Anda di halaman 1dari 12

a i k u m Wr.

Wb
Assalamu’al
INSTITUSIONALISASI NILAI-NILAI
EKONOMI ISLAM DALAM LEMBAGA
KEUANGAN BANK DAN NON BANK (1)

Dosen Pengampu :
Lailatul Qodariyah, S.HI, M.EI
Disusun oleh Kelompok 8 :

Fitria Wahyuningsih (210721100058)


Hafizan Adi Putra (210721100008)
Nur Hasanah (210721100021)
Sub Bab
1. BANK SYARIAH
2. AKAD-AKAD BANK
SYARIAH
3. PERBEDAAN BANK
SYARIAH DENGAN
BANK KOVENSIONAL
PENGERTIAN BANK SYARIAH
Menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan
(maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung
gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram.

Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada


hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga
maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan bank
syariah yang diterima maupun yang dibayarkan pada nasabah
tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak
nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di
perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad
AKAD-AKAD BANK SYARIAH
1. MURABAHAH

Akad yang dimana harga dan keuntungan telah disepakati


oleh penjual dan pembeli

2. SALAM

Jual beli dengan cara pemesanan, di mana pembeli


memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang
telah disebutkan spesifikasinya, dan barang dikirim
kemudian, Salam biasanya dipergunakan untuk produk-
produk pertanian jangka pendek.
3. ISTISHNA’
Jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang berdasarkan persyaratan
serta kriteria tertentu, sedangkan pola pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan
kesepakatan (dapat dilakukan di depan atau pada saat pengiriman barang).

4. MUDHARABAH
MUQAYADAH
Akad yang dilakukan antara pemilik modal untuk usaha yang ditentukan oleh pemilik
modal (shahibul mal) dengan pengelola (mudharib), dimana nisbah bagi hasil dan
disepakati di awal untuk dibagi bersama namun kerugian di tanggung oleh pemilik modal.

5. MUSYARAKAH

Akad antara dua pemilik modal atau lebih untuk menyatukan modalnya pada usaha
tertentu, sedangkan pelaksananya bisa ditunjuk salah satu dari mereka. Akad ini
diterapkan pada usaha/proyek yang sebagiannya dibiayai oleh lembaga keuangan
sedangkan selebihnya dibiayai oleh nasabah.
6. MUSYARAKAH
MUTANAQISAH

Akad antara dua pihak atau lebih yang berserikat atau berkongsi terhadap suatu
barang dimana salah satu pihak kemudian membeli bagian pihak lainnya secara
bertahap. Diterpkan pada pembiayaan proyek yang dibiayai oleh lembaga keuangan
dengan nasabah atau lembaga keuangan lainnya dimana bagian lembaga keuangan
secara bertahap dibeli oleh pihak lainnya dengan cara mencicil.

7. WADI’AH

Akad yang terjadi antara dua pihak, dimana pihak pertama menitipkan suatu barang
kepada pihak kedua. Lembaga keuangan menerapkan akad ini pada rekening giro.

8. WAKALAH

Akad perwakilan antara satu pihak kepada yang lain . Wakalah biasanya diterapkan
untuk pembuatan Letter of Credit, atas pembelian barang di luar negeri (L/C Import)
atau penerusan permintaan.
9. IJARAH

Akad sewa menyewa barang antara kedua belah pihak, untuk memperoleh
manfaat atas barang yang disewa.

10. KAFALAH

Akad jaminan satu pihak kepada pihak lain. Dalam lembaga keuangan biasanya
digunakan untuk membuat garansi atas suatu proyek (performance bond),
partisipasi dalam tender (tender bond) atau pembayaran lebih dulu (advance
payment bond).

11. HAWALAH

Akad pemindahan utang/piutang suatu pihak kepada pihak yang lain. Dalam lembaga
keuangan hawalah diterapkan pada fasilitas tambahan kepada nasabah pembiayaan
yang ingin menjual produknya kepada pembeli dengan jaminan pembayaran dan
pembeli tersebut dalam bentuk giro mundur.
12. RAHN

Akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada pihak yang lain, dengan uang
sebagai gantinya. Akad ini digunakan sebagai akad tambahan pada pembiayaan
yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan. Lembaga keuangan tidak menarik
manfaat apapun kecuali biaya pemeliharaan atau keamanan barang tersebut.

13. QARD

Pembiayaan kepada nasabah untuk dana talangan segera dalam jangka waktu yang
relatif pendek, dan dana tersebut akan dikembalikan secepatnya sejumlah uang yang
digunakannya. Dalam transaksi ini, nasabah hanya mengembalikan pokok.
PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN
BANK KONVENSIONAL
BANK SYARIAH BANK
KONVENSIONAL
1. Melakukan investasi- 1. Investasi yang halal dan
investasi yang halal saja. haram.
2. Berdasarkan prinsip bagi 2. Memakai metode bunga.
hasil. 3. Profit oriented.
3. Profit dan falah oriented. 4. Hubungan dengan nasabah
4. Hubungan dengan nasabah dalambentuk hubungan
dalam bentuk kemitraan. kreditur-debitur.
5. Ada pengawasan syariah 5. Tidak ada pengawasan
oleh Dewan Pengawas syariah.
Syariah (DPS).
Thank you!!!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai