I. DASAR PEMIKIRAN
1. Peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) adalah para calon Pembina
Pramuka yang salama ini baik yang sudah membina maupun yang belum membina satuan pramuka.
2. Kegiatan pendidikan dan pelatihan kepramukaan selalu diawali dan diakhiri dengan upacara
pembukaan dan upacara penutupan. Upacara merupakan alat pendidikan untuk menanamkan rasa
cinta tanah air, jiwa persatuan, kesatuan bangsa dan bernegara, serta berjiawa pancasila. Oleh karena
itu, penyelenggaraan kursus pun harus diawali dan diakhiri dengan upacara penutupan.
II. TUJUAN
Meningkatkan kecintaan peserta kursus terhadap tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa,
penghayatan pancasila, serta meningkatkan keteguhan kesetian (commitment) terhadap Gerakan
Pramuka.
III. SASARAN
Setelah mengikuti upacara pembukaan kursus, peserta diharapkan:
1. menanamkan jiwa kebangsaan dan patriotisme,
2. menghargai satya dan darma pramuka, dan
3. dapat memimpin dan dipimpin.
9. WAKTU : 1 x 45 MENIT
Halaman 1 dari 95
BAHAN KURSUS 1.2
I. TUJUAN
1. Mengukur kemampuan kognitif awal peserta
2. Mendeteksi pemahaman awal peserta
3. Menentukan strategi pelatihan
II. PELAKSANAAN
1. Penjelasan tata tertib pretes
2. Distribusi soal dan lembar jawaban
3. Pelaksanaan pretes
Halaman 2 dari 95
BAHAN KURSUS 1.3
ORIENTASI KURSUS
I. DASAR PEMIKIRAN
Sebagai orang dewasa, pembina pramuka selaku peserta kursus diasumsikan mempunyai banyak
pengalaman, serta memiliki konsep diri yang dipercaya dan diyakini kebenaranya sehingga tidak mudah
dipengaruhi orang lain. Oleh karena itu metode pembelajaran hendaknya dikemas sedemikian rupa agar
memenuhi prinsip-prinsip komunikasi yang baiksehingga orang dewasa memperhatikan, tertarik,
mencoba, dan menilai dan menganggap bahwa apa yang disajikan dalam kursus bagian dari
kepentinganya. Dengan demikian, perlu dipaparkan penjelasan Singkat tentang 5W + 1H KMD
(Menginformasikan pola KMD, Mengorientasikan pelaksanaan KMD, Menjelaskan strategi dan arah
KMD, Menyampaikan tugas, peran, dan fungsi peserta KMD). Membangkitkan Motivasi Peserta
dengan memaparkan benefit (Keuntungan) mengikut KMD kali ini. Secara FILOSOFIS diakhir
Orientasi, Pinsus mengantarkan sebuah pertanyaan “Setelah mengetahui KMD ini akan seperti ini,
apakah kakak akan tetap melanjutkan..?”, dengan harapan peserta sudah terbangun pemahaman serta
kuat motivasinya maka peserta akan mantap melanjutkan KMD.
II. TUJUAN
1. Menginformasikan pola dan pelaksanaan KMD
2. Menjelaskan strategi dan arah KMD
3. Menyampaikan tugas, peran, dan fungsi peserta KMD melalui kesepakatan jadwal Kegiatan
III. SASARAN
Setelah mengikuti kursus peserta memiliki kompetensi.
1. Peserta mampu menjadi pembina pramuka penggalang dengan menggunakan metode kepramukaan
dalam proses latihan kepramukaan sehingga menghasilkan Pramuka Penegak yang berkarakter,
berkebangsaan, berkecakapan hidup, dan peduli lingkungan sesuai dengan jenjang.
2. Memahami sistem kursus.
PROSES DAMPAK
ORANG PEMBINA
DEWAS YANG OBSERVASI PRAMUKA
BERMINAT BERKOMPETENSI DAPAT
AWAL, MEMBINA DI
MENJADI PENGUATAN, MAHIR DASAR
PEMBINA PENEGAK SATUAN
PENERAPAN, PENEGAK
PRAMUKA PENGUKUHAN
MASUKAN HASIL
WAKTU : 1 X 45 MENIT
Halaman 3 dari 95
a. Tahap I: Observasi
Tahap Obeservasi dalam kursus segmental merupakan tahap pendahuluan atau tahap awal yang
berisi:
1) Analisis kebutuhan peserta
Biodata peserta
Tes awal
Pengamatan
2) Informasi sasaran kursus
Durasi kursus
Jadwal Kursus
Tujuan Kursus
Strategi kursus
3) Dinamika kelompok
Permainan energizer
Pembentukan kelompok peserta
4) Kontrak belajar
Tatatertib peserta
Larangan dan keharusan peserta
b. Tahap II :
Penguatan
Tahap penguatan merupakan babak pendalaman materi dari berbagai narasumber sesuai
dengan jenis dan bentuk kursus. Tahap penguatan ini berisi:
1) Materi Pokok
Fundamental Kepramukaan (UU Gerakan Pramuka, AD dan ART, Kebijakan
GerakanPramuka, PDK dan MK).
Isu penting sesuai materi.
Problematika.
Solusi .
2) Materi Penunjang
Materi tambahan yang menunjang materi pokok
Materi pelengkap untuk menyempurnakan materi pokok
c. Tahap III :
Penerapan
1) Praktik atau simulasi
2) Penerapan sesuai materi pokok
3) Uji petik
d. Tahap IV:
Pengukuhan
1) Refleksi kursus
2) Open Forum
3) RTL
4) Tes akhir
Halaman 4 dari 95
IV. PENILAIAN PESERTA
Penilaian peserta dilaksanakan secara obyektif, sahih, dan praktis untuk mengukur keberhasilan peserta.
Peserta dikatakan berhasil mengikuti KMD apabila memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
secara nasional adalah 70. KKM tersebut diperoleh dari persyaratan sebagai berikut.
1) Keaktifan
Keaktifan peserta adalah kehadiran peserta dalam setiap sesi yang telah terstruktur ke dalam jadwal dan
tata tertib KMD. Instrumen yang digunakan untuk keaktifan tersebut adalah lembar penilaian keaktifan
harian peserta.
2) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas dari pelatih untuk menguatkan kemampuan peserta KMD dalam
kepramukaan dan kepembinaan serta tugas yang terkait dengan proyek kerja yang telah dilakukan.
Peserta menyelesaikan tugas tepat waktu dan tepat sasaran.
3) Tes Awal
Tes Awal adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan sebelum peserta
mengikuti proses KMD.
4) Tes Akhir
Tes Akhir adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan setelah proses KMD
berlangsung.
5) Praktik Membina
Praktik membina adalah kinerja peserta dalam mempraktikkan membina di depan teman/peserta didik
berdasarkan rencana membina dan media yang disiapkan.
NA = Tes Awal (1) + Tes Akhir (1) + Keaktifan (2) + Tugas ( 3) + Praktik Membina (3)
10
Masa pengembangan setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) dinamakan “Narakarya”.
Setelah mengikuti kursus KMD/KML, lulusan wajib melakukan registrasi di Kwartir Cabang dan didata
sebagai calon peserta Narakarya dengan melampirkan fotokopi ijazah kursus dan rencana tindak
lanjut (RTL) kursus. Narakarya dilaksanakan selama enam bulan.
Narakarya adalah proses yang harus diselesaikan sehingga yang bersangkutan berhak mendapat Surat Hak
Bina (SHB) dan Tanda Hak Latih (THB). SHB terdiri dari dua tingkatan yaitu SHB Dasar (SHB-D) untuk
lulusan KMD dan SHB Lanjutan (SHB-L) untuk lulusan KML yang merupakan lisensi bagi Anggota
Dewasa Gerakan Pramuka untuk dapat menjadi Pembina Pramuka sebagai syarat untuk dapat mengikuti
jenjang kursus kepramukaan yang lebih tinggi dan untuk dapat menduduki jabatan tertentu di Gerakan
Pramuka. SHB adalah Surat kewenangan membina yang diterbitkan oleh Kwartir Cabang. Bersamaan
dengan didapatkannya SHB, Pembina berhak mendapat Tanda Hak Bina (THB). Pemberian SHB melalui
proses tanya jawab kesediaan, ulang janji dan penandatanganan ikrar dalam prosesi pengukuhan. Setelah
dikukuhkan yang bersangkutan berhak menggunakan tanda kualifikasi untuk yang telah KMD dan
Selendang Mahir dan Pita Mahir untuk Pembina yang telah mengikuti KML.
Halaman 5 dari 95
Setelah menempuh masa pengembangan di tiap jenjang diharapkan para peserta dapat memiliki
kompetensi sebagai berikut:
a. Narakarya Dasar
1. Memahami Undang – Undang Gerakan Pramuka;
2. Memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Memahami Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan;
4. Memahami Program Pembinaan Anggota Muda dan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka;
5. Mampu menguji SKU/TKU; SKK/TKK dan SPG/TPG;
6. Memahami administrasi satuan dan gugusdepan;
7. Memahami peran dan fungsi majelis pembimbing gugusdepan;
8. Dapat membuat rencana membina.
Tanda kualifikasi pembina satuan berbentuk Badge dengan ukuran 5 x 3 cm dengan dasar warna
sesuai kemahirannya dan bertuliskan PEMBINA.
Makna Badge.
Warna Ungu menunjukkan warna Anggota Dewasa
Warna Hijau menunjukkan warna Golongan Siaga
Warna Merah menunjukkan warna Golongan Penggalang
Warna Kunin menunjukkan warna Golongan Penegak
Warna Coklat menunjukkan warna Golongan Pandega
Lambang Pelatihan Anggota Dewasa. Tulisan Pembina menyatakan kualifikasi pembina satuan.
Penggunaan Tanda Kecakapan pembina dipasang di lengan kiri bawah padaseragam pramuka.
Contoh Format Tanda Hak Bina adalah sebagai berikut:
1) Masa berlaku SHB dan THB adalah tiga tahun dan dapat diperbarui lagi.
2) Proses pembaharuan SHB/THB dengan cara mengajukan permohonan kepada Kwartir Cabang
disertai dengan bukti surat keterangan masih aktif sebagai pembina gugusdepan dari Ketua
Gugusdepan dengan diketahui oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan.
Halaman 6 dari 95
BAHAN KURSUS 1.4
I. DASAR PEMIKIRAN
Secara individu, peserta kursus telah memiliki bekal konsep diri dan pengalaman yang berbeda satu
dengan yang lain sehingga ada kecendrungan kurang dapat bekerja sama dalam satu tim.
Kecendrungan umum dari orang dewasa adalah menutup diri utamanya kekurangan mereka dan lebih
menonjolkan kelebihan masing-masing.
