Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP KEMAMPUAN LISTENING SISWA

KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 3 DEPOK

THE EFFECT OF LISTENING AUDIO MEDIA ON THE


LISTENING SKILLS OF MUHAMMADIYAH 3 JUNIOR HIGH SCHOOL
OF DEPOK SLEMAN STUDENTS GRADE VII

Muhammad Syamsul Arifin


Universitas Negeri Yogyakarta
88arifin.syamsul@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan media audio Listening “What is It
terhadap kamampuan listening siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 3 Depok, Sleman. Jenis penelitian
ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan nonequivalent control groupdesign. Sampel penelitian
ini adalah siswa kelas VII B dan VII C yang masing-masing berjumlah 15 orang. Analisis data
menggunakan uji rerata, uji N-Gain, dan uji Independet Sample T Test. Hasil penelitian menunjukan adanya
pengaruh penggunaan media audio Listening “What is It” terhadap kemampuan listening siswa kelas VII
B dan VII C. Hal ini ditunjukan dengan dengan adanya perbedaan antara hasil belajar siswa (menggunakan
media audio) dengan hasil belajar siswa (tanpa menggunakan media audio) melalui uji perbandingan
(independent sample t test) menunjukan bahwa nilai Sig. (2 Tailed) sebesar 0,07 lebih kecil dari 0,05. Maka
dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen (kelas VII B) dengan kelompok Kontrol (kelas VII C). Sehingga dapat disimpulkan
penggunaan media dalam pembelajaran mampu memberikan pengaruh yang signifikan.
Kata kunci: Media Audio Listening “What Is It”, Siswa SMP, Kemampuan Listening
Abstract
This study was aimed to determine the effect of Listening audio media “What Is It” on the
listening skills of Muhammadiyah 3 Junior High School of Depok Sleman students grade VII. The method
used in this research was a quasi-experimental study using the Nonequivalent Control Group design
approach. The research sample consisted of 15 students grade VII B (experimental group) and 15 students
grade VII C (control group), the total of the population was 30 people. Data collection used a listening skill
test instrument. Data analysis used the mean-test, N-Gain test, and Independent Sample T Test. This is
indicated by the difference between student learning outcomes (using audio media) and student learning
outcomes (without using audio media) through a comparison test (independent sample t test) shows that
the Sig. (2 Tailed) 0.07 which is smaller than 0.05. So it can be denied that there is a significant difference
(real) above the average student learning outcomes in the experimental group (class VII B) and the control
group (class VII C). Meanwhile, the N-Gain test found a mean N-Gain value of 71.0159 or 71% for the
experimental class and 39.3175 or 39% for the control class, which used standard interpretations to have
N-Gain, entered into the 56-75 interval for the experimental class, with a sufficient category. effective and
interval <40 for the control class, which falls into the less effective category. So it can be concluded that
the use of media in learning acan have a significant effect.
Keyword: Listening Audio media “What Is It”, junior high school students, listening skills

34
PENDAHULUAN disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan (Tarigan, 2008: 31). Listening
Komunikasi menjadi bagian terpenting memberikan peranan penting dalam pengajaran
dari pendidikan dalam menyampaikan dan bahasa Inggris. Burely-Allen (1995), menyatakan
memperoleh informasi. Bahasa merupakan salah keterampilan listening merupakan keterampilan
satu alat yang digunakan manusia dalam yang paling sering digunakan dalam kehidupan
berkomunikasi untuk mencapai tujuan secara sehari-hari. Lebih jauh Burley menyatakan
efektif. Dari sekian banyak Bahasa, Bahasa bahwa lebih dari 40% komunikasi kita sehari-hari
Inggris menjadi alat komunikasi yang paling difokuskan pada listening, 35% untuk speaking,
banyak digunakan hampir di sebagian besar 16% untuk reading, dan hanya 9% untuk writing.
Negara-negara di dunia-yang telah ditetapkan Listening juga dapat meningkatkan kepekaan
sebagai Lingua Franca (Bahasa bersama). mendengar vocabulary bahasa Inggris-yang akan
Indonesia yang masih berstatus sebagai negara berbanding lurus dengan kemampuan speaking.
berkembang perlu menguasi Bahasa Inggris jika
ingin bersaing secara global. Listening merupakan kegiatan belajar
yang menyenangkan seperti halnya
Data dari mendengarkan radio, mendengarkan lagu
(https://www.ef.co.id/epi/regions/asia/indonesia/ berbahasa Inggris, hingga menonton film
) meyebutkan Indonesia memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Namun, pada kenyataanya
rendah dalam penguasaan Bahasa Inggris dengan listening kurang mendapat perhatian dan
skor EF EPI 454, berada di peringkat ke-74 Asia. seringkali diremehkan oleh siswa maupun guru
Posisi ini jauh di bawah Singapura yang masuk dalam pembelajaran di sekolah.
pada kategori sangat tinggi dengan skor EF EPI
611, yang masuk dalam 10 besar dunia. METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian ini adalah
Pendidikan nasional saat ini telah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
menetapkan Bahasa Inggris sebagai mata kuasi eskperimen. Rancangan penelitian ini
pelajaran yang wajib dipelajari dari tingkat SMP, menggunakan Nonequivalent Control
SMA, dan SMK melalui Peraturan Menteri Groupdesign. Jangka waktu penelitian ini
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor dilaksanakan kurang lebih selama 7 minggu
46 tahun 2010 BAB IV Pasal 9. Pendidikan (Bulan Oktober-November 2019), dengan rincian
nasional berharap siswa mampu meningkatkan waktu penelitian:
kemampuan bahasa Inggris baik dalam penulisan,
pengucapan, mendengar, dan penggunaannya. Tabel 1. Rincian Waktu Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari, No. Hari, Kegiatan Kelompok
Tanggal
penguasaan bahasa Inggris memberikan banyak 1 Kamis, 10 Observasi a. Guru mata
manfaat, diantaranya memudahkan untuk Oktober pelajaran
mendapat lebih banyak pengetahuan, menambah 2019 Bahasa
Inggris
pemahaman secara umum, dan lebih update b. Siswa keals
perkembangan yang terjadi di dunia. Dalam VII B dan VII
dunia kerja, seseorang dengan kemampuan C
2 Jumat, 22 Pelaksanaan Siswa kelas VII B dan
bahasa Inggris yang baik tentu mendapat November Pre-Test VII C
perhatian lebih dari perusahaan dan berbagai 2019
3 Senin, 25 Pelaksanaan Siswa kelas VII B dan
lembaga. November perlakuan VII C
2019 dan Post-
Listening merupakan keterampilan Test
berbahasa yang pertama. Listening merupakan
suatu proses kegiatan mendengar lambing- Tempat pelaksanaan penelitian ini
lambang lisan dengan penuh perhatian, dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 Depok,
pemahaman, apresiasi, serta intepretasi untuk Sleman, dengan populasi penelitian, yaitu siswa
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang telah

