSU kelas A merupakan RSU yang memiliki jumlah


tempat tidur paling sedikit 250 (dua ratus lima
puluh) buah.
2. RSUkelas B merupakan RSU yang memiliki jumlah
tempat tidur paling sedikit 200 (dua ratus) buah.
3. RSU kelas C merupakan RSUyang memiliki jumlah
tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah.
4. RSU kelas D merupakan RSU yang memiliki jumlah
tempat tidur paling sedikit 50 (lima puluh) buah.
KLASIFIKASI (KETERSEDIAAN TT) DI RSK
1. RS khusus kelas A merupakan RS khusus yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100
(seratus) buah.
2. RS khusus kelas B merupakan RS khusus yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh
puluh lima) buah.
3. RS khusus kelas C merupakan RS khusus yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 25 (dua
puluh lima) buah.
4. Ketentuan mengenai klasifikasi RSU dan RS khusus
tercantum dalam Lampiran
Ketersediaan TT DI RSK lainnya
⮚ Ketersediaan TT rawat inap dan dental unit bagi RSK
Gigi dan Mulut meliputi:
a. kls A paling sedikit 14 TT rawat inap dan 75 Dental
unit;
b. kls B paling sedikit 12 TT rawat inap dan 50 Dental
unit; dan
c. kls C paling sedikit 10 (sepuluh) TT rawat inap dan
25 Dental unit

⮚ Ketersediaan TT rawat inap bagi RSK Mata dan RSK


THT dan bedah kepala leher meliputi:
a. kls A paling sedikit 40 TT rawat inap;
b. kelas B paling sedikit 25 TT rawat inap;
Ketentuan TT Rawat Inap di setiap RS
1.Jumlah TT pelayanan rawat inap kelas standar
paling sedikit:
a. 60% dari seluruh TT untuk RS Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
b. 40% dari seluruh TT untuk RS Swasta.
2.Jumlah TT perawatan lain selain pelayanan standar :
a.Jumlah TT Perawatan Intensif paling sedikit 10% seluruh
TT di RS Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau Swasta;
b.Jumlah TT utk Ruangan Isolasi kapasitas paling sedikit 10%
dari seluruh TT untuk RS Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, atau swasta.
Perawatan Intensif
1.Jumlah TT perawatan intensif untuk RSU terdiri atas:
a. 6% untuk pelayanan unit perawatan intensif
(intensive care unit); dan
b. 4% untuk pelayanan intensif lain :
⮚ perawatan intensif neonatus (neonatal intensive
care unit);
⮚ perawatan intensif pediatrik (pediatric intensive
care unit).
2.Dalam kondisi wabah atau kedaruratan kesehatan
ruang sebagai tempat isolasi paling sedikit:
a. 30% dari seluruh TT untuk RS Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
b. 20% dari seluruh TT untuk RS swasta.
Peralatan RSU dan RSK
Peralatan pada RSU klasifikasi kelas A,B,C,dan
D dan RSK klasifikasi kelas A, kelas B, dan kelas
C terdiri atas:peralatan medis; dan peralatan non
medis,yang memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan
laik pakai.
C. SUMBER DAYA MANUSIA RS
❑ Sumber daya manusia untuk setiap kelas RS disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh RS.
❑ Sumber daya manusia berupa tenaga tetap yang bekerja
secara purna waktu.
❑ Pemilik RS dan kepala/direktur RS bertanggung jawab dalam
pemenuhan sumber daya manusia dengan jumlah dan
kualifikasi disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja,
kebutuhan, dan kemampuan pelayanan RS.
❑ Sumber daya manusia diangkat dan ditetapkan oleh
kepala/direktur RS
❑ RS dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan/atau tenaga
lainnya berdasarkan kebutuhan dan kemampuan RS sesuai
yang berlaku