II. TUJUAN
Dinamika kelompok bertujuan membangun kebersamaan peserta, membentuk kelompok (sangga), dan
ambalan penegak, serta menguatkan komitmen dan menyepakati aturan selama kursus yang dibangun
bersama serta menguatkan iman, kebugaran dan kesehatan, membiasakan diri hidup sehat, serta
membangun spiritual dan sosial.
III. SASARAN
Setelah mengikuti dinamika kelompok peserta:
1. Membangun tim yang kompak dan saling bantu
2. Menciptakan kerja sama yang kompak dan serasi sehingga kegiatan yang dibebankan pada
kelompok dapat terselesaikan dengan mudah dan ringan.
3. Tercipta persaudaraan, saling percaya, dan hormat satu dengan yang lain.
4. Terbentuknya proses forming, storming, norming, dan performing.
5. Membuat komitmen aturan yang boleh dan tidak boleh selama pelaksanaan kursus.
IV. PELAKSANAAN
Ice Breaking;
Peleburan peserta untuk involve dalam seluruh kegiatan dan membangun komitmen peserta
Grouping ;
1) Estimasi dari jumlah beberapa peserta dibagi menjadi kelompok.
2) Tiap kelompok terdiri dari sangga putra dan sangga putri.
3) Tiap sangga beranggotakan 4-8 orang.
Tahapan-tahapan dalam Dinamika kelompok;
1) Ice Breaking, menimbulkan kesan riang gembira. Bersemangat
2) Pembagian barung, diambil secara acak, satu barung berasal dari daerah yang berbeda
3) Permainan Perkenalan internal Sangga
4) Mengisi LK 01 (Daftar sangga)
5) Memilih Pimpinan Kelompok
6) Membuat Yel-yel kelom
7) Membuat kontrak belajar (tata tertib yang harus dan yang dilarang selama proses kursus)
V. WAKTU: 3 X 45
Halaman 7 dari 95
BAHAN KURSUS 1.5
JAM PIMPINAN
I. DASAR PEMIKIRAN
Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum
muda. Dalam melaksanakan tugas pokoknya peserta kursus perlu mengetahui kebijakan Gerakan
Pramuka serta mengetahui kebijakan kwartir masa baktinya.
II. TUJUAN
1. Mengetahui kebijakan Gerakan Pramuka
2. Mengetahui kebijakan Kwartir Masa Baktinya
Halaman 8 dari 95
BAHAN KURSUS 1.6
I. PENDAHULUAN
Sejarah merupakan cermin bagi keadaan sekarang, serta sumber pemikiran dan pembelajaran
dalam mengembangkan tujuan-tujuan yang akan datang.
Halaman 9 dari 95
SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
dan lain-lain.
b. Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi
kepanduan. Suatu keadaan yang melemahkan nilai persatuan dan gerakan kepanduan Indonesia.
Organisasi kepanduan pada saat itu terdiri atas satu federasi kepanduan putera dan dua feserasi
kepanduan puteri yaitu:
Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951.
Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954.
Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.
Selanjutnya, ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yaitu Persatuan Kepanduan
Indonesia (PERKINDO). Organisasi kepanduan yang bergabung dalam federasi ini hanya 60 dari 100
organisasi kepanduan dengan 500.000 anggota. Disamping itu, sebagian dari 60 organisasi
kepanduan anggota PERKINDO tersebut berada di bawah organisasi politik atau organisasi massa
yang satu sama lain berbeda paham dan prinsip.
c. Untuk mengatasi keadaan yang tidak kondusif dalam gerakan kepanduan, PERKINDO membentuk
panitia untuk memikirkan jalan keluarnya. Panitia menyimpulkan bahwa kepanduan lemah dan
terpecah-pecah, terpaku dalam cengkeraman gaya tradisional kepanduan Inggris. Hal ini disebabkan
pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia belum disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu gerakan kepanduan
kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya terdapat
pada lingkungan komunitas yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.
d. Kondisi lemah gerakan kepanduan Indonesia dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk
memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di
negara-negara komunis.
Keinginan pihak Komunis berhasil ditentang oleh kekuatan Pancasila dalam tubuh PERKINDO.
Dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda, tercapailah perjuangan mempersatukan organisasi
kepanduan ke dalam satu wadah Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961
tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku
Pejabat Presiden RI. Saat itu, Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
5. Masa 1961-1999
Gerakan Kepanduan Indonesia memasuki keadaan baru dengan nama Gerakan Praja Muda Karana atau
Gerakan Pramuka, Keppres No. 238 Tahun 1961.
a. Semua organisasi kepanduan melebur ke dalam Gerakan Pramuka, menetapkan Pancasila sebagai
dasar Gerakan Pramuka.
b. Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan
pemerintah) yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan
demokrasi, dengan pengurus (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir
Ranting) yang dipilih dalam musyawarah.
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah NKRI yang diperbolehkan
menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia; organisasi lain yang menyerupai,
yang sama dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
c. Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan sebagaimana dirumuskan Baden Powell, yang pelaksanaannya diserasikan
dengan kebutuhan, keadaan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia
Indonesia yang baik dan anggota masyarakat yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
d. Dengan melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan dan keadaan di masing-masing wilayah di
Indonesia, ternyata Gerakan Pramuka mampu membawa perubahan dan dapat mengembangkan
kegiatannya secara meluas.
e. Gerakan Pramuka menjadi lebih kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dalam waktu
singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota hingga ke kampung dan desa-desa, dan jumlah
anggotanya meningkat dengan pesat.
f. Kemajuan pesat tersebut tak lepas dari sistem Majelis Pembimbing (Mabi) yang dijalankan oleh
Gerakan Pramuka di setiap tingkat, dari tingkat gugusdepan hingga tingkat nasional.
g. Mengingat bahwa 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan 75% adalah keluarga petani, maka
Halaman 10 dari 95
pada tahun 1961 Kwartir Nasional menganjurkan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang
pembangunan masyarakat desa.
h. Anjuran tersebut dilaksanakan terutama di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat
telah mampu menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Pada tahun 1966, Menteri
Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama tentang pembentukan Satuan
Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi. Saka Tarunabumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk
memungkinkan adanya kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan
pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif.
Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk
mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda desa yang selanjutnya mampu
mepengaruhi seluruh masyarakat desa.
i. Model pembentukan Saka Tarunabumi kemudian berkembang menjadi pembentukan Saka lainnya yaitu
Saka Dirgantara, Saka Bahari, dan Saka Bhayangkara. Anggota Saka tersebut terdiri dari para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang memiliki minat di bidangnya. Para Pramuka Penegak dan
Pandega yang tergabung dalam Saka menjadi instruktur di bidangnya bagi adik-adik dan rekan-
rekannya di gudep.
j. Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama
kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka
Tarunabumi menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan
Boys Scout World Bureau.
6. Masa 1999 – sekarang
a. Perkembangan politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya reformasi.
Keadaan ini turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh.
b. Untuk pertama kali pada Munas 2003 di Samarinda, pemilihan Ketua Kwartir Nasional
dilaksanakan dengan sistem pemilihan langsung oleh Kwartir Daerah.
c. Gerakan Pramuka keluar dari World Asociation Girls Guide & Girls Scout (WAGGGS).
d. Pencanangan Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas Tahun 2006 pada
Pembukaan Jambore Nasional di Jatinangor, Jawa Barat.
e. Disahkan Saka Wirakartika.
f. Disahkan Undang-undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010.
Halaman 11 dari 95
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN
ANGGARAN DASAR SERTA
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
Faktor - faktor yang melatar belakangi penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
Gerakan Pramuka ialah :
a. Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil
dan makmur material maupun spiritual, yang beradab.
b. Kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c. Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan dengan sasaran meningkatkan sumber
daya kaum muda dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan:
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ideologi Pancasila
Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
Lingkungan hidup di bumi nusantara
b. Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, sebagai:
a. Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka.
b. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan.
III. PENUTUP
a. Pasal-pasal pokok 1,4,5,7, dan 8 merupakan pasal yang harus dipahami secara sungguh-sungguh
karena pasal-pasal tersebut merupakan pokok pedoman dari Gerakan Pramuka.
b. Pasal-pasal lain dapat dipelajari sendiri.
c. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka merupakan pedoman operasional Gerakan
Pramuka dalam pengelolaan menuju tercapainya tujuan Gerakan Pramuka.
Halaman 13 dari 95
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
a. Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan nasional dibentuk
atas dorongan kesadaran bertanggung jawab terhadap kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung
jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.
c. Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok tersebut Gerakan Pramuka menyusun dan menata
organisasinya dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan.
Halaman 14 dari 95
b. Dewan Kerja adalah badan kelengkapan Kwartir berfungsi sebagai wahana kaderisasi
kepemimpinan dan bertugas membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pandega,
berkedudukan di Kwarnas disebut Dewan Kerja Nasional (DKN), di Kwarda disebut Dewan Kerja
Daerah (DKD), di Kwarcab disebut Dewan Kerja Cabang (DKC), dan di Kwarran disebut Dewan
Kerja Ranting (DKR).
c. Pusdiklat merupakan satuan pendidikan sebagai wadah pembinaan Anggota Dewasa, berkedudukan
di Kwarnas di sebut Pusdiklatnas, di Kwarda disebut Pusdiklatda, di Kwarcab disebut Pusdiklatcab.
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), merupakan wadah penelitian dan pengembangan
Gerakan Pramuka guna membantu Kwartir dalam upaya meningkatkan mutu Gerakan Pramuka.
Puslitbang berkedudukan di Kwartir Nasional disebut Puslitbangnas dan Kwartir Daerah disebut
Puslitbangda.
d. Majelis Pembimbing
Majelis Pembimbing (Mabi) adalah badan yang bertugas memberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moril, organisatoris, materiil, dan finansiil.
e. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
a. Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka (LPK) adalah wadah independen yang dibentuk oleh
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah.
b. LPK Gerakan Pramuka bertugas untuk melakukan audit keuangan Gerakan Pramuka dan
menyampaikan hasil audit tersebut kepada Musyawarah.
c. Ketua LPK Gerakan Pramuka dipilih oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
d. LPK Gerakan Pramuka dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Akuntan Publik.
e. Masa bakti LPK Gerakan Pramuka sama dengan masa bakti Kwartir atau Gugusdepan.
f.Musyawarah
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka.
a. Acara pokok Musyawarah:
1) pertanggungjawaban Kwartir selama masa baktinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan;
2) menetapkan Rencana Kerja Kwartir;
3) menetapkan kepengurusan Kwartir untuk masa bakti berikutnya;
4) menetapkan Ketua BPK Gerakan Pramuka.
b. Pimpinan Musyawarah adalah Presedium yang dipilih oleh musyawarah
c. Pelaksanaan Musyawarah:
1) Kwartir Nasional melaksanakan Munas dalam 5 tahun sekali.
