Anda di halaman 1dari 94

BAHAN KURSUS 1.

UPACARA PEMBUKAAN KURSUS

I. DASAR PEMIKIRAN
1. Peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) adalah para calon Pembina
Pramuka yang salama ini baik yang sudah membina maupun yang belum membina satuan pramuka.
2. Kegiatan pendidikan dan pelatihan kepramukaan selalu diawali dan diakhiri dengan upacara
pembukaan dan upacara penutupan. Upacara merupakan alat pendidikan untuk menanamkan rasa
cinta tanah air, jiwa persatuan, kesatuan bangsa dan bernegara, serta berjiawa pancasila. Oleh karena
itu, penyelenggaraan kursus pun harus diawali dan diakhiri dengan upacara penutupan.

II. TUJUAN
Meningkatkan kecintaan peserta kursus terhadap tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa,
penghayatan pancasila, serta meningkatkan keteguhan kesetian (commitment) terhadap Gerakan
Pramuka.

III. SASARAN
Setelah mengikuti upacara pembukaan kursus, peserta diharapkan:
1. menanamkan jiwa kebangsaan dan patriotisme,
2. menghargai satya dan darma pramuka, dan
3. dapat memimpin dan dipimpin.

IV. SUSUNAN ACARA UAPACARA PEMBUKAAN KURSUS


1. Menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
2. Mengheningkan Cipta
3. Laporan Kesiapan Pelaksanaan Kegiatan oleh Ketua Panitian
4. Amanat Pembina Upacara dan Kata-Kata Pembukaan
5. Penyerahan Tunggul Latihan dari Ka.Kwarcab/Kapusdiklatcab kepada Pinsus
6. Penyematan Tanda Peserta
7. Menyanyikan bersama Hymne Satya Darma Pramuka
8. Pembacaan Doa

9. WAKTU : 1 x 45 MENIT

Halaman 1 dari 95
BAHAN KURSUS 1.2

TES AWAL DAN TES AKHIR

I. TUJUAN
1. Mengukur kemampuan kognitif awal peserta
2. Mendeteksi pemahaman awal peserta
3. Menentukan strategi pelatihan

II. PELAKSANAAN
1. Penjelasan tata tertib pretes
2. Distribusi soal dan lembar jawaban
3. Pelaksanaan pretes

III. WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 2 dari 95
BAHAN KURSUS 1.3
ORIENTASI KURSUS

I. DASAR PEMIKIRAN
Sebagai orang dewasa, pembina pramuka selaku peserta kursus diasumsikan mempunyai banyak
pengalaman, serta memiliki konsep diri yang dipercaya dan diyakini kebenaranya sehingga tidak mudah
dipengaruhi orang lain. Oleh karena itu metode pembelajaran hendaknya dikemas sedemikian rupa agar
memenuhi prinsip-prinsip komunikasi yang baiksehingga orang dewasa memperhatikan, tertarik,
mencoba, dan menilai dan menganggap bahwa apa yang disajikan dalam kursus bagian dari
kepentinganya. Dengan demikian, perlu dipaparkan penjelasan Singkat tentang 5W + 1H KMD
(Menginformasikan pola KMD, Mengorientasikan pelaksanaan KMD, Menjelaskan strategi dan arah
KMD, Menyampaikan tugas, peran, dan fungsi peserta KMD). Membangkitkan Motivasi Peserta
dengan memaparkan benefit (Keuntungan) mengikut KMD kali ini. Secara FILOSOFIS diakhir
Orientasi, Pinsus mengantarkan sebuah pertanyaan “Setelah mengetahui KMD ini akan seperti ini,
apakah kakak akan tetap melanjutkan..?”, dengan harapan peserta sudah terbangun pemahaman serta
kuat motivasinya maka peserta akan mantap melanjutkan KMD.

II. TUJUAN
1. Menginformasikan pola dan pelaksanaan KMD
2. Menjelaskan strategi dan arah KMD
3. Menyampaikan tugas, peran, dan fungsi peserta KMD melalui kesepakatan jadwal Kegiatan

III. SASARAN
Setelah mengikuti kursus peserta memiliki kompetensi.
1. Peserta mampu menjadi pembina pramuka penggalang dengan menggunakan metode kepramukaan
dalam proses latihan kepramukaan sehingga menghasilkan Pramuka Penegak yang berkarakter,
berkebangsaan, berkecakapan hidup, dan peduli lingkungan sesuai dengan jenjang.
2. Memahami sistem kursus.

PROSES DAMPAK
ORANG PEMBINA
DEWAS YANG OBSERVASI PRAMUKA
BERMINAT BERKOMPETENSI DAPAT
AWAL, MEMBINA DI
MENJADI PENGUATAN, MAHIR DASAR
PEMBINA PENEGAK SATUAN
PENERAPAN, PENEGAK
PRAMUKA PENGUKUHAN
MASUKAN HASIL

WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 3 dari 95
a. Tahap I: Observasi
Tahap Obeservasi dalam kursus segmental merupakan tahap pendahuluan atau tahap awal yang
berisi:
1) Analisis kebutuhan peserta
 Biodata peserta
 Tes awal
 Pengamatan
2) Informasi sasaran kursus
 Durasi kursus
 Jadwal Kursus
 Tujuan Kursus
 Strategi kursus
3) Dinamika kelompok
 Permainan energizer
 Pembentukan kelompok peserta
4) Kontrak belajar
 Tatatertib peserta
 Larangan dan keharusan peserta
b. Tahap II :
Penguatan
Tahap penguatan merupakan babak pendalaman materi dari berbagai narasumber sesuai
dengan jenis dan bentuk kursus. Tahap penguatan ini berisi:
1) Materi Pokok
 Fundamental Kepramukaan (UU Gerakan Pramuka, AD dan ART, Kebijakan
GerakanPramuka, PDK dan MK).
 Isu penting sesuai materi.
 Problematika.
 Solusi .
2) Materi Penunjang
 Materi tambahan yang menunjang materi pokok
 Materi pelengkap untuk menyempurnakan materi pokok

c. Tahap III :
Penerapan
1) Praktik atau simulasi
2) Penerapan sesuai materi pokok
3) Uji petik
d. Tahap IV:
Pengukuhan
1) Refleksi kursus
2) Open Forum
3) RTL
4) Tes akhir

Halaman 4 dari 95
IV. PENILAIAN PESERTA
Penilaian peserta dilaksanakan secara obyektif, sahih, dan praktis untuk mengukur keberhasilan peserta.
Peserta dikatakan berhasil mengikuti KMD apabila memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
secara nasional adalah 70. KKM tersebut diperoleh dari persyaratan sebagai berikut.
1) Keaktifan
Keaktifan peserta adalah kehadiran peserta dalam setiap sesi yang telah terstruktur ke dalam jadwal dan
tata tertib KMD. Instrumen yang digunakan untuk keaktifan tersebut adalah lembar penilaian keaktifan
harian peserta.
2) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas dari pelatih untuk menguatkan kemampuan peserta KMD dalam
kepramukaan dan kepembinaan serta tugas yang terkait dengan proyek kerja yang telah dilakukan.
Peserta menyelesaikan tugas tepat waktu dan tepat sasaran.
3) Tes Awal
Tes Awal adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan sebelum peserta
mengikuti proses KMD.
4) Tes Akhir
Tes Akhir adalah uji kompetensi peserta berkaitan dengan KMD yang dilakukan setelah proses KMD
berlangsung.
5) Praktik Membina
Praktik membina adalah kinerja peserta dalam mempraktikkan membina di depan teman/peserta didik
berdasarkan rencana membina dan media yang disiapkan.

Rumus Keberhasilan Peserta KMD

NA = Tes Awal (1) + Tes Akhir (1) + Keaktifan (2) + Tugas ( 3) + Praktik Membina (3)
10

V. MASA PENGEMBANGAN KURSUS (NARAKARYA)


Masa Pengembangan adalah tahapan proses setelah mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) untuk mendapatkan lisensi resmi Pembina Pramuka yang secara
berkala diprogramkan oleh Kwartir Cabang.

Masa pengembangan setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) dinamakan “Narakarya”.
Setelah mengikuti kursus KMD/KML, lulusan wajib melakukan registrasi di Kwartir Cabang dan didata
sebagai calon peserta Narakarya dengan melampirkan fotokopi ijazah kursus dan rencana tindak
lanjut (RTL) kursus. Narakarya dilaksanakan selama enam bulan.

Narakarya adalah proses yang harus diselesaikan sehingga yang bersangkutan berhak mendapat Surat Hak
Bina (SHB) dan Tanda Hak Latih (THB). SHB terdiri dari dua tingkatan yaitu SHB Dasar (SHB-D) untuk
lulusan KMD dan SHB Lanjutan (SHB-L) untuk lulusan KML yang merupakan lisensi bagi Anggota
Dewasa Gerakan Pramuka untuk dapat menjadi Pembina Pramuka sebagai syarat untuk dapat mengikuti
jenjang kursus kepramukaan yang lebih tinggi dan untuk dapat menduduki jabatan tertentu di Gerakan
Pramuka. SHB adalah Surat kewenangan membina yang diterbitkan oleh Kwartir Cabang. Bersamaan
dengan didapatkannya SHB, Pembina berhak mendapat Tanda Hak Bina (THB). Pemberian SHB melalui
proses tanya jawab kesediaan, ulang janji dan penandatanganan ikrar dalam prosesi pengukuhan. Setelah
dikukuhkan yang bersangkutan berhak menggunakan tanda kualifikasi untuk yang telah KMD dan
Selendang Mahir dan Pita Mahir untuk Pembina yang telah mengikuti KML.

Halaman 5 dari 95
Setelah menempuh masa pengembangan di tiap jenjang diharapkan para peserta dapat memiliki
kompetensi sebagai berikut:
a. Narakarya Dasar
1. Memahami Undang – Undang Gerakan Pramuka;
2. Memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Memahami Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan;
4. Memahami Program Pembinaan Anggota Muda dan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka;
5. Mampu menguji SKU/TKU; SKK/TKK dan SPG/TPG;
6. Memahami administrasi satuan dan gugusdepan;
7. Memahami peran dan fungsi majelis pembimbing gugusdepan;
8. Dapat membuat rencana membina.

Tanda kualifikasi pembina satuan berbentuk Badge dengan ukuran 5 x 3 cm dengan dasar warna
sesuai kemahirannya dan bertuliskan PEMBINA.

Makna Badge.
Warna Ungu menunjukkan warna Anggota Dewasa
Warna Hijau menunjukkan warna Golongan Siaga
Warna Merah menunjukkan warna Golongan Penggalang
Warna Kunin menunjukkan warna Golongan Penegak
Warna Coklat menunjukkan warna Golongan Pandega

Lambang Pelatihan Anggota Dewasa. Tulisan Pembina menyatakan kualifikasi pembina satuan.
Penggunaan Tanda Kecakapan pembina dipasang di lengan kiri bawah padaseragam pramuka.
Contoh Format Tanda Hak Bina adalah sebagai berikut:

1) Masa berlaku SHB dan THB adalah tiga tahun dan dapat diperbarui lagi.
2) Proses pembaharuan SHB/THB dengan cara mengajukan permohonan kepada Kwartir Cabang
disertai dengan bukti surat keterangan masih aktif sebagai pembina gugusdepan dari Ketua
Gugusdepan dengan diketahui oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan.

Halaman 6 dari 95
BAHAN KURSUS 1.4

DINAMIKA KELOMPOK DAN KONTRAK BELAJAR

I. DASAR PEMIKIRAN
Secara individu, peserta kursus telah memiliki bekal konsep diri dan pengalaman yang berbeda satu
dengan yang lain sehingga ada kecendrungan kurang dapat bekerja sama dalam satu tim.
Kecendrungan umum dari orang dewasa adalah menutup diri utamanya kekurangan mereka dan lebih
menonjolkan kelebihan masing-masing.

II. TUJUAN
Dinamika kelompok bertujuan membangun kebersamaan peserta, membentuk kelompok (sangga), dan
ambalan penegak, serta menguatkan komitmen dan menyepakati aturan selama kursus yang dibangun
bersama serta menguatkan iman, kebugaran dan kesehatan, membiasakan diri hidup sehat, serta
membangun spiritual dan sosial.

III. SASARAN
Setelah mengikuti dinamika kelompok peserta:
1. Membangun tim yang kompak dan saling bantu
2. Menciptakan kerja sama yang kompak dan serasi sehingga kegiatan yang dibebankan pada
kelompok dapat terselesaikan dengan mudah dan ringan.
3. Tercipta persaudaraan, saling percaya, dan hormat satu dengan yang lain.
4. Terbentuknya proses forming, storming, norming, dan performing.
5. Membuat komitmen aturan yang boleh dan tidak boleh selama pelaksanaan kursus.

IV. PELAKSANAAN
 Ice Breaking;
Peleburan peserta untuk involve dalam seluruh kegiatan dan membangun komitmen peserta
 Grouping ;
1) Estimasi dari jumlah beberapa peserta dibagi menjadi kelompok.
2) Tiap kelompok terdiri dari sangga putra dan sangga putri.
3) Tiap sangga beranggotakan 4-8 orang.
 Tahapan-tahapan dalam Dinamika kelompok;
1) Ice Breaking, menimbulkan kesan riang gembira. Bersemangat
2) Pembagian barung, diambil secara acak, satu barung berasal dari daerah yang berbeda
3) Permainan Perkenalan internal Sangga
4) Mengisi LK 01 (Daftar sangga)
5) Memilih Pimpinan Kelompok
6) Membuat Yel-yel kelom
7) Membuat kontrak belajar (tata tertib yang harus dan yang dilarang selama proses kursus)

V. WAKTU: 3 X 45

Halaman 7 dari 95
BAHAN KURSUS 1.5

JAM PIMPINAN

I. DASAR PEMIKIRAN
Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum
muda. Dalam melaksanakan tugas pokoknya peserta kursus perlu mengetahui kebijakan Gerakan
Pramuka serta mengetahui kebijakan kwartir masa baktinya.

II. TUJUAN
1. Mengetahui kebijakan Gerakan Pramuka
2. Mengetahui kebijakan Kwartir Masa Baktinya

III. WAKTU : 2 X 45 MENIT

Halaman 8 dari 95
BAHAN KURSUS 1.6

SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA


“DARI GERAKAN KEPANDUAN KE GERAKAN PRAMUKA”

I. PENDAHULUAN
Sejarah merupakan cermin bagi keadaan sekarang, serta sumber pemikiran dan pembelajaran
dalam mengembangkan tujuan-tujuan yang akan datang.

II. MATERI POKOK


1. Masa Hindia Belanda
a. Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar
sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan
anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya
ketika itu.
b. Beliau menulis “Scouting for Boys” sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka bersama
pramuka dan latihan-latihan yang diperlukan Pramuka.
c. Gagasan Boden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negara- negara lain
mendirikan kepanduan. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder atau Padvinderij.
d. Gagasan kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia yang pada masa itu merupakan daerah
jajahan Hindia Belanda (Nederlands OOst Indie), dengan mendirikan Nederland Indischie Padvinders
Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia-Belanda.
e. Pemimpin-pemimpin pergerakan nasional, mengambil gagasan Baden Powell dengan membentuk
organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu
sebagai kader pergerakan nasional. Pada saat itu mulailah bermunculan organisasi-organisasi
kepanduan diantaranya Javanse Padvinders Organizatie (JPO), Jong Java Padvinderij (JJP),
National Islamitje Padvinderij (NATIPIJ), Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP), Hizbul
Wathan (HW) dan lain sebagainya. Pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan istilah
Padvinder dan Padvinderij untuk organisasi kepanduan di luar NIPV.
f. Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, telah menjiwai
gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju.
g. Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk mempersatukan
organisasi-organisasi kepanduan. Pada tahun 1930 muncullah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan Indonesische Padvinders Organizatie (INPO),
Pandu Kesultanan (PK) dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS). Pada tahun 1931 terbentuk federasi
kepanduan dengan nama Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI), yang kemudian berubah
menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
2. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang (PD II), penguasa Jepang melarang keberadaan organisasi kepanduan.
Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air
(PETA).
3. Masa Perang Kemerdekaan
Dengan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu
mempertahankan kemerdekaan. Seiring dengan itu, pada tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta
berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah
Republik Indonesia.
4. Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961
a. Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, Indonesia memasuki masa pemerintahan yang liberal. Sesuai
dengan situasi pemerintahan tersebut, maka bermunculan kembali organisasi kepanduan seperti HW,

Halaman 9 dari 95
SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
dan lain-lain.
b. Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi
kepanduan. Suatu keadaan yang melemahkan nilai persatuan dan gerakan kepanduan Indonesia.
Organisasi kepanduan pada saat itu terdiri atas satu federasi kepanduan putera dan dua feserasi
kepanduan puteri yaitu:
 Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951.
 Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954.
 Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.
Selanjutnya, ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yaitu Persatuan Kepanduan
Indonesia (PERKINDO). Organisasi kepanduan yang bergabung dalam federasi ini hanya 60 dari 100
organisasi kepanduan dengan 500.000 anggota. Disamping itu, sebagian dari 60 organisasi
kepanduan anggota PERKINDO tersebut berada di bawah organisasi politik atau organisasi massa
yang satu sama lain berbeda paham dan prinsip.
c. Untuk mengatasi keadaan yang tidak kondusif dalam gerakan kepanduan, PERKINDO membentuk
panitia untuk memikirkan jalan keluarnya. Panitia menyimpulkan bahwa kepanduan lemah dan
terpecah-pecah, terpaku dalam cengkeraman gaya tradisional kepanduan Inggris. Hal ini disebabkan
pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia belum disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu gerakan kepanduan
kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya terdapat
pada lingkungan komunitas yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.
d. Kondisi lemah gerakan kepanduan Indonesia dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk
memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di
negara-negara komunis.
Keinginan pihak Komunis berhasil ditentang oleh kekuatan Pancasila dalam tubuh PERKINDO.
Dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda, tercapailah perjuangan mempersatukan organisasi
kepanduan ke dalam satu wadah Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961
tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku
Pejabat Presiden RI. Saat itu, Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
5. Masa 1961-1999
Gerakan Kepanduan Indonesia memasuki keadaan baru dengan nama Gerakan Praja Muda Karana atau
Gerakan Pramuka, Keppres No. 238 Tahun 1961.
a. Semua organisasi kepanduan melebur ke dalam Gerakan Pramuka, menetapkan Pancasila sebagai
dasar Gerakan Pramuka.
b. Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan
pemerintah) yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan
demokrasi, dengan pengurus (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir
Ranting) yang dipilih dalam musyawarah.
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah NKRI yang diperbolehkan
menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia; organisasi lain yang menyerupai,
yang sama dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
c. Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan sebagaimana dirumuskan Baden Powell, yang pelaksanaannya diserasikan
dengan kebutuhan, keadaan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia
Indonesia yang baik dan anggota masyarakat yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
d. Dengan melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan dan keadaan di masing-masing wilayah di
Indonesia, ternyata Gerakan Pramuka mampu membawa perubahan dan dapat mengembangkan
kegiatannya secara meluas.
e. Gerakan Pramuka menjadi lebih kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dalam waktu
singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota hingga ke kampung dan desa-desa, dan jumlah
anggotanya meningkat dengan pesat.
f. Kemajuan pesat tersebut tak lepas dari sistem Majelis Pembimbing (Mabi) yang dijalankan oleh
Gerakan Pramuka di setiap tingkat, dari tingkat gugusdepan hingga tingkat nasional.
g. Mengingat bahwa 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan 75% adalah keluarga petani, maka
Halaman 10 dari 95
pada tahun 1961 Kwartir Nasional menganjurkan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang
pembangunan masyarakat desa.
h. Anjuran tersebut dilaksanakan terutama di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat
telah mampu menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Pada tahun 1966, Menteri
Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama tentang pembentukan Satuan
Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi. Saka Tarunabumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk
memungkinkan adanya kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan
pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif.
Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk
mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda desa yang selanjutnya mampu
mepengaruhi seluruh masyarakat desa.
i. Model pembentukan Saka Tarunabumi kemudian berkembang menjadi pembentukan Saka lainnya yaitu
Saka Dirgantara, Saka Bahari, dan Saka Bhayangkara. Anggota Saka tersebut terdiri dari para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang memiliki minat di bidangnya. Para Pramuka Penegak dan
Pandega yang tergabung dalam Saka menjadi instruktur di bidangnya bagi adik-adik dan rekan-
rekannya di gudep.
j. Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama
kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka
Tarunabumi menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan
Boys Scout World Bureau.
6. Masa 1999 – sekarang
a. Perkembangan politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya reformasi.
Keadaan ini turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh.
b. Untuk pertama kali pada Munas 2003 di Samarinda, pemilihan Ketua Kwartir Nasional
dilaksanakan dengan sistem pemilihan langsung oleh Kwartir Daerah.
c. Gerakan Pramuka keluar dari World Asociation Girls Guide & Girls Scout (WAGGGS).
d. Pencanangan Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas Tahun 2006 pada
Pembukaan Jambore Nasional di Jatinangor, Jawa Barat.
e. Disahkan Saka Wirakartika.
f. Disahkan Undang-undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010.

III. WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 11 dari 95
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN
ANGGARAN DASAR SERTA
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA

I. PENDAHULUAN
Faktor - faktor yang melatar belakangi penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
Gerakan Pramuka ialah :
a. Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil
dan makmur material maupun spiritual, yang beradab.
b. Kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c. Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan dengan sasaran meningkatkan sumber
daya kaum muda dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan:
 Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Ideologi Pancasila
 Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
 Lingkungan hidup di bumi nusantara
b. Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, sebagai:
a. Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka.
b. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

II. MATERI POKOK


UU RI NO. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka memaparkan hal-hal di antaranya sebagai
berikut.
a. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak
mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Gerakan pramuka berasaskan Pancasila.
d. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
e. Gerakan pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis.
f. Majelis pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) bertugas memberikan bimbingan
moral dan keorganisatorisan serta memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan.
g. Setiap peserta didik berhak:
a. mengikuti pendidikan kepramukaan;
b. menggunakan atribut pramuka;
c. mendapatkan sertifikat dan/atau tanda kecakapan kepramukaan; dan
d. mendapatkan perlindungan selama mengikuti kegiatan kepramukaan.
Untuk memperjelas UU RI No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka maka dipertegas melalaui
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). AD/ART merupakan pedoman dalam
mengambil kebijakan dalam organisasi. AD/ART diterbitkan melalui Keputusan Munas Gerakan
Pramuka Nomor: 07/MUNAS/2018 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART). Adapun pasal pokok yang harus dipahamis secara sesungguh-sungguh sebagai berikut.
A. PASAL I
1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka.
2) Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal sebagaimana UU RI
Nomor 12 Tahun 2010 tetang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.
3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Halaman 12 dari 95
4) Hari Pramuka tanggal 14 Agustus
B. PASAL 4
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa yang berkarakter agar menjadi generasi yang lebih
baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia
yang lebih baik
C. PASAL 5
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di
luar keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi Sistem
Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
D. PASAL 7
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak
mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
E. PASAL 8
Nilai Kepramukaan mencakup:
(1) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Kecintaan pada alam dan sesama manusia;
(3) Kecintaan pada tanah air dan bangsa;
(4) Kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan;
(5) Tolong menolong;
(6) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
(7) Jernih dalam berpikir, berkata dan berbuat;
(8) Hemat, cermat dan bersahaja;
(9) Rajin, terampil, dan gembira; dan
(10) Patuh dan suka bermusyawarah.

III. PENUTUP
a. Pasal-pasal pokok 1,4,5,7, dan 8 merupakan pasal yang harus dipahami secara sungguh-sungguh
karena pasal-pasal tersebut merupakan pokok pedoman dari Gerakan Pramuka.
b. Pasal-pasal lain dapat dipelajari sendiri.
c. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka merupakan pedoman operasional Gerakan
Pramuka dalam pengelolaan menuju tercapainya tujuan Gerakan Pramuka.

IV. WAKTU: 2 x 45 MENIT.

Halaman 13 dari 95
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

I. PENDAHULUAN
a. Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan nasional dibentuk
atas dorongan kesadaran bertanggung jawab terhadap kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung
jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.
c. Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok tersebut Gerakan Pramuka menyusun dan menata
organisasinya dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan.

II. MATERI POKOK


a.Jenjang Organisasi
Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:
a. anggota Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan-gugusdepan yang ada di wilayah desa atau
kelurahan;
b. gugus depan-gugus depan dihimpun di dalam ranting yang meliputi suatu wilayah kecamatan;
c. ranting-ranting dihimpun di dalam cabang yang meliputi suatu wilayah kabupaten dan kota;
d. cabang-cabang dihimpun di dalam daerah yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia;
e. di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugus depan di bawah pembinaan
pusat.
b. Kepengurusan
a. Kepala Negara Rebuplik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana
b. Gerakan Pramuka dipimpin oleh Kwartir sebagai pusat pengendali organisasi yang disusun dalam satu
kepengurusan bersifat kolektif dan terdiri atas para Andalan putera dan puteri sebagai berikut:
1) Seorang Ketua
2) Beberapa Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Bidang
3) Seorang Sekretaris Jenderal (di Kwarnas) atau seorang Sekretaris (di jajaran kwartir yang lain)
4) Beberapa orang anggota
c. Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya Pramuka (Saka) setiap Kwartir
membentuk Pimpinan Saka dengan tugas mengusahakan dukungan meterial dan finansial untuk
program-program Saka, yang diketuai oleh salah satu anggota Kwartir/Andalan ex-officio.
d. Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam Bidang-bidang, dan bertugas
mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan kwartir. Bidang dipimpin oleh seorang Ketua,
seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir, dan beberapa orang anggota.
e. Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis dan administrasi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (di Kwarnas)/Sekretaris (di jajaran
kwartir yang lain).
f. Kwartir Harian
Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat membentuk badan Kwartir Harian untuk
melaksanakan tugas sehari-hari, yang terdiri atas:
1) Seorang Ketua, yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua Kwartir.
2) Seorang Sekretaris, yang dijabat oleh Sekretaris Jenderal (di Kwarnas)/Sekretaris (di jajaran
Kwartir yang lain).
3) Beberapa anggota.
4) Seorang Wakil sekretaris, yang dijabat oleh Sekretaris Pelaksana (di Kwarnas)
/Kepala Sekretaris Kwartir (di Kwartir jajaran lainnya).
5) Seorang Pembantu Sekretaris, yang dijabat oleh Staf Kwartir.
c. Satuan Karya Pramuka (Saka), Dewan Kerja, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)
a. Saka adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, menggembangkan bakat, meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai kejuruan .

Halaman 14 dari 95
b. Dewan Kerja adalah badan kelengkapan Kwartir berfungsi sebagai wahana kaderisasi
kepemimpinan dan bertugas membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pandega,
berkedudukan di Kwarnas disebut Dewan Kerja Nasional (DKN), di Kwarda disebut Dewan Kerja
Daerah (DKD), di Kwarcab disebut Dewan Kerja Cabang (DKC), dan di Kwarran disebut Dewan
Kerja Ranting (DKR).
c. Pusdiklat merupakan satuan pendidikan sebagai wadah pembinaan Anggota Dewasa, berkedudukan
di Kwarnas di sebut Pusdiklatnas, di Kwarda disebut Pusdiklatda, di Kwarcab disebut Pusdiklatcab.
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), merupakan wadah penelitian dan pengembangan
Gerakan Pramuka guna membantu Kwartir dalam upaya meningkatkan mutu Gerakan Pramuka.
Puslitbang berkedudukan di Kwartir Nasional disebut Puslitbangnas dan Kwartir Daerah disebut
Puslitbangda.
d. Majelis Pembimbing
Majelis Pembimbing (Mabi) adalah badan yang bertugas memberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moril, organisatoris, materiil, dan finansiil.
e. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
a. Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka (LPK) adalah wadah independen yang dibentuk oleh
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah.
b. LPK Gerakan Pramuka bertugas untuk melakukan audit keuangan Gerakan Pramuka dan
menyampaikan hasil audit tersebut kepada Musyawarah.
c. Ketua LPK Gerakan Pramuka dipilih oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
d. LPK Gerakan Pramuka dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Akuntan Publik.
e. Masa bakti LPK Gerakan Pramuka sama dengan masa bakti Kwartir atau Gugusdepan.
f.Musyawarah
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka.
a. Acara pokok Musyawarah:
1) pertanggungjawaban Kwartir selama masa baktinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan;
2) menetapkan Rencana Kerja Kwartir;
3) menetapkan kepengurusan Kwartir untuk masa bakti berikutnya;
4) menetapkan Ketua BPK Gerakan Pramuka.
b. Pimpinan Musyawarah adalah Presedium yang dipilih oleh musyawarah
c. Pelaksanaan Musyawarah:
1) Kwartir Nasional melaksanakan Munas dalam 5 tahun sekali.
2) Kwartir Daerah melaksanakan Musda dalam 5 tahun sekali.
3) Kwartir Cabang melaksanakan Muscab dalam 5 tahun sekali.
4) Kwartir Ranting melaksanakan Musran dalam 3 tahun sekali.
5) Gugusdepan melaksanakan Mugus dalam 2 tahun sekali.
d. Jika terdapat hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak maka diantara dua waktu musyawarah
dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa.

g. Dewan Kehormatan
Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai
badan yang menetapkan promosi dan sangsi dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku Anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan pramuka atau
merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
b. Menilai sikap, perilaku, dan jiwa seseorang, yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
1) Dewan Kehormatan kwartir diusahakan terdiri atas:
Anggota Mabi, Andalan, Anggota Kehormatan, Anggota Dewan Kerja.
2) Dewan Kehormatan Gugusdepan, terdiri dari:
Anggota Mabigus, Pembina gugusdepan, Pembina Satuan, Unsur Peserta didik.
III. PENUTUP
Dengan memahami Struktur Organisasi Gerakan pramuka, Tugas dan Kewenangannya, akan dapat
dimengerti bagaimana:
1) Tugas dan kewajiban organisasi.
2) Jalur birokrasi dalam organisasi.
Halaman 15 dari 95
3) Badan-badan pendukung organisasi.
4) Musyawarah dan rapat kerja organisasi.
5) Dewan Kehormatan, fungsi dan perannya.

IV. WAKTU: 1 X 45 MENIT

MODUL KURSUS 1.7

Halaman 16 dari 95
DUNIA PENEGAK
KARAKTERISTIK REMAJA USIA PRAMUKA PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun. Secara umum pada
usia tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri, memiliki
semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila
tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan
lain jenis kelamin. Bagi Pramuka Penegak sifatnya agak berbeda dengan anak muda lainnya yang
belum Pramuka, karena sosialitas mereka sudah mulai tinggi, senang berkelompok, dan Penegak
biasanya kreatif serta suka berkarya, tingkat kepatuhannya (kepada Pembina, kepada kesepakatan
yang dibuat, kepada hukum/peraturan perundangan) lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan
Pramuka.
2. Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan bagi Penegak adalah berupa
“Lidi”, yakni bersaft satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah
kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung
barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar,
bisa melalui pribadi Pembinanya atau bisa langsung. Dalam membina Penegak, porsi terbesar
adalah “Tut Wuri Handayani” yakni di belakang memberi dorongan, motivasi dan arahan;
sedangkan ing madya mangun karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, “ing ngarsa sung
tulada atau di depan memberi keteladanan porsinya lebih kecil.

I.MATERI POKOK
1. Dalam teori perkembangan, pada usia remaja terdapat tiga tahapan secara berurutan yaitu remaja
awal, remaja madya dan remaja akhir (Kimmel, 1995:16). Pada tahapan remaja awal, tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya
dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Remaja pada usia tersebut mengalami perubahan fisik
yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh,
dan perubahan bentuk fisik. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20
tahun yang perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja
madya. Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan
kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada
tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani
hubungan interaksi dengan lawan jenis.
2. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan dasar bagi Pembina untuk mempersiapkan bahan,
metode dan cara pendekatan yang tepat, sehingga mudah untuk memahami karakter masing-masing
remaja. Pembinaan Pramuka Penegak dilakukan secara pribadi sehingga tumbuh dan berkembang
menjadi sosok yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka sekaligus juga turut mempertimbangkan
perkembangan jiwanya.
3. Sifat umum yang dimiliki Pramuka Penegak adalah semangat juang yang tinggi, idealisme, kemauan
yang kuat, percaya diri, mencari jati diri, kreatif dan peduli terhadap lingkungan masyarakat, serta
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Mengingat sifat umum tersebut maka sifat
kegiatan Kepenegakan secara umum masih memerlukan bimbingan orang dewasa dengan motto dari,
oleh dan untuk Pramuka Penegak di bawah tanggungjawab orang dewasa.
4. Sifat-sifat dasar Pramuka Penegak.
1) Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
2) Anak Penegak mulai mencari identitas/ jati diri
3) Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah).
4) Gemar pada kenyataan, menjunjung tinggi realitas.
5) Sudah mengenal Cinta – agresif.
6) Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya.
7) Senang menyelesaikan persoalan dengan cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.
5. Cara membina Pramuka Penegak dengan karakteristik di atas.

Halaman 17 dari 95
1) Perangkat struktur kepenegakkan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu. Dewan
Ambalan dibentuk dengan benar dan tidak main tunjuk.
2) Dimulai bertanggungjawab atas keputusan musyawarah dan menjalankan keputusan Dewan
Ambalan.
3) Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
4) Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
5) Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang kurang
baik, semampunya.
6) Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih
baik.
7) Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana learning by doing, learning to earn, dan learning to
serve.
8) Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan, sebaiknya Pembna menyerahkan
tanggungjawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap mengontrolnya dengan
tetap memberi kepercayaan.
9) Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN (Positif, Interpretasi, dan Negatif), kepada
Penegak hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau
kegiatan yang telah dilakukan, kemudian di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan
tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun bila Penegak terpaksa
belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif”- nya.

II. WAKTU: 1 X 45 MENIT

JENJANG TINGKATAN PRAMUKA PENEGAK

Halaman 18 dari 95
I. PENDAHULUAN
1. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20 tahun yang
perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja madya.
2. Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan
kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada
tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani
hubungan interaksi dengan lawan jenis.

1. MATERI POKOK
1. Pramuka Penegak merupakan tahapan atau jenjang pembinaan setelah golongan Pramuka
Penggalang. Jika Penggalang dikiaskan sebagai masa pemuda menggalang persatuan bangsa,
maka Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa.
2. Jenjang tingakatan TKU pada pada pramuka pengak terdiri dari dua tingkatkan yaitu.
a. Penegak Bantara
b. Pengak Laksana

Setelah mengikuti latihan kepramukaan, pramuka penegak diharapkan dapat memiliki kompetensi
dari tiap jenjang tingkatan dalam golongan pramuka penegak sebagai berikut.
1. Area pengembangan spiritual dengan kompetensi dasar:
a. Penegak Bantara : Mampu mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernilai
spiritual. Mampu melaksanakan ibadah sehari-hari sesuai dengan keyakinannya.
b. Penegak Laksana : Mampu memahami terhadap perbedaan keyakinan yang dianut oleh orang lain.
Mampu bersikap konsisten terhadap pelaksanaan agama yang diyakininya.
Kompetensi akhir:
Taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang diyakininya, serta menghormati
agama dan kepercayaan orang lain.
2. Area pengembangan emosional dengan kompetensi dasar
a. Penegak Bantara : Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan teman secara santun. Mampu
mengendalikan emosi dan berfikir secara logis. Mampu menyampaikan pendapat dan menerima
perbedaan pendapat dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
b. Penegak Laksana : Mampu menyampaikan gagasan dalam berbagai bentuk yang santun. Mampu
berempati terhadap pendapat orang lain.
Kompetensi akhir:
Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya.
3. Area pengembangan sosial
a. Penegak Bantara : Mampu mengenal kepribadian orang lain dan tidak berprasangka buruk. Mampu
memimpin kelompoknya dan memberikan kontribusi terhadap organisasi sosial lain yang dilakukan
secara individu maupun kelompok.
b. Penegak Laksana : Mampu memahami perbedaan strata sosial di masyarakat. Mampu memimpin dan
bekerjasama. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip hak asasi manusia beserta contoh konkret.
Kompetensi akhir:
Mengenal, menyikapi dan mengapresiasi (menghargai) pengetahuan dan teknologi serta membiasakan
berfikir dan berperilaku yang kritis dan kreatif.
4. Area pengembangan intelektual
a. Penegak Bantara : mampu memilih bidang pengetahuan yang diminati untuk menunjang cita-citanya.
Mampu membuat kesimpulan, kritik dan saran terhadap hal yang dipelajari. Mampu berpartisipasi
aktif dalam kegiatan teknologi tepat guna.
b. Penegak Laksana : mampu menambah pengetahuan dan wawasannya. Mampu belajar secara
sistematis sesuai dengan arah cita-citanya. Mampu menceritakan suatu masalah dengan sudut
pandang yang berbeda. Mampu mensosialisasikan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan
masyarakat.
Kompetensi akhir:

Halaman 19 dari 95
Mampu menunjukkan semangat dan daya kreativitas yang tinggi dalam mengaplikasikan
pengetahuan, teknologi dan keterampilan kepramukaan yang dimilikinya.
5. Area pengembangan fisik
a. Penegak Bantara : mampu melindungi kesehatan dan menerima kondisi fisiknya, memanfaatkannya
serta memiliki sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
b. Penegak Laksana : mampu menjaga dan merawat kebugaran tubuhnya sendiri. Mampu menjelaskan
tentang kesehatan reproduksi dan mampu menggunakan seluruh kemampuan fisiknya untuk hal-hal
yang berguna.
Kompetensi akhir:
Mampu menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap sehat dan prima serta memanfaatkan kemampuan
fisiknya. Mampu menjelaskan perbedaan perkembangan fisik dan psikologis antara lelaki dan
perempuan.

III. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 20 dari 95
SERAGAM DAN TANDA PENEGANAL PRAMUKA PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia. Gerakan Pramuka mempunyai ciri khas antara lain digunakannya pakaian
seragam anggota Gerakan Pramuka berikut tanda pengenalnya.
2. Anggota Gerakan Pramuka mengenakan pakaian seragam, yang bentuk, warna dan tata cara
pemakaiannya disesuaikan dengan jenis kelamin, perkembangan jasmani dan rohani, kegiatan
yang dilakukan, serta disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan masyarakat. Pemakaian
pakaian seragam diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
3. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melakukan perubahan pakaian seragam pramuka dengan
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 yang berisi tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka dan menggantikan Keputusan
Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007. Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut
terdapat beberapa hal krusial terkait dengan perubahan pakaian seragam anggota Gerakan
Pramuka. Perubahan ini disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka saat ini serta minat
anak-anak dan kaum muda Indonesia. Meskipun keputusan ini ditandatangani dan disyahkan pada
Desember 2012, namun publikasinya baru dilakukan pada bulan April 2013.

II. MATERI POKOK


Pakaian Seragam Pramuka berfungsi sebagai sarana pendidikan dan identitas bagi anggotanya guna
meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Pakaian Seragam Pramuka bertujuan agar para anggota
Gerakan Pramuka yang mengenakannya berakhlak sesuai Satya dan Darma Pramuka, memiliki jiwa
korsa, dan berdisiplin. Warna Pakaian Seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna
tersebut dipilih dari salah satu warna yang banyak dipakai oleh para pejuang kita di masa perang
kemerdekaan (1945-1949).
A. Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak Putri
1) Tutup Kepala:
a) dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.
b) berbentuk topi bulat.
c) lebar lidah topi ± 4 cm.
2) Baju:
a) dibuat dari bahan warna coklat muda.
b) lengan pendek.
c) model prinses di bagian depan dan belakang.
d) memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e) kerah model kerah dasi.
f) dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses ke
jahitan samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.
g) tanpa ban pinggang.
h) panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.
3) Rok:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) bagian bawah melebar (model “A“).
c) dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e) panjang rok 10 cm di bawah lutut.
4) Setangan Leher:
Halaman 21 dari 95
a) dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b) berbentuk segitiga sama kaki;
(1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah
90º(panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
(2) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah
selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih
tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e) dikenakan di bawah kerah baju.
5) Kaos Kaki:
a) panjang kaos kaki sampai betis.
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
c) bertumit rendah.
7) Tanda Pengenal:
a) tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.
b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Contoh Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak Putri:

B. Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak Putra


1) Tutup Kepala:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) berbentuk baret.
c) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.
2) Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d. kerah model kerah dasi.
e. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah
saku dan diberi tutup bergelombang.
g. dimasukkan ke dalam celana.
3) Celana:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) berbentuk celana panjang.
c) memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e) memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm
dan diberi tutup.
f) memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam di tengah saku
dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Halaman 22 dari 95
g) memakai ritsleting di bagian depan.
h) memakai ikat pinggang berwarna hitam.
4) Setangan Leher:
a) dibuat dari bahan warna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki;
(1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang)
(2) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih
tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e) dikenakan di bawah kerah baju.
5) Kaos Kaki:
a) panjang kaos kaki sampai betis.
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
7) Tanda Pengenal terdiri dari:
a) tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.
b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Contoh Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak Putra

III. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 23 dari 95
PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK (PRODIK)
PRAMUKA PENEGAK

I.PENDAHULUAN
1. Program kegiatan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perkumpulan/organisasi
dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan cara yang efektif dan efisien.
2. Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan merupakan wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang baik yang sanggup bertanggung jawab
dan mempu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.
3. Kepramukaan ialah pendidikan luar lingkungan sekolah dan luar keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya berupa
pembentukan watak/karakter.
4. Penegak adalah peserta didik Gerakan Pramuka yang berusia 16-20 tahun. Secara umum pada
usia tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut juga masa remaja awal yaitu
masa mencari jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak
sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan
agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin. Kegiatan golongan Pramuka Penegak
disebut kegiatan bakti. Bagi seorang Penggalang yang masuk Ambalan Penegak, berarti
melanjutkan latihan yang telah diterima ketika berada di golongan Siaga dan Penggalang.
Ambalan Penegak adalah tempat mempraktekkan dan menyempurnakan pendidikannya dalam
Gerakan Pramuka. Bagi mereka yang belum pernah menjadi Pramuka dapat diterima sebagai
anggota Ambalan dengan melalui prosedur sebagai “tamu ambalan” kemudian menjadi “anggota
ambalan”. Kepenegakkan adalah latihan ke arah kemandirian dan tidak menjadi beban orang
lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal
pengabdian yang berguna bagi masyarakat, memilih cara hidup dengan berpedoman Tri Satya
dan Dasa Darma. Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka
lingkaran dunianya lebar-lebar serta mandiri maka bentuk upacara pembukaan dan penutupan
latihan Ambalan Penegak adalah berupa barisan yang terbuka dari semua sudut, yakni bersaf
satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah kanan. Pembina bisa
berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan.
Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina
dalam membina Penegak adalah memberi porsi lebih besar terhadap pemberian dorongan,
motivasi dan arahan (tutwuri handayani), dibandingkan dengan di tengah-tengah menggerakkan
(ing madya mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha). Proses
pembentukan jiwa dan mental dalam dunia kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yang
dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan serta perjalanan spiritual (hike)
melalui renungan jiwa sebagai sarana introspeksi dan retrospeksi seorang Pramuka Penegak.

II. MATERI POKOK


1. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik)
Kegiatan Penegak adalah kegiatan yang berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat
bagi diri dan masyarakat lingkungannya. Kegiatan Penegak berasal dari Penegak, oleh Penegak,
dan untuk Penegak, walaupun tetap di dalam tanggungjawab Pembina Penegak. Materi yang akan
dilatihkan pada hakekatnya semua aspek hidup yang muatannya adalah nilai-nilai dan
keterampilan. Materi dikemas sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh
Baden Powell yakni: Health (kesehatan jiwa dan raga). Happiness (Kebahagiaan yang meliputi 3
indikator yakni: kegembiraan, kedamaian, dan kesyukuran), Helpfulness
(tolong-menolong/gotong-royong sebagai kepribadian bangsa), Handicraft (hasta karya atau
adanya produk yang dihasilkan).

