Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia
adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara
yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi
bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah
republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden yang dipilih
langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,
dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya
adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah
perdagangan penting setidaknya sejak sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin
hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha
telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta
berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah
Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah sekitar 350 tahun penjajahan Belanda, Indonesia
menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat tantangan dari
bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda.
Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia,
"Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.
Selain memiliki populasi besar dan wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang
mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Bentuk Negara
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini secara tegas tertuang di UUD 45 pasal 1.
Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu: bentuk negara Federal,
Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer, Semi-Presidensil, dan Presidensil.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17
Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yang selama ini
menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bahasa Nasional
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dengan manusia lain.Negara Indonesia yang terdiri dari
beragam daerah dan suku memiliki beragam bahasa daerah. Namun bahasa yang mempersatukan atau
bahasa Nasional yang dipakai adalah bahasa Indonesia.
Dalam UUD 45 pasal 36 jelas tertulis bahwa bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.
Bendera Kebangsaan
Sebuah Negara yang sudah merdeka sangat bangga mengibarkan bendera Negara.
Begitu pula bangsa Indonesia yang memiliki warna merah dan putih sebagai warna
bendera Indonesia. Merah berarti berani. Putih berarti suci. Bahkan kebanggaan
bangsa Indonesia tertuang pada UUD 45 pasal 35 yang menyatakan bahwa bendera
Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Lagu Kebangsaan
Lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan bangsa Indonesia.Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh
W.R. Supratman pada tahun 1924. Pada hari Sumpah Pemuda yaitu tanggal 28 Oktober 1928 merupakan
saat pertama kali lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Pada tanggal 17 Agustus 1945 saat hari
kemerdekaan bangsa Indonesia, lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan sejak saat itu dijadikan sebagai
lagu kebangsaan Indonesia.
Indonesia Raya
Cipt. W.R. Supratman
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri ‘njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
Politik Dan Pemerintahan
Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di
negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga
bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-
anggotanya terdiri dari wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi
yang ada di Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh rakyat di
daerahnya masing-masing.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi negara. Namun setelah amandemen
ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi. Keanggotaan MPR berubah setelah Amandemen UUD 1945
pada periode 1999-2004. Seluruh anggota MPR adalah anggota DPR, ditambah dengan anggota DPD
(Dewan Perwakilan Daerah).[25] Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik dalam masa
jabatan lima tahun. Sejak 2004, MPR adalah sebuah parlemen bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai
kamar kedua. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan. MPR
saat ini diketuai oleh Taufik Kiemas. Anggota MPR saat terdiri dari 550 anggota DPR dan 128 anggota
DPD. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Irman Gusman.
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah
Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili
partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang
Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk
duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi
lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh Menteri tanpa
portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah
Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim.
Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
Visi
Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.
Misi
Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera.
Memperkuat Pilar-pilar Demokrasi.
Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang.
Visi dan misi pemerintah 2009-2014 dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah
program aksi prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya.
Sebelas Program aksi di bawah ini dipandang mampu menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh
bangsa dan negara di masa mendatang.
Pendidikan
1. 1973 : Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akbar)
2. 1976 : American Language Course, Lackland, Texas - AS
3. 1976 : Airbone and Ranger Course, Fort Benning - AS
4. 1982 - 1983 : Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning - AS
5. 1983 : On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg - AS
6. 1983 : Jungle Warfare School, Panama
7. 1984 : Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman
8. 1985 : Kursus Komando Batalyon
9. 1988 - 1989 : Sekolah Komando Angkatan Darat
10. Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas - AS
11. Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri
12. 2004 : Doctorate (Dr) Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Riwayat Pekerjaan
1. 2004 - sekarang : Presiden Republik Indonesia
2. 10 Agustus 2001 - 12 Maret 2004 : Menkopolkam, Kabinet Gotong Royong
3. 26 Oktober 2000 - 01 Juni 2001 : Menkopolsoskam, Kabinet Persatuan Nasional
4. 20 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000 : Mentamben, Kabinet Abdurrahman Wahid
5. 16 Februari 1998 - November 1998 : Kepala Staff Sosial Politik (Kasospol) ABRI
6. 23 Agustus 1996 - 26 Agustus 1997 : Panglima Kodam II Sriwijaya
7. Maret 1996 - Agustus 1996 : Kepala Staff Kodam Jaya
8. November 1995 - November 1996 : Kepala Pengamat Militer PBB di Bosnia dari UNPF (United
Nation Peace Force)
9. 1994 - 1995 : Komandan Korem Pamungkas 072 Yogyakarta
10. 1994 : Assisten Operasi Kodam Jaya
11. 1993 : Komandan Brigade Infantry 17, Kujang I Kostrad
Penghargaan
1. 1973 : Lencana Adi Mahakarya dari Presiden Republik Indonesia sebagai Lulusan Terbaik Akabri
2. 1983 : Honorour Graduated IOAC, USA
3. 2003 : Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik
Wakil Presiden RI
Nama Prof. Dr. Boediono, M.Ec.
