Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa
: Riko Candra
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044216114

Tanggal Lahir : 26 Juli 2003

Kode/Nama Mata Kuliah : BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Kode/Nama Program Studi : 54/MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 15/PANGKALPINANG

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 25 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Riko Candra


NIM : 044216114
Kode/Nama Mata Kuliah : BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : 54/MANAJEMEN
UPBJJ-UT : 15/PANGKALPINANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Sabtu, 25 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

RIKO CANDRA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Akad dan Produk Bank Syariah di setiap negara berbeda-beda, akad Bank Syariah di Indonesia dalam Undang-
undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah, kegiatan usaha bank Umum Syariah, yaitu:
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi 'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna', atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad gardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan
akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas
dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain seperti akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank
Indonesia.
k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga
atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.
l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan prinsip
syariah.
m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.
n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan
prinsip syariah.
o. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.
p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah: dan
q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Akad-akad Dalam Transaksi Perbankan Syariah, yaitu:


a. Wadiah. Akad penitipan batang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dan pihak
yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang
atau uang.

b. Mudharabah. Akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank syariah)
yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua ('amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku
pengelola dana dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh Bank
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.

c. Musyarakah. Akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu yang masing-masing
pihak memberikan porsi dana masing-masing.

d. Murabahah. Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

e. Salam. Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan
terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.

f. Istisna'. Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu yang disepakati
antara pemesan atau pembeli (mustashni') dan penjual atau pembuat (shani').

g. Ijarah. Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau
jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikian barang itu sendiri.

h. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik. Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat
dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.

i. Qardh. Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan
dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.

2. Jika terjadi kebangkrutan bank, cara Bank Indonesia dan BPK dalam pengawasan bank tersebut, Sesuai
dengan program rekapitalisasi perbankan, maka pada akhir tahun 2001 perbankan diwajibkan untuk
memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan atau lebih besar dari 8% (delapan
perseratus).
a. Strategi Pengawasan oleh Bank Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas pengawasan, Bank Indonesia
menetapkan beberapa jenis pengawasan yang didasarkan atas analisis terhadap kondisi suatu bank
tertentu yaitu:
- Pengawasan Normal (Rutin)
- Pengawasan Intensif (Intensive Supervision)
- Pengawasan Khusus (Special Surveillance)
Dalam prakteknya, Bank Indonesia juga tetap mengawasi Bank Dalam Penyehatan (BDP), dan memantau
penyelesaian kewajiban dari Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU), serta Bank Dalam Likuidasi (BDL) yang
ditetapkan oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku:
- Pendekatan Pengawasan oleh Bank Indonesia. Dalam menjalankan strategi pengawasan tersebut di
atas, pendekatan pengawasan yang dilakukan terbagi atas dua jenis kegiatan yaitu pengawasan tidak
langsung (off site supervision) dan pengawasan langsung (on site examination). Secara ringkas,
pengawasan tidak langsung merupakan tindakan pengawasan dan analisis yang dilakukan
berdasarkan laporan berkala (regulatory reports) yang disampaikan oleh Bank, informasi dalam
bentuk komunikasi lain serta informasi dari pihak lain. Sementara itu, pengawasan langsung dilakukan
dengan cara melakukan pemeriksaan pada Bank untuk meneliti dan mengevaluasi tingkat kepatuhan
Bank terhadap ketentuan yang berlaku. Termasuk dalam kedua jenis pendekatan pengawasan
tersebut di atas analisis kondisi Bank, saat ini dan diwaktu yang akan datang (forward looking).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

- Pengawasan Normal. Pengawasan ini dilakukan terhadap Bank yang memenuhi kriteria tidak memiliki
potensi atau tidak membahayakan kelangsungan usahanya. Umumnya, frekuensi pengawasan dan
pemantauan kondisi Bank dilakukan secara normal sedangkan pemeriksaan terhadap jenis Bank ini
dilakukan secara berkala atau sekurang-kurangnya setahun sekali.
- Pengawasan Intensif. Pengawasan intensif ini dilakukan Bank yang memenuhi yang memiliki potensi
kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya. Langkah-langkah yang dilakukan Bank
Indonesia pada Bank dengan status Pengawasan Intensif, antara lain:
 Meminta Bank untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada Bank Indonesia.
 Melakukan peningkatan frekuensi pengkinian dan penilaian rencana kerja dengan penyesuaian
terhadap sasaran yang akan dicapai.
 Meminta Bank untuk menyusun rencana tindakan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
 Menempatkan pengawas dan atau pemeriksa Bank Indonesia pada Bank, apabila diperlukan.

Bagi Bank dalam Pengawasan Intensif yang tidak menghasilkan perbaikan kondisi keuangan dan
manajerial dan berdasarkan analisis Bank Indonesia diketahui bahwa Bank tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai Bank yang memiliki kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan
usahanya, maka Bank tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Bank dengan status Pengawasan
Khusus. Disamping itu, apabila diperlukan, intensitas pemeriksaan langsung pada Bank pada
umumnya meningkat terutama dalam rangka memantau perkembangan kinerja berdasarkan
komitmen dan rencana perbaikan yang disampaikan manajemen Bank kepada Bank Indonesia.
- Pengawasan Khusus. Pengawasan terhadap bank yang dinilai mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya. Terhadap Bank dengan status Pengawasan Khusus ini maka
beberapa tindakan Bank Indonesia yang diambil, antara lain:
 Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk mengajukan rencana perbaikan
permodalan (capital restoration plan) secara tertulis kepada Bank Indonesia.
 Memerintahkan Bank untuk memenuhi kewajiban melaksanakan tindakan perbaikan (mandatory
supervisory actions).
 Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk melakukan tindakan antara lain:
o mengganti dewan komisaris dan atau direksi Bank
o menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tergolong
macet dan memperhitungkan kerugian Bank dengan modal Bank
o melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
o menjual Bank kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban Bank
o menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan Bank kepada pihak lain
o menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban Bank kepada bank atau pihak lain;
dan atau
o membekukan kegiatan usaha tertentu Bank.

Adapun larangan dan pembatasan bagi Bank dalam Pengawasan Khusus, antara lain:
 Bank dilarang melakukan pembayaran distribusi modal (pembagian deviden atau pemberian
bonus)
 Bank dilarang melakukan transaksi dengan pihak terkait atau pihak lain yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia
 Bank dikenakan pembatasan pertumbuhan aset
 Bank dilarang melakukan pembayaran terhadap pinjaman subordinasi
 Bank dikenakan pembatasan kompensasi kepada pihak terkait

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Selain tindakan perbaikan Bank yang diwajibkan tersebut, Bank Indonesia juga Bank yang telah ditetapkan
dengan status Bank dalam Pengawasan Khusus pada homepage Bank Indonesia. Sebaliknya, dalam
rangka keseimbangan informasi kepada publik, maka apabila kondisi Bank membaik dan tidak
terkategori sebagai Bank dalam Pengawasan Khusus, maka Bank Indonesia juga akan
mengumumkannya. Jangka waktu Bank dengan status Pengawasan Khusus adalah paling lama tiga
bulan bagi Bank yang tidak terdaftar pada Pasar Modal atau enam bulan bagi Bank yang terdaftar
pada Pasar Modal (listed Banks). Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dan perpanjangan dapat
diberikan maksimal satu kali dan paling lama tiga bulan. Pertimbangan perpanjangan tersebut
terutama yang berkaitan dengan proses hukum yang diperlukan antara lain perubahan anggaran
dasar, pengalihan hak kepemilikan, proses perizinan, dan proses kaji tuntas oleh investor baru (due
diligence). Bank merupakan lembaga yang cukup vital dalam proses intermediasi. Di beberapa negara,
khususnya negara sedang berkembang, proses intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana lebih banyak menggunakan bank daripada lembaga keuangan lain.
Hal ini dikarenakan di negara sedang berkembang, lembaga keuangan non bank pada umumnya
belum berkembang baik. Selain itu, bank juga merupakan infrastruktur kebijakan moneter dan bank
juga berperan penting dalam proses pembayaran transaksi antar anggota masyarakat. Oleh karena
itu, bank sentral perlu mengatur dan mengawasi perbankan. Dalam praktiknya, peran bank sentral
dari tiap-tiap negara adalah bervariasi. Di beberapa negara peran dalam mengawasi perbankan sering
dilakukan oleh lembaga tersendiri di luar bank sentral. Argumen yang dikemukakan untuk alasan ini
adalah bahwa sesama lembaga keuangan, bank maupun non bank akan lebih efisien bila diatur dan
diawasi oleh satu lembaga yang sama. Hal ini karena sering terjadinya peran yang saling
menggantikan antara bank dengan non bank. Di Indonesia, saat ini telah dipersiapkan Undang-
Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi lembaga keuangan, baik perbankan,
pasar keuangan, maupun lembaga keuangan lainnya.

3. Prinsip operasional dan kerangka strategis Bank Pembangunan Islam atau yang biasa dikenal dengan IDB.
Tujuan utama IDB adalah untuk membantu perkembangan pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial
negara-negara Islam dan atau negaranegara anggota baik secara individu maupun kolektif yang secara
bersama-sama berekonomi menurut syariah. Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan
Islami, merupakan lembaga keuangan multilateral yang didirikan pada tahun 1975 (1392 H) oleh Organisasi
Konferensi Islam (OKI) untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi negara anggota dan
masyarakat muslim dinegara bukan anggota berlandaskan prinsip-prinsip Islami/ Syariah. Visi IDB adalah
menjadi leader dalam membantu perkembangan pembangunan sosial ekonomi negara anggota dan
masyarakat muslim yang tinggal bukan dinegara anggota sesuai dengan prinsip Islami/ Syari'ah. Adapun
misinya adalah mendukung pembangunan manusia secara komprehensif dengan fokus pada pengurangan
kemiskinan, peningkatan kesehatan, serta peningkatan pengelolaan dan kesejahteraan rakyat. Fungsi utama
IDB adalah memberikan pembiayaan berdasarkan prinsipprinsip Islami untuk pembangunan ekonomi dan
sosial, terutama untuk proyek-proyek yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Prinsip
operasional IDB antara lain:
a. IDB menjadi khalifah (pelopor) pembangunan berdasarkan landasan islam.
b. IDB proaktif.
c. IDB selalu menjaga hubungan dan berusaha meningkatkan Kerjasama.
d. IDB menjadikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai target sebelum menyusunnya menjadi
program.
e. IDB berkonsultasi dengan intens kepada setiap stakeholders dalam setiap program yang diajukan.

Namun demikian pasca runtuhnya kapitalisme dengan indikasi runtuhnya perekonomian Amerika sudah
seharusnya negara-negara anggota IDB optimis untuk maju dan berkembang karena pada akhirnya sistem
ekonomi Islam lah yang akan menjawab tantangan zaman. IDB merupakan lembaga keuangan Islam yang
tidak dapat dipandang sebelah mata oleh organisasi lembaga keuangan internasional lainnya, terbukti IDB
mampu membuktikan eksistensinya dengan terpilih sebagai lembaga dengan rating tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai