Anda di halaman 1dari 24

MATERI PRAMUKA

A. PRAMUKA NASIONALISME & GLOBALISASI


1. Kebhinekaan Indonesia
Gerakan Pramuka memiliki keistimewaan dibandingkan dengan gerakan-gerakan kepanduan di
seluruh dunia. Keistimewaan tersebut adalah kenyataan bahwa gerakan Pramuka mempunyai peran
dalam menyatukan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka lahir
di atas keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat. Keanekaragaman suku bangsa
tersebut, melebur dalam satu kesatuan dalam gerakan Pramuka Indonesia. Negara Indonesia terdiri
dari 17.000 pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Secara antropologis, Indonesia dihuni oleh sekitar
300 suku bangsa atau etnik yang berbeda secara buadaya dan adat istiadatnya.
Keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia sudah diatur dalam konstitusi, yaitu Undang-
Undang Dasar 1945. Di dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa semua suku bangsa dan segala
perbedaannya adalah sama hak dan kewajibannya, tanpa dibedakan antara mayoritas dan minoritas.
Konstitusi Indonesia menyatakan bahwa semua suku bangsa mempunya hak yang sama untuk
mengembangkan kebudayaan dan bahasa mereka masing-masing, dan hal ini dilindungi oleh negara.
Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk, yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, dan
agama. Konsep tentang majemuk, menurut ilmu sosial dibagi menjadi dua konsep aliran yaitu:
1) Kemajemukan itu adalah suatu keadaan yang memperlihatkan wujud pembagian kekuasaan di
antara kelompok-kelompo masyarakat yang bergabung atau disatukan, rasa menyatu itu adalah
melalui dasar kesetiaan (bercorak crosscutting), kepemilikan nilai-nilai bersama.
2) Dalam teori-teori masyarakat majemuk, biasanya berkaitan dengan relasi antar ras dan relasi etnis.
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang berada di bawah suatu sistem pemerintahan, karena
sosial yang makin kokoh. Perbedaan adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan, karena Tuhan Yang
Maha Esa menciptakan manusia dengan segala perbedaannya, tergantung bagaimana mengelola
perbedaan itu menjadi harmoni yang indah

2. Mengenal Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kesatuan di Asia Tenggara, terletak di
garis khatulistiwa, dan berada di antara benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia
disebut juga sebagai Nusantara (Kepualauan Antara). Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dan menjadi
negara kepulauan terbesar di dunia (walaupun hanya 6000 dari pulau-pulau ini yang berpenghuni).
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama dari Sabang sampai Merauke. Total
luas area Indonesia adalah sekitar 767.777 mil persegi, dengan populasi sekitar 260 juta jiwa pada
tahun 2013, terdiri dari 300 suku bangsa yang diperkirakan memiliki 583 bahasa dan dialek.
Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi, yakni Melayu dan Papua.
Rumpun bangsa Melayu banyak mendiami Indonesia bagian barat. Suku Jawa merupakan suku dalam
rumpun bangsa Melayu Deutero dengan populasi terbesar, mencapai 41,7% dari seluruh penduduk
Indonesia. Indonesia memiliki wilayah alam dengan tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di
dunia.
a) Sejarah Nama Indonesia
Sejarah nama Indonesia berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu Indus yang berarti Hindia
dan bahasa Yunani nesos yang berarti pulau. Jadi, istilah Indonesia mengandung arti wilayah
kepulauan Hindia atau kepulauan yang berada di Hindia. Nama Indonesia pertama kali muncul
dalam laporan jurnal ilmiah tahunan JIAEA (Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia)
yang terbit di Singapura. Jurnal ini dipimpin oleh James Richardson Logan, Sarjana Hukum dari
Skotlandia.
Etnologi Universitas Berlin, Jerman. Buku karangan Adolf Bastian tersebut terdiri dari 5 seri
yang berisi tentang hasil penelitiannya selama tahun 1864-1880 di Kepulauan Hindia. Para
sarjana Belanda menganggap, bahwa nama Indonesia berasal dari buku Bastian, padahal
Bastian memperoleh nama Indonesia tersebut dari artikel karya Logan.
b) Nama Indonesia dalam Masa Pergerakan Politik
Nama Indonesia, pada awalnya adalah nama ilmiah untuk menyebut wilayah Kepulauan
Indonesia di masa lalu. Nama Indonesia semakin populer di Eropa pada tahun 1900. Hal ini
mendorong para pelajar dan tokoh pergerakan Indonesia yang sedang di Belanda untuk
menggunakan nama Indonesia sebagai ekspresi politik dan identitas diri untuk menyebut tanah
kelahirannya. Salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan yang menggunakan nama Indonesia
adalah Ki Hajar Dewontoro. Tahun 1913 Suwardi Suryaningrat atau biasa disebut dengan Ki
Hajar Dewantara, dihukum oleh penjajah dan diasingkan ke negeri Belanda. Selama menjalani
pengasingan di Belanda, beliau aktif dalam pergerakan dengan mendirikan biro pers dengan
nama Indonesische Pesbureau. Biro pers Ki Hajar Dewantoro inilah yang menjadi organisasi
pertama yang memakai nama Indonesia.
Memasuki tahun 1920, nama Indonesia tidak hanya digunakan sebatas untuk studi etnologi
dan geografis. Namun, nama Indonesia menjelma menjadi sebuah identitas baru bagi bangsa
yang sedang berjuang melepaskan diri dari penjajahan bangsa Belanda. Nama Indonesia
kemudian menjelma menjadi identitas perjuangan bagi para pemuda dan pejuang
kemerdekaan. Indonesia adalah nama yang menyatukan bermacam-macam latar belakang
pemuda dalam gerakan politik menuju kemerdekaan tanah air mereka. Perkembangan yang
sedemikian cepat dengan nama Indonesia, mendorong penjajah Belanda mulai bersiap curiga
dan waspada terhadap gerakan-gerakan para pelajar Indonesia.
Pada tahun 1922, atas inisiatif Mohammad Hatta ketika menjadi mahasiswa Handels
Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia
di Negeri Belanda yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah
nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia. Majalah mereka, Hindia
Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka, Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya.
“Negara Indonesia Merdeka yang akan dating (de toekomstige vrije Indonesische
staat) mustahil disebut “Hindia-Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat
menimbulkan n kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami, nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), arena melambangkan dan
mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap
orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”
Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga,
Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada
tahun 1925, Jang Islamieten Band membentuk kepanduan Natioonal Indonesische Padvinderij
(Natipij). Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa
pada Kongres Pemuda II atau Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928,
yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Meskipun telah ada kesepakatan penggunaan nama Indonesia dalam Kongres Pemuda II,
namun secara politis istilah tersebut belum resmi. Pada bulan Agustus 1939, tiga orang anggota
Volksraad (Dewan Rakyat atau parlemen pada masa Hindia-Belanda), Muhammad Husni
Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan mosi kepada
Pemerintah Belanda agar nama Indonesi𝑒̈ diresmikan sebagai pengganti nama Nederlandsch-
Indie. Namun, permohonan ini ditolak oleh pemerintah Hindia-Belanda. Ketika proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, barulah secara resmi istilah Indonesia menjadi
nama dari sebuah negara yang berdaulat penuh.
Dari aspek demografi, Indonesia adalah negara berpenduduk besar keempat di dunia dengan
jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Meskipun secara resmi, Indonesia bukan negara
Islam. Bentuk pemerintahan Republik Indonesia adalah Republik dengan Dewan Perwakilan
Rakyat dan Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Ibukota negara berada di pulau Jawa,
yaitu Jakarta. Indonesia berbatasan dengan darat Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua
Nugini di Pulau Papuan, dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya
adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di
India.

Dari perpetif historis, kepulauan Indonesia telah menjadi wilayah perdagangan penting, setidaknya
sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan
Tiongkok dan India. Beberapa abad kemudian diikuti oleh para pedagang Islam, serta berbagai
kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli dan menguasai jalur perdagangan rempah-
rempah di era penjelajahan samudra. Setelah sekitar 350 tahun berada dalam cengkeraman Belanda,,
dan 3,5 tahun berada dalam penguasaan pemerintah militer Jepang, Indonesia menyatakan
kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam hubungan lintas negara, baik dalam skala regional maupun internasional, Indonesia
menganut paham bebas aktif. Indonesia merupakan anggota dari PBB, ASEAN, APEC, OKI, G-20, dan
akan menjadi anggota dari OECD. Indonesia merupakan anggota PBB dan satu-satunya anggota yang
pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965 dan bergabung kembali paada tanggal 28
September 1966. Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, nomor keanggotaan yang
sama sejak bergabung dengan PBB untuk pertama kali paada tanggal 28 September 1950.
PRAMUKA DAN NEGARA KESATUAN INDONESIA
PEMUDA INDONESIA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA

A. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik
atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bentuk
negara merupakan identitas jati diri suatu bangsa. Selain itu, bentuk suatu negara
akan mempengaruhi penyelenggaraan dan pengelolaan negara secara lebih lanjut,
sehingga bentuk negara harus diatur langsung dalam konstitusi. Mengingat
pentingnya hal ini, bentuk negara Indonesia secara tegas dicantumkan dalam UUD
1945 pasal 1 yang berbunyi, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.” Penempatannya pada bagian paling awal dari konstitusi
menandakan, bahwa ketentuan ini dianggap sangat penting dan utama, sehingga
perumusannya mendahului perumusan ketentuan yang lainnya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibentuk atas semangat
nasionalisme bangsa. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang menandai lahirnya bangsa
Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk
menentukan nasib dan tujuannya sendiri. Berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia bertujuan, untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaia
abadi dan keadilan social. Tujuan negara tersebut dirumuskan dalam sidang periode
II BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada
tanggal 10 sampai 16 Juli 1945 dan disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu :

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social…”

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki alur sejarah sendiri.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, muncul perdebatan mengenai bentuk negara
yang akan digunakan Indonesia, apakah negara kesatuan ataukah negera federal.
Perdebatan ini terjadi ketika penetuan bentuk negara Indonesia dalam rapat BPUPKI.
Pioner gagasan bentuk negara kesatuan di Indonesia adalah Prof. Soepomo.
Pendapatnya dalam sidang BPUPKI diikuti oleh tokoh nasional lainnya, seperti
Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin.
Soepomo berpendapat bahwa negara didirikan atas sebuah teori. Di dunia ini
terdapat tiga teori tentang dasar berdirinya sebuah negara, yaitu teori individualistic,
teori kelas dan teori intergralistik. Teori individualistic atau perseorangan adalah
masyarakat hukum yang disusun atas kontrak antara seluruh individu dengan
masyarakat itu sendiri demi menjamin hak-hak individu di masyarakat. Sedangkan
teori golongan menganggap negara merupakan alat suatu golongan untuk menindas
golongan yang lain, golongan kuat menindas yang lemah. Aliran ketiga, teori
integralistik menurut Soepomo adalah negara tidak menjamin kepentingan
perorangan atau kelompok, tapi negara harus mncakup kepentingan seluruh
komponen, tapi negara harus mencakup kepentingan seluruh komponen. Negara
adalah suatu susunan masyarakat yang integral, segala golongan mempunyai ikatan
yang erat dan berhubungan satu sama lainnya dan merupakan persatuan
masyarakat yang organis.
Menurut Soepomo, integralistik adalah paham yang cocok untuk bangsa
Indonesia, bukan paham kenegaraan individualistic seperti yang diajarkan Thomas
Hobbes, John Locke, Jean Jacques Roesseau, Helbert Spencer dan J. Laski,
maupun negara kelas yang dianut oleh Karl Marx, Engels dan Lenin. Selanjutnya,
Soepomo mengatakan bahwa jika kita hendak mendirikan negara Indonesia yang
sesuai dengan sifat dan ciri khas masyarakat Indonesia, maka negara kita harus
didirikan atas dasar pikiran tentang negara (staatside) yang integralistik.
Dalam sidang BPUPKI tersebut Mr. Muh. Yamin menerima gagasan negara
kesatuan yang dipelopori Soepomo ini. Yamin berpendapat bahwa bentuk negara
yang sesuai untuk Indonesia adalah negara kesatuan, bukan negara serikat.
Meskipun demikian, konsep negara integralistik yang tidak menjamin Hak Asasi
Manusia (HAM) dari Soepomo sedikit ditentang oleh Yamin yang menghendaki
adanya pengakuan dan jaminan tehadap HAM dalam UUD Negara Indonesia
nantinya. Dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945, Yamin mengusulkan
Indonesia menjadi negara persatuan yang tidak terpecah, dibentuk ke dalam dan ke
luar badan bangsa Indonesia yang tidak terbagi-bagi. Alasan Yamin menolak
federalism karena negara faderal lebih banyak memerlukan pegawai dibandingkan
negara kesatuan, negara federal mengarah pada perpecahan, sedangkan negara
kesatuan memperkuat Indonesia yang dimerdekakan dengan jalur revolusi
federalism hanya akan melemahkan Indonesia. Lebih jauh Yamin mengungkapkan,
bahwa ide negara kesatuan sudah muncul sejak Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928, karena telah ada kebulatan tekad seluruh pemuda Indonesia tentang
adanya satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Indonesia dengan bentuk
negara kesatuan bukan hanya ide pada saat sidang BPUPKI, tetapi memang telah
dicita-citakan sejak lama.
Ide negara kesatuan tidak serta-merta diterima oleh seluruh anggota BPUPKI,
Mohammad Hatta lebih setuju dengan bentuk negara federal. Hatta mengemukakan,
bahwa karena Indonesia terbagi atas beberapa pulau dan golongan bangsa, maka
perlu tiap-tiap golongan kecil atau besar, mendapat otonomi, mendapat hak untuk
menentukan nasibnya sendiri. Satu-satunya dapat mengatur pemerintahan sendiri
menurut keperluan dan keyakinan sendiri, asal saja peraturan masing-masing tidak
berlawanan dengan dasar-dasar pemerintahan secara umum. Selanjutnya,
Mohammad Hatta menyatakan bahwa Indonesia terdiri dari masyarakat majemuk,
sehingga membutuhkan bentuk negara federal bagi Indonesia untuk
mempersatukan segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia.
Namun dalam mekanisme pengambilan keputusan mengenai bentuk negara,
Hatta akhirnya menerima gagasan bentuk negara kesatuan untuk Indonesia, sebab
mayoritas anggota BPUPKI menginginkan bentuk negara kesatuan. Soekarno, dalam
pidatonya pada 1 Juni 1945, mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia atau
negara kesatuan merupakan sebuah takdir. Bentuk negara kesatuan bagi Indonesia
ini kemudian ditetapkan dalam UUD 1945 oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.
Berdasarkan hasil sidang BPUPKI itulah, maka UUD 1945 mengatur bentuk negara
Indonesia dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi, “Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik.”
Bentuk negara kesatuan adalah ketentuan yang diambil oleh para founding
fathers pada tahun 1945 berdasarkan dari berbagai pertimbangan dan hasil
pembahasan yang cukup mendalam. Namun, dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia pernah juga menerapkan bentuk negara federal sebagai akibat atau
konsekuensi hasil konferensi meja bundar di negeri Belanda pada tahun 1949.
Namun, penerapan pemerintah federal ini hanya berlangsung sekitar 7 bulan untuk
kemudian kembali menjadi bentuk negara kesatuan. Setelah bergulirnya ferormasi
1998, pada saat akan diadakan amandemen terhadap UUD 1945, bentuk negara
kesatuan ini kemudian diperdebatkan oleh berbagai pihak. Namun, mengingat
bangsa majemuk ini begitu rentan terhadap disintegrasi, kemudian ada kesepakatan
politik yang dilakukan oleh elemen bangsa agar negara kesatuan tetap
dipertahankan. Bahkan, eksistensinya semakin dikokohkan dalam amandemen
keempat UUD 1945 dalam pasal 37 ayat (5) “Khusus mengenai bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.”
Negara Indonesia pada era reformasi ini tetap menganut bentuk negara
kesatuan dengan menjunjung tinggi otonomi dan kekhususan daerah sesuai dengan
budaya dan adat istiadatnya. Bentuk negara yang diyakini sebagian besar pendiri
negara bisa menjamin persatuan yang kuat bagi negara kepulauan Indonesia adalah
Negara Kesatuan (unitary). Meskipun memilih bentuk negara kesatuan, para pendiri
bangsa sepakat bahwa untuk mengelola negara sebesar, seluas, dan semajemuk
Indonesia tidak bisa tersentralisasi. Negara seperti ini sepatutnya dikelola dengan
melibatkan peran serta daerah dalam pemberdayaan ekonomi, politik, dan social-
budaya sesuai dengan keragaman potensi daerah masing-masing.
Di era reformasi ini, dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia terdapat pembagian kewenangan antara pemerintah
pusat dan daerah. Hal ini dilakukan untuk mendorong otonomi daerah dan
mendorong pembangunan daerha menjadi lebih pesat. Hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah dapat dijalankan secara langsung. Undang-undang yang mengatur
tugas adalah UU No. 32 Tahun 2004. Pemerintah pusat memiliki wewenang
sepenuhnya dalam hal pertahanan, keamanan, moneter, politik luar negeri,
pendidikan, dan agama. Pemerintah daerah memiliki kewenangan (otonomi) untuk
mengatur rumah tangga daerah, membuat kebijakan dan peraturan (selain 6
kewenangan pemerintah pusat) namun tetap harus selaras dengan pemerintah
pusat. Dalam konsepsi negara kesatuan, kekuasaan yang ada di tangan pemerintah
daerah merupakan mandate atau wewenang dari pusat dan hukum nasional.
Peraturan pusat tidak memerlukan pengakuan dari daerah.
Sang teladan

Profesor Mr. Dr.


Soepomo

Soepomo adalah tokoh


pergerakan kemerdekaan
yang mengusulkan bentuk
negara kesatuan Republik
Indonesia
Profesor Soepomo
dilahirkan di Sukoharjo,
Jawa Tengah, pada tanggal
22 Januari 1903 dan
meninggal pada 12
September 1958 di Jakarta.

B. Pemuda dan NKRI Harga Mati


Gerakan pramuka memiliki kelanjutan dan pembaruan dari gerakan
kepanduan nasional. Gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi
nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan
Indonesia yang berhasil membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan
kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan. Jiwa kesatria yang patriotic telah mengantarkan para
pandu ke medan juang, untuk bahu-membahu dengan para pemuda bangsa lainnya
dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia menegakkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia selama-lamanya. Gerakan pramuka yang dibentuk berdasarkan
keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 ikut bertanggung jawab atas
kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ditopang oleh empat pilar
wawasan kebangsaan, yaitu Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih
sebagai komitmen bersama. Para pendiri bangsa sepakat memilih bentuk negara
kesatuan, karena bentuk negara kesatuan dipandang paling cocok bagi bangsa
Indonesia yang multietnik dan multicultural. Negara Kesatuan Republik Indonesia
lahir untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu, komitmen kebangsaan
akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi suatu keniscayaan
yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa dan tidak dapat diganggu
gugat. Peratuan bangsa Indonesia dalam wadah negara kesatuan merupakan
amanat UUD 1945. Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan berbentuk republic ini adalah
harga mati, sebagaimana dipertegas dalam amandemen keempat UUD 1945 Pasal
37 ayat (5).
Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan bentuk
negara, namun upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat,
misalnya ada upaya untuk menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia Serikat.
Kenyataannya, upayaa untuk menggantikan bentuk negara itu segera berlalu begitu
saja. Indonesia kembali kepada negara kesatuan hingga saat ini.
Persatuan dan kesatuan merupakan kekuatan utama NKRI untuk tetap
mempertahakan dan memperkokoh eksistensinya. Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia terjadi melalui dinamika kesejarahan yang panjang, serta terbentuk dari
proses yang berakar dari unsur-unsur social budaya masyarakat Indonesia sendiri.
Prinsip utama dalam persatuan dan kesatuan Indonesia adalah sebagai berikut
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengakui bahwa, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang majemuk.
Hal ini menunjukkan setiap satuan dari keragaman yang ada tetap dihargai
keberadaannya, namun bersatu dalam satu ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Mencintai bangsa bukan berarti bangsa kita yang terbaik. Nasionalisme
Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita
tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu
juga berentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Warga
negara Indonesia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab terhadap dirinya,
terhadap sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam
kerangka kesatuan politik, social, budaya, ekonomi serta pertahanan keamanan.
Dengan wawasan, manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita ahrus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur.

Akhir-akhir ini wawasan kebangsaan mengalami distorsi yang cukup tajam.