Halaman 24 dari 95
Program Kegiatan Peserta Didik disebut Prodik (Youth Programme) ialah keseluruhan (totalitas)
dari apa yang dilakukan Peserta Didik dalam Pendidikan Kepramukaan, bagaimana aktivitas itu
dilaksanakan (metode) dan alasan mengapa aktivitas itu dilaksanakan (tujuan). Untuk selanjutnya
unsur- unsur Prodik terurai sebagai berikut:
1. Totalitas = meliputi seluruh kegiatan dan pengalaman peserta didik dalam Gerakan
Pramuka; merupakan suatu proses progresif pendidikan dan perkembangan pribadi.
2. Apa = mencakup semua aktivitas yang diikuti peserta didik, aktivitas tersebut harus
menarik dan menantang peserta didik/kaum muda.
3. Bagaimana = Aktivitas itu dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan
Metode Pendidikan Kepramukaan serta Sistem Among.
4. Mengapa = Merupakan alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Kepramukaan yang
berdasarkan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan.
2. Cara Menyusun Program
1. Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang bagi peserta didik adalah kegiatan
yang sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, oleh karena itu
hanyalah peserta didik sendiri yang tahu persis kegiatan mana yang mereka minati dan
butuhkan tersebut.
2. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang interaktif
progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik dalam aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
3. Pendidikan Kepramukaan adalah suatu proses, dan aktivitas bagi kaum muda/peserta didik
yang dinamis dan selalu bergerak maju, kapan saja dan dimana saja, serta selalu berubah
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat.
4. Program kegiatan peserta didik (Youth Program) merupakan keseluruhan kegiatan yang
dilakukan peserta didik, serta pengalaman-pengalaman yang didapat karena keikutsertaan
mereka dalam kegiatan kepramukaan yang menarik dan menantang yang dilaksanakan
dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem
Among dengan selalu berorientasi atas tercapainya tujuan Gerakan Pramuka.
5. Kegiatan apa yang dilakukan peserta didik, metode yang
diterapkan, dan tujuan yang mau dicapai merupakan tiga bagian
terpadu dalam Program Kegiatan Peserta didik (Youth Program).

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun program kegiatan peserta didik.
a. Kegiatan yang menarik dan menantang bagi peserta didik adalah kegiatan yang sesuai
dengan minat kebutuhan serta kemampuan peserta didik yang bersangkutan.
b. Minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik hanyalah ketahui secara tepat oleh
mereka sendiri sehingga dalam menyusun program kegiatan peserta didik hendaknya
dilibatkan langsung.
c. Kegiatan kepramukaan selalu berorientasi pada asas:
1) modern, sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik
dan masyarakat lingkungannya.
2) manfaat, bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Ketaatan menjalankan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan dan
Kode Kehormatan Pramuka.
d. Keterlibatan pembina dalam penyusunan dan pelaksanaan program kegiatan peserta
didik.
1) Membantu menyeleksi macam-macam kegiatan yang terhimpun yang selanjutnya
membantu merancang program kegiatan mingguan, bulanan, semesteran
dan tahunan.
2) Membantu menetapkan memilih metode yang tepat pada masing-masing kegiatan
mereka menjadi media pembinaan watak oleh Pembina.
3) Mengupayakan setiap kegiatan memiliki tema tertentu serta mengkaitkan dengan
tercapainya sasaran Strategik Gerakan Pramuka, ialah:

Halaman 25 dari 95
a) Sikap dan Moral Pancasila:
- penghayatan Kode Kohormatan Pramuka
- pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b) Keterampilan manajerial :
- kepemimpinan (leadership)
- manajemen (management)
- hubungan insani (human relation)
- kehumasan (public relation)
- pengambilan keputusan (decision making)
c) Ketrampilan kepramukaan :
- keterampilan "Survival"
- olah raga
- pengembaraan di alam terbuka
- pengabdian
d) Keterampilan teknologi
- kewirausahaan
- saka
4) Membantu memberikan bimbingan agar kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan aman, sehingga dapat memberikan
kepuasan batin kepada para peserta didik terlibat dalam kegiatan tersebut.
5) Mengadakan koordinasi dengan orang tua peserta didik, masyarakat serta
badan/lembaga yang terkait dengan program, dalam upaya menciptakan
keterlibatan mereka dan memberi dukungan (support) pada proses pendidikan
interaktif progresif sepanjang hayat lewat kegiatan yang menarik, menantang,
bersifat rekreatif, di alam terbuka dan bermuatan/mengandung pendidikan
dengan penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
6) Memerankan diri sebagai fasilitator, konselor pembimbing, motivator, dinamisator
serta dukungan atas kegiatan peserta didik.
7. Cara menyusun program kegiatan peserta didik
a. Pembina bersama peserta didik (Dewan Penegak) menghimpun macam-macam
kegiatan yang menjadi minat dan kebutuhan peserta didik, perkembangan teknologi,
trend, dan masyarakat lingkungannya, misalnya terhimpun keinginan kegiatan bagi
Pramuka Penegak sebagai berikut:
1) lintas alam,
2) mendaki gunung (mountaineering).
3) berkemah.
4) meluncur (flyng fox).
5) penjelajahan.
6) pengembaraan.
7) arung jeram, rowing, rafting.
8) panjat tebing dan turun tebing.
9) bela diri.
10) bertani, beternak, berkebun, berniaga, berwirausaha.
11) menolong bencana alam.
12) teknologi tepat guna.
13) bakti masyarakat.
Tidak boleh dilupakan dalam setiap kegiatan harus memuat nilai kebaikan.

b. Sebagai fasilitator dan konsultan pembina bersama Peserta didik memilah-milah materi
kegiatan tersebut di atas, untuk kemudian kegiatan yang sejenis dikelompokkan menjadi
satu kelompok, sehingga dimungkinkan akan didapat beberapa kelompok
kegiatan, misalnya:
1) Kelompok Kegiatan I: lintas alam, panjat tebing, peluncuran, pengembaraan, arung

Halaman 26 dari 95
jeram, pendakian.
2) Kelompok Kegiatan II: berkemah, menolong bencana alam, teknologi.
c. Pelaksanaan kegiatan, misalnya:
a. Kelompok Kegiatan I dilaksanakan pada semester 1 (6 bulan).
b. Kelompok kegiatan II dilaksanakan pada semester 2 (6 bulan).
d. Selanjutnya diupayakan menjabarkan/mengadakan analisis materi kegiatan,
misalnya: Kelompok Kegiatan I

Analisis/uraian materi kegiatan tersebut diramu menjadi beberapa kegiatan mingguan yang
bervariasi selama 6 bulan (1 semester) dengan puncak kegiatan, misalnya pendakian gunung
(bagi satuan yang berada di sekitarnya), pada akhir semester 1.
8. Pelaksanaan program kegiatan peserta didik
a. Dalam segala kegiatan, Pembina Pramuka selalu memposisikan peserta didik sebagai
subyek pendidikan, oleh karena itu pelaksanaan kegiatan kepramukaan dilakukan
sendiri oleh peserta didik dengan bimbingan pembina untuk membantu mereka agar
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, teratur, terarah, sesuai dengan
yang diharapkan serta aman.
b. SKU/TKU,SKK/TKK,SPG/TPG, merupakan alat pendidikan terus menerus
diupayakan pelaksanaannya, sejalan dengan pelaksanaan program kegiatan
peserta didik.
c. Pada setiap akhir, pembina menciptakan suasana rileks untuk memasuki ketahap
penerangan dalam upaya mengadakan ketegangan, dan pada saat demikian pembina
mengajak para peserta didik untuk mengadakan evaluasi kegiatan serta menggali
peroleh apa saja yang didapat dari kegiatan tersebut, termasuk perolehan
perkembangan tentang spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.

9. Materi latihan datang dari hasil rapat Dewan Penegak, namun demikian Pembina sebagai konsultan
bisa menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat. Proses
penyampaian materi bagi Penegak adalah:
• Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan learning to live together).
• Learning to be (meliputi: Learning by teachin, Learning to serve dan Serving to earn).
Di dalam latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat
Pramuka Garuda (SPG) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKU dan SPG merupakan standar
nilai-nilai dan keterampilan yang semestinya dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK
adalah standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak semua SKK
Halaman 27 dari 95
yang tersedia dianjurkan untuk dicapai.
Hasil pendidikan dan pelatihan Pramuka Penegak dilihat dari SKU-SPG yang dicapai dan SKK
yang diraih.
SKU Penegak terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yakni:
1. Penegak Bantara.
2. Penegak Laksana.
Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penegak Laksana, seorang Penegak dapat
menempuh Syarat Pramuka Garuda (SPG), yang dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout.
Di tingkat internasional ada perkumpulan Pramuka yang telah mencapai Eagle Scout yang disebut
ATAS (Association of Top Achievement Scout).

Secara garis besar kegiatan Penegak dibagi menjadi:


a. Kegiatan Latihan Rutin
1). Mingguan
Kegiatan latihan biasa dimulai dengan:
• Upacara pembukaan latihan.
• Pemanasan dapat dilakukan dengan permainan ringan, ice breaking, diskusi mengenai program
Ambalan atau kegiatan bakti masyarakat atau sesuatu yang sifatnya menggembirakan tetapi tetap
mengandung pendidikan
• Latihan inti, dapat diisi dengan hal-hal yang meliputi penanaman nilai-nilai dan sekaligus
keterampilan. Berbagai cara untuk menyajikan nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara
langsung (misalnya keterampilan beternak ayam, beternak ikan hias, beternak lebah, membuat vas
bunga dari bambu, penyuluhan narkoba, penyuluhan kependudukan kepada masyarakat, kegiatan
bakti misal: latihan memberi materi baris-berbaris ke satuan Penggalang, dsb.)
• Latihan penutup, dapat diisi dengan permainan ringan, menyanyi, atau pembulatan dari materi inti
yang telah dilakukan.
• Upacara penutupan latihan. Pembina Upacara menyampaikan rasa terima kasih dan titip salam
pada keluarga adik-adik Penegak, tidak lupa memberi motivasi kepada Penegak agar tetap menjadi
warganegara yang berkarakter.
2). Bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Penegak dan Pembinanya. Jenis
kegiatannya berbeda dengan kegiatan rutin mingguan seperti menyelenggarakan bazar, pertunjukan
kesenian, kunjungan sosial, membantu kegiatan kelompok remaja putri di desa seperti menjahit,
memasak, hiking, rowing, climbing, mountaineering, junggle survival, orienteering, swimming,
kegiatan-kegiatan permainan high element, dan low element, praktek pioneering yang sebenarnya,
first aids, bakti masyarakat, dan berkemah.
3). Latihan Gabungan (Latgab).
Pada hakekatnya latihan gabungan ini adalah latihan bersama dengan gugusdepan lain, sehingga
terjadi pertukaran pengalaman antara sesama Penegak, dan antara sesama Pembina. Materi
kegiatannya sama dengan kegiatan bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut kesepakatan.
4). Kegiatan Kwartir Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis kegiatan kita kategorikan dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan tahunan, dua tahunan,
tiga tahunan, empat tahunan, atau lima tahunan yang diputuskan dan diselenggarakan oleh
Kwartirnya. Misalnya kegiatan:
a) Gladian Pemimpin Satuan.
b) KIM (Kursus Instruktur Muda)
c) LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penegak & Pandega).
d) LPDK (Latihan Pengelola Dewan Kerja).
e) Berbagai Kursus Keterampilan.
f) Berbagai jenis kursus kewirausahaan.
g) Mengerjakan berbagai proyek bakti.
h) Raimuna (Pertemuan Penegak & Pandega Puteri dan Putera).
i) Perkemahan Wirakarya (kemah bakti Penegak dan Pandega, mengerjakan proyek-proyek yang
bermanfaat bagi masyarakat).
Halaman 28 dari 95
j)Sidang Paripurna (untuk Dewan Kerja)
k) Musppanitra (Musyawarah Penegak & Pandega Puteri-Putera).
l) Rovermoot seperti Raimuna di tingkat internasional.

b. Kegiatan Insidental
Kegiatan ini merupakan kegiatan partisipasi mengikuti kegiatan lembaga-lembaga Pemerintah atau
lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti pencanangan say no to drug yang diselenggarakan
oleh BNN atau Departemen Kesehatan, Kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Departemen
Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam, dan sebagainya.

III. PENUTUP
1. Program kegiatan peserta didik dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan : disusun peserta didik bersama pembina pramuka.
b. Pelaksanaan : oleh peserta didik dengan dukungan pembina yang bertindak sebagai
konsultan, konselor, pembimbing dan fasilitator.
c. Evaluasi : oleh peserta didik bersama pembina
2. Sasaran Pembinaan
Peserta didik memiliki kemantapan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik,
sehingga menjadi pribadi yang: mandiri, peduli, bertanggung jawab dapat dipercaya,
terampil, demokratis, menghargai pendapat orang lain.
3. Program kegiatan peserta didik dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan
kepentingan kebutuhan, situasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya.

IV. WAKTU : 1 x 45 MSENIT

Halaman 29 dari 95
BAHAN KURSUS 1.8
POSTUR PEMBINA PENGGALANG
JIWA, PERAN, FUNGSI, TUGAS
PEMBINA PRAMUKA PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1 Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab dan
mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
2 Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan sumberdaya atau potensi
kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan
positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.
3. Dalam kepramukaan proses pendidikan terjadi karena adanya pertemuan yang interaktif dan
komunikatif yang digerakan oleh Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang
dilaksanakan secara teratur, terarah, terencana dan berkesinambungan oleh peserta didik
sendiri dengan dukungan orang dewasa.
4. Orang Dewasa yang terlibat langsung dalam proses pendidikan tersebut di atas ialah Pembina
Pramuka.

II. MATERI POKOK


1. Pembina Pramuka
a. Pembina Pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip
dalam Pendidikan Kepramukaan, secara sukarela bergiat bersama peserta didik, sebagai mitra
yang peduli terhadap kebutuhan peserta didik, dengan penuh kesabaran memotivasi, membimbing,
membantu serta memfasilitasi kegiatan pembinaan peserta didik.
b. Pembina Pramuka sekurang-kurang telah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar (KMD).
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia 25 tahun dan Pembantu Pembina Penegak
sekurang-kurangnya berusia 23 tahun. Dalam Ambalan Penegak diperlukan 1 (satu) orang
Pembina Penegak dan 1 (satu) orang Pembantu Pembina Penegak.
2. Jiwa Pembina Penegak yang Sejati
Sosok pembina pramuka penegak yang baik dan disukai peserta didiknya antara lain adalah:
a. Memahami karakter pramuka penegak
b. Kasih sayang terhadap peserta didik;
c. Bertindak adil;
d. Memperhatikan kemampuan peserta didik;
e. Mengutamakan kepentingan peserta didik;
f. Tegas, rapi dan sopan;
g. Mampu menciptakan kondisi untuk menunjang keberhasilan kegiatan;
h. Kreatif, inovatif, progresif, dinamis, motivatif;
i. Dapat menyajikan kegiatan yang bervariasi.

3. Tugas Pembina Pramuka


a. Memberikan pembinaan agar peserta didik menjadi:
1) manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur,
2) warga negara Rebuplik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
kesatuan rebuplik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.
b. Menerapkan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan, Metode Pendidikan Kepramukaan,
Kiasan Dasar dan Sistem Amongdalam proses pembinaan.

Halaman 30 dari 95
c. Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga kegiatan pendidikan
kepramukaan bernuansa kekinian (up to date), bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat
lingkungannya serta tetap berada dalam koridor ketaatan terhadap Kode Kehormatan
Gerakan Pramuka.
d. Menghidupkan dan membesarkan gugus depan dengan selalu memelihara kerjasama yang
baik dengan orang tua/wali Pramuka dan masyarakat.

4. Tanggungjawab Pembina Pramuka


a. Dalam melaksanakan tugasnya, Pembina Pramuka bertanggungjawab atas:
b. Terselenggaranya pendidikan kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan
misi Gerakan Pramuka,
c. Terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan
Kepramukaan pada semua kegiatan Pramuka,
d. Pembinaan pengembangan mental, moral, spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial
peserta didik, sehingga memiliki kematangan dalam upaya peningkatan kemandirian serta
aktivitasnya di masyarakat,
e. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai
warga yang setia, patuh dan berguna bagi bangsa dan negaranya.
f. Dalam pengabdiannya, Pembina Pramuka bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Masyarakat, Pembina Gugusdepan dan diri pribadinya sendiri.

5. Peran Pembina Pramuka Pembina berperan sebagai:


a. Orang tua yang dapat memberi penjelasan, nasehat, pengarahan dan bimbingan.
b. Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan.
c. Kakak yang dapat melindungi, mendampingi dan membimbimbing adik-adiknya, yang
memberi kesempatan untuk memimpin dan mengelola satuannya.
d. Mitra, teman yang dapat dipercaya, bersama-sama menggerakkan kegiatan- kegiatan agar
menarik, menyenangkan dan penuh tantangan sesuai usia golongan Pramuka.Konsultan,
tempat bertanya dan berdiskusi tentang berbagai masalah.
e. Motivator, memotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dengan berkraetivitas, berinovasi dan
aktualisasi diri membangun semangat untuk maju.
f. Fasilitator, memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan peserta didik.

III. PENUTUP
1. Agar seorang Pembina Pramuka dapat memerankan dirinya dengan baik, seyogyanya melengkapi
diri dengan berbagai pengetahuan dan menghayati dengan baik prinsip-prinsip dalam pendidikan
kepramukaan, sehingga dapat menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik.
2. Tugas Pembina Pramuka cukup berat karena Pembina adalah panutan yang keteladanannya ditiru
peserta didik. Untuk itu seorang Pembina Pramuka perlu menjaga sikap, melatih kepekaan
terhadap kebutuhan peserta didik, serta selalu berpegang teguh kepada semboyan Pembina “Ikhlas
Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana” (ikhlas berbakti membina anak bangsa, berbudi luhur
dan memberi kebajikan, serta menepati janji satunya kata dan perbuatan).

Halaman 31 dari 95
MEMBINA PRAMUKA PENEGAK DENGAN SISTEM AMONG

I. PENDAHULUAN
Hubungan Pembina Pramuka dengan peserta didik merupakan hubungan khas, yaitu setiap Pembina
Pramuka wajib memperhatikan perkembangan mitra didiknya secara pribadi agar perhatian terhadap
pembinaanya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan. Membina Pramuka merupakan
kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan:
a. Kepribadian (kualitas nilai).
b. Pengetahuan dan keterampilan.
c. minat, keinginan, bakat serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang: kreatif,
inovatif, pelopor dan mandiri.
Untuk dapat menghasilkan Pramuka Penegak yang diharapkan sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka,
diperlukan Pembina Pramuka Penegak yang mampu mengimplementasikan teknik kepramukaan yang
efektif dan kreatif sehingga pasukan penggalang bergerak dinamis.

II. MATERI POKOK


1. Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin
menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
2. Ditinjau dari hubungan pembina dengan peserta didik pendidikan kepramukaan bersendikan
sistem among. Sistem among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas, dalam semua golongan peserta didik, Pembina Pramuka berperan
sebagai pemberi teladan dan bersikap bijaksana. Khusus untuk Pramuka Penggalang, Pembina
berperan lebih banyak sebagai motivator yang membangun daya kreativitas serta memberi
dorongan kearah kemandirian.
Dalam proses melaksanakannya pembina menerapkan pendekatan Sistem Among, yang
dititikberatkan pada praktik pendekatan “Tut Wuri Handayani”. Presentasi aplikasi penerapan
Sistem Among dari Pembina kepada peserta didiknya yaitu . “Ing Ngarso Sung Tulodo” 30%,
“Ing Madyo Mangun Karso” 30%, “Tut Wuri Handayani” 40%. Pembina wajib menjadi teladan
bagi Penegak karena Sangga merupakan kelompok belajar interaktif. Dalam membina Penegak,
Pembina memberi dorongan, motivasi dan arahan (Tut Wuri Handayani), menggerakkan (Ing
Madya Mangun Karsa) dan memberi keteladanan (Ing Ngarsa Sung Tulada) dengan
memperhatikan perkembangan minat, usulan dan permintaan Penegak. Kemandirian,
Halaman 32 dari 95
kepemimpinan, kemampuan komunikasi, bertanggungjawab dan komitmen merupakan komponen
edukasi yang perlu dikembangkan dalam golongan Penegak.
3. Untuk dapat membina dengan baik maka seseorang harus mngenal, mengerti dan memahami
dengan benar:
a. Siapa yang dibinanya, yakni sifat-sifat dasarnya, dan latar belakang kehidupannya.
b. Jumlah orang yang akan dibinanya.
Catatan: Jumlah satu sangga idealnya 4-8 orang; satu ambalan = 12-32 Penegak.
4. Seorang Pembina Penegak dapat membina 8 sampai dengan 36 orang. Namun demikian apabila
berpedoman pada rasio jumlah kelompok peserta didik dengan Pembina pendamping dalam
kegiatan atas dasar jumlah anggota Pramuka dalam bsangga, dan rekanya, maka seorang Pembina
Pramuka dapat membina 1 sangga saja.
5. Membina peserta didik harus didasarkan pada satuan terpisah, yakni Pembina putra hanya boleh
membina anggota muda pramuka putra, Pembina putri hanya boleh membina anggota muda
pramuka putri – kecuali Pembina Siaga putri boleh membina anggota muda Siaga putra.
6. Pembinaan harus menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan
lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, diskusi, seminar, loka-karya, dan
bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
7. Pramuka Penegak
a. Sifat-sifat dasar Pramuka Penegak
1) Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
2) Anak Penegak mulai mencari identitas/ jati diri
3) Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah).
4) Gemar pada kenyataan, menjunjung tinggi realitas.
5) Sudah mengenal Cinta – agresif.
6) Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya.
7) Senang menyelesaikan persoalan dengan cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.
b. Cara membina Pramuka Penegak
1) Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu.
Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
2) Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan
Dewan Ambalan.
3) Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
4) Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
5) Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang
kurang baik, semampunya.
6) Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan ke
arah yang lebih baik.
7) Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”;
“Learning to serve”.
8) Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap
mengkontrolnya, dengan tetap member kepercayaan.
9) Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada Penegak diupayakan hanya
sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau
kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan” secara detail program
atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya.
Namun biala Penegak terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan
“Negatif” nya.
10) Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah:
Perkemahan Wirakarya.

Halaman 33 dari 95
11) Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.

8. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya , bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka
sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi
tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai
subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau
disuruh pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan
leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi
mereka.
9. Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan
karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh/teladan peserta
didiknya.
10. Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku :
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/ kesederhanaan, kesanggupan
berkorban dan kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif.
11. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
12. Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dengan lainnya saling
berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik (S,G,T, D) diberikan keteladanan,
daya kreasi dan dorongan.
13. Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui
proses :
a.“Learning by doing", belajar sambil bekerja.
b.“Learning by teaching’, bekerja sambil mengajar.
c. “Learning to live together” belajar untuk bisa hidup bersama.
d.“Learning to earn”, belajar mencari penghasilan.
e.“Earning to live”, penghasilan untuk hidup.
f“Living to serve”, kehidupan untuk bekal mengabdi.
g.“Learning to be”, belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

14. Pada golongan Penegak, Pembina mengambil peran sebagai pamong dengan sikap memberikan
keleluasaan pada Penegak dalam mengamalkan satya dan darmanya untuk beraktivitas, dan
berkreasi, (Tut wuri handayani).

III.PENUTUP
Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan sebenarnya merupakan induk sistem dari metode
kepramukaan yang perwujudannya akan terpadu dengan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, Motto Kepramukaan dan Kiasan Dasar Kepramukaan.

IV. WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 34 dari 95
SERAGAM, TANDA PENGHARGAAN, TANDA JABATAN, DAN TANDA PENGENAL
PEMBINA PRAMUKA PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Pakaian Seragam Pramuka adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang bentuk, corak, warna, dan tata cara pemakaainnya, sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Warna pakaian Seragam Pramuka adalah coklat muda dan
coklat tua, warna yang dipilih dari salah satu warna yang banyak dipakai para pejuang di masa
kemerdekaan tahun 1945-1949.
2. Penggunaan pakaian Seragam Pramuka bertujuan agar anggota Gerakan Pramuka yang
mengenakannya memiliki jiwa korsa, berdisiplin, patriotis, serta memiliki rasa kebanggaan.
3. Pakaian Seragam Pramuka berfungsi sebagai sarana:
a. Menumbuhkembangkan jiwa persatuan dan kesatuan serta jiwa pramuka
b. Meningkatkan sikap disiplin dan rasa tanggungjawab
c. Menanamkan dan melatih kerapihan, kesederhanaan, keindahan, kesopanan, dan ketertiban.
d. Memupuk rasa kebanggaan.
e. Menanamkan rasa harga diri, kebangsaan nasional, jiwa persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia
f. Menanamkan rasa disiplin
4. Tanda pengenal, tanda jabatan Pramuka bertujuan:
a. Mendorong anggota untuk menggunakan hak dan melakukan kewajiban sesuai tugas dan
tanggungjawabnya
b. Memberi gairah dan semangat kepada anggota, serta meningkatkan pengetahuan, kecakapan,
kemampuan dan haknya, sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
c. Memberi kebanggaan yang akan mendorong untuk mengembangkan jiwa
kepemimpinannya
5. Pemberian Tanda Penghargaan bertujuan:
a. Meningkatkan prestasi dan pengabdian setiap anggota Gerakan Pramuka dalam berbuat
kebajikan dan membaktikan dirinya bagi kepentingan Gerakan Pramuka pada khususnya
masyarakat, berbangsa dan negara pada umumnya.
b. Meningkatkan kegiatan kerja, bantuan, dan darma bakti yang diberikan oleh seseorang untuk
perkembangan Gerakan Pramuka khususnya atau gerakan kepramukaan umumnya.
c. Mendorong timbulnya keteladanan dalam Gerakan Pramuka, dalam usaha mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.

II. MATERI POKOK


1. Seragam Pembina Pramuka
Pakaian Seragam Harian Pembina Pramuka Putri
1) Tutup Kepala:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) berbentuk peci.
c) tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung, dengan bukaan di bagian
belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam supaya stabil).
d) bagian samping kiri depan diberi lipatan lengkung dengan panjang dasar 10 cm.
e) panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-masing).
2) Baju:
a) dibuat dari bahan warna coklat muda.
b) lengan pendek.
c) model prinses pada bagian depan dan belakang.
d) memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e) kerah model kerah dasi.
Halaman 35 dari 95
f) dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses ke jahitan
samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.
g) tanpa ban pinggang.
h) panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.
3) Rok:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) bagian bawah melebar (model “A“).
c) dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e) panjang rok 10 cm di bawah lutut.
4) Setangan Leher:
a) dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b) berbentuk segitiga sama kaki;
(1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).
(2) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e) dikenakan di bawah kerah baju.
5) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
c) bertumit rendah/sedang.
6) Tanda Pengenal terdiri dari:
a) tanda topi dikenakan di samping kiri depan di tempat lipatan topi.
b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.
Contoh Pakaian Seragam Harian Pembina Pramuka Putri

Pakaian Seragam Harian Pembina Pramuka, Andalan, dan Majelis Pembimbing Putra
1) Tutup Kepala:
a) dibuat dari bahan warna hitam polos.
b) berbentuk peci nasional. (dapat menggunakan baret dalam upacara yang melibatkan peserta didik
sesuai ketentuan penyelenggara kegiatan)
2) Baju:
a) dibuat dari bahan warna coklat muda.
b) lengan pendek.
c) memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d) kerah model kerah dasi.
e) kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f) memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku dan
diberi tutup bergelombang.
g) dimasukkan ke dalam celana.
Halaman 36 dari 95
3) Celana:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua.
b) berbentuk celana panjang.
c) memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e) memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.
f) memakai ritsleting di bagian depan.
g) memakai ikat pinggang berwarna hitam.
4) Setangan Leher:
a) dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b) berbentuk segitiga sama kaki; (1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang) bahan dasar warna putih dengan lis
warna merah selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e) dikenakan di bawah kerah baju.
5) Kaos Kaki:
a) panjang kaos kaki sampai betis.
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
7) Tanda Pengenal terdiri dari:
a) tanda topi dikenakan di peci bagian samping kiri depan.
b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

3. Tanda Pengenal, Tanda Jabatan dan Tanda Penghargaan


a. Tanda Pengenal
1. Tanda Pengenal Pramuka Puteri,
 Tanda pelantikan: tunas kelapa berpadi-kapas dalam bentuk pin diletakan di kerah sebelah
kiri sedangkan di kerah sebelah kanan dipasang pin WOSM, Tanda topi (Tatop): berupa
tunas kelapa berpadi-kapas, dibuat dari logam berwarna emas, berbentuk bulat dipasang di
topi di sisi depan untuk peserta didik, sedangkan untUk anggota dewasa dipasang pada topi
(muts) disisi kiri depan, dengan pembeda sebagai berikut,
 Pramuka Siaga:Tatop dengan latar belakang warna hijau
 Pramuka Penggalang: Tatop dengan latar belakang warna merah
 Pramuka Penegak: Tatop dengan latar belakang warna kuning
 Pramuka Pandega: Tatop dengan latar belakang warna Coklat
 Pramuka Dewasa: Tatop berlubang dan tidak berlatar belakang warna
Halaman 37 dari 95
 Tanda nama Satuan: Barung, Regu, Sangga, Racana, ditempelkan di lengan baju sebelah
kiri.
 Tanda lokasi dan lambang Daerah, ditempel di lengan baju sebelah kanan.
 Tanda Kecakapan Umum Pramuka Siaga/Penggalang ditempel dilengan baju sebelah kiri,
dibawah Tanda Barung/Tanda regu.
 Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penegak dan Pandega, diletakkan di lidah bahu kiri dan
kanan
 Tanda Kecakapan Khusus (TKK) ditempel di lengan baju sebelah kiri di bawah tanda
lokasi dan lambang Daerah, paling banyak 5 (lima) TKK sedang selebihnya ditempel pada
tetampan yang dipakai menyilang di depan dada.
 Tanda Pengenal Satuan Karya Pramuka (SAKA) ditempel pada lengan baju sebelah kiri

2. Tanda Pengenal Pramuka Putera


 Tanda Pelantikan: Tanda pelantikan baik bagi peserta didik maupun anggota dewasa putera
berupa Tunas Kelapa berpadi-kapas, ditempel di saku kiri; sedangkan di atas saku sebelah
kanan dipasang tanda/lambang WOSM.
 Tanda Topi/Baret: Tanda topi/baret berupa Tunas Kelapa berpadi-kapas dalam Perisai
yang berbentuk segi empat, terbuat dari logam atau yang lain berwarna emas dengan latar
belakang berwarna hijau untuk Pramuka Siaga, merah untuk Pramuka Penggalang, kuning
untuk Pramuka Penegak dan coklat untuk Pramuka Pandega, dipasang di baret sebelah kiri
depan.
 Sedang tatop untuk Anggota Dewasa, berupa Tunas Kelapa berpadi-kapas, dari bahan
logam berlubang dan ditempatkan di ujung kiri depan topi (muts).
 Tanda nama satuan, sama dengan pramuka puteri
 Tanda Lokasi dan Lambang Daerah, sama dengan pramuka puteri
 Tanda Kecakapan Umum (TKU), sama dengan pramuka puteri
 Tanda Kecakapan Khusus (TKK), sama dengan pramuka puteri
 Tanda Pengenal Satuan Karya (SAKA), sama dengan pramuka puteri
3. Papan nama, baik untuk peserta didik puteri-putera maupun untuk anggota dewasa
putera-puteri ditempatkan di atas saku kanan (putera) dan di dada bagian atas sebelah
kanan untuk puteri.
4. Tanda Pramuka Garuda.
 Tanda Pramuka Garuda terdiri dari 4 macam, yaitu : Tanda Pramuka Garuda untuk
Pramuka Siaga, untuk Pramuka Penggalang, untuk Pramuka Penegak dan untuk Pramuka
Pandega.
 Tanda Pramuka Garuda (asli) dibuat dari logam berwarna emas, yang digantungkan pada
pita kain. Tanda Pramuka Garuda duplikat dibuat dari kain.
 Tanda Pramuka Garuda berbentuk segi lima beraturan, dengan panjang sisi masing-masing
2,5 cm dan bingkai selebar 2 mm. Di tengah bentuk segi lima tersebut terdapat relief
seekor burung Garuda dengan sayap terbuka, dengan labang Gerakan Pramuka di dadanya,
dan sehelai pita yang digenggam oleh kedua cakarnya bertulis "SETIA-SIAP-SEDIA".
Warna bingkai, burung Garuda dan pita adalah kuning emas, warna tulisan hitam. Warna
dasar/latar belakang: hijau untuk Pramuka Siaga, merah untuk Pramuka Penggalang,
kuning untuk Pramuka Penegak dan biru tua untuk Pramuka Pandega.
 Pita kalung lebar berukuran lebih kurang 2,5 x 60 cm, berwarna :
o putih di sisi tepinya (kiri-kanan) selebar lebih kurang 0,4 cm
o merah di tengah selebar lebih kurang 1,7 cm
 Tanda Pramuka Garuda dari kain, mempunyai bentuk, gambar, warna, tulisan dan ukuran
yang sama dengan ketentuan-ketentuan di atas, tidak menggunakan atau digantungkan
pada pita.

5. Tanda Pembina Pramuka Mahir


Tanda Pembina Pramuka Mahir, berupa Selendang Mahir. Untuk tanda hariannya
Halaman 38 dari 95
berupa Pita Mahir, terbuat dari kain tenun berwarna ungu dengan garis tengah berwarna
hijau untuk Pembina Mahir Golongan Siaga, merah untuk Pembina Mahir Golongan
Penggalang, kuning untuk Pembina Mahir Golongan Penegak dan Pandega.

b.Tanda Jabatan
1. Tanda jabatan Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:
- Alat pendidikan, untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para pemakai agar mereka
melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya, serta
meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan pengalamannya.
- Alat pengenal jabatan yang sedang dipegangnya.
- Tanda pengakuan, pengesahan dan pemberian jabatan, beserta hak, tugas dan tanggung
jawabnya.
2. Macam-macam tanda jabatan, sebagai berikut :
- Untuk Pramuka Siaga:
- Tanda Pemimpin Barung Utama, Tanda Pemimpin Barung, Tanda Wakil Pemimpin
Barung.
- Untuk Pramuka Penggalang:
- Tanda Pemimpin Regu Utama (Pratama), Tanda Pemimpin Regu
- Untuk Pramuka Penegak:
- Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana), Tanda Pemimpin Sangga, Tanda Wakil Pemimpin
Sangga.
- Untuk Pramuka Pandega (bila diperlukan):
- Tanda Koordinator, Tanda Pemimpin Satuan, Tanda Wakil Pemimpin Satuan.
- Tanda untuk pengurus Pramuka Penegak dan Pandega:
- Tanda Pengurus Dewan Ambalan Penegak, Tanda Pengurus Dewan Racana Pandega, Tanda
Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting, Tanda Pengurus Dewan
Kerja Penegak dan Pandega Tingkat Cabang, Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan
Pandega Tingkat Daerah, Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega Tingkat
Nasional.
- Untuk Satuan Karya Pramuka
- Tanda Pengurus Dewan Saka, Tanda Pemimpin Krida, Tanda Wakil Pemimpin Krida,
Tanda Pamong Saka.
- Tanda Pembina Pramuka
- Tanda Pembina Siaga dan Pembantunya, Tanda Pembina Penggalang dan Pembantunya,
Tanda Pembina Penegak dan Pembantunya, Tanda Pembina Pandega dan Pembantunya,
tanda Pembina Gugusdepan.
- Tanda Pelatih Pembina Pramuka
- Tanda Pelatih Pembina Pramuka Pramuka lulusan KPD, Tanda Pelatih Pembina Pramuka
lulusan KPL.
- Tanda Andalan
- Tanda Andalan Nasional, Tanda Andalan Daerah, Tanda Andalan Cabang, Tanda Andalan
Ranting.
- Tanda Majelis Pembimbing
- Tanda Majelis Pembimbing Nasional, Tanda Majelis Pembimbing Daerah, Tanda Majelis
pembimbing Cabang, Tanda Majelis Pembimbing Ranting, Tanda Majelis Pembimbing
Gugusdepan.
- Tanda Instruktur
- Tanda Petugas dan Peserta Kegiatan.
3. Tanda-tanda jabatan Gerakan pramuka ditempatkan pada saku kanan baju seragam
pramuka Putera, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju seragam pramuka
Puteri.

Halaman 39 dari 95
c. Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka
1. Fungsi Tanda Kehormatan, sebagai :
- Alat Pendidikan, yaitu menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri sipenerima, dan
mendorong orang lain untuk berbuat kebajikan seperti yang dilakukan oleh sipenerima
tanda kehormatan.
- Tanda bahwa Gerakan Pramuka menghargai kesetian, keaktifan, jasa, bantuan, prestasi
kerja, dan darma bakti yang telah disumbangkan oleh si penerima, dan memberi
kehormatan kepada sipenerima.
2. Macam Tanda Kehormatan Gerakan Pramuka yang diperuntukkan bagi :
(a) Peserta Didik/Pramuka (S,G,T,D)
- Tanda Penghargaan kegiatan,
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah memperlihatkan
keaktifannya dan mencapai prestasi yang baik dalam suatu kegiatan kepramukaan. Tanda
penghargaan kegiatan berupa Tiska
(Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong)
- Lencana Tahunan
Lencana yang diberikan kepada seorang Pramuka sebagai tanda penghargaan atas
kesetiaannya kepada organisasi dan keaktifannya sebagai anggota Gerakan Pramuka
selama satu tahun
- Lencana Wiratama,
Lencana yang diberikan kepada seorang Pramuka (serta anggota dewasa) di dalam atau di luar
Gerakan Pramuka, yang telah :
 Memperlihatkan keberanian, kesungguhan kerja, dan keuletannya, sehingga berhasil dalam
usaha menyelamatkan sesuatu atau seseorang, meskipun usaha itu membahayakan dirinya
sendiri, atau
 Memperlihatkan keberanian, kesungguhan kerja, keuletan, kesabaran, sehingga berhasil
dan bermanfaat bagi keselamatan Gerakan Pramuka dan Gerakan Kepramukaan di dunia.
Lencana Wiratama terdiri atas tiga macam:
o Lencana Wiratama tingkat I
o Lencana Wiratama tingkat II
o Lencana Wiratama tingkat III
- Lencana Teladan
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah memperlihatkan
sikap laku yang utama, yang tampak dari usaha, tanggung jawab, keuletan, kesabaran,
ketabahan, kesopanan, keramahtamahan serta budi bahasa yang luhur, sehingga dirinya
dapat menjadi teladan bagi anggota Gerakan Pramuka, keluarga, dan anggota masyarakat
lainnya.
- Lencana Karya Bakti
Tanda kehormatan yang diberikan kepada seorang Pramuka yang telah membaktikan diri
dalam keadaan darurat/bencana, secara sukarela, dan telah membaktikan dirinya bagi
masyarakat di daerah bencana untuk jangka waktu tertentu .

(b) Anggota Dewasa Gerakan Pramuka


(Pembantu Pembina, Pembina, Pelatih Pembina, Andalan, Pembantu Andalan, Pamong
Saka, Istruktur Saka, Majelis Pembimbing, Pimpinan Saka, serta Staf/Karyawan
Karyawan).
- Lencana Tahunan
- Lencana Panca Warsa
Yaitu Tanda Kehormatan yang diberikan kepada anggota dewasa Gerakan Pramuka
sebagai tanda penghargaan atas kesetiaan kepada organisasi dan keaktifannya melakukan
kegiatan anggota dewasa Gerakan Pramuka selama lima tahun atau kelipatan dari lima
tahun.

Halaman 40 dari 95
Lencana Panca Warsa terdir1 atas :
 Lencana Panca Warsa I untuk masa bakti 5 tahun
 Lencana Panca Warsa II untuk masa bakti 10 tahun
 Lencana Panca Warsa III untuk masa bakti 15 tahun
 Lencana Panca Warsa IV untuk masa bakti 20 tahun
 Lencana Panca Warsa V untuk masa bakti 25 tahun
 Lencana Panca Warsa VI untuk masa bakti 30 tahun
 Lencana Panca Warsa VII untuk masa bakti 35 tahun atau lebih
- Lencana Wiratama
Yaitu tanda penghargaan anggota muda atau orang dewasa yang telah memperlihatkan
keberanian untuk menyelamatkan sesuatu dengan mempertaruhkan nyawanya sehingga
berhasil atau keberanian mempertahankan kebaikan dan kebenaran yang bermanfaat bagi
Gerakan Pramuka atau gerakan kepramukaan.
- Lencana-lencana Jasa
Yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada anggota dewasa/orang dewasa di dalam
atau di luar Gerakan Pramuka, yang dianggap telah berjasa bagi Gerakan Kepramukaan
Lencana-lencana Jasa ini meliputi
- Lencana Darma Bakti
yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyumbangkan
tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas yang cukup besar, dan sangat membantu
kelancaran kegiatan pembinaan dan pengetahuan gerakan kepramukaan.
- Lencana Melati
yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap telah memberikan
jasa yang lebih besar kepada gerakan kepramukaan
- Lencana Tunas Kecana
yaitu tanda kehormatan tertinggi dalam Gerakan Pramuka yang diberikan kepada seseorang
yang dianggap telah memberikan jasanya yang besar bagi gerakan kepramukaan.

III. PENUTUP
Pakaian seragam, tanda pengenal, tanda jabatan, dan tanda kehormatan Gerakan Pramuka
berfungsi sebagai alat pendidikan dalam memacu terwujudnya tujuan kepramukaan untuk
menjadikan kaum muda sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab, dan berpegang
teguh pada nilai dan norma masyarakat.

IV. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 41 dari 95
BAHAN KURSUS 1.9

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN


PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN

I. PENDAHULUAN
Fondasi sebuah bangunan merupakan hal yang sangat vital, semakin kokoh fondasi dibuat,
bangunan di atasnya makin kuat dan aman.

II. MATERI POKOK


PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
1. Prinsip Dasar ialah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak.
2. Prinsip Dasar meliputi nilai dan norma dalam kehidupan seluruh anggota Gerakan
Pramuka.
3. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik menyenangkan, menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan
sasaran akhir pembentukan watak.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan
dalam upaya membina watak peserta didik.
5. Analog dengan fondasi, makin kuat penjiwaan PDK dalam diri peserta didik makin kuat
pula jiwa kepramukaannya.
6. Prinsip Dasar Kepramukaan mencakup :
a. iman dan takwa kepada Tuhan YME;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam serta isinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya; dan
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
7. Menerima dan menerapkan PDK adalah hakekat Pramuka, baik sebagai mahkluk Tuhan
YME, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa pribadinya :
a. Taat kepada perintah Tuhan YME dan beribadah sesuai tata cara menurut agama
yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
b. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan
sesama manusia dalam kehidupan bersama yang didasari oleh prinsip perikemanusiaan
yang adil dan beradab.
c. Diberi tempat hidup dan berkembang oleh Tuhan YME, di bumi yang berunsurkan
tanah, air dan udara sebagai tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dengan rukun dan damai.
d. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta
memperkokoh persatuan menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
e. Merasa wajib peduli terhadap lingkungannya dengan cara menjaga, memelihara
dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
f. Menyadari bahwa sebagai anggota masyarakat, wajib peduli pada kebutuhan diri
sendiri agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.
g. Selalu berusaha taat pada Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-
hari.
8. Fungsi Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai :
a. norma hidup anggota Gerakan Pramuka.
b. landasan kode etik Gerakan Pramuka.
c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka.
d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka.
Halaman 42 dari 95
e. landasan gerak dan kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.

III. WAKTU: 1 X 45 MENIT

METODE KEPRAMUKAAN

I. MATERI POKOK
1. Metode ialah suatu cara/teknik untuk mempermudah tercapainya tujuan kegiatan.
2. Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi,
situasi dan kegiatan peserta didik.
3. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi;
d. kegiatan yang menarik dan menantang;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. satuan terpisah untuk putra dan putri;
4. Penjelasan Metode Kepramukaan
a. Pengamalan Kode Kehormatan
Kode kehormatan dilaksanakan dengan:
1) menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
2) membina kesadaran berbangsa dan bernegara;
3) mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan berserta alam seisinya;
4) memiliki sikap kebersamaan;
5) hidup secara sehat jasmani dan rohani;
6) bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan
bersama, membina diri untuk bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah
dan sabar;
7) membiasakan diri memberikan pertolongan, berpartisipasi dalam kegiatan
bakti/sosial, dan mampu mengatasi tantangan tanpa mengenal sikap putus
asa;
8) kesediaan dan keikhlasan menerima tugas, berupa melatih keterampilan dan
pengetahuan, riang gembira dalam menjalankan tugas menghadapi kesulitan
maupun tantangan;
9) bertindak dan hidup secara hemat, teliti dan waspada dengan membiasakan hidup
secara bersahaja.
10) Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan,
berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar
dan taat terhadap aturan / kesepakatan
11) Membiasakan diri menepati janji dan bersikap jujur.
12) Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam gagasan, pembicaraan
dan tindakan.

b. Belajar sambil melakukan


Belajar sambil melakukan, dilaksanakan dengan:
1) kegiatan pendidikan kepramukaan dilakukan melalui praktek secara praktis
sebanyak mungkin;
Halaman 43 dari 95
2) mengarahkan perhatian peserta didik untuk melakukan kegiatan nyata, serta
merangsang rasa keingintahuan terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk
berpartisipasi dalam segala kegiatan.

c. Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi


1) Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi dilaksanakan agar
peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin
berorganisasi, memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri,
bekerja sama dalam kerukunan (gotong royong).
2) Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh mereka
sendiri, dan merupakan wadah kerukunan diantara mereka.
3) Kegiatan ini mempermudah penyampaian pesan di alam terbuka, dan
mengurangi rentang kendali (spend of control).

d. Kegiatan yang menarik dan menantang.


Pelaksanaan metode dilakukan dengan :
1) kegiatan pendidikan kepramukaan yang menantang dan menarik minat kaum muda,
untuk menjadi pramuka dan bagi mereka yang telah menjadi pramuka agar
tetap terpikat dan mengikuti serta mengembangkan acara kegiatan yang ada;
2) kegiatan pendidikan kepramukaan bersifat kreatif, inovatif dan rekreatif yang
mengandung pendidikan;
3) kegiatan dilaksanakan secara terpadu;
4) pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan dalam tahapan peningkatan bagi
kemampuan dan perkembangan induvidu maupun kelompok;
5) materi kegiatan pendidikan pendidikan kepramukaan disesuaikan dengan usia dan
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik;
6) kegiatan pendidikan kepramukaan diusahakan agar dapat mengembangkan bakat,
minat dan emosi peserta didik serta menunjang dan berfaedah bagi
perkembangan diri pribadi, masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan di alam terbuka


1) Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya saling
ketergantungan antara unsur-unsur alam dengan kebutuhan untuk
melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan
masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
2) Kegiatan di alam terbuka memotivasi peserta didik untuk ikut menjaga
lingkungannya dan setiap kegiatan hendaknya selaras dengan alam.
3) Kegiatan di alam terbuka dapat:
- mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi.
- membangun kesadaran bahwa tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam
dirinya.
- menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.
- membina kerja sama dan rasa memiliki.

e. Kahidran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan


Hal ini berarti bahwa dalam setiap melakukan kegiatan pendidikan kepramukaan:
1) anggota dewasa berfungsi sebagai perencana, organisator, pelaksana,
pengendali, pengawas, dan penilai; serta bertanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan pendidikan kepramukaan anggota muda.
2) pramuka penegak dan pandega berfungsi sebagai pembantu anggota dewasa
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kepramukaan;
3) anggota muda mendapatkan pendampingan dan pembinaan dari anggota
dewasa; sebelum melaksanakan kegiatan, anggota muda berkonsultasi dahulu
dengan anggota dewasa.
Halaman 44 dari 95
f. Penghargaan berupa tanda kecakapan
1) Tanda kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan dan keterampilan
tertentu yang dimiliki seorang peserta didik.
2) Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka
agar selalu berusaha memperoleh kecakapan dan keterampilan.
3) Setiap Pramuka wajib berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang
berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.
Tanda kecakapan yang disediakan untuk peserta didik sebagai berikut:
- Tanda Kecakapan Umum (TKU) yang diwajibkan untuk dimiliki oleh
peserta didik.
- Tanda Kecakapan Khusus (TKK), yang disediakan untuk dimiliki oleh
peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Tanda Pramuka Garuda (TPG),
4) Tanda kecakapan diberikan setelah peserta didik menyelesaikan ujian-ujian masing-
masing SKU, SKK atau SPG.

g. Satuan terpisah untuk putra dan putri


1) Satuan Pramuka puteri dibina oleh pembina puteri, satuan Pramuka putera
dibina oleh Pembina putera.
2) Perindukan Siaga Putera dapat di bina oleh Pembina Puteri.
3) Jika kegiatan diselenggarakan dalam bentuk perkemahan harus dijamin dan
dijaga agar tempat perkemahan Puteri dan tempat perkemahan putera terpisah.
Perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina puteri dan perkemahan putera
dipimpin oleh Pembina putera.

5. Pelaksanaan Metode Kepramukaan


a. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan.
b. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem terdiri atas unsur-unsur pengamalan
kode kehormatan, belajar sambil melakukan, sistem berkelompok, kegiatan yang
menantang yang mengandung pendidikan, kegiatan di alam tebuka, sistem tanda
kecakapan, sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri dan sistem among.
Sistem Among merupakan sub sistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mengandung unsur pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta
menunjang tercapainya tujuan.

II. PENUTUP
1. Pelaksanaan metode Kepramukaan dalam suatu kegiatan Pendidikan Kepramukaan terpadu dengan
pelaksanaan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan, sehingga dalam penerapan/penggunaan
metode Pendidikan Kepramukaan selalu dijiwai oleh prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan
2. Metode Kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan dalam Gerakan Pramuka. Metode
Kepramukaan merupakan tiang atau sendi-sendi bangunan dalam setiap kegiatan Pendidikan
Kepramukaan.

III. WAKTU : 2 X 45 MENIT

Halaman 45 dari 95
KIASAN DASAR

I. PENDAHULUAN
1. Kiasan dasar merupakan gambaran yang mendasari dan melatar belakangi suatu
kegiatan

II. MATERI POKOK


1. Kiasan dasar kepramukaan ialah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan.
2. Kiasan dasar kepramukaan bersumber pada:
a. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
b. Budaya bangsa Indonesia.
3. Pelaksanaan Kiasan Dasar dalam Gerakan Pramuka, diantaranya

SATUAN/GOLONGAN/
NO NAMA KIASAN DARI
KEGIATAN

1. Kantor Pusat kegiatan. KWARTIR Markas

2. Pramuka usia 7 th-10 th. SIAGA Perjuangan Budi Utomo (1908)


untuk me-Siagakan rakyat.

3. Pramuka usia 11 th-15 th. Penggalang Pejuangan para pemuda Indonesia


dalam me-GALANG persatuan dan
kesatuan bangsa (1928).

4. Pramuka usia 16 th-20 th Penegak 17-8-1945 ditegakkannya Negara


Kesatuan Republik Indonersia.

5. Pramuka usia 21 th-25 th. Pandega Me-Pandega-i (memelopori)


pembangunan, setelah Kemerdekaan
tahun 1945

Halaman 46 dari 95
6. Satuan Pramuka Siaga. - Barung Tempat penjaga rumah bangunan.
- Perindukan Per-induk-kan (tempat menginduk)

7. Satuan Pramuka Penggalang. - Regu - gardu; pangkalan untuk meronda.


- Pasukan - tempat suku berkelompok.

8. Satuan Pramuka Penegak. Sangga - rumah kecil untuk penggarap


sawah/ ladang.

9. Satuan Pramuka Pandega Racana Fondasi, alas tiang umpak atap.

4. Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan,
dimaksudkan untuk mengembangkan:
a. imajinasi peserta didik;
b. mendorong kreativitas dan keikut sertaannya dalam kegiatan.
5. Kiasan Dasar hendaknya diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menantang, sesuai
kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik. Oleh karena itu penggunaan kiasan dasar pada
peserta didik hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik.
Contoh kiasan dasar untuk:
a. Siaga : hal - hal yang fantastis.
b. Penggalang : hal yang sifat kepahlawanan, perjuangan.
c. Penegak : hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
d. Pandega : simulasi tentang jabatan kepemimpinan

III. PENUTUP
Kegiatan kepramukaan yang dibungkus dengan Kiasan Dasar akan membangkitkan jiwa kejuangan dan cinta
tanah air yang membekas dihati peserta didik. Dalam pelaksanaanya Kiasan Dasar terpadu dengan Prinsip
Dasar, Metode, Kode Kehormatan dan Motto Gerakan Pramuka.

IV. WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 47 dari 95
BAHAN KURSUS 1.10

METODE MEMBINA PRAMUKA PENEGAK


RAGAM METODE MEMBINA

I. PENDAHULUAN
Kegiatan kepramukaan harus dilaksanakan dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan, antara
lain dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menantang yang mengandung pendidikan. Agar
kegiatan itu menarik bagi peserta didik maka penyajian kegiatan harus harus dilakukan dengan
berbagai variasi, yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode dan alat latihan.

II. MATERI POKOK


Ragam metode yang dapat digunakan antara lain:
1. Pemecahan masalah, misalnya membaca tulisan sandi, mencari jejak, studi kasus, dan lain-lain.
2. Metode cerita. Agar peserta didik bersemangat melaksanakan kegiatan, maka kegiatan itu harus
dibungkus dengan cerita. Cerita yang disajikan jangan terlalu fantastis ( khayal ), cukup masuk akan,
berkaitan dengan cerita rakyat dan kepahlawanan.
3. Metode tak terduga ( Surprise ) Yaitu : memberi kegiatan yang tidak diberitahukan sebelumnya,
misalnya pemberian hadiah ulang tahun, menguji kecakapan melalui permainan sehingga yang
bersangkutan tidak tahu bahwa ia diuji.
4. Metode lomba yakni sekali-kali mengadakan lomba antar peserta didik secara perorangan atau
kelompok untuk menggairahkan peserta didik.
5. Metode kerja kelompok yaitu memberi tugas kepada tiap regu yang diawasi oleh pembinanya.
6. Metode bermain peran yaitu peserta didik diminta untuk memerankan suatu peran dalam atraksi api
unggun.
7. Metode Curah Gagasan (Brainstorming), yaitu cara mengumpulkan banyak gagasan dalam waktu
yang singkat.
8. Metode Belajar sambil mengajar (learning by teaching) yaitu peserta didik sambil mengajarkan
sesuatu kepada orang lain sambil ia belajar sendiri.
9. Metode pangkalan yaitu Menggunakan pos / pangkalan sebagai tempat untuk memberi latihan- latihan
tentang beberapa hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
10. Metode diskusi yaitu mengangkat suatu tema untuk dipecahkan bersama baik per regu ataupun satu
pasukan dengan dipimpin oleh seorang pembina.
11. Metode dinamika kelompok yaitu metode yang digunakan untuk membuat agar peserta didik dalam
kelompok menjadi bergerak atau dinamis.
12. Metode ceramah yaitu pemberian informasi dengan cara monolog, dan diakhiri dengan Tanya jawab.

13. Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu menggunakan benda atau bahan
ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan
dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain
siswa jadi lebih tertarik dengan apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada materi,
pengalaman terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.
14. Metode resitasi merupakan metode yang diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah
disampaiakan guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri.
15. Metode percobaan merupakan metode dengan menggunakan action berupa praktikum atau percobaan
lab.
16. Debat merupakan metode pembelajaran dengan mengadu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik
perorangan maupun kelompok.

WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 48 dari 95
MENGIDENTIFIKASI CARA BELAJAR EFISIEN DAN EFEKTIF

I. PENDAHULUAN
Cara belajar efektif dan efisien dirasakan sulit. Hal ini dikarenakan belum diterapkannya cara belajar/latihan
yang efektif dan efisien yang sesuai dengan kondisinya.

II. MATERI POKOK


Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik dari segi
metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar efesien adalah cara belajar yang
meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Yang diminilkan disini juga berupa waktu,
tempat, sarana dan prasarana belajar dan lain-lain. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk belajar/latihan secara
efisien dan efektif di antaranya sebagai berikut.
1. Mengatur waktu belajar

2. Memilih tempat belajar yang kondusif


3. Penggunaan sarana dan prasarana belajar
4. Membuat review materi (Merangkum Pokok Pembelajaran)
5. Belajar Bersama.
6. Metode mempersingkat atau memodifikasi menyerupai nama sesuatu.
7. Belajar dengan Praktik.
8. Belajar rutin tapi jangan lama.
9. Mengerti Bukan Menghafal.

III. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 49 dari 95
MENENTUKAN METODE MEMBINA PRAMUKA PENEGAK
YANG SESUAI DENGAN TUJUAN

I. PENDAHULUAN
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun. Secara umum pada usia
tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri, memiliki semangat yang
kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran
rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin. Bagi Pramuka
Penegak sifatnya agak berbeda dengan anak muda lainnya yang belum Pramuka, karena sosialitas mereka
sudah mulai tinggi, senang berkelompok, dan Penegak biasanya kreatif serta suka berkarya, tingkat
kepatuhannya (kepada Pembina, kepada kesepakatan yang dibuat, kepada hukum/peraturan perundangan)
lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan Pramuka.

II. MATERI POKOK


Berdasarkan usianya, pramuka penegak adalah masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri,
memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak
melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin.
Berdasarkan apa yang tertulis dapat disimpulkan bahwa sifat dasar Pramuka Penegak sebagai berikut.
1) Mulai memasuki masa sosial (Kohnstamn).
2) Anak Penegak mulai mencari identitas/ jati diri
3) Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah).
4) Gemar pada kenyataan, menjunjung tinggi realitas.
5) Sudah mengenal Cinta – agresif.
6) Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya.
7) Senang menyelesaikan persoalan dengan cepat, kadang-kadang melalui kekuatan fisik.

Berdasarkan karakteristik tersebut menjadi dasar bagi pembina penegak untuk menentukan apa, mengapa,
dan bagaimana metode yang akan ditentukan sesuai dengan tujuan. Penentuan metode yang tepat akan
menghasilkan kegiatan yang berkualitas bagi pramuka penegak. Metode bermain peran, debat,
pengembanraan, dinamika kelompok merupakan metode yang banyak disenangi oleh pramuka penggalang,
dan lain-lain.

III. WAKTU: 2 X 45 MENIT

Halaman 50 dari 95
BAHAN KURSUS 1.11

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI GUGUS DEPAN

I. PENDAHULUAN
1. Gugusdepan disingkat Gudep adalah kesatuan organik dalam Gerakan Pramuka yang
merupakan wadah berhimpun anggota Gerakan Pramuka.
2. Anggota putera dan puteri dihimpun dalam Gudep yang terpisah, dan merupakan Gudep yang
berdiri sendiri. Gudep mempunyai satuan-satuan berdasarkan kelompok usia yaitu Perindukan
Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Rancana Pandega.
3. Gudep merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka, tempat diselenggarakannya proses
pendidikan agar peserta didik menjadi warga Negara yang berkualitas, berkepribadian,
berkepemimpinan, berdisiplin dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku, sehat dan kuat
mental, moral, dan fisiknya, berjiwa patriot yang dijiwai nilai-nilai kejuangan bangsa,
berkemampuan untuk bekerja dengan semangat kebersamaan, kepedulian, bertanggungjawab,
berfikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas, dan
mempunyai kesetiaan (komitmen).

II. MATERI POKOK


1. Gudep Lengkap terdiri atas:
a. Satu Perindukan Pramuka Siaga, berusia 7 - 10 tahun.
b. Satu Pasukan Pramuka Penggalang, berusia 11 - 15 tahun.
c. Satu Ambalan Pramuka Penegak, berusia 16 - 20 tahun.
d. Satu Racana Pramuka Pandega, berusia 21 - 25 tahun.
2. Gudep Luar Biasa.
Gudep Luar Biasa ialah Gugusdepan yang anggotanya terdiri atas anak-anak penyandang
cacat jasmani maupun mental, terdiri dari penyandang:
a. Tuna Netra (golongan A).
b. Tuna Rungu Wicara (golongan B).
c. Tuna Grahita (golongan C).
d. Tuna Daksa (golongan D).
e. Tuna Laras (golongan E).
3. Pimpinan Gudep dan Pembina Satuan
a. Gudep
1) Gudep dikelola secara kolektif oleh para Pembina Gudep yang dipimpin Ketua Gudep.
2) Ketua Gudep dipilih oleh musyawarah gudep untuk satu kali masa jabatan. Masa bakti
Ketua Gudep maksimal dua periode secara berturut-turut.
3) Ketua Gudep mengkoordinasikan Pembina Satuan Pramuka di Gudepnya.
4) Ketua Gudep dapat merangkap sebagai Pembina Satuan.
5) Ketua Gudep ex-officio anggota Mabigus.
b. Tugas tanggungjawab Pembina Gudep
1) Memimpin gudepnya selama masa bakti Gudep (3 tahun).
2) Melaksanakan ketetapan Kwarcab dan Kwarran.
3) Meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka.
4) Membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan dan keuangan Gudep.
5) Menyelenggarakan Pendidikan Pendidikan Kepramukaan di dalam Gudepnya.
6) Memimpin pembina satuan, dan bekerjasama dengan majelis pembimbing gudep serta
orang tua peserta didik.
7) Mengadakan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Halaman 51 dari 95
8) Menyampaikan laporan tahunan kepada Korsa (Kordinator Desa) dan Kwarran
(Kwartir Ranting) dengan tembusan ke kwarcab (Kwartir Cabang).
9) Menyampaikan pertanggungjawaban Gudep kepada Musyawarah Gudep (Mugus).
10) Dalam melaksanakan tugasnya Pembina gudep bertanggungjawab kepada Mugus.
c. Tugas Pembina Satuan
1) Membina para Pramuka dalam satuannya.
2) Membantu Pembina Gudep dalam rangka kerja sama dan hubungan yang harmonis
antara Gugus Depan dengan orang tua pramuka.
3) Memberi laporan kepada Pembina Gudep tentang perkembangan satuannya.
4) Berusaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
5) Bertanggungjawab kepada Pembina Gudep.
4. Musyawarah Gugus Depan
a. Di dalam setiap Gudep, kekuasaan tertinggi terletak pada Mugus.
b. Pembina Gudep menyelenggarakan Mugus sekali dalam 2 tahun dan menjabat sebagai
pemimpin Mugus.
c. Peserta Mugus terdiri dari pada Pembina Pramuka, para Pembantu Pembina, perwakilan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
d. Acara pokok Mugus adalah:
1) pertanggungjawaban pembina Gudep selama masa baktinya termasuk
pertanggungjawaban keuangan.
2) rencana kerja Gudep untuk masa bakti berikutnya.
3) pemilihan Ketua Gudep baru.
e. Pertanggungjawaban keuangan Gudep selama masa baktinya yang dibuat oleh Pembina
Gudep dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, dan sebelum diajukan ke
Mugus diteliti dan disahkan oleh suatu panitia verifikasi yang dibentuk oleh Mugus yang lalu.
5. Dewan Kehormatan Gudep.
a. Dewan Kehormatan dibentuk untuk:
1) Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka di tingkat gudep, yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
2) Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda penghargaan.
b. Dewan Kehormatan Gudep terdiri atas:
1) Mabigus.
2) Pembina Gudep.
3) Para Pembina Satuan.
4) Dewan Ambalan/Racana (apabila diperlukan).
6. Administrasi Gudep.
a. Buku -buku Administrasi.
1) Buku Induk.
2) Buku Keuangan.
3) Buku Acara Kegiatan.
4) Buku Inventaris.
5) Buku Agenda dan Ekspedisi.
6) Buku Harian.
7) Buku/Kartu Data Pribadi.
8) Buku Risalah Rapat.
9) Buku Tamu

7. Ketentuan tiap Satuan dalam Gudep.


a. Satuan atuan Ambalan Penegak
1) Peserta Didik
a) Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak yang dibagi
menjadi 3-4 kelompok yang disebut Sangga. Jumlah anggota Sangga yang terbaik
adalah 4-8 Pramuka Penegak.
b) Pembentukan sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri.
Halaman 52 dari 95
c) Nama sangga dipilih diantara nama-nama Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan
Pelaksana sesuai aspirasi. Nama tersebut merupakan identitas Sangga dan
mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan Sangga.
d) Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan Penegak dapat
membentuk Sangga Kerja yang anggotanya terdiri dari anggota sangga yang telah
ada. Sangga kerja bersifat sementara sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan.
2) Pembina Ambalan Penegak
a) Ambalan Penegak dibina oleh seorang Pembina Penegak dibantu oleh Pembantu
Pembina Penegak.
b) Satuan Puteri dibina oleh Pembina Puteri dan satuan putera dibina oleh Pembina
Putera.
c) Pembina Ambalan wajib:
(1) Mempersiapkan dan memberi kesempatan Penegak untuk membantu Pembina
di Satuan Siaga dan Penggalang;
(2) Menyerahkan penyelenggaraan suatu kegiatan secara tut wuri handayani
tanpa melepaskan pengawasan yang sewajarnya;
(3) Menganjurkan Penegak menjadi anggota salah satu Satuan Karya sesuai
minatnya, atau Sangga Kerja tanpa melepaskan diri dari satuannya;
(4) Mengusahakan kegiatan bakti masyarakat;
(5) Mendorong dan membimbing agar Penegak berusaha meningkatkan diri
(6) Mengikutsertakan Penegak dalam Dewan Satuan di Gudep dan Dewan Kerja di
tingkat Kwartirnya.
3) Pembinaan Kepemimpinan
a) Sangga dipimpin secara bergantian oleh seorang Pemimpin Sangga yang dipilih oleh
dan dari para anggota Sangga. Di antara Pemimpin Sangga dipilih salah seorang
untuk melaksanakan tugas di tingkat Ambalan yang disebut Pradana.
b) Untuk mengembangkan kepemimpinan di Ambalan dibentuk Dewan Ambalan
Penegak disingkat Dewan Penegak, dengan susunan sebagai berikut :
- Seorang Ketua yang disebut Pradana
- Seorang Pemangku Adat
- Seorang Kerani
- Seorang Bendahara
- Beberapa orang Anggota
Dewan Ambalan dipilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil pemimpin Sangga,
bersidang sekurang-kurangnya tiga bulan sekali untuk merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi program kegiatan, merekrut anggota baru, membantu Sangga dalam
mengintegrasikan anggota baru, dan menyiapkan materi yang akan dibahas dalam
Majelis Penegak.
c) Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka Penegak
dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri atas Anggota Dewan Penegak dan
Pembina. Dewan Kehormatan Penegak bersidang untuk membahas:
 Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
 Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap kode
kehormatan.
Pembina dan Pembantunya bertindak sebagai pengarah dan penasehat.
d) Majelis Penegak mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali atau
setiap kali diperlukan, dengan tugas:
 menyusun aturan-aturan yang mengikat bagi
seluruh anggota
 menetapkan sasaran tahunan untuk diajukan kepada Pembina Pasukan dan
diteruskan kepada Pembina Gudep yang selanjutnya dinyatakan dalam
rencana gudep

Halaman 53 dari 95
 membahas dan memberikan persetujuan kegiatan bersama kalender kegiatan
yang diajukan Dewan Penegak
 Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai
hak suara.

III. PENUTUP
Tolok ukur kemajuan dan keberhasilan Pendidikan Pendidikan Kepramukaan dapat dilihat dari kegiatan
di Gugusdepan. Oleh karena itu hendaknya Gugusdepan hendaknya:
1. Memiliki Rencana Kerja yang mantap
2. Memiliki Program Kerja yang praktis
3. Didukung Pembina Pramuka yang berkualitas
4. Bersama Mabigus dan tokoh masyarakat mengusahakan dukungan fasilitas dan dana kegiatan.
5. Secara berkala mengadakan pengarahan dan koordinasi dengan Pembina Satuan.

IV. WAKTU : 3 x 45 MENIT

Halaman 54 dari 95
BAHAN KURSUS 1.12

RAGAM KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Keterampilan kepramukaan merupakan keterampilan yang didapat seseorang pramuka dari
kegiatan kepramukaan yang diikutinya: keterampilan kepramukaan selalu siap untuk
dimanfaatkan sewaktu- waktu dalam menghadapi tantangan.
2. Kualitas keterampilan kepramukaan pada seseorang pramuka sedikitnya tergantung
pada:
a. golongan usia pramuka (S,G,T,D)
b. berapa lama pramuka tersebut mengikuti kegiatan kepramukaan
c. bagaimana kualitas pembinanya

II. MATERI POKOK


1. Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan untuk dimiliki Pramuka Penegak, karena
masyarakat mempunyai asumsi bahwa seseorang pramuka pasti memiliki keterampilan
kepramukaan yang dapat digunakan sebagai modal pramuka dalam kehidupannya sehari -
hari di masyarakat.
2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut di atas, Pembina Pramuka dituntut agar memiliki
seperangkat keterampilan kepramukaan. Keterampilan kepramukaan oleh Pembina Pramuka
dapat difungsikan sebagai media pendidikan/pembinaan watak Pramuka Penegak.
3. Keterampilan kepramukaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Keterampilan Spiritual.
• Keterampilan Emosional.
• Keterampilan Sosial (termasuk di dalamnya keterampilan manajerial).
• Keterampilan intelektual, dan
• Keterampilan fisik atau kinestetik.
4. Keterampilan Spiritual
Keterampilan Spiritual ialah keterampilan sikap dan perilaku seseorang pramuka yang dalam
keseharian mencerminkan perwujudan:
• pengamalan kaidah - kaidah agama yang dianutnya.
• pengalaman Prinsip Dasar Kepramukaan
• pengamalan melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka
• pengamalan mengamalkan Pancasila.
5. Keterampilan Emosional
Keterampilan Emosional ialah keterampilan menata emosi, sehingga yang bersangkutan antara lain
menjadi pramuka yang:
• cermat dalam menghadapi masalah,
• bijak dalam mengambil keputusan,
• sabar,
• tidak tergesa - gesa dalam menentukan sikap,
• menghormati lawan bicara,
• sopan,
• santun dalam berbicara,
• hormat kepada orang tua,
• ulet, tabah dan tangguh - pantang menyerah.
• Kreatif dan adaptif.
6 Keterampilan Sosial.
Keterampilan sosial ialah keterampilan-keterampilan yang muncul/timbul karena dorongan
Halaman 55 dari 95
kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya terhadap kebutuhan masyarakat,
diantaranya:
a. Keterampilan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
diantaranya:
1) keterampilan tentang kesehatan lapangan.
2) keterampilan dapur umum.
3) keterampilan tentang evakuasi.
4) keterampilam Search And Rescue (SAR).
b. Keterampilan tentang kesehatan masyarakat.
c. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat.
1) keterampilan pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara).
2) keterampilan pemadam kebakaran.
3) keterampilan konservasi tanah dan air.
4) Keterampilan tentang tanaman dan tanaman obat keluarga
(Toga).
d. Pengetahuan dan penghayatan tentang belanegara.
Keterampilan Manajerial ialah keterampilan merencanakan dan mengelola kegiatan sehingga mencapai
kesuksesan. Pramuka yang memiliki keterampilan manajerial, di antaranya memiliki keterampilan:
a. Kepemimpinan.
b. perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan.
c. Administrasi.
d. hubungan antar insani (relationship).
e. penyusunan pelaporan.

7. Keterampilan Fisik/Kinestetik
Keterampilan Fisik ialah keterampilan yang secara fisik menjadi kebutuhan Pramuka Penegak
bekal dalam mengatasi tantangan/ rintangan. Yang tergolong keterampilan pisik,
ialah:
a. Tali - temali

- simpul ujung tali , simpul untuk


menjaga agar tali tidak terurai.

Halaman 56 dari 95
Halaman 57 dari 95
Halaman 58 dari 95
Halaman 59 dari 95
Halaman 60 dari 95
Halaman 61 dari 95
Halaman 62 dari 95
d. Menaksir
- menaksir tinggi pohon/tiang.
- menaksir lebar sungai.
- menaksir berat, dll.
8. Pengetahuan tentang
9. Keterampilan Mengenal Alam
a. Kabut

Halaman 63 dari 95
* kabut tipis dan merata pertanda cuaca baik
* terang benderang di pagi hari pertanda buruk
* kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan
* udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda akan turun hujan di siang hari.
b. Matahari
* matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan diliputi garis-garis awan hitam pertanda
akan ada hujan
* matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik
* matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-kuningan pertanda
akan hujan lebat
* matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan ada hujan
* warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin yang cukup kencang
c. Binatang
* semut, akan tetap berada dalam liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi akan keluar dari
liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik
* ayam, akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan bahwa
hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi kalau ayam tersebut berteduh saat hujan turun
pertanda bahwa hujan akan berlangsung lama
* lalat, akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan; apabila beterbangan kian
kemari pertanda cuaca cerah.
* cacing, pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun pertanda akan datang
hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.
* tanda-tanda lain jika cuaca akan buruk :
- kucing, duduk dengan membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan
kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
- burung-burung, membasahi bulunya dengan paruhnya
- burung-burung laut, beterbangan menuju daratan
d. Pengetahuan sederhana tentang astronomi
Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: ), adalah
ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan
atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda
yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika
langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika
teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika

daripada astronomi.

Halaman 64 dari 95
Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi
mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis
tengahnya sekitar 93 km.
Cara mendapat informasi dalam Astronomi:
Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi
elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan, dalam
waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian astronomi secara
tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik yang diamati:
• Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan menganalisa
cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh mata (sekitar 400
- 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop, dengan CCD dan spektrograf.
• Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang gelombangnya lebih
panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir sama dengan astronomi
optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra merah. Teleskop Ruang Angkasa
digunakan untuk mengatasi gangguan pengamatan yang berasal dari atmosfer.
• Astronomi radio memakai alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan
panjang gelombang mm sampai cm. Penerimanya mirip dengan yang dipakai dalam
pengiriman siaran radio (yang memakai radiasi dari panjang gelombang itu).
Masyarakat tradisional
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama
menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan
dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam
pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu
peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata
letak bintang di langit.
Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa
pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku
adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion
dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain
untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan
arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah
sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya
disebut sebagai Bimasakti.
Masa modern
Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal abad-
17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de
Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda
kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr,
mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah
Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah
mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus
pada 1769 [1] . Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas
kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar,
dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal
Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.
Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang
ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena pada masa tersebut
belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti,
karena penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi.
Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi
dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.
Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi,
Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara langsung terkait dengan
Halaman 65 dari 95
penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.
Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia
adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, seperti Himpunan
Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta
yang selalu ramai dipadati pengunjung.
Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat
pengakuan di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal
Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa
SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia
Pasific. Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang
astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat
sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).

III. PENUTUP
Masyarakat berasumsi bahwa setiap Pramuka pasti memiliki keterampilan Kepramukaan kiranya
asumsi tersebut masuk akal juga, oleh karena itu menjadi kewajiban bagi kitalah untuk
memberikan bekal keterampilan kepada Pramuka dengan sebanyak-banyaknya yang meliputi :
keterampilan spiritual, keterampilan emosional, keterampilan manajerial, keterampilan fisik,
keterampilan mengenal alam dan keterampilan sosial.

IV. WAKTU: 4 X 45 MENIT

Halaman 66 dari 95
BAHAN KURSUS 1.13

SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM (SKU/TKU), SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN
KHUSUS (SKK/TKK), SYARAT DAN TANDA PRAMUKA GARUDA (SPG/TPG) DAN CARA
MENGUJI SKU, SKK DAN SPG, DAN PELANTIKAN PENGGALANG

I. PENDAHULUAN
1. Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh peserta
didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan
disematkan melalui upacara pelantikan.
2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang tertentu berdasarkan
pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik. Tanda Kecakapan Khusus
(TKK) diperoleh setelah melalui ujian-ujian dan disematkan pada upacara latihan mingguan.
3. Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi oleh
seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka Garuda. Untuk
memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-ujian dan disematkan
dalam upacara pelantikan.
4. Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus dan
Syarat Pramuka Garuda dititik beratkan kepada perkembangan proses kemampuan peserta
didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan

II. MATERI POKOK


A. SYARAT KECAKAPAN UMUM (SKU)
1. SKU Pramuka Penegak terdiri dari 2 tingkatan yaitu:
a. SKU Pramuka Penegak Bantara.
b. SKU Pramuka Penegak Laksana.
2. SKU Pramuka Penegak Bantara (terdiri dari 23 pokok kecakapan), SKU Pramuka Penegak
Laksana, (terdiri dari 23 pokok kecakapan), yang secara garis besar, dikelompokkan
menjadi:
a. Kemampuan pengamalan Satya dan Darma Pramuka.
b. Kemampuan berkebangsaan.
c. Kemampuan pemahaman AD dan ART Gerakan Pramuka.
d. Kemampuan menabung.
e. Kemampuan berperilaku beragama.
g. Kemampuan kepedulian terhadap masyarakat.
h. Kemampuan kepedulian pada lingkungan hidup.
i. Kemampuan keterampilan industri atas pilihan sendiri.
j. Kemampuan tentang sosial budaya.
k. Kemampuan kepemimpinan.
e. Kemampuan berorganisasi, administrasi gugusdepan dan administrasi keuangan.
m. Kemampuan sebagai Pembantu Pembina Siaga dan Penggalang.
3. Cara menyelesaikan SKU.
a. Dalam kegiatan kepramukaan SKU merupakan alat pendidikan yang harus diusahakan dapat
menjadi pendorong peserta didik untuk berusaha memiliki pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan yang dipersyaratkan untuk dapat berstatus anggota Gerakan Pramuka yang memiliki
tingkatan sesuai dengan SKU yang diselesaikannya.
b. Pembina Pramuka Penegak baik secara formal maupun informal selalu memberikan motivasi
kepada para Pramuka Penegak untuk menyelesaikan SKU pada tingkatan yang sesuai dengan
kondisi peserta didik masing-masing.
c. Cara menguji SKU.
1) Penyelesaian SKU dilaksanakan melalui ujian-ujian dengan cara informal oleh Pembina
atau Pembantu Pembinanya sendiri.
2) Materi apa yang diujikan, sesuai dengan permintaan/ kesiapan peserta didik dan
dilaksanakan secara individual.
3) Waktu pelaksanaan ujian ditentukan bersama antara peserta didik dengan Pembinanya
(Pembantu Pembinanya).
4) Penguji (Pembina/Pembantu Pembina) berusaha agar proses ujian itu dirasakan oleh
peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan
Halaman 67 dari 95
pengetahuan dan pengalamannya.
5) Ujian dilaksanakan secara individual dengan maksud agar pembina memperhatikan batas-
batas kemampuan mental/ spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik
yang bersangkutan.
6) Pembina yang menguji SKU hendaknya memperhatikan usaha, ikhtiar, ketekunan, dan
kesungguhan yang sudah diperbuat dalam proses ujian SKU.
7) Penguji membubuhkan parap pada kolom yang tersedia dalam SKU milik pramuka yang
diuji, setelah ujian tersebut dinyatakan berhasil (lulus).

B. TANDA KECAKAPAN UMUM (TKU)


1. Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada peserta
didik setelah menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh Pembinanya
(Pembantu Pembinanya).
2. TKU untuk Pramuka Penegak disematkan dipundak kiri dan kanan, dilakukan dalam suatu
upacara pelantikan kenaikan tingkat. Upacara pelantikan kenaikan tingkat pada Pramuka Penegak
dilaksanakan ketika terjadi kenaikan tingkat:
d. dari calon Pramuka Penegak menjadi Penegak Bantara.
e. dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana.
3. Para penyandang TKU hendaknya selalu berusaha menjaga kualitasnya sehingga dapat menjadi
contoh dan panutan teman-temannya, di samping itu yang bersangkutan mempunyai hak untuk
menyelesaikan SKU berikutnya.
4. Tanda Kecakapan yang sudah ditempel pada lengan baju peserta didik bilamana ternyata tidak
dapat dipertanggungjawabkan karena tidak didukung oleh kemampuan pemiliknya, maka
pemilikan tanda kecakapan tersebut dapat dilepas/dicabut.

C. SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)


1. SKK Pramuka Penegak.
a. Tingkatan SKK Pramuka Penegak
- Tingkat Purwa.
- Tingkat Madya.
- Tingkat Utama.
b. Macam-macam dan contoh SKK Pramuka Penegak.
2. Bidang Agama, Mental, Moral, Spritual, merupakan pembentukan pribadi dan watak, di
antaranya SKK Sholat, SKK Khatib, SKK Qori dan SKK Penabung.
3. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya, di antaranya SKK Pengatur Ruangan, SKK Pemimpin
Menyanyi, SKK Pelukis dan SKK Juru Gambar.
4. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan diantaranya yaitu SKK Pengamat, SKK Penyelidik, SKK
Perenang dan SKK Juru Layar. Bidang Keterampilan dan Tehnik Pembangunan:
• SKK Peternak Sutera, SKK Peternak Kelinci, SKK Peternak Lebah, SKK Peternak Itik,
SKK Peternak Ayam, SKK Penangkap Ikan,
• SKK Juru Kebun, SKK Penenun, SKK Juru Bambu, SKK Juru Anyam, SKK Juru Kayu,
SKK Juru Logam, SKK Juru Kulit, SKK Penjilid Buku, SKK Juru Potret,
• SKK Pengendara Sepeda, SKK Pencinta Dirgantara, SKK Pengenal Cuaca, SKK
Pengumpul Prangko, SKK pengumpul Lencana, SKK Pengumpul Mata Uang,
• SKK Pengumpul Tanaman Kering (Herbarium), SKK pengumpul Tanaman Hidup,
• SKK Juru Semboyan, SKK Pembuat Pesawat Model, SKK Komunikasi, SKK Pesawat
Udara, SKK Navigasi Udara, SKK Petani Padi, SKK Juru Peta, SKK Navigasi Laut, SKK
Juru Isyarat bendera, SKK Pelaut, SKK Juru Isyarat Optik, SKK Perencana Kapal, SKK
Perahu Motor'
• SKK Perisalahan Hutan, SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan, SKK Penginderaan Jauh,
SKK Pengenalan Jenis Pohon, SKK Pencacahan Pohon SKK Kerajinan Hutan, SKK
Konservasi Kawasan dll.
5. Bidang Sosial, Perikemanusian, Gotong-royong, Keterlibatan Masyarakat, Perdamaian Dunia
dan Lingkungan Hidup, diantaranya yaitu:
• SKK Pemadam Kebakaran, SKK Pengamanan Lalu Lintas, SKK Pengamanan
Kampung/Desa, SKK Penunjuk Jalan,
• SKK Pembantu Ibu, SKK Penerima Tamu,
Halaman 68 dari 95
• SKK Juru Penerang, SKK Korespondensi,
• SKK P3K, SKK Perawat Anak, SKK Perawat Keluarga, SKK Keadaan Darurat
Penerbangan, SKK Keadaan Darurat Laut dll.
Cara menyelesaikan SKK Pramuka Penegak.
a. Penyelesaian SKK dilakukan melalui proses ujian. Dalam pengujian pembina/penguji hendaknya:
1) berusaha agar dapat dirasakan oleh yang bersangkutan sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalamannya;
2) memperhatikan batas-batas kemampuan sebagai mana tercantum dalam SKK yang
diujikan;
3) menekankan pada hasil usaha yang dicapai oleh peserta didik.
b. Peserta didik memiliki sendiri macam SKK yang akan diselesaikannya.
c. Waktu ujian dilakukan atas dasar kesepakatan antara peserta didik dengan pengujinya.
d. Penguji SKK adalah anggota dewasa yang berkompeten dan selaras dengan SKK yang
ditempuh, sehingga penguji SKK dimungkinkan:
1) Pembina/pembantu pembina.
2) Orang tua pramuka, dengan sepengetahuan pembinanya.
3) Seorang yang memiliki keahlian sebagaimana tercantum dalam SKK yang ditempuh,
dengan sepengetahuan pembinanya.
e. Mereka yang berhasil akan diberikan penghargaan berupa Tanda Kecakapan Khusus.
D. TANDA KECAKAPAN KHUSUS (TKK)
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Penegak.
a. Bentuk TKK Pramuka Penegak:
1) TKK Tingkat Purwa berbentuk lingkaran dengan berdiameter 2,5 cm dan berbingkai 2
mm berwarna kuning.
2) TKK Tingkat Madya berbentuk segi empat bujur sangkar dengan diameter 2,5 cm dan
berbingkai 2mm berwarna kuning.
3) TKK tingkat Utama berbentuk segilima beraturan dengan sisi 2,5 cm dan berbingkai
2mm berwarna kuning.
b.Warna dasar TKK Pramuka Penegak.
1) Kuning, untuk TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan pribadi dan
watak.
2) Merah, untuk TKK Bidang Patriotisme dan Seni budaya.
3) Putih, untuk TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan.
4) Hijau, untuk TKK Bidang Keterampilan dan Tehnik Pembangunan.
5) Biru, untuk TKK Bidang Sosial, Perikemanusian, Gotong- royong, Ketertiban, Masyarakat,
Perdamaian dunia, dan Lingkungan hidup.
c. TKK diberikan kepada peserta didik setelah meyelesaikan SKK oleh Pembinanya dalam suatu
upacara.
d. Pemegang TKK harus dapat mempertanggungjawabkan kecakapan pada bidang pengetahuan
sebagaimana tercantum dalam SKK-nya, dan selalu berusaha untuk dapat meningkatkannya dengan
meraih TKK-TKK lainnya diganti dengan pada tingkatan berikutnya sampai ke tingkat utama dan
selanjutnya menempuh TKK lainnya, dan seterusnya.

E. Pramuka Penegak Garuda


1. Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak
Seorang Pramuka Penegak ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. menjadi contoh yang baik dalam gugusdepan, di rumah, di sekolah atau di lingkungan
pergaulannya, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma;
b. memahami Undang-undang Dasar 1945;
c. telah menyelesaikan SKU tingkat Penegak Laksana;
d. memiliki TKK untuk Pramuka Penegak sedikitnya 10 (sepuluh) macam dari 3 (tiga) bidang
TKK, sedikitnya 1(satu) macam TKK tingkat utama, dan 3 (tiga) macam tingkat madya, yaitu:
1) 5 (lima) buah, TKK wajib yang dipilih di antara TKK P3K, TKK Pengatur Rumah, TKK Juru
Masak, TKK Berkemah, TKK Penabung, TKK Penjahit, TKK Juru Kebun, TKK Pengaman
Kampung, TKK Pengamat, TKK bidang Olah raga;
Halaman 69 dari 95
2) 5 (lima) buah TKK pilihan yang dapat dipilih antara TKK yang telah ditetapkan dengan
keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka;
e. sedikitnya sudah 3(tiga) kali mengikuti pertemuan-pertemuan Pramuka Penegak, di tingkat
ranting, cabang, daerah, nasional atau internasional.
f. menjadi anggota salah satu Saka, dan dapat menyelenggarakan suatu proyek produktif yang
bersifat perorangan atau bersifat bersama, sesuai dengan Saka yang diikutinya;
g. dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur.
h. dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni
budaya, atau membantu menyelenggarakan pertunjukkan kesenian;
i. dapat menjalankan dan memimpin salah satu cabang olahraga, yang dipilih dari cabang
olahraga, atletik, renang, senam, beladiri, gerak jalan atau cabang olah raga
lainnya;
j. pernah ikut serta dalam kegiatan memikirkan merencanakan, melaksanakan dan menilai
kegiatan pembangunan masyarakat lingkungannya.
2. Hak dan kewajiban
a. Seorang Pamuka yang telah memenuhi SPG berhak untuk ditetapkan sebagai Pramuka
Garuda, dan berhak menerima serta mengenakan TPG.
b. Untuk menghargai usaha yang sungguh-sungguh itu maka pemberian TPG kepada yang
berhak dilaksanakan dalam suatu upacara, dilakukan oleh Ketua Kwartir yang
bersangkutan atau wakilnya.
c. Untuk Gugusdepan Gerakan Pramuka di luar negeri, pemberian TPG dapat dilaksanakan oleh
kepala Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia setempat selaku Kamabigus.
d. Seorang Pramuka yang menerima TPG berkewajiban :
1) menjaga nama pribadi dan menigkatkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi
teladan, baik bagi Pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda lainnya.
2) mendorong, membantu dan menggiatkan teman-teman pramuka lainnya untuk
memenuhi SPG.
3. Tim Penilai
a. Tim Penilai
1) penilai calon Pramuka Garuda adalah tim yang diangkat oleh ketua kwartir terdiri dari
pembina satuannya, pembina gugusdepan, andalan, orang tua dan tokoh masyarakat
setempat;
2) khusus untuk gugusdepan di luar negeri, tim penilai dapat diangkat oleh Ketua Majelis
Pembimbing Gugusdepan;
3) tim penilai dibentuk atas permintaan Pembina Gugusdepan yang mencalonkan Pramuka
Garuda.
b. Tugas Pembina Pramuka
1) setiap Pembina Pramuka wajib mendorong, membimbing dan membantu peserta
didiknya, agar mereka tertarik dan giat berusaha untuk menjadi Pramuka
Garuda;
2) setiap Pembina Pramuka wajib memberi keterangan tertulis yang sesungguhnya tentang
diri calon Pramuka Garuda, kepada Tim Penilai.
4. Cara menilai SPG
a. Dalam menilai seorang calon Pramuka Garuda, Tim Penilai wajib memperhatikan:
1) keadaan lingkungan setempat
2) keadaan dan sifat calon Pramuka Garuda, yaitu:
putera atau puteri, usia, keadaan jasmani dan rohani, bakat, kecerdasan, ketangkasan,
keterampilan serta usaha yang telah dilakukannya.
3) keterangan tertulis dari pihak-pihak yang mempunyai sangkut paut dengan kegiatan
calon Pramuka Garuda, antara lain dari guru, orang tua/wali, pembinanya, dll.
b. Penilaian atas calon Pramuka Garuda dilakukan untuk perorangan.
c. Penilaian dilakukan dengan cara:
1) wawancara langsung;
2) pengamatan langsung;
Halaman 70 dari 95
3) membaca dan mendengar keterangan dari pihak ketiga.
4) mengisi formulir penilaian Pramuka Garuda.
5. TPG untuk Pramuka Penegak
a. Bentuk, gambar dan warna
1) TPG dari logam berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi masing-masing 2,5
cm dan bingkai selebar 2 mm.
2) Di tengah bentuk segi lima tersebut terdapat gambar relief (gambar timbul) seekor
Garuda dengan sayap terbuka, dengan lambang Gerakan Pramuka di dadanya dan
sehelai Pita yang digenggam oleh kedua cakarnya bertulis "SETIA-SIAP-SEDIA"
3) Warna bingkai, Burung Garuda dan pita adalah kuning emas, warna tulisan hitam, dan
warna dasar/latar belakang kuning.
4) Pita kalung lebar berukuran lebih kurang 2,5 x 60 cm, berwarna
- putih disisi tepinya (kiri dan kanan) selebar lebih kurang 0,4 cm
- merah di tengah selebar lebih kurang 1,7 cm.
- panjang pita jika dikenakan, TPG tepat di atas ujung tulang dadanya.
5) TPG dari kain (sebagai duplikat) mempunyai bentuk, gambar, warna, tulisan dan ukuran
yang sama dengan ketentuan-ketentuan di atas, hanya tidak menggunakan atau
digantungkan pada pita TPG dari kain ditempel di atas saku kanan di atas bintang tahunan,
tigor dll.
b. Arti lambang TPG
1) bentuk segi lima mencerminkan Pancasila
2) gambar garuda terbang menggambarkan kekuatan besar pada dirinya untuk mencapai
cita- cita yang tinggi, berindak dengan jiwa pramuka yang berkembang dalam dadanya
dan berpegang pada semboyan "SETIA - SIAP - SEDIA"
3) pada masing-masing sayap tertulis 17 bulu, pada ekor terdapat 8 helai bulu, sedang pada
pangkal sayap dan dada terdapat 45 helai bulu. Ini mengkiaskan bahwa setiap Pramuka
Garuda harus bersemangat perjuangan atas dasar nilai-nilai 17-8-1945.
Lambang Gerakan Pramuka di dada garuda digantungkan dengan rantai yang terdiri atas
10 buah mata rantai (Dasa Darma) dan pita yang digenggamnya terlipat menjadi 3
bagian (Tri Satya) dan ujung-ujung pita terpotong menjadi 2 bagian (Dwi satya dan dwi
darma) Arti Semboyan "SETIA - SIAP - SEDIA"
- SETIA artinya seorang Pramuka Garuda akan selalu setia kepada Tuhan, bangsa dan
negara, pimpinan dan keluarganya.
- SIAP artinya seorang Pramuka Garuda akan selalu siap untuk berbuat kebajikan dan
berbuat jasa setiap waktu.
- SEDIA artinya seorang Pramuka Garuda akan selalu mempunyai rasa kesediaan atau
keihlasan untuk berbakti.
c. TPG disematkan pada suatu upacara pemberian TPG

G. Pelantikan dalam Ambalan Penegak


Upacara pelantikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan dan pengesahan
terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya.

Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara


Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya.
Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan
Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan
kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat
dipimpin oleh Pradama/Petugas.
Halaman 71 dari 95
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah
Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul
dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk
kembali ke sangganya.

Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang
bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah
Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang
Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak

Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan
dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

III. KESIMPULAN
Pelaksanaan pemenuhan SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG dan pelantikan dalam kepramukaan berfungsi
sebagai alat pendidikan dan sekaligus merupakan perwujudan dari penerapan metode kepramukaan. Oleh
karena itu Pembina Pramuka hendaknya selalu memberikan motivasi dan stimulasi kepada peserta didik
untuk menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum, Khusus maupun Syarat Kecakapan Pramuka
Garuda sehingga mibat dan bakatnya berkembang, serta menjadi teladan bagi anggota pramuka
lainnya, teman-temannya baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitarnya.

IV. WAKTU: 4 X 45 MENIT

Halaman 72 dari 95
BAHAN KURSUS 1.14

TEKNIK PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PENEGAK

I. PENDAHULUAN
Berlatih merupakan salah satu kegiatan rutin dalam Gerakan Pramuka yang diadakan oleh masing-masing
Gugus Depan. Demi kelancaran dan suksesnya kegiatan kepramukaan pada Gugus Depan maka diperlukan
teknik untuk menyusun "Program Latihan".

II. MATERI POKOK


1. Program latihan adalah rangkaian kegiatan yang diberikan kepada anggota Gerakan Pramuka untuk
mencapai suatu kecakapan, baik Kecakapan Umum maupun Kecakapan Khusus. Dalam menyusun
program latihan ini, kita berpedoman pada SKU dan SKK sebagai tolak ukur pencapaian kecakapan
anggota Gerakan Pramuka.
2. Contoh program tahunan, semester, dan bulanan berpedoman pada Sistem Administrasi Satuan (Minsat)

Minsat 8. Program Kerja Tahunan Gugusdepan

PROGRAM KERJA TAHUNAN


GUGUSDEPAN.................................TAHUN.............

I. BIDANG KEGIATAN DAN LATIHAN PE5ERTA DIDIK


1. Penegak
a. Pencapaian SKU
Meningkatkan latihan pramuka penegak:
1) Bantara 2) Laksana
b. Pencapaian SKK
Berusaha untuk pencapaian SKK 10 macam meliputi:
1) 2 macam SKK Agama
2) 2 macam SKK Patriotisme dan Seni Budaya
3) 2 macam SKK Ketangkasan dan Teknik Kesehatan
4) 2 macam SKK Keterampilan dan Teknik Pembangunan
5) 2 macam SKK Sosial, Perikemanusian, Gotong Royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian
Dunia, dan Lingkungan Hidup.
c. Menyiapkan penegak Garuda
Menyiapakan siaga garuda sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
d. LDK dan KPDK ………………………………………………………………… 1 kali
e. Perkajusami ……………………..……………..………………………………. 2 kali
f. Perkemahan besar penegak …………………………………………………….. 1 kali
g. Dianpinsat ………………………….……………….…………………………. 1 kali
h. Bakti lingkungan ………………….….……….…………………………………2 kali
i. Satuan Karya …………………….……..………………………………………..2 kali
j. Musam …………………………..……….………………………………………1 kali
I. EGIATAN BERSAMA ANTAR SATUAN DALAM GUGUS DEPAN
1. Ulang tahun gugus depan
2. Hari-hari besar agama dan hari-hari besar nasional (Hari pramuka, sumpah pemuda, dan kesaktin
pancasila, HUT RI, dan Natal, Maulid, Isra, Idulfitri, Iduladha)
3. Bakti masyarakat di lingkungan di mana gugus depan berada.
4. Latihan Gabungan

Halaman 73 dari 95
II. BIDANG PENDIDIKAN ORANG DEWASA
1. Mengikutsertakan para pembina atau guru untuk mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh
Kwartir Cabang.
2. Mengikutsertakan pembina atau guru untuk mengikuti pertemuan-pertemuan pembina yang
diselenggarakan oleh kwartir.
III. BIDANG TANDA PENGHARGAAN
1. Sistem penghargaan dijalankan sesuai dengan sebagaimana mestinya.
2. TKK untuk peserta didik harus disesuaikan dengan kemajuan zaman.

IV. BIDANG TANDA PENGHARGAAN


1. Sistem Penghargaan dijalankan sebagaimana mestinya
2. TKK untuk Penegak dan Pandega harus disesuaikan dengan kemajuan zaman.

V. BIDANG SARANA DAN ADMINISTRASI


Mengusahakan tersedianya:
1. Buku-buku pegangan pembina
2. Perlengkapan alat-lat dan bahan kegiatan penegak
3. Sanggar bakti gugusdepan (sekretariat)
4. Papan nama gugusdepan, stempel surat, dan perangkat buku-buku administrasi.
5. Surat perizinan kegiatan dibuat sesuai dengan kebutuhan.
6. Hendaknya jika dimungkinkan dapat diusahakan asuransi.
7. Kartu Tanda Anggota (KTA)
IV. BIDANG KEUANGAN
1. Rencana Pemasukan
a. Iuran anggota ……………………………………………… Rp ……………….
b. Sumbangan Mabigus ……………………...……………….. Rp ………………..
c. Anggaran Dana BOS ……………………………………….. Rp ………………..
Rp ..........................
2. Rencana Pengeluaran
a. Biaya kegiatan perindukan siaga ………………………….. Rp ……………..……
b. Biaya kegiatan pasukan Penggalang ………………...……. Rp ………………….
c. Biaya kegiatan gugus depan …………………….………… Rp …………….……
d. Biaya pengadaan alat-alat latihan …………………………. Rp ………………….
3. Usaha Dana
Kekurangan rencana biaya sebesar Rp ………………………………..… diupayakan dengan
mengadakan usaha (misal sumbangan sukarela yang tidak mengikat yang tidak bertentangan dengan
AD/ART Gerakan Pramuka).
Ditetapakan di : ……………….
Pada tanggal : ……………….
Ketua Gugus Depan,

(…………………………………)
NTA

Halaman 74 dari 95
Minsat 10. Program Kerja 6 Bulan Ambalan Penegak

NO KEGIATAN BULAN JUMLAH KETERA


1 2 3 4 5 6 PENEGAK NGAN
1. Penerimaan dari gol. (G) ke (T)
2. Latihan mencapai SKU Penegak Bantara
3. Ujian SKU Penegak Bantara
4. Pelantikan Penegak Bantara
5. Latihan mencapai SKU Penegak Laksana
6. Ujian SKU Penegak Laksana
7. Pelantikan Kenaikan Tingkat (Laksana)
8. Latihan SKK................
9. Latihan SKK................
10. Menyiapkan Penegak Garuda
11. Kenaikan Penegak ke Penegak
12. Dianpinsat
13. Perkemahan dekat (Persami)
14. Perkemahan jauh
15. LPK
16. KPDK
17. Musam
18. Musppanitera
19. Gladi tangguh
20. Kegiatan lainya

Mengetahui, ....................., .... ................


Ka. Mabigus, Pembina Gudep,

( .............................. ) ( .............................. )

Halaman 75 dari 95
Minsat 14. Program Latihan Mingguan.

GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN MEMPAWAH
(…..….-………) ………………………………………………………..
PANGKALAN SMA ………………………………..
PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK PENEGAK
LATIHAN MINGGU KE……

Hari : Moto: Hari Bersejarah:


Tanggal : Tema: Tanggal Bersejarah :

NO. WAKTU KEGIATAN SASARAN Pencapaian ACARA ALAT/ PETUGAS KET.


SELINGAN BAHAN
SKU SKK

Mengetahui, …………, ………………20


Ketua Gudep Pembina Pengeak

(………………………………….) (………………………………….)
NTA NTA

WAKTU: 2 X 45 MENIT

Halaman 76 dari 95
Lampiran 6 :
Form Rencana Membina (RM) dan Form Rencana Melatih (RM)

RENCANA MEMBINA KMD/ KML


……………………………………..
Topik :
Durasi :

A. Tujuan

B. Materi

C. Metode

D. Langkah-Langkah Membina
1. Pendahuluan

2. Kegiatan Inti

3. Penutup

E. Sumber Belajar dan Media

F. Penilaian

Mengetahui
Pelatih Pendamping, Calon Pembina

Halaman 77 dari 95
MEDIA MEMBINA

I. PENDAHULUAN
Kegiatan kepramukaan harus berlandaskan prinsip dasar kepramukaan dan dilaksanakan berdasarkan
metode kepramukaan antara lain dalam kegiatan menarik dan menantang yang mengandung unsur
pendidikan. Agar kegiatan menarik peserta didik maka harus dilakukan dengan berbagai media
latihan/pembelajaran.

II. MATERI POKOK


Agar kegiatan latihan dapat menarik dan tidak menjemukan, selain variasi metode yang akan digunakan
maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah media atau alat bantu pendukung proses pembelajaran.
1. Ditinjau dari keasliannya media dapat dibedakan:
a. Benda asli, benda yang sesungguhnya
b. Benda tiruan atau model, benda yang dibuat dari bahan lain tetapi bentuknya seperti benda asli;
mungkin ukuranya lebih kecil.
2. Media gambar (Media yang berbentuk gambar)
a. Gambar atau lukisan
b. Foto atau slide
c. Film atau video
3. Media Cetak dan Elektronik (Media yang berbentuk cetakan atau tulisan)
a. Surat kabar, majalah, bulletin, brosul
b. Surat, kartu nama, kartu undangan
c. LCD/Proyektor
d. Internet
4. Bahan alam disekitarnya
a. Tumbuhan hidup atau yang dikeringkan, daun kering, dan lain-lain
b. Binatang
c. Pasir, tanah liat, kayu, batu, dan lain-lain.
d. Buku
5. Perlengkapan Pramuka
a. Tali, tongkat, pluit
b. Peta, kompas, tropong, dan lain-lain.
c. Bendera mores, bendera smaphore
6. Perlengkapan Keterampilan
a. Pisau, belati, kapak
b. Alat masak dan lainya
7. Perlengkapan Permainan
a. Bola (bebaragai macam)
b. Alat olahrga
c. Macam-macam mainan
8. Barang habis pakai
a. Kaleng susu, kaleng mentega, kaleng roti
b. Bungkus rokok, kotak korek api
c. Botol kecap, dan lain-lain.

III. WAKTU PENYAMPAIAN MATERI TEKNIK PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN SIAGA : 3


X 45 MENIT

Halaman 78 dari 95
BAHAN KURSUS 1.15

RAGAM UPACARA DALAM SATUAN PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Upacara sebagai alat pendidikan. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang
teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
2. Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur
sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila seperti tercantum dalam Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka.

II. MATERI POKOK


Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsur-unsur pokok sebagai berikut.
a. Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa
peserta didik.
b. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan perkembangan
jiwanya masih terpusat pada orang tua/Pembina.
c. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah bentuk angkare, karena perhatian dan
perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.
d. Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena
perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
e. Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk barisan yang digunakan
ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur
f. Pada upacara di luar Gerakan Pramuka, pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan
yang disusun oleh penyelenggaranya.

g. Dalam pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada :


1) pengibaran Sang Merah Putih,
2) pembacaan Pancasila
3) pembacaan Kode Kehormatan Pramuka, dan
4) doa

Pt. 37. Macam upacara di Ambalan Penegak


Macam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Penerimaan Tamu
d. Upacara Penerimaan Calon
e. Upacara Pelantikan
f. Upacara Kenaikan Tingkat

Halaman 79 dari 95
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
i. Upacara Pelepasan.

Pt. 38. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak


Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
c. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat
Pemimpin Sangga.
f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.
h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
j. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 39. Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang


Jalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
c. 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
d. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.
e. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
f. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
i. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
j. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
k. Pradana membubarkan barisan.

Pt. 40. Upacara Penerimaan Tamu


Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan
Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.
d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 41. Upacara Penerimaan Calon Penegak

Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan,
dengan jalan sebagai berikut :
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.

Halaman 80 dari 95
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara


Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya.
Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan
Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan
kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat
dipimpin oleh Pradama/Petugas.
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah
Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul
dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk
kembali ke sangganya.

Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang
bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah
Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang
Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak

Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan
dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Pt. 45. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega

Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

Halaman 81 dari 95
b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak.
c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.
f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.

Pt. 46. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat

Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar
pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.

III. PENUTUP
1. Mengingat bahwa pertemuan dan upacara di satuan Pramuka itu sebagai alat pendidikan, para pembina
hendaknya dapat menciptakan berbagai ragam pertemuan dan upacara
menurut keadaan setempat.
2. Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi isi unsur-unsur
pokok dalam upacara Gerakan Pramuka
3. Petunjuk penyelenggaraan Tata Upacara dalam Gerakan Pramuka tercantum pada Keputusan Kwarnas Nomor
178 Tahun 1979.

III. WAKTU : 3 X 45 MENIT

Halaman 82 dari 95
BAHAN KURSUS 1.16

RAGAM PERTEMUAN PENEGAK

I. PENDAHULUAN
1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, sebagai suplemen dan komplemen
pendidikan disekolah dan pendidikan dikeluarga yang dilakukan dialam terbuka dalam bentuk kegiatan
menarik, menantang dan menyenangkan,sehat dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar
KePramukaan dan Metode KePramukaan yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya
watak,kepribadian dan budi pekerti luhur.
2. Pertemuan adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan,serta
semangat kerjasama dan disiplin. Untuk itu pertemuan agar diselenggarakan sesering mungkin.
3. Pertemuan merupakan alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.

II. MATERI POKOK


1. Agar Pertemuan Pramuka dapat berfungsi sebagai alat pendidikan, hendaknya:
a. ditetapkan dengan jelas sasaran pertemuan sehingga dapat diukur keberhasilannya;
b. acara kegiatan disusun oleh peserta didik dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
mereka serta memperhatikan pula kepentingan dan kebutuhan masyarakat dilingkungan lokasi
pertemuan;
c. kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan serta Sistem Among, dengan didampingi oleh Pembina;
d. memerankan semaksimal mungkin para peserta pertemuan untuk mengelola dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang telah mereka sepakati bersama. Kalau
kegiatan yang mereka rencanakan sendiri, mereka kelola sendiri, mereka laksanakan sendiri
dan mereka evaluasi sendiri ini dapat berjalan dengan lancar, pasti dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut terjadi proses:
1) belajar sambil melakukan (learning by doing);
2) belajar sambil mengajar (learning by teaching);
3) berbuat untuk belajar (doing to learn);
4) belajar untuk mencari nafkah (learning to live);
5) mencari nafkah untuk hidup (earning to live);
6) belajar untuk hidup bersama dalam keanekaragaman budaya (learning to live together);
7) hidup untuk berbakti (living to serve).
2. Jenis pertemuan Pramuka Penegak
a. Pertemuan berkala/rutin dilaksanakan di wadah-wadah pembinaan Pramuka Penegak:
1) Ambalan/gugusdepan;
2) Satuan Karya Pramuka (Saka);
3) DKR, DKC, KDK, DKN.
b. Pertemuan bersama.
Pertemuan Penegak sebagian besar adalah berbentuk perkemahan. Di sinilah semua ranah
pendidikan (area development) secara lengkap bisa dilakukan dalam upaya pendidikan
karakter. Jenis-jenis pertemuan/perkemahan bagi Pramuka Penegak, di antaranya
ialah:
1) Raimuna; Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera.
2) Perkemahan Wirakarya (PW).
3) Perkemahan Bakti Satuan Karya (Pertisaka).