35
kelas VII B dan VII C dengan jumlah 15 orang 1. Menentukan skor tes awal (pre-test)
pada masing-masing kelas. dan skor akhir (post-test)
2. Mencari mean (rata-rata) dari skor
Adapun dalam penelitian ini, setidaknya pre-test dan post-test
memiliki tiga tahap (prosedur), yaitu tahap awal, 3. Menghitung selisih pre-test dan post-
pelaksanaan, dan tahap akhir. test
1. Tahap Awal 4. Membandingkan hasil skor pre-test
a. Membuat proposal penelitian dan post-test
b. Menentukan lokasi penelitian 5. Kriteria nilai
c. Melakukan observasi Jumlah kategori: 5 (amat baik, baik,
d. Menentukan waktu dan tempat cukup, kurang)
penelitian Tabel 2. Interval Skor
e. Menentukan subjek penelitian
f. Mengurus perizinan SKOR KATEGORI
g. Mempersiapkan instrumen 81-100 SANGAT BAIK
penelitian 61-80 BAIK
h. Expert judgement 41-60 CUKUP
2. Tahap Pelaksanaan 21-40 KURANG
a. Pre-Test 0-20 SANGAT KURANG
b. Tretment (perlakuan) Interval Skor Penilaian (Arikunto,
c. Post-Test 1998)
3. Tahap Akhir
a. Melakukan pengolahan data 6. Uji Normalitas (persyaratan analisis
penelitian statistik atau uji asumsi dasar. Uji
b. Menganalisa data penelitian asumsi dasar merupakan syarat yang
c. Menarik kesimpulan dari hasil data harus dipenuhi sebelum data sampel
penelitian diuji dengan pengujian statistik lebih
lanjut).
Instrumen yang digunakan dalam 7. Uji Normalize Gain. Uji ini
penelitian ini, yaitu instrumen tes kemampuan bertujuan untuk mengetahui
listening. Tes yang digunakan berupa tes objektif efektivitas penggunaan suatu
pre-test dan post-test mengenai topik materi, perlakuan tertentu dalam penelitian
yaitu: Nama dan jumlah benda dalam suasana eksperimen. Caranya dengan
kelas. Pre-test dilakukan untuk mengukur tingkat menghitung selisih antara nilai pre-
pengetahuan awal siswa mengenai tiga materi test dan post-test (Gain Score), kita
tersebut, atau dilakukan sebelum diberikan media dapat mengetahui apakah
audio Listening “What is It”.Sedangkan post-test penggunaan media listening “What is
dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir It” efektif atau tidak.
atau stelah diberikan treatment (perlakuan) media 8. Uji independent sample t tes. Uji ini
audio Listening “What is It”. merupakan uji beda yaitu, uji
perbedaan antara dua metode atau
Teknik analisis data menggunakan uji
strategi pembelajaran yang
rerata (mean) pre-test dan post-test, uji N-Gain
digunakan. Dalam uji ini nantinya
untuk menguji efektivitas penggunaan media
dapat dilihat apakah perlakuan yang
audio terhadap kemampuan listening, serta uji
diberikan memberikan pengaruh
independent sample t test untuk mengetahui
atau tidak.
seberapa besar perbedaan antara kedua metode
pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan
menggunakan tes objektif pilihan ganda dengan
Adapun tahapan proses analisis data
membandingkan hasil pre-test sebelum
adalah sebagai berikut:
dilakukan perlakuan (treatmen) dari media yang

36
diujcoba, dengan hasil post-test setelah dilakakan
treatment dan ujicoba media. Adapun jumlah soal
tes sebanyak 10 soal untuk kelas VII B dan VII
C.
Sementara teknik pengumpulan data
dengan wawancara dilakukan dengan melakukan
interview terhadap para guru dan siswa, yang
terkait dengan tujuan penelitian, kondisi, dan
permasalahan atau kendala yang mana metode ini
Gambar 2. Perbandingan skor pre-test dan post-
dipakai saat observasil awal.
test kelas VII B
Sesuai prosedur analisis data, awal yang
dilakukan adalah dengan menentukan skor pre-
test dan post-test, kemudian dicari rata-rata
(mean), kemudian hasil skor tersebut
dibandingkan.
Pelaksanaan pre-test dilakukan dalam kurun
waktu 1 hari, yaitu pada tanggal 22 November
2019, dari pukul 07.30-08.30 WIB di ruang kelas
VII B dan VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok,
Sleman. Gambar 3. Perbandingan skor pre-test dan post-
test kelas VII C
Sementara pelaksanaan post-test
dilakukan setelah diberikannya treatment media
audio Litening “What is It”. Uji coba pelaksanaan
post-test dilaksanakan pada tanggal 25 November
2019, dari pukul 07.30-08.30 WIB di ruang kelas
VII B dan VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok,
Sleman.
Uji Rata-Rata (Mean) Hasil Tes
Setelah dilakukan perhitungan dan
perbandingan rata-rata hasil tes objektif baik pada Gambar 4. Perbandingan skor pre-test dan post-
kelas VII B dan VII C, maka hasilnya dapat test kelas VII C
dilihat pada diagram di bawah ini: Berdasarkan hasil perbandingan di atas,
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mengalami
peningkatan. Mayoritas nilai mengalami
peningkatan skor dari pre-test dan pada saat post-
test.
Adapun rata-rata keseluruhan antara pre-
test dan post-test baik pada kelas VII B dan VII
C, dapat dilihat pada diagaram di bawah ini:

Gambar 1. Perbandingan skor pre-test dan post-


test kelas VII B

37
Selanjutnya apabila kita merujuk pada
tabel kriteria interval skor penilaian rata-rata pada
kelompok eksperimen (VII B) yang diberikan
treatmen menggunaakan media audio masuk
dalam kategori baik, yaitu dengan total rerata
yang diperoleh 71. Sedangkan pada kelompok
kontrol (VII C) menggunakan metode
pembelajaran konvensional memperoleh total
nilai rerata, yaitu 39 yang masuk kategori kurang.

Uji Normalize Gain (N-Gain)


Uji normalitas pada panelitian ini
menggunakan Shapiro-Wilk, karena sampel data
kurang dari 50 sampel (N<50).
Adapun dasar pengambilan kepautusan
dalam uji normalitas adalah:

a. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai


probabilitas < 0,05, maka data
berdistribusi tidak normal.
b. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai
probabilitas > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
Setelah dilakukan pengujian
menggunakan aplikasi statistik SPSS, maka
diperoleh hasil:
Gambar 6. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Berdasarkan hasil output di atas, diketahui


Gambar 5. Rerata skor pre-test dan post-test nilai signifikansi Shapiro-Wilk untuk variabel
kelas VII B dan VII C pre-test dan post-test lebih dari 0,005 (Sig. >
0,05), yaitu juga memiliki Sig. > 0,05 yaitu,
Berdasarkan diagram di atas, dapat (0,026 > 0,05 dan 0,030 > 0,05) untuk kelas VII
dilihat jika rata-rata skor pada keals VII B saat B, sementara untuk kelas VII C juga memiliki Sig.
pre-tes adalah 41 dengan pencapaian 41%, > 0,05 yaitu, (230 > 0,05 dan 0,020 > 0,05),
sedangkan rata-rata pada saat post- test sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
meningkat menjadi 82 dengan pencapaian dalam penelitian ini berdristibusi normal.
sebesar 82%. Peningkatan rata-rata skor dari pre-
test ke post-test adalah sebesar 41 atau dengan Setelah diketahui data berdistribusi normal
prosentasi 41%. maka selanjutnya dilakukan uji N- Gain. Uji N-
Gain dilakukan untuk mengukur seberapa efektif
Adapun pada kelas VII C rata-rata skor penggunaan media audio Listening “What is It”
pre-test adalah 46 dengan pencapaian 46%, terhadap kemampuan listening siswa SMP
sedangkan pada saat post-test mengalami Muhammadiyah 3 Depok.
peningkatan skor rata-rata menjadi 67 dengan
pencapaian 67%. Dengan begitu terjadi
peningkatan rata-rata skor dari pre-test ke post-
test sebanyak 21 atau dengan prosentasi 21%.

38
Uji Normlize Gain Dasar Pengambilan Keputusan Uji Independent
Sample T Test:
Descriptives
1) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak
ada perbedaan rata-rata hasil belajar (test
listening) siswa antara kelompok
eksperimen dan kontrol.

2) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0


ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada
perbedaan rata-rata hasil belajar (test
listening) siswa antara kelompok
eksperimen dan kontrol.

Gambar 9. Hasil output perbandingan nilai mean


Gambar 7. Hasil output perhitungan N-Gain kelas eksperimen dan kontrol
menggunakan SPSS
Berdasarkan tabel output Group
Berdasarkan hasi uji N-Gain pada Statistics di atas diketahui jumlah data hasil
gambar di atas, menunjukan bahwa nilai rata-rata belajar untuk kelas eksperimen (VII B) adalah
(mean) N-Gain kelompok Eksperimen (Kelas VII sebanyak 15 orang siswa, sementara untuk
B) sebesar 71 atau jika diprosentasikan sebesar kelompok kontrol (VII C) adalah sebanyak 15
71%. Sedangkan untuk kelompok Kontrol (Kelas orang siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
VII C) nilai rata-rata (mean) N-Gain sebesar 39 atau Mean untuk kelompok eksperimen adalah
atau jika diprosentasikan sebesar 39%. sebesar 82,00, sementara untuk kelas kontrol
adalah sebesar 67,33, Dengan demikian asecara
Apabila kita berpedoman menggunakan deskriptif statistik dapat disimpulkan ada
standar tafsiran aktivitas N-Gain dengan kategori perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara
(%) seperti yang digunakan (Hake R.R, 1999), kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
maka tabelnya sebagai berikut: Selanjutnya untuk membuktikan apakah
Gambar 8. Tabel kategori tafsiran Kategori Tafsiran
efektivitas N-Gain Hakke, R. R: 1999 Efektivitas N-Gain
Presentase (%) Tafsiran
Uji Independent Sample T Test
< 40 Tidak Efektif
Setelah dilakukan uji rerata dan n-gain, 40 – 55 Kurang Efektif
untuk memperkuat penelitian dilakukan juga uji 56 – 75 Cukup Efektif
independen sample t test. Berdasarkan uji > 76 Efektif
independen sample t test menunjukan bahwa data Sumber: Hakke, R.R, 1999
penelitian yang diperoleh dinyatakan perbedaan tersebut berarti signifikan (nyata) atau
berdistribusi normal dan homogen. Dalam uji ini tidak kita perlu menafsirkan output Independent
dapat disimpulan adanya perbedaan hasil tes Sample T Test ini.
listening siswa kelas VII B sebagai kelompok
eksperimen yang menggunakan media audio
dengan kelas VII C sebagai kelompok kontrol
yang menggunakan metode konvensional.

39
pada materi mata pelajaran Bahasa Inggris yang
diujikan, yaitu benda dan jumlah benda.
Walaupun demikian, masukan dan
Gambar 10. Hasil output uji independent sample koreksi saat penelitian oleh siswa, guru, maupun
t test validaor juga memnunjukan bahwa media audio
listening dengan judul “What Is It” perlu
Berdasarkan output di atas diketahui nilai dikembangkan lebih baik lagi kedepannya
Sig. Levene’s Test of variances adalah sebesar disertai materi yang lebih lengkap dan dnegan
0,007<0,05 maka dapat diartikan bahwa varian penjelasan yang lebih baik.
data antara kelompok eksperimen dan kontrol
adalah homogen atau sama. Sehingga penafsiran Media audio, terutama media audio
tabel output Independent sample t test di atas Listening dengan judul “What Is It” penting
berpedoman pada nilai yang terdapat dalam tabel dalam pembelajaran listening karena merupakan
equal variances assumted. media yang paling sesuai dengan proses
pembelajaran yang fokus melibatkan indera
Berdasarkan tabel output independent pendengaran. Sementara dalama praktik
sample t test pada bagian equal variances pembelajaran sehari-hari di SMP
assumed diketahui nilai Sig. (2 Tailed) sebesar Muhammaidyah 3 Depok, ketersediaan media
0,07<0,05, maka sebagaimana dasar audio yang dikembangkan secara khusus untuk
pengambilan keputusan dalam uji independent pembelajaran belum ada, sehingga para siswa
sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak harus mencari sendiri materi dan referensi di
dan Ha diterima. Oleh sebab itu, dapat internet secara mandiri.
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan (nyata) atara rata-rata hasil belajar Beberapa aspek yang menjadi faktor
siswa pada kelompok eksperimen (kelas VII B) penting media audio Listening “What Is It”
dengan kelompok Kontrol (kelas VII C). mampu memberikan pengaruh, yaitu
meningkatkan kemampuan listening siswa adalah
Selanjutnya dari tabel output di atas karena media audio ini sudah dirancang agar
diketahui nilai mean difference adalah sebesar 14, memudahkan para siswa memahami materi yang
667. Nilai ini menunjukan selisih rata-rata hasil disampaikan. Seperti pemilihan kalimat yang
belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan sederhana, durasi audio yang tidak terlalu lama,
rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok suara dan intinasi narator yang jelas, serta
kontrol atau 82,00-67,33 = 14,67 dan selisih diiringi dengan musik pengiring yang membuat
perbedaan tersebut adalah 43,44 sampai 24,990 siswa nyaman dan menikmati materi yang
(95% confidence interval of the difference lower didengarkan.
upper).
AECT tahun 1994, Seel dan Richey
Maka dari itu, dapat disimpulkan ada menjelaskan bahwa pemanfaatan merupakan
perbedaan rata-rata hasil tes listening antara salah satu domain pengunaan teknologi
penggunaan media audio dalam pembelajaran pendidikan. Lebih lanjut, definisi pemanfaatan
listening bahasa Inggris dengan pembelajaran menurut Abdulhak dan Darmawan di dalam
konvensional (tanpa media audio). Oleh sebab Haryanto (2015: 83) menyebutkan bahwa
itu, penggunaan media audio dalam pembelajaran pemanfaatan adalah penggunaan yang sistematis
listening bahasa Inggris dapat dinyatakan dari sumber untuk belajar. Sedangkan proses
memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemanfaatan media merupakan proses
listening siswa. pengambilan keputusan berdasarkan pada
Melalui data hasil di atas, dapat spesifikasi desain pembelajaran. Prinsip- prinsip
disimpulkan secara keseluruhan bahwa ada pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik
pengaruh penggunaan media audio Listening pembelajaran. Seseorang belajar mungkin
“What Is It” terhadap kemampuan listening pada memerlukan bantuan keterampilan visual
siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok, terutama ataupun verbal agar dapat menarik keuntungan

40
dari praktik atau sumber belajar. Haryanto (2015: jumlah binatang, benda, dan bangunan publik
86) menyebutkan tujuan-tujuan implisit yang yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari,
media bisa berikan untuk membantu mencapai dengan memperhatikan fungsi sosial, struktu teks
tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1) dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
menarik perhatian, 2) mengembangkan niat; 3) konteks.
menyesuaikan iklim pembelajaran; dan 4)
mengajukan penerimaan dari sebuah ide. Keempat, apakah isi dan presentasinya
Pemilihan media yang tepat untuk dimanfaatkan memenuhi standar selera. Materi dalam audio
pada pembelajaran tentu harus selaras dengan Listening “What It Is” menyajikan format audio
kebutuhan dan karakteristik siswa. Warsita dalam dengan sajian drama agar lebih variatif dan dapat
Haryanto (2015: 87) menyebutkan beberapa hal menarik perhatian peserta didik. Hal itu
penting yang perlu didipertimbangkan dalam dibuktikan dari pre- test dan post-test yang
pemanfaatan media dalam ranah pembelajaran. meningkat. Siswa antusia dalam memperhatikan
Pertama, apakah materinya penting dan berguna isi media tersebut.
bagi peserta didik. Pembelajaran listening sangat Pemanfaatan media audio Listening
erat kaitannya dengan materi pembelajaran “What It Is”merupakan salah satu bentuk dari
bahasa Inggris untuk menunjang kemampuan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Karena
berbahasa Inggris lainnya, seperti speaking, di dalamnya terkadung prosedur yang mengarah
reading, dan writting. Oleh sebab itu, bahasa pada sebuah proses yang digunakan utuk
Inggris merupakan mata pelajaran yang penting memfasilitasi pembelajaran. Dalam penelitian ini
dan berguna bagi peserta didik dalam menguasi teknologi digunakan untuk mendukung dan
bahasa Inggris. mempermudah proses pembelajaran.
Kedua, apakah dapat menarik minat Beberapa aspek yang menjadi faktor
peserta didik untuk belajar. Dalam hasil penting audio Listening “What It Is” mampu
penelitian ini, menunjukan bahwa ada memberikan pengaruh yaitu meningkatkan
peningkatan hasil belajar antara sebelum dan kemampuan listening karena media audio ini
sesudah penggunaan media Listening “What It sudah durancang agar memudahkan para siswa-
Is”. Berarti bahwa media Listening “What It Is” siswi memahami materi yang disampaikan.
memiliki daya tarik sehingga siswa antusias Seperti pemilihan kalimat, durasi audio yang tidak
dalam mendengarkan dan memahami isi dari terlalu lama, suara dan intonasi narator yang
media Listening “What It Is”. jelas, serta diiringi dengan musik pengiring yang
Ketiga, ada kaitan yang mengena dan membuat siswa nyaman dan menikmati materi
langsung dengan kompetensi atau tujuan khusus yang didengarkan.
yang hendak dicapai. Tujuan dari isi materi media Faktor-faktor di atas penting karena
audio Listening “What It Is” sendiri sesuai mendengarkan seperti yang dikemukakan
dengan tujuan dari Kompetensi Dasar pada KD Sudjana dan Rivai yang dikutip oleh Yudhi
3.4 yaitu mengidentifkasi fungsi sosial, struktur Munadi (2010:59), adalah sebuah proses yang
teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi rumit, sebab melibatkan empat unsur yaitu: 1).
traksional lisan dan tulis yang melibatkan Mendengarkan, 2). Memperhatikan, 3).
tindakan memberi dan meminta informasi terkait Memahami, 4). Mengingat, Sehingga
nama dan jumlah binatang, benda, dan bangunan mendengarkan merupakan proses selektif dari 4
publik yang dekat dengan kehidupan siswa aspek tersebut.
sehari-hari, sesuai dengan konteks
penggunaanya. (Perhatikan unsur kebahasaan Adapun secara mendasar, fungsi audio
dan kosa kata terkait article a dan the, plural dan Listening “What It Is” sama dengan fungsi media
singular) dan KD 4.4 yaitu menyusun teks audio pada umumnya yaitu diantaranya untuk:
interaksi transaksional lisan dan tulis sangat a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak
pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan terlalu bersifat visual:
memberi dan meminta informasi terkait nama dan b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan

41
daya indera kelas kontrol. Kemudian, nilai equal variancess
c. Meningkatkan kegairahan belajar, assumted uji beda dalam penelitian ini memiliki
memungkinkan siswa belajar sendiri nilai Sig. (2 Tailed), yaitu 0,007<0,05. Dapat
berdasarkan minat dan kemampuannya, dan diartikan bahwa nilai Sig. (2 Tailed) kurang dari
mengatasi sikap pasif siswa standar nilai yang telah ditentukan, yaitu 0,005.
d. Memberikan rangsangan yang Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh yang
sama, dapat menyamakan signifikan (nyata) hasil tes listening siswa pada
pengalaman dan persepsi siswa kelompok eksperimen dan kontrol.
terhadap isi pelajaran.
Selanjutnya, terdapat selisih rata-rata
Lebih lanjut, audio Listening “What is It” hasil tes listening siswa pada kelompok
dalam proses pengembangan tentu sudah eksperimen dengan kelompok kontrol atau jika
mempertimbangkan aspek-aspek dan prinsip- nilai mean kelompok eksperimen, yaitu 82,00
prinsip di atas, sehingga saat proses ujicoba, dikurangi dengan nilai mean kelas kontrol, yaitu
audio Listening “What isi It” mampu memberikan 67,33. Maka diperoleh selisih nilai sebanyak
pengaruh terhadap kemampuan listening siswa 14,67. Selisih perbedaan tersebut adalah 43,44
yang berarti dari aspek pengujian lapangan, sampai 24,990 (95% confidence interval of the
media ini efektif. Meskipun di sisi lain, efektivitas difference lower upper).
media audio ini juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti menurut Sugihartono, dkk Selain itu, juga dilakukan uji statistik
(2007: 76-77), ada faktor internal, seperti minat, parametik Normalize Gain (N-Gain). Uji N-Gain
motivasi, kemmapuan kognitif siswa. Serta faktor bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif
eksternal seperti lingkungan, guru, maupun penggunaan media audio Listening “What is It”
perangkat pembelajaran termasuk dalam hal ini terhadap kemampuan listening. Uji N-Gain
media pembelajaran. dilakukan dengan cara menghitung selisih
akumulatif antara skor pre-test dengan skor post-
SIMPULAN DAN SARAN
test. Berdasarkan pengujian statistik
Simpulan menggunakan aplikasi SPSS, ditemukan
porsentasi mean sebesar 71% untuk kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil eksperimen (VII B) dan sebesar 39% untuk kelas
ujicoba media audio Listening “What is It” yang pembanding (VII C). Merujuk dari standar
sudah dilaksakan di SMP Muhammadiyah 3 tafsiran efektivitas N-Gain (%) yang digunakan
Depok pada tanggal 3 Oktober sampai dengan 25 Hake, R, R. (1999), maka terlihat berada interval
November 2019, maka dapat ditarik kesimpulan 56-75 untuk kelas VII B, yang mana dapat
(Ha) diterima. Hal ini membuktikan ada pengaruh diartikan metode pempelajaran yang dipakai
penggunaan media audio Listening “What is It” cukup efektif. Sedangkan pada kelas VII C masuk
terhadap kemampuan listening mata pelajaran pada interval <40, yang mana dapat diartikan
Bahasa Inggris pada siswa kelas VII di SMP metode pembelajaran yang digunakan tidak
Muhammadiyah 3 Depok, Sleman. efektif.
Hasil tersebut dibuktikan dengan uji
Melalui hasil ujicoba dan pengujian
perbandingan antara pembelajaran yang
tersebut, maka hipotesis (Ha) penelitian ini, yaitu:
menggunakan media audio dengan pembelajaran
Ada Pengaruh Penggunaan Media Audio
konvensional (tanpa media audio). Dari uji
Terhadap Kemampuan Listening Pada Siswa
tersebut menunjukan adanya perbedaan hasil tes
Kelas VII di SMP Muhammadiyah 3 Depok”,
listening siswa kelas eksperimen dengan hasil tes
diterima. Dengan begitu, secara prinsip teoritis
listening kontrol. Dibuktikan dengan nilai mean
dan praktis audio Listening “What is It” terbukti
untuk kelas eksperimen (VII B) memiliki skor
memberikan pengaruh terhadap kemampuan
lebih tinggi, yaitu 82,00, dibandingkan dengan
listening siswa pada kelas VII di SMP
kelas kontrol, yaitu dengan skor 67,33. Maka dari
Muhammadiyah 3 Depok. Dengan kata lain,
itu, dapat diambil kesimpulan adanya perbedaan
media ini sudah mampu memenuhi prinsip-
rata-rata hasil tes listening kelas eksperimen dan

42
prinsip media pembelajaran yang baik dan efektif DAFTAR PUSTAKA
ketika dilakukan ujicoba.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi
Saran Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

1. Bagi Guru Munadi, Yunadi. 2010. Media


a. Media audio Listening “What Is It” Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP)
diharapkan bisa menjadi alternatif Press.
pilihan media yang digunakan pada Warsita, Bambang. 2008. Teknologi
proses pembelajaran di SMP Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya, Jakarta:
Muhammadiyah 3 Depok dan bagi Rineka.
sekolah lainnya sesuai jenjang serta Harianto. 2015. Teknologi Pendidikan.
disesuaikan dengan metode yang relevan. Yogyakarta: UNY Press Yogyakarta.
b. Guru diharapkan mampu Hakke, R. R. (1999). Analyzing
mengoptimalkan penggunaan media Change/Gain Scores.AREA-D American
audio Listening “What Is It” dalam Education Research Association’s DEvision.D.
kegiatan pembelajaran dan pengayaan Measurement and Research Methodelogy.
sehingga diharapakan mampu Pemerintah Indonesia. 2010. Peraturan
meningkatkan pemahaman siswa terkait Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
materi tersebut. Nomor 46 BAB IV Pasal 9 Yang Mengatur
2. Bagi Siswa Tentang Pelaksaan Ujian Nasional. Lembaran RI.
a. Media audio Listening “What Is It” dapat [Diunduh Pada 11 Januari 2020]; Nomor 46.
menjadi media pembelajaran mandiri Tersedia Pada:
bagi siswa di sekolah maupun di rumah. http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendik
Dengan begitu diharapkan dapat nas_46_10
meningkatkan pemahaman dan daya Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara
ingat siswa terhadap materi. Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
3. Bagi Pengembang (BPMRPK) Bandung: Angkasa
a. Segala masukan, keterbatasan, dan
temuan yang diperoleh dari hasil Website:
penelitian ini, mulai dari para guru, ahli https://www.ef.co.id/epi/regions/asia/ind
materi serta dari hasil ujicoba dan tes dari onesia/, diakses pada 2 Februari 2020
para siswa, dapat menjadi bahan koreksi Mulyadi, Dodi, dan Yulia Mutmainnah.
dan evaluasi untuk perbaikan dan 2015. Penggunaan Film Berbahasa Inggris
pengembangan media audio ini lebih dengan English Subtittle Dalam Meningkatkan
baik lagi kedepannya. Keterampilan Listening. The 2nd University
b. Pemilihan materi sebaiknya disesuaikan Researh Coloquium 2015.
dengan kebutuhan sekolah dan peserta https://media.neliti.com/media/publications/176
didik. Variasi dan jumlah tema materi 452-ID-penggunaan-film- berbahasa-inggris-
juga sebaiknya diperbanyak dan dengan.pdf, diakses pada 20 Oktober 2020
dilengkapi sehingga dapt mencakup 1
BAB penuh.
c. Soal-soal latihan dan pembahasannya
dibuat lebih banyak dan diselingi dengan
penjelasan yang bersifat analogi dan
kontekstual dengan menggunakan bahasa
yang komunikatif, interaktif, dan
sederhana. Sehingga siswa merasa ikut
telibat dalam proses pembelajaran
menggunakan media audio tersebut.

43

Anda mungkin juga menyukai