Tempat/Tgl Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943
Lahir
Alamat Jl. Mampang Prapatan XX No.26, Jakarta Selatan
Agama Islam
Status Menikah
Perkawinan
Nama Istri Ny. Herawati
Jumlah Anak 1. Ratriana Ekarini
2. Dios Kurniawan
Pendidikan
1. Sarjana Ekonomi di University of Western, Australia (1967)
2. Master di Bidang Ekonomi dari Monash University, Australia (1972)
3. Doctor of Philosophy dari Wharton School, University of Pennsylvania, AS (1979)
Riwayat Pekerjaan
1. 2009 - sekarang : Wakil Presiden Republik Indonesia
2. 2008 - 2009 Gubernur Bank Indonesia
3. 2005 - 2008 Menko Perekonomian Indonesia
4. 2001 - 2004 Menteri Keuangan
5. 1998 - 1999 Menteri Negara Bappenas
6. 1993 - 1998 Direktur Bank Indonesia (saat ini setara Deputi Gubernur)
7. 1988 - 1993 Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas
8. 1996 - 1997 Direktur III Bank Indonesia Urusan Pengawasan BPR
9. 1997 - 1998 Direktur I BI Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter
10. 1973 - 2009 : Guru Besar / Dosen
Penghargaan
Bintang Mahaputra Adipradana tahun 1999
Menteri Koordinator
Menteri Koordinator, adalah Menteri Negara pembantu Presiden dengan tugas pokok mengkoordinasi
penyiapan dan penyusunan kebijaksanaan serta pelaksanaan dibidang yang berada dalam tanggung-
jawabnya dalam kegiatan pemerintahan Negara.
Dalam menjalankan segala tanggungjawabnya, Menteri Koordinator dibantu oleh staff yang terdiri dari,
Sekretaris Menko, Asisten Menteri Koordinator, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, dan Staff Ahli,
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
Menteri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilantik menjadi Presiden RI untuk periode kedua, 2009 - 2014,
pada 20 Oktober 2009. Bersama Wakil Presiden Boediono, Presiden SBY diambil sumpahnya dalam
Sidang Paripurna MPR-RI. Sehari kemudian, 21 Oktober 2009, Presiden SBY mengumumkan daftar
anggota kabinet baru yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu II, terdiri atas 3 (tiga) Menteri Koordinator
dan seorang Sekretaris Negara, 20 (duapuluh) menteri yang memimpin departemen, dan 10 (sepuluh)
menteri negara. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pementukan dan Organisasi
Kementerian Negara.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan, yang terdiri atas:
Urusan pemerintahan yang nomenklatur. Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri,
dalam negeri, dan pertahanan.
Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi
manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.
Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara,
kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan
hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata,
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggal.
Setiap urusan pemerintahan, kecuali urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan, tidak harus
dibentuk dalam satu Kementerian tersendiri.
Setingkat Menteri
Adalah lembaga negara yang mempunyai kedudukan setingkat menteri tapi bukan termasuk dalam
kementrian, baik kementrian koordinator maupun kementrian negara. Lembaga-lembaga tersebut
bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga Negara tersebut adalah:
Kejaksaan Agung
Tentara Nasional Indonesia
Kepolisian Republik Indonesia
UKPPPP (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan)
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AL tahun 1994, Sesko TNI
tahun 1999, dan Lembaga Ketahanan Nasional pada tahun 2003 ini, pernah menjabat
sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim dan Asisten Operasi KSAL.