Hal ini dapat dilihat dari serangkaian persitiwa yang terjadi di tanah air. Banyak di
antara komponen bangsa cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan
golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Kepentingan pribadi dan
golongan tersebut sering memicu terjadinya konflik yang lebih luas dan berpotensi
memecah belah keutuhan NKRI. Bangsa kita terus bergerak maju melintasi
sejarahnya. Berbagai kemajuan dan perkembangan terus dinikmati oleh rakyat,
tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan keharmonisan bangsa dan negara masih
terus terjadi. Meski intensitasnya kecil, namun sangat rumit dan multidimensi.
Meskipun Indonesia sudah terbebas dari belenggu penjajahan dengan
terwujudnya NKRI, namun ancaman disintegrasi bangsa tidak dapat diabaikan.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa multikulkural yang terdiri dari berbagai suku
bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Keanekaragaman
tersebut dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua
gangguan atau ancaman yang ingin merongrong kedaulatan. Di lain sisi, hal ini
menyimpan potensi besar untuk masuk ke dalam konflik, baik horizontal maupun
vertical. Bahkan, dapat membentuk complicated conflict yang tersembunyi maupun
terbuka, sehingga muncul social entropy. Konflik ini fapat menyebabkan timbulnya
separatism yang mengancam integrasi NKRI.
Sikap dan tindakan yang berorientasi pada kepentingan individu atau
kelompook dalam nuansa kedaerahan, kesukuan, dan agama acapkali menimbulkan
konflik horizontal antar masyarakat. Terjadinya kesenjangan dan kurangnya
pemerataan kesejahteraan dalam aspek perekonomian antara satu daerah dengan
daerah lain akibat kebijakan yang kurang tepat, apalagi dipicu dengan sentiment
etnik kedaerahaan, mengakibatkan terjadinya gerakan separatis yang berpotensi
besar menimbulkan disintegrasi bangsa.
Berangkat dari kondisi tersbut, tentu masih relevan, jika seluruh elemen
bangsa menengok dan mengamalkan pesan moral para pejuang kebangkitan
nasional, sehingga bisa bersinergi untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan
NKRI. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan Presiden
Republik Indonesia, dalam rangka Peringatan HUT Ke-64 Kemerdekaan Republik
Indonesia di Depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
tanggal 14 Agustus 2009 mengatakan :
“Kita juga harus terus menjaga asset terpenting dari revolusi kemerdekaan
kita, yaiu Persatuan Indonesia. Bagi kita, persatuan adalah awal dari kebangkitan.
Persatuan adalah kekuatan dan persatuan adalah syarat utama bagi kelestarian
Bhineka Tunggal Ika yang kita junjung bersama. Semenjak kemerdekaan, betapa pun
beratnya tantangan yang dihadapi bangsa, kita selalu berhasil mengatasinya selama
kita menjaga persatuan dan kesatuan, karena itu prinsip yang selalu kita pegang
adalah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. In crucial things unity!”
Para bapak pendiri bangsa telah memberikan warisan yang sangat berharga
bagi keutuhan Internal dari ketahanan nasional kita, yaitu Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. UUD 45 memuat komitmen bersama bangsa Indonesia sebagai
pengikat dari eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Keutuhan NKRI merupaka
harga mati yang tak akan pernah bisa diganggu gugat.
Sebagai generasi penerus bangsa, setiap anggota Pramuka harus mempunyai
komitmen untuk terus mengawal keberadaan Negara Kesatuan Indonesia dengan
ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia.
Dalam upaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
diperlukan jiwa patriotic dan nasionalis yang terwujud dalam sikap-sikap sebagai
berikut:
1. Cinta Tanah Air
Sebagai warga negara Indonesia, terlebih sebagai anggota gerakan
Pramuka, maka wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air
dan bangsa dapat diwuudkan dalam berbagai hal, antara lain :
a. Menjaga keamanan negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam
b. Menjaga kelestarian lingkungan
c. Memberdayakan kekayaan alam dengan tetap mematuhi asas-asas
kelestarian lingkungan hidup.
d. Rajin belajar untuk menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan demi
pengabdian kepada bangsa dan negara
2. Membina Persatuan dan Kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan merupakan upaya untuk mencegah
timbulnya disintegrasi bangsa. Tindakan yang menunjukkan usaha membina
persatuan dan kesatuan antara lain :
a. Menjalin kerja sama antardaerah
b. Memperluas pergaulan tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan
c. Menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup di masyarakat
d. Mengutamakan meusyawarah dalam menyelesaikan masalah bersama
e. Menumbuhkan sikap toleransi dan tolong menolong antarwarga negara.
3. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban mencerminkan adanya kesedian dan keikhlasan
untuk memberikan kontribusi bagi NKRI. Dalam konteks mempertahankan NKRI,
maka pengorbanan ini meliputi pikiran, tenaga, harta, bahkan nyawa. Sikap rela
berkorban tidak hanya tampak pada situasi darurat perang, namun dalam
keseharian sikap ini bisa diwujudkan oleh setiap anggota Pramuka melalui hal-
hal berikut :
a. Taat dan tertib membayar pajak, berarti menunjukkan sikap rela berkorban
harta untuk NKRI.
b. Rajin belajar, menunjukkan sikap rela berkorban pikiran untuk NKRI
c. Aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, menunjukkan sikap rela berkorban
tenaga untuk NKRI.

Pramuka diharapkan tetap menjadi garda terdepan dalam mempertahankan


keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pramuka merupakan wadah
pengembangan dan penciptaan generasi muda Indonesia yang berbudi pekerti luhur
dan memiliki keunggulan di semua sector. Dalam kerangka tersebut, semangat
persatuan yang berwawasan kebangsaan, yaitu semangat mewujudkan persatuan
dan kesatuan di segenap aspek kehidupan social, baik alamiah maupun aspek social
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, harus diperkuat dan ditingkatkan.
Wawasan kebangsaan meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan kebangsaan berarti mematuhi dan menaati semua ketentuan sebagai
warga negara, meliputi Pancasila sebagai landasan negara dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional.
PRAMUKA MELAWAN NARKOBA
A. Di Bawah Incaran Narkoba

Penyalahgunaan narkoba telah menyusup ke dalam budaya global sejak


pertengahan abad terakhir. Narkoba dipopulerkan pada tahun 1960-an melalui
musik dan medai massa, hingga kini merambah semua aspek dalam masyarakat.
Pada awalnya, narkoba memang sengaja dikembangkan untuk kepentingan
penelitian dalam ilmu pengetahuan, terutama ditujukan untuk kesehatan (sebagai
bagian dari terapi medis). Sayangnya, seiring berjalannya waktu, narkoba
disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu, sehingga menyimpang dari tujuan
semula.

1. Pengertian Narkoba

Istilah narkoba adalah singkatan


dari tiga kata, nar dari kata narkotika,
ko dari kata prsikotropika, dan ba dari
kata bahan adiktif/berbahaya. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa yang
termasuk dalam kategori narkoba
adalah zat narkotika, psokotropika,
dan bahan adiktif berbahaya. Selain
ketiga zat tersebut, terdapat zat prekursor sebagai bahan pemula atau bahan kimia
yang digunakan dalam proses pembuatan narkotika. Zat ini juga termasuk dalam
rangkaian bahaya narkoba.

Ada istilah lain yang memiliki keserupaan arti dengan narkoba, yaitu napza.
Napza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya (obat-obatan terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang
mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan tersebut). Meskipun kedua
istilah tersebut merujuk pada permasalahan yang sama, namun istilah napza lebih
luas cakupannya. Narkoba secara definitif adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi, seperti perasaan, pikiran, suasana hati, serta perilaku, jika masuk
ke dalam tubuh manusia, baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya.

Saat ini narkoba bukan lagi menjadi konsumsi geng-geng underground jalanan
dengan gaya hidup glamour para artis, tetapi narkoba telah merambah ke civitas
akademik. Kita sering mendengar kejadian mahasiswi atau mahasiswa mengonsumsi
sabu-sabu dan ekstasi, pelajar mengonsumsi pil koplo, bahkan anak usia SD dan
SMP sudah banyak yang kecanduan bau lem. Selain itu, penyalahgunaan narkoba
tidak hanya merambah pada pemuda, kaum dewasa yang seharusnya lebih berakal
sehat, berpikiran jernih serta bijaksana juga ternyata banyak yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Tidak tanggung-tanggung, sebagian dari mereka bahkan
merupakan oknum aparat dan pejabat yang seharusnya menjadi teladan bagi
masyarakat.
Narkoba pada dasarnya adalah racun. Jumlah atau dosis yang dikonsumsi
menentukan akibat yang dapat ditimbulkan. Dosis rendah dapat merangsang
(meningkatkan aktivitas) dan dosis yang tinggi dapat menjadi penenang (menekan
aktivitas). Sehingga dalam kondisi tertentu, beberapa jenis narkoba sering
digunakan untuk kepentingan medis. Dosis yang lebih tinggi lagi dapat membunuh
seseorang. Dalam kasus penyalahgunaan narkoba, yang terjadi adalah peningkatan
dosis narkoba yang dikonsumsi oleh pengguna dari waktu ke waktu. Tubuh manusia
memiliki kemampua adaptif, sehingga akan sampai pada kondisi toleran dimana
semakin sering narkoba digunakan, maka daya efeknya semakin turun. Pada kondisi
toleran ini, pecandu narkoba akan menaikkan dosisnya untuk mendapatkan efek
yang diinginkan. Racun narkoba yang telah menumpuk dalam tubuh, ditambah
peningkatan dosis pemakaian narkoba pada seorang pecandu secara tiba-tiba akan
mengakibatkan sakaw yang juga berujung pada kematian. Oleh karena itu, dalam
proses penghentian pemakaian narkoba diperlukan upaya rehabilitasi oleh tim
medis yang kompeten. Dari sini, dapat dipahami bahwa manusia hanya memiliki dua
pilihan, mati bersama narkoba atau hidup tanpa narkoba.

2. Peningkatan Peredaran Narkoba Ilegal di Indonesia

Peredaran narkoba akhir-akhir ini


semakin memprihatinkan. Narkoba
tidak hanya menjamah perkotaan,
tetapi sudah merambah di pelosok
pedesaan. Penyalahgunaan narkoba
sudah begitu sering menjadi
pemberitaan di media massa. Hal ini
bisa menjadi indikator adanya
peningkatan jumlah pemakaian
narkoba. Ketatnya persaingan ekonomi
dan keuntungan yang menggiurkan mendorong oknum-oknum yang kehilangan
akal sehat dan moralitas untuk mengembangkan bisnis narkoba.

Dalam lingkup global, letak Indonesia yang strategis, yaitu menghubungkan Asia
dengan Australia, merupakan salah satu transit bagi peredaran jaringan narkoba
internasional. Selain itu, jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat besar
tentu menjadi pasar yang sangat potensial untuk digarap secara serius dalam
peredaran narkoba. Ditambah lagi, secara ekonomi tingkat pendapatan masyarakat
indonesia cukup tinggi dibandingkan negara tetangga. Peredaran narkoba,
khususnya narkotika, di Indonesia ditengarai dikendalikan oleh jaringan
internasional.

Modus peredaran narkoba semakin kreatif dan inovatif guna mengelabuhi


petugas. Kreasi dan inovasi tersebut antara lain, membungkus narkoba dengan
kemasan permen coklat, pengiriman via pos. Bahkan dengan dimasukkan ke dalam
rongga tubuh tersembunyi, seperti anus. Peredaran narkoba juga tidak lagi terfokus
di tempat-tempat hiburan, tetapi sudah bergeser ke tempat lain, seperti
perkampungan, rumah penduduk, tempat kos, dan lokasi lain yang secara langsung
kurang mendapat pengawasan dari pihak kepolisian, termasuk kampus dan sekolah.

3. Peredaran Narkoba di Kalangan Pemuda dan remaja

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi adanya penyalahgunaan narkoba,


namun secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Availibilty and acceptability : mudah untuk mendapatkannya dan murah.


b. Curiousity : keingingtahuan yang besar tanpa tahu akibatnya.
c. Experimentation : keinginan untuk mencoba hal-hal baru.
d. Life style : ingin mengikuti tren atau gaya.
e. Adaptation : ingin diterima oleh lingkungannya.
f. Eliminate the problem : pelarian dari kebosanan atau kegetiran hidup.
g. Confidency : ingin meningkatkan rasa percaya diri.
h. Peerpressure ; pengaruh teman/tidak bisa menolak ajakan teman.
i. Rebellion : sikap anti kemapanan terhadap tradisi norma dan etika masyarakat.

Sosialisasi antinarkoba banyak digiatkan


di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini
karena menurut BNN, target peredaran
narkoba sudah masuk ke pintu-pintu
sekolah dan perguruan tingi. Sasaran utama
peredaran narkoba adalah kaum muda atau
remaja yang rata-rata berusai 11 hingga 24
tahun atau dapat dikatakan masih dalam
usia belajar (kelompok pelajar dan mahasiswa). Apalagi secara psikologis, kondisi
perkembangan jiwa remaja juga sangat mendukung (ingin tahu/coba yang tinggi,
penemuan jati diri, serta keegoan), ditambah tekanan faktor lingkungan dan teman
(peer group) yang amat besar.

4. Faktor Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba

Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba adalah


sebagai berikut.
a. Aspek Individu
Secara individu seseorang tertarik untuk menggunakan narkoba, karena ada
faktor yang mendorong terjadinya perbuatan tersebut, diantaranya adalah
sebagai berikut.
 Kepribadian individu
 Kurang pengetahuan tentang narkoba
 Konflik individu
 Sikap permisif terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba

b. Aspek Lingkungan Keluarga


Kondisi keluarga yang buruk turut berperan menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga, terutama remaja dan pemuda.
Faktor keluarga tersebut diantaranya sebagai berikut

 Keluarga mempunyai riwayat sebagai pengguna


 Adanya konflik dalam keluarga
 Manajemen keluarga yang buruk
 Sikap orang tua yang kasar, keras, dan tidak konsisten
 Sikap permisif orang tua terhadap perilaku negatif anak

c. Aspek Masyarakat
Faktor-faktor dalam masyarakat yang berpengaruh besar terhadap terjadinya
penyalahgunaan narkoba diantaranya sebagai berikut.
 Ketersediaan narkoba
 Kemiskinan
 Transisi demografi dan mobilitas penduduk
 Hubungan sosial yang renggang
 Pengaruh teman atau kelompok pergaulan

5. Dampak penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba
memang tidak secara otomastis
menimbulkan ketergantungan bagi
penggunanya. Akan tetapi,
meskipun sekedar coba-coba,
bukan berarti tidak menimbulkan
ketagihan dan ketergantungan
sama sekali. Meskipun tidak semua
pengguna mencadi pecandu, akan
tetapi beberapa fakta berikut ini perlu untuk diperhatikan:

 Semua jenis narkoba membawa resiko dan bahaya, jika tidak ada batasan aman
bagi penggunga.
 Tak seorang pun pengguna yang tahu kandungan dan zat yang dia pakai.
 Tidak ada jaminan tentang kemurnian dan kekuatan bahan. Pemakai juga tidak
ada yang tahu zat apa yang telah dicampurkan di dalamnya.
 Tidak ada pengguna yang yakin efek yang akan terjadi, saat ia menggunakan
obat/zat itu.
 Menggunakan macam-macam obat/zat secara bersamaan (playdrug use/mixing
drug/coctail) sangat berbahaya.
 Pengguna hard-drug, seperti sabu-sabu, juga ekstasi dan sekelasnya, pada
umumnya dimulai dari soft-drug seperti rokok, alkohol, dan ganja.

Apabila narkoba digunakan


secara berkala dan terus menerus di
luar tujuan medis dan penelitian,
serta tanpa pengawasan dari dokter,
maka akan membahayakan bagi
pengguna maupun bagi sekitarnya.
Meskipun setiap jenis narkoba
memiliki efek yang berbeda-beda,
namun terdapat kesamaan karakteristik bahaya secara umum pada setiap
penyalahgunaan narkoba. Menurut Roizen, bahaya penyalahgunaan narkoba dapat
dikelompokkan menjadi empat golongan (Model 4L), yaitu:

a. Liver
Liver yang dimaksud disini bukanlah liver (hati) dalam pengertian organ dalam
tubuh. Liver dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan seseorang, baik fisik maupun psikologis. Bahaya yang ditimbulkan
akibat penyalahgunaan narkoba terbegai menjadi dua, yaitu bahaya langsung
dan bahaya tidak langsung.

1) Bahaya langsung
Bahaya langsung adalah bahaya yang
secara tidak langsung diakibatkan oleh
efek zat yang digunakan, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.

(a) Jangka Pendek


Bahaya jangka pendek yang
ditimbulkan akibat penggunaan
narkoba antara lain gejala overdosis, terjadinya kematian, dan tindakan
sembarangan akibat pengaruh obat. Intoksitasi merupakan gejala, dimana
seseorang telah merasakan efek penggunaan narkoba. Pada umumnya
disebut dengan mabuk, fly, atau on. Dalam kondisi ini, kesadaran pikiran
turun, bahkan hilang. Kontrol diri juga hilang, sehingga bisa menimbulkan
tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

(b) Jangka Panjang


Penggunaan narkoba dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
penggunanya menjadi cemas, letih dan lelah yang berkepanjangan,
kehilangan motivasi, hilang ingatan, paranoid, dan merusak organ-organ
tubuh lainnya. Gangguan yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan
narkoba antara lain:
 Gangguan pada sistem syaraf, misalnya terjadi kejang-kejang, gangguan
kesadaran dan kerusakan saraf.
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, misalnya infeksi akut
jantung dan gangguan peredaran darah.
 Gangguan pada kulit, misalnya alergi, abses, dan bernanah.
 Gangguan pada paru-paru, misalnya penekanan fungsi pernapasan dan
pengerasan jaringan paru-paru.
 Gangguan pada hemopeotik gastrointestinal, misalnya penurunan
fungsi sistem reproduksi, gagal ginjal, dan gangguan pada otot serta
tulang.

2) Bahaya Tidak langsung


Bahaya tidak langsung adalah bahaya yang ditimbulkan aibat penggunaan alat
yang tidak steril atau penggunaan alat secara bersama-sama, seperti jarum
suntik, spuit, sendok, dan lain lain. Bahaya tidak langsung ini misalnya
terjadinya abses pada pembuluh darah, infeksi, tetanus dan infeksi Blood
Borne Viruses (BBV) seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.

b. Lover
Lover yaitu rusaknya hubungan dengan orang-
orang yang dicintai. Para pecandu biasanya
selalu dalam pengaruh narkoba atau selalu
mengutamakan narkoba, sehingga membuat
dirinya lupa akan kewajiban dan tidak lagi
memerdulikan orang lain. Pada akhirnya, hal ini
membuat dirinya ditinggalkan oleh orang-
orang yang semula mencintai dan dicintainya.
B. Di Bawah Incaran Narkoba

Terjadinya penyalahgunaan narkoba biasanya karena pengguna ingin merasakan


efek dari zat yang digunakan tersebut. Berdasarkan efek yang ditimbulkan, narkoba
dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu.

1. Depresan (depressant)

Depresan adalah zat atau jenis obat


yang berfungsi untuk mengurangi
aktifitas fungsional tubuh. Depresan
bekerja dengan cara menekan fungsi
sistem saraf pusat, tetapi tidak harus
membuat seseorang merasa depresi.
Depresan mengakibatkan turunnya
tingkat koordinasi, konsentrasi dan
keseimbangan. Efek penggunaan zat ini antara lain dapat menurunkan denyut nadi dan
fungsi pernapasan, menimbulkan rasa rileks, tenang, mengantuk bahkan tertidur atau
tidak sadarkan diri. Dalam dunia medis, depresan biasanya digunakan untuk
mengurangi kecemasan, stres, dan perasaan yang tertahan (inhibition). Zat yang
termasuk golongan depresan antara lain alkohol, ganja, opiates (heroin, morfin, codein),
opium atau putau, methadone, obat penenang/obat tidur, dan bahan pelarut (solvent).

2. Stimulan (Stimulant)

Stimulan adalah zat atau obat yang dapat


merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
gairah kerja serta kesadaran. Stimulan
merupakan kebalikan dari depresan, yaitu
bekerja dengan meningkatkan fungsi saraf
pusat dan mempercepat produksi impuls
saraf. Penggunaan stimulan menyebabkan
peningkatan detak jantung, tekanan darah,
dan suhu tubuh, meningkatkan kewaspadaan dan gairah/semangat, serta meningkatkan
kepercayaan diri. Penggunaan stimulan dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek
samping berupa rasa cemas, panik, sakit kepala, pandangan kabur, kram perut, agresif,
dan paranoia. Zat/obat yang termasuk dalam kelompok stimulan antara lain nikotin,
kafein,amphetamine atau sabu-sabu, dan kokain.

3. Halusinogen (Hallusinogent)

Halusinogen adalah zat atau obat yang menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
mengubah perasaan dan pikiran. Halusinogen bekerja dengan cara mengaburkan
presepsi pengguna terhadap realita yang ada, baik penglihatan, pendengaran, maupun
orientasi terhadap waktu/tempat. Efek halusinogen biasanya susah untuk diprediksi.
Efek psikologisnya sangat bergantung pada mood dan konteks pada saat
menggunakannya. Halusinogen dapat memengaruhi perasaan emosi, euphoria, dan rasa
bagahia. Efek negatif yang sering timbul akibat pemakaian halusinogen adalah perasaan
panik, paranoia, dan kehilangan hubungan dengan reaita.

Berdasarkan proses pembuatannya, narkoba dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu:


(1) alami, yaitu jenis atau zat yang diambil langsung dari alam tanpa adanya proses
fermentasi atau produksi misalnya ganja, mescaline, psilocybin, kafein, dan opium; (2)
semi sintetis, yaitu jenis zat/obat yang diproses sedemikian rupa melalui proses
fermentasi, misalnya morfin, heroin, kodein, crack; (3) sintetis, yaitu jenis zat yang
dikembangkan untuk keperluan medis, yang juga untuk menghilangkan rasa sakit,
misalnya petidin, metadon, dipipanon, desktropropokasifen.

Sesuai dengan kepanjangannya, narkoba merupakan zat berbahaya dari golongan


narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Berdasarkan zatnya, narkoba
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu sebagai berikut.

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi
penggunanya. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat, dan halusinasi atau khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi
pemakainya. Sifat-sifat yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis tersebut
dimanfaatkan untuk pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit, dll.

Sebenarnya terdapat banyak jenis narkotika. Namun, narkotika yang beredar secara
ilegal dan sering disalahgunakan adalah sebagai berikut.

a. Heroin

Istilah samaran atau nama jalanan untuk


heroin yaitu putauw, PTW, white, putih,
bedak, etep, smack, skag, dope, H, junk, slow,
gear, harry, horse, hammer, thunder, hell
dust, nose, dan drops.

Heroin merupakan obat terlarang yang


sangat keras dengan sifat adiktif yang tinggi.
Heroin umumnya dikemas dalam bentuk butiran (pil) atau tepung berwarna putih
atau cairan dengan rasa pahit dan tidak berbau. Heroin termasuk golongan opiate
(narcotic analgesic). Golongan opiate lainnya antara lain opium, morfin, codein,
pethidine, dan methadone. Zat/obat ini termasuk dalam kelompok depresent drug
yang efek kerjanya menurunkan aktivitas sistem saraf pusat, termasuk transfer pesan
ke/dari otak dan tubuh, meliputi respon, fisik, mental, dan emosional.
Heroin berasal dari berasal dari getah opium yang membeku secara alami dari
tanaman Papaver somniferum yang diolah dengan proses tertentu. Nama opium
diambil dari Opium poppy, yaitu tanaman yang banyak tumbuh di beberapa tempat
di dunia, terutama di Asia dan Timur Tengah. Selama beberapa abad opium telah
digunakan untuk tujuan medis. Heroin dibuat dari morphine atau codein melalui
proses kimia. Heroin memiliki efek menghilangkan rasa sakit yang jauh lebih besar,
daripada bahan dasarnya. Heroin bersifat sagat adiktif. Jika seorang pengguna
berhenti mengonsumsi heroin, maka ia akan mengalami gejala putus obat berupa
rasa sakit yang berkesinambungan dan sangat menyuksa (sakau).

EFEK, GEJALA OVERDOSIS, DAN PUTUS OBAT PADA


PENYALAHGUNAAN HEROIN

Efek jangka pendek: Efek jangka panjang:

 Pernapasan, tekanan darah, denyut  Pembuluh darah yang terluka atau


nadi melemah, pupil mata mengecil, rusak
pandangan mata kabur, dan mulut  Infeksi yang disebabkan oleh bakteri
kering. pada pembuluh darah dan katup
 Kekaburan fungsi mental. jantung
 Kesadaran terhadap rasa sakit,  Pembengkakan dan infeksi-infeksi
tertekan, lain pada jaringan-jaringan yang
menghilangkan/menurunkan rasa halus.
sakit/nyeri.  Kerusakan ginjal, hati, paru-paru,
 Mengurangi rasa lapar dan dorongan jantung, dan otak, terutama pada
seksual penggunaan heroin yang tidak
 Menimbulkan rasa lesu, penampilan murni.
dungu, dan jalan mengambang.  Kontipasi (sembelit), menstruasi tidak
 Menimbulkan rasa senang teratur, dan hilangnya dorongan
berlebihan. seksual.
 Pada dosis tinggi, pengguna merasa  Infeksi hepatitis B dan C, HIV, dan
hangat, berat dan ngantuk, virus-virus lain yang tertular melalui
terkadang mual dan muntah. darah bagi pengguna jarum suntik
 Bagi wanita hamil, bisa mengalami bergantian (IDUs).
aborsi secara tiba-tiba.

Gejala overdosis:

Biasanya ditandai dengan penurunan fungsi jantung, bernapas menjadi sangat


lambat , sesak, napas pendek dan tersengal-sengal, kulit lembab, tertawa tidak wajar,
koma, dan bisa mengakibatkan kematian.

Gejala putus obat:

Kesakitan dan kejang-kejang, menggigil, mual, muntah, diare, kram perut, bola mata
mengecil, mengantuk, mata berair, hidung berlendir, berkeringat, kekurangan cairan
tubuh, gelisah dan panik.
b. Kokain
Istilah samaran atau nama jalanan:
C, coke, flake, nose candy, snow, dust,
white lady, toot, crack, rock, free-base,
ball, blow, charlie, dan mojo. Kokain
berasal dari tanaman koka
(Erythroxylon coca) . tepung diekstrasi
dari daun-daun koka yang banyak
tumbuh di kawasan Amerika Selatan,
seperti Peru, Bolivia, dan Kolombia. Di daerah tersebut, daun dari tanaman belukar ini
biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
Setelah diolah, kokain umumnya berbentuk tepung berwarna krem keputih-putihan
dengan rasa pahit. Bentuk lain dari kokain adalah kristal atau tablet.

EFEK, GEJALA OVERDOSIS, DAN PUTUS OBAT PADA


PENYALAHGUNAAN KOKAIN

Efek jangka pendek: Efek jangka panjang:

 Kokain menyebabkan high yang  Terjadi peningkatan toleransi


sangat kuat tetapi singkat. Setelah itu terhadap kokain, sehingga jumlah
langsung diikuti dengan dosis pemakaian harus terus
kebalikannya, depresi berat, resah, ditambah untuk mencapai kondisi
cemas, panik, konsentrasi menurun, high yang sama.
dan ketagihan lebih banyak narkoba.  Perasaan jengkel, gangguan suasana
 Meningkatkan keterjagaan, gembira, hati, keresahan, dan kecurigaan.
mengurangi rasa lapar, tenaga  Gelisah, semangat yang berlebihan
bertambah, dan sukar tidur. (hyper-excitability), insomnia, berat
 Pupil mata membesar, denyut nadi badan menurun, kelelahan,
dan tekanan darah meningkat, serta halusinasi, dan depresi.
gairah seks meningkat.
 Perilaku menjadi tidak terkendali,
selalu menaruh curiga, marah,
bermusuhan, dan cemas meskipun
sedang tidak high.

Gejala overdosis:

Gelisah, suhu badan meningkat, berkhayal, tertawa tidak wajar, gagal ginjal,
pendarahan otak, serangan jantung, stroke, koma, dan bisa mengakibatkan kematian.

Gejala putus obat:

 Lesu, letih, lelah, depresi, tak dapat mengendalikan diri, craving berat (crash phase).
 Depresi, kurang energi, cemas, cepat marah, dan craving meningkat (withdrawal
phase).
c. Cannabis
Istilah samaran atau nama jalanan: ganja, gele, cimeng, hash, kangkung, oyen ikat,
bang, labang, rumput, grass, pot, stick, baudha, dope, herb, ganja, pocong,
budhastick, dan hashish. Cannabis atau lebih populer dengan sebutan ganja berasal
dari tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman ini mengandung
kanabinoid psikoaktif. Bahan kimia aktif dalam ganja adalah THC (delta-9 tetrahydro
cannabial) yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
Remaja yang sering mengonsumsi ganja kemungkinan besar untuk bertindak kasar
dan melakukan perusakan empat kali lebih besar. Ada tiga jenis Cannabis yaitu:
 Marijuana (ganja)
 Hasish (Hash)
 Hasish oil (terkadang disebut juga dengan Cannabis oil)

EFEK, GEJALA OVERDOSIS, DAN PUTUS OBAT PADA


PENYALAHGUNAAN CANNABIS

Efek jangka pendek: Efek jangka panjang:

 Menurunkan keterampilan  Penggunaan untuk jangka waktu yang


motorik. panjang dapat menimbulkan gejala-
 Kehilangan koordinasi dan gejala gangguan jiwa atau psikosis
kekacauan pada kesadaran (halusinasi, delusi, schizophrenia).
waktu, penglihatan, dan  Lemah mental/kurang motivasi.
pendengaran.  Fungsi otak menurun, menstruasi tidak
 Depresi, halusinasi, rasa teratur.
ketakutan, agresi, rasa senang  Gangguan pada saluran pernapasan,
yang berlebihan, rasa malu seperti bronchitis kronis.
berkurang, rasa santai, tertawa  Memperparah gejala-gejala bronchitis.
spontan, dan akrab.  Merusak paru-paru dan jantung,
 Sulit tidur, mata memerah, nafsu menyebabkan batuk-batuk dan kesulitan
makan bertambah, dan otot-otot bernafas.
rileks.  Menurunkan kemampuan tubuh untuk
 Meningkatkan detak jantung dan mengatasi radang dan penyakit paru-
menurunkan tekanan darah. paru.
 Kerusakan pada kemampuan  Kadar tar yang sangat tingi pada daun
mmecahkan masalah. ganja berakibat pada kanker paru-paru.

Gejala overdosis:

Panik, mengamuk, demam, pupil mata membesar, paranoia, koma, dan bisa
mengakibatkan kematian.

Gejala putus obat:

Gangguan tidur, mudah marah, gelisah, hilang nafsu makan, berat badan menurun,
cemas, berkeringat, gangguan perut, menggigil, suhu tubuh naik, dan tremor.
2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah maupun sintetis yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah
bahan lain yang tidak mengandung narkotika , merupakan zat buatan atau hasil
rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Psikotropika dikelompokkan
menjadi 4 kelompok, yaitu Psikotropika golongan I, Psikotropika golongan II,
Psikotropika golongan III, Psikotropika golongan IV.

Sebenarnya terdapat banyak jenis psikotropika, namun yang beredar secara ilegal
dan sering disalahgunakan adalah sebagai berikut.

a. Amphetamine

Amphetamine tergolong dalam kelompok psychostimulant yang memiliki efek


merangsang daya kerja sistem saraf pusat. Sebagian amphetamine diproduksi di
laboratorium gelap dan dijual secara ilegal. Amphetamine biasanya dikemas dalam
bentuk pil, kapsul, serbuk, kristal, atau cairan. Cara penggunaannya bisa secara oral,
dihisap, atau disuntikkan.

1) Ekstasi (Ecstasy)
Ekstasi adalah narkoba psikotropika sintetis dalam bentuk tablet atau pil dibuat
secara ilegal di laboratorium. Tablet ini diberi warna-warna dan terkadang ditandai
dengan gambar-gambar kartun. Untuk meningkatkan efek, pembuatnya biasanya
menambahkan zat tertentu, seperti kafein, bahkan kokain.

EFEK PADA PENYALAHGUNAAN EKSTASI


JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

 Lemah dalam kemampuan menilai dan  Penggunaan dalam jangka


berpikir. waktu yang lama
 Perasaan-perasaan yang semu, rasa mengakibatkan kerusakan
percaya diri meningkat, rasa malu hilang, otak secara permanen,
dan rasa senang yang berlebihan. sehingga mempengaruhi
 Penglihatan kabur, timbul halusinasi, kemampuan seseorang untuk
kebingungan, depresi, dan insomnia. menilai dan berpikir.
 Meningkatkan/memacu fungsi organ  Dapat mengakibatkan gagal
tubuh, seperti detak jantung, pernapasan jantung dan ginjal.
dan tekanan darah.
 Mulut kering, keluar keringat banyak, dan
pupil mata membesar.
 Hiperaktif, ketegangan otot, pengatupan
gigi yang tidak terkendali, rahang
berdetak, dan gigi gemerutuk.
 Keletihan, kedinginan, dan
pembengkakan.
 Kematian terjadi karena tidak
seimbangnya cairan tubuh, baik karena
dehidrasi ataupun terlalu banyak cairan.
2). Sabu-sabu (Methamphetamine)
Sabu-sabu merupakan jenis narkoba yang paling sulit diberantas dari peredaran
narkoba ilegal. Efeknya yang kuat, lebih mudah diproduksi, dan harga yang relatif
murah, membuat sabu-sabu menjadi pilihan para penyalahguna narkoba.

EFEK PADA PENYALAHGUNA SABU-SABU

JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

 Hiperaktif, euforia, energik, dan  Kenaikan rata-rata denyut jantung


percaya diri berlebihan. dan tekanan darah, sehingga
 Gangguan jiwa berat, paranoid, dan berakibat rusaknya pembuluh darah
depresi. di otak yang dapat menyebabkan
 Mengurangi rasa lapar, dan stroke.
menurunkan berat badan.  Detak jantung yang tidak teratur,
 Insomnia, kebingungan, halusinasi, yang berakibat kerusakan
kecemasan, dan kecurigaan. pembuluh darah jantung.
 Peningkatan dosis yang lebih tinggi  Dapat menuebabkan kerusakan
untuk memperoleh “rush” yang hati, ginjal, paru-paru
lebih besar diikuti oleh peningkatan  Kerusakan otak
tindakan agitasi dan agresi.  Mereka yang pulih biasanya
 Menyebabkan mual dan kejang menderita daya ingat yang terputus
yang mengarah pada kematian. putus dan suasana hati yang sangat
labil.

3. Zat Adiktif Lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat/bahan lain bukan


narkotika dan psikotropika yang memengaruhi
kerja otak dan menimbulkan ketergantungan pada
pemakainya. Jenis bahan adiktif lain yang sering
disalahgunakan adalah Inhalansia, yaitu bahan-
bahan kimia yang mudah menguap dan jika uap
tersebut dihirup, dapat menyebabkan
penggunakanya mengalami mabuk.
Penyalahgunaan inhalansia ini berpotensi besar mengakibatkan kematian mendadak
apabila pengguna mengalami gagal jantung akibat overdosis. Hal ini dikarenakan tubuh
kekurangan oksigen dan memaksa jantung untuk berdetak lebih cepat secara tidak
teratur. Kematian juga bisa terjadi, karena pengguna merasakan lemas saat menghirup
inhalansia dari dalam kantong plastik. Selain itu, juga karena sesak napas seperti
tercekik, karena gas yang dihirup menggantikan tempat yang seharusnya untuk oksigen
di paru-paru dan susunan saraf pusat. Kematian juga bisa terjadi, karena kecerobohan
pengguna dengan melakukan sesuatu yang berbahaya, saat berada dibawah pengaruh
zat, seperti kecelakaan lalu lintas, masuk sungai, dan sebagainya.
C. Lihat, Lawan, dan Laporkan
Gerakan Pramuka harus dapat mencegah dan menyelamatkan generasi muda dari
kehidupan tidak sehat yang menghancurkan masa depan, sepeerti narkoba. Oleh karena
itu, segenap anggota Pramuka harus dapat memberikan contoh di tengah masyarakat,
dengan tidak terjebak dalam berbagai perbuatan negatif. Upaya pencegahan terhadap
penyebaran narkoba di kalangan remaja dan pemuda sudah seyogianya menjadi
tanggung jawab bersama. Dalam hal ini, semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus urun berperan aktif dan mewaspadai ancaman narkoba terhadap
anak-anak kita. Himbauan untuk anggota gerakan pramuka:

 Menjaga lingkungan tempat tingga agar bersih dan bebas dari penyalahgunaan
narkoba.
 Melakukan pengawasan pada tempat-tempat yang dianggap rawan di lingkungan
sekitar.
 Melakukan kampanye aktif tentang bahaya narkoba dan menciptakan kondisi
antinarkoba.
 Menginformasikan kepada instansi terkait bila ada pengguna/pelaku penyalahgunan
narkoba.
 Segera melakukan pertolongan terhadap pengguna/penyalahguna narkoba.
 Berperan aktif dalam melakukan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, bersama-
sama dengan masyarakat di lingkungan setempat.

Anda mungkin juga menyukai