2) Kwartir Daerah melaksanakan Musda dalam 5 tahun sekali.
3) Kwartir Cabang melaksanakan Muscab dalam 5 tahun sekali.
4) Kwartir Ranting melaksanakan Musran dalam 3 tahun sekali.
5) Gugusdepan melaksanakan Mugus dalam 2 tahun sekali.
d. Jika terdapat hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak maka diantara dua waktu musyawarah
dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa.
g. Dewan Kehormatan
Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai
badan yang menetapkan promosi dan sangsi dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku Anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan pramuka atau
merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
b. Menilai sikap, perilaku, dan jiwa seseorang, yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
1) Dewan Kehormatan kwartir diusahakan terdiri atas:
Anggota Mabi, Andalan, Anggota Kehormatan, Anggota Dewan Kerja.
2) Dewan Kehormatan Gugusdepan, terdiri dari:
Anggota Mabigus, Pembina gugusdepan, Pembina Satuan, Unsur Peserta didik.
III. PENUTUP
Dengan memahami Struktur Organisasi Gerakan pramuka, Tugas dan Kewenangannya, akan dapat
dimengerti bagaimana:
1) Tugas dan kewajiban organisasi.
2) Jalur birokrasi dalam organisasi.
Halaman 15 dari 95
3) Badan-badan pendukung organisasi.
4) Musyawarah dan rapat kerja organisasi.
5) Dewan Kehormatan, fungsi dan perannya.
Halaman 16 dari 95
DUNIA PENEGAK
KARAKTERISTIK REMAJA USIA PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun. Secara umum pada
usia tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri, memiliki
semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila
tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan
lain jenis kelamin. Bagi Pramuka Penegak sifatnya agak berbeda dengan anak muda lainnya yang
belum Pramuka, karena sosialitas mereka sudah mulai tinggi, senang berkelompok, dan Penegak
biasanya kreatif serta suka berkarya, tingkat kepatuhannya (kepada Pembina, kepada kesepakatan
yang dibuat, kepada hukum/peraturan perundangan) lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan
Pramuka.
2. Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan bagi Penegak adalah berupa
“Lidi”, yakni bersaft satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah
kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung
barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar,
bisa melalui pribadi Pembinanya atau bisa langsung. Dalam membina Penegak, porsi terbesar
adalah “Tut Wuri Handayani” yakni di belakang memberi dorongan, motivasi dan arahan;
sedangkan ing madya mangun karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, “ing ngarsa sung
tulada atau di depan memberi keteladanan porsinya lebih kecil.
I.MATERI POKOK
1. Dalam teori perkembangan, pada usia remaja terdapat tiga tahapan secara berurutan yaitu remaja
awal, remaja madya dan remaja akhir (Kimmel, 1995:16). Pada tahapan remaja awal, tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya
dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Remaja pada usia tersebut mengalami perubahan fisik
yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh,
dan perubahan bentuk fisik. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20
tahun yang perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja
madya. Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan
kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada
tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani
hubungan interaksi dengan lawan jenis.
2. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan dasar bagi Pembina untuk mempersiapkan bahan,
metode dan cara pendekatan yang tepat, sehingga mudah untuk memahami karakter masing-masing
remaja. Pembinaan Pramuka Penegak dilakukan secara pribadi sehingga tumbuh dan berkembang
menjadi sosok yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka sekaligus juga turut mempertimbangkan
perkembangan jiwanya.
3. Sifat umum yang dimiliki Pramuka Penegak adalah semangat juang yang tinggi, idealisme, kemauan
yang kuat, percaya diri, mencari jati diri, kreatif dan peduli terhadap lingkungan masyarakat, serta
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Mengingat sifat umum tersebut maka sifat
kegiatan Kepenegakan secara umum masih memerlukan bimbingan orang dewasa dengan motto dari,
oleh dan untuk Pramuka Penegak di bawah tanggungjawab orang dewasa.
4. Sifat-sifat dasar Pramuka Penegak.
1) Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
2) Anak Penegak mulai mencari identitas/ jati diri
3) Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah).
4) Gemar pada kenyataan, menjunjung tinggi realitas.
5) Sudah mengenal Cinta – agresif.
6) Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya.
7) Senang menyelesaikan persoalan dengan cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.
5. Cara membina Pramuka Penegak dengan karakteristik di atas.
Halaman 17 dari 95
1) Perangkat struktur kepenegakkan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu. Dewan
Ambalan dibentuk dengan benar dan tidak main tunjuk.
2) Dimulai bertanggungjawab atas keputusan musyawarah dan menjalankan keputusan Dewan
Ambalan.
3) Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
4) Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
5) Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang kurang
baik, semampunya.
6) Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih
baik.
7) Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana learning by doing, learning to earn, dan learning to
serve.
8) Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan, sebaiknya Pembna menyerahkan
tanggungjawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap mengontrolnya dengan
tetap memberi kepercayaan.
9) Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN (Positif, Interpretasi, dan Negatif), kepada
Penegak hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau
kegiatan yang telah dilakukan, kemudian di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan
tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun bila Penegak terpaksa
belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif”- nya.
Halaman 18 dari 95
I. PENDAHULUAN
1. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20 tahun yang
perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja madya.
2. Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan
kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada
tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani
hubungan interaksi dengan lawan jenis.
1. MATERI POKOK
1. Pramuka Penegak merupakan tahapan atau jenjang pembinaan setelah golongan Pramuka
Penggalang. Jika Penggalang dikiaskan sebagai masa pemuda menggalang persatuan bangsa,
maka Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa.
2. Jenjang tingakatan TKU pada pada pramuka pengak terdiri dari dua tingkatkan yaitu.
a. Penegak Bantara
b. Pengak Laksana
Setelah mengikuti latihan kepramukaan, pramuka penegak diharapkan dapat memiliki kompetensi
dari tiap jenjang tingkatan dalam golongan pramuka penegak sebagai berikut.
1. Area pengembangan spiritual dengan kompetensi dasar:
a. Penegak Bantara : Mampu mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernilai
spiritual. Mampu melaksanakan ibadah sehari-hari sesuai dengan keyakinannya.
b. Penegak Laksana : Mampu memahami terhadap perbedaan keyakinan yang dianut oleh orang lain.
Mampu bersikap konsisten terhadap pelaksanaan agama yang diyakininya.
Kompetensi akhir:
Taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang diyakininya, serta menghormati
agama dan kepercayaan orang lain.
2. Area pengembangan emosional dengan kompetensi dasar
a. Penegak Bantara : Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan teman secara santun. Mampu
mengendalikan emosi dan berfikir secara logis. Mampu menyampaikan pendapat dan menerima
perbedaan pendapat dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
b. Penegak Laksana : Mampu menyampaikan gagasan dalam berbagai bentuk yang santun. Mampu
berempati terhadap pendapat orang lain.
Kompetensi akhir:
Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya.
3. Area pengembangan sosial
a. Penegak Bantara : Mampu mengenal kepribadian orang lain dan tidak berprasangka buruk. Mampu
memimpin kelompoknya dan memberikan kontribusi terhadap organisasi sosial lain yang dilakukan
secara individu maupun kelompok.
b. Penegak Laksana : Mampu memahami perbedaan strata sosial di masyarakat. Mampu memimpin dan
bekerjasama. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip hak asasi manusia beserta contoh konkret.
Kompetensi akhir:
Mengenal, menyikapi dan mengapresiasi (menghargai) pengetahuan dan teknologi serta membiasakan
berfikir dan berperilaku yang kritis dan kreatif.
4. Area pengembangan intelektual
a. Penegak Bantara : mampu memilih bidang pengetahuan yang diminati untuk menunjang cita-citanya.
Mampu membuat kesimpulan, kritik dan saran terhadap hal yang dipelajari. Mampu berpartisipasi
aktif dalam kegiatan teknologi tepat guna.
b. Penegak Laksana : mampu menambah pengetahuan dan wawasannya. Mampu belajar secara
sistematis sesuai dengan arah cita-citanya. Mampu menceritakan suatu masalah dengan sudut
pandang yang berbeda. Mampu mensosialisasikan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan
masyarakat.
Kompetensi akhir:
Halaman 19 dari 95
Mampu menunjukkan semangat dan daya kreativitas yang tinggi dalam mengaplikasikan
pengetahuan, teknologi dan keterampilan kepramukaan yang dimilikinya.
5. Area pengembangan fisik
a. Penegak Bantara : mampu melindungi kesehatan dan menerima kondisi fisiknya, memanfaatkannya
serta memiliki sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
b. Penegak Laksana : mampu menjaga dan merawat kebugaran tubuhnya sendiri. Mampu menjelaskan
tentang kesehatan reproduksi dan mampu menggunakan seluruh kemampuan fisiknya untuk hal-hal
yang berguna.
Kompetensi akhir:
Mampu menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap sehat dan prima serta memanfaatkan kemampuan
fisiknya. Mampu menjelaskan perbedaan perkembangan fisik dan psikologis antara lelaki dan
perempuan.
Halaman 20 dari 95
SERAGAM DAN TANDA PENEGANAL PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia. Gerakan Pramuka mempunyai ciri khas antara lain digunakannya pakaian
seragam anggota Gerakan Pramuka berikut tanda pengenalnya.
2. Anggota Gerakan Pramuka mengenakan pakaian seragam, yang bentuk, warna dan tata cara
pemakaiannya disesuaikan dengan jenis kelamin, perkembangan jasmani dan rohani, kegiatan
yang dilakukan, serta disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan masyarakat. Pemakaian
pakaian seragam diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
3. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melakukan perubahan pakaian seragam pramuka dengan
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 yang berisi tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka dan menggantikan Keputusan
Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007. Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut
terdapat beberapa hal krusial terkait dengan perubahan pakaian seragam anggota Gerakan
Pramuka. Perubahan ini disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka saat ini serta minat
anak-anak dan kaum muda Indonesia. Meskipun keputusan ini ditandatangani dan disyahkan pada
Desember 2012, namun publikasinya baru dilakukan pada bulan April 2013.
Halaman 23 dari 95
PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK (PRODIK)
PRAMUKA PENEGAK
I.PENDAHULUAN
1. Program kegiatan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perkumpulan/organisasi
dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan cara yang efektif dan efisien.
2. Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan merupakan wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang baik yang sanggup bertanggung jawab
dan mempu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.
3. Kepramukaan ialah pendidikan luar lingkungan sekolah dan luar keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya berupa
pembentukan watak/karakter.
4. Penegak adalah peserta didik Gerakan Pramuka yang berusia 16-20 tahun. Secara umum pada
usia tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut juga masa remaja awal yaitu
masa mencari jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak
sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan
agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin. Kegiatan golongan Pramuka Penegak
disebut kegiatan bakti. Bagi seorang Penggalang yang masuk Ambalan Penegak, berarti
melanjutkan latihan yang telah diterima ketika berada di golongan Siaga dan Penggalang.
Ambalan Penegak adalah tempat mempraktekkan dan menyempurnakan pendidikannya dalam
Gerakan Pramuka. Bagi mereka yang belum pernah menjadi Pramuka dapat diterima sebagai
anggota Ambalan dengan melalui prosedur sebagai “tamu ambalan” kemudian menjadi “anggota
ambalan”. Kepenegakkan adalah latihan ke arah kemandirian dan tidak menjadi beban orang
lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal
pengabdian yang berguna bagi masyarakat, memilih cara hidup dengan berpedoman Tri Satya
dan Dasa Darma. Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka
lingkaran dunianya lebar-lebar serta mandiri maka bentuk upacara pembukaan dan penutupan
latihan Ambalan Penegak adalah berupa barisan yang terbuka dari semua sudut, yakni bersaf
satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah kanan. Pembina bisa
berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan.
Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina
dalam membina Penegak adalah memberi porsi lebih besar terhadap pemberian dorongan,
motivasi dan arahan (tutwuri handayani), dibandingkan dengan di tengah-tengah menggerakkan
(ing madya mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha). Proses
pembentukan jiwa dan mental dalam dunia kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yang
dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan serta perjalanan spiritual (hike)
melalui renungan jiwa sebagai sarana introspeksi dan retrospeksi seorang Pramuka Penegak.
Halaman 24 dari 95
Program Kegiatan Peserta Didik disebut Prodik (Youth Programme) ialah keseluruhan (totalitas)
dari apa yang dilakukan Peserta Didik dalam Pendidikan Kepramukaan, bagaimana aktivitas itu
dilaksanakan (metode) dan alasan mengapa aktivitas itu dilaksanakan (tujuan). Untuk selanjutnya
unsur- unsur Prodik terurai sebagai berikut:
1. Totalitas = meliputi seluruh kegiatan dan pengalaman peserta didik dalam Gerakan
Pramuka; merupakan suatu proses progresif pendidikan dan perkembangan pribadi.
2. Apa = mencakup semua aktivitas yang diikuti peserta didik, aktivitas tersebut harus
menarik dan menantang peserta didik/kaum muda.
3. Bagaimana = Aktivitas itu dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan
Metode Pendidikan Kepramukaan serta Sistem Among.
4. Mengapa = Merupakan alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Kepramukaan yang
berdasarkan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan.
2. Cara Menyusun Program
1. Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang bagi peserta didik adalah kegiatan
yang sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, oleh karena itu
hanyalah peserta didik sendiri yang tahu persis kegiatan mana yang mereka minati dan
butuhkan tersebut.
2. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang interaktif
progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik dalam aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
3. Pendidikan Kepramukaan adalah suatu proses, dan aktivitas bagi kaum muda/peserta didik
yang dinamis dan selalu bergerak maju, kapan saja dan dimana saja, serta selalu berubah
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat.
4. Program kegiatan peserta didik (Youth Program) merupakan keseluruhan kegiatan yang
dilakukan peserta didik, serta pengalaman-pengalaman yang didapat karena keikutsertaan
mereka dalam kegiatan kepramukaan yang menarik dan menantang yang dilaksanakan
dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem
Among dengan selalu berorientasi atas tercapainya tujuan Gerakan Pramuka.
5. Kegiatan apa yang dilakukan peserta didik, metode yang
diterapkan, dan tujuan yang mau dicapai merupakan tiga bagian
terpadu dalam Program Kegiatan Peserta didik (Youth Program).
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun program kegiatan peserta didik.
a. Kegiatan yang menarik dan menantang bagi peserta didik adalah kegiatan yang sesuai
dengan minat kebutuhan serta kemampuan peserta didik yang bersangkutan.
b. Minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik hanyalah ketahui secara tepat oleh
mereka sendiri sehingga dalam menyusun program kegiatan peserta didik hendaknya
dilibatkan langsung.
c. Kegiatan kepramukaan selalu berorientasi pada asas:
1) modern, sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik
dan masyarakat lingkungannya.
2) manfaat, bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Ketaatan menjalankan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan dan
Kode Kehormatan Pramuka.
d. Keterlibatan pembina dalam penyusunan dan pelaksanaan program kegiatan peserta
didik.
1) Membantu menyeleksi macam-macam kegiatan yang terhimpun yang selanjutnya
membantu merancang program kegiatan mingguan, bulanan, semesteran
dan tahunan.
2) Membantu menetapkan memilih metode yang tepat pada masing-masing kegiatan
mereka menjadi media pembinaan watak oleh Pembina.
3) Mengupayakan setiap kegiatan memiliki tema tertentu serta mengkaitkan dengan
tercapainya sasaran Strategik Gerakan Pramuka, ialah:
Halaman 25 dari 95
a) Sikap dan Moral Pancasila:
- penghayatan Kode Kohormatan Pramuka
- pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b) Keterampilan manajerial :
- kepemimpinan (leadership)
- manajemen (management)
- hubungan insani (human relation)
- kehumasan (public relation)
- pengambilan keputusan (decision making)
c) Ketrampilan kepramukaan :
- keterampilan "Survival"
- olah raga
- pengembaraan di alam terbuka
- pengabdian
d) Keterampilan teknologi
- kewirausahaan
- saka
4) Membantu memberikan bimbingan agar kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan aman, sehingga dapat memberikan
kepuasan batin kepada para peserta didik terlibat dalam kegiatan tersebut.
5) Mengadakan koordinasi dengan orang tua peserta didik, masyarakat serta
badan/lembaga yang terkait dengan program, dalam upaya menciptakan
keterlibatan mereka dan memberi dukungan (support) pada proses pendidikan
interaktif progresif sepanjang hayat lewat kegiatan yang menarik, menantang,
bersifat rekreatif, di alam terbuka dan bermuatan/mengandung pendidikan
dengan penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
6) Memerankan diri sebagai fasilitator, konselor pembimbing, motivator, dinamisator
serta dukungan atas kegiatan peserta didik.
7. Cara menyusun program kegiatan peserta didik
a. Pembina bersama peserta didik (Dewan Penegak) menghimpun macam-macam
kegiatan yang menjadi minat dan kebutuhan peserta didik, perkembangan teknologi,
trend, dan masyarakat lingkungannya, misalnya terhimpun keinginan kegiatan bagi
Pramuka Penegak sebagai berikut:
1) lintas alam,
2) mendaki gunung (mountaineering).
3) berkemah.
4) meluncur (flyng fox).
5) penjelajahan.
6) pengembaraan.
7) arung jeram, rowing, rafting.
8) panjat tebing dan turun tebing.
9) bela diri.
10) bertani, beternak, berkebun, berniaga, berwirausaha.
11) menolong bencana alam.
12) teknologi tepat guna.
13) bakti masyarakat.
Tidak boleh dilupakan dalam setiap kegiatan harus memuat nilai kebaikan.
b. Sebagai fasilitator dan konsultan pembina bersama Peserta didik memilah-milah materi
kegiatan tersebut di atas, untuk kemudian kegiatan yang sejenis dikelompokkan menjadi
satu kelompok, sehingga dimungkinkan akan didapat beberapa kelompok
kegiatan, misalnya:
1) Kelompok Kegiatan I: lintas alam, panjat tebing, peluncuran, pengembaraan, arung
Halaman 26 dari 95
jeram, pendakian.
2) Kelompok Kegiatan II: berkemah, menolong bencana alam, teknologi.
c. Pelaksanaan kegiatan, misalnya:
a. Kelompok Kegiatan I dilaksanakan pada semester 1 (6 bulan).
b. Kelompok kegiatan II dilaksanakan pada semester 2 (6 bulan).
d. Selanjutnya diupayakan menjabarkan/mengadakan analisis materi kegiatan,
misalnya: Kelompok Kegiatan I
Analisis/uraian materi kegiatan tersebut diramu menjadi beberapa kegiatan mingguan yang
bervariasi selama 6 bulan (1 semester) dengan puncak kegiatan, misalnya pendakian gunung
(bagi satuan yang berada di sekitarnya), pada akhir semester 1.
8. Pelaksanaan program kegiatan peserta didik
a. Dalam segala kegiatan, Pembina Pramuka selalu memposisikan peserta didik sebagai
subyek pendidikan, oleh karena itu pelaksanaan kegiatan kepramukaan dilakukan
sendiri oleh peserta didik dengan bimbingan pembina untuk membantu mereka agar
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, teratur, terarah, sesuai dengan
yang diharapkan serta aman.
b. SKU/TKU,SKK/TKK,SPG/TPG, merupakan alat pendidikan terus menerus
diupayakan pelaksanaannya, sejalan dengan pelaksanaan program kegiatan
peserta didik.
c. Pada setiap akhir, pembina menciptakan suasana rileks untuk memasuki ketahap
penerangan dalam upaya mengadakan ketegangan, dan pada saat demikian pembina
mengajak para peserta didik untuk mengadakan evaluasi kegiatan serta menggali
peroleh apa saja yang didapat dari kegiatan tersebut, termasuk perolehan
perkembangan tentang spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
9. Materi latihan datang dari hasil rapat Dewan Penegak, namun demikian Pembina sebagai konsultan
bisa menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat. Proses
penyampaian materi bagi Penegak adalah:
• Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan learning to live together).
• Learning to be (meliputi: Learning by teachin, Learning to serve dan Serving to earn).
Di dalam latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat
Pramuka Garuda (SPG) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKU dan SPG merupakan standar
nilai-nilai dan keterampilan yang semestinya dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK
adalah standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak semua SKK
Halaman 27 dari 95
yang tersedia dianjurkan untuk dicapai.
Hasil pendidikan dan pelatihan Pramuka Penegak dilihat dari SKU-SPG yang dicapai dan SKK
yang diraih.
SKU Penegak terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yakni:
1. Penegak Bantara.
2. Penegak Laksana.
Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penegak Laksana, seorang Penegak dapat
menempuh Syarat Pramuka Garuda (SPG), yang dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout.
Di tingkat internasional ada perkumpulan Pramuka yang telah mencapai Eagle Scout yang disebut
ATAS (Association of Top Achievement Scout).
b. Kegiatan Insidental
Kegiatan ini merupakan kegiatan partisipasi mengikuti kegiatan lembaga-lembaga Pemerintah atau
lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti pencanangan say no to drug yang diselenggarakan
oleh BNN atau Departemen Kesehatan, Kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Departemen
Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam, dan sebagainya.
III. PENUTUP
1. Program kegiatan peserta didik dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan : disusun peserta didik bersama pembina pramuka.
b. Pelaksanaan : oleh peserta didik dengan dukungan pembina yang bertindak sebagai
konsultan, konselor, pembimbing dan fasilitator.
c. Evaluasi : oleh peserta didik bersama pembina
2. Sasaran Pembinaan
Peserta didik memiliki kemantapan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik,
sehingga menjadi pribadi yang: mandiri, peduli, bertanggung jawab dapat dipercaya,
terampil, demokratis, menghargai pendapat orang lain.
3. Program kegiatan peserta didik dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan
kepentingan kebutuhan, situasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya.
Halaman 29 dari 95
BAHAN KURSUS 1.8
POSTUR PEMBINA PENGGALANG
JIWA, PERAN, FUNGSI, TUGAS
PEMBINA PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1 Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab dan
mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
2 Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan sumberdaya atau potensi
kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan
positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.
3. Dalam kepramukaan proses pendidikan terjadi karena adanya pertemuan yang interaktif dan
komunikatif yang digerakan oleh Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang
dilaksanakan secara teratur, terarah, terencana dan berkesinambungan oleh peserta didik
sendiri dengan dukungan orang dewasa.
4. Orang Dewasa yang terlibat langsung dalam proses pendidikan tersebut di atas ialah Pembina
Pramuka.
Halaman 30 dari 95
c. Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga kegiatan pendidikan
kepramukaan bernuansa kekinian (up to date), bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat
lingkungannya serta tetap berada dalam koridor ketaatan terhadap Kode Kehormatan
Gerakan Pramuka.
d. Menghidupkan dan membesarkan gugus depan dengan selalu memelihara kerjasama yang
baik dengan orang tua/wali Pramuka dan masyarakat.
III. PENUTUP
1. Agar seorang Pembina Pramuka dapat memerankan dirinya dengan baik, seyogyanya melengkapi
diri dengan berbagai pengetahuan dan menghayati dengan baik prinsip-prinsip dalam pendidikan
kepramukaan, sehingga dapat menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik.
2. Tugas Pembina Pramuka cukup berat karena Pembina adalah panutan yang keteladanannya ditiru
peserta didik. Untuk itu seorang Pembina Pramuka perlu menjaga sikap, melatih kepekaan
terhadap kebutuhan peserta didik, serta selalu berpegang teguh kepada semboyan Pembina “Ikhlas
Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana” (ikhlas berbakti membina anak bangsa, berbudi luhur
dan memberi kebajikan, serta menepati janji satunya kata dan perbuatan).
Halaman 31 dari 95
MEMBINA PRAMUKA PENEGAK DENGAN SISTEM AMONG
I. PENDAHULUAN
Hubungan Pembina Pramuka dengan peserta didik merupakan hubungan khas, yaitu setiap Pembina
Pramuka wajib memperhatikan perkembangan mitra didiknya secara pribadi agar perhatian terhadap
pembinaanya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan. Membina Pramuka merupakan
kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan:
a. Kepribadian (kualitas nilai).
b. Pengetahuan dan keterampilan.
c. minat, keinginan, bakat serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang: kreatif,
inovatif, pelopor dan mandiri.
Untuk dapat menghasilkan Pramuka Penegak yang diharapkan sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka,
diperlukan Pembina Pramuka Penegak yang mampu mengimplementasikan teknik kepramukaan yang
efektif dan kreatif sehingga pasukan penggalang bergerak dinamis.
Berdasarkan diagram di atas, dalam semua golongan peserta didik, Pembina Pramuka berperan
sebagai pemberi teladan dan bersikap bijaksana. Khusus untuk Pramuka Penggalang, Pembina
berperan lebih banyak sebagai motivator yang membangun daya kreativitas serta memberi
dorongan kearah kemandirian.
Dalam proses melaksanakannya pembina menerapkan pendekatan Sistem Among, yang
dititikberatkan pada praktik pendekatan “Tut Wuri Handayani”. Presentasi aplikasi penerapan
Sistem Among dari Pembina kepada peserta didiknya yaitu . “Ing Ngarso Sung Tulodo” 30%,
“Ing Madyo Mangun Karso” 30%, “Tut Wuri Handayani” 40%. Pembina wajib menjadi teladan
bagi Penegak karena Sangga merupakan kelompok belajar interaktif. Dalam membina Penegak,
Pembina memberi dorongan, motivasi dan arahan (Tut Wuri Handayani), menggerakkan (Ing
Madya Mangun Karsa) dan memberi keteladanan (Ing Ngarsa Sung Tulada) dengan
memperhatikan perkembangan minat, usulan dan permintaan Penegak. Kemandirian,
Halaman 32 dari 95
kepemimpinan, kemampuan komunikasi, bertanggungjawab dan komitmen merupakan komponen
edukasi yang perlu dikembangkan dalam golongan Penegak.
3. Untuk dapat membina dengan baik maka seseorang harus mngenal, mengerti dan memahami
dengan benar:
a. Siapa yang dibinanya, yakni sifat-sifat dasarnya, dan latar belakang kehidupannya.
b. Jumlah orang yang akan dibinanya.
Catatan: Jumlah satu sangga idealnya 4-8 orang; satu ambalan = 12-32 Penegak.
4. Seorang Pembina Penegak dapat membina 8 sampai dengan 36 orang. Namun demikian apabila
berpedoman pada rasio jumlah kelompok peserta didik dengan Pembina pendamping dalam
kegiatan atas dasar jumlah anggota Pramuka dalam bsangga, dan rekanya, maka seorang Pembina
Pramuka dapat membina 1 sangga saja.
5. Membina peserta didik harus didasarkan pada satuan terpisah, yakni Pembina putra hanya boleh
membina anggota muda pramuka putra, Pembina putri hanya boleh membina anggota muda
pramuka putri – kecuali Pembina Siaga putri boleh membina anggota muda Siaga putra.
6. Pembinaan harus menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan
lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, diskusi, seminar, loka-karya, dan
bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
7. Pramuka Penegak
a. Sifat-sifat dasar Pramuka Penegak
1) Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
2) Anak Penegak mulai mencari identitas/ jati diri
3) Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah).
4) Gemar pada kenyataan, menjunjung tinggi realitas.
5) Sudah mengenal Cinta – agresif.
6) Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya.
7) Senang menyelesaikan persoalan dengan cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.
b. Cara membina Pramuka Penegak
1) Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu.
Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
2) Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan
Dewan Ambalan.
3) Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
4) Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
5) Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang
kurang baik, semampunya.
6) Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan ke
arah yang lebih baik.
7) Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”;
“Learning to serve”.
8) Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap
mengkontrolnya, dengan tetap member kepercayaan.
9) Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada Penegak diupayakan hanya
sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau
kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan” secara detail program
atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya.
Namun biala Penegak terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan
“Negatif” nya.
10) Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah:
Perkemahan Wirakarya.
Halaman 33 dari 95
11) Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.
8. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya , bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka
sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi
tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai
subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau
disuruh pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan
leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi
mereka.
9. Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan
karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh/teladan peserta
didiknya.
10. Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku :
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/ kesederhanaan, kesanggupan
berkorban dan kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif.
11. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
12. Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dengan lainnya saling
berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik (S,G,T, D) diberikan keteladanan,
daya kreasi dan dorongan.
13. Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui
proses :
a.“Learning by doing", belajar sambil bekerja.
b.“Learning by teaching’, bekerja sambil mengajar.
c. “Learning to live together” belajar untuk bisa hidup bersama.
d.“Learning to earn”, belajar mencari penghasilan.
e.“Earning to live”, penghasilan untuk hidup.
f“Living to serve”, kehidupan untuk bekal mengabdi.
g.“Learning to be”, belajar untuk menjadi dirinya sendiri.
14. Pada golongan Penegak, Pembina mengambil peran sebagai pamong dengan sikap memberikan
keleluasaan pada Penegak dalam mengamalkan satya dan darmanya untuk beraktivitas, dan
berkreasi, (Tut wuri handayani).
III.PENUTUP
Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan sebenarnya merupakan induk sistem dari metode
kepramukaan yang perwujudannya akan terpadu dengan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, Motto Kepramukaan dan Kiasan Dasar Kepramukaan.
Halaman 34 dari 95
SERAGAM, TANDA PENGHARGAAN, TANDA JABATAN, DAN TANDA PENGENAL
PEMBINA PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1. Pakaian Seragam Pramuka adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang bentuk, corak, warna, dan tata cara pemakaainnya, sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Warna pakaian Seragam Pramuka adalah coklat muda dan
coklat tua, warna yang dipilih dari salah satu warna yang banyak dipakai para pejuang di masa
kemerdekaan tahun 1945-1949.
2. Penggunaan pakaian Seragam Pramuka bertujuan agar anggota Gerakan Pramuka yang
mengenakannya memiliki jiwa korsa, berdisiplin, patriotis, serta memiliki rasa kebanggaan.
3. Pakaian Seragam Pramuka berfungsi sebagai sarana:
a. Menumbuhkembangkan jiwa persatuan dan kesatuan serta jiwa pramuka
b. Meningkatkan sikap disiplin dan rasa tanggungjawab
c. Menanamkan dan melatih kerapihan, kesederhanaan, keindahan, kesopanan, dan ketertiban.
d. Memupuk rasa kebanggaan.
e. Menanamkan rasa harga diri, kebangsaan nasional, jiwa persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia
f. Menanamkan rasa disiplin
4. Tanda pengenal, tanda jabatan Pramuka bertujuan:
a. Mendorong anggota untuk menggunakan hak dan melakukan kewajiban sesuai tugas dan
tanggungjawabnya
b. Memberi gairah dan semangat kepada anggota, serta meningkatkan pengetahuan, kecakapan,
kemampuan dan haknya, sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
c. Memberi kebanggaan yang akan mendorong untuk mengembangkan jiwa
kepemimpinannya
5. Pemberian Tanda Penghargaan bertujuan:
a. Meningkatkan prestasi dan pengabdian setiap anggota Gerakan Pramuka dalam berbuat
kebajikan dan membaktikan dirinya bagi kepentingan Gerakan Pramuka pada khususnya
masyarakat, berbangsa dan negara pada umumnya.
b. Meningkatkan kegiatan kerja, bantuan, dan darma bakti yang diberikan oleh seseorang untuk
perkembangan Gerakan Pramuka khususnya atau gerakan kepramukaan umumnya.
c. Mendorong timbulnya keteladanan dalam Gerakan Pramuka, dalam usaha mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.
Pakaian Seragam Harian Pembina Pramuka, Andalan, dan Majelis Pembimbing Putra
1) Tutup Kepala:
a) dibuat dari bahan warna hitam polos.
b) berbentuk peci nasional. (dapat menggunakan baret dalam upacara yang melibatkan peserta didik
sesuai ketentuan penyelenggara kegiatan)
2) Baju:
a) dibuat dari bahan warna coklat muda.
b) lengan pendek.
c) memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d) kerah model kerah dasi.
e) kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f) memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku dan
diberi tutup bergelombang.
g) dimasukkan ke dalam celana.