Sebelum diangkat menjadi KSAL, ia menjabat sebagai Irjen Departemen Pertahanan.
Pangkat Jabatan :
Perwira Divisi Komunikasi KRI Yos Sudarso
Padiv Kom KRI Ratulangi
Kadiv SBA KRI Slamet Riyadi
Komandan KRI Kakap
Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin
Komandan KRI Hasan Basri
Komandan KRI Samadikun
Komandan KRI Ki Hadjar Dewantara
Komandan Komando Pendidikan Angkatan Laut sejak 5 Mei 2006
Pada 1999, dia diangkat menjadi Paban V Straops Sopsal
Dankolat Armatim hingga Asisten Pangarmatim Bidang Operasi (2002).
Karier
Irjen Departemen Pertahanan (0)
Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim (2003)
Komandan Kodikal (0)
Asrena KSAL (0)
Asisten Operasi KSAL (0)
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (0)
Panglima Tentara Nasional Indonesia (2010)
Kepala Staf TNI AL ke-22 (2009)
PENDIDIKAN
Umum :
Akademi Kepolisian (1978)
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1989)
Khusus :
Kejuruan: PA Lantas
Sekolah Staf dan Pimpinan Polisi (Sespimpol) (1996)
Sekolah Staf Administrasi Tingkat Tinggi (Sespati Polri), (2001)
PENGHARGAAN
Satya Lencana 16 Tahun
Sumber : http://kalbar.polri.go.id/profil-kapolri
Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas nya masing-masing. Secara garis
besar tugas umum lembaga negara adalah: (1) Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan, politik,
hukum, ham, dan budaya. (2) Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif , aman, dan harmonis. (3)
Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya. (4) Menjadi sumber insipirator dan aspirator
rakyat. (5) Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme. (6) Membantu menjalankan
roda pemerintahan negara.
LEMBAGA NEGARA
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat
Badan Pemeriksa Keuangan
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Dewan Perwakilan Daerah
Komisi Yudisial
Komisi Pemberantasan Korupsi
Telepon:
(021) 5715317, 5734874
Fax:
(021) 57895048
Website:
www.mpr.go.id
Alamat:
Jl. Jend.Gatot Subroto No. 6
Jakarta Selatan
Telepon:
(021) 5715326, 5715637
Email:
humas@dpr.go.id
Website:
www.dpr.go.id
Alamat:
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 31
Jakarta Pusat 10210
Telepon:
(021) 5704395
Email:
webmaster@bpk.go.id
Website:
www.bpk.go.id
Mahkamah Agung
Alamat:
Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13
Jakarta 10110
Telepon:
021-384 3348, 384 3459
Fax:
021-381 0357
Email:
info@ma-ri.go.id
Website:
www.mahkamahagung.go.id
Mahkamah Konstitusi
Alamat:
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta 10110
Telepon:
(021) 23529000
Fax:
(021) 3520177
Website:
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Dewan Perwakilan Daerah
Alamat:
Jl. Jend. Gatot Subroto No.6
Jakarta 10270
Telepon:
(021) 57897373
Email:
Pusdatin_dpd@dpd.go.id
Website:
www.dpd.go.id
Dewan Perwakilan Daerah
Profil DPD
Senin, 13 Februari 2012
Latar Belakang
Sejalan dengan tuntutan demokrasi guna memenuhi rasa keadilan masyarakat di daerah, memperluas
serta meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi daerah dalam kehidupan nasional; serta untuk
memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka dalam rangka pembaharuan konstitusi, MPR
RI membentuk sebuah lembaga perwakilan baru, yakni Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
(DPD RI). Pembentukan DPD RI ini dilakukan melalui perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada bulan November 2001.
Sejak perubahan itu, maka sistem perwakilan dan parlemen di Indonesia berubah dari sistem unikameral
menjadi sistem bikameral. Perubahan tersebut tidak terjadi seketika, tetapi melalui tahap pembahasan
yang cukup panjang baik di masyarakat maupun di MPR RI, khususnya di Panitia Ad Hoc I. Proses
perubahan di MPR RI selain memperhatikan tuntutan politik dan pandangan-pandangan yang
berkembang bersama reformasi, juga melibatkan pembahasan yang bersifat akademis, dengan
mempelajari sistem pemerintahan yang berlaku di negara-negara lain khususnya di negara yang
menganut paham demokrasi.
Dalam proses pembahasan tersebut, berkembang kuat pandangan tentang perlu adanya lembaga yang
dapat mewakili kepentingan-kepentingan daerah, serta untuk menjaga keseimbangan antar daerah dan
antara pusat dengan daerah, secara adil dan serasi. Gagasan dasar pembentukan DPD RI adalah
keinginan untuk lebih mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus memberi peran yang lebih besar
kepada daerah dalam proses pengambilan keputusan politik untuk hal-hal terutama yang berkaitan
langsung dengan kepentingan daerah. Keinginan tersebut berangkat dari indikasi yang nyata bahwa
pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik pada masa lalu ternyata telah mengakibatkan
ketimpangan dan rasa ketidakadilan, dan diantaranya juga memberi indikasi ancaman keutuhan wilayah
negara dan persatuan nasional. Keberadaan unsur Utusan Daerah dalam keanggotaan MPR RI selama ini
(sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945) dianggap tidak memadai untuk
menjawab tantangan-tantangan tersebut.
VISI DPD-RI
Rumusan visi suatu organisasi atau lembaga pada dasarnya adalah pernyataan cita-cita yang hendak
dicapai atau dituju oleh lembaga atau organisasi yang bersangkutan. Secara normatif, rumusan visi
tersebut menjadi pedoman dasar semua arah kebijakan, keputusan, dan tindakan yang akan dilakukan.
Karena itu, visi juga merupakan pernyataan pikiran dan kehendak untuk berubah dari keadaan yang ada
saat ini (das sein) ke suatu keadaan yang diinginkan (das sollen).
Lembaga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) saat ini masih terbentur pada satu
masalah utama, yakni keberadaannya yang nisbi dan ‘serba-tanggung’ sebagai suatu lembaga legislatif.
Gagasan dasar pembentukan sebagai suatu lembaga pengimbang (check and balance) kekuasaan, baik di
lingkungan lembaga legislatif sendiri (DPR dan MPR RI) maupun di lembaga-lembaga eksekutif
(pemerintah), belum sepenuhnya berfungsi secara optimal dan efektif.
Ada beberapa penyebab utama yang dapat diidentifikasi, setidaknya sampai saat ini, yakni:
1. keberadaannya sebagai suatu lembaga baru belum menemukan format kerja dan struktur
kelembagaan yang memadai;
2. sebagian besar anggotanya adalah orang-orang baru dalam dunia politik yang belum memiliki
pengalaman nyata dalam praktik-praktik sistem politik Indonesia selama ini; dan
3. batasan fungsi dan kewenangan yang ada belum memiliki kekuatan penuh dalam proses legislasi.
Berdasarkan masalah pokok dan mendasar itulah, rumusan visi DPD RI yang disepakati pada Lokakarya
Perencanaan Strategis DPD RI, 30 Agustus–1 September 2005 adalah sebagai berikut :
Terwujudnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sebagai lembaga legislatif yang
kuat, setaradan efektif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia
yang bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
MISI DPD-RI
Berdasarkan visi tersebut, rumusan misi DPD RI masa bakti 2004–2009, disepakati sebagai berikut:
1. Memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan
kesejahteraan rakyat dalam rangka memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara
berkesinambungan.
2. Mendorong perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat terhadap isu-isu penting di daerah.
3. Memperjuangkan penguatan status DPD RI sebagai salah satu badan legislatif dengan fungsi dan
kewenangan penuh untuk mengajukan usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan, dan
melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, terutama yang menyangkut kepentingan
daerah.
4. Meningkatkan fungsi dan wewenang DPD RI untuk memperkuat sistem check and balance melalui
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Mengembangkan pola hubungan dan kerja sama yang sinergis dan strategis dengan pemilik kepentingan
utama di daerah dan di pusat.
Alamat:
Jl. Kramat Raya No. 57, Jakarta Pusat
Telepon:
(021) 3905876
Fax:
(021) 3906215
Email:
kyri@komisiyudisial.go.id
Website:
www.komisiyudisial.go.id
Profil KY
Senin, 13 Februari 2012
Sejarah
Berawal pada tahun 1968 muncul ide pembentukan Majelis Pertimbangan Penelitian Hakim (MPPH)
yang berfungsi untuk memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan akhir mengenai saran-
saran dan atau usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan, promosi, kepindahan, pemberhentian
dan tindakan/hukuman jabatan para hakim. Namun ide tersebut tidak berhasil dimasukkan dalam
undang-undang tentang Kekuasaan Kehakiman.
Baru kemudian tahun 1998-an muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan solid sejak
adanya desakan penyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlukan pengawasan eksternal dari
lembaga yang mandiri agar cita-cita untuk mewujudkan peradilan yang jujur, bersih, transparan dan
profesional dapat tercapai.
Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang membahas
amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa
perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di
dalamnya Komisi Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim. Berdasarkan pada amandemen ketiga itulah dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial yang disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004.
Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 7 (tujuh) orang yang ditetapkan sebagai anggota Komisi
Yudisial periode 2005-2010 melalui Keputusan Presiden tanggal 2 Juli 2005. Dan selanjutnya pada tanggal
2 Agustus 2005, ketujuh anggota Komisi Yudisial mengucapkan sumpah dihadapan Presiden, sebagai
awal memulai masa tugasnya.
Pernyataan VISI adalah perwujudan harapan tertinggi yang diupayakan untuk terwujud dengan
mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia di Komisi Yudisial melalui serangkaian
tindakan yang dilakukan secara terus menerus berdasarkan amanat konstitusi dan Undang-Undang.
Visi Komisi Yudisial dinyatakan sebagai berikut:
Terwujudnya penyelenggara kekuasaan kehakiman yang jujur, bersih, transparan, dan profesional.
Pernyataan MISI adalah komitmen, tindakan, dan semangat sehari-hari seluruh sumber daya manusia di
Komisi Yudisial yang diarahkan untuk mencapai VISI Komisi Yudisial.
Misi Komisi Yudisial dinyatakan sebagai berikut:
1. Menyiapkan calon hakim agung yang berakhlak mulia, jujur, berani dan kompeten.
2. Mendorong pengembangan sumber daya hakim menjadi insan yang mengabdi dan menegakkan
hukum dan keadilan.
3. Melaksanakan pengawasan penyelenggara kekuasaan kehakiman yang efektif, terbuka dan
dapat dipercaya.
Alamat:
Jln. HR Rasuna Said Kav C-1
Jakarta 12920
Telepon:
(021) 2557 8300
Fax:
(021) 5290 5592
Email:
pengaduan@kpk.go.id
Website:
www.kpk.go.id
Kementerian
Kementerian (nama resmi: Kementerian Negara) adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian berkedudukan di Jakarta dan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Landasan hukum kementerian adalah Bab V Pasal 17 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa: (1) Presiden
dibantu oleh menteri-menteri negara. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. (4) Pembentukan, pengubahan, dan
pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.
Lebih lanjut, kementerian diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara.
Kementerian Koordinator
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009, tentang Pembentukan Dan Organisasi Kementerian Negara;
Kementerian Koordinator, setiap Kementerian membidangi urusan tertentu dalam Pemerintahan yang
terdiri atas :
urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan
urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah.
Kementerian Koordinator melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian, berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan
mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya. Unsur
Pemimpin, Pasal 9 - Menteri Koordinator mempunyai tugas memimpin Kementerian Koordinator sesuai
dengan bidang tugas Kementerian Koordinator.
Kementerian Koordinator terdiri atas :
1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kementerian Koordinator
menyelenggarakan fungsi :
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
b. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
c. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;
d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
e. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; dan
f. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
KEMENTERIAN
KOORDINASI
Kementerian
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 yang dimaksud
dengan :
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, dan susunan organisasi Kementerian diatur dengan
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009.
KEMENTERIAN
Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Agama
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Luar Negeri
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Kehutanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertahanan
Kementerian Perindustrian
Kementerian Sosial
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Perhubungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Pertanian
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Kementerian Negara Koperasi & UKM
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Setingkat Menteri
Adalah lembaga negara yang mempunyai kedudukan setingkat menteri tapi bukan termasuk dalam
kementrian, baik kementrian koordinator maupun kementrian negara. Lembaga-lembaga tersebut
bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga Negara tersebut adalah:
Kejaksaan Agung
Tentara Nasional Indonesia
Kepolisian Republik Indonesia
UKPPPP (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan)
Kejaksaan Agung
Alamat:
Jl. Sultan Hasanudin No.1
Pusat Instakrim - Jakarta Selatan
Telepon:
021-722 1377
Email:
postmaster@kejaksaan.go.id
Website:
www.kejaksaan.go.id
Alamat:
Mabes Tentara Nasional Indonesia
Cilangkap - Jakarta 13870
Telepon:
021-845 91244
Faks:
021-845 6805
Email:
webmaster@tni.mil.id
Website:
www.tni.mil.id
Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Alamat:
Mabes Polri - Jl. Trunojoyo 3
Jakarta Selatan
Telepon:
021-721 8144
Email:
info@polri.go.id
Website:
humas.polri.go.id
UKPPPP
Unit Kerja Presiden
Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan
Alamat:
Gedung Setneg Sayap Timur
Jl. Veteran III No. 2
Jakarta 10110
Telepon:
021-350 8003
Faks:
021-231 4147
Email:
webmaster@ukp.go.id
Website:
www.ukp.go.id
Pemerintah Daerah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi
atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-
masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kotaterdiri atas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan
DPRD Kabupaten/Kota
Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota ditetapkan dengan undang-undang.
Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang
bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih. Daerah dapat dihapus
dan digabung dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu menyelenggarakan
otonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah beserta akibatnya ditetapkan dengan undang-
undang. Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan
nasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau
kabupaten/kota.
PEMERINTAH DAERAH
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Riau
Provinsi Jambi
Provinsi Bengkulu
Provinsi Lampung
Provinsi Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi DKI Jakarta
Provinsi D.I. Yogyakarta
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Banten
Provinsi Bali
Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Utara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Papua
Provinsi Papua Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi Maluku
Provinsi Maluku Utara
Provinsi Gorontalo
LPNK
Lembaga Pemerintah Nonkementerian (dahulu Lembaga Pemerintah Nondepartemen, disingkat LPNK)
adalah lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu
dari presiden. Kepala LPNK berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui
menteri yang mengoordinasikan.
LPNK mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari presiden atau menunjang
tugas yang dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
LPNK terdiri dari
Kepala
Sekretariat Utama
Deputi
Inspektorat Utama.
Apabila dipandang perlu LPNK dapat membentuk Komisi/Kelompok Kerja Non Struktural sesuai
dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya, masing-masing LPNK dikoordinasikan oleh Menteri yang meliputi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bagi BPS, BAPPENAS, BKPM,BULOG, dan
BARANTI
Menteri Koordinator Bidang Politik, sosial dan Keamanan bagi LEMSANEG;
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi daerah bagi BPN;
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial bagi BPOM;
Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS;
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara bagi LAN, BKN, dan ANRI
Menteri Negara Lingkungan Hidup bagi BAPEDAL;
Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN,BEPETEN,
BAKORSUTANAL, dan BSN;
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan bagi BKKBN; dan
Menteri Negara Koperasi dan UKM bagi BPS-KPKM.
Bagi BIN dan BPKP dalam pelaksanaan tugasnya tidak dikoordinasikan oleh Menteri.
LPNK
Arsip Nasional Republik Badan Pertanahan Badan Nasional
Indonesia Nasional Penanggulangan Bencana
Perpustakaan Nasional Badan Pengkajian dan Badan Meteorologi,
Republik Indonesia Penerapan Teknologi Klimatologi, dan
Lembaga Penerbangan Badan Pengawasan Geofisika
dan Antariksa Nasional Keuangan dan Badan Koordinasi Survei
Lembaga Ilmu Pembangunan dan Pemetaan Nasional
Pengetahuan Indonesia Badan Pengawasan Badan Koordinasi
Badan Perlindungan dan Tenaga Nuklir Penanaman Modal
Penempatan Tenaga Kerja Badan Pengawasan Badan Kependudukan
Indonesia Perdagangan Berjangka dan Keluarga Berencana
Badan Standardisasi Komoditi Nasional
Nasional Badan Pengawasan Obat Badan Kepegawaian
dan Makanan Negara
Badan Pusat Statistik Badan Intelijen Negara
Perwakilan Negara
Seluruh kegiatan dalam hubungan antarbangsa dan antarnegara pada hakikatnya adalah hubungan
diplomasi yang pada intinya merupakan usaha memelihara hubungan antarnegara. Diplomasi secara
formal dilakukan baik oleh korps perwakilan diplomatik maupun oleh korps perwakilan konsuler. Korps
perwakilan diplomatik dipimpin oleh seorang Duta Besar sedangkan korps perwakilan konsuler di
pimpin oleh seorang Konsul Jenderal. Konsulat pada dasarnya hampir sama dengan kedutaan, namun
area kerjanya hanya pada penanganan hubungan konsuler atau hubungan antarmanusia dan hubungan
ekonomi, tidak termasuk hubungan politik.
Pembukaan hubungan diplomatik juga merupakan suatu upaya konkrit untuk mempererat hubungan
dan kerjasama dengan negara-negara lain yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di kedua negara. Untuk tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia saat ini telah
memiliki sebanyak 118 perwakilan yang terdiri dari 87 Kedutaan Besar, 2 Perutusan Tetap untuk PBB di
New York dan Jenewa, dan 30 Konsulat Jenderal dan Konsulat Republik Indonesia. Selain itu Indonesia
juga telah mengangkat 64 Konsul kehormatan.
Kedutaan Besar
Afghanistan Bolivia Fiji Kongo Norwegia
Afrika Boznia Filipina Korea Papua
Selatan Herzegovi Finlandia Selatan Nugini
Albania na Hongaria Korea Utara Perancis
Amerika Brazil India Kosta Rika Peru
Serikat Brunei Inggris Kroasia Polandia
Arab Saudi Darussala Iran Kuba Royal
Argentina m Italia Kyrgyzstan Danish
Armenia Bulgaria Jepang Laos Rusia
Australia Burkina Jerman Libya Selandia
Austria Faso Kamboja Malaysia Baru
Azerbaijan Burundi Kamerun Maroko Singapura
Bahrain Ceko Kanada Myanmar Suriname
Bangladesh Cili Kolombia Namibia Swedia
Belarusia Cina Netherlands Tunisia
Belgia Comoros Turki
Benin Denmark Uzbekistan
Djibouti
Dominika
Ethiopia
Konsulat Jenderal
Konsulat Jenderal Republik Indonesia dan Konsulat Republik Indonesia adalah Perwakilan Konsuler
adalah yang melakukan kegiatan konsuler di wilayah kerja di dalam wilayah Negara Penerima untuk
mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan Pemerintah Republik Indonesia,
dipimpin oleh Konsul Jenderal dan Konsul yang memimpin Perwakilan Konsuler adalah Jabatan Negeri
yang diisi oleh Pejabat Dinas Luar Negeri dan/atau Pegawai Negeri lain yang memenuhi syarat,
diangkat oleh Presiden atas usul Menteri Luar Negeri, bertanggung jawab secara operasional kepada
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang membawahkannya. Konsulat Jenderal Republik
Indonesia berkedudukan dikota-kota besar diluar ibukota negara penerima.
Konsulat Jenderal
Afrika Ecuador Jepang Mozambik Siprus
Selatan Emirat Jerman Nikaragua Slovenia
Amerika Arab Kaledonia Norwegia Spanyol
Serikat Estonia Baru Pakistan Sri Langka
Arab Saudi Filipina Kanada Panama Swaziland
Armenia Finlandia Kepulauan Papua Swedia
Australia Gambia Solomon Nugini Swiss
Austria Guatemala Kolumbia Paraguay Thailand
Bahama Guyana Kroasia Perancis Trinidad
Bangladesh Hongaria Libanon Polandia dan
Belgia India Luxemburg Rusia Tobago
Benin Inggris Malaysia Selandia Turki
Brazil Irlandia Malta Baru Uganda
Ceko Islandia Maroko Senegal Uruguay
Cili Italia Mauritius Seychelles Vietnam
Cina Jamaika Meksiko Singapura Yunani
Denmark
BUMN
BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (PERSERO)
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan Perusahaan Umum
(PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di
dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-
kecil, domestik-asing) dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi
ekonomi yang akan terus kita kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagai salah satu pelaku
kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan
kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.
Untuk itu, BUMN paling tidak diharapkan (1) dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak; (2) memberikan sumbangan kepada penerimaan negara; dan (3)
meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional. Untuk mengoptimalkan
keberadaan BUMN itu, langkah pengembangan dan pembinaan BUMN secara umum diarahkan untuk
dapat menyinergikan kebijakan industrial dan pasar tempat BUMN tersebut beroperasi dengan
kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai dengan potensi daya saing perusahaan.
BUMN
Perum Bulog PT Dirgantara Indonesia PT Perkebunan
Perum Damri PT Djakarta Lloyd Nusantara IX
Perum Jaminan Kredit PT Dok dan Perkapalan PT Perkebunan
Indonesia Kodja Bahari Nusantara V
Perum Jasa Tirta I PT Dok dan Perkapalan PT Perkebunan
Perum Jasa Tirta II Surabaya Nusantara VI
Perum Pegadaian PT Garam PT Perkebunan
Perum Percetakan Negara PT Garuda Indonesia Nusantara VII
Indonesia PT Hotel Indonesia PT Perkebunan
Perum Percetakan Uang Natour Nusantara VIII
RI PT Hutama Karya PT Perkebunan
Perum Perhutani PT Indofarma Tbk Nusantara X
PT Adhi Karya Tbk PT Indra Karya PT Perkebunan
PT Amarta Karya PT Inhutani I Nusantara XI
PT Angkasa Pura I PT Inhutani III PT Perkebunan
PT Angkasa Pura II PT Inti Nusantara XII
PT Angkutan Sungai PT Jamsostek PT Perkebunan
Danau dan PT Jasa Marga Nusantara XIII
Penyeberangan PT Kawasan Berikat PT Perkebunan
PT Antam Tbk Nusantara Nusantara XIV
PT Asuransi Ekspor PT Kawasan Industri PT Permodalan Nasional
Indonesia Makasassar Madani
PT Asuransi Jasa PT Kawasan Industri PT Pertamina
Indonesia Wijayakusuma PT Pertani
PT Asuransi Jasa Raharja PT Kereta Api Indonesia PT Perusahaan Gas
PT Asuransi Jiwasraya PT Kertas Leces Negara Tbk
PT Asuransi Kesehatan PT Kimia Farma Tbk PT Perusahaan Listrik
Negara
PT Kliring Berjangka PT Perusahaan Pengelola
Indonesia Aset
PT Krakatau Steel PT Perusahaan
PT LEN Industri Perdagangan Indonesia
Indonesia
PT Merpati Nusantara PT Pindad
PT Bahtera Adhiguna
Airlines PT Pos Indonesia
PT Bali Tourism
PT Nindya Karya PT Pupuk Sriwidjaja
Development Corp
PT PANN Multi Finance PT Rajawali Nusantara
PT Bank Ekspor Indonesia
PT Pelabuhan Indonesia I Indonesia
PT Bank Mandiri Tbk
PT Pelabuhan Indonesia PT Reasuransi Umum
PT Bank Negara
II Indonesia
Indonesia Tbk
PT Pelabuhan Indonesia PT Sang Hyang Seri
PT Bank Rakyat Indonesia
III PT Sarinah
Tbk
PT Pelabuhan Indonesia PT Semen Baturaja
PT Bank Tabungan
IV PT Semen Gresik Tbk
Negara
PT Pelayaran Nasional PT Sucofindo
PT Barata Indonesia
Indonesia PT Surveyor Indonesia
PT Bhanda Ghara Reksa
PT Pembangunan PT Tambang Batubara
PT Bio Farma
Perumahan Bukit Asam Tbk
PT Biro Klasifikasi
PT Perkebunan PT Taspen
Indonesia
Nusantara III PT Telekomunikasi
PT Boma Bisma Indra
PT Perkebunan Indonesia Tbk
PT Brantas Abipraya Nusantara IV PT Timah Tbk
PT Dahana
PT TWC Borobudur,
PT Danareksa
Prambanan dan Ratu
Boko
PT Waskita Karya
PT Wijaya Karya