Halaman 83 dari 95
4) Musyawarah Penegak Puteri Putera (Musppanitra).
5) Temu Satuan Karya Pramuka (Temu Saka).
6) Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK).
7) Seminar, Lokakarya, Diskusi Pramuka Penegak.

III.PENUTUP
Memberikan kepercayaan kepada para Pramuka Penegak dalam proses penyusunan perencana,
pemrograman, pelaksana sampai ke proses penilaian kegiatan (dengan bimbingan
pembinanya) dikandung maksudnya agar:
a. sedini mungkin mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik atas acara kegiatan yang
diprogramkanya;
b. membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari agar semua kegiatan yang akan
dilakukan hendaknya dikelola dengan baik;
c. mengembangkan jiwa kepemimpinan;
d. mengembangkan keterampilan manajerial;
e. memahami bahwa dalam kegiatan/kehidupan sehari-hari itu pasti akan muncul
hambatan/tantangan; dan melatih agar bagaimana mengatasi hambatan/tantangan
tersebut.

IV.WAKTU : 4 x 45 menit

Halaman 111 dari 95


BAHAN KURSUS 1.17

CARA BERKEMAH YANG BAIK

I. PENDAHULUAN
1. Berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh dengan muatan pendidikan yang
akan mengembangkan secara efektif dan efisien atas proses pendidikan spiritual, emosional,
sosial,intelektual, dan fisik.
2. Berkemah sebagai media proses pendidikan di alam terbuka perlu dilakukan secara
reguler/periodic karena dengan perkemahan proses pemantapan spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik. Akan terbina dan terkembangkan secara efektif dan efisien.

II. MATERI POKOK


1. Tujuan dan sasaran Penyelenggaraan Perkemahan
a. Tujuan
Berkemah bertujuan untuk menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan menggunakan
Metode Kepramukaan dalam kehidupan Pramuka Siaga sesuai dengan tingkat perkembangan
jiwa mereka.
b. Sasaran
Setelah mengikuti perkemahan mampu :
1) meningkatkan kepeduliannya terhadap sesamanya, karena sadar bahwa dalam kegiatan
selalu terjadi proses saling ketergantungan antara teman yang satu dengan lainnya.
2) hidup bergotong royong.
3) menyadari bahwa daya kreasi, ketangkasan dan keterampilan itu, harus dimiliki dan
dikembangkan oleh setiap anak.
4) meningkat rasa percaya dirinya.
5) bertambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kemampuan kreatifnya.
6) terbina jiwa kemandiriannya.
7) meningkatkan kecintaannya pada tanah air dan bangsa
8) meningkat ketaqwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Agar berkemah dapat berfungsi sebagai media pendidikan, kita hendaknya memperhatikan hal -
hal sebagai berikut :
a. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
b. Pemilihan lokasi perkemahan yang tepat.
c. Pengaturan perkampungan perkemahan
d. Perlengkapan perkemahan yang memadai
e. Manajemen perkemahan dan mekanisasi kegiatan yang tertata rapi.
3. Kegiatan dalam perkemahaan.
Berkemah merupakan kegiatan yang komplek yang dilaksanakan di alam terbuka yang
menantang,
menarik dan menyenangkan, tidak hanya bagi anak dan pemuda tetapi juga bagi orang dewasa,
oleh karena itu kegiatan apa saja dan bagaimana proses pelaksanaannya hendaknya dipersiapkan
dengan sebaik – baiknya
a. Acara kegiatan dalam perkemahan antara lain sebagai berikut :
1) kegiatan persaudaraan
2) penjelajahan
3) lintas alam
- climbing ( panjat tebing )
- caving ( penjelajahan dalam goa )
- mountaineering ( pendakian )
- teknologi tepat guna : mengatasi kebutuhan air bersih
Halaman 112 dari 95
4) bakti masyarakat
- penghijauan
- sanitasi lingkungan
- penyelenggaraan posyandu
- penanggulangan buta aksara dan angka
- penyuluhan rumah sehat, dll.
5) olah raga
6) Seni budaya
- pentas seni
- api unggun
- melukis
- memantung pasir, dll
7) pengetahuan / teknologi / keterampilan kepramukaan :
- kelestarian lingkungan
- konservasi alam
- teknologi tepat guna : mengatasi kebutuhan air bersih, membuat jambatan darurat, dll
8) kemasyarakatan
9) keagaman
b. Pelaksanaan Kegiatan
Baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan perkemahan pembina pramuka
Siaga, hendaknya mengikut sertakan mereka agar mereka terlibat langsung dalam
upaya memfungsikan mereka sebagai subyek pendidikan
4. Pemilihan Lokasi Perkemahan
Lokasi perkemahan yang baik, diantaranya memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. dialam terbuka yang bebas polusi.
b. lokasi bertanah rata dan sedikit miring.
c. terdapat pohon pelindung.
e. pemandangan di sekitar lokasi menarik
f. terdapat arena kegiatan bersama bertualang
g. aman
h. tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan perkampungan penduduk.
i. tidak terlalu jauh dari pasar, pos keamanan, dan pos kesehatan.
j. dekat bangunan (sebagai cadangan jika hujan)
5. Pengaturan Perkampungan Perkemahan.
a. Perkemahan putera terpisah dengan perkemahan puteri.
b. Perkemahan ditata sedemikian rupa sehingga terkesan merupakan perkampungan yang dapat
disusun dalam kelompok: RT, RW, (disesuaikan dengan jumlah peserta perkemahan).
c. Masing-masing unit perkemahan hendaknya dilengakapi dengan:
1) tenda utama (tenda tidur)
2) tenda dapur
3) jemuran
4) rak piring
5) rak sepatu
6) meja makan
7) pagar dan gapura
8) tempat sampah / galian tanah
9) galian parit di sekelilling tenda
Dalam pelaksanaanya kelengkapan tersebut diatas sebagian besar disiapkan terlebih dulu oleh
Pembina dan panitia pramuka siaga diberi kesempatan misalnya memasang tali jemuran,
memasang tali pagar, menata alat/kelengkapan ditempat yang telah
disiapkan,menggantungkan hiasan-hiasan yang dibawa.Kegiatan ini sangat berarti bagi
mereka karena disini mereka akan mengadakan pembagian tugas dan berdiskusi. Hal ini
merupakan pengalaman kegiatan pertama diperkemahan.
d. Di RW tersedia lapangan untuk kegiatan dan upacara.
6. Perlengkapan Perkemahan
Halaman 113 dari 95
Perlengakapan perkemahan yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan dalam perkemahan di
antaranya terdiri dari :
a. Perlengkapan pribadi.
1) pakaian seragam pramuka, olah raga, kerja, harian.
2) obatan-obatan pribadi (sesuai dengan yang biasa digunakan ketika menyandang sakit).
3) perlengkapan kegiatan : kompas, peluit, meja dada, senter, tali, tongkat, dll.
b. Perlengkapan Barung Regu/Sangga/Kelompok.
1) tenda tidur, tenda dapur
2) perlengkapan perkemahan: tongkat, tali, alat memasak,(jika diperlukan).
3) perlengkapan kegiatan: radio FM, perlengkapan P3k, perlengkapan untuk bakti masyarakat.
c. Perlengkapan Panitia:
1) alat - alat kesekretariatan
2) perlengakapan kegiatan
3) alat komunikasi (pemancar radio FM, MT, dll)
4) alat transportasi
5) pos P3K, perlengkapan perawatan, obat-obatan
6) MCK.

8. Kegiatan menantang dan progresif.


a. Pada prinsipnya manajemen perkemahan dilaksanakan oleh peserta didik sendiri dengan bimbingan
dan bantuan para pembina. Keterlibatan pembina dalam mengelola perkemahan sangat tergantung
pada tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik serta banyak sedikitnya jumlah peserta
perkemahan.
b. Dalam mengelola perkemahan perlu dibentuk :
1) Panitia induk, yang bertugas
- menyusun perencanaan kegiatan
- menetapkan lokasi perkemahan
- mempersiapkan perangkat penunjang kegiatan : Pos kesehatan, sekretariat, MCK, pasar
perkemahan, dll.
- menyusun penjadwalan kegiatan
- mengadakan evaluasi
- mengadakan koordinasi dengan istansi terkait
2) Panita pelaksanaan kegiatan, yang bertugas :
- mendistribusikan kegiatan
- melaksanakan kegiatan
- menciptakan suasana perkemahan yang selalu dalam suasana gembira.
- selalu mengamati dan menciptakan kelancaran pelaksanaan kegiatan.
- memfungsikan perangkat RT,RW, Kelurahan dan Camat perkemahan sebagai kepanjangan
tangan panitia pelaksana dalam menangani terlaksananya kegiatan sesuai dengan penjadwalan
yang ada.
c. Perkampungan Perkemahan ditata berkelompok sebagaimana kelompok-kelompok dalam
pemerintahan, sebagai berikut :
1) Kelompok terkecil disebut RT yang terdiri dari 2 (dua) regu.
2) Beberapa RT terhimpun dalam RW
3) Beberapa RW terhimpun dalam Kelurahan
4) Beberapa Kelurahan terhimpun dalam Kecamatan, dst.
d. Ketua Rt, Ketua RW, Lurah dan Camat, bertugas :
1) menciptakan suasana persaudaraan dalam perkemahan
2) membantu kelancaran jalannya kegiatan
3) mengatur agar tercipta suasana aman dalam perkemahan
4) menciptakan lingkungan bersih dan sehat selama kegiatan berlangsung maupun setelah kegiatan
berakhir.

III. WAKTU : 4 X 45 MENIT

Halaman 114 dari 95


BAHAN KURSUS 1.18

API UNGGUN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN
1. Api unggun merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka khususnya
pada malam hari. Pada mulanya api unggun di pakai sebagai tempat pertemuan
disamping sebagai penghangat badan dan menjauhkan dari gangguan binatang
buas .
2. Pada kegiatan kepramukaan api unggun dilaksanakan dalam acara hiburan dengan
suasana yang riang gembira.
3. Tujuan diselenggarakan api unggun adalah untuk mendidik sehingga
menumbuhkan keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri melalui cara
berpentas.

II. MATERI POKOK


1. Nilai pendidikan dari api unggun, diantaranya :
a. mempererat persaudaraan.
b. memupuk kerja sama (gotong royong)
c. menambah rasa keberanian dan kepercayaan diri
d. membuat suasana kegembiraan dan kebebasan
e. mengembangkan bakat dan kreativitas
f. memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton
2. Tata cara pelaksanaan api unggun
a. tempat diselenggarakanya api unggun ialah di medan terbuka, berupa
lapangan yang cukup luas, tanahnya kering dengan permukaan rata.
b. bila api unggun dilaksanakan lapangan yang berumput yang tumbuh dengan
baik, maka pada tempat yang direncanakan sebagai tempat unggun api,
rumputnya dipindahkan lebih dahulu, untuk kemudian ditanam kembali
sesudah api unggun selesai.
c. sesudah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekasnya, adanya sisa kayu
dan abu harus dipindahkan, tempat harus bersih kembali.
d. tidak merusak lingkungan.
3. Api unggun dapat diikuti oleh Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega,
sedangkan Pramuka Siaga tidak diperbolehkan mengikuti Api unggun, karena :
a. cuaca malam hari di alam terbuka sangat rawan bagi kesehatan anak usia
Siaga.
b. anak usia Siaga belum mampu mengendalikan diri sehingga sangat
menghawatirkan bila mengikuti Api unggun.
c. kegiatan pengganti api unggun untuk anak Siaga dapat dilaksanakan pada
siang hari dalam bentuk Pesta Siaga, Panggung gembira, gerak , lagu dan
sebagainya.
4. Macam - macam bentuk Api Unggun
a. Bentuk Piramid
1) kayu disusun berbentuk piramid makin
tinggi makin kecil

Halaman 115 dari 95


2) piramid ada yang berbentuk segi tiga ada
yang berbentuk segi empat

b. Bentuk Pagoda
Ditengah terdapat kayu besar yang
dipancangkan, kayu lain disandarkan pada
tonggak tersebut, ditengah-tengah di beri
kayu yang mudah terbakar.

c. Bentuk Pagoda Roboh


Kita atur ujung kayu bertemu ditengah-
tengah di tempat pertemuan kayu diberi
kayu-kayu kecil/sampah yang mudah
dibakar. Bentuk pangoda roboh dibuat
bilamana, bentuk dan panjang kayu tidak
sama.

d. Bentuk Kursi
Bentuk unggun seperti kursi dan kayunya
diletakan berjajar seperti kursi.
Cara membuat :
- dua pancang kayu dipancangkan sejajar
condong (45 - 60 ) derajat
- dua kayu lain diletakan rebah dekat
pancang, selanjutnya kayu diletakkan
melintang diatasnya.

5. Acara Api Unggun


a. Pada acara api unggun peserta didik menciptakan suasana kegembiraan
dengan jalan menampilkan kreasi seninya, berupa : musik, gerak dan lagu,
lawakan, sandiwara, fragmen, dll.
b. Untuk kelancaran pelaksanaan api unggun perlu dibentuk tim pelaksana yang
bertugas mempersiapkan, mengatur jalannya acara api unggun dan
mengadakan pembenahan kembali tempat api unggun setelah acara selesai.
c. Pembina Pramuka yang mengikuti acara api unggun hendaklah ikut
menciptakan suasana kegembiraan selama acara api unggun berlangsung.

III. PENUTUP
Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka yang dapat mengembangkan aspek-
aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat kiranya bila api unggun dinyatakan
sebagai alat pendidikan. Penyelenggaraan api unggun dapat diprogramkan secara
terbuka di Gugusdepan maupun di Kwartir Ranting.

IV. WAKTU: 2 X 45 MENIT

Halaman 116 dari 95


BAHAN SERAHAN 1.19
FORUM TERBUKA

I. PENDAHULUAN

Setiap kegiatan pendidikan dan pelatihan pasti ada hal-hal yang belum dipahami, dihayati oleh
peserta didik. Oleh karena itu harus ada arena yang bisa digunakan untuk berdialog, berdiskusi
hal ihwal yang belum dipahami tersebut.

II. MATERI POKOK

Forum terbuka adalah suatu forum di mana seluruh peserta didik dan seluruh pelatih bertemu
di satu tempat atau kelas untuk membicarakan hal-hal yang belum dimengerti oleh peserta
didik. Di situ seluruh peserta kursus daapat menanyakan hal-hal yang belum jelas, belum
dimengerti, atau masih membingungkan, bahkan dapat memberikan saran-saran yang penting
bagi Pelatih. Biasanya Pimpinan Kursus memimpin forum ini, dan membagi-bagi pertanyaan
peserta didik kepada para Pelatih yang bersangkutan untuk dijawab dengan singkat.

Karena dalam forum ini semua peserta didik tidak mungkin dapat bertanya, padahal maka baik
saja menggunakan metode “pertanyaan kelas”.

III. PENUTUP

Forum terbuka sesungguhnya merupakan bagian dari evaluasi proses.

IV. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 117 dari 95


BAHAN SERAHAN 1.20

RENCANA TINDAK LANJUT

I. PENDAHULUAN
Rencana Tindak Lanjut (RTL), adalah rencana lanjutan yang akan dilaksanakan setelah
seseorang selesai mengikuti program pendidikan dan latihan. RTL digunakan sebagai sarana
untuk melihat hasilan (out-come), setelah peserta tiba di daerahnya masing-masing. Rencana
apa yang akan dilakukan, sebagaimana tertera di RTL dilaporkan ke Majelis pembimbing
Gugusdepan dan Kwartirnya.

II. MATERI POKOK


A. MASA PENGEMBANGAN KURSUS (NARAKARYA) PASCAKURSUS
1. Masa Pengembangan adalah tahapan proses setelah mengikuti kursus yang
diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) untuk mendapatkan
lisensi resmi Pembina Pramuka yang secara berkala diprogramkan oleh Kwartir
Cabang. Masa pengembangan setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) dan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML)
dinamakan “Narakarya”.
2. Setelah mengikuti kursus KMD/KML, lulusan wajib melakukan registrasi di Kwartir
Cabang dan didata sebagai calon peserta Narakarya dengan melampirkan fotokopi
ijazah kursus dan rencana tindak lanjut (RTL) kursus. Narakarya dilaksanakan
selama enam bulan.
3. Dalam sisdiklat dipaparkan bahwa peserta yang telah selesai mengikuti kursus berhak
mendapatkan ijazah, sedangkan Surat Keterangan diberikan kepada anggota dewasa
yang telah mengikuti kursus tetapi belum dapat menyelesaikan seluruh materi.
4. Narakarya adalah proses yang harus diselesaikan sehingga yang bersangkutan berhak
mendapat Surat Hak Bina (SHB) dan Tanda Hak Latih (THB). SHB terdiri dari dua
tingkatan yaitu SHB Dasar (SHB-D) untuk lulusan KMD dan SHB Lanjutan (SHB-L)
untuk lulusan KML yang merupakan lisensi bagi Anggota Dewasa Gerakan Pramuka
untuk dapat menjadi Pembina Pramuka sebagai syarat untuk dapat mengikuti jenjang
kursus kepramukaan yang lebih tinggi dan untuk dapat menduduki jabatan tertentu di
Gerakan Pramuka. SHB adalah Surat kewenangan membina yang diterbitkan oleh
Kwartir Cabang. Bersamaan dengan didapatkannya SHB, Pembina berhak mendapat
Tanda Hak Bina (THB). Pemberian SHB melalui proses tanya jawab kesediaan, ulang
janji dan penandatanganan ikrar dalam prosesi pengukuhan. Setelah dikukuhkan yang
bersangkutan berhak menggunakan tanda kualifikasi untuk yang telah KMD dan
Selendang Mahir dan Pita Mahir untuk Pembina yang telah mengikuti KML.
1. Setelah menempuh masa pengembangan di tiap jenjang diharapkan para peserta dapat
memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Narakarya Dasar
1. Memahami Undang – Undang Gerakan Pramuka;
2. Memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Memahami Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan;
4. Memahami Program Pembinaan Anggota Muda dan Anggota Dewasa Gerakan
Pramuka;
5. Mampu menguji SKU/TKU; SKK/TKK dan SPG/TPG;
6. Memahami administrasi satuan dan gugusdepan;
7. Memahami peran dan fungsi majelis pembimbing gugusdepan;

Halaman 118 dari 95


8. Dapat membuat rencana membina.

Contoh Surat Keterangan telah menyelesaikan masa Narakarya

SURAT KETERANGAN
Nomor: 01/14.02/Narakarya-D/2021

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mahudi, S.Pd.


Alamat : Anjungan Melancara
Tempat Tanggal Lahir : Sungai Deras, 06 Juni 1986

Dengan ini menerangkan bahwa calon Pembina atas nama Aprian Tito Prayoga nomor
registrasi 01 telah selesai menyelesaikan Masa Pengembangan Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) Golongan Siaga (Narakarya Dasar) sejak 1 Juli 2020 Sampai dengan 30
Desember 2020 dengan baik dan merekomendasikan kepada Kwartir Cabang agar dapat
dikukuhkan dan diterbitkan Surat Hak Bina Dasar.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan
seperlunya.

Mempawah, 17 Januari 2021


Panitia Masa Pengembangan, Pelatih Pembimbing,

AKP. GATOT POERWARNO MAHUDI, S.Pd.


NTA 14.02.00001.000003 NTA 14.02.00001.000036

Contoh format RTL dari Pusdiklatnas terlampir

III. PENUTUP
RTL dapat dianggap sebagai bagian dari evaluasi yang merupakan tolok ukur aktivitas pasca
kursus.

IV. WAKTU : 1 X 45 MENIT

Halaman 119 dari 95


BAHAN SERAHAN 1.21

UPACARA PENUTUPAN KURSUS

I. PENDAHULUAN
Sebagai Pembina Pramuka, peserta kursus, pada setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan
sudah pasti mengadakan Upacara Pembukaan dan Upacara Penutupan Kegiatan, dalam rangka
pendidikan patriotisme, kesetiaan terhadap Nusa, Bangsa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.

II. TUJUAN
Memberikan dukungan semangat kepada Peserta Kursus agar lebih meningkatkan kualitas
maupun kuantitas kegiatannya demi kepramukaan menuju terwujudnya tujuan Gerakan
Pramuka.

III. SASARAN
Setelah mengikuti Upacara Penutupan Kursus, Peserta mampu:
1. meningkatkan kualitas pengabdiannya bagi perkembangan kepramukaan;
2. mengembangkan /memantapkan materi kegiatan peserta didik.
3. Bersama peserta didik menciptakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan
menantang, yang didalamnya bermuatan pendidikan mental/moral/spiritual, social,
emosional, intelektual, dan fisik.
4. Menjadi agen pembaharuan kepramukaan.

IV. SUSUNAN UPACARA PENUTUPAN KURSUS


1. Upacara: - Menyayikan Lagu Indonesia Raya
Mengheningkan cipta
2. Laporan Pelaksanaan Kursus oleh Pemimpin Kursus
3. Kesan dan pesan-pesan
4. Amanat Pembina Upacara, dilanjutkan Pernyataan penutupan Kursus.
5. Penyerahan kembali Tunggul Latihan,
6. Pelepasan tanda peserta kursus.
7. Pengumuman Peserta Terbaik
8. Menyanyikan Lagu Bagimu Negeri
9. Do’a
10. Penyerahan Ijazah Kursus.

V. WAKTU: 1 X 45 MENIT

Halaman 120 dari 95


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 178 Tahun 1979 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1983. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan
Golongan Penggalang. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 199 tahun 2011 tentang Panduan
Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Penggalang.

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 tahun 2012 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2014. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Edisi
Revisi Cetakan Kedua. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 047 Tahun 2018 tentang Pedoman Anggota
Dewasa Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 048 Tahun 2018 tentang Sistem Pendidikan
dan Pelatihan Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2018 Nomor: 07/Munas/2018 Anggaran


Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Halaman 121 dari 95

Anda mungkin juga menyukai