SDM PADA RSU
SDM pada RS berupa tenaga tetap meliputi:
▪ tenaga medis
▪ tenaga psikologi klinis;
▪ tenaga keperawata
▪ tenaga kebidana
▪ tenaga kefarmasian
▪ tenaga kesehatan masyarakat
▪ tenaga kesehatan lingkunga
▪ tenaga gizi
▪ tenaga keterapian fisik
▪ tenaga keteknisian medik
▪ tenaga teknik biomedika
▪ tenaga kesehatan lain; dan
▪ tenaga non kesehatan
SDM PADA RS UMUM
1. Tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis,
dokter gigi spesialis, dan/atau dokter subspesiali
2. Dokter spesialis terdiri atas dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis untuk melakukan pelayanan medik spesialis
3. Dokter subspesialis meliputi dokter subspesialis dasar dan
dokter subspesialis lain untuk melakukan pelayanan medik
subspesialis
4. Dokter spesialis dengan kualifikasi tambahan dapat
memberikan pelayanan medik subspesialis tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Jumlah dan kualifikasi SDM disesuaikan dengan hasil analisis
beban kerja, kebutuhan, dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit
SDM DI RS KHUSUS
1.SDM pada Rumah Sakit khusus berupa tenaga tetap:
▪ a tenaga medis;
▪ b.tenaga keperawatan dan/atau tenaga kebidanan;
▪ c.tenaga kefarmasian
▪ d,tenaga kesehatan lain; dan
▪ e,tenaga nonkesehatan,
2.SDM sesuai dengan pelayanan kekhususan dan/atau
pelayanan lain di luar kekhususannya
3. Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia disesuaikan
dengan hasil analisis beban kerja, kebutuhan,dan
kemampuan pelayanan RS
PENGEMBANGAN PELAYANAN
1. RS dapat melakukan pengembangan pelayanan medik
spesialistik dan subspesialistik program kesehatan
nasional
2. Pengembangan pelayanan medik spesialistik dan
subspesialistik program kesehatan nasional
dilaksanakan sesuai dengan pedoman masing-
masing program kesehatan yang ditetapkan oleh
Menteri.
3. Selain daripada itu RS dapat melakukan
pengembangan pelayanan medik spesialistik dan
subspesialistik melalui kemitraan dengan PMA berupa
pembentukan klinik utama PMA sesuai aturan yg
berlaku
PELAYANAN LAIN LAIN
a. RS milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat
menyelenggarakan unit transfusi darah dan harus memiliki
izin yang melekat dengan Izin Operasional
b. Penyelenggaraan unit transfusi darah harus memenuhi
persyaratan dan dilaksanakan sesuai aturan yg berlaku
c. RS dapat ditetapkan menjadi RS Pendidikan setelah
memenuhi persyaratan dan standar RS Pendidikan sesuai
aturan berlaku.
d. RS yang didirikan oleh Swasta dapat berupa Rumah Sakit
dengan Penanaman Modal Asing.
e. RS PMA memiliki paling sedikit 200 (dua ratus) tempat tidur
atau sesuai dengan kesepakatan/kerja sama internasional
f. Penyelenggaraan RS PMA) dilaksanakan sesuai aturan
berlaku
RS Penanaman Modal Asing
1.Rumah Sakit dengan penanaman modal asing harus
memiliki jumlah tempat tidur sesuai:
a. kategori RSU atau RSK atau
b. kesepakatan/kerja sama internasional.
2. Jumlah tempat tidur untuk Rumah Sakit umum paling
sedikit sesuai dengan jumlah tempat tidur Rumah Sakit
umum kelas B.
3. Jumlah tempat tidur untuk Rumah Sakit khusus paling
sedikit sesuai dengan jumlah tempat tidur Rumah Sakit
kelas A pada setiap jenis Rumah Sakit khusus
IZIN MENDIRIKAN RUMAH SAKIT

1.Prinsip dasar pengaturan

2.Persyaratan pendirian RS
MENGAPA HARUS ADA IZIN
1. Fungsi pengaturan & pengendalian
pemerintah
2. Aspek perlindungan hukum
3. Aspek Kompetensi dan kewenangan
4. Mengurangi pelayanan di bwh
standar
5. Memacu profesionalisme, effisien
dan efektifitas
6. Izin mekanisme upaya mutu paling
tua
7. Izin ada batas waktu (dapat dicabut)
IZIN DIBERIKAN
1. Tenaga Medis ,Tenaga kesehatan,tenaga
kerja : praktek tenaga medis, tenaga
kesehatan praktek perawat/ bidan dan
Nakes lainnya, izin kerja tenaga kerja
asing
2. Institusi / Fasilitas pelayanan kes 🡪 RS,
Klinik , Balai Pengobatan, Rumah
Bersalin, Apotik, Laboratorium, dll
3. Penggunaan peralatan : izin
penggunaan radioaktif/radiologi, izin
boiler, izin genset,dll
PRINSIP DASAR
MUTU
PELAYANA
•PERIZINAN N
SARANA
•AKREDITASI YANKES
•KLASIFIKASI
•SERTIFIKASI
AKUNTABI
•STRATIFIKA LITAS
PADA
SI MASYARAK
AT
•STANDARD
58
PERIZINA Kelayakan utk melaksanakan
N kegiatan (Standar input)
AKREDITA Proses pelaksanan
SI pemenuhan standar
pelayanan (Standar input,
proses & output,outcome)
KLASIFIKA Pengelompokan secara
SI berting- kat berdasarkan
kemampuan yan di RS
(standar input)
SERTIFIKA Kompetensi seseorang atau
SI kelayakan peralatan
STANDAR Persyaratan dan kriteria
59
PERATURAN YANG MENGATUR RUMAH SAKIT

I. PERATURAN DASAR - Kept Pemerintah Pusat dan Daerah Swasta


AD / ART (PT/Yayasan/Badan hukum lainnya)
II. PERATURAN PERUMAHSAKITAN - Perpres, Permenkes
- SK Menkes / Mendagri

III. PERATURAN INTERNAL RS / HBL – harus dibuat

IV. PERATURAN TEKNIS PELAKSANA - STANDAR, SOP

V. ATURAN HK UMUM - (KUHP, KUHPerd, UU Lingkungan,


UU Tenaga kerja, UU Perlindungan
Konsumen, UU Pajak,Perda dll)

60
PERATURAN YANG TERKAIT DGN
PENYELENGGARAAN RS
1. Ketentuan hak tanah (Badan Pertanahan)
2. Perizinan mendirikan badan usaha (Dep.Kehakiman)
3. Perizinan lokasi, perizinan usaha (Dep.Dalam Negeri)
4. Perizinan Usaha Perusahaan (Dep.Perdagangan)
5. Izin Bangunan (IMB dan IPB – Pemda)
6. Ketentuan Kelestarian Lingkungan Hidup
7. Bea masuk barang dan perpajakan (Dep.Keuangan)
8. Pajak Daerah : Papan Reklame dll (Pemda)
9. Ketentuan Ketenaga-kerjaan (Depnaker)
10. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Depnaker)

61
PERATURAN YANG TERKAIT DGN
PENYELENGGARAAN RS
11. Perlindungan Bahaya Kebakaran (Pemda)
12.Ketentuan Perlindungan Radiasi (Batan, Bapeten)
13.Investasi & Permodalan (BKPM)
14. Penerapan tarif, kelas(Kadinkes,Kemampuan
Pasar)
15.Ketenagaan Kesehatan (Depdikbud, Depkes)
16.Penelitian Klinis (Menneg, Ristek, Depkes)
17.Perbekalan Farmasi (Depkes)
18.Pengaturan Keprofesian (IDI, PPNI, ISFI dll)
19.Pengendalian Etika (ERSI, KODEKI dll)
20.Perlindungan Hukum (Dep.Kehakiman)

62
HUBUNGAN HUKUM DI RS 1. Pemilik, Direksi, SMF

PEMILIK HBL
2. Direksi, Nakes, Adm, Kary

SOP
PASIEN NAKES / 3. Direksi dan SMF, Nakes
DOKTER
DIREKSI STANDAR
RS
4. D Nakes, Pasien
Direksi,

ADMINISTRASI • KARY. LAIN Standar/SOP HK Umum


RS 5. Direksi, Adm RS,
Pemasok
PEMASOK
Administrasi
HUKUM UMUM
Aspek Hukum Perdata
Pidana
63
IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL

Izin Mendirikan Rumah Sakit(Izin Mendirikan ) adalah


izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk
dan atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
setelah pemilik Rumah Sakit melakukan pendaftaran
sampai sebelum pelaksanaan pelayanan kesehatan
dengan memenuhi persyaratan dan/atau komitmen.
Izin Operasional Rumah Sakit ( Izin Operasional)
adalah izin komersial atau operasional yang diterbitkan
oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota setelah pemilik Rumah
Sakit mendapatkan Izin Mendirikan.
IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL

Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas A


dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman
modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di
bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah provinsi.
Menteri mendelegasikan pemberian Izin Mendirikan dan
Izin Operasional Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit
penanaman modal asing kepada Direktur Jenderal di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pembinaan perumahsakitan.
PERSYARATAN
PENDIRIAN RS
1. Penyelenggara RS
2. Study Kelayakan dan Master Plan
3. Persyaratan Lokasi
4. Persyaratan Bangunan
5. Persyratan Prasarana
6. Persyaratan Kefarmasian
7. Persyaratan Tenaga
8. Persyaratan Peralatan
68
PERSYARATAN PENDIRIAN RS (1)

1 PENYELENGGARA RUMAH SAKIT


• Pemerintah Pusat dan Daerah

( BLU / BLUD)
• Swasta 🡪 Badan Hukum
- Yayasan
- Perseroan Terbatas
- Koperasi
- Perkumpulan
- Badan hukum lainnya
69
BENTUK-BENTUK BADAN
HUKUM
1. Perkumpulan (pasal 1654-1665 KUH
Perdata)
2. Perseroan Terbatas (UU No.1 / 1995)
3. Koperasi (UU No.12 / 1967)
4. Yayasan UU No.16 / 2001 jo UU No.28
Tahun 2004
5. Badan Hukum Pendidikan (diisyaratkan
dalam pasal 53 UU No.20 / 2003 tentang
Sikdiknas
70
PERSYARATAN
PENDIRIAN
2. Study RSMaster
Kelayakan dan (2) Plan
- analisa kebutuhan pelayanan
- rancangan pengembangan
- analisa keuangan dan kemampuan
pembiayaan
- analisa kebutuhan sarana, prasarana,
tenaga dan peralatan
- program fungsi
71
PERSYARATAN IZIN MENDIRIKAN
Persyaratan Izin Mendirikan Rumah Sakit
meliputi:Dokumen kajian dan perencanaan
bangunan yang terdiri atas
a.Feasibility Study (FS),Studi kelayakan
b.Detail Engineering Design,
c.Master plan;
d.pemenuhan pelayanan alat Kesehatan sesuai
standar Peralatan kls RS
STUDY KELAYAKAN RUMAH SAKIT (1)
1. Studi Kelayakan (Gambaran kegiatan perencanaan
Rumah Sakit secara fisik dan nonfisik) :
2. Kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit, yang
meliputi kajian demografi: luas wilayah dan kepadatan
penduduk serta karakteristik penduduk (umur, jenis
kelamin, dan status perkawinan);
3. Kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan
kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja,
lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata
bruto;
4. kajian morbiditas dan mortalitas, mempertimbangkan
sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR),
angka persalinan;
STUDY KELAYAKAN RUMAH
SAKIT (2)
5. kajian kebijakan dan regulasi, pengembangan wilayah
pembangunan sektor nonkesehatan, kesehatan,
perumah sakitan.
6. kajian aspek internal Rumah Sakit rancangan sistem-
sistem yang akan dilaksanakan atau dioperasionalkan
(sistem manajemen organisasi sistem manajemen unit-
unit pelayanan,system unggulan pelayanan, teknologi
peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan
keuangan)
7. Kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, dan peralatan sesuai kriteria
klasifikasi Rumah Sakit :
STUDY KELAYAKAN RUMAH SAKIT (3)

8. Lahan dan bangunan Rumah Sakit harus dalam


satu kesatuan lokasi yang saling berhubungan
dengan ukuran, luas dan bentuk lahan serta
bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang
daerah setempat yang berlaku.
9. Kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan :
10. prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan
sumber pendanaan;
11. prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan
terhadap prakiraan jumlah kunjungan dan pengisian
tempat tidur;
12. prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya
tidak tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia;
13. proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun;
PERSYARATAN PENDIRIAN 3
3. Persyaratan Lokasi
a. Persyaratan kesehatan lingkungan
- upaya pemantauan lingkungan (UPL)
- upaya pengelolaan lingkungan (UKL)
- analisa dampak lingkungan (amdal)
b. Persyaratan Tata Ruang
- RTRW (rencana tata ruang wilayah)
- RDTRKP (rencana detail tata ruang kawasan perbatasan)
- RTBL (rencana tata bangunan lingkungan)

77
PERSYARATAN LOKASI
1. Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat kaki
gunung yg rawan terhadap longsor, dekat anak sungai / badan air
yang dpt mengikis pondasi, dekat dgn jalur patahan aktif/gempa,
rawan tsunami, rawan banjir, berada dlzona topan/badai, dll).
2. Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas jalur transportasi.
3. Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih, jaringan
air kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
4. Ketersediaan lahan parkir.
5. Tidak berada di bawah pengaruh SUTET.
6. Rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, fasilitas lain;
7. jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia;
8. jumlah, jenis, spesifikasi peralatan mulai dr peralatan sederhana
hingga peralatan canggih.
PERSYARATAN LOKASI
1. Master plan memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-
kurangnya 10 tahun kedepan dlm pemberian pelayanan kesehatan
secara optimal yang meliputi identifikasi proyek perencanaan,
demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal dan
pembiayaan.
2. Detail Engineering Design (DED) gambar perencanaan lengkap
RS yg akan dibangun yg meliputi gambar arsitektur, struktur dan
mekanikal elektrikal sesuai syaratan teknis ditetapkan oleh Menteri.
3. Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan atas upaya
pengelolaan lingkungan (UKL), upaya pemantauan lingkungan
(UPL),analisis dampak lingkungan (AMDAL) sesuai klasifikasi RS
4. Izin undang-undang gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/atau
surat izin tempat usaha (SITU), dan izin mendirikan bangunan (IMB)
sesuai aturan yg berlaku
Persyaratan pendirian RS (4)
4. Persyaratan Bangunan
a. Persyaratan administratif
- status hak atas tanah
- status pemilik bangunan
- izin mendirikan bangunan (IBM)
- izin penggunaan bangunan (IPB)
b. Persyaratan Teknis
- tata bangunan (peruntukan, insentitas, arsitek)
- keandalan bangunan (keselamatan kes,kenyamanan
dan
persyaratan kemudahan)
c. Bangunan yg diperlukan (RJ, RI, IGD, KO, Lab,RO ,Farmasi,
Gudang, dapur,R jenazah, taman, parkir
80
Persyaratan Pendirian RS (5)
5. Persyaratan Prasarana Kesehatan
a. memenuhi standar pelayanan di K3
- instalasi air, listrik, gas, uap
- inst pengolahan limbah
padat,cair,gas,radioaktif
- pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
- penyejuk udara
- komunikasi informasi
- genset, UPS
b. Sarana terpelihara dan berfungsi
c. operasional oleh petugas yang mempunyai kompeten
81
PERSYARATAN PENDIRIAN
RS (6) Ketenagaan
6. Persyaratan
a. Jenis tenaga
- tenaga medis
- tenaga keperawatan (perawat dan
bidan)
- tenaga kesehatan lain (sesuai
kebutuhan)
- tenaga non kesehatan
b. Tenaga mempunyai surat izin praktik
(SIP/SIK)
82
PERSYARATAN PENDIRIAN RS
7.PERSYARATAN KEFARMASIAN

1.Kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi


dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan
terjangkau.
2.Pelayanan sediaan farmasi di RS harus mengikuti standar
pelayanan kefarmasian.
3.Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan
habis pakai di RS harus dilakukan oleh Instalasi farmasi
sistem satu pintu.
4.Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi RS
harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang
ditetapkan Pemerintah.
PERSYARATAN PENDIRIAN
8. RS (7)
Persyaratan Peralatan
- peralatan medis (keperluan diagnosa, terapi, rehab dan
peneliti medik)
- peralatan non medis (mendukung keperluan tindakan
medis)
- peralatan medis melalui penapisan teknologi, pengujian
dan kalibrasi(sesuai kebutuhan)
- operasionalisasi oleh petugas yang kompetensi
Peralatan medis dan peralatan nonmedis yang memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik
pakai.sesuai kebutuhan RS

84
MEKANISME PERIZINAN RUMAH SAKIT

1. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single


Submission( OSS) adalah perizinan berusaha yang diterbitkan oleh lembaga
OSS untuk dan atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota kepada
pemilik dan pengelola Rumah Sakit melalui sistem elektronik yang terintegrasi
2. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS (Lembaga OSS) adalah lembaga
pemerintah non kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang koordinasi penanaman modal .
3. Izin Mendirikan merupakan izin yang diajukan oleh pemilik Rumah Sakit untuk
mendirikan bangunan atau mengubah fungsi bangunan yang telah ada menjadi Rumah
Sakit.
4. Izin Operasional merupakan izin yang diajukan oleh pimpinan Rumah Sakit untuk
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan termasuk penetapan kelas Rumah Sakit
dengan memenuhi persyaratan dan/atau komitmen.
5. Izin Mendirikan berlaku selama Rumah Sakit memberikanpelayanan kesehat
6. Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan dan klasifikasi RS.
MEKANISME PERIZINAN RUMAH SAKIT

7. Izin Mendirikan dan Izin Operasional merupakan perizinan berusaha sektor kesehatan yang
diterbitkan oleh Menteri,Gubernur, atau Bupati/Wali kota berdasarkan kewenangan masing-
masing melalui Lembaga OSS sesuai ketentuan yg berlaku.
8. Dalam menerbitkan izin harus mempertimbangkan sebaran RS secara merata di setiap
wilayah prov/kab/kota berdasarkan pemetaan dengan memperhatikan jumlah dan
persebaran penduduk, rasio jumlah tempat tidur, akses masyarakatsesuai yg berlaku
9. Izin Mendirikan dan Izin Operasional RS kelas A dan RS PMA diberikan oleh Menteri
10. Izin Mendirikan dan Izin Operasional RS kelas B diberikan oleh Gubernur setelah
mendapatkan notifikasi dari kepala dinas kesehatan Pemerintah Daerah provinsi.
11. Izin Mendirikan dan Izin Operasional RS kelas C dan RS kelas D diberikan oleh Bupati/Wali
kota setelah mendapatkan notifikasi kepala dinas kesehatan pada Pemerintah Kab/kota
12. Penerbitan izin melalui Lembaga OSS dilakukan dalam bentuk dokumen elektronik sesuai
ketentuan yg berlaku di bidang informasi dan transaksi elektronik.
13. RS milik Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah dgn pengelolaan keuangan BLU/BLUD,
perizinan berusaha sektor kesehatan melalui Lembaga OSS dilakukan untuk perpanjangan
Izin Operasional.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
▪ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan norma,
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap Rumah Sakit dengan melibatkan organisasi profesi,
asosiasi perumahsakitan, dan organisasi kemasyarakatan
lainnya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
▪ Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk:
▪ pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh masyarakat;
▪ peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
▪ keselamatan Pasien;
▪ pengembangan jangkauan pelayanan; dan
▪ peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
▪ Pemerintah Pusat dalam rangka pembinaan dan pengawasan,
dapat mengenakan sanksi administratif berupa:
a. teguran;
b. teguran tertulis;
c. denda; dan/atau
d. pencabutan perizinan Rumah Sakit.

▪ Pembinaan dan pengawasan terdiri atas:


a. pemenuhan persyaratan Rumah Sakit;
b. kesesuaian Klasifikasi Rumah Sakit;
c. perizinan Rumah Sakit;
d. pemenuhan kewajiban dan hak Rumah Sakit dan Pasien;
e. standar dan mutu pelayanan Rumah Sakit.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

❑ Pembinaan Rumah Sakit dilakukan melalui kegiatan


paling sedikit berupa:
▪ bimbingan teknis;
▪ advokasi;
▪ konsultasi; dan/atau
▪ pendidikan dan pelatihan.
❑ Pengawasan Rumah Sakit dilakukan melalui kegiatan
paling sedikit berupa:
▪ monitoring; dan
▪ evaluasi.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1.Keterlibatan organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan
organisasi kemasyarakatan lainnya dalam pembinaan dan
pengawasan dilakukan sebagai bentuk partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
dan keselamatan Pasien.
2.Keterlibatan organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan
organisasi kemasyarakatan lainnya bersama dengan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai kebutuhan
dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan.
3.Organisasi kemasyarakatan lainnya merupakan organisasi
kemasyarakatan yang bergerak di bidang perumahsakitan dan
merupakan bagian dari asosiasi perumahsakitan.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

❑ Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Pemerintah Pusat


dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
dapat mengangkat tenaga pengawas sesuai kompetensi dan
keahliannya.
❑ Tenaga pengawas melaksanakan pengawasan yang bersifat
teknis medis dan teknis perumahsakitan.
❑ Pengawasan yang bersifat teknis medis merupakan audit
medis secara eksternal.
❑ Pengawasan yang bersifat teknis perumahsakitan
merupakan evaluasi terhadap kinerja pelayanan dan kinerja
keuangan Rumah Sakit.
❑ Tenaga pengawas diangkat dan ditugaskan dalam jabatan
fungsional tenaga pengawas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Dalam melaksanakan pengawasan tenaga pengawas berwenang:


a. memasuki tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan yang
berhubungan dengan lingkup pengawasan;
b. memeriksa lokasi, fasilitas, dan tempat yang terkait dengan
lingkup pengawasan;
c. memeriksa perizinan yang terkait dengan lingkup pengawasan;
d. memeriksa dokumen yang terkait dengan lingkup pengawasan;
e. mewawancarai pihak terkait sesuai dengan kebutuhan
pengawasan;
f. melakukan verifikasi, klarifikasi, dan/atau kajian; dan
g. memberikan rekomendasi berdasarkan hasil pengawasan
kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

❑ Pembinaan dan pengawasan yang bersifat nonteknis


perumahsakitan dapat melibatkan unsur masyarakat
secara internal atau eksternal.
❑ Pembinaan dan pengawasan secara internal dilakukan
oleh dewan pengawas Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
❑ Pembinaan dan pengawasan secara eksternal
dilakukan oleh badan pengawas Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selamat bekerja
TUGAS MAHASISWA
1. MASALAH MASALAH DALAM
PERSYARATAN PERIZINAN RS
2. BAGAIMANA TANGGAPAN SAUDARA
TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
3. BAGAIMAN KLASIFIKASI DAN PERIZINAN
RS PADA SAAT INI

Anda mungkin juga menyukai