Halaman 36 dari 95
3) Celana:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) berbentuk celana panjang.
c) memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e) memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.
f) memakai ritsleting di bagian depan.
g) memakai ikat pinggang berwarna hitam.
4) Setangan Leher:
a) dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b) berbentuk segitiga sama kaki; (1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang) bahan dasar warna putih dengan lis
warna merah selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e) dikenakan di bawah kerah baju.
5) Kaos Kaki:
a) panjang kaos kaki sampai betis.
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
7) Tanda Pengenal terdiri dari:
a) tanda topi dikenakan di peci bagian samping kiri depan.
b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.
b.Tanda Jabatan
1. Tanda jabatan Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:
- Alat pendidikan, untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para pemakai agar mereka
melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya, serta
meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan pengalamannya.
- Alat pengenal jabatan yang sedang dipegangnya.
- Tanda pengakuan, pengesahan dan pemberian jabatan, beserta hak, tugas dan tanggung
jawabnya.
2. Macam-macam tanda jabatan, sebagai berikut :
- Untuk Pramuka Siaga:
- Tanda Pemimpin Barung Utama, Tanda Pemimpin Barung, Tanda Wakil Pemimpin
Barung.
- Untuk Pramuka Penggalang:
- Tanda Pemimpin Regu Utama (Pratama), Tanda Pemimpin Regu
- Untuk Pramuka Penegak:
- Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana), Tanda Pemimpin Sangga, Tanda Wakil Pemimpin
Sangga.
- Untuk Pramuka Pandega (bila diperlukan):
- Tanda Koordinator, Tanda Pemimpin Satuan, Tanda Wakil Pemimpin Satuan.
- Tanda untuk pengurus Pramuka Penegak dan Pandega:
- Tanda Pengurus Dewan Ambalan Penegak, Tanda Pengurus Dewan Racana Pandega, Tanda
Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting, Tanda Pengurus Dewan
Kerja Penegak dan Pandega Tingkat Cabang, Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan
Pandega Tingkat Daerah, Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega Tingkat
Nasional.
- Untuk Satuan Karya Pramuka
- Tanda Pengurus Dewan Saka, Tanda Pemimpin Krida, Tanda Wakil Pemimpin Krida,
Tanda Pamong Saka.
- Tanda Pembina Pramuka
- Tanda Pembina Siaga dan Pembantunya, Tanda Pembina Penggalang dan Pembantunya,
Tanda Pembina Penegak dan Pembantunya, Tanda Pembina Pandega dan Pembantunya,
tanda Pembina Gugusdepan.
- Tanda Pelatih Pembina Pramuka
- Tanda Pelatih Pembina Pramuka Pramuka lulusan KPD, Tanda Pelatih Pembina Pramuka
lulusan KPL.
- Tanda Andalan
- Tanda Andalan Nasional, Tanda Andalan Daerah, Tanda Andalan Cabang, Tanda Andalan
Ranting.
- Tanda Majelis Pembimbing
- Tanda Majelis Pembimbing Nasional, Tanda Majelis Pembimbing Daerah, Tanda Majelis
pembimbing Cabang, Tanda Majelis Pembimbing Ranting, Tanda Majelis Pembimbing
Gugusdepan.
- Tanda Instruktur
- Tanda Petugas dan Peserta Kegiatan.
3. Tanda-tanda jabatan Gerakan pramuka ditempatkan pada saku kanan baju seragam
pramuka Putera, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju seragam pramuka
Puteri.
Halaman 39 dari 95
c. Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka
1. Fungsi Tanda Kehormatan, sebagai :
- Alat Pendidikan, yaitu menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri sipenerima, dan
mendorong orang lain untuk berbuat kebajikan seperti yang dilakukan oleh sipenerima
tanda kehormatan.
- Tanda bahwa Gerakan Pramuka menghargai kesetian, keaktifan, jasa, bantuan, prestasi
kerja, dan darma bakti yang telah disumbangkan oleh si penerima, dan memberi
kehormatan kepada sipenerima.
2. Macam Tanda Kehormatan Gerakan Pramuka yang diperuntukkan bagi :
(a) Peserta Didik/Pramuka (S,G,T,D)
- Tanda Penghargaan kegiatan,
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah memperlihatkan
keaktifannya dan mencapai prestasi yang baik dalam suatu kegiatan kepramukaan. Tanda
penghargaan kegiatan berupa Tiska
(Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong)
- Lencana Tahunan
Lencana yang diberikan kepada seorang Pramuka sebagai tanda penghargaan atas
kesetiaannya kepada organisasi dan keaktifannya sebagai anggota Gerakan Pramuka
selama satu tahun
- Lencana Wiratama,
Lencana yang diberikan kepada seorang Pramuka (serta anggota dewasa) di dalam atau di luar
Gerakan Pramuka, yang telah :
Memperlihatkan keberanian, kesungguhan kerja, dan keuletannya, sehingga berhasil dalam
usaha menyelamatkan sesuatu atau seseorang, meskipun usaha itu membahayakan dirinya
sendiri, atau
Memperlihatkan keberanian, kesungguhan kerja, keuletan, kesabaran, sehingga berhasil
dan bermanfaat bagi keselamatan Gerakan Pramuka dan Gerakan Kepramukaan di dunia.
Lencana Wiratama terdiri atas tiga macam:
o Lencana Wiratama tingkat I
o Lencana Wiratama tingkat II
o Lencana Wiratama tingkat III
- Lencana Teladan
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah memperlihatkan
sikap laku yang utama, yang tampak dari usaha, tanggung jawab, keuletan, kesabaran,
ketabahan, kesopanan, keramahtamahan serta budi bahasa yang luhur, sehingga dirinya
dapat menjadi teladan bagi anggota Gerakan Pramuka, keluarga, dan anggota masyarakat
lainnya.
- Lencana Karya Bakti
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah membaktikan diri
dalam keadaan darurat/bencana, secara sukarela, dan telah membaktikan dirinya bagi
masyarakat di daerah bencana untuk jangka waktu tertentu .
Halaman 40 dari 95
Lencana Panca Warsa terdir1 atas :
Lencana Panca Warsa I untuk masa bakti 5 tahun
Lencana Panca Warsa II untuk masa bakti 10 tahun
Lencana Panca Warsa III untuk masa bakti 15 tahun
Lencana Panca Warsa IV untuk masa bakti 20 tahun
Lencana Panca Warsa V untuk masa bakti 25 tahun
Lencana Panca Warsa VI untuk masa bakti 30 tahun
Lencana Panca Warsa VII untuk masa bakti 35 tahun atau lebih
- Lencana Wiratama
Yaitu tanda penghargaan anggota muda atau orang dewasa yang telah memperlihatkan
keberanian untuk menyelamatkan sesuatu dengan mempertaruhkan nyawanya sehingga
berhasil atau keberanian mempertahankan kebaikan dan kebenaran yang bermanfaat bagi
Gerakan Pramuka atau gerakan kepramukaan.
- Lencana-lencana Jasa
Yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada anggota dewasa/orang dewasa di dalam
atau di luar Gerakan Pramuka, yang dianggap telah berjasa bagi Gerakan Kepramukaan
Lencana-lencana Jasa ini meliputi
- Lencana Darma Bakti
yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyumbangkan
tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas yang cukup besar, dan sangat membantu
kelancaran kegiatan pembinaan dan pengetahuan gerakan kepramukaan.
- Lencana Melati
yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap telah memberikan
jasa yang lebih besar kepada gerakan kepramukaan
- Lencana Tunas Kecana
yaitu tanda kehormatan tertinggi dalam Gerakan Pramuka yang diberikan kepada seseorang
yang dianggap telah memberikan jasanya yang besar bagi gerakan kepramukaan.
III. PENUTUP
Pakaian seragam, tanda pengenal, tanda jabatan, dan tanda kehormatan Gerakan Pramuka
berfungsi sebagai alat pendidikan dalam memacu terwujudnya tujuan kepramukaan untuk
menjadikan kaum muda sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab, dan berpegang
teguh pada nilai dan norma masyarakat.
Halaman 41 dari 95
BAHAN KURSUS 1.9
I. PENDAHULUAN
Fondasi sebuah bangunan merupakan hal yang sangat vital, semakin kokoh fondasi dibuat,
bangunan di atasnya makin kuat dan aman.
METODE KEPRAMUKAAN
I. MATERI POKOK
1. Metode ialah suatu cara/teknik untuk mempermudah tercapainya tujuan kegiatan.
2. Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi,
situasi dan kegiatan peserta didik.
3. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi;
d. kegiatan yang menarik dan menantang;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. satuan terpisah untuk putra dan putri;
4. Penjelasan Metode Kepramukaan
a. Pengamalan Kode Kehormatan
Kode kehormatan dilaksanakan dengan:
1) menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
2) membina kesadaran berbangsa dan bernegara;
3) mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan berserta alam seisinya;
4) memiliki sikap kebersamaan;
5) hidup secara sehat jasmani dan rohani;
6) bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan
bersama, membina diri untuk bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah
dan sabar;
7) membiasakan diri memberikan pertolongan, berpartisipasi dalam kegiatan
bakti/sosial, dan mampu mengatasi tantangan tanpa mengenal sikap putus
asa;
8) kesediaan dan keikhlasan menerima tugas, berupa melatih keterampilan dan
pengetahuan, riang gembira dalam menjalankan tugas menghadapi kesulitan
maupun tantangan;
9) bertindak dan hidup secara hemat, teliti dan waspada dengan membiasakan hidup
secara bersahaja.
10) Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan,
berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar
dan taat terhadap aturan / kesepakatan
11) Membiasakan diri menepati janji dan bersikap jujur.
12) Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam gagasan, pembicaraan
dan tindakan.
II. PENUTUP
1. Pelaksanaan metode Kepramukaan dalam suatu kegiatan Pendidikan Kepramukaan terpadu dengan
pelaksanaan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan, sehingga dalam penerapan/penggunaan
metode Pendidikan Kepramukaan selalu dijiwai oleh prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan
2. Metode Kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan dalam Gerakan Pramuka. Metode
Kepramukaan merupakan tiang atau sendi-sendi bangunan dalam setiap kegiatan Pendidikan
Kepramukaan.
Halaman 45 dari 95
KIASAN DASAR
I. PENDAHULUAN
1. Kiasan dasar merupakan gambaran yang mendasari dan melatar belakangi suatu
kegiatan
SATUAN/GOLONGAN/
NO NAMA KIASAN DARI
KEGIATAN
Halaman 46 dari 95
6. Satuan Pramuka Siaga. - Barung Tempat penjaga rumah bangunan.
- Perindukan Per-induk-kan (tempat menginduk)
4. Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan,
dimaksudkan untuk mengembangkan:
a. imajinasi peserta didik;
b. mendorong kreativitas dan keikut sertaannya dalam kegiatan.
5. Kiasan Dasar hendaknya diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menantang, sesuai
kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik. Oleh karena itu penggunaan kiasan dasar pada
peserta didik hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik.
Contoh kiasan dasar untuk:
a. Siaga : hal - hal yang fantastis.
b. Penggalang : hal yang sifat kepahlawanan, perjuangan.
c. Penegak : hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
d. Pandega : simulasi tentang jabatan kepemimpinan
III. PENUTUP
Kegiatan kepramukaan yang dibungkus dengan Kiasan Dasar akan membangkitkan jiwa kejuangan dan cinta
tanah air yang membekas dihati peserta didik. Dalam pelaksanaanya Kiasan Dasar terpadu dengan Prinsip
Dasar, Metode, Kode Kehormatan dan Motto Gerakan Pramuka.
Halaman 47 dari 95
BAHAN KURSUS 1.10
I. PENDAHULUAN
Kegiatan kepramukaan harus dilaksanakan dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan, antara
lain dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang yang mengandung pendidikan. Agar
kegiatan itu menarik bagi peserta didik maka penyajian kegiatan harus harus dilakukan dengan
berbagai variasi, yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode dan alat latihan.
13. Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu menggunakan benda atau bahan
ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan
dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain
siswa jadi lebih tertarik dengan apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada materi,
pengalaman terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.
14. Metode resitasi merupakan metode yang diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah
disampaiakan guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri.
15. Metode percobaan merupakan metode dengan menggunakan action berupa praktikum atau percobaan
lab.
16. Debat merupakan metode pembelajaran dengan mengadu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik
perorangan maupun kelompok.
WAKTU: 1 X 45 MENIT
Halaman 48 dari 95
MENGIDENTIFIKASI CARA BELAJAR EFISIEN DAN EFEKTIF
I. PENDAHULUAN
Cara belajar efektif dan efisien dirasakan sulit. Hal ini dikarenakan belum diterapkannya cara belajar/latihan
yang efektif dan efisien yang sesuai dengan kondisinya.
Halaman 49 dari 95
MENENTUKAN METODE MEMBINA PRAMUKA PENEGAK
YANG SESUAI DENGAN TUJUAN
I. PENDAHULUAN
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun. Secara umum pada usia
tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri, memiliki semangat yang
kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran
rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin. Bagi Pramuka
Penegak sifatnya agak berbeda dengan anak muda lainnya yang belum Pramuka, karena sosialitas mereka
sudah mulai tinggi, senang berkelompok, dan Penegak biasanya kreatif serta suka berkarya, tingkat
kepatuhannya (kepada Pembina, kepada kesepakatan yang dibuat, kepada hukum/peraturan perundangan)
lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan Pramuka.
Berdasarkan karakteristik tersebut menjadi dasar bagi pembina penegak untuk menentukan apa, mengapa,
dan bagaimana metode yang akan ditentukan sesuai dengan tujuan. Penentuan metode yang tepat akan
menghasilkan kegiatan yang berkualitas bagi pramuka penegak. Metode bermain peran, debat,
pengembanraan, dinamika kelompok merupakan metode yang banyak disenangi oleh pramuka penggalang,
dan lain-lain.
Halaman 50 dari 95
BAHAN KURSUS 1.11
I. PENDAHULUAN
1. Gugusdepan disingkat Gudep adalah kesatuan organik dalam Gerakan Pramuka yang
merupakan wadah berhimpun anggota Gerakan Pramuka.
2. Anggota putera dan puteri dihimpun dalam Gudep yang terpisah, dan merupakan Gudep yang
berdiri sendiri. Gudep mempunyai satuan-satuan berdasarkan kelompok usia yaitu Perindukan
Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Rancana Pandega.
3. Gudep merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka, tempat diselenggarakannya proses
pendidikan agar peserta didik menjadi warga Negara yang berkualitas, berkepribadian,
berkepemimpinan, berdisiplin dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku, sehat dan kuat
mental, moral, dan fisiknya, berjiwa patriot yang dijiwai nilai-nilai kejuangan bangsa,
berkemampuan untuk bekerja dengan semangat kebersamaan, kepedulian, bertanggungjawab,
berfikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas, dan
mempunyai kesetiaan (komitmen).
Halaman 53 dari 95
membahas dan memberikan persetujuan kegiatan bersama kalender kegiatan
yang diajukan Dewan Penegak
Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai
hak suara.
III. PENUTUP
Tolok ukur kemajuan dan keberhasilan Pendidikan Pendidikan Kepramukaan dapat dilihat dari kegiatan
di Gugusdepan. Oleh karena itu hendaknya Gugusdepan hendaknya:
1. Memiliki Rencana Kerja yang mantap
2. Memiliki Program Kerja yang praktis
3. Didukung Pembina Pramuka yang berkualitas
4. Bersama Mabigus dan tokoh masyarakat mengusahakan dukungan fasilitas dan dana kegiatan.
5. Secara berkala mengadakan pengarahan dan koordinasi dengan Pembina Satuan.
Halaman 54 dari 95
BAHAN KURSUS 1.12
I. PENDAHULUAN
1. Keterampilan kepramukaan merupakan keterampilan yang didapat seseorang pramuka dari
kegiatan kepramukaan yang diikutinya: keterampilan kepramukaan selalu siap untuk
dimanfaatkan sewaktu- waktu dalam menghadapi tantangan.
2. Kualitas keterampilan kepramukaan pada seseorang pramuka sedikitnya tergantung
pada:
a. golongan usia pramuka (S,G,T,D)
b. berapa lama pramuka tersebut mengikuti kegiatan kepramukaan
c. bagaimana kualitas pembinanya
7. Keterampilan Fisik/Kinestetik
Keterampilan Fisik ialah keterampilan yang secara fisik menjadi kebutuhan Pramuka Penegak
bekal dalam mengatasi tantangan/ rintangan. Yang tergolong keterampilan pisik,
ialah:
a. Tali - temali
Halaman 56 dari 95
Halaman 57 dari 95
Halaman 58 dari 95
Halaman 59 dari 95
Halaman 60 dari 95
Halaman 61 dari 95
Halaman 62 dari 95
d. Menaksir
- menaksir tinggi pohon/tiang.
- menaksir lebar sungai.
- menaksir berat, dll.
8. Pengetahuan tentang
9. Keterampilan Mengenal Alam
a. Kabut
Halaman 63 dari 95
* kabut tipis dan merata pertanda cuaca baik
* terang benderang di pagi hari pertanda buruk
* kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan
* udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda akan turun hujan di siang hari.
b. Matahari
* matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan diliputi garis-garis awan hitam pertanda
akan ada hujan
* matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik
* matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-kuningan pertanda
akan hujan lebat
* matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan ada hujan
* warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin yang cukup kencang
c. Binatang
* semut, akan tetap berada dalam liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi akan keluar dari
liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik
* ayam, akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan bahwa
hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi kalau ayam tersebut berteduh saat hujan turun
pertanda bahwa hujan akan berlangsung lama
* lalat, akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan; apabila beterbangan kian
kemari pertanda cuaca cerah.
* cacing, pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun pertanda akan datang
hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.
* tanda-tanda lain jika cuaca akan buruk :
- kucing, duduk dengan membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan
kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
- burung-burung, membasahi bulunya dengan paruhnya
- burung-burung laut, beterbangan menuju daratan
d. Pengetahuan sederhana tentang astronomi
Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: ), adalah
ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan
atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda
yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika
langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika
teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika
daripada astronomi.
Halaman 64 dari 95
Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi
mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis
tengahnya sekitar 93 km.
Cara mendapat informasi dalam Astronomi:
Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi
elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan, dalam
waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian astronomi secara
tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik yang diamati:
• Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan menganalisa
cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh mata (sekitar 400
- 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop, dengan CCD dan spektrograf.
• Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang gelombangnya lebih
panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir sama dengan astronomi
optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra merah. Teleskop Ruang Angkasa
digunakan untuk mengatasi gangguan pengamatan yang berasal dari atmosfer.
• Astronomi radio memakai alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan
panjang gelombang mm sampai cm. Penerimanya mirip dengan yang dipakai dalam
pengiriman siaran radio (yang memakai radiasi dari panjang gelombang itu).
Masyarakat tradisional
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama
menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan
dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam
pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu
peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata
letak bintang di langit.
Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa
pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku
adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion
dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain
untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan
arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah
sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya
disebut sebagai Bimasakti.
Masa modern
Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal abad-
17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de
Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda
kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr,
mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah
Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah
mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus
pada 1769 [1] . Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas
kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar,
dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal
Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.
Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang
ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena pada masa tersebut
belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti,
karena penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi.
Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi
dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.
Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi,
Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara langsung terkait dengan
Halaman 65 dari 95
penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.
Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia
adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, seperti Himpunan
Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta
yang selalu ramai dipadati pengunjung.
Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat
pengakuan di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal
Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa
SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia
Pasific. Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang
astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat
sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).
III. PENUTUP
Masyarakat berasumsi bahwa setiap Pramuka pasti memiliki keterampilan Kepramukaan kiranya
asumsi tersebut masuk akal juga, oleh karena itu menjadi kewajiban bagi kitalah untuk
memberikan bekal keterampilan kepada Pramuka dengan sebanyak-banyaknya yang meliputi :
keterampilan spiritual, keterampilan emosional, keterampilan manajerial, keterampilan fisik,
keterampilan mengenal alam dan keterampilan sosial.
Halaman 66 dari 95
BAHAN KURSUS 1.13
SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM (SKU/TKU), SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN
KHUSUS (SKK/TKK), SYARAT DAN TANDA PRAMUKA GARUDA (SPG/TPG) DAN CARA
MENGUJI SKU, SKK DAN SPG, DAN PELANTIKAN PENGGALANG
I. PENDAHULUAN
1. Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh peserta
didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan
disematkan melalui upacara pelantikan.
2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang tertentu berdasarkan
pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik. Tanda Kecakapan Khusus
(TKK) diperoleh setelah melalui ujian-ujian dan disematkan pada upacara latihan mingguan.
3. Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi oleh
seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka Garuda. Untuk
memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-ujian dan disematkan
dalam upacara pelantikan.
4. Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus dan
Syarat Pramuka Garuda dititik beratkan kepada perkembangan proses kemampuan peserta
didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan
Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang
bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah
Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang
Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan
dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
III. KESIMPULAN
Pelaksanaan pemenuhan SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG dan pelantikan dalam kepramukaan berfungsi
sebagai alat pendidikan dan sekaligus merupakan perwujudan dari penerapan metode kepramukaan. Oleh
karena itu Pembina Pramuka hendaknya selalu memberikan motivasi dan stimulasi kepada peserta didik
untuk menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum, Khusus maupun Syarat Kecakapan Pramuka
Garuda sehingga mibat dan bakatnya berkembang, serta menjadi teladan bagi anggota pramuka
lainnya, teman-temannya baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitarnya.
Halaman 72 dari 95
BAHAN KURSUS 1.14
I. PENDAHULUAN
Berlatih merupakan salah satu kegiatan rutin dalam Gerakan Pramuka yang diadakan oleh masing-masing
Gugus Depan. Demi kelancaran dan suksesnya kegiatan kepramukaan pada Gugus Depan maka diperlukan
teknik untuk menyusun "Program Latihan".
Halaman 73 dari 95
II. BIDANG PENDIDIKAN ORANG DEWASA
1. Mengikutsertakan para pembina atau guru untuk mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh
Kwartir Cabang.
2. Mengikutsertakan pembina atau guru untuk mengikuti pertemuan-pertemuan pembina yang
diselenggarakan oleh kwartir.
III. BIDANG TANDA PENGHARGAAN
1. Sistem penghargaan dijalankan sesuai dengan sebagaimana mestinya.
2. TKK untuk peserta didik harus disesuaikan dengan kemajuan zaman.
(…………………………………)
NTA
Halaman 74 dari 95
Minsat 10. Program Kerja 6 Bulan Ambalan Penegak
( .............................. ) ( .............................. )
Halaman 75 dari 95
Minsat 14. Program Latihan Mingguan.
GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN MEMPAWAH
(…..….-………) ………………………………………………………..
PANGKALAN SMA ………………………………..
PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK PENEGAK
LATIHAN MINGGU KE……
(………………………………….) (………………………………….)
NTA NTA
WAKTU: 2 X 45 MENIT
Halaman 76 dari 95
Lampiran 6 :
Form Rencana Membina (RM) dan Form Rencana Melatih (RM)
A. Tujuan
B. Materi
C. Metode
D. Langkah-Langkah Membina
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
F. Penilaian
Mengetahui
Pelatih Pendamping, Calon Pembina
Halaman 77 dari 95
MEDIA MEMBINA
I. PENDAHULUAN
Kegiatan kepramukaan harus berlandaskan prinsip dasar kepramukaan dan dilaksanakan berdasarkan
metode kepramukaan antara lain dalam kegiatan menarik dan menantang yang mengandung unsur
pendidikan. Agar kegiatan menarik peserta didik maka harus dilakukan dengan berbagai media
latihan/pembelajaran.
Halaman 78 dari 95
BAHAN KURSUS 1.15
I. PENDAHULUAN
1. Upacara sebagai alat pendidikan. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang
teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
2. Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur
sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila seperti tercantum dalam Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka.
Halaman 79 dari 95
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
i. Upacara Pelepasan.
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan,
dengan jalan sebagai berikut :
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
Halaman 80 dari 95
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.
Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang
bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah
Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang
Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan
dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
Pt. 45. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
Halaman 81 dari 95
b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak.
c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.
f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar
pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.
III. PENUTUP
1. Mengingat bahwa pertemuan dan upacara di satuan Pramuka itu sebagai alat pendidikan, para pembina
hendaknya dapat menciptakan berbagai ragam pertemuan dan upacara
menurut keadaan setempat.
2. Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi isi unsur-unsur
pokok dalam upacara Gerakan Pramuka
3. Petunjuk penyelenggaraan Tata Upacara dalam Gerakan Pramuka tercantum pada Keputusan Kwarnas Nomor
178 Tahun 1979.
Halaman 82 dari 95
BAHAN KURSUS 1.16
I. PENDAHULUAN
1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, sebagai suplemen dan komplemen
pendidikan disekolah dan pendidikan dikeluarga yang dilakukan dialam terbuka dalam bentuk kegiatan
menarik, menantang dan menyenangkan,sehat dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar
KePramukaan dan Metode KePramukaan yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya
watak,kepribadian dan budi pekerti luhur.
2. Pertemuan adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan,serta
semangat kerjasama dan disiplin. Untuk itu pertemuan agar diselenggarakan sesering mungkin.
3. Pertemuan merupakan alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Halaman 83 dari 95
4) Musyawarah Penegak Puteri Putera (Musppanitra).
5) Temu Satuan Karya Pramuka (Temu Saka).
6) Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK).
7) Seminar, Lokakarya, Diskusi Pramuka Penegak.
III.PENUTUP
Memberikan kepercayaan kepada para Pramuka Penegak dalam proses penyusunan perencana,
pemrograman, pelaksana sampai ke proses penilaian kegiatan (dengan bimbingan
pembinanya) dikandung maksudnya agar:
a. sedini mungkin mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik atas acara kegiatan yang
diprogramkanya;
b. membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari agar semua kegiatan yang akan
dilakukan hendaknya dikelola dengan baik;
c. mengembangkan jiwa kepemimpinan;
d. mengembangkan keterampilan manajerial;
e. memahami bahwa dalam kegiatan/kehidupan sehari-hari itu pasti akan muncul
hambatan/tantangan; dan melatih agar bagaimana mengatasi hambatan/tantangan
tersebut.
IV.WAKTU : 4 x 45 menit
I. PENDAHULUAN
1. Berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh dengan muatan pendidikan yang
akan mengembangkan secara efektif dan efisien atas proses pendidikan spiritual, emosional,
sosial,intelektual, dan fisik.
2. Berkemah sebagai media proses pendidikan di alam terbuka perlu dilakukan secara
reguler/periodic karena dengan perkemahan proses pemantapan spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik. Akan terbina dan terkembangkan secara efektif dan efisien.
I. PENDAHULUAN
1. Api unggun merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka khususnya
pada malam hari. Pada mulanya api unggun di pakai sebagai tempat pertemuan
disamping sebagai penghangat badan dan menjauhkan dari gangguan binatang
buas .
2. Pada kegiatan kepramukaan api unggun dilaksanakan dalam acara hiburan dengan
suasana yang riang gembira.
3. Tujuan diselenggarakan api unggun adalah untuk mendidik sehingga
menumbuhkan keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri melalui cara
berpentas.
b. Bentuk Pagoda
Ditengah terdapat kayu besar yang
dipancangkan, kayu lain disandarkan pada
tonggak tersebut, ditengah-tengah di beri
kayu yang mudah terbakar.
d. Bentuk Kursi
Bentuk unggun seperti kursi dan kayunya
diletakan berjajar seperti kursi.
Cara membuat :
- dua pancang kayu dipancangkan sejajar
condong (45 - 60 ) derajat
- dua kayu lain diletakan rebah dekat
pancang, selanjutnya kayu diletakkan
melintang diatasnya.
III. PENUTUP
Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka yang dapat mengembangkan aspek-
aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat kiranya bila api unggun dinyatakan
sebagai alat pendidikan. Penyelenggaraan api unggun dapat diprogramkan secara
terbuka di Gugusdepan maupun di Kwartir Ranting.
I. PENDAHULUAN
Setiap kegiatan pendidikan dan pelatihan pasti ada hal-hal yang belum dipahami, dihayati oleh
peserta didik. Oleh karena itu harus ada arena yang bisa digunakan untuk berdialog, berdiskusi
hal ihwal yang belum dipahami tersebut.
Forum terbuka adalah suatu forum di mana seluruh peserta didik dan seluruh pelatih bertemu
di satu tempat atau kelas untuk membicarakan hal-hal yang belum dimengerti oleh peserta
didik. Di situ seluruh peserta kursus daapat menanyakan hal-hal yang belum jelas, belum
dimengerti, atau masih membingungkan, bahkan dapat memberikan saran-saran yang penting
bagi Pelatih. Biasanya Pimpinan Kursus memimpin forum ini, dan membagi-bagi pertanyaan
peserta didik kepada para Pelatih yang bersangkutan untuk dijawab dengan singkat.
Karena dalam forum ini semua peserta didik tidak mungkin dapat bertanya, padahal maka baik
saja menggunakan metode “pertanyaan kelas”.
III. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
Rencana Tindak Lanjut (RTL), adalah rencana lanjutan yang akan dilaksanakan setelah
seseorang selesai mengikuti program pendidikan dan latihan. RTL digunakan sebagai sarana
untuk melihat hasilan (out-come), setelah peserta tiba di daerahnya masing-masing. Rencana
apa yang akan dilakukan, sebagaimana tertera di RTL dilaporkan ke Majelis pembimbing
Gugusdepan dan Kwartirnya.
SURAT KETERANGAN
Nomor: 01/14.02/Narakarya-D/2021
Dengan ini menerangkan bahwa calon Pembina atas nama Aprian Tito Prayoga nomor
registrasi 01 telah selesai menyelesaikan Masa Pengembangan Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) Golongan Siaga (Narakarya Dasar) sejak 1 Juli 2020 Sampai dengan 30
Desember 2020 dengan baik dan merekomendasikan kepada Kwartir Cabang agar dapat
dikukuhkan dan diterbitkan Surat Hak Bina Dasar.
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan
seperlunya.
III. PENUTUP
RTL dapat dianggap sebagai bagian dari evaluasi yang merupakan tolok ukur aktivitas pasca
kursus.
I. PENDAHULUAN
Sebagai Pembina Pramuka, peserta kursus, pada setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan
sudah pasti mengadakan Upacara Pembukaan dan Upacara Penutupan Kegiatan, dalam rangka
pendidikan patriotisme, kesetiaan terhadap Nusa, Bangsa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.
II. TUJUAN
Memberikan dukungan semangat kepada Peserta Kursus agar lebih meningkatkan kualitas
maupun kuantitas kegiatannya demi kepramukaan menuju terwujudnya tujuan Gerakan
Pramuka.
III. SASARAN
Setelah mengikuti Upacara Penutupan Kursus, Peserta mampu:
1. meningkatkan kualitas pengabdiannya bagi perkembangan kepramukaan;
2. mengembangkan /memantapkan materi kegiatan peserta didik.
3. Bersama peserta didik menciptakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan
menantang, yang didalamnya bermuatan pendidikan mental/moral/spiritual, social,
emosional, intelektual, dan fisik.
4. Menjadi agen pembaharuan kepramukaan.
V. WAKTU: 1 X 45 MENIT
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 178 Tahun 1979 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1983. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan
Golongan Penggalang. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 199 tahun 2011 tentang Panduan
Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Penggalang.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 tahun 2012 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2014. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Edisi
Revisi Cetakan Kedua. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 047 Tahun 2018 tentang Pedoman Anggota
Dewasa Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 048 Tahun 2018 tentang Sistem Pendidikan
dan Pelatihan Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka